Pedoman Pelaksanaan Program DEPTAN 2012

KATA PENGANTAR

Tanaman pangan merupakan salah satu subsektor pertanian dan ekonomi yang sangat penting dan strategis, karena subsektor tanaman pangan merupakan salah satu subsektor bagi pemenuhan pangan bagi rakyat Indonesia, merupakan salah satu sumber pendapatan dan kesempatan kerja bagi rakyat Indonesia, dan sekaligus sebagai sumber pendapatan bagi bangsa Indonesia. Dibalik nilai (value) yang penting dan strategis tersebut, subsektor tanaman pangan juga merupakan salah satu pusat kemiskinan di Indonesia. Pengusahaan lahan yang sangat sempit dan ketidakberdayaan dalam menentukan harga menjadi faktor penyebab kemiskinan bagi pelaku usaha (petani) tanaman pangan. Sementara itu, disisi lain, pelaku usaha (petani) tanaman pangan dituntut untuk berpartisipasi dalam membangun kekuatan pangan nasional melalui peningkatan produktivitas maupun peningkatan indeks pertanaman. Tuntutan tersebut sering kali terbentur pada ketidakberdayaan petani dalam menerapkan (mengadopsi) teknologi karena keterbatasan modal usaha.

Menyadari begitu rumit permasalahan pencapaian sasaran pembangunan tanaman pangan maka upaya keterpaduan dan penyelarasan antar sektor/subsektor, baik di Pusat dan Daerah. Pada tahun 2012, untuk menetapkan pencapaian Empat Sukses Kementerian Pertanian sebagai sasaran strategis meliputi a) mewujudkan pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, b) mewujudkan peningkatan diversifikasi pangan, c) mewujudkan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, serta d) mewujudkan peningkatan kesejahteraan petani. Orientasi peningkatan produksi dan peningkatan pendapatan dilakukan secara bersamaan untuk memberikan rasa keadilan bagi petani. Pemberdayaan petani dengan memberikan berbagai instrumen bantuan/subsidi maupun insentif lainnya menjadi prioritas pemerintah. Untuk itu, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melakukan penguatan strategi sebagai respon terhadap perubahan lingkungan dan keterbatasan sumber daya yang ada.

Catur strategi pencapaian produksi tanaman pangan adalah 1) peningkatan produktivitas, 2) perluasan areal dan optimasi lahan, 3) penurunan konsumsi beras dan diversifikasi pangan, serta perbaikan manajemen. Implementasi pencapaian produksi ini melibatkan semua stakeholder. Dalam konteks tersebut, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki 1 program sebagai wilayah tanggung jawab tugas pokok dan fungsi yaitu Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan

Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

i| Page

Dalam mengoptimalkan kinerja dan mendorong akuntabilitas kinerja

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan

Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan, maka Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menerbitkan pedoman pelaksanaan program, pedoman pelaksanaan kegiatan, dan pedoman pelaksanaan teknis, sebagai acuan atau dasar pelaksanaan program dan kegiatan. Pedoman pelaksanaan program ini merupakan acuan yang bersifat umum bagi penyusunan pedoman pelaksanaan kegiatan dan pedoman teknis.

Sebaik apapun pedoman pelaksanaan yang diterbitkan, namun jika tidak ditaati dan dilaksanakan dengan baik, maka dapat dipastikan bahwa hasil pencapaian program tidak tepat dari ukuran yang ditetapkan. Komitmen dan konsistensi menjadi dua pilar yang perlu ditumbuhkembangkan dalam mewujudkan proses pembangunan yang telah ditetapkan sehingga proses pembangunan tanaman pangan dapat terlaksana secara berkelanjutan (sustainable). Berbagai masukan menjadi sangat penting agar pedoman pelaksanaan program ini menjadi lebih baik.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan,

