: Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana J01830

Indah Fitr iani Eka War dani / JMP Onlin e Vol. 2 No. 1 Januar i (2018) 1-10

Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)
URL : http://e-jurnalmit rapendidikan.co m

JMP Online
Vol 2, No. 1, 1-10.
© 2018 Kresna BIP.
ISSN 2550-0481

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN (CLIS CHILDREN LEARNING IN
SCIENCE ) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS VIII SMP N 3 GETASAN
KABUPATEN SEMARANG

Indah Fitriani Eka Wardani 1), Kris wandani2), Tri Nova Hasti Yunianta3)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana

INFORMASI ARTIKEL
Dikirim : 30 Dese mber 2017

Revisi perta ma :02 Ja nua ri 2018
Diterima : 03 Ja nua ri 2018
Tersedia online : 20 Ja nua ri 2018
Ka ta Kunci : Model pembela ja ra n
Children Lea rning In Science (CLIS),
Kema mpua n pemeca ha n ma sa la h
ma tema tika , Rela si da n Fungsi
Ema il : [email protected] 1 ,
kriswandani@sta ff.uksw.edu2 ,
trinova .yunianta @sta ff.uksw.edu 3

Indah Fitriani Eka Wardani

ABSTRAK
Ma tema tika merupaka n pengeta hua n ya ng memiliki
pera n sa nga t penting da la m membentuk ma nusia ya ng
berkua lita s tinggi. Kema mpua n ya ng ha rus dimiliki siswa
da la m mempela ja ri ma tema tika sa lah sa tunya a dalah
kema mpuan pemeca han ma sa la h ma tema tika . Sa lah sa tu
model ya ng da pa t mempenga ruhi kema mpua n pemeca han

ma sa la h ma tema tika siswa , ya itu model pembela ja ran
Children Lea rning In Science (CLIS). Penelitia n ini bertujuan
untuk mengeta hui ada a tau tidak penga ruh model
pembela ja ra n CLIS terha da p kema mpua n pemeca ha n ma sa lah
ma tema tika siswa kela s VIII SMP Negeri 3 Geta sa n. Jenis
penelitian ya ng digunaka n a da lah Qua si Experimenta l Design
da n desa in penelitian two group ra ndomized subject posttest
only. Popula si da ri penelitia n ini a dala h siswa kela s VIII SMP
3 Geta sa n Ka bupa ten Sema rang Semester I Ta hun Aja ra n
2017/2018 ya ng terdiri da ri 4 kela s. Penga mbila n sa mpel
da la m penelitia n ini menggunaka n simple ra ndom sa mpling
da n di peroleh kela s VIII A seba ga i kela s kontrolya ng diberi
perlakua n berupa pemebela ja ra n ta npa meng gunaka n model
pemebela ja ra n CLIS da n kela s VIII B seba ga i kela s
eksperimen ya ng diberi perlakuan berupa pembela ja ra n ya ng
menggunaka n model pembela ja ra n CLIS. Penelitia n ini
dilaksanaka n da la m pembela ja ra n ma tema tika pa da ma teri
Rela si dan Fungsi. Uji hipo tesis menggunaka n uji Ma nnWhitney U test. Keseluruha n uji menggunakan SPSS 16dengan
ta ra f signifika n sebesa r 5%. Ha sil pengujia n hipotesis
menyimpulka n bahwa terdapa t penga ruh model pembela ja ran

CLIS terha da p ha sil kema mpua n pemeca ha n ma sa lah
ma tema tika siswa

1

Indah Fitr iani Eka War dani / JMP Onlin e Vol. 2 No. 1 Januar i (2018) 1-10

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Matematika merupakan pengetahuan yang memiliki peran sangat penting
dalam membentuk manusia yang berkualitas tinggi. Pada Permendiknas No 22 tahun
2006 mengenai Standar Kompetensi untuk SMP/MTS, tujuan yang ingin dicapai
melalui pembelajaran matematika terdiri dari 1) memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma
secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; 2) menggunakan
penalaran pada pola sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3)
memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4)
mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk

memperjelas keadaan atau masalah; dan 5) memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat
dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah. Kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam mempelajari matematika salah
satunya yaitu kemampuan pemecahan masalah. Sejalan dengan hal tersebut,
kemampuan pemecahan masalah matematika sangat penting bagi siswa.
NCTM (National Council of Teachers of Mathematics ) sebagaimana dikutip
oleh Khasanah (2016:2) menempatkan kemampuan pemecahan masalah sebagai tujuan
utama dari pendidikan matematika. Hal ini dipertegas Polya sebagaimana dikutip oleh
Sinambela (2005) yang dijelaskan tentang tugas utama guru matematika adalah
mengarahkan segala kemampuan yang ada pada guru untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, sebab inti pembelajaran matematika
adalah pemecahan masalah. Selanjutnya indikator- indikator untuk mengukur
kemampuan masalah matematika siswa meliputi: 1) siswa dapat mengindentifikasi
unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan,
2) siswa dapat merumuskan masalah matetika atau menyusun model matematika, 3)
siswa dapat menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (sejenis dan
masalah baru) dalam atau diluar matematika, 4) siswa dapat menjelaskan hasil sesuai
permasalahan asal, dan 5) siswa dapat menggunakan matematika secara bermakna.
Bedasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika

menujukkan pembelajaran matematika selama ini siswa cenderung lebih pasif, mereka
hanya mendengar penjelasan guru, mencatat apa yang dijelaskan oleh guru, dan siswa
diberikan latihan- latihan soal, tetapi latihan- latihan soal yang diberikan lebih banyak
bersifat rutin sehingga siswa kurang terampil dalam mengerjakan soal yang menurut
siswa sulit. Hal ini memicu kurangnya kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa. Oleh karena itu, perlu adanya model pembelajaran yang mampu mempengaruhi
kemampuan pemecahan matematika siswa. Salah satu yang dapat digunakan adalah
model pembelajaran children learning in sience (CLIS). Hal tersebut didukung dengan
penelitian yang dilakukan oleh Y Dewi Riyani (2013) hasil penelitian penyimpulkan
bahwa model pembelajaran CLIS berpengaruh terhadap kemempuan pe mecahan
masalah matematika.

Indah Fitriani Eka Wardani

2

Indah Fitr iani Eka War dani / JMP Onlin e Vol. 2 No. 1 Januar i (2018) 1-10

Menurut Wijayanti dalam Suadnyana (2012:9), model pembelajaran CLIS
merupakan model pembelajaran yang mempunyai karakteristik yang dilandasi

paradigma kontruktivisme dengan memperhatikan pengetahuan awal siswa. Selain itu,
Driver dalam Widiyarti (2012:3) menyatakan bahwa model pembelajaran CLIS
merupakan model pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau gagasan
siswa tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran serta merekonstruksi ide atau
gagasan berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran CLIS (Children Lea rning In Science )
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Bagi Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 3 Getasan Kabupaten Semarang.
Rumusan Masalah
Apakah penggunaan model pembelajaran CLIS (Children Learning In Science )
berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematka bagi siswa kelas
VIII SMP Negeri 3 Getasan Kabupaten Semarang ?.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh model pembelajaran CLIS
(Children Learning In Science ) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika
bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Getasan Kabupaten Semarang.
KAJIAN PUSTAKA
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Masalah matematika digambarkan sebagai persoalan atau tantangan dimana

seseorang siswa tidak langsung mengetahui bagaimana cara atau prosedur khusus yang
bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut (Wahyuni, 2015:3). Sumarmo
(2000:8) berpendapat bahwa pemecahan masalah adalah suatu proses untuk mengatasi
kesulitan yang ditemui untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Menghadapi
kesulitan tersebut siswa perlu memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah.
Kemampuan tersebut sejalan dengan empat langkah pemecahan masalah dari Polya
(1973:5-17), yaitu: 1) Memahami masalah (Understanding the problem) pada tahap
ini, masalah harus benar-benar dipahami, seperti mengetahui apa yang tidak diketahui,
apa yang sudah diketahui, apakah kondisi yang ada cukup atau tidak cukup untuk
menentukan yang tidak diketahui, adakah yang berlebih- lebihan atau adakah yang
bertentangan, menentukan suatu gambaran masalah, menggunakan notasi yang sesuai;
2) Merencanakan pemecahan (Devising a plan ) pada tahap membuat rencana ini
seseorang dapat dibantu dengan memperhatikan masalah yang dapat membantu jika
satu hubungan tidak segera dapat diketahui sehingga akhirnya diperoleh suatu rencana
dari pemecahan; 3) Melaksanakan rencana pemecahan (Carr iying out the plan ) pada
tahap rencana dilaksanakan, periksa setiap langkah sehingga dapat diketahui bahwa
setiap langkah itu benar dan dapat membuktikan setiap langkah benar; 4) Memeriksa
kembali (Looking back) pada tahap ini dapat diajukan pertanyaan seperti: dapatkah
memeriksa hasil, dapatkah memeriksa alasan yang dikemukakan, apakah diperoleh
hasil yang berbeda, dapatkah melihat sekilas pemecahannya, dapatkah menggunakan


