REINVENTING PERGURUAN TINGGI DALAM BLUE OCEAN STRATEGY (Suatu Studi Analisis teoritik)
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
REINVENTING PERGURUAN TINGGI
DALAM BLUE OCEAN STRATEGY
(Suatu Studi Analisis teoritik)
Gusti Irhami
irhamni_gt@gmail.com
FKIP Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) MAB Banjarmasin
ABSTRACT
The status of college which is social/nonprofit which means not profit oriented to
many universities to enliven its social character, only get the receipt of money from
Education Development contribution (SPP) of students, the obstacle is if the students
are few, so the budget for the cost of Tri Dharma can be disrupted when the function of
universities is to implement Tri Dharma.
Reinventing is allowed as long as it is nonprofit because the profits earned are used
for institutional development, not for the personal benefit of foundations and lecturers.
While the purpose of this research is to know the role of reinventing in developing
universities and developing reinventing colleges by establishing Blue Ocean Strategy.
The research methodology used by using descriptive qualitative approach, that is
using empirical experiences and sources of secondary data/literature.
The result of this research is that universities especially (PTS) are non profit/ social,
which rely solely on the receipt of money SPP students, so PTS less developed, then
PTS in the need to open additional branches of business/business/reinventing. The
reinventing remains a nonprofit status because of the profit gained for institutional
development.
Private universities (PTS) have advantages: technology, human resources, and market
segment such as: students, lecturers, alumni/family (alma mater) so that they can move
in blue ocean strategy.
Kata Kunci: PTS, Reinventing, Blue Ocean Strategy
1
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
PENDAHULUAN
Khususnya Perguruan Tinggi
Menurut
undang-undang
Republik Indonesia nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
nasional, bahwa fungsi dan tujuan
pendidikan
adalah:
mengembangkan kemampuan dan
membentuk
watak
bangsa
bermanfaat
yang
dalam
bangsa, sedangkan tujuan untuk
berkembangnya potensi anak didik
agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif mandiri dan
warga
demokratis
jawab.
negara
serta
Pada
yang
bertanggung
intinya
untuk
menyelenggarakan sistem tersebut
tidak
bisa
lepas
dari
sumber
pendanaan, sehingga juga di atur
dalam Peraturan Pemeriantah No 48
tahun
2008,
Pendidikan,
Tinggi
tentang
baik
Negeri
bagaimana
untuk
mendapatkan
pendapatan
untuk
operasional akademik, baik dari
Sumbangan Pembinaan Pendidikan
(SPP),
di
(PTN),
Pendanaan
Perguruan
maupun
Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
bantuan
donatur
serta
membuka usaha lain/Business.
Semakin
Peradaban
rangka mencerdaskan kehidupan
menjadi
Swasta,
banyak
kegiatan
belanja langsung dan belanja tidak
langsung, maka semakin banyak
pula pembiayaan yang dibutuhkan,
untuk itu diperlukan kreativitas
dalam mengelola dana dan sumbersumber
dana
perguruan
tinggi
swasta. PTS di tantang untuk ber
kreativitas mencari sumber sumber
dana
seperti
berwirausaha/reinventing.
Pertumbuhan
dan
perkembangan perguruan tinggi di
Indonesia semakin pesat, baik yang
berstatus Akademik, Sekolah Tinggi
maupun
Universitas,
sepertinya
investasi di Perguruan Tinggi cukup
feasible
meyakinkan,
atau
prospeknya
dibuka/didirikannya
Perguruan Tinggi karena alasan
meningkatkan kualitas sumber daya
2
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
manusia
dan
pemerataan
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
e. Adanya
pergeseran
dari
pendidikan seluruh daerah. Alasan
pengelolaan
orientasi
tersebut bisa diterima karena negara
nirlaba
orientasi
Indonesia
profit/hanya
sebagai
negara
berkembang yang perlu di pacu
pertumbuhannya
menyangkut
yang
terutama
bidang
harus
kualitasnya
pendidikan,
ditingkatkan
untuk
ke
mencari
keuntungan semata.
Masalah
tersebut
diatas,
banyak dialami oleh PTS, akibat
keterbatasan
alokasi
dana
bisa
operasional, karena rata-rata PTS
bersaing/konpetetif, terbukti selama
hanya mengandalkan uang SPP
ini perkembangan Perguruan tinggi
mahasiswa.
indonesia berada pada posisi 67
sedikit,
(Universitas Indonesia) di tingkat
bergerak/berkembang.
ASEAN; dan justru sangat di bawah
mengatasi masalah ini maka PTS
Negara
harus mampu mencari terobosan-
Malaysa
yang
dulunya
dibawah Indonesia.
Rendahnya
Perguruan
disebabkan
Tinggi
oleh
maka
terobosan
tata
Jika
mahasiswanya
PTS
untuk
tidak
bisa
Untuk
mencari
dana
kelola
tambahan tidak semata-mata pasrah
karena
dengan tergantungnya uang SPP
beberapa
hal
seperti;
mahasiswa. Salah satu cara yang
ditempuh adalah dianjurkan PTS
a. pengelolaan
yang
tidak
profesional.
b. Sarana dan prasarana yang
tidak memadai
membuka
usaha-usaha
bisnis/reinventing, walaupun PTS
bersifat
sosial/nirlaba,
tetapi
keuntungan/profit
dari
usaha
c. Kurangnya Mutu Dosen
bisnis/reinventing
tersebut
tetap
d. Rendahnya nilai kegiatan
digunakan
tridarna perguruan tinggi
lembaga/PTS
untuk
keperluan
tidak
dibenarkan
untuk kepentingan pribadi anggota
3
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
yayasan/dosen.
reinventing
Jadi
tetap
Perguruan
Tinggi
Pendidikan
lembaga
dalam mengembangkan perguruan
tinggi,
dan
mengembangkan
reinventing perguruan tinggi dengan
bersifat nirlaba.
tinggi
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
swasta
tinggi/perguruan
menerapkan blue ocean strategi.
(PTS)
TINJAUAN PUSTAKA
badan
memiliki
penyelenggara
Pengertian Nirlaba
perguruan tinggi/yayasan, yayasan
Nirlaba
sebagai payung dari cabang-cabang
organisasi/lembaga
usaha sosial yang didirikannya,
mencari
sehingga
bertanggung
pendiri/ yayasan. Lembaga seperti
keberlangsungan
ini antara lain: lembaga pemerintah
operasional usaha-usahanya seperti
dan lembaga pendidikan. Banyak
perguruan tinggi untuk memenuhi
lembaga nirlaba yang berjalan dan
pembiayaan
tinggi,
berkembang untuk mencari profit,
yayasannya mempunyai tanggung
tetapi profit tersebut digunakan
jawab
pendanaan.
untuk mengembangkan/memajukan
Disatu sisi yayasan sebagai lembaga
lembaga. Bukan kalau hanya untuk
nirlaba atau tidak bersifat profit
kepentingan pribadi atau kelompok,
bersifat sosial. Walaupun yayasan
maka hal tersebut tidak patut di
membuka cabang-cabang usaha lain
katakan lembaga nirlaba.
jawab
yayasan
atas
perguruan
mencarikan
yang orientasi profit, tetapi sifatnya
hanya
semata-mata
membiayai
adalah:
bukan
profit/keuntungan
untuk
bagi
Dalam undang-undang No. 28
tahun
2004
tentang
yayasan.
operasional perguruan tinggi. Pada
Dikatakan bahwa yayasan sebagai
intinya profit yang diperoleh bukan
badan hukum yang mempunyai
untuk
tujuan sosial yang bersifat nirlaba
kepentingan/kebutuhan
masing-masing pribadi pengurus
banyak
yayasan. Penelitian ini bentujuan
memprediksi
untuk mengetahui peran reinventing
baik, seperti bidang pendidikan,
4
berkembang
masa
depan
dan
yang
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
begitu
juga
dalam
peraturan
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
Pendidikan Tinggi
pemerintah nomor 61 tahun 1999
tentang
pendidikan
Menurut
pasal
59
bahwa
tinggi,
bentuk perguruan tinggi terdiri atas:
bahwa
Universitas, Institut, Sekolah Tinggi,
penyelenggaraan pendidikan tinggi
Poleteknik, Akademi dan Akademi
yang
masyarakat
Komunitas. Dari bentuk tersebut
haruslah berbentuk yayasan yang
masing-masing memiliki otonomi
bersifat sosial/nirlaba.
