PENENTUAN PRIORITAS MASALAH DAN PDSA DALAM PENGELOLAAN LOGISTIK FARMASI UTK MENUNJANG PATIENT SAFETY DI ERA JKN
PENENTUAN PRIORITAS MASALAH DAN PDSA DALAM PENGELOLAAN LOGISTIK FARMASI UTK MENUNJANG PATIENT SAFETY DI ERA JKN PENENTUAN PRIORITAS MASALAH DAN PDSA DALAM PENGELOLAAN LOGISTIK FARMASI UTK MENUNJANG PATIENT SAFETY DI ERA JKN
Dr. dra. Agusdini Banun Saptaningsih Apt., MARS PERTEMUAN 11 dan 12 TUJUAN TUJUAN
- Mahasiswa dapat menyebutkan tujuan mata ajar penentuan prioritas masalah dalam pengelolaan logistik farmasi untuk menunjang patien safety di era JKN
- Mahasiswa dapat menguraikan topik- topik dan jadwal mata ajar penentuan prioritas masalah dalam pengelolaan logistik farmasi untuk menunjang patien
safety di era JKN
- Mahasiswa dapat menggambarkan sistem evaluasi pembelajaran dan buku wajib
- Mahasiswa mampu memahami kompetensi yang diharapkan dari mata ajar
ISSUE STRATEGIS ERA JKN LOGISTIK FARMASI
1. Era Jaminan Kesehatan Nasional, membuat diberlakukannya tarif INA CBG’S yang terdiri dari paket-paket pelayanan kesehatan.
2 . Outcome/keluaran yang diharapkan adalah pelayanan kesehatan yang tetap
1. Ilmu manajemen logistik farmasi sangat diperlukan dalam era JKN, dan harus dikuasai oleh para Farmasis.
2 RS harus memilih barang farmasi yang cost effective dalam paket- paket pelayanan kesehatan yang
Latar Belakang Latar Belakang Instalasi farmasi Peningkatan
Rumah sakit merupakan bagian dari kebutuhan merupakan unit rumah sakit yang pelayanan penyedia berperan dalam kesehatan pada pelayanan penyediaan obat dan era JKN kesehatan alkes
Pelayanan farmasi yang Manajemen Terjaminnya berorientasi logistik patient safety pelanggan
DASAR HUKUM DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia
No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit2. Permenkes no 58 tahun 2014
3. Inpres no tahun 2015
DIAGRAM THE PROCESS
1
2
3
4
5 Selection & Procurement
Storage
Prescribing
Ordering
Transcribing Preparing& Diospensing administration Seleksi :formularium Perencanaan Pengadaan Pemesanan obat Tidak optimal
Penyimpanan yang salah Penulisan Obt dlm resep Tdk jelas Peracikan obat tdk sesuai dosis Salah obat
Salah frekuensi Salah rute pemberian
The Massachusetts College of Pharmacy and Allied Health
Sciences menemukan bahwa 88 % medicine errors disebabkan oleh
salah obat dan salah dosis. Dalam Journal American Medicine association, kesalahan prescribing 39%, kesalahan transcribing 12 %, kesalahan dispensing 11 % dan administering 38%.Kegiatan Instalasi Farmasi Kegiatan Instalasi Farmasi
Kegiatan pada instalasi ini terdiri dari : Perencanaan Pengadaan Penyimpanan perbekalan farmasi
Dispensing obat berdasarkan resep bagi penderita
rawat inap dan rawat jalan pengendalian mutu, pengendalian distribusi pelayanan umum dan spesialis pelayanan langsung pada pasien serta pelayanan
klinis yang merupakan program rumah sakit secara keseluruhan (Siregar dan Amalia, 2004).Fungsi Instalasi Farmasi Fungsi Instalasi Farmasi
Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit
adalah sebagai tempat pengelolaan
perbekalan farmasi serta memberikan
pelayanan kefarmasian dalam
penggunaan obat dan alat kesehatan. ( PERMENKES no 58 tahun 2014)PATIENT SAFETY PATIENT SAFETY
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana Rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya Kejadian Tidak diharapkan (KTD) yaitu cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
(KKP-RS). Masalah yang menyangkut pemberian Masalah yang menyangkut pemberian pengobatan(medication) pengobatan(medication)
(American Society) (American Society)
1. Kekurangan pengobatan (Underuse of medication)
- Indikasi yang tidak ditangani
- Kekurangan dosis
- 2. Kelebihan pengobatan (Overuse of medications)
• - Pasien minum obat yang tdk tepat dengan
indikasi- Kelebihan dosis (overdosage)
- 3. Pemberian obat yang tidak cocok
• - Pasien minum obat salah atau minum obat
yang bukan • paling cocok yang dibutuhkan pasien.
