Dinamika Kehidupan Beragama di Indonesia

A. Judul :
PENCEGAHAN DINI KONFLIK HORIZONAL: ANTARA ORMAS ISLAM, TOKOH ADAT
DAN PEMERINTAH DAERAH SERTA MASYARAKAT DALAM MENYIKAPI
KEBERADAAN SILOAM DI KOTA PADANG

B. Latar belakang
Penelitian ini berangkat dari realitas empiris ditengah-tengah masyarakat tentang akan
di realisaikannya pembanguna sebuah mall dan rumah sakit serta lembaga pendidikan di
bawah naungan kartel ekonomi besar di tanah air yang bernama Siloam. Keberadaan Siloam
sebagai unit usaha produktif di tanah air tidak lagi diragukan, mengingat perusahaan ini telah
didirikan dibeberapa propinsi di Indonesia, sebut saja; Bali, Surabaya dan Jakarta. Pendirian
di beberapa daerah lain tidak mendapatkan resistensi yang kuat dari masyarakat. Alasan
paling logis disampaikan oleh masyarakat adalah perlunya upaya menyelamatkan aqidah
masyarakat Sumatera Barat dari proses pemurtadan yang berpotensi dilakukan oleh Siloam,
melalui lembaga pendidikan Kristen yang mereka jalankan. Sehingga hal ini merupakan isu
hangat yang perlu dikaji lebih mendalam. Dalam bahasa sederhana penelitian diharapkan
menjadi early warning system (sistem peringatan dini) dalam mencegah konflik di dalam
masyarakat yang pro dan kontra terhadap eksistensi Siloam
Khawatir akan adanya praktek misionarisasi dan Kristenisasi1 dibalik pembangunan
Rumah Sakit Kristen Siloam dan juga investasi Lippo Group lainnya yang terdiri dari Sekolah
Kristen Pelita Harapan, Mal dan Hotel, membuat sejumlah organisasi masyarakat dan gerakan

mahasiswa di Kota Padang Sumatera Barat menyatakan penolakannya. Menurut perwakilan
dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Sumatera Barat M Sabri ada
beberapa hal yang menyebabkan penolakan tersebut terjadi. Pertama, karena Pemko Padang
tidak pernah berkoordinasi dengan DPRD Padang sehubungan dengan rencana investasi
besar-besaran Lippo Group di Padang. Kedua, karena hingga kini studi dan izin Analisis
Dampak Lingkungan (Amdal) super blok milik Lippo Group tersebut belum ada. Ketiga,
karena James T Riadi adalah penerus keluarga Muchtar Riadi yang selain sebagai pengusaha
sukses, juga adalah pendeta international yang berguru pada Pat Robertson yang dikenal luas
sebagai misioanaris international yang sempat mencela orang Islam di tahun 2006. Keempat,
terkait dengan nama Siloam yang diambil dari kitab suci agama Nasrani yang berarti air suci,
1

http://www.jawaban.com/index.php/news/detail/id/90/news/130613183232/limit/0/Empat-Alasan-PenolakanPendirian-RS-Siloam-di-Padang.html Diakses 22 April 2014.

ada juga yang mengartikan Siloam yang diutus oleh Tuhan masyarakat Nasrani. Hal ini,
merupakan simbol-simbol agama Nasrani. Jika diperhatikan logo Lippo Group juga ada ular
yang melingkari tiang dan ada merpati yang siap menerkam. Maksudnya dalam kitab suci
Nasrani, ular adalah kecerdikan dan merpati lambang ketulusan. Pemerintah perlu turun
tangan terhadap masalah-masalah sosial didalam masyarakat yang terdapat kemungkinan
melibatkan unsur keyakinan dan agama. Belajar dari pengalaman, faktor tersebut kini

menyumbang paling banyak kasus dan gesekan yang terjadi didalam masyarakat. Pemerintah
beserta juga masyarakat perlu meredam hal tersebut secara besama-sama
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka, adapun yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Keberadaan Sioloam sebagai salah satu bidang usaha / bisnis telah diterima pada berbagai
propinsi ditanah air. Seperti; Jambi, Palembang, Bali, Surabaya, Jakarta, Makassar dan
Banjarmasin.
2. Pemberian ixin oleh pemerintah daerah ditandai pemencetan sirine oleh Walikota Padang,
Gubernur Sumbar, Tokoh Minang diperantauan beberapa waktu lalu merupakan bukti bahwa
pemerintah telah bersetuju untuk dibangunnya LIPPO group di Sumbar yang juga terkait
pendirian Siloam sebagai anak perusahaan dari LIPPO group.
3. Terjadinya penolakan berbagai pihak, utamanya tokoh Islam terhadap pendirian Siloam
menjadi sebuah fakta menarik, mengingat dalam upacara peresmian juga melibatkan tokoh
agama (Islam) yang turut serta menghadiri acara tersebut. Ini menunjukkan bahwa pemuka
agama juga merestui kehadiran LIPPO group di Sumbar.
C. Signifikansi Penelitian
Lebih jauh penelitian ini bertujuan: (1) Memperoleh gambaran tentang pandangan
Ormas Islam mengenai keberadaan Siloam. (2) Memperoleh gambaran tentang pandangan
tokoh masyarakat adat tentang keberadaan Siloam. (3) Memperoleh gambaran tentang