Indah Fitriani Eka Wardani

3

Indah Fitr iani Eka War dani / JMP Onlin e Vol. 2 No. 1 Januar i (2018) 1-10

pemecahan yang telah diperoleh atau metode yang sudah digunakan untuk masalah
lain yag sama.
Sedangkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, ditentukan
pada berfikir tentang cara menyelesaikan masalah dan memproses informasi
matematika. Menurut Suprika (2014:13) kemampuan pemecahan masalah matematika
merupakan kemampuan siswa untuk menyelsaikan atau menemukan jawaban dari
suatu pertanyaan yang terdapat pada suatu cerita, teks dan tugas-tugas dalam pelajaran
matematika.
Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)
CLIS merupakan model pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau
gagasan siswa serta memperhatikan pengalaman dan konsep awal siswa. Tahap model
pembelajaran CLIS menurut Driver dalam Pramita Novi Dewi (2011) terdiri dari 5
tahap yaitu: 1) tahap orientasi (orientation) merupakan tahap yang dilakukan guru

dengan tujuan untuk memusatkan perhatian siswa; 2) tahap pemunculan gagasan
(Elicitation of Ideas) merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk memunculkan
gagasan siswa tentang topik yang akan dibahas dalam pembelajaran; 3) tahap
penyusunan ulang gagasan ( Restrukturing of Ideas) tahap ini dibagi menjadi tiga
bagian yaitu: pengungkapan dan pertukaran gagasan ( Clar ification and Exchange),
pembukaan pada situasi konflik (Eksporsure to Conflict Situation), serta konstruksi
gagasan baru dan evaluasi (Construktion of New Ideas and Evaluation); 4) tahap
penerapan gagasan (Application Of Ideas) pada tahap ini siswa dibimbing untuk
menerapkan gagasan baru yang dikembangkan melalui percobaan atau observasi
kedalam situasi baru; 5) tahap pemantapan gagasan (Review Change in Ideas) Konsep
yang telah diperoleh siswa perlu diberi umpan balik oleh guru untuk memperkuat
konsep ilmiah tersebut. Menurut Wijaya (1997:21-22) menyebutkan bahwa kelebihan
model pembelajaran CLIS sebagai berikut:
a. Membiasakan siswa belajar mandiri dalam memecahkan suatu masalah.
b. Menciptakan kreativitas siswa untuk belajar sehingga tercipta suasana kelas yang
lebih nyaman dan kreatif, terjalinnya kerja sama sesama siswa dan siswa terlibat
secara langsung dalam melakukan kegiatan.
c. Menciptakan lebih bermakna, arena timbulnya kebanggaan siswa menentukan
sendiri konsep ilmiah yang sedang dipelajari dan siswa akan bangga dengan hasil
temuannya.

d. Guru dalam mengajar lebih akan lebih mudah, karena dapat menciptakn suasana
belajar yang lebih aktif, sehingga guru hanya menyediakan berbagai masalah yang
berhubungan dengan konsep yang diajarkan, sedangkan siswa bisa mencari sendir i
jawabannya.
e. Guru dapat menciptakan alat-alat atau media pembelajaran yang sederhana yang
dapat ditemukan dalam kehidupan sehari- hari.
Terdapat penelitian yang telah menggunakan model pembelajaran Children
Learning in Science (CLIS) dalam pembelajaran matematika diantaranya penelitian
oleh Gustia Ratnasari (2012), Y Dewi Riyani (2013). Kedua penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa model pembelajaran Children Lea rning in Science (CLIS) dapat
mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

Indah Fitriani Eka Wardani

4

Indah Fitr iani Eka War dani / JMP Onlin e Vol. 2 No. 1 Januar i (2018) 1-10

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu ( qua si experiment ) yaitu
penelitian eksperimental yang penyamaan kelompok kontrol dengan kelompok
eksperimental hanya dalam satu karakter saja, dan minimal dilakukan dengan cara
menjodohkan atau matching anggota kelompok (Sukmadinata, 2011). Pelaksanaan
penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan 2 model untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh antara kelompok yang diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan
model pembelajaran CLIS, dan yang diberikan perlakuan berupa pembelajaran
konvensional. Variabel bebas dari penelitian ini adalah model pembelajaran CLIS
(children learning in science ). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan
pemecahan masalah matematika.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Getasan pada semester I tahun
ajaran 2017/2018. Kegiatan ini dimulai pada bulan Februari sampai dengan bulan
Agustus 2017 pada mata pelajaran matematika materi relasi dan fungsi di kelas VIII
SMP Negeri 3 Getasan.
Subjek Penelitian
Sugiyono (2009:75) berpendapat bahwa ciri utama dari penelitian eksperimen
adalah sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun kelompok kontrol diambil
secara random dari populasi tertentu. Populasi penilitian ini adalah seluruh siswa kelas
VIII SMP Negeri 3 Getasan Kabupaten Semarang pada tahun ajaran 2017/2018 yang
terdiri dari 4 kelas. Teknik pengambilan sempel pada penelitian ini adalah simple
random sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara
acak. Adapun sempel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua kelas yaitu kelas
VIII A dan kelas VIII B Negeri 3 Getasan, dimana kelas VIII A jumlahnya 25 siswa
sebagai kelas kontrol dan kelas VIII B jumlahnya 26 siswa sebagai kelas eksperimen.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam
penelitian. Tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2005:14).
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah dengan tiga cara
yaitu wawancara, tes, dan observasi. Wawancara pada penelitian ini dilakukan pada
guru matematika yang digunakan untuk memperkuat dan memperjelas data yang
diperoleh, tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah posttest , berisi soal
matematika yang bisa melihat kemempuan pemecahan masalah diberikan kepada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, untuk mengetahui tingkah laku peneliti
pada waktu mengajar dengan menerapkan model pembelajaran CLIS ( children
learning in science) dapat dilihat dari hasil lembar observasi yang telah diisi oleh
observer yaitu guru kelas.

Indah Fitriani Eka Wardani

5

Indah Fitr iani Eka War dani / JMP Onlin e Vol. 2 No. 1 Januar i (2018) 1-10

Instrumen Pengumpulan Data
Tes tetulis yaitu sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis tentang
aspek-aspek yang inging diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara
tertulis juga (Margono, 2004:170). Jenis tes tertulis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tes uraian. Tes uraian ini digunakan untuk mengetahui kemampuan
pemecahan masalah siswa diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Test
diberikan pada akhir pemebelajran sedangkan pretest diambil dari ulangan terakhir
siswa. Sedangkan instrumen non tes berupa lembar observasi digunakan untuk
mengetahui kegiatan peneliti dalam penerapan dan pelaksanaan pembelajaran dengan
model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science ).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pe mbahasan
Lembar penilaian kemampuan pemecahan masalah matematika ini dibuat oleh
peneliti yang diadaptasi dari Mufarida (2008:17), dimana lembar penilaian tersebut
mengacu pada empat langkah pemecahan masalah Polya. Adapun lebar penilaian
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dibuat peneliti adalah sebagai
berikut.
Tabel 1. Lembar Penilaian Kemampuan Pemecahan Masalah
Skor
Indikator

Memahami
Masalah

Merencanakan
Penyelesaian

Menyelesaikan
Rencana
Penyelesaian

1

2

3

4

Mencari dan
menulis informasi
yang diketahui dan
ditanyakan tetapi
semuanya tidak
benar

Mencari dan menulis
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan tetapi
hanya satu yang benar
dan lengkap

Mencari dan
menuliskan
informasi yang
yang diketahui
dan ditanyakan
secara lengkap
dan benar

Salah dalam
membuat rencana
penyelesaian dan
rencana
penyelesaian tidak
berkaitan dengan
masalah
Menyelesaikan
masalah tetapi
salah

Salah dalam membuat
rencana penyelesaian
dan rencana
penyelesaian masih
berkaitan dengan
masalah

Mencari dan
menuliskan
informasi yang
yang diketahui
dan ditanyakan
tetapi hanya dua
yang benar dan
lengkap
Membuat rencana
penyelesaian
sesuai
permasalahan
secara benar
teatapi kurang

Indah Fitriani Eka Wardani

Menyelesaikan
masalah tetapi berhenti
atau macet di sebagian

Menyelesaikan
masalah dengan
benar tetapi
jawaban salah

Membuat
rencana
penyelesaian
secara benar
dan sesuai
dengan
permasalahan
Menyelesaikan
masalah secara
benar dan
menghasilkan
jawaban yang
benar

6

Indah Fitr iani Eka War dani / JMP Onlin e Vol. 2 No. 1 Januar i (2018) 1-10

Lanjutan Tabel 1. Lembar Penilaian Kemampuan Pe mecahan Masalah
Skor
Indikator

Memeriksa
Kembali

1

2

3

4

Melakukan salah
satu langkah dari
memeriksa atau
menjelaskan hasil
dari permasalahan
tetapi salah

Melakukan salah satu
langkah dari
memeriksa atau
menjelaskan hasil dari
permasalahan dan
benar

Memeriksa
semua proses
secara lengkap
dan menjelasakan
hasil dari
permasalahan
secara benar
tetapi kurang
lengkap

Memeriksa
semua proses
secara lengkap
serta dapat
menjelaskan
hasil dari
permasalahan
secara benar
dan lengkap

Sumber : Mufarida (2008:17)
Setelah posttest selesai dilaksanakan, hasil jawaban tertulis siswa terhadap soal
pemecahan masalah sebanyak 5 buah soal dianalisis berdasarkan lembar penilaian
kemampuan pemecahan masalah. Dari hasil tersebut akan dikategorikan kemampuan
pemecahan masalah siswa dengan ketentuan skor yang diperoleh siswa pada rentang
skor
. Pengkategorian siswa dibagi menjadi enam kategori berdasarkan
skor yang diperoleh. Adapun pengkategoriannya adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Interpetasi Skor Ke mampuan Pe mecahan Masalah Sis wa
No Rentang Skor Kategori
1
Istimewa
2
70 – 79
Amat baik
3
55 – 69
Baik
4
40 – 54
Cukup
5
21 – 39
Kurang
6
Amat kurang
Sumber : Data Primer, (2017)
Tabel 3. Hasil Pengkategorian Skor Posttest Analisis Inferensial Data
Kemampuan Akhir
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Rentang
No
Kategori
Jumlah
Jumlah
Presentase
Presentase
Skor
Siswa
Siswa
1
Istimewa
0
0
0
0
2
70 – 79
Amat baik
0
0
0
0
3
55 – 69
Baik
0
0
0
0
4
40 – 54
Cukup
15
58%
0
0
5
21 – 39
Kurang
11
42%
23
92%
6
Amat kurang 0
0
2
8%
Jumlah
26
100%
25
100%
Sumber : Data Primer, (2017)
Uji beda mean digunakan untuk membandingkan dua mean populasi
independet yang berasal dari populasi yang homogen. Uji digunakan untuk menguji

Indah Fitriani Eka Wardani

7

Indah Fitr iani Eka War dani / JMP Onlin e Vol. 2 No. 1 Januar i (2018) 1-10

apakah dua mean populasi sama atau tidak. Hasil uji beda mean dua sample posttest
dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut.
Tabel 4. Hasil Uji Beda Mean Dua Sampel Posttest
Ranks
POSTTEST
KELAS
N
Mean Rank Sum of Ranks
Eksperimen
26
37.23
968.00
Control
25
14.32
358.00
Total
51
Test Statistics a
POSTTEST
Mann-Whitney U
33.000
Wilco xon W
358.000
Z
-5.584
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
Sumber : Data Primer, (2017)
Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa sampel kelas eksperimen sebanyak 26, dan
sampel kelas kontrol sebanyak 25. Hasil pada tabel Test Statistic telihat bahwa Z
sebesar −5.584 dengan nilai Asym.Sig.(2-tailed) sebesar 0.000. oleh karena itu, karena
nilai Sig. 0.000

Dokumen yang terkait

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Khutbah Washil bin Atho' wa ma fiha minal asalib al-insyaiyah al-thalabiyah : dirasah tahliliyah

3 67 62

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Peningkatan Produktivitas sekolah : penelitian di SMK al-Amanah Serpong

20 218 83

Analysis On Students'Structure Competence In Complex Sentences : A Case Study at 2nd Year class of SMU TRIGUNA

8 98 53