BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Gibson et,al, kemampuan seseorang dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan keterampilan, sedangkan pengetahuan dapat diperoleh melalui latihan, pengalaman kerja maupun pendidikan, dan keterampilan dapat dipengaruhi oleh berba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Gibson et,al, kemampuan seseorang dapat dipengaruhi oleh

  pengetahuan dan keterampilan, sedangkan pengetahuan dapat diperoleh melalui latihan, pengalaman kerja maupun pendidikan, dan keterampilan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya sejenis pendidikan, kurikulum, pengalaman praktik dan latihan. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

  Radiografi adalah alat yang digunakan dalam menegakkan diagnosis, rencana pengobatan penyakit dan evaluasi pada perawatan tersebut. Meskipun dosis radiasi dalam radiografi rendah, bila memungkinkan paparan radiasi harus diminimalkan. Dokter mempertimbangkan manfaat dari radiografi terhadap meningkatnya konsekuensi paparan radiasi terhadap pasien, efek yang terakumulasi dari beberapa sumber dari waktu ke waktu. Harus mengikuti prinsip-prinsip untuk meminimalkan

  1,4,9 paparan radiasi.

2.1 Radiografi Kedokteran Gigi

  Radiografi kedokteran gigi adalah alat yang membantu dalam menegakkan diagnosis dan rencana perawatan penyakit mulut mulai dari karies, penyakit periodontal dan patologi oral. Radiografi ini merupakan langkah awal pendeteksi keparahan penyakit. Dalam tindakan perawatan gigi sangat baik jika dilakukan radiografi sebagai penunjang dari pemeriksaan klinis sehingga tahapan atau langkah

  1,4,9 dalam pengobatan bisa sebaik mungkin.

  Di bidang kedokteran gigi, pemeriksaan radiografi mempunyai peranan yang sangat penting. Hampir semua perawatan gigi dan mulut membutuhkan data dukungan pemeriksaan radiografi agar perawatan yang dilakukan mencapai hasil

  9

  yang optimal. Radiografi yang digunakan dalam bidang kedokteran ada dua, yaitu intraoral dan ekstraoral. Pada radiografi intraoral, film radiografi diletakkan di dalam mulut pasien, contohnya adalah radiografi periapikal, bitewing dan oklusal. Pada radiografi ekstraoral, film radiografi diletakkan di luar mulut pasien, contohnya

  1,4,5

  adalah radiografi panoramik, radiografi lateral dan cephalometri. Ada beberapa 4,9

  tujuan dari radiografi, yaitu : a.

  Untuk mendeteksi adanya lesi b.

  Untuk melihat ada tidaknya kerusakan tulang terutama pada kasus fraktur mandibula c.

  Untuk membuktikan diagnosa suatu penyakit d.

  Untuk melihat lokasi lesi atau benda asing yang tedapat dalam rongga mulut e. Untuk memberikan informasi yang menunjang prosedur perawatan f. Untuk mengevaluasi pertumbuhan gigi geligi g.

  Sebagai dokumentasi data rekam medis yang dapat diperlukan sewaktu-waktu

2.1.1 Radiografi Intraoral

  Radiografi intraoral adalah pemeriksaan gigi dan jaringan sekitarnya dengan radiografi yang filmnya diletakkan di dalam mulut pasien. Pemeriksaan intraoral

  3

  merupakan pokok dari radiografi kedokteran gigi. Radiografi intraoral terdiri atas

  1,4,5,10

  beberapa tipe yaitu: a.

  Radiografi Periapikal Radiografi periapikal adalah radiografi yang berguna untuk melihat gigi geligi secara individual mulai dari keseluruhan mahkota, akar gigi dan jaringan pendukungnya. Indikasi penggunaan radiografi antara lain untuk melihat infeksi pada

  4,5,10 apikal, status periodontal, lesi-lesi pada periapikal dan lainnya.

  Radiografi periapikal dibagi menjadi dua teknik yaitu paralel dan bisekting. Pada teknik paralel film diletakkan pada pegangan film (film holder) dan diposisikan sejajar dengan sumbu gigi. Pada teknik bisekting tidak menggunakan pegangan film (film holder) tetapi menggunakan jari tangan pasien untuk memposisikan film dalam

  4,5 rongga mulut. Teknik radiografi periapikal paralel dan bisekting memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu teknik bisekting dianggap lebih mudah dan praktis dalam pelaksanaannya dibandingkan dengan teknik paralel (kesejajaran). Keuntungan teknik bisekting yaitu teknik ini dapat digunakan tanpa film holder. Kerugian teknik bisekting yaitu distorsi mudah terjadi dan masalah angulasi (banyak angulasi yang

  4,5 harus diperhatikan).