Udhoro Kasih Anggoro

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

ii | Page

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

iii

DAFTAR TABEL

iv

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vii

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Dasar Hukum

1.3. Tujuan

1.4. Sasaran

1.5. Istilah dan Pengertian

II. SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

TANAMAN PANGAN TA. 2012

III. PROGRAM DAN KEGIATAN LINGKUP

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TA. 2012

3.2. Penilaian Risiko Atas Keberhasilan Program

IV. TATA HUBUNGAN

KERJA

DAN PENGORGANISASIAN

PROGRAM LINGKUP DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TA. 2012

4.1. Tata Hubungan Kerja

4.3. Pengelolaan Anggaran

4.4. Ketentuan Pidana, Sanksi Administratif, dan Ganti Rugi

V. PENGENDALIAN, PENGAWASAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

5.1 Pengendalian Program, Kegiatan dan Anggaran

5.2 Pengawasan Program, Kegiatan dan Anggaran

5.3 Monitoring dan Evaluasi

VII. PENUTUP

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Page iii |

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi

16 Komoditas Utama Tanaman Pangan Tahun 2012 Tabel 2

25 2012 Tabel 3

Program dan Kegiatan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TA

Komponen

26 Program/Kegiatan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TA 2012

Tabel 4 Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi

27 Melalui SLPTT dan LokasiPengembangan Melalui APBN TA 2012

Tabel 5 Lokasi Anggaran dan Jenis Dana Per Provinsi Untuk Mendukung

Program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TA. 2012

Tabel 6 Anggaran

30 Program/KegiatanDirektorat Jenderal Tanaman Pangan TA 2012

32 Tanaman Pangan TA 2012 Tabel 8

Tabel 7 Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial lingkup Direktorat Jenderal

34 Tanaman Pangan TA 2012 Tabel 9

Penilaian Risiko Atas Keberhasilan Program Direktorat Jenderal

36 2012 Tabel 10

Rincian Biaya (Unit Cost) SLPTT Padi dan SLPTT Jagung TA.

38 2012 Tabel 11

Alokasi Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia TA

39 Produksi Tanaman Serealian Tahun 2012 Tabel 12

Penilaian Risiko Atas Keberhasilan Kegiatan Pengelolaan

40 Tabel 13

Rincian Biaya (Unit Cost) SLPTT dan Pengembangan Kedelai

41 dan Umbi TA 2012 Tabel 14 Risiko Atas Keberhasilan Kegiatan Pengelolaan Produksi

Alokasi Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang

42 Tanaman Aneka Kacang dan Umbi TA 2012 Tabel 15

45 Tanaman Pangan TA. 2012 Tabel 16

Alokasi Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih

46 Penyediaan Benih Tanaman Pangan TA 2012 Tabel 17

Penilaian Risiko Atas Keberhasilan Kegiatan Pengelolaan Sistem

47 TA 2012 Tabel 18

Alokasi Kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan

Penilaian Risiko Atas Keberhasilan Kegiatan Penanganan

48 Pascapanen Tanaman Pangan TA 2012

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

iv | Page

Tabel 19 Alokasi Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari

49 Gangguan OPT dan DPI TA 2012 Tabel 20

50 Pangan dari Ganggguan OPT dan DPI TA 2012 Tabel 21

Penilaian Risiko Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman

Alokasi Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis

52 Lainnya pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TA 2012

Tabel 22 Penilaian Risiko Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan

53 Teknis Lainnya pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TA 2012

Tabel 23 Jumlah Satuan Kerja Pelaksana Program dan Kegiatan Lingkup

59 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TA 2012 Tabel 24

Jumlah dan Alokasi Anggaran Per Unit Kerja dan Satuan Kerja

60 (Satker) DIPA TA 2012

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

v| Page

DAFTAR GAMBAR

16 Pelaksanaan Gambar 2

Gambar 1 Hubungan Perencanaan

Kinerja dan

Pedoman

18 Pertanian Gambar 3

Hubungan Strategi dan Empat Sukses Kementerian

26 Gambar 4

Catur Strategi Pencapaian Produksi Tanaman Pangan

39 Program/Kegiatan Gambar 5

Butir-Butir

Penjelasan

Pedoman

Pelaksanaan

Pengukuran

39 Pembangunan Tanaman Pangan

Efisiensi

dan

Efektivitas Kinerja

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

vi | Page

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Satuan Kerja di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota

84 TA. 2012 Lampiran 2

Agenda Perencanaan Nasional 107 Lampiran 3

Agenda Pertemuan Nasional Direktorat Jenderal Tanaman 111 Pangan TA 2012 Lampiran 4

Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 112 Lampiran 5

Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 113 Lampiran 6

Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan 114 Produksi Padi Tahun 2012 Lampiran 7

Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan 115 Produksi Jagung Tahun 2012 Lampiran 8

Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan 116 Produksi Kedelai Tahun 2012 Lampiran 9

Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan 117 Produksi Kacang Tanah Tahun 2012 Lampiran 10

Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan 118 Produksi Kacang Hijau Tahun 2012 Lampiran 11

Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan 123 Produksi Ubi Kayu Tahun 2012 Lampiran 12

Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan 141 Produksi Ubi Jalar Tahun 2012 Lampiran 13

Alokasi Anggaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TA. 142 2012 Lampiran 14

Indikator Kegiatan Utama Direktorat Jenderal Tanaman 143 Pangan TA 2012 Lampiran 15

Daftar Komoditi Binaan Direktorat Jenderal Tanaman 144 Pangan Lampiran 16

Siklus Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 147 Lampiran 17

Acuan Bobot Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi 148 Pemerintah Lampiran 18