perguruan tinggi atau mengelola
menyebutkan
dibuat
oleh
Pendidikan
tinggi
yang
sendiri
lembaganya
otonomi
bersifat sosial/nirlaba di perlukan
tersebut dilandaskan berdasarkan
juga
prinsip akuntabilitas, transparansi,
manajemen
sumber
daya,
khususnya menyangkut manajemen
nirlaba,
keuangan, yang tidak sedikit untuk
efektifitas
biaya operasinal dan pembangunan
secara
sehingga diperlukan pengelolaan
akademik antara lain menyangkut;
yang
keuangan atau pendanaan, baik
efisien
dan
efektif.
penjaminan
dan
akademik
mutu
dan
efesiennya
baik
maupun
non
Pengelolaan juga sering diharapkan
mahasiswa,
pada besarnya biaya operasional,
dari masyarakat/publik. Masyarakat
sedangkan PTS, tidak bisa menutupi
dapat
pengeluaran, terkendala posisinya
pendanaan pendidikan tinggi.
yang
sosial/nirlaba
Pendanaan dapat berupa: hibah,
sebenarnya bisnis perguruan tinggi
wakaf, zakat, persembahan kasih,
adalah ilmu pengetahun, karena
koekte, dana dunia, sumbangan
pendidikan
mempunyai
individu perusahaan, atau bentuk
mahasiswa,
lain.
bersifat
pelanggan
tinggi
Dosen/Karyawan (pelanggan intern)
serta lulusan/alumni (ekstern).
1.
pemerintah
berperan
maupun
serta
dalam
Pembiayaan
Sistem pendidikan tidak bisa
lepas dari pendanaan, sehingga
5
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
perlu
adanya
peraturan
yang
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
menyangkut/mengatur
tentang
mengatur seperti yang tertuang
standar
pembiayaan
dalam pasal 46 undang-undang No.
ditingkat perguruan tinggi dikenal
20 tahun 2003.
dengan
Standar
pendidikan
Pembiayaan
pendidikan
Pembelajaran. Standar Pembiayaan
menjadi tanggung jawab
Pembelajaran adalah standar yang
bersama antar pemerintah,
mengatur komponen dan besarnya
pemerintah
biaya operasi satuan pendidikan
a. Pendataan
daerah
dan
yang berlaku satu tahun. Standar
masyarakat.
b. Pemerintah
dan
pemerintah
daerah
pembiayaan terdiri dari:
a. Standar
b. Standar biaya operasional
anggaran pendidikan.
perguruan tinggi.
mengenai
c. Standar
tanggung jawab pendanaan
yang dimaksud ayat (1)
siswa.
dan ayat (2) di atur lebih
Menurut
lanjut
dengan
investasi
perguruan tinggi.
bertanggung menyediakan
c. Ketentuan
biaya
peraturan
biaya
personal
wahyu:
untuk
kedepan agenda pendidikan yang
perlu dibenahi, diantaranya adalah
pemerintah.
Dalam undang-undang sistem
peningkatan anggaran pendidikan,
pendidikan juga di atur tentang
dan
Standar Nasional Pendidikan (SNP).
pendidikan khususnya menyangkut
Standar
Pendidikan
membenahi
merupakan kriteria minimal tentang
pendidikan.
sistem
Reinventing
Nasional
pendidikan
diseluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik
standar
Indonesia.
Salah
satu
tersebut
membenahi
manajemen
Reinventing
sebagai
manajemen
dapat
wirausaha
biaya
diartikan
sedangkan
wirausaha adalah kemampuan yang
6
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
Disisi lain dilihat dari orientasi
dimiliki seseorang untuk melikat
kesempatan bisnis, mengumpulkan
wirausaha
sumber
ketimbang
daya
yang
dibutuhkan
yaitu:
menghasilkan
membelanjakan.
untuk mengambil tindakan yang
Bagaiman
acaranya
untuk
tepat dan mengambil keuntungan
menghasilkan
uang/profit.
Tidak
dalam rangka meraih sukses. Kalau
saja berpikir untuk membelanjakan
reinventing
uang, tetapi berpikir bagaimana
government
diberlakukan juga kepada lembaga
mendatangkan
uang,
swasta seperti Perguruan Tinggi
mengembangkan
wirausaha
Swasta (PTS) dimana PTS bisa
dengan
berwirausaha/reinventing
wirausaha/bisnis/reinventing,
karena
dengan
membuka
PTS
ruang
selain ini reinventing PTS semata-
terjadi perbedaan fungsi satu sisi
mata
sebagai fungsi usaha tetapi kedua
memberikan
kepada
pelayanan
mahasiswanya.
mahasiswanya
sedikit
Saat
maka
ini
fungsi
tersebut
bisa
bersinergi,
terkait dan membutuhkan, bagi
menjadi kendala dalam operasional
perkembangan/kemajuan
perguruan
Dengan wirausaha tersebut PTS
tinggi.
Diantara
karakteristik wirausaha/reinventing
PTS.
mampu mandiri.
yang bisa pakai adalah melihat dari
orientasi
pelanggan
memerlukan
yaitu
mahasiswa,
2.
Blue Ocean Strategic
Santoso Tanadi, MBA, bahwa
atau
konsep Blue Ocean Strategi adalah
dan
Value Innovation “Bagaimana kita
masyarakat yang dilayani sebagai
mengalihkan diri dari persaingan di
pelanggan,
memberikan
Red Ocean yang sangat kompetitive
meningkatkan pertanggungjawaban
dari berdasar, menuju pada Blue
kepada pelanggan.
Ocean yang membuat kopetisi jadi
dosen/karyawan,
keluarga
alumni
almamater
dengan
tidak relevan lagi.
7
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Value
dikaitkan
Innovation
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
j. Orang
dengan reinventing/wirausaha tidak
selalu berupa inovasi teknologi,
tetapi
berupainovasi
kepercayaan
k. Harga
untuk
mahal
peningkatan keuntungan pelanggan
yang disesuaikan dengan harga jual
kepercayaan
sedangkan
l. Cari
kemudian
Menurut
Santoso
Tandi
Ocean
sebagai
Blue
kompetisi dalam Islam:
Penerapan Blue Ocean Strategi
yang baru
pengaruhi
kita
dan
b. Kompetitor sudah tidak
oleh
relevan
dalam
membaca/memahami
diri
Value-cost
erase-off
e. Mengejar
f. Koreksi diri ketika gagal
menyalahkan
dan
menangkap demand baru
d. Memecahkan
adalah
(kompetitor
adalah diri sendiri)
jalan
sendiri
g. Bukan
lagi
c. Menciptakan
pikiran orang
e. Kompetitor
untuk
a. Menciptakan market space
kepemimpinan
karakteristik
bantu
menjadi manusia potensial
c. Fastabiqul Khairot
kemampuan
kelemahannya,
Red Ocean Strategi, dengan cara:
b. Dengan contoh Islami
di
harga
harus mampu/bisa menyingkirkan
a. Jalur Independen
d. Diplomasi
itu
barang itu relatif murah
dan biaya.
penerapan
memberi
defferensiasi
baru dan low cost
f. Kalah, dia Salahkan diri
kompetitor
sendiri
h. Formulasi Islam : binafsika
Blue Ocean juga mempunyai 4
(strategi memulai dari diri
(empat) kunci actein yang harus
sendiri)
dipilih
i. Menjual kejujuran
supaya
lepas
dari
persaingian:
8
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
a. Eliminate: faktor apa yang
dianggap
industri
umum
yang
f. Menjual
dalam
perlu
kejujuran/orang
membeli kepercayaan
di
Elemen
hilangkan
penting
kegiatan
b. Reduce: faktor apa yang
dalam
usaha/bisnis
akan
berguna untuk membangun
menjadi standar industri
blue
ini,
berbeda di persaingan pada
perlu
dikurangi
sampai di bawah standar
c. Raise:
perlu
faktor
di
apa
naikan
strategi
yang
red ocean. Harus diperhatikan
yang
juga ketajaman apa saja yang
diatas
perlu diperhatikan.
standar
Esensi dari Strategi Blue ocean
d. Create: faktor baru apa
yang
ocean
perlu
adalah mengidentifikasi dan
diciptakan
mencari strategi potensi pasar
untuk menciptakan Value
Innovation
yang
baru
sangat
yang
masih
belum
disadari oleh pemain lain.
menarik pelanggan
Dengan
Prinsip Formulasi Strategi:
perusahaan
a. Mengubah di atas market,
sendirian
demikian
bisa
suatu
berperan
menguasai
pasar
menciptakan market space
itu, sebelum para pemain lain
baru
menyadarinya.
b. Fokus pada “Big Ficture”
c. Menjangkau
di
luar
market demand yang ada
d. Pembentukan
business
METODE PENELITIAN
1.
Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini
merupakan penelitian yang bersifat
model
Ibda
deskrìptif kualitatif, yang bertujuan
Binafsika (Strategi mulai
rnenggali atan membangun suatu
dari diri sendiri)
proporsi atau menjelaskan makna di
9
e. Formulasi
Islam:
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
balik realita. Peneliti berpijak dan
pemahaman,
realita
yang
anggapan-anggapan seseorang yang
lapangan.
terbenam sebagai suatu kompleks
akan
gramatika kesadaran di dalam diri
atau
peristiwa
berlangsung
di
Selanjutnya,
peneliti
mendalami lebih jauh mengapa
fenomena
itu
terjadi.
pengertian,
dan
manusia (Sanapiah, 2003).
Model
Metode
pengumpulan
data
deskniptif kualitatif ini menekankan
yang digunakan, sebagaimana lazim
pada penggambaran yang
dalam
utuh
(holistik), pragmalis, strategis, dan self
studi
kualitatif
adalah
observasi, dan dokumentasi.
Sumber data yang digunakan
reflective.
Pandangan teori fenomenologi
dalani
penelitian
menyebutkan
kualitatif
bahwa
apa
yang
yaitu data yang diperoleh dengan
mencari dan mengumpulkan bahan
dari
buku-buku
pustaka
tampak di permukaan, termasuk
dipergunakan
pola perilaku manusia sehari-hari
penunjang penelitian.
hanyalah
suatu
fenomena
dari
gejala
atau
apa
yang
tersembunyi di benak atau pikiran
sebagai
yang
referensi
PEMBAHASAN
1.
Peran Reinventing dalam
sang pelaku. Perilaku apapun yang
mengembangkan Perguruan
tampak di tingkat permukaan, baru
Tinggi
dapat
Undang-undang
setelah
dipahami atau
seseorang
dijelaskan
bisa
Industri No. 12 Tahun 2012, bahwa
mengungkap atau membongkar apa
Perguruan Tinggi adalah satuan
yang
pendidikan
tersembunyi
tersebut
Republik
dalam
dunia
yang
kesadaran atau dunia pengetahuan
menyelenggarakan
manusia pelaku. Sebab, realitas itu
tinggi yang memiliki kewajiban
sesungguhnya bersifat subjektif dan
menyelenggarakan
maknawi tergantung pada persepsi,
perguruan tinggi yaitu pengajaran,
10
pendidikan
tridharna
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
penelitian dan pengabdian pada
operasional
masyarakat perguruan tinggi dapat
Dengan dana tersebut perguruan
berbentuk
tinggi bisa berkembang dan maju,
sekolah
akademi,
tinggi,
politeknik,
cukup
besar.
dan
dibandingkan dengan perguruan
status
tinggi swasta yang berada diluar
perguruan
pulau jawa khususnya yang berada
statusnya
pulau Kalimantan pembiayaan yang
perguruan tinggi negeri (PTN) ada
kurang mendukung, sehingga wajar
juga perguruan tinggi swasta (PTS).
rata-rata PTS status terakreditasinya
Dalam
C & B. Pembiayaan menjadi kendala
universitas.
institut
yang
Dalam
penyelenggaraannya
tinggi
ada
yang
segi
operasional
pendidikan/pengajaran
PTN
di
dan tantangan dalam meningkatkan
biayai oleh pemerintah sedangkan
kwalitas PTS. Pembiayaan sebagai
PTS dibiayai oleh yayasan, PTS
faktor utama dibandingkan dengan
kecendrungannya
fakta-fakta lainnya.
untuk
mendapatkan
biaya
semata-mata
melalui
operasional
uang
SPP
Banyak
swasta
perguruan
yang
tumbuh
tinggi
kembang
mahasiswa mau tidak mau PTS harus
kempis, karena hanya semata-mata
mencari dana dengan mencari usaha
tergantung
diluar penerimaan SPP.
mahasiswanya.
Sudah
Tinggi
banyak
Swasta
di
memiliki
Perguruan
Pulau
Jawa
cabang-cabang
kepada
Disatu
jumlah
sisi
juga
kalau bersamaan penggunaan dana
untuk operasional akademik bisa
tidak
berjalan
lancar
atau
jadi
bisnis/Usaha yang dikelola oleh
korban. Jadi PTS sering di hadapkan
Yayasannya seperti: SPBU, Rumah
kepada pilihan pilihan tersebut.
Sakit,
Hotel/penginapan,
Walaupun ada usaha-usaha bisnis,
Supermarket serta Pertokoan dan
yang dimiliki, tetapi belum begitu
lain-lain;
berkembang, hanya untuk sekedar
sehingga
tidak
heran
Perguruan Tinggi memiliki dana
memenuhi
kebutuhan-kebutuhan
11
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
kampus. Pengelola PTS sekarang
maupun internasional. Ini menjadi
ditantang bagaimana menciptakan
tantangan
usaha yang inovatif dan kreatif
penyelengaraan
sehingga memiliki keunggulan daya
tinggi/yayasan
saing. Disisi lain juga PTS selalu
terobosan-terobosan
diingatkan kepada sifatnya yang
semata-mata
nirlaba karena sifat itulah seolah-
dari uang SPP mahasiswa.
bagi
badan
perguruaan
untuk
mencari
tidak
penerimaan
hanya
berasal
olah harus selalu pasrah dengan
keadaan nirlaba yang artinya bahwa
2.
Pengembangan Reinventing
PTS itu hanya berstatus lembaga
dengan Pengembangan Blue
sosial
Ocean Strategi
yang
tidak
mencari
sifat
inilah
Statis perguruan tinggi sebagai
untuk
tidak
lembaga sosial yang bersifat nirlaba
usaha
yang
membuat perguruan tinggi hanya
bersifat profit oriented, sehingga
melaksanakan fungsi Tri Dharma.
berakibat membatasi gerak PTS.
Terikat
profit/keuntungan:
menjadi
alasan
mencari/membuka
PTS
dalam
operasionalnya
dengan
fungsi
tersebut
perguruan tinggi khususnya swasta
hanya sekedar “gali lobang tutup
hanya
lobang” artinya target besarnya
penghasilannya dengan uang SPP
penerimaan
mahasiswa. Dalam kenyataannya
sama
besarnya
bisa
memperoleh
pengeluaran. Akibatnya tidak ada
perguruan
saldo
berkembang/maju,
untuk
meningkatkan
kesejahteraan dan pembangunan,
tidak
bisa
juga
PTS
selalu
tinggi
swasta
terutama/
khususnya di luar pulau Jawa.
Sifat
nirlaba
membuat
berpegangan kepada sifat nirlaba
penguruan tinggi swasta kurang
tetapi
memikirkan
berkreatif, karena berpikir bahwa
mengembangkan
dengan nirlaba tersebut, maka tidak
secara
dibenarkan
juga
harus
bagaimana
kemajuan
PTS
nasional
untuk
memperoleh
12
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
profit
sehingga
ruang
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
mahasiswa,
selama
belum
berwirausaha/reinventing
terpikirkan untuk membuka usaha-
sepertinya
usaha/bisnis seperti beberapa PTS
tertutup/tidak
bisa
yang sudah mapan/maju. Selain Tri
dibenarkan/ dikembangkan karena
Dharma jalan dan berkualitas juga
dengan prinsip bahwa keuntungan
disisi lain usahanya berkembang
yang
dan maju seperti yang sama-sama
berkembang,
sebenarnya
diperoleh
dari
usaha/bisnis
digunakan
sepenuhnya
untuk
lembaga,
usaha-
cara
operasional
yang
tidak
kita
ketahui:
usaha/bisnis/reinventing
sakit,
rumah
penginapan/perhotelan,
dibenarkan adalah apabila profit
swalayan , agribisnis, pertokoan,
yang
pribadi-
SPBU dan lain-lain. Mereka dari
pribadi anggota yayasan padahal
segi penempatan ruang pasar cukup
kalau kita kaji, perguruan tinggi
bagus, dari segi menerapkan blue
memiliki
keunggulan
ocean strategi, yaitu mengandalkan
mengembangkan
pelanggan dari almameter seperti
diperoleh
untuk
beberapa
dalam
reinventing,
sumber
seperti:
daya
memiliki
manusia
yang
alumni,
mahasiswa,
dosen/karyawan
dan
keluarga
profesional, memiliki alumni dan
almamater. Dengan mengandalkan
mahasiswa,
tingkat
ruang pasar tersendiri mereka bisa,
pasar
menghindari dari persaingan pasar-
memiliki
kepercayaan,
memiliki
tersendiri. Selain memiliki sumber
berdarah-darah/red
daya tersebut, perguruan tinggi
ocean menciptakan kondisi dimana
swasta
terjadi persaingan pasar yang sama
masalah
juga
rata-rata
yaitu
memiliki
menyangkut
oleh
para
pelaku
ocean.
bisnis.