Penerapan Patient Safety di
Penerapan Patient Safety di
Instalasi Farmasi
Instalasi Farmasi
Strategi untuk meningkatkan keselamatan pasien di
Instalasi Farmasi:- Menggunakan obat dan peralatan yang aman
- Melakukan praktek klinik yang aman dan dalam lingkungan yang aman
• Melaksanakan manajemen risiko, contoh : pengendalian
infeksi- Membuat dan meningkatkan sistem yang dapat menurunkan risiko yang berorientasi kepada pasien
- Meningkatkan keselamatan pasien dengan :
- mencegah terjadinya kejadian tidak diharapkan (adverse event)
- membuat sistem identifkasi dan pelaporan adverse
event
- mengurangi efek akibat adverse event
Salah baca resep (Transcribing & Dispencing process)
Salah input obat Motilex --> Natrilex --> (wrong drug) Salah baca: carmaryl drop --> gentamicin Eye drop (wrong drug) Salah input obat Fevrin --> Ferlin drop (wrong drug) Salah kemas obat (input benar) : Topamax 25 mg dikemas 15 mg (Wrong label) Salah baca : sanmol 3x2,5 diberikan 3 x 0,5 (wrong dose)
salah label obat : smecta isinya tp label Antibiotik, Acetosal isinya tp
labelnya smecta (wrong label) salah baca R/ Napoek diberi Nifural (wrong drug) salah itiket r/ tertukar dik & kakak (wrong label)Salah tulis R/ TM TT Salah obat & salah rute : IM --IV Salah tulis dosis - keracunana digitalis Salah suntik Vitk K - CPZ
Salah dosis 1,5 mg 1,5 ml (10x dosis yg diberikan) Salah route : kenacort IM diberi IA Salah obat Evocef epicef, strocain- stugeron Salah obat metronidazol metoclopramid Pemilihan obat Farmasi/Apotik di RS Bersama Panitia Famasi & Terapi, Instalasi
Farmasi melakukan seleksi, membatasi jumlah dan jenis obat yang digunakan di RS.
Menyusun Formularium
Apotik non RS
Menyusun daftar obat yang terbanyak dipakai, dpt
menggunakan analisa ABCPENYIMPANAN Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip ( Look-Alike, Sound-Alike Medication Names).
NORUM membingungkan staf, adalah salah 1 sebab
- paling sering kesalahan obat.
Persyaratan penyimpanan obat : suhu dsb
PERENCANAAN & PENGADAAN Perencanaan berdasarkan formularium dan memperhatikan
minimal dan maksimal stok. Misal : Minimal stok 3 hari di apotik (pemakaian 2 bln rata2)+ 20% +lead time x 3 hari – sisa stok 30 hari Pengadaan melalui pembelian ke distributor resmi untuk
jaminan kualitas barang, selain itu juga waktu tunggu dari obat dipesan sampai obat datang (kepastian obat datang).
PERENCANAAN & PENGADAAN Perencanaan berdasarkan formularium dan memperhatikan
minimal dan maksimal stok. Misal : Minimal stok 3 hari di apotik (pemakaian 2 bln rata2)+ 20% +lead time x 3 hari – sisa stok 30 hari Pengadaan melalui pembelian ke distributor resmi untuk
jaminan kualitas barang, selain itu juga waktu tunggu dari obat dipesan sampai obat datang (kepastian obat datang).
PENDISTRIBUSIAN Pilih sistem distribusi yang safety dengan dasar 5 tepat :
TEPAT PASIEN
Sebaiknya pada waktu penerimaan resep di cek juga : No medical record pasien
TEPAT OBAT
Asisten Apoteker sebaiknya tahu diagnosa setiap pasien sehingga penyiapan obat dapat lebih baik.