pandangan pemerintah daerah tentang eksistensi Siloam di Kota Padang. (4) Mengkaji
perbedaan pandangan antara Ormasi Islam, tokoh masyarakat adat dan pemerintah daerah
dalam memahami keberadaan Siloam. Penelitian ini menjadi sangat penting mengingat
potensi konflik yang cukup besar didalam masyarakat, apabila Ormas Islam dan tokoh

masyarakat adat serta pemerintah daerah menggerakkan massa untuk mendukung pandangan
mereka masing-masing mengenai eksistensi Siloam di Kota Padang. Sehingga potensi konflik
horisontal didalam masyarakat merupakan konsekuensi logis dari kemungkinan adanya
perbedaan pandangan dan kepentingan (vested intrest) dari masing-masing pihak. Dalam
bahasa sederhana penelitian diharapkan menjadi early warning system (sistem peringatan
dini) dalam mencegah konflik di dalam masyarakat yang pro dan kontra terhadap eksistensi
Siloam.
D. Landasan Teori
Adapun teori yang menjadi landasan berfikir utama adalah:
1. LIPPO Group (Siloam)
Grup Lippo, memiliki lebih dari 50 anak perusahaan. Karyawannya diperkirakan lebih
dari 50 ribu orang. Aktivitas grup ini, selain di Indonesia, juga merambah di kawasan Asia
Pasifik, terutama di Hong Kong, Guang Zhou, Fujian dan Shanghai. Saat ini Grup Lippo
paling tidak memiliki 5 area bisnis utama. Pertama, jasa keuangan yang meliputi perbankan,
investasi, asuransi, sekuritas, manajemen aset dan reksadana. Jasa keuangan ini adalah core

bisnis Lippo. Dalam bisnis keuangan ini, Lippo cukup konservatif. Sehingga bank ini selamat
dari guncangan krisis moneter, walaupun sempat digoyang isu kalah kliring (1995) dan
persoalan rekapitalisasi (1999). Perusahaan sekuritasnya, Lippo Securities, juga memiliki
reputasi yang cukup baik. Begitu pula di bidang investasi, yakni Lippo Investment
Management, Lippo Finance dan Lippo Financial. Juga jasa asuransi dengan tiga perusahaan
penting yaitu AIG Lippo (Lippo Insurance) dan Asuransi Lippo ( Lippo General Insurance).
Kedua, properti dan urban development. Bisnis yang meliputi pembangunan kota satelit
terpadu, perumahan, kondominium, pusat hiburan dan perbelanjaan, perkantoran dan kawasan
industri. Lippo tidak hanya membangun perumahan, tetapi suatu kota yang lengkap dengan
berbagai infrastruktur. Di tiga kota yang telah dibangun, yaitu Lippo Cikarang, Bekasi di
timur Jakarta, Bukit Sentul, Bogor di selatan Jakarta, dan Lippo Karawaci, Tangerang di barat
Jakarta, para penghuni bisa mengakses TV Cable sekaligus fasilitas internet.
Ketiga, pembangunan infrastruktur seperti pembangkit tenaga listrik, produksi gas,
distribusi, pembangunan jalan raya, pembangunan sarana air bersih, dan prasarana
komunikasi. Hampir semua bisnis ini dikonsentrasikan di luar negeri dan dikontrol oleh
kantor pusat Grup Lippo yang berbasis di Hong Kong, dipimpin puteranya Stephen Riady.

Aktivitas bisnisnya, antara lain, pembangunan jalan tol di Guang Zhou, pembangunan kota
baru Tati City di Provinci Fujian, Gedung Perkantoran Plaza Lippo di Shanghai dan
membangun kawasan perumahan elit dan perkantoran di Hong Kong. Keempat, bidang

industri yang meliputi industri komponen elektronik, komponen otomotif, industri semen,
porselen, batu bara dan gas bumi. Lippo Industries, memproduksi komponen elektonik seperti
kulkas dan AC merk Mitsubishi, serta komponen otomotif memproduksi kabel persneling.
Kelima, bidang jasa-jasa yang meliputi teknologi informasi, bisnis ritel, rekreasi,
hiburan, hotel, rumah sakit, dan pendidikan. Ada beberapa hal yang kontroversi yang
dilakukan Mochtar dan James yang mendapat perhatian media massa. Pertama ketika ia
membangun Rumah Sakit untuk kelas atas di Lippo Karawaci. Untuk itu, Mochtar berani
menggandeng Gleneagles Hospital yang berbasis di Singapura. ”Dari pada orang-orang kaya
kita pergi ke Singapura, kan lebih baik kita bawa saja Gleneagles ke Indonesia.” kata Mochtar
ketika Rumah Sakit itu diluncurkan. Selain Rumah Sakit, ia juga mendirikan Sekolah Pelita
Harapan. Sekolah ini mendapat sorotan karena biayanya menggunakan dolar AS dan dinilai
mahal untuk saat itu. Tetapi para pendiri Lippo beranggapan bahwa pendidikan yang
disediakan oleh Sekolah Pelita Harapan adalah yang terbaik. Selain wajib berbahasa Inggris,
mereka memperoleh tambahan pendidikan ekstra kurikuler seperti pelajaran musik, berkuda
dan ilmu komputer. Guru-guru pun didatangkan dari Amerika. Di bisnis ritel, ketika Grup
Lippo mengumumkan akhir 1996 membeli lebih dari 50 persen saham Matahari Putra Prima,
perusahaan ritel terbesar yang dimiliki Hari Darmawan, banyak orang terkejut. Namun itu
merupakan strategi penting Lippo untuk masuk ke dunia bisnis ritel. Supermal raksasa telah
dibangun dan Matahari merupakan salah satu penyewa terbesar. Selain Matahari, Wal Mart
dan JC Penney juga turut memeriahkan Lippo Supermal yang memiliki luas 210.000 meter

persegi.
Grup Lippo adalah sebuah perusahaan besar di Indonesia yang didirikan oleh Mochtar
Riady. Grup ini memulai usaha dengan Bank Lippo yang kini telah berganti nama dan
berubah posisi sahamnya menjadi Bank CIMB Niaga. Perusahaan ini kemudian
mengembangkan diri di usaha properti yang kemudian berkembang di Indonesia, Cina dan
beberapa negara lainnya. Selain di usaha properti juga melakukan pengembangan bisnis
eceran, telekomunikasi, dan berbagai jenis usaha lainnya. LIPPO grup Didirikan oleh Dr.

Mochtar Riady2 pada tahun 1950an. Kemudian berkembang menjadi perusahaan pribadi dan
publik di Cina, Hong Kong dan Makau, Indonesia, Filipina, Singapura dan Korea Selatan
dengan total aset senilai US$11 miliar. Juga terdaftar di berbagai bursa saham di Hong Kong,
Indonesia dan Singapura dengan setidaknya 15 jenis perusahaan. Bergerak di bidang properti
meliputi kota satelit, perumahan, kondominium, perkantoran kelas A, pusat industri, pusat
belanja, hotel, golf dan rumah sakit. Selain di Indonesia juga memiliki properti sejenis di
China dan Singapura. Di bisnis eceran menguasai beberapa usaha seperti Matahari Putra
Prima meliputi Foodmart, Matahari Dept. Store dan Hypermart serta eceran di produk
kesehatan dan kecantikan. Memiliki usaha di bidang telekomunikasi, teknologi informasi dan
TV kabel. Jasa keuangan seperti perbankan, asuransi, dan lainnya dengan fokus di Asia Grup
Lippo kini memiliki usaha di mancanegara dengan grup perusahaan di Indonesia diantaranya:
Rumah Sakit Siloam, sebuah jaringan rumah sakit di Indonesia

Lippo Karawaci
Mochtar Riady (Hanzi: 李文正 , Hokkien: Li Moe Tie, pinyin: Li Wenzheng; lahir di Kota Malang, 12 Mei
1929; umur 84 tahun) adalah seorang pengusaha Indonesia terkemuka, pendiri dan presiden komisaris dari Grup
Lippo. Ia banyak dikenal orang sebagai seorang praktisi perbankan andal, serta salah seorang konglomerat
keturunan Tionghoa-Indonesia telah yang berhasil mengembangkan grup bisnisnya hingga ke mancanegara.
Pada 2011, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, Mochtar Riady menduduki peringkat ke-38 dengan
total kekayaan US$ 650 juta. Mochtar Riady sudah bercita-cita menjadi seorang bankir di usia 10 tahun.
Ketertarikan Mochtar Riady yang dilahirkan di Malang pada tanggal 12 Mei 1929 ini disebabkan karena setiap
hari ketika berangkat sekolah, dia selalu melewati sebuah gedung megah yang merupakan kantor dari
Nederlandsche Handels Bank (NHB) dan melihat para pegawai bank yang berpakaian perlente dan kelihatan
sibuk. Mochtar Riady masih sangat ingin menjadi seorang bankir, namun ayahnya tidak mendukung karena
profesi bankir menurut ayahnya hanya untuk orang kaya, sedangkan kondisi keluarga mereka saat itu sangat
miskin. Oleh mertuanya, Mochtar Riady diserahi tanggungjawab untuk mengurus sebuah toko kecil. Dalam
tempo tiga tahun Mochtar Riady telah dapat memajukan toko mertuanya tersebut menjadi yang terbesar di kota
Jember. Cita-citanya yang sangat ingin menjadi seorang bankir membuatnya untuk memutuskan pergi ke Jakarta
pada tahun 1954, walaupun saat itu dia tidak memiliki seorang kenalan pun di sana dan ditentang oleh
keluarganya. Mochtar Riady berprinsip bahwa jika sebuah pohon ditanam di dalam pot atau di dalam rumah
tidak akan pernah tinggi, namun akan terjadi sebaliknya bila ditanam di sebuah lahan yang luas. Untuk mencari
relasi, Mochtar Riady bekerja di sebuah CV di jalan hayam wuruk selama enam bulan, kemudian ia bekerja pada
seorang importer, di waktu bersamaan ia pun bekerjasama dengan temannya untuk berbisnis kapal kecil. Sampai

saat itu, Mochtar Riady masih sangat ingin menjadi seorang bankir, di setiap kali bertemu relasinya, ia selalu
mengutarakan keinginannya itu. Suatu saat temannya mengabari dia jika ada sebuah bank yang lagi terkena
masalah dan menawarinya untuk memperbaikinya, Mochtar Riady tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut
walau saat itu dia tidak punya pengalaman sekalipun. Mochtar Riady berhasil meyakinkan Andi Gappa, pemilik
Bank Kemakmuran yang bermasalah tersebut sehingga ia pun ditunjuk menjadi direktur di bank tersebut. Di hari
pertama sebagai direktur, Mochtar Riady sangat pusing melihat ''balance sheet'', dia tidak membaca dan
memahaminya, namun Mochtar Riady pura-pura mengerti di depan pegawai akunting. Sepanjang malam dia
mencoba belajar dan memahami balance sheet tersebut, namun sia-sia, lalu dia meminta tolong temannya yang
bekerja di Standard Chartered Bank untuk mengajarinya, tetapi masih saja tidak mengerti. Akhirnya, dia berterus
terang terhadap para pegawainya dan Pak Andi Gappa, tentu saja mereka cukup terkejut mendengarnya.
Permintaan Mochtar Riady pun untuk mulai bekerja dari awal disetujuinya, mulai dari bagian kliring, cash, dan
checking account. Selama sebulan penuh, Mochtar Riady belajar dan akhirnya ia pun mengerti tentang proses
pembukuan, dan setelah membayar seorang guru privat, ia akhirnya mengerti apakah itu akuntansi. Maka
mulailah dia menjual kepercayaan, hanya dalam setahun Bank Kemakmuran mengalami banyak perbaikan dan
tumbuh pesat. Setelah cukup besar, pada tahun 1964, Mochtar Riady pindah ke Bank Buana, kemudian pada
tahun 1971, dia pindah lagi ke Bank Panin yang merupakan gabungan dari Bank Kemakmuran, Bank Industri
Jaya, dan Bank Industri Dagang Indonesia. www.wikipedia.co.id Diakses 19 April 2014.
2

Matahari Putra Prima

First Media
BeritaSatu Media Holdings
Bank Nationalnobu
2. Siloam
Rumah Sakit Siloam, merupakan salah satu jaringan rumah sakit swasta yang
didirikan oleh Grup Lippo. Awalnya Rumah Sakit ini bernama Rumah Sakit Siloam
Gleneagles yang yang merupakan kerjasama antara Lippo Group dan Rumah Sakit
Gleneagles. Rumah Sakit Siloam Gleneagles pertama kali dibangun di kawasan Lippo Village
(dahulu: Lippo Karawaci), Tangerang dan Lippo Cikarang. Saat ini Rumah Sakit Siloam telah
memiliki beberapa rumah sakit, klinik spesialis dan pusat pengobatan kanker. Adapun
jaringan rumah sakit Siloam antara lain : (1) Siloam Hospitals Lippo Village, (2) Siloam
Hospitals Lippo Cikarang, (3) Siloam Hospitals West Jakarta, (4) Siloam Hospitals Surabaya,
(5) Siloam Hospitals Jambi, (6) Siloam Hospitals Balikpapan, (7) Siloam Hospitals Crystal
Square Medan, (8) Mochtar Riady Comprehensive Cancer Centre (MRCCC), Semanggi,
Jakarta, (9) Siloam Hospitals Manado.
Data di atas menunjukkan betapa Siloam memiliki jariangan yang luas dalam
mengembangkan usaha. Sehingga Siloam tidak saja berdiri di suatu propinsi di tanah air,
namun juga telah berbagai propinsi lain di Indonesia. Kemudian pada masa yang sama Siloam
telah berdiri di propinsi Sumatera Utara, Jambi dan kini telah berdiri di propinsi Riau.
Sungguhpun demikian di Ranah Minang pergolakan politik dan moral keagamaan masih

