Analisa Layout Fasilitas Produksi Mebel dengan Menerapkan Metode Line Balancingdi CV. Mugiharjo Mojosongo Boyolali

ANALISA LAYOUT FASILITAS PRODUKSI MEBEL DENGAN MENERAPKAN METODE LINE BALANCING DI CV. MUGIHARJO MOJOSONGO BOYOLALI

TUGAS AKHIR Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi

Syarat-Syarat Untuk Mencapai Derajat Sarjana Ahli Madya Program Studi D3 Manajemen Industri

Disusun oleh : Dicky Adhika Gastadeka F3508066 PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

commit to user

ABSTRAK ANALISA LAYOUT FASILITAS PRODUKSI MEBEL DENGAN MENERAPKAN METODE LINE BALANCING DI CV. MUGIHARJO MOJOSONGO BOYOLALI DICKY ADHIKA GASTADEKA F3508066

CV. MUGIHARJO merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri mebel, perusahaan ini memproduksi meja, kursi, almari, mirror, candle holder. Untuk menjaga konsistensinya CV. MUGIHARJO dalam menyelesaikan produk pesanan sesuai dengan waktu, jumlah dan kualitas produk salah satu caranya yaitu dengan penataan tata letak (layout) fasilitas produksi dengan sebaik – baiknya agar tercapai tingkat efisiensi dan efektivitas.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui layout fasilitas proses produksi yang digunakan pada CV. MUGIHARJO, mengetahui urutan proses produksi pada CV. Mugihargo, dan mengetahui tingkat efisiensi dari layout fasilitas proses produksi yang sudah dilaksanakan pada CV. MUGIHARJO.

Dari analisis yang telah dilakukan layout produksi yang digunakan oleh CV. MUGIHARJO yaitu layout garis / produk karena proses produksi pada CV. MUGIHARJO yang berurutan dan terus – menerus. Urutan proses produksi mebel yaitu : Sambung Papan (A), Pemahatan (B), Perakitan (C), QC Perakitan (D), Amplas (E), Pendempulan (F), Pelapisan Dasar (G), Finishing (H), Pemasangan Accessories (I), Packing (J). Dengan waktu siklus (cycle time) sebesar 10,6 menit, jumlah stasiun kerja

4 dan total waktu produksi yang dibutuhkan per unit yaitu 40.1 menit yaitu

94. 57 % dengan penundaan sebesar 5.42% sedangkan apabila menggunakan waktu siklus maksimal yaitu sebesar 10,8 menit efisiensi yang dapat dicapai 92. 82% dengan penundaan sebesar 7.17 %.

Kata kunci : layout proses produksi, tingkat efisiensi .

commit to user

commit to user

commit to user

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO :

- Tetap bersyukur lebih indah di dari pada terus meminta hal yang tak pasti. Hidup dalam kenyataan lebih indah dari pada hidup

penuh dengan khayalan tanpa ada usaha. - Pengalaman merupakan pembelajaran kita untuk masa yang akan

datang. - Keinginan dan Keyakinan dapat tercapai jika ada usaha yang kuat

untuk meraihnya. Penulis Persembahkan Kepada :

1. Bapak dan Ibu Tercinta

2. Adik dan kakak ku yang aku sayangi.

3. Seluruh keluargaku

4. Bagi yang membutuhkan dan mengembangkan ilmu

5. Rekan – rekan MI 2008

6. Almamaterku.

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Allah SW T yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Analisis Layout Fasilitas Produksi Mebel Dengan Menerapkan Metode Line Balancing Di Cv. Mugiharjo Mojosongo Boyolali”.

Pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu penyusunan Tugas Akhir ini, terutama kepada :

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Sinto Sunaryo, SE, MSI. Selaku Ketua Program Studi Diploma III Manajemen Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Adnan Effendi, SE selaku Pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan Tugas Akhir.

4. Bapak Gurawan Permadi, SE selaku kepala bagian personalia CV. MUGIHARJO yang telah memberikan kami kesempatan untuk melaksanakan magang kerja dan penelitian.

5. Mama yang selalu memberika bimbingan dan dukungannya serta selalu memberikan yang terbaik, entah apa yang harus saya lakukan untuk membalasnya. Terima Kasih.

commit to user

6. Kakak-kakakku yang tedak pernah bias berhenti memberikan nasihat serta dukungannya.

7. Adik saya yang selalu support saya.

8. Ratrisari yang selalu membuatku untuk melangkah menjadi lebih baik.

9. Sahabat-sahabatku : Arif,Andi,Adin,Yudi,Browi,Seno,Dwi,Tri, dan sahabat-sahabat MI.B yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih karena sudah bersedia berbagai keceriaan bersamaku.

Penulis menyadari bahwa dalam penyungkapan, pembahasan dan pemilihan kata dalam penulisan Tugas Akhir jauh dari sempurna, Karena keterbatasan pemikiran dan kemapuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Namun demikian semoga Tugas Akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak – pihak yang membutuhkan.

Surakarta, 20 Januari 2012

Dicky Adhika Gastadeka

commit to user

5. Teknik Analisis Data ................................................. 8

6. Alur Pemikiran .......................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Proses Produksi ............................................ 12

B. Layout Fasilitas Produksi ................................................ 12

1. Pengertian layout ...................................................... 12

2. Tujuan Perencanaan Layout ..................................... 13

3. Pentingnya Perencanaan Layout .............................. 15

C. Jenis Layout .................................................................... 20

D. Penyeimbangan Lini (Line Balancing) ............................ 26

E. Efisiensi Keseimbangan Lini .......................................... 29

BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian ........................................... 30