TEPAT DOSIS
Pembacaan dan perhitungan dosis juga harus akurat
TEPAT RUTE
Cara pemakain obat juga harus tertulis jelas pada etiket.
TEPAT WAKTU
Obat harus sampai ke pasien tepat waktu Penyiapan obat di apotik
Harus ada cek dan recek antara AA1 dan AA lainnya.
Bisa dengan cara HTKP :Jam paraf Harga Racik Kemas Penyerahan
HTKP benar- benar dijalankan dengan baik dan dimonitoring serta dievaluasi
.
PEMBERIAN INFORMASI OBAT
Apoteker sebaiknya dapat memberikan informasi obat dan pemakaian obat dengan baik.
Perlu dibekali dengan buku IIMS edisi terbaru. Dan diikutkan dalam pelatihan-pelatihan/seminar- seminar
SEMBILAN SOLUSI LIFE-SAVING KESELAMATAN PASIEN RUMAH
SAKIT 9 SOLUSI
1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike, Sound-Alike Medication Names)
2. Pastikan Identifikasi Pasien
3. Komunikasi secara Benar saat Serah Terima/Pengoperan Pasien
4. Pastikan Tindakan yang benar pada Sisi Tubuh yang benar
5. Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat (concentrated)
6. Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada Pengalihan Pelayanan
7. Hindari Salah Kateter dan Salah Sambung Slang (Tube)
8. Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai
9. Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand hygiene) untuk Pencegahan
1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike, Sound-Alike Medication Names).
- NORUM membingungkan staf, adalah salah 1 sebab paling sering kesalahan obat
- Solusi NORUM ditekankan pada penggunaan protokol untuk kurangi risiko & pastikan terbacanya resep, label, atau penggunaan perintah yg dicetak lebih dulu, maupun pembuatan resep secara elektronik .
2. Pastikan Identifikasi Pasien.
- Gagal / salah identifikasi pasien sering mengarah ke salah obat, transfusi, pemeriksaan; pelaksanaan prosedur yg keliru orang ; penyerahan bayi kepada bukan keluarganya, dsb.
- Rekomendasi : pada metode utk verifikasi thd identitas pasien
- Keterlibatan pasien dalam proses ini
- Standardisasi metode identifikasi
5. Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat (concentrated).
obat-obatan, biologics, vaksin, media kontras memiliki profil risiko
- cairan elektrolit pekat untuk injeksi khususnya adalah berbahaya.
- Rekomendasi buat standardisasi dari dosis, unit ukuran dan istilah
- Cegahan kebingungan tttg cairan elektrolit pekat yg spesifik.
- 6. Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada Pengalihan Pelayanan.
- Rekonsiliasi (penuntasan perbedaan) medikasi = suatu proses yg didesain
Kesalahan medikasi terjadi paling sering pada saat transisi / pengalihan.
- utk cegah salah obat (medication errors) pada titik-titik transisi pasien.
Rekomendasi: ciptakan suatu daftar paling lengkap & akurat dari seluruh
- medikasi yang sedang diterima pasien (home medication list), dan komunikasikan daftar tsb kepada petugas layanan yg berikut dimana pasien
3. Komunikasi secara Benar saat Serah Terima / Pengoperan Pasien.
Gap komunikasi saat serah-terima / pengoperan pasien
- Antar unit-unit, dalam / antar tim pelayanan
- Terputusnya kesinambungan layanan, pengobatan tdk tepat, cedera pasien.
- Rekomendasi : perbaiki pola serah terima pasien, protokol untuk informasi yg
- bersifat kritis 4. Pastikan Tindakan yang benar pada Sisi Tubuh yang benar.
- Sebagian besar akibat dari miskomunikasi / tidak ada informasi / informasi-
Penyimpangan pada hal ini seharusnya sepenuhnya dapat dicegah
- nya tidak benar.