Red
Pada
manajemen sumber daya keuangan.
kondisi ini pelaku bisnis berusaha
Perguruan tinggi swasta/PTS hanya
untuk
mengandalkan penerimaan dari SPP
dan wajar terjadi persaingan tidak
13
memenangkan
persaingan
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
sehat. Inilah yang dihindari dari
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
b. Mencari kelompok kelas lain.
perguruan tinggi karena reinventing
Perguruan
perguruan tinggi hanya sebagai
membedah
usaha tambahan untuk orientasi
kelompok/pelanggan
dari
bisnis
dalam
baik
karena
lembaga
sosial.
pemanfaatan
hanya
sifatnya
ruang
melulu
sebagai
Dari
segi
pasar
tidak
memanfaatkan
tinggi
bisa
almamater
pelanggan intern (mahasiswa)
maupun eksteren (alumni)
c. Menciptakan kelompok pembeli
almamater,
tetapi
juga
dalam
baru bisa dipromosikan melalui
penerapan
prinsip
blue
ocean
mahasiswa
strategi, harus melakukan “creating
new market space” yaitu:
membuka/membuat
usaha-usaha
yang
bersaing
produk
sebelumnya.
melalui
Bisa
kreatif
pasar
yang
tidak
memiliki persaingan/tidak ada
kompetetif seperti misalnya:
Membuka
toko
buku
yang
diciptakan
dan
mahasiswa/dosen
yang
dan
service lain yang tidak ada
dalam pasar berdarah, tetapi
sendiri
kepada
keluarganya/lingkungannya
d. Menawarkan
a. Mencari alternatif usaha lain
dengan
alumni
inovatif
misalnya
mudah adalah bentuk
obat-obatan/ makanan herbal
e. Membuat nilai fungsi/emosional
yang
baru
dan
berbeda.
mempunyai café didalamnya,
Menciptakan pelayanan yang
dimana orang dapat makan
ramah yang penuh emosional
kecil,
sebagai mahasiswa dan dosen
minum
kopi,
sambil
memilih dan membaca buku.
f. Produktif dalam menciptakan
Mini market khusus menjual
trend baru dalam waktu ke
hasil-hasil pertanian dari hasil
waktu.
riset perguruan tinggi.
yang sifatnya ikut-ikutan atau
Menghindari
latihan-latihan,
yang
produk
bisa
14
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
membuat
jenuh
dan
membosankan:
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
nilainya kurang, ada unsurunsur yang nilainya kurang
menarik, atau yang berkesan
Jangan
menawarkan/memasarkan terjebak
berlebihan.
dalam produk yang sama sehingga
dikurangi, tetapi tetap menarik.
banyak bersaing /laut merah tetapi
produsen
harus
pandai
c. Raise
Hal
ini
perlu
(tingkatkan)
meningkatkan
yaitu
unsur-unsur
menghindari dengan menciptakan
yang
pasar
keunggulan
dari
produk.
menciptakan produk baru yaitu
Unsur-unsur
perlu
diberikan
mengubah/memodifikasi
transpor nilai dari yang tidak
laut
biru,
dengan
cara
produk
bernilai-menjadi
menjadi trend baru.
Tidak
akan
saja
harus
melakukan/menjalankan
creating
dijadikan
bahan
yang
bernilai
d. Create (ciptakan), menciptakan
juga
unsur-unsur baru yang belum
sebaiknya diiringi dengan tindakan-
pernah ada di industri tersebut.
tindakan:
Untuk
new
market
space
a. Elimanate
tetapi
(hapuskan)
yaitu
menghindari
unsur-
unsur yang membosankan/tidak
menghapus unsur-unsur yang
berubah-rubah
dari
dulunya,
tidak bernilai dari produk. Ada
hampir tidak ada kreatif.
produk
Dari 4 (empat) tindakan yang
yang sifatnya tidak memberi
dilakukan juga di lengkapi dengan 4
nilai
(empat) urutan yang harus diikuti
unsur-unsur
jual
berlebihan.
dalam
justru
Maksud
berkesan
untuk
tampil beda, tetapi menambah
biaya input.
secara benar
a. Buyer
utility:
adanya
nilai
keuntungan/kepuasan.
yaitu:
Walaupun bersifat nirlaba tetapi
mengurangi unsur unsur yang
juga ada unsur keuntungan
15
b. Reduce
(kurangi),
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
yang diperoleh untuk lembaga.
ditantang untuk mengelurakan
Jadi tetap bersifat nirlaba
jurus-jurus kreatif khususnya
b. Price: harga bisa terjangkau oleh
menciptakan ruang pasar baru.
pelanggan, diusahakan harga
Selama ini para pembisnis rata-
jual bisa ditekan, dengan tidak
rata bersaing dalam pasar red
mengurangi
ocean. Perguruan tinggi yang
mutu,
mengurangi
input,
tidak
memiliki
bertahan
usaha-
pada posisi harga jual/price
usaha/reinventing tidak harus
yang bisa terjangkau pelanggan.
ikut atau menghindari pasar red
c. Cost:
menekan
biaya
ocean tetapi harus keluar dari
untuk
menghasilkan profit pada harga
zona
tersebut,
dengan
tersebut agar nilai jual produk
menerapkan blue ocean strategi.
tidak terlalu tinggi, maka harga
input harus ditekan seminimal
mungkin untuk menghasilkan
KESIMPULAN
harga optimal.
1.
d. Adoption:
mampu
beradaptasi
dari
untuk
pengaruh
Status Perguruan Tinggi Swasta
(PTS)
yang
bersifat
sosial/nirlaba/nonprofit
yang
penerapan/kehadiran
blue
hanya
ocean
bisa
mengandalkan penerimaan SPP
strategi
menyesuaikan
persaingan
semata-mata
mahasiswa
harus
pasar, harga dan pelanggan.
mengembangkan
Langkah-langkah
strategi
dengan
dalam
cabang
tersebut
membuka
mampu
statusnya
cabang-
usaha/reinventing,
reinventing
dengan tetap berstatus nirlaba
tidak lagi sebatas strategi yang
karena profit yang diperoleh
umum
untuk pengembangan lembaga
mengembangkan
atau
yang
biasanya
namun sekarang para pembisnis
16
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
buka untuk keuntungan pribadi
2.
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
e. Membuat
nilai
anggota yayasan.
fungsi/emosional yang beru
Perguruan tinggi swasta tinggi
dan berbeda
utamanya adalah bergerak di
bidang pendidikan sosial tetapi
DAFTAR PUSTAKA
juga
Alma.B (2008) Manajemen
Corporiate Strategi Pemasaran
jasa Pendidikan Alfabet,
Bandung
Chan Kim & Renee M (2006) Blue
Ocean Strategi Scrabi, Jakarta
Eko Inrajid. R & R. Djoko Pranoto
(2006) Manajemen Perguruan
Tinggi Modern Andi
Yocyakart
Irhamni (2011) Implementasi
Kebijakan Belanja langsung
Pendidikan dengan
Pendekatan (BSC) Uninus,
Bandung
Meleong (2000) Metodologi
Penelitian Kualitatif Remaja
Rosdakarya, Bandung
Osborne David & Ted Gaebler
(2005) Reinventing
Government PPM Jakarta
_____________, UU No. 28 Tahun
2004, Tentang Yayasan
_____________, UU No. 20 Tahun
2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
_____________, UUD 1945, Republik
Indonesia
_____________, PP. No. 48 Tahun
2008, tentang Pendanaan
Pendidikan
tidak
tertutup
untuk
mengembangkan
usaha
tambahan/reinventing
3.
Dengan reinventing PTS bisa
berkembang
untuk
maju,
mampu
membiayai
dirinya
sendiri/lembaga
4.
