BAB IV HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN 4.1 - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran TGT Siswa Kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 201

BAB IV HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Mata Pelajaran IPS Kelas 4

Pembelajaran IPS kelas 4 SD Negri Seworan, kecamatan Wonosegoro, Boyolali, Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 pra siklus, menunjukkan bahwa belum ada tindakan menggunakan model pembelajaran TGT. Pembelajaran yang berlangsung tanpa rancangan dan desain pendekatan pembelajaran tertentu. Pembelajaran yang berlangsung adalah berpusat pada guru. Guru tidak memberikan kesempatan siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Misalnya guru dapat membentuk kelompok belajar untuk berdiskusi menyelesaikan suatu masalah.

Hal ini dapat menambah sudut pandang siswa dalam mengahadapi sesuatu. Disamping itu juga dapat menumbuhkan jiwa sosial dan kreatifitas siswa dalam berargumen. Keceriaan dalam mengikuti pembelajaran tidak nampak dalam pembelajaran pra siklus. kecriaan dalam perbelajaran juga sangat penting, karena akan menimbulkan kesan yang membuat daya ingatan siswa menjadi bertambah. Keceriaan tersebut dapat diciptakan melalui memasukkan unsur permainan dalam proses pembelajaran. Jika keceriaan sudah tercipta maka yang harus diciptakan selanjutnya adalah semangat berkompetisi.

Dalam pembelajaran pra siklus, suasana seperti itu belum nampak. Semangat berkompetisi juga akan meningkatkan semangat belajar siswa untuk menjadi yang lebih baik. Penghargaan terhadap prestasi siswa juga menjadi aspek penting yang belum nampak dalam pembelajaran pra siklu. Dengan memberikan penghargaan siswa akan merasa usahanya yang dilakukan tidak sia-sia, mereka akan lebih bersemangat untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Hasil belajar IPS siswa Kelas 4 SD Negeri Seworan, oleh guru kelas diukur hanya melalui hasil tes saja. Hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa masih banyak di bawah KKM yang ditentukan oleh guru. Seluruh siswa Hasil belajar IPS siswa Kelas 4 SD Negeri Seworan, oleh guru kelas diukur hanya melalui hasil tes saja. Hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa masih banyak di bawah KKM yang ditentukan oleh guru. Seluruh siswa

Penilaian yang dilakukan oleh guru pada pra siklus hanya di akhir pembelajaran saja, yakni berupa tes uraian dengan jumlah 5 soal. Guru hanya mengukur kemampuan siswa pada aspek kognitif, sedangkan pengukuran afektif dan psikomotorik tidak dilakukan. Nampak ketika siswa mengikuti pembelajaran, guru tidak tampak mengukur sikap dan keterampilan siswa. Jika hasil belajar hanya diukur dari nilai tes seperti yang dilakukan oleh guru pada pra siklus tanpa mengukur sikap dan keterampilan siswa, maka hasil belajar siswa berada di bawah KKM yang ditentukan, yakni ≥ 80 Kondisi ini ditunjukkan secara rinci melalui tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1

Distribusi Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Berdasarkan Skor Hasil Belajar Pra Siklus

No. Skor

Jumlah 9-41

Sumber: Data Sekunder Berdasarkan tabel 4.1, menunjukkan bahwa distribusi skor hasil belajar

pra siklus antara 25-44. Skor yang ada berada di bawah KKM yang telah ditetapkan yakni ≥ 100. Perolehan skor hasil belajar tersebar ke dalam 4 kelompok. Yakni skor antara 25-28, dicapai oleh siswa sebanyak 6 orang (30% dari seluruh siswa). Penyebaran skor antara 29-32, dicapai oleh 4 siswa (20% dari seluruh siswa), skor antara 3 3 - 3 6 dicapai oleh 4 siswa (20% dari seluruh siswa), d a n skor antara 37-40 dicapai oleh 5 siswa (25% dari seluruh siswa), Skor antara 41-44 dicapai 1 siswa (5% dari seluruh siswa).

Penyebaran skor hasil belajar terbanyak diraih oleh kelompok skor 25-28 yakni 30% dari seluruh siswa mencapai skor yang terendah. Kondisi ini menjadi permasalahan pembelajaran yang terkait dengan hasil belajar. Dengan diperolehnya hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM ≥80, maka segera dilakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

s Skor PS 20 rI ja e la 10

b l si

0 1 2 3 4 5 jumlah siswa

Gambar 4.1

Grafik Garis Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Berdasarkan Skor Hasil Belajar

Pra Siklus Berdasarkan gambar 4.1 nampak bahwa hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali pra siklus, skor terbanyak yang diperoleh siswa adalah 26, yang diperoleh 4 siswa (20%) dari seluruh siswa. Skor terendah siswa adalah 25, yang diperoleh 1 siswa (5%) dari seluruh siswa. Sedangkan skor tertinggi adalah 44 yang hanya diperoleh oleh 1 siswa (5%) dari seluruh siswa.

Permasalahan pembelajaran juga nampak dari skor minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata kelas. Deskripsi skor secara rinci disajikan melalui tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2

Deskripsi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-Rata Siswa Kelas 4 Semester 2 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Pra Siklus

Deskripsi Skor

Skor Minimum

Skor Maksimum

Skor Rata-rata 32,80 Sumber: Data Sekunder Berdasarkan tabel 4.2 nampak bahwa skor yang diperoleh siswa kelas 4

SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali pra siklus berada di bawah KKM ≥

80. Pengukuran hasil belajar diperoleh dari pengukuran tes saja. Skor minimum yang dicapai sebesar 25, skor maksimum sebesar 44, dan skor rata- rata 32,8. Dari tabel 4.2, nampak jelas, bahwa angka perolehan hasil belajar IPS siswa pada pra siklus yang berupa skor minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata, masih di bawah KKM ≥ 80. Kondisi hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali pra siklus ini, menimbulkan permasalahan belajar, sehingga perlu diupayakan perbaikan pembelajaran, melalui peningkatan hasil belajar melalui pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model TGT.