B. Laporan Magang Kerja................................................... 41

C. Pembahasan Masalah ................................................... 43

1. Layout yang Digunakan ............................................ 43

2. Identifikasi Kegiatan ................................................. 45

3. Keseimbangan Lini dan Efisiensi .............................. 49

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................... 54

B. Saran ............................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA

commit to user

LAMPIRAN DAFTAR TABEL TABEL HALAMAN

3.1 Urutan Kegiatan Proses Produksi ............................................. 48

3.2 Keseimbangan Lini 4 stasiun kerja ............................................ 51

commit to user

DAFTAR GAMBAR GAMBAR HALAMAN

1.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 10

2.1 Layout Garis .............................................................................. 21

2.2 Layout Fungsional ..................................................................... 22

2.3 Layout Kelompok....................................................................... 23

2.4 Layout dengan Posisi Tetap ...................................................... 25

3.1 Struktur Organisasi.................................................................... 36

3.2 Layout CV. MUGIHARJO .......................................................... 44

3.3 Proses Produksi Mebel ............................................................. 45

3.4 Jaringan Kerja Proses Produksi ................................................ 49

3.5 Diagram Pengelompokan stasiun kerja ..................................... 51

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Magang dari Perusahaan Lampiran 2. Blangko Nilai Magang dari Perusahaan Lampiran 3. Surat Keaslian Tugas Akhir

commit to user

ABSTRAK ANALISA LAYOUT FASILITAS PRODUKSI MEBEL DENGAN MENERAPKAN METODE LINE BALANCING DI CV. MUGIHARJO MOJOSONGO BOYOLALI DICKY ADHIKA GASTADEKA F3508066

CV. MUGIHARJO merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri mebel, perusahaan ini memproduksi meja, kursi, almari, mirror, candle holder. Untuk menjaga konsistensinya CV. MUGIHARJO dalam

menyelesaikan produk pesanan sesuai dengan waktu, jumlah dan kualitas produk salah satu caranya yaitu dengan penataan tata letak (layout) fasilitas produksi dengan sebaik – baiknya agar tercapai tingkat efisiensi dan efektivitas.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui layout fasilitas proses produksi yang digunakan pada CV. MUGIHARJO, mengetahui urutan proses produksi pada CV. Mugihargo, dan mengetahui tingkat efisiensi dari layout fasilitas proses produksi yang sudah dilaksanakan pada CV. MUGIHARJO.

Dari analisis yang telah dilakukan layout produksi yang digunakan oleh CV. MUGIHARJO yaitu layout garis / produk karena proses produksi pada CV. MUGIHARJO yang berurutan dan terus – menerus. Urutan proses produksi mebel yaitu : Sambung Papan (A), Pemahatan (B), Perakitan (C), QC Perakitan (D), Amplas (E), Pendempulan (F), Pelapisan Dasar (G), Finishing (H), Pemasangan Accessories (I), Packing (J). Dengan waktu siklus (cycle time) sebesar 10,6 menit, jumlah stasiun kerja

4 dan total waktu produksi yang dibutuhkan per unit yaitu 40.1 menit yaitu

94. 57 % dengan penundaan sebesar 5.42% sedangkan apabila menggunakan waktu siklus maksimal yaitu sebesar 10,8 menit efisiensi yang dapat dicapai 92. 82% dengan penundaan sebesar 7.17 %.

Kata kunci : layout proses produksi, tingkat efisiensi .

commit to user

ABSTRAK ANALISA LAYOUT FASILITAS PRODUKSI MEBEL DENGAN MENERAPKAN METODE LINE BALANCING DI CV. MUGIHARJO MOJOSONGO BOYOLALI DICKY ADHIKA GASTADEKA F3508066

CV. MUGIHARJO is a company engaged in the furniture industry, this company manufactures tables, chairs, wardrobes, mirrors, candle holders. To maintain consistency CV. MUGIHARJO in completing product orders in accordance with the time, the number and quality of the product one way is by structuring the layout (layout) with the best production facilities - in order to achieve good levels of efficiency and effectiveness.

The purpose of this study was to determine the layout of facilities used in the production process of CV. MUGIHARJO, knowing the sequence of the production process at CV. Mugihargo, and determine the level of efficiency of production process facility layouts that have been implemented on a CV. MUGIHARJO.

Of analysis has been done production layout used by the CV. MUGIHARJO the layout lines / products because the production process at CV. MUGIHARJO sequential and hold - again. The order of the furniture production process, namely: Link Board (A), gouge (B), Assembly (C), QC Assembly (D), Sand (E), Pendempulan (F), Basic Coatings (G), Finishing (H), Installation Accessories (I), Packing (J). With a cycle time (cycle time) of 10.6 minutes, the number of work stations 4 and the total time required per unit of production is 40.1 minutes which is 94. 57% with a delay of 5:42%, while when using the maximum cycle time of 10.8 minutes efficiencies can be achieved 92. 82% with a delay of 7:17%.

Keywords: layout production process, the level of efficiency.

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem perdagangan bebas pada tahun 2025 yang akan datang, mengakibatkan tingkat persaingan dalam perdagangan internasional menjadi sangat ketat. Hal ini tersebut berdasarkan hasil multilateral putaran Meksiko sebagai penerapan dari kesepakatan yang tercantum dalam GATT ( General Agreement on Taraffs and Trade) yang pada dasarnya ingin memperkuat yang lebih terbuka, dimana hambatan yang sifatnya proteksionisme akan dihapuskan. Sistem perdagangan bebas lebih luas dapat dimanfaatkan oleh semua negara termasuk Indonesia.

Tidak semua negara secara otomatis dapat memanfaatkan peluang pasar tersebut, tetapi harus diusahakan dan diraih dengan persaingan yang tidak ringan. Negara-negara maju yang merupakan pelaku utama perdagangan dunia pasti berupaya mengambil kesempatan

yang

sebesar-besarnya,

sedangkan negara berkembang tidak mudah bersaing secara keseluruhan di dalam merebut pasar. Oleh karena itu negara berkembang harus berusaha lebih keras dalam meningkatkan daya saing mengenai hasil produksinya sehingga dapat memanfaatkan peluang pasar yang lebih terbuka. Dalam hal ini perusahaan atau eksportir sebagai pelaku perdagangan ekspor di tuntut untuk dapat menghasilkan

commit to user

keunggulan bersaing lebih dari masa-masa sebelumnya. Selain memiliki kemampuan bersaing, perusahaan juga

harus mempertimbangkan fasilitas-fasilitas produksi lainnya yang dapat mendukung peningkatan dari perusahaan.

Supaya proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan efisien, sebiknya di beberapa bagian perusahaan perlu dilakukan perencanaan-perencanaan yang baik, seperti perencanaan bangunan pabrik, tenaga kerja dan fasilitas produksi. Perencanaan fasilitas produksi yang baik sesuai dengan proses produksi yang dijalankan, tentunya perusahaan dapat meningkatkan poduktifitas, sebab dengan layout yang tepat dan sesuai dengan aliran produksi dari bahan baku hingga menjadi produk akhir dapat berjalan dengan lancar. Layout fasilitas produksi merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan fasilitas – fasilitas yang diperlukan di dalam proses produksi. Fasilitas – fasilitas tersebut harus diatur sesuai dengan kebutuhan proses produksi sehingga hasil produksi dapat diproduksi dengan jumlah (Gitosudarmo, 2002 : 185).