Tidak ada atau kurangnya proses pra-bedah yang distandardisasi
- Rekomendasi : proses verifikasi prabedah, beri tanda pada sisi yang akan
- dibedah, prosedur “Time out” sesaat sebelum mulai pembedahan
Metode Pengendalian Persediaan di Instalasi Farmasi
Metode Pengendalian Persediaan di Instalasi Farmasi
1.Mengelompokkan persediaan perbekalan farmasi dengan menggunakan
a. Analisis ABC ( Always Better Control) /Pareto Principle -> Analisis yang digunakan untuk mengurutkan dan mengelompokkan jeni s barang dalam suatu upaya pengendalian persediaan sejumlah barang kebutuhan , dapat dikelompokkan berdasar jumlah pemakaian dan nilai investasi Membagi 3 kelompok persediaan : - Kelompok A: 10% jumlah persediaan barang tapi mencakup 70% biaya persediaan; - Kelompok B: 20% item barang, mempunyai nilai 20% total nilai persediaan; dan - Kelompok C: 70% item barang memiliki nilai investasi hanya 10%.
Metode Pengendalian Persediaan di Instalasi Farmasi
Metode Pengendalian Persediaan di Instalasi Farmasi
b. Analisis ABC Indeks kritis mencakup :a. Karakteristik persediaan
b. Biaya investasi
c. Nilai kritis thd pelayanan yg ditransformasikan menjadi nomor indeks. Langkah : - mengelompokkan persediaan berdasar sifat barang atau sifatpemakaiannya, diperoleh melalui wawancara/kuesioner kepada user . - menghitung bobot per kelompok - menghitung nilai kritis
- menglompokkan kategori persediaan menurut
range indeks kritis
KATEGORI RANGE NILAI INDEKS A : 12,0 - 9,5 B : 9,4 - 6,5 C : 6,4 - 4,0
kriteria pengelompokan :
* Pok X atau Vital : Barang yg tdk boleh
diganti, harus selalu tersedia;* Pok Y atau Esensial : Barang yg dpt diganti
walau tdk kekosongan
kurang dari 48 jam, dpt ditoleransi;* Pok Z atau Non Esensial : Barang yg dpt
diganti & kekosongan
lbh dr 48 jam masih dapat ditoleransi;
* Pok O : barang yang tdk dpt diklasifkasikan
dlm X, Y & Z. Pembobotan: X=3; Y=2; Z=1 dan O=0.
Kombinasi ABC dan INDEKS KRITIS (VEN) Kombinasi ABC dan INDEKS KRITIS (VEN)
V E N
A AV AE AN
B BV BE BN
C CV CE CN
2. Menghitung bufer stok persediaan
2. Menghitung bufer stok persediaan Berdasarkan kebijakan direksi, ditetapkan pengelompokan perbekalan farmasi dan perhitungan bufer stok adalah:
1. Kelompok AV,BV,CV sebesar 20%
2. Kelompok AE,BE,CV sebesar 10%
3. Kelompok AN,CN,CV sebesar 5%
Penetapan Prioritas Masalah Penetapan Prioritas Masalah
• Penetapan prioritas masalah dengan metode Criteria Matrix
Tehnique berdasarkan prevalency, severity, rate of increase, tehnical feasibility dan resourches availability.
Rumusan Masalah Rumusan Masalah
Adanya kekosongan dan kelebihan
perbekalan farmasi yang berdampak
pada pelayanan dan keuangan di
Rumah SakitPEMBAHASAN
Analisis Masalah Meng-update m Siste Analisis Masalah Formularium RS SIRS perhitungan bufer stock sudah direvisi tapi belum diberlakukan dalam support SIRS belum perbekalan reminder Belum ada sistem pedoman Kebijakan dan belum optimal Monitoring yang untuk surat n perencanaa kegiatan mecapai stok minnimal farmasi yang telah belum tersosialisasi dan teraplikasi perbekalan farmasi pengelolaan dan penerimaan pesanan, defecta Adanya kekosongan maksimal perbekalan padapelayanan berampak farmasi yang revisi MOU dilakukan Principle Belum Distributor/ yang sudah JKN dan keuangan di Rumah Sakit kadaluarsa P LKP Materia Lingkung Analisis Pemecahan Masalah Analisis Pemecahan Masalah
Dalam upaya pemecahan masalah
digunakan metode siklus deming atau
sering disebut siklus PDCA (Plan, Do,
Check, Action). Siklus PDCA sekarang
telah dimodifkasi menjadi PDSA (Plan,
Do, Study, Action). Siklus tersebut
merupakan empat langkah iteratif
dalam pengendalian kualitas.