Hasil belajar jika ditinjau dari ketuntasan belajar, maka skor yang ditunjukkan oleh tabel 4.2 yakni rata-rata skor 32,8, dan seluruh siswa belum mampu memenuhi nilai KKM. Kesimpulannya ketuntasan hasil belajar kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali 100% belum memenuhi KKM.

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus 1 Mata Pelajaran IPS Kelas 4

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan tindakan, langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah pembelajaran. Dari hasil identifikasi, kemudian dilakukan analisis terhadap hasil identifikasi permasalahan yang ada pada siswa kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali. Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa siswa kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali semester I tahun pelajaran 2015/2016 memiliki permasalahan dalam pembelajaran yang terkait dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru dan hasil belajar siswa. Hal ini nampak melalui tabel 4.1, seluruh siswa (100%) tidak tuntas dalam belajar IPS. Oleh karena itu, permasalahan ini perlu segera diatasi, melalui pemberian tindakan berupa pembelajaran dengan model TGT.

Pemecahan masalah pembelajaran ini menggunakan KD IPS yang ditentukan dengan kesepakatan bersama guru kelas 4, yakni menggunakan KD

2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya, yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) beserta perangkatnya (lihat lampiran 1). Di samping itu, langkah yang ditempuh adalah dengan mengembangkan lembar observasi untuk melakukan pengamatan terhadap tindakan model pembelajaran TGT yang dilakukan guru, dan lembar observasi untuk respon siswa dalam model pembelajaran TGT (lihat lampiran 10).

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus 1 Pertemuan 1

Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu, 13 April 2016 dengan KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Guru kelas 4 melaksanakan RPP yang sudah disediakan dan dipelajari. Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, nampak sebagai berikut:

Pada kegiatan awal guru memberikan salam, mengabsensi siswa, namun guru belum nampak mempersiapkan kondisi siswa untuk belajar seperti mengatur tempat duduk, meminta siswa menyiapkan alat tulis dan buku di meja. Guru tidak nampak melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa bagaimana cara datang ke sekolah. Dalam melakukan apersepsi seluruh siswa sudah terlibat. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa. Nampak siswa memperhatikan dengan cermat, namun nampak 4 siswa yang mengobrol, kemudian guru menegur dengan tegas. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, nampak guru tidak memerinci langkah- langkah pembelajaran yang akan dilakukan seperti bagaimana urutan kegiatan yang akan dilaksanakan guru dan siswa selama pembelajaran.

Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi pelajaran dengan lantang Nampak siswa memperhatikan dengan seksama, namun ada 2 siswa yang mrngobrol dan langsung ditegur guru dengan tegas. Kemudian guru bertanya jawab dengan siswa tentang definisi perkembangan teknologi, contoh perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi. Pada saat bertanya jawab tentang definisi perkembangan teknologi, siswa nampak lancar mendefisikan kembali pengertian perkembangan teknologi. Kemudian pada saat bertanya jawab tentang perkembangan teknologi produksi nampak siswa menyebutkan contoh di lingkungan sekitarnya yakni pada zaman dulu petani membajak sawah dengan kerbau, namun sekarang petani membajak sawah dengan traktor. Pada saat guru bertanya jawab dengan siswa tentang contoh perkembangan teknologi komunikasi, nampak siswa menyampaikan perkembangn dengan

menyebutkan pada zaman dulu untuk memberi kabar pada keluarga yang jauh menggunakan surat, namun sekarang sudah menggunakan teknologi yang lebih modern yaitu HP (hand phone). Kemudian pada saat siswa diminta menyebutkan contoh perkembangan teknologi transportasi, siswa nampak menyebutkan kereta api, namun guru membimbing siswa membenarkan jawaban tersebut dengan menambah teknologi kereta uap berkembang menjadi kereta listrik.

Pada kegiatan selanjutnya guru nampak membimbing siswa membentuk kelompok belajar dengan anggota yang sudah ditentukan oleh guru. Nampak 2 siswa yang hanya diam dan tidak menempatkan diri kedalam kelompok, namun Pada kegiatan selanjutnya guru nampak membimbing siswa membentuk kelompok belajar dengan anggota yang sudah ditentukan oleh guru. Nampak 2 siswa yang hanya diam dan tidak menempatkan diri kedalam kelompok, namun

kelompok mengerjakan lembar kerja siswa guru nampak membimbing siswa dengan bertanya kepada siswa tentang kesulitan yang dialami dalam mengerjakan lembar kerja siswa, dan membimbing siswa menemukan jawaban tersebut. Namun nampak 3 siswa tidak mengerjakan lembar kerja siswa dan hanya duduk diam, dan guru mengarahkan siswa tersebut supaya aktif dalam mengerjakan lembar kerja siswa tersebut. Setelah waktu selesai siswa diminta mengumpulkan lembar kerja siswa hasil belajar kelompok.

Pada kegiatan penutup nampak guru dan siswa tidak nampak melakukan refleksi pembelajaran, tetapi guru dan siswa langsung menyimpulkan materi yang telah dipelajari, seperti mendefinisikan kembali pengertian perkembangan teknologi. Menyebutkan contok perkembangan teknologi, dan menyebutkan dampak perkembangan teknologi. Tidak nampak guru memberikan tindak lanjut terhadap siswa. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan do’a. Guru tidak nampak melakukan tindak lanjut kepada siswa.