Adapun penataan layout proses produksi bertujuan untuk memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik, meminimumkan kebutuhan tenaga kerja, mengusahakan agar aliran bahan dan produk itu lancar, meminimumkan hambatan pada kesehatan, meminimumkan usaha membawa bahan, memaksimumkan pemanfaatan ruang yang tersedia, memaksimumkan keluwesan menghindari hambatan operasi dan tempat yang telalu padat,

commit to user

memaksimumkan hasil produksi, meminimumkan kebutuhan akan pengawasan dan pengendalian dengan menempatkan mesin, lorong dan fasilitas penunjang agar diperoleh komunikasi yang mudah dan siap (Prasetya dan Lukiastuti, 2011:143-144). Untuk menghindari keadaan yang dapat merugikan perusahaan, maka perusahaan perlu mengadakan perencanaan kapasitas dalam penataan fasilitas produksinya agar keseimbangan kapasitas masing-masing peralatan produksi dapat terus dipertahankan, sehingga efisiensi dan efektifitas produksi dapat terus ditingkatkan.

Seperti halnya yang dialami oleh perusahaan-perusahaan lain pada umumnya, CV. Mugiharjo juga tidak terlepas dari himpitan ketatnya kondisi persaingan pasar yang sedang melanda Indonesia. Untuk tetap bertahan maka CV. Mugiharjo perlu melakukan pembenahan-pembenahan dilingkungan internalnya, salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan meninjau ulang layout fasilitas produksi yang telah dilaksanakan CV. Mugiharjo, sehingga pihak pengelola dapat mengambil keputusan untuk melakukan relayout atau tidak. Relayout disini merupakan perubahan-perubahan kecil yang dapat mendukung peningkatan efisiensi dan efektifitas dari perusahaan. Perubahan-perubahan tersebut dapat dikaitkan dengan usaha-usaha pengoptimalan masalah penggunaan tenaga kerja, waktu produksi dan keseimbangan lini.

commit to user

Berdasarkan latar belakang penulis tertarik melakukan penelitian mengenai layout fasilitas produksi yan dilaksanakan CV. Mugiharjo Boyolali dengan mengambil judul “ANALISIS LAYOUT

FASILITAS PRODUKSI MEBEL DENGAN MENERAPKAN METODE LINE BALANCING DI CV. MUGIHARJO MOJOSONGO BOYOLALI”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian tersebut di atas penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah :

1. Bagaimana layout fasilitas proses produksi di CV. MUGIHARJO?

2. Bagaimana urutan proses produksi pada CV. MUGIHARJO?

3. Berapa besar tingkat efisiensi dari layout fasilitas produksi yang sudah dilaksanakan pada CV. MUGIHARJO?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :

1. Mengetahui layout fasilitas proses produksi yang digunakan pada CV. MUGIHARJO.

2. Mengetahui urutan proses produksi pada CV. MUGIHARJO.

3. Mengetahui tingkat efisiensi dari layout fasilitas proses produksi yang sudah dilaksanakan pada CV. MUGIHARJO.

commit to user

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan Menjadi salah saatu rujukan/masukan dalam pengambilan keputusan, khususnya dalam hal layout fasilitas produksi.

2. Bagi Penulis Merupakan wahana latihan praktik pendidikan dan sebagai perbandingan serta penerapan antara teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah.

3. Bagi Penulis Lain Bisa menjadi bahan perbandingan dan referensi untuk kasus sejenis.

E. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah menggunakan metode studi kasus yang meneliti secara rinci mengenai layout fasilitas produksi yang digunakan pada CV. MUGIHARJO, kemudian melakukan analisis data menggunakan metode line balancing untuk mengetahui efisiensi layout yang digunakan oleh perusahaan.

2. Objek Penelitian Peneliti melakukan penelitian pada CV. MUGIHARJO yang terletak di Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali

commit to user

3. Sumber Data

a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original (Kuncoro, 2003:127). Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung yang bersumber dari observasi langsung maupun pengamatan secara langsung. Data yang diperoleh yaitu :

1) Layout proses produksi

2) Proses produksi yang dilakukan

3) Waktu yang dibutuhkan pada tiap proses produksi

b. Data Sekunder Data Sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2003:127). Data sekunder biasanya telah tersedia di perusahaan dalam bentuk dokumentasi. Data yang diperoleh yaitu :

1) Data mengenai sejarah perusahaan

2) Struktur organisasi pada perusahaan

3) Jumlah produksi harian

commit to user

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara Wawancara adalah teknik pengambilan data dimana peneliti langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari responden (Suliyanto, 2006:137). Wawancara dilakukan dengan karyawan yang terlibat langsung dalam proses produksi untuk mendapatkan informasi mengenai proses produksi.

b. Observasi

data dengan menggunakan panca indra, jadi tidak hanya dengan pengamatan menggunakan mata. Mendengar, mencium, mengecap, dan meraba termasuk salah satu bentuk observasi. Instrumen yang digunakan dari observasi adalah pengamatan dan lembar observasi (Suliyanto, 2006:139). Observasi dilakukan secara langsung mengenai proses produksi dan kinerja karyawan yang terlibat langsung dalam kegiatan proses produksi.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan kegiatan menggumpulkan data dengan cara membaca atau mengambil dari literatur – literatur yang berhubungan dengan masalah yang dilteliti.

commit to user

d. Pemeriksaan Data Arsip

merupakan kegiatan pengumpilan data dengan melihat, mencatat, ataupun memeriksa dokumen – dokumen dan arsip – arsip perusahaan yang berhubungan dengan penelitian.

5. Teknik Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

digunakan untuk mendeskripsikan kondisi perusahaan melalui wawancara ataupun dengan melihat data mengenai masalah layout fasilitas produksi dan keseimbangan lini seperti kondisi layout perusahaan saat ini, elemen-elemen pekerjaan, waktu proses kerja, dll.

b. Analisis Kuantitatif Merupakan analisis dengan menggunakan data yang dikualifikasikan ke bentuk angka. Dengan hal ini penulis menggunakan metode keseimbangan lini yaitu pengelompokan elemen-elemen pekerjaan kedalam stasiun-stasiun kerja yang bertujuan untuk membuat seimbang jumlah pekerja yang ditugaskan ke stasiun-stasiun kerja tersebut, sehingga dapat diperoleh jumlah jam menganggur yang kecil atau tingkat efisiensi yang tinggi. Hal-hal ini yang harus diperhatikan untuk mendapatkan keseimbangan kapasitas yang baik antara lain

commit to user

mengenai waktu yang dibutuhkan untuk keseluruhan proses produksi, urutan teknis dari pekerjaan dan kapasitas output yang diinginkan.

Menurut Render dan Heizer (2009:561-564) untuk mengetahui besarnya tingkat keseimbangan lini dihitung meliputi beberapa langkah yaitu:

1) Menentukan Waktu Siklus (cycle time)

Cycle time adalah waktu nyata untuk menyelesaikan suatu tugas atau langkah proses. waktu siklus merupakan maksimal di mana produk dapat tersedia pada setiap stasiun kerja jika tingkat produksi tercapai. Untuk menghitung besar waktu siklus dapat diperoleh dengan rumus:

Waktu Siklus =

߀Ŗi(r 夠engrit 碸ŖlȬ detdg Ŗ搀de kŖe l (t ŖlȬg kŖt siŖl 搀dekŖe

2) Mentukan jumlah stasiun kerja minimal.

Secara teoritis untuk menghitung jumlah stasiun kerja minimal menggunakan rumus sebagai berikut:

Jumlah stasiun kerja minimal =

Ǵō 㿨

㤨㿨 p ō

di mana n merupakan jumlah tugas perakitan.

Setelah menghitung waktu siklus dan jumlah stasiun kerja minimal, selanjutnya menghitung efisiensi keseimbangan lini. Efisiensi keseimbangan lini dapat dihitung dengan membagi

commit to user

waktu tugas total dengan jumlah stasiun kerja yang dibutuhkan. Untuk lebih mudah menghitung keseimbangan lini dapat dirumuskan sebagai berikut :

F. Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Layout Fasilitas produksi

Proses produksi

Line Balancing (Keseimbangan lini)

Efisiensi layout produksi

Layout Optimal

commit to user

Dalam perusahaan terdapat layout produksi yang terdapat pada saat ini. Pengaturan layout produksi sangat berpengaruh pada keseimbangan kapasitas masing – masing peralatan proses produksi. Hal pertama yang perlu dilakukan yaitu mengetahui inventaris kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi, dan menghitung waktu yang dibutuhkan pada tiap kegiatan proses produksi. Selanjutnya melakukan evaluasi layout proses produksi menggunakan metode Line Balancing. Setelah dilakukan evaluasi dapat diketahui tingkat efisiensi layout fasilitas produksi. Dari tingkat efisiensi layout produksi dapat diambil kesimpulan yang berisi apakah layout yang ada sudah optimal atau belum, apabila belum optimal perlu adanya relayout supaya layout fasilitas proses produksi optimal.

commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Proses Produksi

Baroto (2002:13) mengartikan, produksi adalah suatu proses mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Sedangkan Heizer dan Render (2004:4), produksi adalah menciptakan barang dan jasa. Sehingga proses produksi adalah kegiatan untuk membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Kegiatan produksi adalah kegiatan pokok dalam suatu perusahaan dimana kegiatan ini menyerap sebagian besar sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan baik sumber daya tenaga kerja dan bahan baku.

B. Layout Fasilitas Produksi

1. Pengertian Layout Tata letak (layout) merupakan salah satu keputusan yang menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak memiliki berbagai implikasi strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan keluarga dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya serta mutu kehidupan kerja (Heizer dan Render, 2001:272). Sedangkan menurut Subagyo (2000:79) Layout pabrik adalah tata letak atau tata ruang. Artinya, cara penempatan fasilitas – fasilitas yang digunakan di dalam pabrik.

commit to user

Menurut Kokasih (2009:186) layout adalah peraturan dan penentuan alat – alat, tenaga kerja, dan tahapan kegiatan didalam proses produksi baik barang maupun jasa.

Menurut Gitosudarmo (2002:185) layout fasilitas proses produksi merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan fasilitas – fasilitas yang diperlukan di dalam proses produksi. Fasilitas – fasilitas tersebut harus diatur sesuai dengan kebutuhan proses produksi sehingga hasil produksi dapat diproduksi dengan jumlah dan kualitas yang sesuai, dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan dengan biaya yang minim.

2. Tujuan Perencanaan Layout Dalam melakukan perencanaan layout dapat dilakukan dengan beberapa langkah (Gitosudarmo, 2002:191-192) Langkah pertama yang perlu dilakukan di dalam perencanaan layout adalah melihat pada perencanaan produk berupa spesifikasi yang menunjukkan fungsi – fungsi yang dimiliki produk tersebut. Langkah kedua adalah menetapkan perlengkapan yang dibutuhkan dan memilih mesin – mesinnya. Jumlah masing – masing komponen yang dibutuhkan harus dijabarkan ke dalam jumlah mesin yang dibutuhkan. Langkah selanjutnya yaitu berupa analisa keseimbangan urutan pengerjaan, pemetaan, aliran (flow charting) dan penyusunan diagram blok layout.

commit to user

Tujuan

perencanaan layout

secara

umum adalah mengoptimalkan susunan letak mesin – mesin dan peralatan produksi yang ada di dalam perusahaan sehingga dengan adanya susunan tata letak yang optimal tersebut diharapkan pelaksaan proses produksi di dalam perusahaan tersebut akan dapat berjalan dengan lancar dan karyawan akan dapat menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada mereka dengan baik pula.

Tujuan pengaturan layout fasilitas yang baik adalah (Gitosudarmo, 2002:185-186) :

a. Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik.

b. Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja.

c. Mengusahakan agar aliran bahan dan produk itu lancar.

d. Meminimumkan hambatan pada kesehatan.

e. Meminimumkan usaha pembawa bahan.

f. Memaksimumkan pemanfaatan ruang yang tersedia.

g. Memaksimumkan keluwesan menghindari hambatan operasi

dan tempat yang terlalu padat.

h. Memberikan kesempatan berkomunikasi bagi para karyawan dengan menempatkan mesin dan proses secara benar.

i. Memaksimumkan hasil produksi. j. Meminimumkan kebutuhan akan pengawasan dan pengendalian dengan menempatkan mesin, lorong/gang, dan fasilitas penunjang agar diperoleh komunikasi mudah dan siap.

commit to user

Sedangkan menurut Heizer dan Render (2009:532) tujuan strategi tata letak adalah membangun tata letak yang ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan

3. Pentingnya perencanaan Layout Menurut Heizer dan Render (2001:272) tata letak memiliki berbagai implikasi strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan keluarga dalam hal kapasitas, proses, flesibilitas dan biaya, serta mutu kehidupan kerja. Tata letak yang efektif dapat membantu perusahaan mencapai hal – hal sebagai berikut :

a. Pemanfaatan yang lebih besar atas ruangan, peralatan dan

manusia.

b. Arus informasi, bahan baku, dan manusia yang lebih baik.

c. Lebih memudahkan konsumen.

d. Peningkatan moral karyawan dan kondisi kerja yang lebih

aman. Tujuan dari strategi tata letak adalah untuk mengembangkan tata letak yang ekonomis yang dapat membantu pencapaian ke empat hal di atas sementara tetap memenuhi kebutuhan perusahaan untuk bersaing.

Perencanaan layout pabrik merupakan pemilihan secara optimum penempatan mesin – mesin, peralatan – peralatan pabrik, tempat kerja, tempat penyimpanan, dan fasilitas servis, bersama –

commit to user

sama dengan penentuan bentuk gudang pabriknya (Gitosudarmo, 2002:185)

Sedangkan Menurut Tomskin (2004:21) Perencanaan layout merupakan hal yang strategis bagi perusahaan, karena memiliki dampak jangka panjang bagi perusahaan. Perencanaan strategis ini meliputi hal berikut :

a. Penyimpanan dan pengisian kembali meliputi semua fungsi

pergudangan.

b. Penggunaan suatu material pada suatu tempat, meliputi

tujuan, asal dan proses manufaktur.

c. Distribusi fisik, meliputi asal perpindahan, tujuan perpindahan, dan perpindahan antar tempat.

d. kontrol peralatan dan material.

e. Layout tempat dan modul bangunan.

f. Persyaratan fasilitas yang mendukung.

4. Klasifikasi perencanaan layout Perencanaan layout disini adalah melihat pada perencanaan produk berupa spesifikasi yang menunjukkan fungsi - fungsi yang dimiliki produk tersebut. Perencanaan produk tergantung pada material yang digunakan, proses yang diperlukan dan perlengkapan- perlengkapan lainnya, sehinga memerlukan layout yang berbeda (Gitosudarmo, 2002:191).

commit to user

Menurut Subagyo (2000:88) faktor – faktor yang dipertimbangkan dalam menyusun layout untuk perusahaan manufakturing sebagai berikut:

a. Sifat produk yang dibuat Sifat produk yang dibuat sangat menentukan layout yang akan dibuat. Misal jika produknya berupa benda padat, layoutnya akan berbeda jika produknya benda cair atau gas pengangkutan barang dapat dilakukan dengan pipa, berarti menghemat tempat. Bila produknya besar dan sulit dipindahkan maka digunakan layout dengan posisi tetap.

b. Jenis proses produksi yang digunakan Jenis proes produksi biasanya juga sangat mempengaruhi jenis layout yang digunakan pada pabrik yang memiliki poses produksi continous atau yang memiliki line flow, sedangkan layout fungsional biasanya digunakan pada proses produksi intermittent.

c. Jenis barang serta volume produksi brang yang dihasilkan

Perusahaan yang menghasilkan bermacam-macam barang produk yang jumlah setiap jenis hanya sedikit, biasanya menggunakn layout fungional. Akan tetapi, jika produknya selalu sama serta jumlah setiap jenis banyak, sebaiknya menggunakan layout garis.

commit to user

d. Jumlah modal yang tersedia Meskipun suatu perusahaan memerlukan layout garis, perusahaan tidak dapat mnggunakannya jika modal yang tersedia kurang. Hal ini disebabkan layout garis memrlukan investasi yang sangat mahal.

e. Keluwesan atau fleksibilitas Biasanya layout diusahakan agar fleksibel. Maksud dari fleksibel adalah jika terjadi prubahan macam barang yang dihasilakan atau terjadi penambahan kapasitas pabrik/penambahan mesin, maka letak mesin dan fasilitas - fasilitas pabrik mudah disesuaikan.

f. Pengangkutan barang Pengangkutan barang dilakukan seefisien mungkin agar dapat diusahakan dengan menggunakan conveyor, karena jalan yang dilalui barang selalu sama sehingga biaya pengangkutannya murah. Dalam layout fungsional selalu diusahakan mendapatkan tempat- tempat yang sering berhubungan atau yang banyak dilakukan pengangkutan barang.

g. Aliran barang Mesin - mesin sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga yang dikerjakan tidak saling mengganggu.

h. Efektivitas penggunaan ruangan Penempatan mesin - mesin harus sedemikian rupa sehingga ruangan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan pemborosan

commit to user

ruangan dapat dihindari. Jangan ada ruang yang menganggur, jangan pula meletakkan mesin terlalu jauh supaya menghemat ruangan dan mengurangi pengangkutan, dan peletakan mesin juga jagan terlalu rapat.

i. Lingkungan dan keselaman kerja Dalam merencanakan layout sebaiknya dipertimbangkan pengaruh layout yang disusun terhadap keselamatan kerja serta

lingkungan kerja, jangan sampai penempatan mesin membahayakan keselamatan karyawan.mesin - mesin yang membahayakan sebaiknya diletakkan di tempat yang jarang dilewati karyawan atau diberi pengaman yang cukup.

j. Pemeliharaan Peralatan

mesin harus memungkinkan

pelaksanaan pemeliharaan mesin dengan mudah. Selain untuk tempat mesin, juga disediakan ruang untuk pemeliharan

k. Letak kamar kecil Letak kamar kecil jangan terlalu jauh dari ruangan kerja sebab kalu terlalu jauh akan terlalu banyak waktu terbuang oleh karyawan dalam perjalanan ke kamar kecil.

l. Pengawasan Sebaiknya mesin atau fasilitas produksi yang lain diletakkan sedemikian rupa sehingga memudahkan pengawasan.

commit to user

C. Jenis Layout

Layout yang disusun oleh beberapa perusahaan biasanya berbeda – beda. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan keadaan atau faktor – faktor yang mempengaruhinya. Faktor – faktor yang mempengaruhi penetuan jenis layout yang akan digunakan yaitu (Gitosudarmo, 2002:187) :

1. Jenis produk. Apakah produk tersebut barang atau jasa, desain dan kualitasnya bagaimana, dan apakah produk tersebut dibuat untuk persediaan atau pesanan.

2. Jenis proses produksi ini berhubungan dengan jenis teknologi yan dipakai, jenis bahan yang diangkut/ dibawa, dan atau / alat penyedia layanan.

3. Volume produksi. Volume mempengaruhi desain fasilitas sekarang dan pemanfaatan kapasitas, serta penyediaan kemungkinan eks-pansi dan perubahan.

Menurut Subagyo (2000:80-88) layout dibagi menjadi 4 macam yaitu:

1. Layout Garis. Layout garis sering disebut sebagai layout produk. Artinya, pengaturan letak mesin – mesin atau fasilitas produksi dalam suatu pabrik yang berdasarkan atas urut – urutan proses produksi dalam membuat suatu barang.

commit to user

Gambar 2.1 Layout garis

Layout garis memiliki beberapa kebaikan – kebaikan antara lain :

a. Biaya produksi lebih mudah.

b. Pengawasan lebih mudah.

c. Pengangkutan barang di dalam pabrik lebih mudah. Adapun kelemahan dari layout produk antara lain:

a. Apabila terjadi kemacetan pada salah satu mesin, akan menyebabkan kemacetan seluruh kegiatan pabrik.

b. Nilai investasi mahal karena mesin yang digunakan banyak sekali serta biasanya menggunakan mesin khusus.

c. Kurang fleksibel karena suatu layout hanya dapat membuat satu macam barang saja dalam jangka panjang tidak terganti.

d. Karyawan akan mengalami kesulitan dalam melaksanakn tugasnya.

2. Layout Fungsional Layout fungsional sering disebut sebagai layout proses.

Artinya, pengaturan tata letak fasilitas produksi di dalam pabrik

Mesin 5 Mesin 6 Mesin 5

commit to user

yang didasarkan atas fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas produksi yang ada. Berikut contoh gambar layout fungsional :

Gambar 2.2 Layout Fungsional

Layout fungsional memiliki beberapa kebaikan yaitu :

a. Fleksibel, dapat digunakan untuk mengerjakan berbagai macam barang.

b. Investasi pada mesin – mesin dan fasilitas produksi yang lain lebih murah daripada layout garis sebab menggunakan mesin serba guna. Mesin serba guna biasanya oleh produsen mesin dibuat dalam macam bentuk standar sehingga harga mesin itu di pasar lebih murah.

Adapun kelemahan dari layout ini antara lain :

a. Biaya produksi setiap barang mahal karena macam barang yang dikerjakan selalu berganti - ganti.

Potong Vercroom

commit to user

b. Pekerjaan perencanaan dan pengawasan produksi lebih sering dilakukan karena macam barang yang dikerjakan berganti-ganti dan urutan prosesnya berubah - ubah.

c. Pengangkutan barang di dalam pabrik sulit dan simpang - siur karena arus pekerjaan selalu berubah.

d. Tidak terjadi keseimbangan.

3. Layout Kelompok Layout kelompok atau grouped layout adalah suatu pengaturan letak fasilitas suatu pabrik berdasarkan atas kelompok barang yang dikerjakan. Biasanya pabrik yang menggunakan layout kelompok memiliki produk yang bermacam – macam, tetapi garis besar urutan prosesnya dapat dibagi dalam beberapa kelompok yang sama. Contoh layout kelompok yaitu perusahaan pemroses kulit.

Gambar 2.3 Layout Kelompok

Sol

Bagian atas

Assembling

Finishing

Finishing Jahit Potong Jahit

Jahit

Pasang perlengkapan

Finishing

commit to user

Kebaikan – kebaikan yang dimiliki layout kelompok yaitu :

a. Bersifat fleksibel sehingga dapat menghasilkan beberapa macam barang.

b. Meskipun barang yang dikerjakan bermacam – macam, arus barang tidak terlalu simpang – siur.

c. Meskipun perusahaan mengerjakan berbagai macam produk, biaya produksi dapat lebih murah dibandingkan dengan layout fungsional.

Adapun kelemahan dari layout ini ialah sebagai berikut :

a. Untuk menggunakan layout kelompok, maka kelompok produk yang memili kesamaan urutan proses harus jelas.

b. Instruksi kerja harus jelas.

c. memerlukan pengawasan yang cermat.

4. Layout dengan posisi tetap Layout dengan posisi tetap sering disebut dengan layout by fixed materials position atau fixed layout. Pengertian layout semacam ini adalah pengaturan fasilitas produksi dalam membuat barang dengan letak barang yang tetap atau tidak dipindah – pindah. Contoh layout posisi tetap yaitu layout pembuatan jembatan, layout pembangunan gedung, layout pembuatan jalan, dan layout penghijuan.

commit to user

Gambar 2.4

Layout dengan posisi tetap

Sifat – sifat yang dimiliki layout dengan posisi tetap yaitu :

a. Barang yang dikerjakan biasanya berat atau tidak mungkin dipindah – pindah.

b. Volume pekerjaan biasanya besar. Setiap kegiatan biasanya memerlukan urutan dan hubungan kerja yang kompleks.

c. Biasanya pekerjaan berupa proyek, yang harus selesai pada waktu yang telah direncanakan.

Masukan

Barang Jadi

Produk

Proses A

Proses B

Proses D

Proses C

commit to user

d. Fasilitas produksi yang digunakan biasanya mudah

dipindah – pindah.

e. Komponen produk atau bagian produk yang tidak mungkin dikerjakan di lokasi biasanya dikerjakan di dalam pabrik atau di tempat lain.

Sedangkan kebaikan – kebaikan yang dimiliki oleh layout dengan posisi tetap yaitu :

a. Fleksibel dapat ditetapkan pada setiap pekerjaan yang berbeda – beda.

b. Dapat diletakkan di mana saja sesuai dengan kebutuhan.

c. Tidak memerlukan bangunan pabrik. Apabila ada bangunan biasanya hanya untuk penyimpanan, kantor, atau kegiatan – kegiatan pambantu.

Kelemahan dari layout ini adalah :

a. Tidak ada standar atau pedoman yang jelas untuk merencanakan layoutnya.

b. Kegiatan pengawasan harus sering dilakukan dan relative sulit.

c. Bisanya keamanan barang-barang di sekitar tempat pembuatan barang harus dijaga dengan baik karena rawan penurunan

D. Penyeimbangan lini (Line Balancing)

Menurut Subagyo (2000:96) line balancing adalah proses pembagian pekerjaan kepada work stations sedemikian rupa sehingga diperoleh keseimbangan setiap work stations. Work stations atau pusat

commit to user

kerja/ bagian adalah kumpulan beberapa elemen kerja yang merupakan satu kesatuan.

Tujuan diadakannya keseimbangan lini menurut Nasution (2003:149) adalah meminimalisasi waktu menganggur disetiap stasiun kerja, sehingga dicapai efisiensi kerja yang tinggi pada setiap stasiun kerja. Adapun tujuan lain keseimbangan lini tersebut adalah membuat keseimbangan jumlah pekerjaan yang ditugaskan ke stasiun – stasiun tersebut. Tujuan tersebut dicapai melalui dua alternative cara, yaitu :

1. Menentukan waktu putaran (cycle time) yang dikehendaki, menyamakan beban kerja dengan cara tertentu yang mana jumlah stasiun kerja dapat diminimumkan.

2. Menentukan jumlah stasiun kerja yang diinginkan, menyamakan bahan kerja dengan cara tertentu yang mana putaran waktu dapat diminimumkan.

Suatu proses produksi sudah mencapai keseimbangan lini apabila :

1. Tingkat kapasitas output yang dihasilkan sudah memadai atau

melebihi tingkat kapasitas output yang diinginkan.

2. Urutan pekerjaan yang ada dalam proses produksi merupakan urutan pekerjaan yang mungkin untuk dapat dilaksanakan.

3. Lini produksi efisien, yang dapat dilihat dari adanya penurunan waktu menganggur pada proses produksi.

commit to user

Render (2009:558) penyeimbangan lini biasanya dilaksanakan untuk meminimalkan ketidakseimbangan antara mesin atau pekerja dan memenuhi kewajiban output dari lini perakitan. Untuk mengetahui besar keseimbangan lini dapat diketahui dengan beberapa langkah berikut yaitu :

1. Menentukan Waktu Siklus (cycle time) Cycle time adalah waktu nyata untuk menyelesaikan suatu tugas atau langkah proses. waktu siklus merupakan maksimal di mana produk dapat tersedia pada setiap stasiun kerja jika tingkat produksi tercapai. Untuk menhitung besar waktu siklus dapat diperoleh dengan rumus:

Waktu Siklus =

߀Ŗi(r 夠engrit 碸ŖlȬ detdg Ŗ搀de kŖe l (t ŖlȬg kŖt siŖl 搀dekŖe

2. Mentukan jumlah stasiun kerja minimal. Secara teoritis untuk menghitung jumlah stasiun kerja minimal menggunakan rumus sebagai berikut:

Jumlah stasiun kerja minimal =

Ǵō 㿨

㤨㿨 p ō

di mana n merupakan jumlah tugas perakitan.

3. Pemberian tugas perakitan khusus pada setiap stasiun kerja.

Keseimbangan yang efisien adalah keseimbangan yang menyelesaikan perakitan yang dibutuhkan, mengikuti urutan yang telah dispesifikasi, dan menjaga agar waktu yang kosong di setiap stasiun kerja berada pada tingkat minimal.

commit to user

E. Efisiensi Keseimbangan Lini

Menurut Kokasih (2009:28) Efisiensi adalah konsep dinamis yang bisa ditinjau dari segi teknik maupun dari sisi ekonomis. Sedangkan menurut Render dan Heizer (2009:564) Efisiensi keseimbangan lini dilakukan perusahaan untuk dapat menetukan sensitivitas lini produksi terhadap perubahan dalam tingkat produksi dan penugasan stasiun kerja. Efisiensi keseimbangan lini dapat dihitung dengan membagi waktu tugas total dengan jumlah stasiun kerja yang dibutuhkan, lalu dikalikan dengan waktu siklus terpanjang yang ditentukan. Efisiensi keseimbangan lini dirumuskan sebagai berikut ;

Efisiensi =

∑Ǵ

Ǵō

pǴō Ǵō㿨

ǴǴ ō m

Ǵ 﨨Ǵ Ǵ

ō㿨 p ō

m ōǴ

commit to user

BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan

CV. MUGIHARJO adalah suatu perusahaan yang terletak di kawasan boyolali, tepatnya di Dukuh Kanthongan, Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali yang berdiri pada tanggal 17 Mei 1998. CV. MUGIHARJO bergerak dalam usaha meubel yang didirikan oleh bapak Mugianto. Selain sebagai pemilik, bapak Mugianto juga merangkap sebagai pimpinan perusahaan. Perusahaan ini pada mulanya adalah industri kecil yang kegiatannya hanya membuat produk meubel mentah. Kemudian pada awal tahun 1999 bapak Mugianto mulai merintis dan mengembangkan usahanya dari industry kecil yang membuat produk meubel jadi dan melakukan ekspor sendiri ke luar negeri. CV. MUGIHARJO mempunyai Ijin Usaha No. 44/KDPP.11.32/2.2/1X/2002, Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No. 1335602806, dan Nomor Wajib Pajak (NPWP) No.07.125.253.0.526.000.

2. Struktur Organisasi

Dalam menjalankan usahanya agar efektif dan efisien setiap organisasi membutuhkan individu-individu untuk mengerjakannya. Untuk itu diperlukan suatu struktur organisasi yang direncanakan

commit to user

dengan seksama dan didasarkan pada penentuan tugas dan tanggung jawab yang jelas.

Tugas dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan Perusahaan

1) Memiliki wewenang secara menyeluruh terhadap jalannya perusahaan.

2) Melakukan pengawasan

dan

pengendalian investasi perusahaan.

3) Membuat keputusan terhadap semua kegiatan yang bisa berakibat terhadap terjadinya perubahan modal perusahaan

b. Kepala Bagian Gudang dan Pengadaan

1) Bertanggung jawab langsung kepada perusahaan

2) Bertanggung jawab terhadap tersedianya kebuthan produksi

secara keseluruhan (bahan dan perlengkapan)

3) Bertanggung jawab terhadap persediaan bahan baku maupun barang jadi di perusahaan

4) Membuat daftar barang jadi dan bahan baku yang ada dalam perusahaan

c. Departemen Logistik dan Pembelian

1) Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Gudang dan Pengadaan.

2) Membuat laporan daftar stok bahan mentah.

commit to user

3) Melakukan pengawasan terhadap stok persediaan dalam perusahaan.

d. Departemen Material Pengeringan Kayu. Melakukan kegiatan pengeringan/pegovenan kayu sebelum digunakan produksi.

e. Departemen Gudang Material

1) Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Gudang dan Pengadaan.

2) Membuat laporan daftar stok bahan mentah.

3) Melakukan pengawasan terhadap seluruh persediaan dalam perusahaan.

f. Departemen Gudang Produk

1) Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Gudang dan Pengadaan

2) Membuat laporan stok barang jadi

g. Kepala Bagian Produksi

1) Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan perusahaan.

2) Melaksankan dan melakukan pengawasan umum seluruh kegiatan produksi.

3) Melaksanakan pengawasan umum terhadap segala peralatan dan alat produksi perusahaan.

4) Membuat laporan produksi tiap departemen.

commit to user

h. Departemen Komponen

1) Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Produksi.

2) Mengadakan Pengawasan mutu bahan.

3) Mengadakan perakitan umum terhadap perakitan.

i. Departemen Finishing Amplas Dasar

1) Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Produksi.

2) Bertanggung jawab dalam proses finishing barang.

3) Membuat proses produksi (pengamplasan) j. Departemen Finishing Cat, Accessories, Packing

1) Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Produksi

2) Bertanggung jawab terhadap pengepakan sebelum siap kirim

3) Melakukan kontrol mutu terhadap barang yang siap dikirim

4) Menyiapkan barang yang siap dikirim

5) Melakukan pemasangan accessories terhadap barang k. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan

1) Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan perusahaan.

2) Bertanggung jawab terhadap pengeluaran dan pemasukan keuangan secara menyeluruh.

3) Menandatangani dan mengirim cek (bersama pimpinan perusahaan)

4) Menyelenggarakan buku besar dan menyusun laporan keuangan.

5) Melakukan urusan perusahaan yang berhubungan dengan keuangan.

commit to user

l. Departemen Akuntansi

1) Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan.

2) Membuat jurnal dan buku besar.

3) Melakukan registrasi penjualan dan penagihan.

4) Menyiapkan berbagai laporan yang dibutuhkan.

5) Membuat daftar gaji. m. Departemen keuangan

1) Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan

2) Melakukan pengeluaran kas untuk pembelian

3) Melakukan penagihan

4) Menyelenggarakan laporan kas harian. n. Kepala Bagian Personalia dan Umum

1) Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan perusahaan.

2) Mengurus dan mengendalikan hukum dan segala perizinan perusahaan.

3) Membuat perencanaan umum.

4) Membuat dan menyelenggarakan laporan produktivitas karyawan.

5) Membuat persetujuan penggajian dan kesejahteraan karyawan.

commit to user

o. Departemen Keamanan

1) Bertanggung jawab kepada bagian personalia umum.

2) Melakukan absen kepada karyawan dan melayani keperluan ,memberikan informasi kepada tamu yang berkunjung ke perusahaan.

3) Menjaga keamanan perusahaan

4) Memberikan pertolongan pertama pada karyawan apabila terjadi kecelakaan dalam bekerja.

p. Kepala Bagian Penjualan

1) Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan perusahaan.

2) Melaksanakan seluruh kegiatan penjualan.

3) Membuat persetujuan pesanan penjualan.

4) Melakukan pengawasan terhadap kegiatan pengiriman barang.

5) Membuat laporan penagihan.

6) Membuat perencanaan dan pengembangan pasar.

commit to user

Adapun struktur organisasi CV. MUGIHARJO Furniture dapat dilihat dari gambar berikut :

Gambar 3.1 Struktur Organisasi di CV. MUGIHARJO Furniture Boyolali

3. Proses Produksi

Dalam memproduksi furniture, bahan baku yang dipergunakan adalah kayu mahoni. Adapun bahan baku sebagian besar diperoleh dari kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Kayu mahoni yang digunakan

Pimpinan Perusahaan

Bagian Gudang dan Pengadaan

Bagian Produksi

Bagian Keuangan

dan Akuntansi

Bagian Personalia dan Umum

Bagian Penjualan Umum

· Dept.

Logistik dan

Pembelian

· Dept.

Pengeringa n Material Kayu

· Dept.

Gudang produk

Finishing, Cat, Accessories, Packing

Perencana an

Sumber : CV. MUGIHARJO Furniture

commit to user

dengan ukuran papan tertentu, kayu tersebut masih dalam kondisi basah, sehingga kayu perlu melalui proses oven (pengeringan). Pada pembuatan mebel, proses produksi dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:

a. Tahap perakitan Pada tahap awal, papan mahoni dikeringkan selama kurang lebih 10 hari dengan tingkat kekeringan 8% sampai dengan 12%. Kemudian papan yang sudah kering tersebut dibelah dibagian persiapan komponen yang sesuai dengan ukuran produk yang akan dibuat. Setelah selesai semua komponen-komponen tersebut dikerjakan dibagian perakitan, dimana didalam tahap perakitan terdapat proses peralatan, sambung papan (laminating), pemahatan, pluk/pori/panel dan perakitan produk tersebut. Setelah selesai proses perakitan produk maka produk tersebut diberi nama produk setengah jadi. Sebelum produk setengah jadi masuk ke finishing, produk diteliti dulu apakah bentuknya sudah sempurna maka akan diproses ulang. Tetapi apabila sudah diperiksa dan produk sudah baik maka langsung dibawa ke bagian finishing. Tempat untuk penelitian produk setengah jadi disebut dengan Meja Balance.

b. Tahap Finishing Tahap finishing dibagi menjadi 3 bagian yaitu : bagian amplas dasar, bagian warna, bagian packing. Dibagian amplas dasar, produk setengah jadi diamplas atau dihaluskan dengan nomor/grit

commit to user