Plan
Plan
• Meng-update perhitungan bufer stok perbekalan farmasi
- Monitoring antara surat pesanan, defecta dan proses penerimaan barang
- Mensosialisasi dan mengaplikasikan kebijakan dan pedoman pengelolaan perbekalan farmasi
- Memberlakukan Formularium obat (Formularium ObatBPJS dan Formularium obat Rumah Sakit)
- Meng-upgrade SIRS agar dapat men-support kegiatan perencanaan perbekalan farmasi
- Melakukan revisi kontrak kerjasama dengan principal
dan distributor sehingga ada jaminan ketersediaan dan
kualitas perbekalan farmasi. - Mengajukan akses online e-catalog kepada LKPP
Do Do
1. Update perhitungan bufer stok perbekalan farmasi
- Ambil Data history pemakaian perbekalan farmasi 3 bulan terakhir
- Ambil rata – rata pemakaian
- rata –rata pemakaian + bufer stok
- Rumus : Kategori A ( fast mov) dan V(Vital) ( (rata2 penjualan triwulan)+20%+lead time 5 hari)-sisa stok gudang&Apt
12 Kategori B (middle mov) dan E (Essensial)
( (rata2 penjualan triwulan)+10%+lead time 5 hari)-sisa stok gudang &
Apt12 Kategori C (slow mov) dan N (Non essensial)
( (rata2 penjualan triwulan)+ 5%+lead time 5 hari)-sisa stok gudang &
AptDo Do
Direksi menunjuk petugas monitoring antara Surat Pesanan,Defecta dan Penerimaan barang Sosialisasi kebijakan dan pedoman pengelolaan perbekalan farmasi
Mengaplikasikan kebijakan dan pedoman dalam proses kegiatan pengadaan
Mengesahkan Formularium obat BPJS dan Formularium obat Rumah Sakit Do Do
Meng-upgrade SIRS agar dapat men-support kegiatan perencanaan perbekalan farmasi,antara lain:
a. Mengajukan aplikasi sistem perencanaan pembelian dengan metode abc
b. Mengisi kelompok perbekalan farmasi sesuai kelompok fast,midle, slow
mov) dalam master obat c. Mengisi stok minimal per item perbekalan farmasid. Mengajukan sistem reminder untuk perbekalan farmasi yang sudah mencapai stok minimal
DO DO Melakukan revisi kontrak kerjasama dengan principal dan distributor sehingga ada jaminan ketersediaan dan kualitas perbekalan farmasi.
a. Membuat standar format MOU dengan distributor/principal perbekalan farmasi b. Melampirkan persyaratan CPOB, MSDS dan COA dalam MOU Mengajukan akses online e-catalog kepada LKPP
a. Membuat surat pengajuan pemesanan dengan e-catalog ke LKPP/LPS
b. Follow up ke surat pengajuan
Check Check
- Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan perbaikan setiap 1 minggu.
- Memeriksa data yang diperoleh selama proses perbaikan
- Melakukan audit terhadap dokumentasi pengadaan termasuk MOU dan sertifkat
MSDS ( Material Sheet Data Safety) ,CoA
( Certifcate of Analysis) yang dilampirkan oleh distributor.
Action Action
- Mengadakan pertemuan berkala dengan SPI, management, dan tim pengadaan.
• Melakukan follow up kepada distributor jika
terjadi kekosongan- Koordinasi dengan pihak kedua selaku penanggung jawab SIRS jika terjadi permasalahan dengan SIRS
- Membuat laporan terkait kekosongan
perbekalan farmasi dan telusur terhadap
penyebab kekosongan.
Prioritas Pemecahan Masalah Prioritas Pemecahan Masalah
Dari masalah yang ada, setelah diprioritaskan
maka langkah berikut adalah menentukan dan
memprioritaskan alternative masalah.Penentuan
prioritas pemecahan masalah dilakukan dengan
cara skoring dengan metode Reinke. Metode ini
menggunakan nilai skor 1-5 dengan empat kriteria
yaitu : 1) besarnya masalah ( Magnitude/M) 2) kegawatan masalah ( Importancy /I)3) sensitiftas pemecahan masalah (Vurnerability/V)
4) biaya (Cost/C).