Pada pembelajaran siklus 1, pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran, dengan cara memberi tanda cheek list (V) pada lembar observasi yang telah disediakan (lihat lampiran 10). Lembar observasi tersebut meliputi lembar observasi tindakan model pembelajaran TGT oleh guru dan siswa yang berisi butir pernyataan, untuk mengamati tindakan guru dalam pengelolaan pembelajaran, dan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi, dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

Siklus 1 Pertemuan 2

Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1 pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari Jumat 15 April 2016 , masih menggunakan KD pada pertemuan 1, yakni KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Pada kegiatan ini pembelajaran dimulai dengan, guru mempersiapkan siswa untuk belajar seperti memberi salam, mengabsensi siswa, dan tidak nampak guru Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1 pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari Jumat 15 April 2016 , masih menggunakan KD pada pertemuan 1, yakni KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Pada kegiatan ini pembelajaran dimulai dengan, guru mempersiapkan siswa untuk belajar seperti memberi salam, mengabsensi siswa, dan tidak nampak guru

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan guru menyampaikan aturan turnamen yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran, sedangkan siswa nampak seksama memperhatikan. Guru nampak membimbing siswa menyiapkan meja turnamen. Setelah meja turnamen siap guru nampak membimbing siswa mengikuti turnamen dan siswa nampak antusias mengikuti turnamen berupa kui- kuis. Dalam proses turnamen berlangsung ada 4 siswa yang ribut saat turnamen berlangsung, tetapi guru segera mengkondisikan siswa agar tenang. Setelah turnamen selesai guru memberikan penghargaan berupa bros bintang kepada masing- masing anggota kelompok pemenang turnamen.

Pada kegiatan akhir siswa bersama guru merefleksi pembelajaran misalnya kesulitan atau kesan yang didapat siswa pada saat pembelajaran. Yakni siswa yang memaparkan bahwa turnamen tersebut sangat menyenangkan. Selanjutnya siswa bersama guru menyimpulkan proses pembelajaran tadi dengan mengulas sedikat pertanyaan yang dirasa sulit. Kemudian guu tidak nampak memberikan tindak lanjut dengan meminta siswa mempelajari materi yang akan dipelajari selanjutnya dan pembelajaran diakhiri dengan berdo’a bersama.

Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan 2 berlangsung, juga dilakukan pengamatan oleh observer untuk mengamati jalannya proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran, dengan cara memberi tanda cheek list (v) pada lembar observasi yang telah disediakan (lihat lampiran 10). Lembar observasi tersebut meliputi lembar observasi tindakan model pembelajaran TGT oleh guru dan siswa yang berisi butir pernyataan untuk mengamati tindakan guru dalam pengelolaan pembelajaran, dan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi, dapat diketahui yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

3. Refleksi

Setelah kegiatan pembelajaran siklus 1 selesai, maka dilakukan refleksi pembelajaran, dengan menganalisis hasil pengamatan dari lembar observasi, dan catatan yang dilakukan oleh observer. Hasil observasi terhadap respon siswa, secara rinci disajikan melalui tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3

Distribusi Aktivitas Tindakan Model pembelajaran TGT Siswa Kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Pertemuan 1 Dan Pertemuan 2 Siklus 1

Pertemuan 2 N Aktivitas

o Tindakan

F % F % Kegiatan

Sumber : Data primer Keterangan

= Terlaksana TT = Tidak Terlaksana

F = Frekuensi

Berdasarkan tabel 4.3, nampak bahwa hasil dari pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan model pembelajaran TGT yang dilakukan siswa pada siklus 1, meliputi pengamatan terhadap kegiatan awal, kegiatan inti berbasis TGT dan kegiatan akhir.

Pada pertemuan ke-1 kegiatan awal, pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan siswa, seperti mempersiapkan pembelajaran dan melakukan apersepsi belum dilakukan siswa, namun pada kegiatan menyimak langkah- langkah pembelajaran belum nampak dilaksanakan oleh siswa. Pada kegiata menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran nampak 4 siswa ramai Pada pertemuan ke-1 kegiatan awal, pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan siswa, seperti mempersiapkan pembelajaran dan melakukan apersepsi belum dilakukan siswa, namun pada kegiatan menyimak langkah- langkah pembelajaran belum nampak dilaksanakan oleh siswa. Pada kegiata menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran nampak 4 siswa ramai

1 sudah dilakukan dengan baik oleh siswa, perhatian siswa dalam pembelajaran yang sudah tumbuh, keberanian siswa dalam mengeluarkan gagasan sudah cukup baik. Namun pada penyajian materi ada 2 siswa yang tidak memper hatikan dan pada pembentukan kelompok ada 2 siswa yang tidak aktif menempatkan diri dalam kelompok. ada 4 siswa yang tidak sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Dalam kegiatan akhir, dari 3 kegiatan, 2 kegiatan yang tidak dilakukan oleh siswa, yakni melaksanakan refleksi dan tindak lanjut.

Pada pertemuan 2, 87,50% kegiatan sudah dilakukan lebih baik oleh siswa. Namun siswa belum nampak melakukan persiapan dan tindak lanjut. Di samping itu, pada pertemuan ke dua perhatian siswa dalam pembelajaran sudah nampak dari seluruh siswa. Keberanian siswa juga sudah nampak dari keberanian mereka menjawab pertanyaan yang diajukan, dan bertanya tentang hal yang belum dimengerti.

Distribusi aktivitas tindakan model pembelajaran TGT yang dilaksanakan oleh siswa secara rinci dapat disajikan melalui gambar 4.2 di halaman berikut:

60 terlaksana ja la

Kegiatan Semua

n Kegiatan model pembelajaran TGT

Gambar 4.2

Grafik Garis Distribusi Aktivitas Tindakan model pembelajaran TGT Siswa Kelas

4 SDN Seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016

Pertemuan 1 dan Pertemuan 2 Siklus 1

Berdasarkan gambar 4.3, nampak bahwa distribusi frekuensi akttivitas tindakan pembelajatan model TGT yang dilaksanakan oleh siswa dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir selalu mengalami ada kegiatan awal yang dilakukan siswa pada pertemuan ke-1 sebanyak 33,33%, dari semua kegiatan awal meningkat pada pertemuan ke-2 menjadi 66,67% dari semua kegiatan awal atau semua kegiatan telah dilakukan. Pada kegiatan inti, keseluruhan (100%) tindakan model pembelajaran TGT sudah dilaksanakan oleh guru baik pertemuan ke-1 maupun pertemuan ke-2. Pada kegiatan akhir tindakan model pembelajaran TGT pertemuan ke-1 33,33% dari semua kegiatan akhir, meningkat pada pertemuan ke-2 menjadi 66,67% dari semua kegiatan akhir.. Sedangkan pada keseluruhan kegiatan frekuensi tindakan pemebelajaran model TGT pada pertemuan pertama 87,10% dari semua kegiatan telah terlaksana dan pada pertemuan ke-2 93,75% sudah terlaksana dari semua kegiatan.

