PENGARUH DOSIS PUPUK HAYATI TERHADAP TINGKAT SERANGAN HAMA BOLENG UBI PADA TIGA VARIETAS KETELA RAMBAT (Ipomoea batatas L)

PENGARUH DOSIS PUPUK HAYATI TERHADAP TINGKAT
SERANGAN HAMA BOLENG UBI PADA TIGA VARIETAS KETELA
RAMBAT (Ipomoea batatas L)
Oleh :
Sartono Joko Santosa dan Sumarmi
Fakultas Pertanian UNISRI
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul PENGARUH DOSIS PUPUK HAYATI TERHADAP
TINGKAT SERANGAN HAMA BOLENG UBI PADA TIGA VARIETAS KETELA
RAMBAT (Ipomoea batatas L) diharapkan dapat memperoleh data tentang tingkat serangan
hama boleng ubi pada tiga varietas ketela rambat karena perlakuan dosis pupuk hayati.
Bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk hayati terhadap tingkat serangan hama
boleng ubi pada tiga varietas ketela rambat di desa Plupuh, kecamatan Plupuh, kabupaten
Sragen. Dengan ketinggian tempat 140 mdpl, jenis tanah grumosol.
Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok Lengkap
(RAKL) Split Plot dengan tiga kali ulangan. Peubah yang digunakan yaitu Intensitas
serangan hama, jumlah larva hama boleng, Panjang tanaman (cm), Jumlah buah per tanaman,
Diameter ketela rambat pertanaman (cm), Berat segar ketela rambat (g), Berat segar
brangkasan, Berat kering brangkasan.
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 23 Oktober 2016 sampai 23 Februari 2017,
sehingga saat ini belum dapat melaporkan hasil penelitiannya.

Kata kunci : pupuk hayati, hama boleng, ketela rambat
mendukung

PENDAHULUAN
Ketela

rambat

memiliki

swasembada

pangan.

keunggulan dan keuntungan yaitu:

Dalam budidaya ketela rambat

mudah diproduksi pada berbagai lahan,


unsur hara N, P, K yang dibutuhkan

dengan produktivitas antara 20-40

relatif

ton/ha, kandungan kalori per 100 g

pemupukan

cukup tinggi, dapat memberikan rasa

menggunakan

kenyang, harga murah dan bahan

yaitu 100-150 kg TSP/SP-36 per ha

mudah diperoleh di pasar, rasa dan


dan 100 kg KCl per ha, karena belum

teksturnya

didasarkan pada status hara tanah

sangat

beragam,

layak

sebagai bahan pangan sehat (Zuraida

38

program

besar,


untuk
P

dan

rekomendasi
K

masih

rekomendasi

umum

(Sodiq dan Juanda, 2006).

dan Supriyati, 2001). Oleh karena

Perlu diketahui bahwa unsur


sifat-sifat yang positif tersebut,ketela

fosfat (P) dalam pemupukan adalah

rambat dinilai sangat sesuai untuk

unsur esensial kedua setelah N yang

JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017

berperanpenting dalam fotosintesis dan

pupuk

P

yang

diberikan


perkembangan akar. Ketersediaan fosfat

senyawa Pyang berasal dari residu

dalam tanah jarang yang melebihi

pemupukan

0,01% dari total P. Sebagian besar

tanah.(Ginting, et all, 2006)

bentuk fosfat terikat oleh koloid tanah

Pemupukan

sebelumnya

maupun


di

dalam

dalam

hal

ini

sehingga tidak tersedia bagi tanaman.

petrobio mengandung mikroorganisme

Kebanyakan lahan sawah di Indonesia

bermanfaat yang mampu membugar

telah jenuh fosfat. Fosfat tersebut tidak


tanah menambah ketersediaan unsur

dapat

hara

dimanfaatkan

semaksimal

Nitrogen

dan

Fosfat,

tidak

mungkin oleh tanaman, karena fosfat


menimbulkan masalah baru dikemudian

dalam bentuk P-terikat di dalam tanah,

hari.