  Keuntungan teknik paralleling yaitu tidak ada distorsi, gambar yang dihasilkan sangat representative dengan gigi sesungguhnya, mudah dipelajari dan digunakan serta mempunyai validitas yang tinggi. Kerugian teknik paralleling yaitu pemakaian film holder mengenai jaringan sekitar sehingga mengurangi kenyamanan serta kesulitan meletakkan film holder di dalam rongga mulut terutama pada anak-

  4.5 anak dan pasien yang mempunyai mulut yang kecil.

  b.

  Radiografi Bitewing Radiografi bitewing adalah radiografi yang digunakan untuk melihat permukaan gigi yang meliputi mahkota gigi, interproksimal dan puncak alveolar di maksila dan mandibula daerah anterior maupun posterior dalam satu film khusus. Radiografi ini juga dapat digunakan untuk mengetahui status jaringan periodontal dan efektif untuk melihat kalkulus pada interproksimal. Pada teknik radiografi bitewing tidak menggunakan pegangan film (film holder) melainkan dengan cara pasien menggigit sayap (wing) film untuk stabilisasi film di dalam rongga mulut. Pada radiografi bitewing lebih akurat menunjukkan tingkat kerusakan tulang dari pada

  4,5,10 radiografi periapikal.

  Radiografi bitewing memiliki kelemahan yaitu periapikal dan ujung akar tidak terlihat serta pasien sulit mengoklusikan maksila dan mandibula sehingga mulut tetap terbuka. Selain itu radiografi bitewing juga memiliki kelebihan yaitu dapat mendeteksi karies dini, puncak tulang alveolar terlihat jelas dan aman untuk pasien

  

4,5

yang memiliki refleks muntah yang tinggi.

  c.

  Radiografi Oklusal Radiografi oklusal adalah radiografi yang digunakan untuk melihat anatomi tulang maksila maupun mandibula dengan area yang luas dalam satu film. Radiografi oklusal juga dapat mendeteksi adanya fraktur, celah di langit - langit, sialolit pada dan kelainan yang terjadi pada area luas. Film yang digunakan adalah

  ductus stenson

  film oklusal. Teknik yang digunakan untuk pengambilan radiografi yaitu instuksikan

  4,5 pasien untuk mengoklusikan atau menggigit bagian film.

2.1.2 Radiografi Ekstraoral

  Radiografi ekstraoral adalah pemeriksaan radiografi yang digunakan untuk melihat area yang luas pada tengkorak kepala dan rahang. Pada radiografi ekstraoral film yang digunakan diletakkan diluar rongga mulut. Radiografi ekstraoral terdiri atas radiografi panoramik, lateral jaw, lateral cephalometric, posterior-anterior,

  

1,4,5,11

submentovertec , waters, dan sebagainya.

  Radiografi panoramik merupakan salah satu radiografi ekstraoral yang telah digunakan secara umum di kedokteran gigi untuk mendapatkan gambaran utuh dari keseluruhan maksilofasial. Radiografi panoramik pertama dikembangkan oleh tentara Amerika Serikat sebagai cara untuk mempercepat mendapatkan gambaran seluruh gigi untuk mengetahui kesehatan mulut tentaranya. Radiografi panoramik juga disarankan kepada pasien pediatrik pasien cacat jasmani atau pasien dengan gag refleks. Salah satu kelebihan panoramik adalah dosis radiasi yang relatif kecil dimana dosis radiasi yang diterima pasien untuk pertama kali foto panoramik hampir

  4,11,12 sama dengan dosis empat kali foto intraoral.

  Radiografi panoramik adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sebuah gambaran tomografi yang memperlihatkan bagian wajah yang mencakup rahang maksila dan mandibula beserta struktur pendukungnya dengan distorsi dan overlap minimal dari detail anatomi pada sisi kontralateral. Radiografi panoramik adalah sebuah radiografi dimana gambaran seluruh jaringan gigi ditemukan dalam satu film. Radiografi panoramik dapat menunjukkan hasil yang buruk dikarenakan kesalahan

  4,11,12 posisi pasien yang dapat menyebabkan distorsi.