Alur Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan 149 Lampiran 19

Jenis dan Waktu Penyampaian Laporan 150 Lampiran 20

Mekanisme Penyusunan RKA-KL Berdasarkan Pagu 151 Anggaran Kementerian/Lembaga Lampiran 21

Mekanisme Penyusunan RKA-KL Berdasarkan Alokasi 153

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

vii | Page

Anggaran K/L Lampiran 22

Alur Dokumen dan Proses Revisi Anggaran yang 154 Memerlukan Persetujuan Menteri keuangan Lampiran 23

Alur Dokumen dan Proses Revisi Anggaran pada Kantor 159 Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan/Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Lampiran 24 Alur Dokumen dan Proses Revisi Anggaran Pada Satuan 161 Kerja oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran Lampiran 25

Alur Perubahan Database Akibat Revisi Anggaran pada 162 Direktorat Jenderal Anggaran Lampiran 26

Alur Perubahan Database Akibat Revisi Anggaran pada 163 Direktorat Jenderal Perbendaharaan Lampiran 27

Alur Perubahan Database Akibat Revisi Anggaran pada 164 Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

viii | Page

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan nasional merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mewujudkan tujuan bernegara sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila. Visi Indonesia sampai tahun 2025 adalah Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur dengan membagi kedalam 4 (empat) tahapan Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM). 1) Visi Indonesia Tahun 2014 adalah Indonesia yang

Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan. Dalam konteks ini, arahan pokok dan strategis Presiden Republik Indonesia agar melakukan langkah-langkah terobosan (breakthrough), bukan langkah-langkah biasa (business as usual).

Untuk mendukung pencapaian visi Indonesia Tahun 2014 maka perlu dilakukan suatu proses perencanaan pembangunan nasional yang terarah, terfokus, seimbang, dan berkelanjutan. Proses perencanaan pembangunan nasional dilakukan dalam suatu sistem. Sistem perencanaan pembangunan nasional merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dapat dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah, yang berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan Nasional.

Mengacu pada visi tersebut, tema Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014

Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif, Berkelanjutan

dan Berkeadilan bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat. 2) Pembangunan dimaksud dijalankan berlandaskan 4 jalur strategi pembangunan yaitu 1) mendorong

pertumbuhan (pro-growth), 2) memperluas kesempatan kerja (pro-job), 3) menanggulangi kemiskinan (pro-poor), dan 4) mendorong pelestarian lingkungan yang ramah (pro-environment). Ketahanan pangan merupakan salah satu program pembangunan dengan status prioritas nasional. Sasaran yang perlu dicapai pada prioritas nasional dimaksud adalah:

a. Terpeliharanya dan meningkatnya pencapaian swasembada bahan pangan pokok

b. Terjaminnya penyaluran subsidi pangan bagi masyarakat miskin

2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

1| Page 1| Page

d. Meningkatnya kualitas pola konsumsi pangan masyarakat dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) menjadi sekitar 89,8

e. Terlindunginya dan meningkatnya lahan pertanian pangan

f. Terbangunnya dan meningkatnya luas layanan infrastruktur sumber daya air dan irigasi

g. Meningkatnya PDB sektor pertanian, perikanan dan kehutanan dengan pertumbuhan 3,2 persen

h. Tercapainya indeks Nilai Tukar Petani (NTP) diatas 105 dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) menjadi 110.

Selain dari sasaran prioritas nasional tersebut, diperlukan prakarsa-prakarsa baru. Prakarsa-prakarsa baru yang dimaksudkan sebagai pengungkit dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat meliputi:

- Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) - Percepatan Pembangunan Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara - Penguatan Penanggulangan Kemiskinan - Peningkatan langkah-langkah dalam rakyat dalam rangka mencapai ketahanan

pangan dimana surplus 10 juta ton beras per tahun.

Penuangan arah dan kebijakan pembangunan pertanian terutama berkaitan dengan tanaman pangan dikonsolidasikan dalam berbagai rancangan program. Pada tahun anggaran 2012, Kementerian Pertanian memiliki 12 (dua belas) program, yang dilaksanakan oleh 12 unit eselon I, dimana setiap unit eselon I melaksanakan 1 (satu) program. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki satu program yakni Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan. Program ini difokuskan pada penguatan aspek ketersediaan pangan bersumber dari produksi dalam negeri, baik dalam kuantitas (jumlah) maupun kualitas (mutu).

Pembangunan tanaman pangan pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha-usaha tanaman pangan yang mampu menghasilkan produk mulai dari hulu sampai hilir. Pembangunan tanaman pangan berorientasi pada peningkatan produksi (ketersediaan) dan peningkatan pendapatan. Untuk itu, faktor peningkatan produktivitas, peningkatan kapasitas usaha, serta optimalisasi efisiensi usaha, nilai tambah dan daya saing menjadi indikator penting dalam mewujudkan kedua orientasi tersebut.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

2| Page

Subsektor tanaman pangan memiliki keragaman komoditas yang cukup banyak untuk dapat ditumbuhkembangkan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/PD.310/9/2006 tentang Daftar Komoditi Binaan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura, dan Direktorat Jenderal Perkebunan, dimana Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki 36 komoditi tanaman pangan sebagai tanggung jawab binaan.