Reinvrnting
PTS
harus
bisa
menghindari
persaingan/kompetetif
berdarah-darah/Red
ocean,
tetapi harus mampu memproses
ruang pasar tanpa persaingan
blue ocean dengan menetapkan
creating new market space:
a. Mencari alternatif usaha lain
b. Mencari kelompok kelas lain
c. Menciptakan
kelompok
pembeli baru
d. Menawarkan
produk
dan
service lain yang tidak ada
sebelumnya
17
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
REINVENTING PERGURUAN TINGGI
DALAM BLUE OCEAN STRATEGY
(Suatu Studi Analisis teoritik)
Gusti Irhami
irhamni_gt@gmail.com
FKIP Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) MAB Banjarmasin
ABSTRACT
The status of college which is social/nonprofit which means not profit oriented to
many universities to enliven its social character, only get the receipt of money from
Education Development contribution (SPP) of students, the obstacle is if the students
are few, so the budget for the cost of Tri Dharma can be disrupted when the function of
universities is to implement Tri Dharma.
Reinventing is allowed as long as it is nonprofit because the profits earned are used
for institutional development, not for the personal benefit of foundations and lecturers.
While the purpose of this research is to know the role of reinventing in developing
universities and developing reinventing colleges by establishing Blue Ocean Strategy.
The research methodology used by using descriptive qualitative approach, that is
using empirical experiences and sources of secondary data/literature.
The result of this research is that universities especially (PTS) are non profit/ social,
which rely solely on the receipt of money SPP students, so PTS less developed, then
PTS in the need to open additional branches of business/business/reinventing. The
reinventing remains a nonprofit status because of the profit gained for institutional
development.
Private universities (PTS) have advantages: technology, human resources, and market
segment such as: students, lecturers, alumni/family (alma mater) so that they can move
in blue ocean strategy.
Kata Kunci: PTS, Reinventing, Blue Ocean Strategy
1
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
PENDAHULUAN
Khususnya Perguruan Tinggi
Menurut
undang-undang
Republik Indonesia nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
nasional, bahwa fungsi dan tujuan
pendidikan
adalah:
mengembangkan kemampuan dan
membentuk
watak
bangsa
bermanfaat
yang
dalam
bangsa, sedangkan tujuan untuk
berkembangnya potensi anak didik
agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif mandiri dan
warga
demokratis
jawab.
negara
serta
Pada
yang
bertanggung
intinya
untuk
menyelenggarakan sistem tersebut
tidak
bisa
lepas
dari
sumber
pendanaan, sehingga juga di atur
dalam Peraturan Pemeriantah No 48
tahun
2008,
Pendidikan,
Tinggi
tentang
baik
Negeri
bagaimana
untuk
mendapatkan
pendapatan
untuk
operasional akademik, baik dari
Sumbangan Pembinaan Pendidikan
(SPP),
di
(PTN),
Pendanaan
Perguruan
maupun
Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
bantuan
donatur
serta
membuka usaha lain/Business.
Semakin
Peradaban
rangka mencerdaskan kehidupan
menjadi
Swasta,
banyak
kegiatan
belanja langsung dan belanja tidak
langsung, maka semakin banyak
pula pembiayaan yang dibutuhkan,
untuk itu diperlukan kreativitas
dalam mengelola dana dan sumbersumber
dana
perguruan
tinggi
swasta. PTS di tantang untuk ber
kreativitas mencari sumber sumber
dana
seperti
berwirausaha/reinventing.
Pertumbuhan
dan
perkembangan perguruan tinggi di
Indonesia semakin pesat, baik yang
berstatus Akademik, Sekolah Tinggi
maupun
Universitas,
sepertinya
investasi di Perguruan Tinggi cukup
feasible
meyakinkan,
atau
prospeknya
dibuka/didirikannya
Perguruan Tinggi karena alasan
meningkatkan kualitas sumber daya
2
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
manusia
dan
pemerataan
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
e. Adanya
pergeseran
dari
pendidikan seluruh daerah. Alasan
pengelolaan
orientasi
tersebut bisa diterima karena negara
nirlaba
orientasi
Indonesia
profit/hanya
sebagai
negara
berkembang yang perlu di pacu
pertumbuhannya
menyangkut
yang
terutama
bidang
harus
kualitasnya
pendidikan,
ditingkatkan
untuk
ke
mencari
keuntungan semata.
Masalah
tersebut
diatas,
banyak dialami oleh PTS, akibat
keterbatasan
alokasi
dana
bisa
operasional, karena rata-rata PTS
bersaing/konpetetif, terbukti selama
hanya mengandalkan uang SPP
ini perkembangan Perguruan tinggi
mahasiswa.
indonesia berada pada posisi 67
sedikit,
(Universitas Indonesia) di tingkat
bergerak/berkembang.
ASEAN; dan justru sangat di bawah
mengatasi masalah ini maka PTS
Negara
harus mampu mencari terobosan-
Malaysa
yang
dulunya
dibawah Indonesia.
Rendahnya
Perguruan
disebabkan
Tinggi
oleh
maka
terobosan
tata
Jika
mahasiswanya
PTS
untuk
tidak
bisa
Untuk
mencari
dana
kelola
tambahan tidak semata-mata pasrah
karena
dengan tergantungnya uang SPP
beberapa
hal
seperti;
mahasiswa. Salah satu cara yang
ditempuh adalah dianjurkan PTS
a. pengelolaan
yang
tidak
profesional.
b. Sarana dan prasarana yang
tidak memadai
membuka
usaha-usaha
bisnis/reinventing, walaupun PTS
bersifat
sosial/nirlaba,
tetapi
keuntungan/profit
dari
usaha
c. Kurangnya Mutu Dosen
bisnis/reinventing
tersebut
tetap
d. Rendahnya nilai kegiatan
digunakan
tridarna perguruan tinggi
lembaga/PTS
untuk
keperluan
tidak
dibenarkan
untuk kepentingan pribadi anggota
3
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
yayasan/dosen.
reinventing
Jadi
tetap
Perguruan
Tinggi
Pendidikan
lembaga
dalam mengembangkan perguruan
tinggi,
dan
mengembangkan
reinventing perguruan tinggi dengan
bersifat nirlaba.
tinggi
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
swasta
tinggi/perguruan
menerapkan blue ocean strategi.
(PTS)
TINJAUAN PUSTAKA
badan
memiliki
penyelenggara
Pengertian Nirlaba
perguruan tinggi/yayasan, yayasan
Nirlaba
sebagai payung dari cabang-cabang
organisasi/lembaga
usaha sosial yang didirikannya,
mencari
sehingga
bertanggung
pendiri/ yayasan. Lembaga seperti
keberlangsungan
ini antara lain: lembaga pemerintah
operasional usaha-usahanya seperti
dan lembaga pendidikan. Banyak
perguruan tinggi untuk memenuhi
lembaga nirlaba yang berjalan dan
pembiayaan
tinggi,
berkembang untuk mencari profit,
yayasannya mempunyai tanggung
tetapi profit tersebut digunakan
jawab
pendanaan.
untuk mengembangkan/memajukan
Disatu sisi yayasan sebagai lembaga
lembaga. Bukan kalau hanya untuk
nirlaba atau tidak bersifat profit
kepentingan pribadi atau kelompok,
bersifat sosial. Walaupun yayasan
maka hal tersebut tidak patut di
membuka cabang-cabang usaha lain
katakan lembaga nirlaba.
jawab
yayasan
atas
perguruan
mencarikan
yang orientasi profit, tetapi sifatnya
hanya
semata-mata
membiayai
adalah:
bukan
profit/keuntungan
untuk
bagi
Dalam undang-undang No. 28
tahun
2004
tentang
yayasan.
operasional perguruan tinggi. Pada
Dikatakan bahwa yayasan sebagai
intinya profit yang diperoleh bukan
badan hukum yang mempunyai
untuk
tujuan sosial yang bersifat nirlaba
kepentingan/kebutuhan
masing-masing pribadi pengurus
banyak
yayasan. Penelitian ini bentujuan
memprediksi
untuk mengetahui peran reinventing
baik, seperti bidang pendidikan,
4
berkembang
masa
depan
dan
yang
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
begitu
juga
dalam
peraturan
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
Pendidikan Tinggi
pemerintah nomor 61 tahun 1999
tentang
pendidikan
Menurut
pasal
59
bahwa
tinggi,
bentuk perguruan tinggi terdiri atas:
bahwa
Universitas, Institut, Sekolah Tinggi,
penyelenggaraan pendidikan tinggi
Poleteknik, Akademi dan Akademi
yang
masyarakat
Komunitas. Dari bentuk tersebut
haruslah berbentuk yayasan yang
masing-masing memiliki otonomi
bersifat sosial/nirlaba.