  Prinsip pembuatan radiografi panoramik pertama kali ditemukan oleh Numata dan Paatero dengan prinsip kerja alat adalah pada saat pemotretan posisi tabung akan bergerak mengeliling kepala pasien. Posisi film-pasien-tabung sinar X akan selalu sejajar dan berotasi di sekeliling kepala pasien. Pada saat bergerak tabung sinar X akan memancarkan sinarnya secara terus menerus, menembus ke setiap bagian kepala, dan sinar tersebut selanjutnya akan mengenai film panoramik (berbentuk panjang ukuran 18x30 cm). Pada saat dikenai sinar, film juga akan berotasi secara simultan, sehingga setiap berkas sinar yang menembus bagian-bagian

  1 kepala akan terpaparkan secara bertahap pada daerah film.

  Selain itu, sistem kerja dari pesawat panoramik menurut Olaf E Langland (1982), prinsipnya adalah sama dengan tomogram, yang dimana tube dan film selama pemaparan berputar mengelilingi pasien, dengan tiga pusat sumbu rotasi, satu sumbu rotasi konsentris untuk regio anterior rahang dan dua sumbu eksentris untuk bagian samping rahang (tepatnya dibelakang molar tiga). Untuk menghasilkan gambaran yang baik sewaktu film dan tube berputar, posisi kepala harus dalam keadaan fiksasi, waktu berputar tube dan film biasanya diatur oleh pabrik dan operator/radiografer hanya menekan tombol timer yang ada, sehingga perputaran film dan tube selama pemaparan dapat menggambarkan keseluruhan gigi geligi dari gigi molar paling kiri

  11 (molar tiga kiri) sampai gigi molar paling kanan (molar tiga kanan).

  Untuk dapat menginterpretasi radiografi panoramik, terlebih dahulu harus mengenali anatomi normal dari hasil film panoramik, hal ini disebabkan antara lain karena hasil radiografi panoramik mencakup struktur anatomi yang kompleks, ditambah dengan adanya penumpukan bayangan dengan berbagai variasi struktur anatomi, dan juga dengan adanya perubahan dimensi dan orientasi proyeksi pada hasil radiografinya. Ada kemungkinan penyakit intraoral tidak diketahui atau

  1,4,5,11 mengobati kondisi yang normal jika salah dalam menginterpretasi.

  Keuntungan utama dari radiografi panoramik adalah cakupan yang luas dari tulang wajah dan gigi, dosis radiasi rendah pada pasien, kenyamanan pemeriksaan untuk pasien, fakta bahwa pemeriksaan ini dapat digunakan untuk pasien yang tidak dapat membuka mulut mereka dan pendeknya waktu yang dibutuhkan untuk membuat gambar panoramik, biasanya berkisar antara 3 sampai 4 menit. Kerugian utama dari radiografi panoramik adalah bahwa gambar tidak menampilkan detail anatomi halus yang tersedia pada radiografi periapikal intraoral. Jadi,tidak sebaik seperti radiografi periapikal yang dapat mendeteksi lesi karies kecil atau penyakit periapikal.

  Kelebihan dari radiografi panoramik adalah memberikan gambaran yang luas mengenai struktur tulang fasial dan gigi geligi, dosis radiasi terhadap pasien rendah, pasien relative nyaman saat menjalani pemeriksaan, dapat dilakukan terhadap pasien yang tidak dapat membuka mulut, memerlukan waktu relatif singkat. Kekurangan dari radiografi panoramik adalah tidak cocok untuk menentukan derajat kehilangan tulang yang berhubungan dengan gigi individual, dimana terlihat distorsi yang hebat dan garis luar pada batas tulang sering tidak jelas karena tumpang tindih dari struktur yang menghalangi.