Namun demikian, karena faktor keterbatasan yang ada, arah dan kebijakan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan diprioritaskan pada: 1)

Komoditi utama dan unggulan nasional, yaitu padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Komoditi ini merupakan komoditi utama dan unggulan bagi kebutuhan pangan pokok nasional.

2) Komoditi alternatif/unggulan daerah (lokal) seperti talas, garut, gembili, sorgum, gandum dan lain-lain. Komoditi ini sebagai substitusi maupun komplemen dari komoditas utama dan unggulan nasional.

Pengembangan ketujuh komoditi tanaman pangan diimplementasikan dalam berbagai jenis kegiatan yang saling terkait dan saling mendukung. Dalam perkembangannya, sejak tahun 2011, komoditi yang menjadi skala prioritas difokuskan pada padi, jagung, dan kedelai. Saat ini, ketiga komoditi tersebut merupakan gambaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dalam melaksanakan pengembangan komoditi tersebut, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memantapkan berbagai peraturan perundang- undangan dan memberikan berbagai instrumen anggaran yang diperlukan melalui APBN, seperti dana dekonsentrasi, dana tugas pembantuan, dana alokasi khusus (DAK), dana subsidi, dan berbagai jenis lainnya.

Perencanaan kinerja seharusnya dilaksanakan melalui penyusunan pedoman pelaksanaan dan/atau pedoman teknis untuk memberikan gambaran proses pelaksanaan kinerja secara baik dan sistematis. Dalam hal ini, proses penetapan dan tahapan pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran dapat didokumentasikan dalam bentuk yang akuntabel. Oleh karena itu, pedoman pelaksanaan program perlu disusun sebagai salah satu wujud nyata dari akuntabilitas. Pedoman pelaksanaan program ini akan diperkuat oleh pedoman pelaksanaan kegiatan dan pedoman teknis. Dengan memperhatikan komitmen tersebut, disusunlah Pedoman Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan TA 2012.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

3| Page

DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

(RPJP – RPJM – RKP)

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN

DOKUMEN PERENCANAAN

PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN

ANGGARAN KEMENTAN KEMENTAN

(RENSTRA – RKT – PK)

PEDOMAN PENGELOLAAN JENIS ALOKASI DANA (DANA DEKONSENTRASI, TUGAS PEMBANTUAN, DAK, DLL) PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN SOSIAL PEDOMAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEUANGAN PEDOMAN PENGENDALIAN, EVALUASI DAN PELAPORAN KINERJA DAN KEUANGAN

DOKUMEN PERENCANAAN PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM

PROGRAM, KEGIATAN DAN DITJEN TANAMAN PANGAN

ANGGARAN DITJEN TP

(RENSTRA – RKT – PK –

PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN

MASING-MASING ESELON II DIPA/RKA-KL/POK)

PEDOMAN TEKNIS TERUTAMA ATURAN TEKNIS PENGELOLAAN BANTUAN YANG

DIALOKASIKAN KEPADA PETANI/LEMBAGA/UNIT KERJA PEMERINTAH

Gambar 1. Hubungan Perencanaan Kinerja dan Pedoman Pelaksanaan

1.2. Dasar Hukum

Penyusunan Pedoman Pelaksanaan merupakan suatu tuntutan yang wajib harus dilakukan dalam membangun akuntabilitas kinerja. Pedoman yang disusun terdiri dari tiga (3) jenis yaitu 1) pedoman pelaksanaan program, 2) pedoman pelaksanaan kegiatan, dan 3) pedoman teknis. Penyusunan pedoman tersebut mengacu pada peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

4| Page

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah junto Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.

 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.

 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012.

 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah.

 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

 Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah (RKA-KL).

 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.

 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

 Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional.

 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri.

 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

 Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN, sebagaimana telah diubah beberapa kali, junto Peraturan Presiden

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

5| Page

Nomor 53 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

 Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014.

 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah junto Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010.

 Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012.

 Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2012.

 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.

 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan.

 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.02/2011 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2012.

 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.02/2011 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) dan Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan dan Pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) TA 2012.

 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.02/2011 tentang Klasifikasi Anggaran.

 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 215/KMK.02/2011 Tentang Pagu Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun 2012.

 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 95/Permentan/OT.140/12/2011 tentang Pelimpahan Kepada Gubernur Dalam Pengelolaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Dana Dekonsentrasi Provinsi Tahun 2012.