sehingga

melakukan

pupuk hayati dengan nomer G964/

pemupukan P di lahan sawah walaupun

hayati/ DEPTAN-PPVTPP/ VIII/ 2011.

sudah terdapat kandungan P yang

Petrobio


cukup memadai (Ginting, et all, 2006).

mikroorganisme

petani

tetap

Maka salah satu alternatif untuk
meningkatkan

efisiensi

pemupukan

fosfat agar tersedia dalam tanah adalah
dengan

memanfaatkan


Petrobio

fertilizer

ini

Aspergillus

mengandung
sebagai

niger,

Pantoea

merupakan

sp,

berikut:

penicillium

azospirillium

sp,
sp,

Sreptomyces sp.
Mikroorganisme

kelompok

fungi

mikroorganisme pelarut fosfat, yaitu

aspergilus

mikroorganisme yang dapat melarutkan

sreptomyces

fosfat tidak tersedia menjadi tersedia

merupakan kelompok mikroorganisme

sehingga dapat diserap oleh tanaman

yang dapat mengubah fosfat tidak larut

dengan cara inokulasidilakukan pada

dalam tanah menjadi bentuk yang dapat

saat

larut dalam tanah. Sedangkan penambat

tanam

bersamaan

dengan

niger,

penicillium

(aktinomycet),

sp

pemupukan P.Pada tanah-tanah yang

nitrogen

kandungan P tinggi akibat akumulasi

Azospirillum, Clostridium, Klebsiella,

atau residupemberian pupuk P yang

dan alga biru-hijau. (Simanungkalit,

menumpuk, maka mikroorganisme ini

2001).

dapatdigunakan
fosfat

dari

sebagai
tanah-tanah

Denganpemberian
pelarut

fosfat

mikroorganisme

tersebut,

diharapkan

dapatmeningkatkan kelarutan P dari
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017

lain

Azotobacter,

Kegiatan untuk meningkatkan

penambang
tersebut.

antara

sp,

produksi

ubi

jalar

dihadapkan

denganadanya serangan hama pada
tanaman ubi jalar. Serangan hama pada
umbi

berupaboleng

ubi

(Cylas
39

formicarius), tikus (Rattus spp.), dan

boleng ubi tanaman ketela rambat

uret (Leucopholis rorida) (Pinontoan et

varietas ungu (Ipomoea batatas L).

al., 2011). Serangan hama boleng ubi
merupakan salah satu hama utamayang

METODE PENELITIAN

dapat menimbulkan kehilangan hasil

RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan

antara 20-70% (Kabi et al., 2003).
Menurut Mau et al., (2011)

Rancangan Acak Kelompok Lengkap

menyatakan serangan hama boleng ubi

(RAKL)

di daerah NTT yaitu sebesar 43,86%,

Terpisah (Split Plot Design) yang

sedangkan

terdiri atas dua faktor perlakuan dengan

di

Bogor

persentase

dengan

susunan

Petak

serangan boleng ubi yaitu sebesar 2%

tiga kali ulangan.

aksesi „tahan‟, 18% aksesi „agak

Faktor I

tahan‟, 48% aksesi „agak peka‟, dan

utama (main plot) yang terdiri dari 3

32% aksesi„peka‟ (Zuraida et al.,

varietas yaitu :

: Varietas (V) sebagai petak

V1

: varietas daging ungu,

populasi

V2

: varietas daging putih,

boleng ubi dipengaruhi oleh ketahanan

V3

: varietas daging kuning.

2003).
Tinggi

rendahnya

klon. Jika Boleng ubi hidup pada klon

Faktor II

: dosis pupuk petrobio (D)

yang tahan, maka akan mempengaruhi

sebagai anak petak (subplot) yang

pertumbuhan dan perkembangan seperti

terdiri atas 4 taraf yaitu :

tinggi,

D0

: 0 kg/ha,

pertumbuhan terhambat, ukuran dan

D1

: 15 kg/ha,

berat

serta

D2

: 30 kg/ha,

menghasilkan keturunan lebih sedikit

D3

: 45 kg/ha.