  Gambar 1. Anatomi panoramik normal

  10 Keterangan : 1. Rongga orbita, 2. Rongga hidung, 3. Septum nasi, 4. Sinus

  maksilaris, 5. Prosesus palatinus, 6. Kanal insisivum, 7. Arkus zigomatikus, 8. Spina angular, 9. Prosesus kondilus mandibula, 10. Prosesus koronoid mandibula, 11. Tuberositas maksila, 12. Lateral

  pterygoid plate with superimposition of the coronoid process of mandible and zygomtic arc,

  13. Coronoid notch, 14. Fossa glenoidalis,

  15. Prosesus styloid, 16. Prosesus mastoid, 17. Oblique ridge of the

  mandible, 18. Foramen mandibula, 19. Kanal mandibula inferior, 20.

  Foramen mentalis, 21. Tuberkel genial, 22. Inferior border of the mandible , 23. Sudut mandibula, 24. Panorex chin rest.

  Gambar 2. Radiografi Panoramik

  11 Gambar 3. Radiografi Panoramik

  11 Keterangan Gambar 2 dan Gambar 3 :

  11 1.

  Orbit 2. Cervical vertebrate, with tooth axis

  3. Basal compact bone of the opposing jaw

  Inferior nasal concha 6. Maxillary sinus (borders) 7.

  Anterior nasal spine 8. Horizontal ossesous palatal lamina

  9. Laterobasal border of the nasal cavity

4. Nasal septum 5.

  10. Palatal velum 11.

  Pterygopalatal fossa

  12.

  19. Body of the zygomatic bone, External ear, with auditory with innominate line opening

  13.

  20. Zigomatic arch Mandibular articular process 14.

  (condyle) Basal compact bone 15.

  21. Mylohyoid line Muscular process of the 16. mandible

  Mandibular canal 17.

  22. Mental foramen Styloid osseous temporalis 18. process

  Digastric fovea or mental fovea, defending upon the

  23. Hyoid bone positioning of the mandibular

  24. Base of the tongue anterior segment in the plane of focus

  4,12

  Indikasi Panoramik sangat luas, meliputi evaluasi umum untuk: a. Medical record ( individu dengan mobilitas tinggi atau resiko pekerjaan besar ) b.

  Evaluasi awal kelainan periodontal c. Penilaian perawatan ortodonti d.

  Membandingkan gambaran radiografi sisi kiri dan kanan (sinus maksilaris, TMJ dan lain-lain.) e.

  Perluasan lesi atau kelainan di rahang (kista, tumor, kelainan sistemik, dan tumbuh kembang) f.

  Pertumbuhan benih gigi tetap dan susunan geligi g.

  Fraktur kompleks, gigi impaksi, sinus maksilaris, dan kasus-kasus bedah mulut lainnya.

  h.

  Kondisi (kualitas dan kuantitas tulang rahang), termasuk perawatan implant.

2.2 Anatomi Normal Rongga Mulut

  Radiografi konvensional baik radiografi intraoral maupun radiografi ekstraoral seperti radiografi panoramik, jaringan dan struktur normal rongga mulut dapat dilihat secara makroskopis. Pengetahuan dasar mengenai anatomi normal rongga mulut mutlak diperlukan dalam menginterpretasi gambaran radiografi. Struktur radiopak yang normal dan patologis, serta benda asing di luar dari bidang fokus dapat memberikan efek pada gambaran radiografi yang mana akan menghambat interpretasi atau bahkan menyebabkan kesimpulan diagnosa yang

  11 salah.

  2.2.1 Nasal Septum

  Nasal septum merupakan dinding medial yang membatasi rongga hidung kanan dan kiri. Nasal septum berfungsi sebagai penompang batang hidung (dorsum nasi). Nasal septum dibagi atas dua daerah anatomi antara lain bagian anterior, yang tersusun dari tulang rawan, bagian posterior yang tersusun dari lamina

  

13

  perpendikularis os ethmoidalis dan vomer. Pada radiografi panoramik dari nasal septum adalah radiopak.

  2.2.2 Sinus Maksilaris

  Sinus maksilaris merupakan sinus paranasal yang terbesar. Sinus paranasal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sulit dideskripsikan karena

  14 bentuknya sangat bervariasi pada tiap individu.