perguruan tinggi atau mengelola
menyebutkan
dibuat
oleh
Pendidikan
tinggi
yang
sendiri
lembaganya
otonomi
bersifat sosial/nirlaba di perlukan
tersebut dilandaskan berdasarkan
juga
prinsip akuntabilitas, transparansi,
manajemen
sumber
daya,
khususnya menyangkut manajemen
nirlaba,
keuangan, yang tidak sedikit untuk
efektifitas
biaya operasinal dan pembangunan
secara
sehingga diperlukan pengelolaan
akademik antara lain menyangkut;
yang
keuangan atau pendanaan, baik
efisien
dan
efektif.
penjaminan
dan
akademik
mutu
dan
efesiennya
baik
maupun
non
Pengelolaan juga sering diharapkan
mahasiswa,
pada besarnya biaya operasional,
dari masyarakat/publik. Masyarakat
sedangkan PTS, tidak bisa menutupi
dapat
pengeluaran, terkendala posisinya
pendanaan pendidikan tinggi.
yang
sosial/nirlaba
Pendanaan dapat berupa: hibah,
sebenarnya bisnis perguruan tinggi
wakaf, zakat, persembahan kasih,
adalah ilmu pengetahun, karena
koekte, dana dunia, sumbangan
pendidikan
mempunyai
individu perusahaan, atau bentuk
mahasiswa,
lain.
bersifat
pelanggan
tinggi
Dosen/Karyawan (pelanggan intern)
serta lulusan/alumni (ekstern).
1.
pemerintah
berperan
maupun
serta
dalam
Pembiayaan
Sistem pendidikan tidak bisa
lepas dari pendanaan, sehingga
5
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
perlu
adanya
peraturan
yang
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
menyangkut/mengatur
tentang
mengatur seperti yang tertuang
standar
pembiayaan
dalam pasal 46 undang-undang No.
ditingkat perguruan tinggi dikenal
20 tahun 2003.
dengan
Standar
pendidikan
Pembiayaan
pendidikan
Pembelajaran. Standar Pembiayaan
menjadi tanggung jawab
Pembelajaran adalah standar yang
bersama antar pemerintah,
mengatur komponen dan besarnya
pemerintah
biaya operasi satuan pendidikan
a. Pendataan
daerah
dan
yang berlaku satu tahun. Standar
masyarakat.
b. Pemerintah
dan
pemerintah
daerah
pembiayaan terdiri dari:
a. Standar
b. Standar biaya operasional
anggaran pendidikan.
perguruan tinggi.
mengenai
c. Standar
tanggung jawab pendanaan
yang dimaksud ayat (1)
siswa.
dan ayat (2) di atur lebih
Menurut
lanjut
dengan
investasi
perguruan tinggi.
bertanggung menyediakan
c. Ketentuan
biaya
peraturan
biaya
personal
wahyu:
untuk
kedepan agenda pendidikan yang
perlu dibenahi, diantaranya adalah
pemerintah.
Dalam undang-undang sistem
peningkatan anggaran pendidikan,
pendidikan juga di atur tentang
dan
Standar Nasional Pendidikan (SNP).
pendidikan khususnya menyangkut
Standar
Pendidikan
membenahi
merupakan kriteria minimal tentang
pendidikan.
sistem
Reinventing
Nasional
pendidikan
diseluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik
standar
Indonesia.
Salah
satu
tersebut
membenahi
manajemen
Reinventing
sebagai
manajemen
dapat
wirausaha
biaya
diartikan
sedangkan
wirausaha adalah kemampuan yang
6
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
Disisi lain dilihat dari orientasi
dimiliki seseorang untuk melikat
kesempatan bisnis, mengumpulkan
wirausaha
sumber
ketimbang
daya
yang
dibutuhkan
yaitu:
menghasilkan
membelanjakan.
untuk mengambil tindakan yang
Bagaiman
acaranya
untuk
tepat dan mengambil keuntungan
menghasilkan
uang/profit.
Tidak
dalam rangka meraih sukses. Kalau
saja berpikir untuk membelanjakan
reinventing
uang, tetapi berpikir bagaimana
government
diberlakukan juga kepada lembaga
mendatangkan
uang,
swasta seperti Perguruan Tinggi
mengembangkan
wirausaha
Swasta (PTS) dimana PTS bisa
dengan
berwirausaha/reinventing
wirausaha/bisnis/reinventing,
karena
dengan
membuka
PTS
ruang
selain ini reinventing PTS semata-
terjadi perbedaan fungsi satu sisi
mata
sebagai fungsi usaha tetapi kedua
memberikan
kepada
pelayanan
mahasiswanya.
mahasiswanya
sedikit
Saat
maka
ini
fungsi
tersebut
bisa
bersinergi,
terkait dan membutuhkan, bagi
menjadi kendala dalam operasional
perkembangan/kemajuan
perguruan
Dengan wirausaha tersebut PTS
tinggi.
Diantara
karakteristik wirausaha/reinventing
PTS.
mampu mandiri.
yang bisa pakai adalah melihat dari
orientasi
pelanggan
memerlukan
yaitu
mahasiswa,
2.
Blue Ocean Strategic
Santoso Tanadi, MBA, bahwa
atau
konsep Blue Ocean Strategi adalah
dan
Value Innovation “Bagaimana kita
masyarakat yang dilayani sebagai
mengalihkan diri dari persaingan di
pelanggan,
memberikan
Red Ocean yang sangat kompetitive
meningkatkan pertanggungjawaban
dari berdasar, menuju pada Blue
kepada pelanggan.
Ocean yang membuat kopetisi jadi
dosen/karyawan,
keluarga
alumni
almamater
dengan
tidak relevan lagi.
7
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Value
dikaitkan
Innovation
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
j. Orang
dengan reinventing/wirausaha tidak
selalu berupa inovasi teknologi,
tetapi
berupainovasi
kepercayaan
k. Harga
untuk
mahal
peningkatan keuntungan pelanggan
yang disesuaikan dengan harga jual
kepercayaan
sedangkan
l. Cari
kemudian
Menurut
Santoso
Tandi
Ocean
sebagai
Blue
kompetisi dalam Islam:
Penerapan Blue Ocean Strategi
yang baru
pengaruhi
kita
dan
b. Kompetitor sudah tidak
oleh
relevan
dalam
membaca/memahami
diri
Value-cost
erase-off
e. Mengejar
f. Koreksi diri ketika gagal
menyalahkan
dan
menangkap demand baru
d. Memecahkan
adalah
(kompetitor
adalah diri sendiri)
jalan
sendiri
g. Bukan
lagi
c. Menciptakan
pikiran orang
e. Kompetitor
untuk
a. Menciptakan market space
kepemimpinan
karakteristik
bantu
menjadi manusia potensial
c. Fastabiqul Khairot
kemampuan
kelemahannya,
Red Ocean Strategi, dengan cara:
b. Dengan contoh Islami
di
harga
harus mampu/bisa menyingkirkan
a. Jalur Independen
d. Diplomasi
itu
barang itu relatif murah
dan biaya.
penerapan
memberi
defferensiasi
baru dan low cost
f. Kalah, dia Salahkan diri
kompetitor
sendiri
h. Formulasi Islam : binafsika
Blue Ocean juga mempunyai 4
(strategi memulai dari diri
(empat) kunci actein yang harus
sendiri)
dipilih
i. Menjual kejujuran
supaya
lepas
dari
persaingian:
8
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
a. Eliminate: faktor apa yang
dianggap
industri
umum
yang
f. Menjual
dalam
perlu
kejujuran/orang
membeli kepercayaan
di
Elemen
hilangkan
penting
kegiatan
b. Reduce: faktor apa yang
dalam
usaha/bisnis
akan
berguna untuk membangun
menjadi standar industri
blue
ini,
berbeda di persaingan pada
perlu
dikurangi
sampai di bawah standar
c. Raise:
perlu
faktor
di
apa
naikan
strategi
yang
red ocean. Harus diperhatikan
yang
juga ketajaman apa saja yang
diatas
perlu diperhatikan.
standar
Esensi dari Strategi Blue ocean
d. Create: faktor baru apa
yang
ocean
perlu
adalah mengidentifikasi dan
diciptakan
mencari strategi potensi pasar
untuk menciptakan Value
Innovation
yang
baru
sangat
yang
masih
belum
disadari oleh pemain lain.
menarik pelanggan
Dengan
Prinsip Formulasi Strategi:
perusahaan
a. Mengubah di atas market,
sendirian
demikian
bisa
suatu
berperan
menguasai
pasar
menciptakan market space
itu, sebelum para pemain lain
baru
menyadarinya.
b. Fokus pada “Big Ficture”
c. Menjangkau
di
luar
market demand yang ada
d. Pembentukan
business
METODE PENELITIAN
1.
Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini
merupakan penelitian yang bersifat
model
Ibda
deskrìptif kualitatif, yang bertujuan
Binafsika (Strategi mulai
rnenggali atan membangun suatu
dari diri sendiri)
proporsi atau menjelaskan makna di
9
e. Formulasi
Islam:
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
balik realita. Peneliti berpijak dan
pemahaman,
realita
yang
anggapan-anggapan seseorang yang
lapangan.
terbenam sebagai suatu kompleks
akan
gramatika kesadaran di dalam diri
atau
peristiwa
berlangsung
di
Selanjutnya,
peneliti
mendalami lebih jauh mengapa
fenomena
itu
terjadi.
pengertian,
dan
manusia (Sanapiah, 2003).
Model
Metode
pengumpulan
data
deskniptif kualitatif ini menekankan
yang digunakan, sebagaimana lazim
pada penggambaran yang
dalam
utuh
(holistik), pragmalis, strategis, dan self
studi
kualitatif
adalah
observasi, dan dokumentasi.
Sumber data yang digunakan
reflective.
Pandangan teori fenomenologi
dalani
penelitian
menyebutkan
kualitatif
bahwa
apa
yang
yaitu data yang diperoleh dengan
mencari dan mengumpulkan bahan
dari
buku-buku
pustaka
tampak di permukaan, termasuk
dipergunakan
pola perilaku manusia sehari-hari
penunjang penelitian.
hanyalah
suatu
fenomena
dari
gejala
atau
apa
yang
tersembunyi di benak atau pikiran
sebagai
yang
referensi
PEMBAHASAN
1.
Peran Reinventing dalam
sang pelaku. Perilaku apapun yang
mengembangkan Perguruan
tampak di tingkat permukaan, baru
Tinggi
dapat
Undang-undang
setelah
dipahami atau
seseorang
dijelaskan
bisa
Industri No. 12 Tahun 2012, bahwa
mengungkap atau membongkar apa
Perguruan Tinggi adalah satuan
yang
pendidikan
tersembunyi
tersebut
Republik
dalam
dunia
yang
kesadaran atau dunia pengetahuan
menyelenggarakan
manusia pelaku. Sebab, realitas itu
tinggi yang memiliki kewajiban
sesungguhnya bersifat subjektif dan
menyelenggarakan
maknawi tergantung pada persepsi,
perguruan tinggi yaitu pengajaran,
10
pendidikan
tridharna
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
penelitian dan pengabdian pada
operasional
masyarakat perguruan tinggi dapat
Dengan dana tersebut perguruan
berbentuk
tinggi bisa berkembang dan maju,
sekolah
akademi,
tinggi,
politeknik,
cukup
besar.
dan
dibandingkan dengan perguruan
status
tinggi swasta yang berada diluar
perguruan
pulau jawa khususnya yang berada
statusnya
pulau Kalimantan pembiayaan yang
perguruan tinggi negeri (PTN) ada
kurang mendukung, sehingga wajar
juga perguruan tinggi swasta (PTS).
rata-rata PTS status terakreditasinya
Dalam
C & B. Pembiayaan menjadi kendala
universitas.
institut
yang
Dalam
penyelenggaraannya
tinggi
ada
yang
segi
operasional
pendidikan/pengajaran
PTN
di
dan tantangan dalam meningkatkan
biayai oleh pemerintah sedangkan
kwalitas PTS. Pembiayaan sebagai
PTS dibiayai oleh yayasan, PTS
faktor utama dibandingkan dengan
kecendrungannya
fakta-fakta lainnya.
untuk
mendapatkan
biaya
semata-mata
melalui
operasional
uang
SPP
Banyak
swasta
perguruan
yang
tumbuh
tinggi
kembang
mahasiswa mau tidak mau PTS harus
kempis, karena hanya semata-mata
mencari dana dengan mencari usaha
tergantung
diluar penerimaan SPP.
mahasiswanya.
Sudah
Tinggi
banyak
Swasta
di
memiliki
Perguruan
Pulau
Jawa
cabang-cabang
kepada
Disatu
jumlah
sisi
juga
kalau bersamaan penggunaan dana
untuk operasional akademik bisa
tidak
berjalan
lancar
atau
jadi
bisnis/Usaha yang dikelola oleh
korban. Jadi PTS sering di hadapkan
Yayasannya seperti: SPBU, Rumah
kepada pilihan pilihan tersebut.
Sakit,
Hotel/penginapan,
Walaupun ada usaha-usaha bisnis,
Supermarket serta Pertokoan dan
yang dimiliki, tetapi belum begitu
lain-lain;
berkembang, hanya untuk sekedar
sehingga
tidak
heran
Perguruan Tinggi memiliki dana
memenuhi
kebutuhan-kebutuhan
11
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
kampus. Pengelola PTS sekarang
maupun internasional. Ini menjadi
ditantang bagaimana menciptakan
tantangan
usaha yang inovatif dan kreatif
penyelengaraan
sehingga memiliki keunggulan daya
tinggi/yayasan
saing. Disisi lain juga PTS selalu
terobosan-terobosan
diingatkan kepada sifatnya yang
semata-mata
nirlaba karena sifat itulah seolah-
dari uang SPP mahasiswa.
bagi
badan
perguruaan
untuk
mencari
tidak
penerimaan
hanya
berasal
olah harus selalu pasrah dengan
keadaan nirlaba yang artinya bahwa
2.
Pengembangan Reinventing
PTS itu hanya berstatus lembaga
dengan Pengembangan Blue
sosial
Ocean Strategi
yang
tidak
mencari
sifat
inilah
Statis perguruan tinggi sebagai
untuk
tidak
lembaga sosial yang bersifat nirlaba
usaha
yang
membuat perguruan tinggi hanya
bersifat profit oriented, sehingga
melaksanakan fungsi Tri Dharma.
berakibat membatasi gerak PTS.
Terikat
profit/keuntungan:
menjadi
alasan
mencari/membuka
PTS
dalam
operasionalnya
dengan
fungsi
tersebut
perguruan tinggi khususnya swasta
hanya sekedar “gali lobang tutup
hanya
lobang” artinya target besarnya
penghasilannya dengan uang SPP
penerimaan
mahasiswa. Dalam kenyataannya
sama
besarnya
bisa
memperoleh
pengeluaran. Akibatnya tidak ada
perguruan
saldo
berkembang/maju,
untuk
meningkatkan
kesejahteraan dan pembangunan,
tidak
bisa
juga
PTS
selalu
tinggi
swasta
terutama/
khususnya di luar pulau Jawa.
Sifat
nirlaba
membuat
berpegangan kepada sifat nirlaba
penguruan tinggi swasta kurang
tetapi
memikirkan
berkreatif, karena berpikir bahwa
mengembangkan
dengan nirlaba tersebut, maka tidak
secara
dibenarkan
juga
harus
bagaimana
kemajuan
PTS
nasional
untuk
memperoleh
12
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
profit
sehingga
ruang
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
mahasiswa,
selama
belum
berwirausaha/reinventing
terpikirkan untuk membuka usaha-
sepertinya
usaha/bisnis seperti beberapa PTS
tertutup/tidak
bisa
yang sudah mapan/maju. Selain Tri
dibenarkan/ dikembangkan karena
Dharma jalan dan berkualitas juga
dengan prinsip bahwa keuntungan
disisi lain usahanya berkembang
yang
dan maju seperti yang sama-sama
berkembang,
sebenarnya
diperoleh
dari
usaha/bisnis
digunakan
sepenuhnya
untuk
lembaga,
usaha-
cara
operasional
yang
tidak
kita
ketahui:
usaha/bisnis/reinventing
sakit,
rumah
penginapan/perhotelan,
dibenarkan adalah apabila profit
swalayan , agribisnis, pertokoan,
yang
pribadi-
SPBU dan lain-lain. Mereka dari
pribadi anggota yayasan padahal
segi penempatan ruang pasar cukup
kalau kita kaji, perguruan tinggi
bagus, dari segi menerapkan blue
memiliki
keunggulan
ocean strategi, yaitu mengandalkan
mengembangkan
pelanggan dari almameter seperti
diperoleh
untuk
beberapa
dalam
reinventing,
sumber
seperti:
daya
memiliki
manusia
yang
alumni,
mahasiswa,
dosen/karyawan
dan
keluarga
profesional, memiliki alumni dan
almamater. Dengan mengandalkan
mahasiswa,
tingkat
ruang pasar tersendiri mereka bisa,
pasar
menghindari dari persaingan pasar-
memiliki
kepercayaan,
memiliki
tersendiri. Selain memiliki sumber
berdarah-darah/red
daya tersebut, perguruan tinggi
ocean menciptakan kondisi dimana
swasta
terjadi persaingan pasar yang sama
masalah
juga
rata-rata
yaitu
memiliki
menyangkut
oleh
para
pelaku
ocean.
bisnis.
