Akad dalam perbankan syariah img

Nama: Abdulloh Shodikin
Nim: 1401101010068
Mata Kuliah: Introduction to Microfinance

AKAD-AKAD DALAM BANK SYARIAH

A. Antara Wa’ad dengan Akad
Fiqih muamalat ekonomi Islam membedakan antara Wa’ad dengan Akad.
Wa’ad adalah jannji (promise) antara satu pihak kepihak lainnya, sementara
akad adalah kontrak antarakedua belah pihak. Wa’ad hanya mengikat salah
satu pihak, yakni pihak yang memberi janji berkewajiban untuk
melaksanakan kewajibannya. Dilain pihak, akad mengikat kedua belah pihak
yang

saling

bersepakat,

yakni

masing-masing


pihak

terikat

untuk

melaksankan kewajiban mereka masing-masing yang telah disepakati.

B. Antara Tabarru’ dengan Tijarah
1. Akad Tabrru’
Akad tabarru’ adalah segala macam perjanjian yang menyangkut transaksi
nirlaba. Transaksi ini pada hakikatya bukan transaksi bisnis untuk mencari
keuntungan komersil. Akad tabarru’ dilakukan dengan tujuan tolong
menolongdalam rangka berbuat kebaikian. Intinya akad tabarru’ adalah akad
melakukan kebaikan yang mengharapkan balasan dari Allah SWT.
a. Meminjamkan Uang
Ada tiga jenis akad untuk meminjamkan uang. Pertama akad qard, adalah
pinjaman yang dilakukan tanpa syarat apapun dan dalam jangka waktu
tertentu dikembalikan. Kedua akad rahn, adalah meminjamkan uang tetapi

pemberi pinjaman mensayaratkan suatu jaminan dalam bentuk atau jumlah

tertentu. Ketiga akad hiwalah, adalah bertujuan untuk mengambil piutrang
dari pihak lain.
b. Meminjamkan jasa kita
Akad meminjamkan jasa juga terbagi menjadi tiga. Pertama akad wakalah,
adalah meminnjamkan diri kita saat ini untuk orang lain. Kedua akad
wadi’ah, adalah menawarkan jasa kita untuk menjadi wakil seseorang,
dengan tugas menyediakan jasa. Ketiga akad kafalah, yakni wakalah yang
bersyarat.
c. Memberikan sesuatu
Yang termasuk kedalam golongan ini adalah akad-akad sebagai berikut:
hibah,waqf,shadaqah,hadiah, dan lain-lain. Bila kegunaannya ubtuk
kepentingan umum aka disebut waqaf. Sedangkan hibah dan hadiah adlaah
pemberian sesuatu secara sukarela.
2. Akad Tijarah
Akad Tijarah adalah segaala macam perjanjian yang menyangkut for profit
transaction. Akad-akad ini dilakukan dengan tujuan mencari keuntungan
karena bersifat komersil.


C. Antara Natural Uncertainty Contracs dan Natural Certainty Contracs
1. Natural Certainty Contracs
Dalam NCC, kedua belah pihak saling menukar asset yang dimilikinya, karena
itu opjek pertukarannya (baik barang maupun jasa) harus ditetapkan secara
pasti, baik jumlahnya, mutunya, harganya dan pengembaliannya.
a. Akad jual-beli (Al-Bai’, Salam, dan Istishna)
Al-Bai’ Naqdan adalah akad jual beli yang dilakukan secara tunai. Al-Bai’
Muajjal yaitu jual beli yang dilakukan secara cicilan. Al-Bai’ Taqsith yaitu
jual beli secara cicilan namun dapat membayar selama periode utang.
Salam biasanya akad seperti ini barangnya belum ada (masih dalam
pemesanan atau masa produksi). Istishna’ sebenarnya adalah akad salam
yang pembayaran atas barang dilakukan ciciilan dalam periode
pembiayaan.
b. Akad sewa-menyewa (ijarah dan Ijarah Muntahia Bittamlik)

Ijarah adalah akad untuk memanfaatkan jasa, baik jasa atas barang ataupun
jasa atas tenaga kerja. Sedangkan Ijarah Muntahia Bittamlik adalah ijarah
yang membuka kemungkinan perpindahan kepemilikan atas opjek
ijarahnya.
2. Natural Uncertainty Contractcs (NUC)

Pihak pihak yang bertransaksi saling mencampurkan asetnya menjadi satu
kesatuan,

dan

kemudian

menanggung

resiko

bersama-sama

untuk

mendapatkan keuntungan. Keuntungan dan kerugian dibagi bersama-sama.
Contoh-contoh dari NUC adalah Musuyarakah (mufawadhah, ‘inan, abdan,
mudharabah), Muzara’ah, Musaqah, dan Mukhabarah.
Dalam syirkah muwafadhah, para pihak yang berserikat mencampurkan modal
dalam jumlah yang sama. Syirkah ‘inan para pihak yang berserikat

mencampurkan modal dalam jumlah yang tidak sama. Syirkah ‘abdan dimana
terjadi percampuran jasa-jasa orang yang berserikat. Terakhir syirkah
mudharabah terjadi percampuran modal dengan jasa (keahlian/keterampilan)
dari pihak-pihak yang berserikat. Dalam bentuk semua syirkah tersebut jika
untung maka dibagi hasil dan jika merugi maka berdasarkan porsi modal
masing masing.
Selain musyarakah, terdapat juga kontrak investasi untuk bidang pertanian
yang pada prinsipnya sama dengan prinsip syirkah. Bentuk kontrak bagi hasi
yang diterapkan pada pertanian selama setahun disebut muzara’ah. Bila
bibitnya berasal dari pemilik tanah, disebut mukharabah. Sedangkan jika
diterapkan pada pertanian salama tahunan maka disebut musaqat.