Aktivitas pembelajaran dengan model pembelajaran TGT yang dilakukan oleh guru, secara rinci disajikan melalui tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4

Distribusi ∑ Aktivitas Tindakan Model pembelajaran TGT Guru Kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Pertemuan 1 Dan Pertemuan 2 Siklus 1

Pertemuan 2 N Aktivitas

Pertemuan 1

TT ∑ o Tindakan

TT

F % Kegiatan

Sumber : DataPrimer Keterangan

= Terlaksana TT = Tidak Terlaksana

F = Frekuensi

Berdasarkan tabel 4.3, nampak bahwa hasil dari pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan model pembelajaran TGT yang dilakukan guru pada siklus 1, meliputi pengamatan terhadap kegiatan awal, kegiatan inti model pembelajaran TGT dan kegiatan akhir.

Pada pertemuan ke-1 kegiatan awal, pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan guru, seperti menyampaikan apersepsi, memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik, namun pada kegiatan menyampaikan langkah-langkah pembelajaran belum nampak guru memberi pengarahan pada siswa. Dalam kegiatan inti ada 25 kegiatan yang menjadi fokus dalam pengamatan. Dari 25 kegiatan tersebut, siswa telah melaksanakan semua kegiatan, 5. Seluruh kegiatan inti pada pertemuan ke-1 sudah dilakukan dengan baik oleh guru, penyampaian materi dalam Pada pertemuan ke-1 kegiatan awal, pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan guru, seperti menyampaikan apersepsi, memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik, namun pada kegiatan menyampaikan langkah-langkah pembelajaran belum nampak guru memberi pengarahan pada siswa. Dalam kegiatan inti ada 25 kegiatan yang menjadi fokus dalam pengamatan. Dari 25 kegiatan tersebut, siswa telah melaksanakan semua kegiatan, 5. Seluruh kegiatan inti pada pertemuan ke-1 sudah dilakukan dengan baik oleh guru, penyampaian materi dalam

Distribusi aktivitas tindakan model pembelajaran TGT yang dilaksanakan oleh siswa secara rinci dapat disajikan melalui gambar 4.2 di halaman berikut:

n 60 terlaksana ra

Kegiatan Kegiatan Kegiatan Semua awal

n Kegiatan model pembelajaran TGT

Gambar 4.3

Grafik Garis Distribusi Aktivitas Tindakan model pembelajaran TGT Siswa Kelas

4 SDN Seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016

Pertemuan 1 dan Pertemuan 2 Siklus 1

Berdasarkan gambar 4.3, nampak bahwa distribusi frekuensi akttivitas tindakan pembelajatan model TGT yang dilaksanakan oleh guru dari kegiatan Berdasarkan gambar 4.3, nampak bahwa distribusi frekuensi akttivitas tindakan pembelajatan model TGT yang dilaksanakan oleh guru dari kegiatan

4. Hasil Belajar Siklus 1

Hasil belajar pada siklus 1 diperoleh dari tes formatif, pengukuran sikap dan keterampilan siswa dalam melaksanakan kegiatan model pembelajaran TGT, meliputi: menyimak materi tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi., membentuk kelompok @ 5 siswa,aktif belajar dalam kelompok, memainkan turnamen akademik, dan menerima penghargaan. Hasil belajar IPS siklus 1, secara rinci disajikan melalui tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5

Distribusi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran TGT Siswa Kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali

Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 1

No

Skor

Frekuensi Siswa

20 100 Sumber :data primer

Berdasarkan tabel 4.5, nampak bahwa distribusi hasil belajar IPS berdasarkan skor hasil belajar mengalami peningkatan dari sebelumnya (pra Berdasarkan tabel 4.5, nampak bahwa distribusi hasil belajar IPS berdasarkan skor hasil belajar mengalami peningkatan dari sebelumnya (pra

Hasil belajar IPS berdasarkan skor hasil belajar siklus 1 yang diperoleh siswa dapat disajikan melalui gambar 4.4 di halaman selanjutnya.

Skor a si 40

h 20

S kor

0 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah siswa

Gambar 4.4

Grafik Garis Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Hasil Belajar Melalui Pembelajaran model TGG Siswa Kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro

Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 1 Berdasarkan gambar 4.4 grafik distribusi hasil belajar IPS Siswa Kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 siklus I, menunjukkan bahwa skor yang paling banyak diperoleh siswa adalah

87, yang diperoleh 6 siswa (30% dari seluruh siswa). Skor terendah, adalah 63, yang diperoleh 1 siswa. Sedangkan skor tertinggi adalah 92, yang hanya diperoleh

1 siswa. Adapun deskripsi skor hasil belajar siklus 1, secara rinci disajikan melalui tabel 4.6 di halaman berikutnya.