Red
Pada
manajemen sumber daya keuangan.
kondisi ini pelaku bisnis berusaha
Perguruan tinggi swasta/PTS hanya
untuk
mengandalkan penerimaan dari SPP
dan wajar terjadi persaingan tidak
13
memenangkan
persaingan
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
sehat. Inilah yang dihindari dari
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
b. Mencari kelompok kelas lain.
perguruan tinggi karena reinventing
Perguruan
perguruan tinggi hanya sebagai
membedah
usaha tambahan untuk orientasi
kelompok/pelanggan
dari
bisnis
dalam
baik
karena
lembaga
sosial.
pemanfaatan
hanya
sifatnya
ruang
melulu
sebagai
Dari
segi
pasar
tidak
memanfaatkan
tinggi
bisa
almamater
pelanggan intern (mahasiswa)
maupun eksteren (alumni)
c. Menciptakan kelompok pembeli
almamater,
tetapi
juga
dalam
baru bisa dipromosikan melalui
penerapan
prinsip
blue
ocean
mahasiswa
strategi, harus melakukan “creating
new market space” yaitu:
membuka/membuat
usaha-usaha
yang
bersaing
produk
sebelumnya.
melalui
Bisa
kreatif
pasar
yang
tidak
memiliki persaingan/tidak ada
kompetetif seperti misalnya:
Membuka
toko
buku
yang
diciptakan
dan
mahasiswa/dosen
yang
dan
service lain yang tidak ada
dalam pasar berdarah, tetapi
sendiri
kepada
keluarganya/lingkungannya
d. Menawarkan
a. Mencari alternatif usaha lain
dengan
alumni
inovatif
misalnya
mudah adalah bentuk
obat-obatan/ makanan herbal
e. Membuat nilai fungsi/emosional
yang
baru
dan
berbeda.
mempunyai café didalamnya,
Menciptakan pelayanan yang
dimana orang dapat makan
ramah yang penuh emosional
kecil,
sebagai mahasiswa dan dosen
minum
kopi,
sambil
memilih dan membaca buku.
f. Produktif dalam menciptakan
Mini market khusus menjual
trend baru dalam waktu ke
hasil-hasil pertanian dari hasil
waktu.
riset perguruan tinggi.
yang sifatnya ikut-ikutan atau
Menghindari
latihan-latihan,
yang
produk
bisa
14
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
membuat
jenuh
dan
membosankan:
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
nilainya kurang, ada unsurunsur yang nilainya kurang
menarik, atau yang berkesan
Jangan
menawarkan/memasarkan terjebak
berlebihan.
dalam produk yang sama sehingga
dikurangi, tetapi tetap menarik.
banyak bersaing /laut merah tetapi
produsen
harus
pandai
c. Raise
Hal
ini
perlu
(tingkatkan)
meningkatkan
yaitu
unsur-unsur
menghindari dengan menciptakan
yang
pasar
keunggulan
dari
produk.
menciptakan produk baru yaitu
Unsur-unsur
perlu
diberikan
mengubah/memodifikasi
transpor nilai dari yang tidak
laut
biru,
dengan
cara
produk
bernilai-menjadi
menjadi trend baru.
Tidak
akan
saja
harus
melakukan/menjalankan
creating
dijadikan
bahan
yang
bernilai
d. Create (ciptakan), menciptakan
juga
unsur-unsur baru yang belum
sebaiknya diiringi dengan tindakan-
pernah ada di industri tersebut.
tindakan:
Untuk
new
market
space
a. Elimanate
tetapi
(hapuskan)
yaitu
menghindari
unsur-
unsur yang membosankan/tidak
menghapus unsur-unsur yang
berubah-rubah
dari
dulunya,
tidak bernilai dari produk. Ada
hampir tidak ada kreatif.
produk
Dari 4 (empat) tindakan yang
yang sifatnya tidak memberi
dilakukan juga di lengkapi dengan 4
nilai
(empat) urutan yang harus diikuti
unsur-unsur
jual
berlebihan.
dalam
justru
Maksud
berkesan
untuk
tampil beda, tetapi menambah
biaya input.
secara benar
a. Buyer
utility:
adanya
nilai
keuntungan/kepuasan.
yaitu:
Walaupun bersifat nirlaba tetapi
mengurangi unsur unsur yang
juga ada unsur keuntungan
15
b. Reduce
(kurangi),
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
yang diperoleh untuk lembaga.
ditantang untuk mengelurakan
Jadi tetap bersifat nirlaba
jurus-jurus kreatif khususnya
b. Price: harga bisa terjangkau oleh
menciptakan ruang pasar baru.
pelanggan, diusahakan harga
Selama ini para pembisnis rata-
jual bisa ditekan, dengan tidak
rata bersaing dalam pasar red
mengurangi
ocean. Perguruan tinggi yang
mutu,
mengurangi
input,
tidak
memiliki
bertahan
usaha-
pada posisi harga jual/price
usaha/reinventing tidak harus
yang bisa terjangkau pelanggan.
ikut atau menghindari pasar red
c. Cost:
menekan
biaya
ocean tetapi harus keluar dari
untuk
menghasilkan profit pada harga
zona
tersebut,
dengan
tersebut agar nilai jual produk
menerapkan blue ocean strategi.
tidak terlalu tinggi, maka harga
input harus ditekan seminimal
mungkin untuk menghasilkan
KESIMPULAN
harga optimal.
1.
d. Adoption:
mampu
beradaptasi
dari
untuk
pengaruh
Status Perguruan Tinggi Swasta
(PTS)
yang
bersifat
sosial/nirlaba/nonprofit
yang
penerapan/kehadiran
blue
hanya
ocean
bisa
mengandalkan penerimaan SPP
strategi
menyesuaikan
persaingan
semata-mata
mahasiswa
harus
pasar, harga dan pelanggan.
mengembangkan
Langkah-langkah
strategi
dengan
dalam
cabang
tersebut
membuka
mampu
statusnya
cabang-
usaha/reinventing,
reinventing
dengan tetap berstatus nirlaba
tidak lagi sebatas strategi yang
karena profit yang diperoleh
umum
untuk pengembangan lembaga
mengembangkan
atau
yang
biasanya
namun sekarang para pembisnis
16
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
buka untuk keuntungan pribadi
2.
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
e. Membuat
nilai
anggota yayasan.
fungsi/emosional yang beru
Perguruan tinggi swasta tinggi
dan berbeda
utamanya adalah bergerak di
bidang pendidikan sosial tetapi
DAFTAR PUSTAKA
juga
Alma.B (2008) Manajemen
Corporiate Strategi Pemasaran
jasa Pendidikan Alfabet,
Bandung
Chan Kim & Renee M (2006) Blue
Ocean Strategi Scrabi, Jakarta
Eko Inrajid. R & R. Djoko Pranoto
(2006) Manajemen Perguruan
Tinggi Modern Andi
Yocyakart
Irhamni (2011) Implementasi
Kebijakan Belanja langsung
Pendidikan dengan
Pendekatan (BSC) Uninus,
Bandung
Meleong (2000) Metodologi
Penelitian Kualitatif Remaja
Rosdakarya, Bandung
Osborne David & Ted Gaebler
(2005) Reinventing
Government PPM Jakarta
_____________, UU No. 28 Tahun
2004, Tentang Yayasan
_____________, UU No. 20 Tahun
2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
_____________, UUD 1945, Republik
Indonesia
_____________, PP. No. 48 Tahun
2008, tentang Pendanaan
Pendidikan
tidak
tertutup
untuk
mengembangkan
usaha
tambahan/reinventing
3.
Dengan reinventing PTS bisa
berkembang
untuk
maju,
mampu
membiayai
dirinya
sendiri/lembaga
4.
Reinvrnting
PTS
harus
bisa
menghindari
persaingan/kompetetif
berdarah-darah/Red
ocean,
tetapi harus mampu memproses
ruang pasar tanpa persaingan
blue ocean dengan menetapkan
creating new market space:
a. Mencari alternatif usaha lain
b. Mencari kelompok kelas lain
c. Menciptakan
kelompok
pembeli baru
d. Menawarkan
produk
dan
service lain yang tidak ada
sebelumnya
17