 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 97/Permentan/OT.140/12/2011 tentang Penugasan Kepada Bupati/Walikota Dalam Pengelolaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota Tahun 2012.

1.3. Tujuan

Pedoman Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan TA 2012 bertujuan untuk:

a. memberikan acuan dalam melaksanakan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

6| Page

Swasembada Berkelanjutan sesuai dengan kegiatan-kegiatan skala prioritas, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan serta anggaran yang tersedia.

b. meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran baik antar sektor/subsektor maupun antara pusat dan daerah.

c. meningkatkan transparansi, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran melalui pemantapan pengendalian (monitoring) dan evaluasi serta pelaporan kinerja.

1.4. Sasaran

Sasaran penyusunan Pedoman Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan TA 2012 adalah terlaksananya kegiatan-kegiatan secara efektif, efisien dan akuntabel sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku oleh penyelenggara pemerintahan yang melaksanakan program dimaksud dan penerima manfaat langsung.

Pedoman Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada BerkelanjutanTA 2012 disusun dengan sistematika sebagai berikut: Bab I

Menguraikan latar belakang, dasar hukum, tujuan, sasaran, istilah dan pengertian

Bab II Menguraikan sasaran, kebijakan, dan strategi pembangunan tanaman pangan

Bab III Menguraikan program dan kegiatan lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TA 2012

Bab IV Menguraikan tata hubungan kerja dan pengorganisasian pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TA 2012

Bab V Menguraikan pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TA 2012

Bab VI Penutup

Pedoman pelaksanaan program ini dilengkapi dengan beberapa lampiran penting sebagai referensi dalam penyusunan pedoman pelaksanaan kegiatan atau pedoman teknis kegiatan.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

7| Page

1.5. Istilah dan Pengertian

Beberapa istilah dan pengertian pada Pedoman Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan TA 2012 sebagai berikut:

1. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan.

2. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

3. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 5 (lima tahunan), yaitu RPJMN I tahun 2005-2009, RPJMN II Tahun 2010-2014, RPJMN III Tahun 2015-2019, dan RPJMN IV Tahun 2020-2024.

4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) merupakan penjabaran dari misi, visi, dan program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

5. Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga (Renstra-KL) adalah dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-program pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk kurun waktu 5 (lima) tahun.

6. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) adalah dokumen perencanaan tahunan yang memuat kerangka makro dan program-program pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk kurun waktu 1 (satu) tahun. RKP ini merupakan penjabaran dari RPJM Nasional, memuat prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program Kementerian/Lembaga, lintas Kementerian/ Lembaga, kewilayahan dalam bentuk regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RKP merupakan pedoman dalam penyusunan RAPBN, disusun berdasarkan Renja- KL (Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga) sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman pada Renstra-KL (Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga).

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

8| Page

7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR yang masa berlakunya dari tanggal 1 Januari sampai 31 Desember tahun berjalan.

8. Penganggaran Terpadu adalah penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana.

9. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa unit organisasi dalam satu atau beberapa instansi untuk mencapai sasaran dan tujuan kebijakan serta memperoleh alokasi anggaran.

10. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa Satuan Kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumberdaya manusia), barang, modal, termasuk peralatan dan teknologi, dana atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.

11. Sub Kegiatan adalah bagian dari kegiatan yang menunjang usaha pencapaian sasaran dan tujuan kegiatan tersebut.

12. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Kementerian Negara/Lembaga yang merupakan penjabaran dari rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Kerja Strategis Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.

13. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau Satuan Kerja yang disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan pembiayaan kegiatan.

14. Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) adalah dokumen yang merupakan bagian tidak terpisah dari DIPA dan RKA-KL yang memuat kegiatan secara rinci serta harga satuannya dan dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan dalam kurun waktu satu tahun anggaran.

15. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang hendak atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas terukur.

16. Indikator Kinerja diartikan sebagai ukuran kuantitatif/kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran/tujuan yang telah ditetapkan.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

9| Page

Indikator kinerja merupakan sesuatu yang dapat diukur sebagai dasar untuk menilai kinerja, baik dalam tahap perencanaan (ex-ante), tahap pelaksanaan (on-going), maupun tahap setelah kegiatan selesai (ex-post). Indikator kinerja juga digunakan untuk meyakinkan apakah kinerja organisasi menunjukkan kemajuan dalam rangka menuju tujuan/sasaran yang telah ditetapkan. Tanpa indikator

menilai kinerja kebijaksanaan/program/kegiatan yang pada akhirnya bermuara pada kinerja organisasi.

17. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atas keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.

18. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.

19. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung percapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.

20. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah.