  Secara anatomis, oral dan sinus adalah dua bagian terdekat namun terpisah satu dengan yang lain. Sinus berbentuk ruangan kosong yang terletak di bawah orbita kiri dan kanan. Bagian medial dari sinus dibatasi oleh dinding lateral dari rongga hidung dan bagian dasar dibatasi oleh tulang alveolar rahang atas yaitu tempat dimana gigi-gigi berada. Dari segi klinik yang perlu diperhatikan dari anatomi sinus maksilaris adalah dasar sinus yang sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas, yaitu; apeks premolar (P dan P ) dan molar (M dan M ) kanan dan kiri, sehingga

  1

  2

  1

  2

  terkadang dapat memberi kesan menonjol ke dalam sinus dan menyebabkan infeksi gigi geligi mudah naik ke atas dan menyebabkan sinusitis. Batas antara dasar sinus maksilaris dan apeks gigi posterior rahang atas adalah lapisan tulang yang terdiri dari mukosa ligamen periodontal.

  14 Beberapa fungsi sinus maksilaris antara lain: 1.

  Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning). Sinus berfungsi sebagai ruang tambahan untuk memanaskan dan mengatur kelembaban udara inspirasi.

  2. Sebagai penahan suhu (thermal insulator). Sinus berfungsi sebagai penahan (buffer) panas, melindungi orbita dan fossa selebri dari suhu rongga hidung yang berubah-ubah.

  3. Membantu keseimbangan kepala karena mengurangi berat tulang muka.

  4. Membantu resonansi (kualitas) suara.

  5. Sebagai peredam perubahan tekanan udara yang besar dan mendadak, misalnya pada waktu bersin.

  6. Membantu produksi mukus yang efektif untuk membersihkan partikel yang turut masuk dengan udara inspirasi.

  7. Mengandung saraf olfaktori yang mempunyai reseptor penciuman.

  Gambaran radiografi panoramik dari sinus maksilaris adalah radiolusen. Pada area apeks premolar dan molar rahang atas. Dasar sinus terdiri dari tulang kortikal yang terlihat seperti garis yang radiopak. Perluasan dasar sinus maksilaris yang berukuran kecil biasanya meluas dari premolar dua sampai molar dua. Bila sinus besar bisa terlihat dari kaninus atau premolar satu sampai lebih dari molar tiga rahang

  4,13,14 atas.

2.2.3 Tuberositas Maksila

  Tuberositas maksila adalah tulang keras, besar dan bulat pada permukaan luar rahang atas. Berlokasi di area gigi posterior, dibelakang gigi molar dan ditutupi oleh jaringan keras gusi. Masalah dapat dihasilkan pada bagian mulut ini selama prosedur dental, seperti pencabutan gigi. Saraf alveolar posterior superior biasanya menembus permukaan belakang tuberositas maksila. Saraf alveolar superior adalah saraf yang menyebabkan seseorang memiliki sensasi pada gigi molar dua dan tiga, serta disebagian besar akar gigi molar satu. Gambaran radiografi tuberositas maksila

  15 adalah radiopak dengan batas cembung pada distal rahang atas.

  2.2.4 Kondilus Mandibula

  Kondilus mandibula adalah tulang dengan struktur elipsoid melekat pada ramus mandibula. Berbentuk cembung pada seluruh permukaan, meskipun sedikit terlihat datar pada permukaan bagian posterior, dan berbentuk seperti tombol lebih lebar pada daerah mediolateral daripada anteroposterior. Kondilus berbentuk lonjong dan mempunyai poros yang berorientasi mediolateral. Permukaan tulang artikular

  4,16 terdiri atas cekungan fossa artikular dan bagian dari eminensia artikular.

  20 Gambar 4. Kondilus mandibula

  Radiografi panoramik memberikan gambaran kondilus, ramus, dan badan mandibula dalam satu radiografi. Radiografi ini biasanya penting untuk mengevaluasi kondilus yang mengalami erosi tulang yang luas, pertumbuhan atau patahan dari fraktur. Selain itu, di dalam radiografi panoramik terlihat regio prosesus kondilaris dan subkondilaris pada kedua sisi sehingga bisa langsung dilakukan perbandingan antara kondilus kanan dan kiri. Hal ini sangat bermanfaat untuk mendiagnosa fraktur

  13,16 kondilus.

  2.2.5 Prosesus Styloid

  Prosesus styloid adalah tulang yang berkembang dari tulang temporal dan terletak di bagian depan foramen stylomastoid. Prosesus styloid memiliki bentuk runcing yang menonjol dibagian bawah telinga, berfungsi sebagai syaraf-syaraf bicara pada suatu membran yang nantinya akan dihubungkan dengan pita suara pada manusia. Pada radiografi panoramik terlihat radiopak.