kematian

larva

cukup

badannya

berkurang

dari generasi selanjutnya. Hal ini terjadi

Berdasarkan

karena jumlah dan mutu makanan yang

diperoleh

tersedia tidak mencukupi kebutuhan

sebagai berikut:

hidupnya

sehingga

pertumbuhan

dan

12

faktor

kombinasi

tersebut
perlakuan

memperlambat

V1D0 = Varietas daging ungu

perkembangan

tanpa pupuk hayati.
V1D1 = Varietas daging ungu

(Zuraida et al., 2005).
Diduga

kedua

dengan

pemberian

pupuk hayati dengan dosis 30 kg/ha

dengan dosis pupuk petrobio 15
kg/ha.

mampu menekan tingkat serangan hama

40

JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017

V1D2 = Varietas daging ungu

berpengaruh digunakan

Uji Beda

dengan dosis pupuk petrobio 30

Nyata Jujur (BNJ) dengan taraf 5%.

kg/ha.
V1D3 = Varietas daging ungu

Perubah yang digunakan yaitu :

dengan dosis pupuk petrobio 45

1. Intensitas Serangan Hama

kg/ha.

Pengamatan

V2D0 = Varietas daging putih

terserang dilakukan dengan cara

tanpa pupukhayati.

menghitung ubi yang terserang

V2D1 = Varietas daging putih

oleh hama yang di lapangan pada

dengan dosis pupuk petrobio 15

tanaman sampel.

kg/ha.

Untuk

V2D2 = Varietas daging putih

serangan hama digunakan rumus

dengan dosis pupuk petrobio 30

sebagai berikut :

kg/ha.

A
P = ___________ x 100 %

V2D3 = Varietas daging putih

persentase

menghitung

ubi

persentase

B

dengan dosis pupuk petrobio 45
kg/ha.

Keterangan : P = persentase ubi

V3D0 = Varietas daging kuning

terserang

tanpa pupuk hayati.

A = jumlah ubi

V3D1 = Varietas daging kuning

terserang hama

dengan dosis pupuk petrobio 15

B = jumlah umbi

kg/ha.

keseluruhan

V3D2 = Varietas daging kuning

yang diamati

dengan dosis pupuk petrobio 30
2.

kg/ha.
V3D3 = Varietas daging kuning
dengan dosis pupuk petrobio 45

Setiap perlakuan diulang 3
kali dan data hasil penelitian dianalisis
analisis

keragaman

dengan taraf nyata 5%, sedangkan
untuk

mengetahui

berpengaruh

Kepadatan populasi hama boleng
yang ditemukan yaitu banyaknya
jumlah larva dan imago yang

kg/ha.

menggunakan

Jumlah Larva Hama Boleng

dan

perlakuan

yang

yang

tidak

JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017

ditemukan pada ubi di setiap lahan
pertanaman ubi jalar. Kepadatan
populasi

hama

memperlihatkan

boleng
perbedaan

kepekaan klon pada setiapi ubi
jalar

41

7. Berat Segar Brangkasan.

3. Panjang Tanaman (cm)
Pengukuran

panjang

tanaman

Berat segar brangkasan diperoleh

dimulai minggu ke dua sampai

dengan

cara

bagian

minggu ke delapan setelah tanam.

kecuali

ubi,

ditimbang

Diukur dari pangkal batang sampai

keadaan segar setelah tanaman di

ujung tanaman. Interval waktu

panen.

pengukuran dua minggu sekali.

tanaman,
dalam

8. Berat Kering Brangkasan.

diukur

Berat kering brangkasan diperoleh

panjang tanaman kemudian diambil

setelah seluruh bagian tanaman,

rata-rata.

kecuali buah dioven pada suhu 800

Enam

tanaman

sampel

C sampai beratnya konstan.