21. Anggaran Dekonsentrasi adalah anggaran yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk anggaran yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah. Pemberian anggaran dekonsentrasi tidak terlepas dari kewajibannya untuk melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaannya kepada Menteri/Pimpinan lembaga terkait.

22. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah Pusat kepada Daerah dan/atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan dalam hal ini Menteri/Pimpinan Lembaga terkait.

23. Anggaran Tugas Pembantuan adalah anggaran yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh daerah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan.

24. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA) adalah pejabat pemegang kewenangan dalam penggunaan anggaran satuan kerja yang dialokasikan dalam APBN. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran adalah Menteri/Pimpinan Lembaga atau kuasanya yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.

25. Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggung jawabkan

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

10 | Page 10 | Page

26. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggung jawabkan uang untuk keperluan belanja negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada kantor/satuan kerja Kementerian Negara/Lembaga/ Pemerintah Daerah.

27. Pinjaman Luar Negeri (PLN) adalah sumber pembiayaan negara dalam bentuk devisa, barang, dan jasa yang diterima dari badan/lembaga negara asing, pemerintah negara asing, badan/lembaga keuangan internasional, atau pasar keuangan internasional yang harus dibayar kembali dengan persyaratan yang telah disepakati, termasuk penjaminan pembayaran yang dapat menimbulkan kewajiban pembayaran dikemudian hari.

28. Hibah Luar Negeri (HLN) adalah penerimaan negara yang diperoleh dari luar negeri baik dalam bentuk devisa atau devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan/atau jasa termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang dapat dinilai dengan uang yang tidak perlu dibayar kembali.

29. Kementerian Negara adalah organisasi dalam Pemerintahan RI yang dipimpin oleh Menteri untuk melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang tertentu.

30. Unit Organisasi adalah bagian dari suatu Kementerian Negara/Lembaga yang bertanggung jawab terhadap pengkoordinasian dan/atau pelaksanaan suatu program.

31. Satuan Kerja (Satker) adalah bagian dari suatu unit organisasi pada Kementerian Negara/Lembaga yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program.

32. Satuan Kerja Pada Instansi Pemerintah adalah organisasi dalam pemerintah yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu dibidangnya masing-masing atau bertugas melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari satu program.

33. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah organisasi/lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dekonsentrasi/ tugas pemerintahan di bidang tertentu di daerah provinsi, kabupaten, atau kota.

34. Kelompok Tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas kebutuhan bersama yang mempunyai struktur organisasi dan mempunyai basis tujuan yang bersama.

35. Pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan oleh masyarakat dan atau pemerintah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat pelaku usaha pertanian sehingga dapat mandiri dalam mencapai tujuan yang dikehendaki sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

11 | Page

36. Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) adalah lembaga yang tumbuh dan berkembang secara mandiri di masyarakat, dengan kegiatan utama meningkatkan gerakan moral melalui kegiatan pendidikan, sosial dan keagamaan, serta peningkatan keterampilan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

37. Tenaga Harian Lepas (THL) adalah tenaga bantu tenaga penyuluh pertanian/pendamping

perkebunan/pengendali organisme pengganggu tumbuhan/penanganan kesehatan hewan yang direkrut oleh Kementerian Pertanian mulai tahun 2007 untuk melaksanakan tugas dan fungsinya mendampingi kelompok tani/gapoktan dalam pengembangan usaha agribisnis, dengan ketentuan tidak menuntut untuk diangkat menjadi Pengawai Negeri Sipil (PNS).

revitalisasi

38. Tenaga Harian Lepas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (THL POPT) adalah tenaga bantu POPT yang direkrut oleh Kementerian Pertanian selama kurun waktu tertentu sesuai dengan ketersediaan keuangan Negara untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pembantu POPT di wilayah pengamatan yang belum memiliki jumlah POPT yang cukup, dengan ketentuan tidak mempunyai hak untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil.

39. Pemberdayaan Masyarakat Pertanian adalah upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat agribisnis sehingga secara mandiri mampu mengembangkan diri dan dalam melakukan usahanya secara berkelanjutan.

40. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan.

41. Pengendalian adalah serangkaian kegiatan manajemen yang dimaksudkan untuk menjamin agar suatu program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan

42. Pemantauan adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan, mengindentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin. Pemantauan dilaksanakan secara berkesinambungan dan bertujuan memberikan indikasi awal dari perkembangan atau kekurangan suatu program/kegiatan yang sedang berjalan.