Tabel 4.6

Deskripsi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-Rata Hasil Belajar IPS Melalui Model pembelajaran TGT Siswa Kelas

4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 Tahun pelajaran 2015/2016 Siklus 1

Deskripsi Skor

63 Skor maksimum

Skor minimum

92 Skor rata-rata

81,15 Sumber :data primer

Berdasarkan tabel 4.6, nampak bahwa skor minimum hasil belajar yang dicapai siswa kelas 4 SD Negeri sSeworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 siklus 1, KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi

serta pengalaman menggunakannya, dengan tindakan model pembelajaran TGT yang sebelumnya hanya mencapai 25, meningkan mencapai 38 menjadi 63. Perolehan skor maksimum meningkat dari yang sebelumnya (pra siklus) hanya 44, meningkat 48 menjadi 92. Perolehan skor ini, menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya yang tidak menggunakan model pembelajaran tertentu dan masis berbasis guru. Artinya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus 1 adalah signifikan atau bermakna.

Berdasarkan hasil belajar dari tabel 4.5 dan tabel 4.6, maka distribusi ketuntasan belajar akan ditunjukkan melalui gambar 4.5 berikut ini.

Tuntas

tidak tuntas

tidak tuntas 25%

Tuntas 75%

Gambar 4.5

Diagram Lingkaran Hasil Belajar IPS Berdasarkan Ketuntasan Belajar Melalui Model pembelajaran TGT Siswa Kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 1

Berdasarkan gambar 4.5 nampak bahwa, hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan belajar siswa kelas 4, pada siklus 1 mencapai 75% (15 siswa) dari seluruh siswa (20), dan 25,00% (5 siswa) dari 20 siswa tidak tuntas dalam belajar IPS KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.. KKM yang ditentukan sebesar lebih dari atau sama dengan 80 (KKM ≥ 80). Keadaan ini menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar yang signifikan, yakni dari 0 % meningkat menjadi 75 %, yang merupakan peningkatan ketuntasan belajar yang signifikan .

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus 2 Mata Pelajaran IPS Kelas 4

1. Perencanaan Pembelejajaran IPS Kelas 4

Perencanaan dan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam siklus 2, mendasarkan pada hasil refleksi siklus 1, yakni mengacu pada kelemahan dan kelebihan yang terjadi. Adapun perencanaan yeng disiapkan adalah sama dengan yang telah dilaksnakan dalam siklus 1. Perbedaan yang muncul terletak pada Kompetensi Dasar yang diberikan. Pada siklus 2 menggunakan KD 2 . 4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya. Dengan demikian soal tes formatif menyesuaikan dengan kompetensi dasar yang diberikan (lihat lampiran

1 RPP dan perangkatnya).

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pertemuan 1

Pelaksanan tindakan dan observasi siklus 2 pada pertemuan ke- 1 dilaksanakan pada hari Rabu, 20 April 2016 dengan KD 2 . 4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya.. Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Kegiatan awal guru memulai pembelajaran dengan mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran seperti mengabsensi siswa, serta mempersiapkan alat tulis di meja. Setelah seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran, guru memberikan apersepsi dengan meminta siswa menyebutkan berita di TV. Siswa nampak aktif merespon apersepsi dari guru dengan bermacam jawaban, misalnya pencurian, pembunuhan, dan korupsi. Kemudian guru menghubungkan dengan materi pembelajaran yaitu tentang masalah sosial . Selanjutnya guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran

yang akan dilaksanakan, dan nampak siswa menyimak dengan seksama. Pada kegiatan inti, guru dan siswa sudah nampak melakukan langkah- langkah model pembelajaran TGT refleksi dengan perubahan membentuk kelompok terlebih dahulu di awal pembelajaran. Hal tersebut dilakukan karena di rasakan kurang efektif jika dilakukan di tengah pembelajaran, karena kurang efisien waktu dan terjadi kegaduhan yang menyebabkan suasana belajar tidak kondusif.

kedalam masing-masing kelompoksecara aktif dengan bimbingan guru, selanjutnya gurumenyajikan materi pembelajaran dengan bantuan media gambar yang ditemoel di papan tulis. Siswa nampak ceria dengan penggunaan media pembelajaran tersebut. Setelah penyajian materi dari guru selesai, siswa melakukan tanya jawab dengan guru menggunakan media gambar yang ditempel dipapan tulis mengenai pengertian masalah sosial, contoh masalah sosial, penyebab masalah sosian dan dampak masalah sosial di lingkungan setempat. Pada kegiatan tanya jawab guru nampak membimbuing siswa menemukan atas jawaban tersebut, sedangkan siswa nampak berani mengungkapkan gagasan jawabannya. Setelah siswa selesai belajar kelompok menyelesaikan lembar kerja siswa, guru meminta siswa mengumpulkan hasil

Setelah

siswa menempatkan

diri diri

pembelajaran dan menyimpulkan pembelajaran hari ini, tetapi guru tidak nampak memberikan tuindak lanjut. Selanjutnya diakhiri dengan berdoa bersama.

Pada saat pembelajaran siklus 2 pertemuan ke-1 berlangsung, juga dilakukan pengamatan oleh observer seperti yang dilakukan pada siklus 1 untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan selama pembelajaran berlangsung.

Pertemuan 2

Pertemuan ke- 2 siklus 2 dilaksanakan pada hari Jum’at, 22 April 2016 dengan KD yang masih sama, yakni KD 2 . 4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya. Kegiatan awal dalam pertemuan ke-2 nampak guru mengabsensi siswa, mempersiapkan siswa, memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran.

Pada kegiatan inti di awali dengan guru membimbing siswa menempatkan diri ke dalam meja turnamen, dan nampak siswa secara aktif dan cekatan menempatkan diri pada meja turnamen. Siswa nampak lebih ceria dan lebih berani menjawab pertanyaan yang tertulis pada kartu bersoal, dan nampak guru membimbing siswa dengan penuh semangat. Setelah turnamen selesai guru membimbing siswa menghitung perolehan skor, dan sisa nampak berkonsentrasi menghitung perolehan skor masing-masing kelompok. Setelah pemenang turnamen didapatkan, guru memberikan penghargaan berupa kado kepada kelompok pemeng, dan nampak keceriaan siswa menyambut kemenangan, ditambah lagi sambutan tepuk tangan dari siswa yang lain.