4. Jumlah Buah Per Tanaman.
Jumlah buah pertanaman dihitung
saat panen, dengan cara dihitung

ANALISA DATA
Data yang diperoleh dianalisis

enam tanaman sampel kemudian

dengan Analisis Sidik Ragam, bila

diambil rata-rata.
5. Diameter

Ketela

Rambat

terdapat perlakuan yang menunjukkan
beda nyata dilanjutkan dengan Uji

Pertanaman (cm).
Pengukuran

diameter

Jarak Berganda Duncan

menggunakan jangka sorong pada
bagian

ketela

Pengukuran

yang

besar.

dilakukan

setelah

WAKTU

DAN

TEMPAT

PENELITIAN

tanaman di panen. Dari enam

Waktu pelaksanaan penelitian 4

tanaman sampel dihitung rata-rata

bulan, dilaksanakan mulai tanggal 23

diameter ketelanya.

Oktober 2016 sampai 23 Februari

6. Berat Segar Ketela Rambat (g).

2017 di desa Plupuh, kecamatan

Ketela dibersihkan dari kotoran

Plupuh, kabupaten Sragen. Dengan

tanah kemudian ditimbang. Hasil

ketinggian tempat 140 mdpl, jenis

dari berat segar enam tanaman

tanah grumosol.

sampel di rata-rata.

42

JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017

HASIL PENGAMATAN
UMUR TANAMAN 2,5 BULAN

JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017

43

44

JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017

JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017

45

DAFTAR PUSTAKA
Capinera, J.L. 1998. Sweetpotato Weevil,
Cylas formicarius (Fabricius)
(Insecta: Coleoptera:Brentidae
(=Curculionidae)). Institute of
Food and Agriculture Sciences
University of Florida : Florida. 14.
Ginting, R. C. B., Saraswati, R., dan
Husen, E. 2006. Mikroorganisme
Pelarut Fosfat. Bogor: Balai
Besar
Penelitian
dan
Pengembangan
Sumberdaya
Lahan
Pertanian.
(http://balittanah.litbang.pertanian
.go.id/eng/dokumentasi/buku/pup
uk/pupuk7.pdf)
Jauhari, S., dan JuandaJ. D. 2006. Peluang
efisiensi penggunaan dan biaya
pupuk pada lahan sawah hasil
analisis
tanah
(Kasus
di
kecamatan Maos Kabupaten
Cilacap). Jawa Tengah: Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian.
J. Agroland 13 (3): 220-227,
September
2006.
(http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/in
dex.php/AGROLAND/article/vie
w/1880)

Mao, L., L.E. Jett, R.N. Story, A.M.
Hammond, J.K. Peterson, dan
D.R. Labonte. 2004. Influence of
Drought Stress on Sweetpotato
Resistance to Sweetpotato Weevil
Cylas
Formicarius
(Coleoptera:Apoinidae)
and
Storage Root Chemistry. Florida
Entomologist : Florida. 261-267.
Mau, Y.S., A.S. Ndiwa, dan I.G.A. Arsa.
2011. Tingkat Ketahanan Klon
Potensial Ubi Jalar Lokal Asal
NTT Terhadap Hama Lanas
(Cylas
formicarius
Fab.).
Fakultas Pertanian Universitas
Nusa Cendana : Kupang. 11:139146.
Pinontoan, O.R., M. Lengkong, dan H.V.
Makal. 2011. Hama Penting
Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea
batatas L (Lamb)) di Kabupaten
Minahasa, Minahasa Utara, dan
Kota Tomohon. Jurusan Hama
dan Penyakit Tumbuhan Fakultas
Pertanian Unsrat : Manado.
17:114-122.

Kabi, S., D. Rees, E. Stathers, L. Mbiliny,
N. Smith, H. Kiozya, dan S.
Jeremiah. 2003. Infestation by
Cylas spp. in East Africa: I.
Cultivar Differences in Field
Infestation and The Rote of Plant
Factors.
Natural
Resources
Institute University of Greenwich
: UK. 131-140.
Laiya,

46

R. 2013. Pertumbuhan dan
Produksi Jagung Hibrida Melalui
Pemberian Pupuk Hayati. Skripsi.
Agroteknologi
Ilmu-Ilmu
Pertanian. Universitas Negeri
Gorontalo.
(http://kim.ung.ac.id/index.php/K
IMFIIP/article/view/2464)
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25