  2.2.6 Prosesus Koronoid Mandibula

  Gambaran prosesus koronoideus mandibula biasanya dapat terlihat melalui radiografi periapikal pada region molar maksila. Ketika membuka mulut maka prosesus ini akan bergerak maju, oleh sebab itu, prosesus ini dapat terlihat ketika rongga mulut terbuka maksimal saat dilakukan roentgen. Gambarannya berupa daerah radiopak yang berbentuk lonjong atau segitiga terkadang superimposisi pada gigi molar mandibular dan maksila yang dimana superimposisi pada daerah molar tiga. Pada beberapa kasus terutama ketika bayangan yang dihasilkan padat dan homogen, prosesus koronoideus disalah interpretasikan oleh dokter gigi sebagai suatu fragmen akar. Bayangan yang benar dapat dengan mudah dibuktikan dengan melakukan dua radiografi dengan kondisi mulut dalam posisi yang berbeda dan

  4,13 mencatat perubahan posisi bayangan yang dicurigai.

  2.2.7 Foramen Mandibula Foramen mandibula adalah sebuah lubang dirahang bawah atau dimandibula.

  Foramen mandibula berfungsi sebagai pintu masuk untuk pembuluh darah dan saraf pada alveolar mandibula. Secara khusus foramen mandibula terletak di ramus mandibula. Saraf inferior alveolar masuk masuk ke rahang bawah melalui foramen

  4,11

  mandibula. Pada radiografi panoramik foramen mandibula terlihat sebagai daerah radiolusen pada pertengahan ramus mandibula.

  2.2.8 Kanal Mandibula

  Kanal mandibula merupakan saluran dalam mandibula yang mengandung pembuluh darah dan saraf yang melewati gigi-gigi rahang bawah yaitu inferior yang terdiri dari arteri dan vena alveolar inferior, serta

  alveolar neurovascular bundle

  saraf alveolar inferior. Kanal mandibula bermula dari foramen mandibula pada bagian medial ramus. Kanal ini berjalan dalam arah ke bawah dan ke depan dalam ramus dan kemudian secara horizontal dalam badan mandibula sampai foramen mentalis. Kanal mandibula mempunyai beberapa variasi diantaranya lokasi kanal mandibula dari apeks molar dan variasi bentuk anatomis.

  Gambaran radiografi kanal mandibula adalah radiolusen dengan batas linier radiopak tipis dimana batas tersebut dapat terlihat tipis atau tidak terlihat sama sekali, tepi superior dan inferior terdiri dari tulang lamella yang berhubungan langsung dengan kanal. Penjalaran kanal ini jelas kelihatan dari foramen mandibula hingga foramen mentalis. Jarang dapat dilihat gambaran kelanjutan kanal mandibula di

  13 anterior yang menuju ke garis tengah pada radiograf.

  Gambar 5. Kanal Mandibula

2.2.9 Foramen Mentalis Foramen mentalis adalah suatu saluran terbuka pada korpus mandibula.

  Melalui foramen mentalis dapat keluar pembuluh darah dan saraf, yaitu arteri, vena, dan nervus mentalis yang merupakan cabang nervus alveolaris inferior. Foramen mentalis ini terletak bilateral pada anterolateral rahang bawah sampai ke alveolar

  4,13 margin.

  Gambaran foramen mentalis kemungkinan dapat menutupi apeks gigi, sehingga dapat disalahartikan sebagai suatu lesi periapikal. Namun demikian, suatu lamina dura yang utuh pada daerah radiolusen dapat mendukung interpretasi yang

  13 baik terhadap foramen mentalis. Gambar 6. (Tanda panah 1) Gambaran foramen mentalis yang normal yang dapat dilihat adanya suatu lamina dura yang utuh, sehingga dapat dibedakan dengan lesi periapikal (Tanda 13 panah 2) .

  Foramen mentalis tidak selalu dapat divisualisasikan dalam radiograf. Foramen mentalis dapat diamati gambarannya pada pemeriksaan rutin radiograf. Foramen mentalis juga terbukti lebih sering terlihat pada mandibula yang edentulus. Jika tulang alveolar mengalami resorbsi yang nyata dan atrofi, maka kemungkinan letak foramen mentalis berada di dekat batas superior dari tulang alveolar. Secara anatomis ada satu foramen mentalis pada setiap sisi mandibula yang merupakan

  17 tempat lewatnya arteri, vena, dan nervus mentalis.