43. Evaluasi adalah suatu penilaian dalam kurun waktu tertentu yang mencoba untuk menilai relevansi secara sistematis dan obyektif, efisien, efektivitas pelaksanaan, dan dampak/keberhasilan dari program dan kegiatan yang sedang berjalanmaupun yang telah selesai. Evaluasi dapat diartikan pula merupakan rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar. Pemantauan dilakukan pada seluruh program/kegiatan, sedangkan evaluasi dapat dilakukan secara lebih

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

12 | Page 12 | Page

44. Pelaporan adalah bentuk penyampaian informasi mengenai hasil pelaksanaan program/kegiatan yang dituangkan ke dalam formulir yang telah ditentukan secara berkala dan sesuai dengan petunjuk pengisiannya.

45. Belanja Bantuan Sosial adalah transfer uang atau barang yang diberikan oleh pemerintah Pusat/Daerah kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Transfer uang/barang/jasa tersebut memiliki ketentuan berikut ini: (a) dapat langsung diberikan kepada anggota masyarakat dan/atas lembaga kemasyarakatan termasuk di dalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan; (b) bersifat sementara atau berkelanjutan; (c) ditujukan untuk mendanai kegiatan rehabilitasi sosial, perlindungan sosial, jaminan sosial. Pembedayaan sosial, penanggulangan kemiskinan dan bencana; (d) untuk meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, kelangsungan hidup, dan memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian sehingga terlepas dari resiko sosial; dan (e) diberikan dalam bentuk bantuan langsung, penyediaan aksesibilitas, dan/atau penguatan kelembagaan.

46. Belanja Modal merupakan pengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangka memperoleh atau menambah asset tetap dan asset lainnya yang member manfaar lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi asset tetap atau asset lainnya yang ditetapkan pemerintan.

47. Belanja Barang adalah pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan belanja perjalanan. Belanja ini terdiri belanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan dan belanja perjalanan.

48. Belanja Pegawai pada dasarnya mencakup seluruh imbalan yang diberikan kepada pegawai pemerintah dan anggota DPRD, seperti gaji, tunjangan, dan kompensasi sosial.

49. Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan/lembaga yang memproduksi, menjual, mengekspor, atau mengimpor barang dan jasa, yang memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa sehingga harga jualnya dapat dijangkau oleh masyarakat.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

13 | Page

BAB II SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TANAMAN PANGAN TA 2012

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mempunyai Visi Tahun 2010-2014, yaitu ”Terwujudnya Produksi Tanaman Pangan Yang Cukup dan Berkelanjutan”.

Dalam mewujudkan visi tersebut, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki misi sebagai berikut;

1. Mewujudkan birokrasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang profesional dan berintegritas,

2. meningkatkan perluasan penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat dan berkelanjutan,

3. mengembangkan sistem penyediaan benih yang efisien, efektif, dan berkelanjutan,

4. meningkatkan penanganan pascapanen tanaman pangan,

5. meningkatkan pengamanan produksi tanaman pangan berkelanjutan, dan

6. mendorong peran serta instansi dan stakeholder terkait serta masyarakat dalam pembangunan tanaman pangan yang berkelanjutan.

Sebagai implementasi visi dan misi tersebut, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menetapkan tujuan, sebagai berikut;

1. meningkatkan produktivitas melalui peningkatan luas areal penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat dan berkelanjutan untuk peningkatan produksi dalam rangka mencapai ketahanan pangan;

2. menyelenggarakan sistem penyediaan benih tanaman pangan yang efisien dan berkelanjutan di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat, dan tersalurnya benih tanaman pangan bersubsidi;

3. meningkatkan penanganan pascapanen tanaman pangan di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat;

4. mengendalikan serangan OPT dan DPI di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat untuk meningkatkan kualitas hasil tanaman pangan;

5. menyelenggarakan pelayanan teknis dan administrasi secara profesional dan berintegritas dilingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan;

6. menciptakan metoda pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan;

7. menyediakan informasi dan menciptakan model peramalan OPT sebagai rujukan dalam pengamanan produksi tanaman pangan.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

14 | Page

2.1. Sasaran

Sasaran utama pembangunan tanaman pangan tahun 2010-2014 merupakan turunan dari sasaran utama pembangunan pertanian yaitu: a) mewujudkan pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, b) mewujudkan peningkatan diversifikasi pangan, c) mewujudkan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, serta d) mewujudkan peningkatan kesejahteraan petani. Keempat sasaran ini disebut dengan Empat Sukses Kementerian Pertanian. Pencapaian keempat sasaran (target) utama diharapkan dapat memberikan dampak kinerja yang signifikan bagi pemenuhan kebutuhan nasional dan ketahanan pangan nasional, baik kebutuhan pangan, kebutuhan pakan, kebutuhan energi maupun kebutuhan bahan baku untuk industri lainnya. Selain itu, dampak kinerja pembangunan tanaman pangan juga diharapkan dapat mengurangi jumlah kemiskinan dan meningkatkan pendapatan negara.