Pada kegiatan akhir siswa bersama guru merefleksi pembelajaran dengan bertanya kesulitan apa yang masih dialami siswa, dan jawaban siswa pada intinya sangat senang dengan pembelajaran hari ini. Setelah itu siswa bersama guru menarik kesimpulan pada pembelajaran hari ini dengan menyimpulkan pertanyaan pertanyaan kunci yang ada pada turnamen. Selanjutnya guru memberikan tindak lanjut dengan meminta siswa mempelajari lagi materi yang telah dipelajari pada pertemuan 1 dan pertemua 2. Pembelajaran diakhiri dengan doa bersama.

Pada saat pembelajaran siklus 2 pertemuan 2 berlangsung, juga dilakukan pengamatan oleh observer seperti yang dilakukan pada pertemuan

1, untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan selama pembelajaran berlangsung.

3. Refleksi

Setelah kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-1 dan ke-2 siklus 2 selesai, maka dilakukan refleksi. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa di dalam mengikuti pembelajaran IPS KD 2 . 4 Mengenal permasalahan sosial di

daerahnya, yang dilaksanakan melalui 2 pertemuan, meliputi observasi terhadap kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada pertemuan 1, nampak bahwa 3 kegiatan awal atau 100% kegiatan awal telah dilakukan seluruhnya oleh siswa. Dalam kegiatan inti model pembelajaran TGT ada 25 kegiatan yang menjadi fokus dalam pengamatan. Dari 16 kegiatan tersebut, siswa telah melaksanakan semua kegiatan, atau 100% kegiatan inti telah dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan akhir nampak seluruh kegiatan (100%) telah dilakukan dengan baik oleh siswa. Namun dalam pertemuan ke-1 siklus 2 terdapat kekurangan, yakni masih ada 3 siswa yang ribut di kelompoknya, ketika belajar dalam kelompok.

Pada pertemuan ke-2, seluruh kegiatan ( 1 0 0 % ) sudah dilaksanakan lebih baik dari pertemuan 1 oleh siswa. Di samping itu catatan observer tentang kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-2 siklus 2 muncul beberapa kelabihan, diantaranya siswa lebih berani bertanya dan menjawab, seluruh siswa lebih bersemangat dalam belajar, yang nampak dari keseriusan dalam menyimak penyajian materi, diskusi kelompok maupun saat mengikuti turnamen.

Aktivitas model pembelajaran TGT telah dilakukan seluruhnya oleh guru pada pertemuan pertama maupun pada pertemuan ke dua. Guru nampak telah melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP, walaupun masih ada 3 siswa yang ribut pada saat belajar dalam kelompok, namun guru telah tegas memperingatkan dan membimbing siswa kedalam suasana belajar yang kondusif Aktivitas tindakan model pembelajaran TGT pada kegiatan awal, inti dan akhir, seluruhnya sudah dilaksanakan oleh guru, baik pada pertemuan ke-1 maupun pertemuan ke-2.

Hasil Belajar Siklus 2

Hasil belajar pada siklus 2 diperoleh dari tes formatif (kuis), pengukuran sikap dan keterampilan siswa dalam melaksanakan kegiatan model pembelajaran TGT meliputi: menyimak materi tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi, membentuk kelompok @ 5 siswa, belajar dalam kelompok, memainkan turnamen akademik, dan menerima penghargaan.

Hasil belajar IPS pada siklus 2 secara rinci disajikan melalui tabel

4.7 di bawah ini.

Tabel 4.7

Distribusi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran TGT Siswa Kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 2

No Skor

Frekuensi Siswa

20 100 Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.7, nampak bahwa distribusi skor hasil belajar IPS mengalami peningkatan dari sebelumnya yakni 63 - 92 menjadi 83 – 97. Dari skor yang diperoleh menunjukkan bahwa seluruh siswa tuntas dalam belajar dengan skor ≥ 80. Peningkatan perolehan skor hasil belajar ini, karena dalam pembelajaran ada tindakan belajar berupa model pembelajaran TGT, dan siswa terlibat langsung dalam belajar, dan penilaian hasil belajar dilakukan secara utuh.

Hasil belajar siswa pada siklus 2 secara rinci di sajikan dalam bentuk grafik, melalui gambar di bawah ini.

Skor la

e 40 bl si

a 20 h

0 1 2 3 4 5 6 7 jumlah siswa

Gambar 4.6

Grafik Garis Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Hasil Belajar melalui Model pembelajaran TGT Siswa Kelas 5 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali

Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 1

Berdasarkan gambar 4.6, nampak bahwa skor 85 dan skor 90 adalah skor paling banyak diperoleh oleh siswa, yakni 4 siswa (20% dari seluruh siswa), 2 siswa (10% dari seluruh siswa), memperoleh skor terendah, yakni 83. Dan 2 siswa (10% dari seluruh siswa) memperoleh skor tertinggi, yakni 97.

Berdasarkan distribusi skor hasil belajar pada tabel 4.7, dapat diketahui besarnya skor hasil belajar yang berupa skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata. Secara rinci, deskripsi hasil belajar IPS siklus 2, ditunjukkan melalui tabel 4.8 di halaman berikut.

Tabel 4.8

Deskripsi Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-Rata Hasil Belajar IPS

Melalui Model Pembelajaran TGT Siswa Kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 2

Deskrpsi Skor

Skor minimum

Skor maksimum

Skor rata-rata 89,45 Sumber data: data primer

Berdasarkan tabel 4.8 nampak bahwa skor minimum hasil belajar yang dicapai siswa kelas 4 pada pembelajaran IPS KD 2 . 4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya dengan model pembelajaran TGT sebesar 83, skor maksimum sebesar 97, dan skor rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 89,45. Hasil ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya pada siklus 1. Artinya peningkatan hasil belajar siswa nampak pada kenaikan skor minimum dari 63 menjadi 83; kenaikan skor maksimum dari

92 meningkat menjadi 97, dan skor rata-rata dari 81,15 menjadi 89,45. Skor hasil belajar yang diperoleh dalam siklus 2, baik skor minimum, skor maksimum maupun skor rata-rata, menunjukkan skor di atas 80, yang merupakan batas minimal ketuntasan ≥ 80. Dengan demikian, pencapaian hasil belajar IPS pada siklus 2, telah mencapai ketuntasan belajar 100% atau seluruh siswa (20 siswa) kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegor Boyolali Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian Mata Pelajaran IPS Kelas 4

Hasil analisis tindakan model pembelajaran TGT siswa kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 tahun 2015/2016, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas tindakan model pembelajaran TGT yang dilakukan oleh siswa, dari siklus 1 ke siklus 2, yang ditunjukkan melalui tabel 4.9 di bawah ini.

Tabel 4.9

Perbandingan Aktivitas Tindakan pembelajarn model TGT Siswa Kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/ 2015

Siklus 1 dan Siklus 2

Kegiatan Akhir Aktivitas

Kegiatan awal

Kegiatan Inti

F % Aktivitas Tindakan

35 100 35 100 3 66,67 5 83,3 Model Pembelajarn-

3 50,00 6 100,

00 3 an TGT yang dilakukan Aktivitas Tindakan

0 0 0 0 0 3 33,33 1 16,6 model pembelajaran

3 50,00 0

7 TGT yang belum dilakukan

Jumlah Aktivitas

6 100 35 100 35 100 6 100 6 100 Keterangan : S = Siklus Sumber : Data Primer

6 100

Berdasarkan tabel 4.9 nampak bahwa dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan jumlah aktivitas yang dilakukan oleh siswa, baik dalam kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Perbandingan aktivitas tindakan model pembelajaran TGT yang dilaksanakan oleh siswa setiap siklusnya, secara rinci dapat disajikan melalui gambar 4.7 halaman berikutnya.

ta 60 terlaksana ia

siklus siklus siklus siklus siklus siklus

Kegiatan model pembelajaran TGT Gambar 4.7

Grafik Garis Perbandingan Aktivitas Tindakan pembelajaran TGT Siswa Kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016

Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan gambar 4.7, nampak bahwa perbandingan aktivitas tindakan model pembelajaran TGT yang dilakukan siswa baik dalam kegiatan awal, inti, maupun akhir mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus 1 kegiatan awal pertemuan 1 dan pertemuan 2, ada 4 aktivitas tindakan model pembelajaran TGT yang dilaksanakan siswa, kemudian meningkat menjadi 6 aktivitas tindakan yang dilakukan pada siklus 2. Dalam kegiatan inti baik siklus 1 maupun siklus 2, dari 35 aktivitas (pertemuan 1 dan 2) tindakan pembelajaran TGT, seluruhnya telah terlaksanakan, sedangkan dalam kegiatan akhir pada siklus 1 pertemuan 1 dan pertemuan 2, terdapaat 5 aktivitas tindakan TGT yang dilaksanakan siswa, kemudian meningkat menjadi 6 aktivitas tindakan pembelajarn TGT yang dilaksanakan siswa pada siklus 2.

Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran model TGT, ditunjukkan melalui tabel 4.10 di bawah ini.

Tabel 4.10

Perbandingan Aktivitas Tindakan pembelajaran TGT Guru Kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/ 2015 Siklus 1 dan Siklus 2

Kegiatan Akhir Aktivitas

Kegiatan awal

Kegiatan Inti

F % F % F % Aktivitas Tindakan

35 100 3 66,67 5 83,3 Model Pembelajarn-an

0 3 TGT yang dilakukan

Aktivitas Tindakan 3 50,00 0 0 0 0 0 0 3 33,33 1 16,6 model pembelajaran

7 TGT yang belum dilakukan

Jumlah Aktivitas

35 100 6 100 6 100 Keterangan : S = Siklus Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.10 nampak bahwa, dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi

peningkatan jumlah aktivitas yang dilakukan oleh guru, baik dalam kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Perbandingan Aktivitas tindakan model pembelajaran TGT yang dilaksnakan oleh gur pada siklus 1 dan 2 secara rinci disajikan melalui gambar 4.8 di halaman berikutnya.

ta 60 terlaksana ia g

40 ke h la 20

m ju

siklus siklus siklus siklus siklus siklus

Kegiatan model pembelajaran TGT

Gambar 4.8

Grafik Garis Perbandingan Aktivitas Tindakan pembelajaran TGT Guru Kelas 4

SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan gambar 4.8, nampak bahwa perbandingan aktivitas tindakan model pembelajaran TGT yang dilakukan guru baik dalam kegiatan awal, inti, maupun akhir setiap siklusnya mengalami peningkatan. Siklus 1 pertemuan 1 dan pertemuan 2, pada kegiatan awal, ada 4 aktivitas tindakan model pembelajaran TGT yang dilaksanakan guru, kemudian meningkat menjadi

6 aktivitas tindakan model pembelajaran TGT yang dilakukan pada siklus 2. Dalam kegiatan inti baik siklus 1 maupun siklus 2, dari 35 aktivitas tindakan model pembelajaran TGT pertemuan 1 dan 2, seluruhnya telah terlaksanakan. Dalam kegiatan akhir pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2, terdapaat 5 aktivitas tindakan model pembelajaran TGT yang dilaksanakan guru, kemudian meningkat menjadi 6 aktivitas tindakan pembvelajaran model TGT yang dilaksanakan guru pada siklus 2.

Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil belajar IPS melalui tindakan model pembelajaran TGT, berdasarkan ketuntasan belajar, rata-rata, skor minimum dan maksimum siswa kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 Tahun pelajaran 2015/2016, secara rinci disajikan melalui tabel 4.11 di bawaht ini.

Tabel 4.11

Perbandingan Hasil Belajar IPS Melalui Model pembelajaran TGT Berdasarkan Ketuntasan Belajar, Rata-rata, Skor Minimum dan Maksimum Siswa Kelas 5 SD Negeri seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 Tahun pelajaran 2015/2016 Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Siklus II Nilai Keterangan

Prasiklus

Siklus I

P(%) F P(%) ≥80

F P(%) F

k Jumlah Tunta

: Data Primer

Keterangan : F = Frekuensi

P = Persentase Berdasarkan tabel 4.11 nampak bahwa hasil belajar yang

ditinjau dari ketuntasan belajar, skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata dari pra siklus, ke siklus 1 dan ke siklus 2 selalu mengalami peningkatan pada setiap siklus.

Peningkatan hasil belajar IPS siswa berdasarkan ketuntasan dari pra siklus, ke siklus 1 dan 2, yang secara rinci disajikan melalui gambar 4.9 berikut.

pra siklus siklus siklus 1 2

siklus

Gambar 4. 9

Diagram Batang Perbandingan Hasil Belajar IPS Melalui Model pembelajaran TGT Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Seworan

Wonosegoro Boyolali Semester 2 Tahun pelajaran 2015/2016 Pra Siklus Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan gambar 4.9, nampak bahwa ada perbandingan peningkatan hasil belajar berdasarkan ketuntasan belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 Tahun pelajaran 2015/2016, pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pada pra siklus jumlah siswa yang tuntas adalah 0, kemudian meningkat menjadi 15 siswa pada siklus 1 dan meningkat menjadi

20 siswa pada siklus 2. Peningkatan jumlah ketuntasan belajar IPS terjadi, setelah pada siklus 1 dan siklus 2, diberi tindakan belajar yang berupa model pembelajaran TGT. Dalam model pembelajaran TGT, siswa difokuskan untuk mempersiapkan diri menghadapi turnamen melalui penyajian materi dari guru dan dari belajar dalam kelompok belajar.

Pada pembelajaran pra siklus, siswa tidak difokuskan untuk mempersiapkan diri menghadapi turnamen melalui penyajian materi dari guru dan dari belajar dalam kelompok belajar. Hasil belajar diukur melalui hasil tes yang merupakan aspek kognitif saja, sedangkan 2 aspek lainnya yakni aspek afektif dan psikomotor tidak pernah dilakukan pengukuran, yang merupakan bagian dari

Hasil belajar IPS mengalami peningkatan pada siklus 1 dan siklus 2, hal itu terjadi terjadi setelah diberikan tindakan berupa model pembelajaran TGT. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Slavin (2008), melaporkan beberapa laporan hasil riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian belajar siswa yang secara inplisit mengemukakan keunggulan pembelajaran TGT adalah meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan, meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa harga diri akademik siswa, keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu yang lebih banyak. Suarjana (2000:10) dalam Istiqomah (2006), juga mengemukakan kelebihan model pembelajaran TGT adalah dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam, proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa, motivasi belajar lebih tinggi, dan, hasil belajar lebih baik.Pembelajaran IPS dengan menggunakan model TGT, dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini, nampak pada hasil belajar yang ditunjukkan oleh grafik perbandingan hasil belajar IPS berdasarkan skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata, siswa kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 melalui gambar 4.10 di halaman berikutnya.

aw is 100

IP r 80 skor minimum

ja la

e 60 skor maksimum

40 skor rata-rata sil

hr o 20 k

pra siklus siklus 1

siklus 2

Siklus Gambar 4.10

Grafik Garis Perbandingan Hasil Belajar IPS Melalui Model pembelajaran TGT Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan SkorRata-Rata Siswa Kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Pra Siklus Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan gambar 4.10, nampak bahwa perbandingan hasil belajar IPS mengalami peningkatan berdasarkan (1) skor minimum, antara pra siklus : siklus 1 : siklus 2 adalah 25,00 : 63,00 : dan 80,00, (2) skor maksimum, antara prasiklus : siklus 1 : siklus 2 adalah 44,00 : 92,00 : 97,00. (3) skor rata- rata, antara pra siklus : siklus 1 : siklus 2 adalah 32,80: 81,15 : 89,45.

Perbandingan hasil belajar IPS berdasarkan skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata antar siklus menunjukkan bahwa hasil belajar mengalami peningkatan. Hal tersebut juga dialami pada penelitian yang dilakukan oleh Meylia Dwi Tristiyana tahun 2014, menunjukan hasil pada siklus I pertemuan 1 siswa yang tuntas 11(57,9%) siswa dan yang belum tuntas 8(42,1%) siswa. Sedangkan pada siklus I pertemuan 2 siswa yang tuntas KKM adalah 13( 68,42 %) dan yang belum tuntas adalah 6(31,58%). Pada siklus II Pertemuan 2 siswa yang tuntas KKM adalah 19 siswa(100%) tuntas. Selanjutnya penelitian yang dialakukan Melina Kristiyani tahun 2014, menunjukkan hasil yang sama yaitu pada setiap siklus meningkat. Pada siklus I pertemuan 1 siswa yang tuntas 11(57,9%) siswa dan yang belum tuntas 8(42,1%) siswa. Sedangkan pada siklus I

72

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru, Pola Asuh Otoritatif Orangtua Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Smk Muhammadiyah Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Melalui Permainan Kartu Bergambar pada Anak Usia 4 Sampai 5 Tahun di Kelompok A TK Kamulyan Terpadu Salatiga

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Pembelajaran IPA Melalui Model STAD dengan Media Puzzle Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016

0 0 7

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran IPA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Pembelajaran IPA Melalui Model STAD dengan Media Puzzle Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016

0 0 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Pembelajaran IPA Melalui Model STAD dengan Media Puzzle Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016

0 0 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Pembelajaran IPA Melalui Model STAD dengan Media Puzzle Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Pembelajaran IPA Melalui Model STAD dengan Media Puzzle Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran TGT Siswa Kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran TGT Siswa Kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016

0 0 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran TGT Siswa Kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolal

0 0 12