sangat kental. Ini juga bermakna bahwa masyarakat Minang belum sepenuhnya bisa
menerima keberadaan Siloam. Siloam sebagai rumah sakit an-sich

tidak pernah ditolak,

tetapi ketika isu sudah bergulir pada ranah agama (Kristenisasi) maka, penolakan menjadi
sangat kuat.
.
3. Kehidupan beragama dan toleransi beragama.
Dalam kajiannya, tentang kehidupan beragama di Indonesia, Pusat Studi Lintas
Budaya dan Agama Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, menyimpulkan, pemahaman
tentang sikap toleransi antarumat beragama masih tinggi. Selain itu, dengan menggunakan

data survei beberapa lembaga, seperti Setara Institute, Lembaga Survei Indonesia, serta Wahid
Institute, mereka menunjukkan bahwa sebagian besar responden juga masih meyakini bahwa
Pancasila merupakan dasar negara yang paling baik bagi Indonesia yang plural. Namun,
anggota tim peneliti, Zainal Abidin, Senin (5/1) di Jakarta, mengatakan, sebagian kecil
responden, 5 hingga 8 persen menganggap toleransi bukan hal penting. Bahkan, survei
Universitas Islam Negeri Jakarta pada tahun 2007 menunjukkan, sekitar 55 persen responden
tidak membolehkan umat Kristiani mengadakan kebaktian di lingkungan mereka. Selain itu,

51 persen responden tidak membolehkan pembangunan gereja di lingkungan mereka. Namun,
dalam diskusi yang mengiringi publikasi hasil kajian tersebut, Senin di Universitas
Paramadina, Jakarta, pengajar Pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, Franz
Magnis Suseno, tetap menilai toleransi beragama di Indonesia tetap baik. Bahkan, ia
menegaskan bahwa tidak benar suasana kehidupan beragama di Indonesia banyak ditentukan
oleh intoleransi. ”Pada prinsipnya warga suka hidup dalam kebersamaan,” kata Magnis.
Namun, ia meminta supaya optimisme akan kehidupan beragama di Indonesia harus
dipelihara. Itu supaya tendensi ke arah kehidupan yang lebih baik didukung.3.
E. Kerangka Konsep

Perusahaan Siloam yang Ternasuk Kedalam
LIPPO Group

Pihak yang Pro : Pemerintah Kota
Padang, Para Perantau Minang di
Jakarta dan Beberapa Tokoh agama
atau ulama Sumbar

Pihak yang Menolak:
Sebagian ulama Sumbar,
Ormas Islam dan
Masyarakat umum

Early Warning System (Sistem Peringatan
Dini) Terhadap Kemungkinan Terjadinya
Konflik Horizontal antara Pemerintah,
Masyarakat dan Ulama Sumatra Barat

3

http://www.setara-institute.org/id/content/toleransi-beragama-di-indonesia-relatif-baik.
Diakses 25 April 2014.

Keterangan : Potensi konflik horizontal antara masyarakat pendukung dan penentang
berdirinya Siloam di Sumbar tinggal menunggu waktu, seiring telah terpilihnya walikota yang
baru dan terpaksa mengikuti kebijakan walikota lama, karena investasi yang direncana
mencapai dana triliunan rupiah sedikit demi sedikit telah dicairkan melalui pembelian tanah di
berbagai kawasan di Padang.
F. Penelitian Terdahulu
Dalam kegiatan temu Riset Keagamaan Nasional VI di Yogyakarta di bahass hasil penelitian
tentang : INVESTIGASI KONSEP PLURALISME KEAGAMAAN DAN LOYALITAS
MASYARAKAT KEPADA TOKOH AGAMA DI SULAWESI UTARA. Selanjutnya
penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap secara empiris pengaruh status sosial dan
ekonomi, partisipasi keagamaan, konsep pluralism keagamaan, kebutuhan masyarakat Muslim
dan Kristen kepada tokoh agama, dan karisma tokoh agama terhadap loyalitas masyarakat
kepada mereka di Sulawesi Utara. Disamping itu, penilitian ini bermaksud mengungkap
pengaruh modernitas yang dieksperesikan dalam indikator tempat domisili (pedesaan atau
perkotaan) terhadap tingkat partisipasi keagamaan masyarakat, pola konsep pluralisme
keagamaan, kebutuhan masyarakat kepada tokoh agama, karisma tokoh agama, dan loyalitas
masyarakat kepada tokoh agama; sekaligus mencoba menguji pengaruh perbedaan agama
(Islam dan Kristen) dalam empat model atau hipotesis yang diuji berdasarkan perbedaan
konsep pluralisme terhadap lima variabel tersebut di Sulawesi Utara.
Penelitian ini melibatkan empat ratus sembilan puluh tiga (493) orang responden dari Kota
Manado (n=247) dan Kabupaten Bolaang Mongondow (n=246) dengan menggunakan enam
puluh (60) item indikator konsep dan tiga belas (13) item indikator latar belakang responden.
Validasi instrumen memakai prosedur Rating Scale (Rasch Measurement Model). Skor yang
dipakai dalam analisis utama untuk variabel Kebutuhan kepada Tokoh Agama, Karisma
Tokoh Agama dan Loyalitas kepada Tokoh Agama menggunakan hasil transformasi raw score
(data mentah) hasil estimasi Rating Scale.
Empat model yang merepresentasikan asumsi atau hipotesis studi ini diajukan untuk
diuji dengan menggunakan prosedur Partial Least Squares (PLS) Path. Tujuan penggunaan
prosedur ini untuk melihat karakter hubungan antar variabel yang dilibatkan dalam analisis.
Variabel terdiri dari dua belas variable exogenous dan empat variabel endogenous. Loyalitas
kepada Tokoh Agama merupakan variabel outcome dalam empat model yang diajukan.
Keempat model tersebut dibedakan berdasarkan model konsep pluralisme, yaitu pluralisme
monis, komunal, differential dan relativis. Nilai statistik yang diperhatikan sebagai parameter