Pencapaian Empat Sukses Kementerian Pertanian tersebut memerlukan keterpaduan pelaksanaan program baik lingkup Kementerian Pertanian maupun lintas Kementerian/Pemerintahan. Fungsi dari program pemerintah hanya berupa stimulan untuk menggerakkan kekuatan ekonomi tanaman pangan secara nasional. Dalam hal ini, pembangunan tanaman pangan dikelompokkan pada pengembangan komoditas utama dan komoditas alternatif. Namun demikian, penetapan sasaran produksi hanya dilakukan pada komoditi padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, dan ubi kayu. Sasaran produksi komoditas utama tanaman pangan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan Tahun 2012

Komoditas

Luas Tanam

Luas Panen

Produktivitas Produksi

(Ha)

(Ha)

(Ku/Ha) (Ton)

15,20 1.900.000 Kacang Tanah

14,00 1.100.000 Kacang Hijau

11,98 390.000 Ubi Kayu

190,00 25.000.000 Ubi Jalar

Sumber: Renstra Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2010-2014

(untuk rincinya per provinsi dapat dilihat pada lampiran 3 sd 9)

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

15 | Page

2.2. Strategi

Pencapaian sasaran pembangunan tanaman pangan akan ditempuh melalui strategi Tujuh Gema Revitalisasi Pertanian yaitu: (1) Revitalisasi Lahan; (2) Revitalisasi Perbenihan dan Perbibitan; (3) Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana; (4) Revitalisasi Sumber Daya Manusia; (5) Revitalisasi Pembiayaan Petani; (6) Revitalisasi Kelembagaan Petani; serta (7) Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir.

TUJUH GEMA EMPAT REVITALISASI PERTANIAN

SUKSES

LAHAN SWASEMBADA BERKELANJUTAN DAN

PERBENIHAN/PERBIBITAN SWASEMBADA

INFRASTRUKTUR DAN SARANA

DIVERSIFIKASI PANGAN

SUMBER DAYA MANUSIA

PEMBIAYAAN PERTANIAN NILAI TAMBAH, DAYA

SAING, DAN EKSPOR

KELEMBAGAAN PERTANIAN

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN

TEKNOLOGI DAN INDUSTRI HILIR

PETANI

Gambar 2. Hubungan Strategi dan Empat Sukses Kementerian Pertanian

Ketujuh strategi pembangunan pertanian tersebut akan mempengaruhi tingkat keberhasilan yang dapat dicapai. Namun demikian, harus disadari bahwa ketujuh strategi tersebut melibatkan institusi pemerintah lainnya dan institusi non pemerintah. Untuk mewujudkan pencapaian Empat Sukses tersebut, orientasi peningkatan produksi menjadi alat (instrumen) utama yang diprioritaskan. Untuk itu, sebagai jaminan tambahan bagi petani atau pelaku usaha pertanian, pemerintah memberikan stimulan baik berupa bantuan, subsidi ataupun insentif lainnya. Pemberian ini sebagai bagian dari meringankan biaya usaha dan sekaligus meningkatkan pendapatan.

Secara harfiah, peningkatan produksi diharapkan dapat memacu peningkatan pendapatan. Berkaitan dengan peningkatan produksi, Direktorat

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

16 | Page

Jenderal Tanaman Pangan menetapkan strategi pencapaian produksi tanaman pangan melalui empat strategi atau disebut dengan Catur Strategi Pencapaian Produksi Tanaman Pangan yaitu:

1. Peningkatan produktivitas

2. Perluasan areal dan optimasi lahan

3. Penurunan konsumsi beras dan pengembangan diversifikasi pangan

4. Peningkatan manajemen.

Catur strategi pencapaian produksi tanaman pangan ini merupakan penajaman sekaligus revisi atas catur strategi yang selama ini digunakan yaitu 1) peningkatan produktivitas, 2) perluasan areal tanam, 3) pengamanan produksi, dan 4) penguatan kelembagaan dan pembiayaan. Hal ini dilakukan sebagai proses penegasan dan respon atas perubahan lingkungan yang terjadi.

Proses penajaman dan revisi terhadap strategi pencapaian produksi tanaman pangan telah mempertimbangkan aspek keberlanjutan program pembangunan tanaman pangan dan aspek keterpaduan baik disisi hulu, on-farm, maupun hilir.

Gambar 3. Catur Strategi Pencapaian Produksi Tanaman Pangan

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

17 | Page

2.3. Kebijakan

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2012 merupakan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan sekaligus merupakan rangkaian lanjutan dari RKP tahun 2011.

Tema Rencana Kerja Pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu tahun 2012 adalah Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkeadilan bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat. Tema ini merupakan landasan dalam menyusun rancangan program dan kegiatan untuk mencapai sasaran pembangunan, yang tertuang dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2012. Pada prinsipnya, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib menerapkan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi.