PREVALENSI KEBUTAAN AKIBAT RETINOPATI DIABETIK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN DARI TAHUN 2008 – 2010 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran
PREVALENSI KEBUTAAN AKIBAT RETINOPATI DIABETIK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN DARI TAHUN 2008 – 2010 Oleh : SHAMINI SHANMUGALINGAM 080100398
PREVALENSI KEBUTAAN AKIBAT RETINOPATI DIABETIK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN DARI TAHUN 2008 – 2010 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran Oleh : SHAMINI SHANMUGALINGAM 080100398 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011
ABSTRAK
Mengikut statistik dengan perubahan pola hidup ke arah moden diperkirakan pada tahun–tahun mendatang penyakit Diabetes Melitus akan menjadi penyebab utama kebutaan di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Berbeda dengan kebutaan yang disebabkan oleh katarak yang dapat ditanggulangi, kebutaan yang disebabkan oleh komplikasi diabetes melitus pada retina (retinopati diabetik) tidak dapat dapat ditingkatkan tajam penglihatannya dengan upaya apapun karena telah terjadi buta permanen. Dari penelitian sebelum, didapati bahwa prevalensi kasus kebutaan akibat retinopati diabetik di dunia adalah sebanyak 4,8 % atau 1,8 juta dari 37 milyar kasus kebutaan, 12,000–24,000 kasus kebutaan akibat retinopati diabetik ditemukan setiap tahun dan di Indonesia kebutaan yang dialami oleh penderita retinopati adalah sebanyak 0,03%. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevelansi kebutaan akibat retinopati diabetik yaitu berapa banyak kasus kebutaan yang terjadi pada penderita retinopati diabetik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dari tahun 2008–2010.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional yang dilakukan dengan melihat data rekam medis penderita retinopati diabetik tahun 2008–2010 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Subyek penelitian berjumlah 64 orang dengan sampel diperoleh secara total sampling, setelah memenuhi kriteria pemilihan sampel. Cara pengumpulan data dilakukan dengan melihat rekam medis penderita dan mengambil data yang dibutuhkan. Data kemudian dioleh dengan menggunakan sistem komputerisasi.
Hasil yang diperoleh adalah kebutaan akibat retinopati diabetik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah sebanyak 4 orang (6,3%) dengan kebutaan 2 mata (kebutaan bilateral) manakala kebutaan 1 mata (kebutaan unilateral) sebanyak 7 orang (10,9%).
Kata kunci: kebutaan, retinopati diabetik, diabetes melitus
ABSTRACT
Based on the current statistics with modern lifestyle changes it is estimated
that diabetes mellitus in the coming years will be the leading cause of blindness in developing countries, including Indonesia. In contrast to blindness caused by cataracts that can be treated, the blindness caused by the complications of diabetes mellitus towards the retina (diabetic retinopathy) where no treatment can be done to increase the eyesight because the patients becomes permanently blind. From previous research, the prevalence of cases of blindness due to diabetic retinopathy in the world is approximately 4.8% or 1.8 million of 37 million cases of blindness, 12,000–24,000 cases of blindness due to diabetic retinopathy and every year in Indonesia people who suffer blindness due to diabetic retinopathy is approximately 0.03%. Therefore, this study was conducted to determine the prevalence of blindness due to diabetic retinopathy that is how many cases of blindness that has occurred in patients with diabetic retinopathy at the Haji Adam Malik General Hospital from year 2008-2010.
The study design of this descriptive study is cross–sectional design, which is conducted by studying the medical records of diabetic retinopathy patients at the Haji Adam Malik General Hospital from year 2008–2010. The research subjects were selected using total sampling that satisfies the selection criteria. The total subjects were 64 patients. Data collecting procedure was carried out by studying and extracting the required data from the medical record of the patients. The data then was interpreted using a computerized system.
The result of blindness due to diabetic retinopathy in the Haji Adam Malik General Hospital from year 2008-2010 is 4 patients (6.3%) with blindness of two eyes (bilateral blindness) while blindness of one eye (unilateral blindness) is 7 patients (10.9%).
Keywords: blindness, diabetic retinopathy, diabetes mellitus
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sebagai sarjana kedokteran program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Karya tulis ilmiah ini berjudul “PREVALENSI KEBUTAAN AKIBAT
RETINOPATI DIABETIK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN DARI TAHUN 2008 – 2010”. Dalam penyelesaian
penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku dekan FK USU.
2. Dr. Masitha Dewi S, Sp.M selaku dosen pembimbing, yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik dan sempurna.
3. Dr. Sufitni, M.Kes & Dr. Kristo Nababan, Sp.KK selaku dosen penguji yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
4. Dr. Fithria Aldy, Sp.M karena membantu memberikan idea dan bantuan yang membantu penulis menyiapkan karya tulis ilmiah dengan baik.
5. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terutamanya dari Ilmu Kedokteran Komunitas (IKK) yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada peneliti selama masa pendidikan dan penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
6. Seluruh staf Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
7. Kedua orang tua penulis, Shanmugalingam Veluppillai dan Jeyarani C.
Arumugam, yang tiada bosan mendoakan dan memberikan semangat dan merupakan sumber inspirasi dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah serta pendidikan kedokteran di Universitas Sumatera Utara.
8. Kembaran penulis Shalini Shanmugalingam dan adik penulis Kuhantini Shanmugalingam atas segala idea, sokongan, bantuan dan semangat dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.
9. Teman sejawat Dhika Alloyna Sinuhaji, Gunachitra Devarajoo dan Indah Soleha atas masukan dan bantuannya dalam pengambilan data dan perbaikan untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
10. Teman seperjuangan Catherine Thamarai Arumugam, Vijay Tyndall Lopez, Rodeo Valentino Siahaan, Jacinta Mary, Ann Diana Jaimin, Wong Sai Ho, Justin Michal Dass, Lau Wei Lin, Rini Nurrahkmah, Paramasundari Panirselvam atas dukungan kemasukan, bantuan dan info terkini mengenai penulisan karya tulis ilmiah.
11. Serta semua pihak baik langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.
Kepada semua pihak tersebut, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu membalas semua kebaikan yang selama ini diberikan kepada penulis dan melimpahkan rahmat-Nya.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.
Medan, 6 Desember 2011 Penulis,
Shamini Shanmugalingam (NIM: 080100398)
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan .……...........…………………………………………...... iii Abstrak................................................................................................................ iv Abstract............................................................................................................... v Kata Pengantar ................................................................................................. vi Daftar Isi……………………………………………………………................. viii Daftar Tabel....................................................................................................... xi Daftar Gambar.................................................................................................. xiii Daftar Lampiran............................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………........ 7
2.1. Mata ......................................................................................... 7
2.1.1. Anatomi Retina ......... .................................................... 7
2.1.2. Fisiologi Mata ............................................................... 8
2.1.3. Ketajaman Penglihatan ................................................. 10
2.2. Kebutaan .................................................................................. 11
2.2.1. Definisi .............................................. ............................. 11
2.2.2. Epidemiologi ................................................................. 12
2.2.3. Klasifikasi ...................................................................... 13
2.3. Retinopati Diabetik ................................................................... 14
2.3.1. Definisi Diabetes Melitus .............................................. 14
2.3.2. Definisi Retinopati Diabetik .......................................... 15
2.3.3. Epidemiologi ................................................................. 15
2.3.4. Klasifikasi ..................................................................... 15
2.3.5. Patofisiologi .................................................................. 16
2.3.6. Pemeriksaan Penunjang ................................................. 18
2.3.7. Penatalaksanaan ............................................................ 19
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ……... 23
3.1. Kerangka Konsep Penelitian....................................................... 23
3.2. Definisi Operasional.................................................................... 24
BAB 4 METODE PENELITIAN…………………………………………… 26
4.1. Rancangan Penelitian ................................................................ 26
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................... 26
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 26
4.4. Kriteria Inklusi & Eksklusi ....................................................... 26
4.4.1. Kriteria Inklusi ............................................................... 26
4.4.2. Kriteria Eksklusi ............................................................ 26
4.5. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 27
4.6. Metode Analisis Data................................................................ 27
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................. 28
5.1. Hasil Penelitian............................................................................ 28
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................... 28
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel ......................................... 29
5.1.2.1 Deskripsi Umum Sampel ....................................... 29
5.1.2.1.1 Deskripsi Sampel berdasarkan Usia Penderita Retinopati Diabetik .................. 29
5.1.2.1.2 Deskripsi Sampel berdasarkan Jenis Kelamin Penderita Retinopati Diabetik ... 30
5.1.2.1.3 Deskripsi Sampel berdasarkan Lama Menderita Diabetes Melitus Penderita Retinopati Diabetik ................................ 30
5.1.2.1.4 Deskripsi Sampel berdasarkan Riwayat Keluarga Penderita Retinopati Diabetik .. 31
5.1.2.1.5 Deskripsi Sampel berdasarkan Derajat Retinopati Diabetik Penderita Retinopati Diabetik ................................................. 31
5.1.3. Data Sampel Penelitian ..................................................... 32
5.1.3.1. Deskripsi Sampel berdasarkan Kebutaan Akibat Retinopati Diabetik ............................................... 32
5.1.3.1. Deskripsi Sampel Kebutaan Akibat Retinopati Diabetik berdasarkan Usia .................................... 32
5.1.3.1. Deskripsi Sampel Kebutaan Akibat Retinopati Diabetik berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 33
5.1.3.1. Deskripsi Sampel Kebutaan Akibat Retinopati
Diabetik berdasarkan Lama Menderita Diabetes Melitus ................................................................. 33
5.1.3.1. Deskripsi Sampel Kebutaan Akibat Retinopati Diabetik berdasarkan Riwayat Keluarga ............... 34
5.1.3.1. Deskripsi Sampel Kebutaan Akibat Retinopati Diabetik berdasarkan Derajat Retinopati Diabetik . 35
5.2. Perbahasan .................................................................................. 36
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 40
6.1. Kesimpulan ................................................................................. 40
6.2. Saran ........................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 42
LAMPIRAN........................................................................................................ 48
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1. Diambil dari International Statistical Classification13
of Disease and Related Health Problems, tenth
revision. Geneva, World Health Organization, 1992
(Ramanjit Sihota, 2007).
Tabel 2.2. Berdasarkan International Classification Diseases14 (ICD) terhadap penurunan penglihatan.
Tabel 2.3. Diagnosis tingkat klinis retinopati diabetik yang19 ditetapkan oleh American Diabetes Association dan organisasi lain (Cavallerano et al, 2005).
Tabel 2.4. Diambil dari American Academy of Opthalmology20 menganjurkan beberapa manajemen yang umum. Tabel 2.5.
21 Diambil dari Current Diabetes Reviews, 2009,
Metabolic Control and Diabetic Retinopathy
menunjukkan pengurangan atau penurunan resiko dengan terapi yang intensif dan convensional (Rodriguez-Fontal* et al, 2009).
Tabel 3.1. Definisi Operasional23 Tabel 5.1. Distribusi Kelompok Usia Penderita Retinopati
28 Diabetik
Tabel 5.2. Distribusi Jenis Kelamin Penderita Retinopati29 Diabetik
Tabel 5.3. Distribusi Lama Menderita Diabetes Melitus29 Penderita Retinopati Diabetik Tabel 5.4.
30 Distribusi Riwayat Keluarga Penderita Retinopati Diabetik
Tabel 5.5. Distribusi Derajat Retinopati Diabetik Penderita30 Retinopati Diabetik
Tabel 5.6. Distribusi Kebutaan Akibat Retinopati Diabetik31 Tabel 5.7. Distribusi Kelompok Usia Penderita Kebutaan
31 Akibat Retinopati Diabetik Tabel 5.8.
32 Distribusi Jenis Kelamin Penderita Kebutaan Akibat Retinopati Diabetik
Tabel 5.9. Distribusi Lama Menderita Diabetes Melitus32 Penderita Kebutaan Akibat Retinopati Diabetik
Tabel 5.10. Distribusi Riwayat Keluarga Penderita Kebutaan33 Akibat Retinopati Diabetik
Tabel 5.11. Distribusi Derajat Retinopati Diabetik Penderita34 Kebutaan Akibat Retinopati Diabetik
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 1.1. Diambil dari Community Eye Health Jurnal (2008) menggambarkan distribusi penyebab kebutaan2 Gambar 1.2. Diambil dari Global Initiative for the Elimination of
Avoidable Blindness: action plan 2006-2011 (2007),
menggambarkan distribusi penyebab kebutaan
2 Gambar 2.1. Diambil dari (Netter, 2003) Atlas of Human Anatomy yang menunujukkan gambaran anatomi mata
7 Gambar 2.2. Retinopati diabetik non proliferatif (Lubis, 2007)
16 Gambar 2.3. Retinopati diabetik proliferatif (Lubis, 2007)
16 Gambar 2.4. Diambil dari Advances in Diabetic Retinopathy menunjukkan alur patogenesis berlakunya retinopati diabetik (Feener, 2008)
17 Gambar 2.5. Contoh gambar fundus berwarna (Silberman, 2010)
18 Gambar 2.6. Gambaran retina yang membingungkan (Silberman, 2010)
18