  Radiograf dari foramen mentalis dapat dilihat sebagai suatu daerah radiolusen oval atau bulat di regio premolar. Lokasinya dapat bervariasi sehubungan dengan akar premolar dan gambarannya dapat dijumpai lebih rendah, sama atau lebih tinggi

  18 dari apeks akar premolar.

  Pengetahuan tentang foramen mentalis bermanfaat dalam hal pemberian anastesi lokal untuk tujuan pembedahan dan perawatan endodonti. Agar dapat melakukan interpretasi radiografi dengan baik, maka pengetahuan mengenai keadaan foramen mentalis yang normal harus dimiiki, dengan menyadari adanya variasi struktural luas yang masih dalam batas normal. Beberapa penelitian telah memaparkan bahwa foramen mentalis dapat lebih mudah dilihat dengan radiografi

  18 panoramik, tetapi dalam beberapa kasus dengan sinar yang terang tidak terlihat.

2.2.10 Kavum Nasal

  Rongga hidung atau kavum nasal berbentuk terowongan dari depan ke belakang dipisahkan oleh nasal septum di bagian tengahnya sehingga menjadi kavum nasal kanan dan kiri. Setiap kavum nasal memiliki empat buah dinding yaitu dinding medial, lateral, inferior dan superior. Bagian dari kavum nasal yang letaknya sesuai ala nasi, tepatnya dibelakang nares anterior, disebut sebagai vestibulum. Vestibulum ini dilapisi oleh kulit yang memiliki banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut yang

  13 disebut vibrise. Radiografi panoramik dari kavum nasal adalah radiolusen.

2.3 Kerangka Konsep

  Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik

  Radiografi Ekstraoral

  (Panoramik) Radiografi

  Intraoral Radiologi Dental

  Anatomi Normal Rongga Mulut

  Kondilus Mandibula Prosesus Styloid

  Kanal Mandibula Foramen Mandibula

  Tuberositas Maksila Sinus Maksilaris

  Nasal Septum Foramen Mentalis

  Prosesus Koronoid Mandibula Kavum Nasal

Dokumen yang terkait

Pemeriksaan Operasional Atas Siklus Penggajian yang Dilakukan oleh Internal Auditor dapat Meningkatkan Pengendalian Intern

1 47 76

Sekelompok umatku akan selalu saling membantu membela kebenaran tanpa dapat dihalangi oleh orang-orang yang menentang mereka

0 18 1

9. Mahasiswa dapat menyebutkan 5 unsur lingkungan perkotaan 10. Mahasiswa dapat menyebutkan fungsi external kota 11. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian desa 12. Mahasiswa dapat menyebutkan cirri-ciri desa 13. Mahasisiwa dapat menyebutkan cirri-ciri ma

0 0 7

ABSTRACT Sebuah sifat topologi selain dapat dimiliki oleh suatu ruang topologi juga dapat dimiliki oleh subruang dari ruang topologi tersebut. Pada makalah ini akan dibahas tentang aksioma keterhitungan pertama pada topologi hasil kali ruang metrik kerucu

0 1 5

Khalil (1989) entog dapat meng-

0 0 7

Tahap implementasi rencana tindakan atau pelaksanaan Tindakan merupakan bagian yang terpenting dari PTK. karena pada tahap inilah guru peserta akan dapat memperoleh data yang diperlukan. Data dapat diperoleh melalui observasi pelaksanaan pembelajaran atau

0 0 28

Pusat, Pemerintah.Daerah, badan usaha, atau masyarakat, dan dapat melalui pola kerja sama untuk mewquakan,

0 0 96

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saliva Mulut harus dalam keadaan lembab dan dilumasi oleh saliva yang mengalir supaya dapat membentuk sebuah film tipis pada permukaan rongga mulut. Saliva memasuki rongga mulut melalui kelenjar parotid utama, submandibular dan

0 0 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Stres dan Kualitas Tidur pada Lansia di Kecamatan Porsea dapat diselesaikan dengan baik

1 4 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan berkaitan dengan permasalahan penelitian ini. a. Dyer dan McHugh (1975) Meneliti profil ketepat

0 0 22