tingkat kelayakan dan kemampuan prediktif model studi adalah loading dan weight untuk
outer/measurement model, beta dan jacknife mean untuk path coefficient. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengungkap secara empiris pengaruh status sosial dan ekonomi,
partisipasi keagamaan, konsep pluralism keagamaan, kebutuhan masyarakat Muslim dan
Kristen kepada tokoh agama, dan karisma tokoh agama terhadap loyalitas masyarakat kepada
mereka di Sulawesi Utara. Disamping itu, peneilitian ini bermaksud mengungkap pengaruh
modernitas yang dieksperesikan dalam indikator tempat domisili (pedesaan atau perkotaan)
terhadap tingkat partisipasi keagamaan masyarakat, pola konsep pluralisme keagamaan,
kebutuhan masyarakat kepada tokoh agama, karisma tokoh agama, dan loyalitas masyarakat
kepada tokoh agama; sekaligus mencoba menguji pengaruh perbedaan agama (Islam dan
Kristen) dalam empat model atau hipotesis yang diuji berdasarkan perbedaan konsep
pluralisme terhadap lima variabel tersebut di Sulawesi Utara.
Analisis utama atas empat model tersebut menunjukkan beberapa hasil penting, yaitu
sebagai berikut: (a) Tempat domisili warga masyarakat dengan kategori pedesaan dan
perkotaan yang merepresentasikan keterlibatan dan keterbukaan mereka terhadap proses
modernitas memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap tingkat partisipasi keagamaan
masyarakat, tingkat kebutuhan masyarakat kepada tokoh agama, karisma tokoh agama di mata
masyarakat, dan loyalitas masyarakat kepada tokoh agama; (b) Model konsep pluralisme yang
dipahami dan diyakini anggota masyarakat memberikan pengaruh sangat penting dalam
menentukan karakter hubungan antar variabel dalam empat model yang diajukan untuk diuji;
(c) Status ekonomi dan partisipasi keagamaan memiliki pengaruh pada variabel tertentu, akan
tetapi pengaruh ini cenderung tergantung pada karakter atau model konsep pluralisme yang
diyakini warga masyarkat. Misalnnya, status ekonomi ditemukan berpengaruh positif pada
model yang menggunakan konsep pluralisme differential sebagai salah satu variabel dan
sebaliknya berpengaruh negatif pada model yang menggunakan konsep pluralisme relativis;
(d) Kebutuhan kepada tokoh agama dan karisma tokoh agama ditemukan berpengaruh secara
signifikan pada loyalitas kepada tokoh agama dalam semua (empat) model yang diuji; (e)
Perbedaan gender dan perbedaan agama ditemukan juga berpengaruh pada variabel tertentu
dalam model dengan karakter konsep pluralisme tertentu. Misalnya, perbedaan agama dan
gender ditemukan berpengaruh secara signifikan pada model konsep pluralisme differential,
akan tetapi pengaruh serupa tidak ditemukan dalam model konsep pluralisme yang lain; (f)
Loyalitas yang tinggi terhadap tokoh agama tidak selamanya menunjukkan bahwa tokoh
agama memiliki karisma yang tinggi dalam persepsi anggota masyarakat tertentu. Warga