Penilaian Prioritas Penyelesaian
Penilaian Prioritas Penyelesaian
Masalah Masalah efektivitas efisiensi nilai Daftar Alternatif Pemecahan Masalah
MxVxI M
V I C C Meng-update perhitungan buffer stok perbekalan farmasi
5
4
5
2
50 Meng-upgrade SIRS agar dapat men-support kegiatan perencanaan perbekalan farmasi,antara lain:
5
4
4
2
40 Melakukan kontrak kerjasama dengan principal dan distributor sehingga ada jaminan ketersediaan dan kualitas perbekalan farmasi.
5
5
4
3
33.33 Mengajukan akses online e-catalog kepada LKPP
4
4
4
2
32 Memperbaiki sistem dan kebijakan di unit pengadaan
5
4
5
3
33.33 Langkah Pelaksanaan Tahapan Aktivitas/Tindakan Penanggung Jawab Langkah Pelaksanaan perbekalan farmas i Update perhitungan buffer stok
pemakaian + buffer stok
pemakaian, menghitung rata–rata terakhir,mengambil rata– rata Ka. Instalas i Farmas i perbekalan farmas i 3 bulan mengambil data histori pemakaian Meng-upgrade SIRS agar dapat men- perbekalan farmas i s es uai kelompok metode abc, mengisi kelompok perencanaan pembelian dengan Mengajukan aplikas i s is tem fas t,midle, slow mov) dalam master perbekalan farmas i support kegiatan perencanaan farmas i yang s udah mencapai s tok sis tem reminder untuk perbekalan perbekalan farmas i, mengajukan obat, mengis i s tok minimal per item NCI jaminan keters ediaan dan kualitas principal dan dis tributor s ehingga ada Melakukan kontrak kerjas ama dengan perbekalan farmas i, meminta Ka. Instalas i Farmas i dengan distributor/principal dokumen MSDS dan COA perbekalan minimal Membuat standar format MOU kepada LKPP LKPP/LPS, follow up ke surat Mengajukan akses online e-catalog pemes anan dengan e-catalog ke perbekalan farmas i. farmas i Membuat surat pengajuan Ka. Instalas i Farmas i membuat kebijakan pengadaan jika Membuat kebijakan tentang batasan pengajuan terjadi kekos ongan di distributor pembelian perbekalan farmas i, di unit pengadaan Memperbaiki sistem dan kebijakan pengadaan perbekalan farmasi membuat SOP terkait pemesanan dan pedoman pengadaan unit pengadaan, yang terlibat kontrak, membuat Ka. Instalas i Farmas i Jadwal Kegiatan Jadwal Kegiatan Aktivitas/Kegiatan Update perhitungan buffer stok perbekalan farmasi I II Maret April Mei III IV I II III IV I II III IV support kegiatan perencanaan Meng-upgrade SIRS agar dapat men- perbekalan farmasi √ √ √ √ perbekalan farmasi. √ jaminan ketersediaan dan kualitas principal dan distributor sehingga ada Melakukan kontrak kerjasama dengan di unit pengadaan Memperbaiki sistem dan kebijakan kepada LKPP Mengajukan akses online e-catalog √ √ √ √ √ √Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan Saran
Kegiatan pelayanan kefarmasian di Instalasi
Farmasi sudah berjalan dengan cukup baik.
Pengelolaan perbekalan farmasi masih perlu
perbaikan.
Perlu perhatian dalam penanganan masalah
di Instalasi Farmasi oleh semua pihak yang terkait untuk kelancaran pelayanan farmasi yang bermutu dan sesuai Standar Pelayanan Kefarmasaian Nasional.DAFTAR PUSTAKA
1. Journal American Medicine Association (JAMA) 1995 Juli
5274(1)29-34.2. National Coordinating Council for Medication Error
Reporting and Prevents (NCC MERP) : About Medication
Errors, Upcoming Meetings February 5, 2008.
3. US Food and Drug Administration Consumer magazine,
May-June 2003. Bahan Workshop Reduce Medication Error, Hotel Acacia Jakarta, 22-23 Juni 2007.
4. Kumpulan makalah Workshop Keselamatan Pasien dan
Manajemen Resiko Klinis, RSKD Jakarta, 21-23 September
2006.5. Medical Error dan Hukum Medis, J Guwandi, SH,hal 11 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2007
TERIMA KASIH Sekian….