masyarakat yang melaporkan diri memiliki tingkat partisipasi keagamaan private lebih tinggi
menunjukkan tingkat persepsi karisma tokoh agama yang lebih rendah, meskipun melaporkan
tingkat loyalitas yang tinggi kepada tokoh agama mereka. Dengan demikian, tidak selamanya
persepsi tingkat karisma tokoh agama berjalan secara harmonis dengan tingkat loyalitas
kepada mereka; (g) Kecenderungan bersikap relativis dalam melihat hubungan antar agama
memiliki pengaruh negatif terhadap signifikansi peran tokoh agama dalam masyarakat; dan
terakhir (h) Orang Kristen menunjukkan tingkat kebutuhan kepada tokoh agama mereka yang
lebih tinggi dari pada orang-orang Islam. Hal ini mungkin terkait dengan perbedaan tingkat
pendidikan dan ekonomi tokoh-tokoh agama antara masyarkat Kristen dan Muslim.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa perbedaan karakter tempat domisili
masyarakat sangat penting pengaruhnya terhadap pembentukan model konsep pluralisme
keagamaan yang dianut oleh suatu masyarakat. Selanjutnya, posisi tokoh agama dalam suatu
masyarakat memiliki kecenderungan besar untuk ditentukan oleh tingkat kebutuhan anggota
masyarakat kepada mereka. Tingkat kebutuhan ini sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor,
termasuk status sosial dan ekonomi serta tingkat partisipasi keagamaan anggota masyarakat.
Selanjutnya, untuk menjelaskan bagaimana proses pembentukan karakter hubungan antar
konsep atau variabel yang diuji dan teridentifikasi dalam studi ini membuntuhkan studi lanjut
dengan pendekatan yang lebih grounded untuk menjelaskan lebih dalam dan rinci dengan
prosedur kualitatif guna membangun makna-makna konstruksi yang lebih relevan dan teruji.
G. Penelitian Terdahulu

Selanjutnya, penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif4 kuantitatif5, dengan
proses pengumpulan data melalui skala psikologi dan angket6, dokumentasi7 serta
wawancara8. Lokasi penelitian adalah Kota Padang. Kemudian populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh Ormas Islam, tokoh masyarakat adat dan pemerintah daerah Kota Padang.
Oleh karena Ormasi Islam, tokoh masyarakat adat dan pemerintah daerah serta masyarakat
mengandung unsur yang sangat luas. Dengan demikian penarikan sampel9 dilakuakn melalui
penarikan sampel secara random atau acak telah diputuskan bahwa Ormas Islam hanya
4

Penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
5
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta
hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model
matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah
bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara
pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Penelitian kuantitatif banyak
dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan
jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah
penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian
kualitatif. Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui
perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah
pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240
orang, 79% dari populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa depan
mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran sampel statistik yang berlaku, maka
79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan data
ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif. Ukuran sampel untuk survei oleh statistik
dihitung dengan menggunakan rumusan untuk menentukan seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan dari
suatu populasi untuk mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima. pada umumnya, para peneliti
mencari ukuran sampel yang akan menghasilkan temuan dengan minimal 95% tingkat keyakinan (yang berarti
bahwa jika Anda survei diulang 100 kali, 95 kali dari seratus, Anda akan mendapatkan respon yang sama) dan
plus / minus 5 persentase poin margin dari kesalahan. Banyak survei sampel dirancang untuk menghasilkan
margin yang lebih kecil dari kesalahan. Beberapa survei dengan melalui pertanyaan tertulis dan tes, kriteria yang
sesuai untuk memilih metode dan teknologi untuk mengumpulkan informasi dari berbagai macam responden
survei, survei dan administrasi statistik analisis dan pelaporan semua layanan yang diberikan oleh pengantar
komunikasi. Namun, oleh karena sifat teknisnya metode pilihan pada survei atau penelitian oleh karena sifat
teknis, maka topik yang lain tidak tercakup dalam cakupan ini
6
Kuesioner atau angket. Pengertian metode angket menurut Arikunto (2006:151) “Angket adalah pernyataan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau halhal yang ia ketahui”. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:199) “Angket atau kuesioner merupakan tehnik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab”. Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner
atau angket langsung yang tertutup karena responden hanya tinggal memberikan tanda pada salah satu jawaban
yang dianggap benar. http://widisudharta.weebly.com/metode-penelitian-skripsi.html. Diakses 19 April 2014.
7
Menurut Arikunto (2006:158) “Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data
mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen,
rapot, agenda dan sebagainya.”
Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data berdasarkan sumber data yang ada di sekolah,
yaitu berupa : (a) Profil sekolah. (b). Struktur organisasi.
8
Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung
antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang
pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. Ankur Garg,
seorang psikolog menyatakan bahwa wawancara dapat menjadi alat bantu saat dilakukan oleh pihak yang
mempekerjakan seorang calon/ kandidat untuk suatu posisi, jurnalis, atau orang biasa yang sedang mencari tahu
tentang kepribadian seseorang ataupun mencari informasi.
9
Menurut Sugiyono (2008:116) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”. Sedangkan menurut Arikunto (2008:116) “Penentuan pengambilan Sample sebagai berikut :

dibatasi kepada Nahdlatul Ulama10 dan Muhammadiyah dan Tarbiyah Islamiyah. Sedangkan
tokoh adat adalah cadik pandai, penghulu dan Bundo Kandung. Manakala pemerintah daerah
dan masyarakat adalah aparat pemerintah di tingkat kelurahan atau kecamatan serta
masyarakat, yang lokasinya akan menjadi tempat pembangunan perusahaan Siloam tersebut.
Teknik analisa data dilakukan dengan Anova (Analisis Varians) dengan bantuan SPSS Versi
15 untuk mempermudah proses penganalisaan data. ***
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, cet. IV, Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 1992
Azwar, Saifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998
Cowarld, Haroldd, Pluralisme Agama; Tantangan Bagi Agama-Agama, Yogyakarta: Kanisius,
1992
D, Soedjono., Pokok-Pokok Sosial Sebagai Penunjang Studi Hukum, Bandung: Alumni, 1977
Daulay, Zainuddin e.d, Riuh di Beranda Satu: Peta Kerukunan Umat Beragama di Indonesia,
Jakarta: Depag, 2003
Daya, Burhanuddin dan Herman Leonard Beck, Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia dan
Belanda, Jakarta: INIS, 1992
Dister, Nicosyukur,

Pengalaman dan Motivasi Beragama, Jakarta: Lembaga Penunjang

Pembangunan Nasional (Lappenas), 1982
Geert, Clifford, The Religion of Java, cet. ke 2, Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1983
Hans dan Karl Josep Kanschel, Etik Global, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999
Hasanudin,

Kerukunan Hidup Beragama Sebagai Pra

Kondisi Pembangunan, Jakarta:

Depag, 1981
http://id.wikipedia.org/wiki/Tridharma
Imarah, Muhammad, Islam dan Pluralitas: Perbedaan dan Kemajemukan Dalam
Bingkai Persatuan, Terj. Abdul Hayyie Al-Kattanie, Jakarta: Gema Insani Press, 1999
Kahmadi, Dadang, Metode Penelitian Agama: Perspektif Ilmu Perbandingan Agama,
Bandung: Pustaka Setia, 2000
Apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika
jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-55% atau lebih tergantung sedikit banyaknya dari:
1). Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana
2). Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana.
3). Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk peneliti yang resikonya besar, tentu saja jika
samplenya besar hasilnya akan lebih baik.
Penelitian ini menggunakan 50% sampel dari jumlah populasi yaitu, 100 mahasiswa dari anggota populasi.
10

Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju, 1990
Koentjaninggrat, Antropologi Sosial, cet. IV, Jakarta: Dian Rakyat, 1971 Madjid, Nurcholish,
Masyarakat Tamaddun, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2001
--------------------------, dkk, Fikih Lintas Agama: Membangun Masyarakat InklusifPluralis,
Jakarta: Paramadia, 2004
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004
Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002
Nawawi, Hadari dan Mimi Martini; Penelitian Terapan, Cet. II, Yogyakarta: Gajah University
Press
Ruslani, Masyarakat Kitab dan Dialog Antar Agama, cet. ke 3, Yogyakarta: Bentang Budaya,
2000
Schuman, Olaf, Pemikiran Keagamaan Dalam Tantangan, Jakarta: PT. Grasindo, 1993
-------------------, Agama dalam Dialog-Dialog Pencerahan Perdamaian dan Masa Depan,
Jakarta: PT. Grasindo,
Scharf, Betty R., Sosiologi Agama, terj. Machnum Husein, cet ke 2, Jakarta: Prenada Media,
2004
Shihab, M. Quraish, Atas Nama Agama: Wacana Agama dalam Dialog “Bebas” Konflik,
Bandung: Pustaka Pelajar, 1998
Shoun, Fritzjof, Mencari Titik Temu Agama-Agama, Terj. Saefroedin Bahar, Jakarta: Pustaka
Firdaus, 1987
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: CV. Rajawali, 1982
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002
Sumartana, Dialog: Kritik dan Identitas Agama, cet. 2, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1994
Sumartana, Pluralisme, Konflik, dan Pendidikan Agama di Indonesia, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2001 Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode
Teknik, Bandung : Tarsito, 1980
Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998
Tabroni dan Syamsul Arifin, Islam: Pluralisme Budaya Politik, Yogyakarta: SiPress, 1994
Usman, Fatimah, Wahdat Al-Adyan: Dialog Pluralisme Agama, Yogyakarta: LKIS, 2002