LAPORAN AKTUALISASI NILAI NILAI DASAR PR

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA DAN

KEDUDUKAN DAN PERAN ASN PADA PUSAT PENELITIAN DAN PENGKAJIAN PERKARA, DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN KEPANITERAAN DAN SEKRETARIAT JENDERAL MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PELATIHAN DASAR CPNS GOL III

NamaPeserta : Zaka Firma Aditya, S.H.,M.H. Kelas/No. Presensi : Kelas A / 25 NIP

: 19920529 201801 1 001 Jabatan

: Peneliti Ahli Pertama

Pusat Penelitian dan Pengkajian Unit Kerja

Perkara dan Pengelolaan Perpustakaan Coach

: Sobana, S.Sos.,M.M.

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN DAN KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

Disusun oleh: Zaka Firma Aditya, S.H.,M.H. NIP. 19920529 201801 1 001

Telah disetujui oleh pembimbing

pada 3 Juli 2018

Mentor, Coach I,

Helmi Kasim, S.S.,S.H.,M.H., Sobana, S.Sos,M.M. NIP. 19751231 200604 1 009

NIP. 19640615 199003 1 001

LEMBAR PENGUJIAN LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN DAN KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

Telah diuji di depan penguji Pada 3 Juli 2018

Penguji,

Afriyanto, S.Kom NIP. 197904092006041001

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Kepaniteraan MK ............................

8 Gambar 2.2. Struktur Organisasi Mahkamah Konstitusi .....................

10 Gambar 2.3 Struktur Organisasi Puslitka MK RI .................................

14 Gambar 4.1 kegiatan Morning Review ................................................

62 Gambar 4.2. kegiatan Sharing Session Penulisan Hukum .................

65 Gambar 4.3. Kegiatan Sharing Session Penelitian Hukum .................

67 Gambar 4.4. FGD Internal Kajian Pendahuluan ..................................

71 Gambar 4.5. FGD Internal Kajian Pendahuluan bersama Peneliti Senior Sekaligus Mentor Bapak Helmi Kasim ............................

71 Gambar 4.6. FGD Internal Kajian Pendahuluan bersama Kepala Bidang Penelitian dan Pengkajian Perkara ................................

72 Gambar 4.7. FGD Internal Kajian Pendalaman bersama Kepala Bidang Penelitian dan Pengkajian Perkara ................................

72 Gambar 4.8. Pembagian Kelompok Tim Penulisan Jurnal ..................

74 Gambar 4.9. Penulisan Jurnal Bersama Tim ......................................

75 Gambar 4.10. Revisi Pertama Jurnal yang telah di submit .................

75 Gambar 4.11. Revisi Akhir Jurnal yang telah di submit .......................

76 Gambar 4.12. Penyusunan Pacta Integritas dan Jargon Peneliti ........

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Pasal 10 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, menyebutkan bahwa ASN mengemban 3 (tiga) fungsi atributif berupa melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (fungsi pelaksana kebijakan publik), memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas (fungsi pelayanan publik) dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (fungsi perekat dan pemersatu bangsa).

ASN memiliki peran yang teramat penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata. Tujuan akhirnya adalah dalam rangka mencapai tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap ASN memiliki peran yang teramat penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata. Tujuan akhirnya adalah dalam rangka mencapai tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap

Pada prakteknya, implementasi dari fungsi, tugas serta peran ASN sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 5 Tahun 2014 tidaklah mudah. Dalam hal ini, seorang ASN dituntut kesungguhan, kedisiplinan, motivasi, inovasi dan komitemen serta menjalankan tugasnya dengan penuh tanggungjawab. Keberhasilan pegawai ASN dalam melakukan pelayanan publik akan meningkatkan kredibilitas unit kerja dan mendorong keberhasilan institusinya. Selain itu, dalam menjalankan tugas dan fungsinya, ASN juga wajib menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan bangsa dimana kepentingan kelompok, individu dan golongan harus dikesampingkan demi kepentingan negara dan masyarakat luas.

Dalam rangka membentuk birokrasi yang profesional, diperlukan adanya pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan Pelatihan dasar CPNS (Latsar CPNS) adalah salah satu syarat bagi calon PNS untuk diangkat menjadi PNS. Pendidikan dan pelatihan dasar CPNS dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya agar nantinya mampu melaksanakan tugas dan Dalam rangka membentuk birokrasi yang profesional, diperlukan adanya pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan Pelatihan dasar CPNS (Latsar CPNS) adalah salah satu syarat bagi calon PNS untuk diangkat menjadi PNS. Pendidikan dan pelatihan dasar CPNS dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya agar nantinya mampu melaksanakan tugas dan

UU No. 5 Tahun 2014 bertekad mengelola ASN agar menjadi semakin profesional dengan tujuan utama membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional dan netral serta bebas dari intervensi politik, bebas dari KKN, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat. Pola baru ini diterapkan karena adanya perubahan pola pikir ASN dari yang semula cenderung ingin dilayani publik menjadi pola melayani publik. Proses pembelajaran dan pendidikan ini juga bertujuan untuk mendapatkan mutu sumber daya manusia sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan. Tujuan akhirnya adalah terbentuknya ASN profesional yang produktif, efektif dan efisien dalam bekerja serta memiliki jiwa nasionalisme, etika publik, berkomitmen untuk menjunjung mutu, berkomitmen untuk bekerja secara akuntabel dan berkomitmen untuk anti korupsi.

B. DASAR HUKUM

I. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara;

II. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur

C. TUJUAN

Tujuan yang hendak dicapai dari pendidikan dan pelatihan dasar CPNS ini adalah mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengkajian Perkara, dan Pengelolaan Perpustakaan (Puslitka) Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, meliputi:

I. Mengaktualisasikan

Akuntabilitas sehingga memiliki tanggungjawab dan integritas tinggi terhadap apa yang akan dan sudah dikerjakan;

nilai-nilai

II. Mengaktualisasikan nilai-nilai Nasionalisme sehingga dalam bekerja dilandasi atas semangat dan nilai-nilai pancasila;

III. Mengaktualisasikan nilai-nilai Etika Publik sehingga dapat menciptakan lingkungan pelayanan yang baik;

IV. Mengaktualisasikan nilai-nilai Komitmen Mutu sehingga dapat mewujudkan pelayanan prima yang mengedepankan inovasi, kreatifitas dan efisiensi;

V. Mengaktualisasikan nilai-nilai Anti Korupsi sehingga dapat mewujudkan disiplin dan budaya positif yang anti korupsi di lingkungan kerja.

D. MANFAAT

Perkara,

Perpustakaan (Puslitka) Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia;

dan

Pengelolaan

IV. Mampu mengedepankan kinerja untuk peningkatan mutu pelayanan di Pusat Penelitian dan Pengkajian Perkara, dan Pengelolaan Perpustakaan (Puslitka) Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia;

V. Mampu mewujudkan sikap dan perilaku Anti Korupsi dalam menjalankan tugas di Pusat Penelitian dan Pengkajian Perkara,

Perpustakaan (Puslitka) Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.

dan

Pengelolaan

E. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Aktualisasi kegiatan nilai-nilai dasar ASN akan dilaksanakan selama 80 (delapan puluh hari) mulai tanggal 26 Februari 2018 sampai tanggal 2 Juli 2018 bertempat di Pusat Penelitian dan Pengkajian Perkara, dan Pengelolaan Perpustakaan (Puslitka) Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Untuk daftar lengkap dan jadwal kegiatan selama aktualisasi dapat dilihat dalam lampiran.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan laporan aktualisasi ini terdiri dari 5 (lima)

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. GAMBARAN UMUM TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

I. Struktur Organisasi di Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi (MK) merupakan salah satu lembaga yang memegang kekuasaan kehakiman yang dibentuk setelah amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945). Di dalam amandemen ketiga UUD 1945, dilakukan perubahan cukup signifikan pada Bab IX tentang Kekuasaan Kehakiman dengan mengubah Pasal 24 dan menambahkan tiga Pasal baru dalam ketentuan Pasal 24 UUD 1945. Ketentuan mengenai MK pertama kali disebutkan dalam Pasal 24 ayat (2) yang berbunyi “ kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah mahkamah konstitusi.” Sedangkan ketentuan khusus mengenai MK diatur didalam Pasal 24C UUD 1945.

Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia Mahkamah Konstitusi sebagai organ konstitusional mengemban tugas dan fungsi untuk mengawal konstitusi, agar dilaksanakan dan dihormati baik penyelenggara Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia Mahkamah Konstitusi sebagai organ konstitusional mengemban tugas dan fungsi untuk mengawal konstitusi, agar dilaksanakan dan dihormati baik penyelenggara

konsisten dan bertanggung jawab. Mahkamah Konstitusi diketuai oleh seorang Ketua Mahkamah Konstitusi dan seorang wakil ketua Mahkamah Konstitusi. Sedangkan Hakim Konstitusi berjumlah 9 (sembilan) orang yang dipilih dan diusulkan oleh Presiden, Dewan perwakilam rakyat (DPR) dan Mahkamah Agung (MA) masing-masing 3 (tiga) orang. Dalam menjalankan tugasnya mengawal tegaknya konstitusi, hakim konstitusi dibantu secara teknis administratif oleh Kepaniteraan dan Kesekretariatan Jenderal.

Berdasarkan Peraturan Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi, MK mendapatkan dukungan layanan teknis administratif dan administrasi umum dari Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal selaku birokrasi MK. Kepaniteraan merupakan jabatan fungsional yang menjalankan tugas teknis administratif peradilan mahkamah konstitusi. Tugas teknis administratif kepaniteraan sebagaimana dalam Pasal 2 ayat (2) Persekjen 13/2017 antara lain:

2. Menerbitkan akta yang menyatakan bahwa permohonan telah dicatat dalam Buku Registrasi Perkara Konstitusi terhadap permohonan yang lengkap;

3. Menerbitkan Akta yang menyatakan bahwa Permohonan telah dicatat dalam Buku Permohonan Tidak Diregistrasi terhadap permohonan yang tidak lengkap;

4. Menerbitkan Akta Pembatalan Registrasi Permohonan dan memberitahukan kepada pemohon disertai dengan pengembalian berkas permohonan;

5. Menetapkan hari sidang pertama dalam jangka waktu paling lama

14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan dicatat dalam Buku Registrasi Perkara Konstitusi dan jadwal sidang;

6. Menetapkan penugasan panitera pengganti dalam pelayanan perkara dan menetapkan petugas persidangan dalam pelayanan persidangan; dan

7. memberikan pertimbangan pengangkatan, pemindahan, penilaian dan pemberhentian panitera muda dan panitera pengganti.

Kepaniteraan dipegang oleh seorang panitera selaku pejabat eselon 1 dan dibantu oleh 3 (tiga) panitera muda yaitu panitera muda 1, panitera muda II dan panitera muda III selaku pejabat eselon 2.

Sedangkan Sekterariat Jenderal dikepalai oleh seorang Sekretaris Jenderal selaku Pejabat Eselon 1 dan membawahi biro-biro dan pusat- pusat yang kedudukannya setara eselon 2. Di dalam Pasal 14 ayat (2) Persekjen 13/2017, Sekretariat Jenderal menjalankan tugas teknis administrasi di Mahkamah Konstitusi, meliputi:

1. Koordinasi pelaksanaan administratif di lingkungan Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal;

2. Penyusunan rencana dan program dukungan teknis administratif;

3. Pelaksanaan kerja sama dengan masyarakat dan hubungan antar lembaga;

4. Pelaksanaan dukungan fasilitas kegiatan persidangan; dan

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Mahkamah Konstitusi sesuai dengan bidang tugasnya. Sekretariat Jenderal dalam melaksanakan tugasnya, juga

menyelenggarakan fungsi:

1. Koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran;

2. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, administrasi hakim, administrasi kepaniteraan dan risalah, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat dan hubungan antarlembaga, tata usaha pimpinan dan protokol, arsip dan dokumentasi, pembinaan dan

10. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Ketua Mahkamah Konstitusi.

Sementara itu, kewenangan yang dimiliki oleh Sekretariat Jenderal antara lain:

1. Menetapkan rencana strategis, program kerja dan anggaran Mahkamah Konstitusi;

2. Menetapkan tata cara pengelolaan organisasi dan tata kerja,

sumber daya manusia, keuangan, serta barang milik negara;

3. Menandatangani perjanjian kerja sama; dan

4. Menetapkan peraturan, keputusan dan aturan kebijakan.

Di dalam struktur organisasi Kesekretariatan Jenderal terdapat 5 (lima) biro dan 3 (tiga) Pusat, yaitu biro Perencanaan dan Keuangan, Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi, Biro Hukum dan Administrasi Kepaniteraan, Biro Hubungan masyarakat dan Protokol dan Biro Umum, serta

Pusat Penelitian, pengkajian perkara dan pengelolaan perpustakaan, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Pusat pendidikan Pancasila dan konstitusi dan sebuah inspektorat. Secara lengkap susunan organisasi Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi dapat digambarkan sebagai berikut:

I. Tugas Pokok dan Fungsi Mahkamah Konstitusi

MK mendapatkan kewenangan konstitusional sebagaimana dinyatakan di dalam Pasal 24C ayat (1) dan (2) UUD 1945. Pasal tersebut menetapkan secara limitatif kewenangan Mahkamah Konstitusi yang meliputi 4 (empat) kewenangan dan 1 (satu) kewajiban, yaitu:

1. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar;

2. Memutus

lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar;

sengketa kewenangan

3. Memutus pembubaran partai politik;

4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.

MK juga memiliki satu kewajiban konstitusional berupa memberikan putusan atas pendapat dewan perwakilan rakyat (DPR) mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan/atau presiden menurut undang-undang dasar. Kewajiban konstitusional MK ini kemudian dijabarkan secara terprinci dalam Pasal 10 UU MK yang berbunyi MK wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela, dan tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan/atau wakil presiden sebagaimana dimaksud

2. Pasal 157 ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016, dimana MK berwenang mengadili perkara perselisihan penetapan perolehan suara tahap akhir hasil pemilihan gubernur, bupati dan walikota sampai dibentuknya badan peradilan khusus.

II. Visi dan Misi Mahkamah Konstitusi

Di dalam rencana strategis Mahkamah konstitusi 2015-2019, menyebutkan bahwa seiring dengan filosofi kehadiran MK dalam peradilan konstitusi yang mengemban tugas dan fungsi mengawal tegaknya konstitusi demi terwujudnya indonesia menjadi negara hukum yang demokratis, maka MK menetapkan visi:

“MENGAWAL TEGAKNYA KONSTITUSI MELALUI PERADILAN KONSTITUSI MODERN DAN TERPERCAYA”

Sedangkan untuk merefleksikan visi tersebut, MK kemudian menetapkan

2 (dua) misi yaitu:

1. Membangun sistem peradilan konstitusi yang mampu mendukung penegakan konstitusi

2. Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai hak konstitusional warga negara

III. Nilai-Nilai Dasar Mahkamah Konstitusi

B. GAMBARAN UMUM TENTANG PUSAT PENELITIAN DAN PENGKAJIAN

PERSPUSTAKAAN (PUSLITKA) MAHKAMAH KONSTITUSI

I. Gambaran Umum Organisasi di Pusat Penelitian dan Pengkajian Perkara, dan Pengelolaan Perpustakaan

Pusat penelitian dan pengkajian perkaram, dan pengelolaan perpustakaan (Puslitka) merupakan salah satu struktur organisasi dari kesekretariatan jenderal Mahkamah konstitusi yang selevel dengan eselon

II. Puslitka merupakan suporting unit yang keberadaannya diranah Sekretariat Jenderal yang memberikan dukungan kepada Mahkamah Konstitusi dan memiliki keterkaitan langsung dengan proses penyelesaian perkara-perkara yang ditangani MK. Berdasarkan Pasal 86 Persekjen 13/2017, Puslitka memiliki tugas melaksanakan penelitian dan pengkajian perkara, pengelolaan perpustakaan dan sejarah konstitusi. Sementara itu, dalam Pasal 87 Persekjen 13/2017, Puslitka mengemban 9 (sembilan) fungsi, yakni:

1. Pelaksanaan penelitian;

2. Pelaksanaan pengkajian perkara;

3. Pelaksanaan penelaahan perkara;

4. Pelaksanaan penyiapan konsep pendapat hukum;

4. Kelompok jabatan fungsional. Bidang Penelitian dan Pengkajian Perkara, dan Pengelolaan Perpustakaan

mempunyai tugas mengoordinasikan pelaksanaan penelitian, pengkajian perkara, penyiapan konsep pendapat hukum, penyusunan dan pengembangan karya tulis ilmiah, pengelolaan terbitan berkala ilmiah, serta penyusunan naskah akademis (pasal 89). Bidang Perpustakaan dan Sejarah Konstitusi mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan, pengembangan, pelayanan perpustakaan dan pusat sejarah konstitusi (pasal 90). Sedangkan Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan ketatausahaan Pusat (pasal 91). Secara lengkapnya, struktur organisasi dari pusat P4 dapat digambarkan sebagai berikut:

Sedangkan misi yang hendak diemban oleh puslitka diantaranya:

1. Menyusun rencana dan program penelitian dan pengkajian perkara dan pengelolaan perpustakaan

2. Melaksanakan program penelitian dan pengkajian perkara dan

pengelolaan perpustakaan

Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh puslitka adalah peningkatan dukungan kualitas dan kuantitas bahan substansi untuk pembuatan Putusan Mahkamah Konstitusi, melalui penelitian, pengkajian perkara, penelaahan perkara dan penyusunan konsep pendapat hukum dengan sasarn berupa pengingkatan kapasitas dukungan substansif Pusat penelitian, pengkajian perkara dan pengelolaan perpustakaan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

BAB III RENCANA AKTUALISASI

A. INDIKATOR NILAI DASAR AKTUALISASI

Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki 3 (tiga) fungsi strategis dalam kerangka kekuasaan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (fungsi pelaksana kebijakan publik), memberikan pelayanan publik yang profesonal dan berkualitas (fungsi pelayanan publik) dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesautuan Republik Indonesia (fungsi perekat dan pemersatu bangsa). Di dalam menjalankan fungsi strategisnya tersebut, ASN dituntut untuk mafhum dan mengaktualisasikan nilai dasar ASN berupa Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi atau biasa disingkat ANEKA. Nilai- nilai dasar ANEKA ini harus tergurat dalam hati dan pola pikiran setiap ASN dimanapun dan kapanpun dia berada.

1. Akuntabilitas 1. Akuntabilitas

c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik

d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan

Adapun nilai-nilai dasar akuntabilitas adalah kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggungjawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, konsistensi, partisipatif, netral dan mendahulukan kepentingan publik.

2. Nasionalisme

Secara politis, makna nasionalisme merupakan manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. Menurut Yudi Latief, dkk (2015:1), nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang Secara politis, makna nasionalisme merupakan manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. Menurut Yudi Latief, dkk (2015:1), nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang

Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN, bahkan tidak sekedar wawasan saja tetapi juga kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Pegawai ASN akan berpikir tidak lagi sektoral dengan mental blocknya, tetapi senantiasa mementingkan kepentingan yang lebih besar yakni bangsa dan negara (Yudi Latief, dkk, 2015:5).

Beberapa nilai dasar dari nasionalisme diantaranya; cinta tanah air, memelihara ketertiban, disiplin, musyawarah mufakat, kekeluargaan, menghormati kehormatan, tanggungjawab, kepentingan bersama, gotong royong, hidup sederhana, kerja keras, religius, menghargai orang lain dan patriotisme.

3. Etika Publik

Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik didefinisikan Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik didefinisikan

b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia Tahun 1945

c. Menjalankan tugas dengan penuh profesional dan tidak memihak

d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif

f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur

g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik

h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah

i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi k. Menghormati komunikasi, konsultasi dan kerjasama l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja

pegawai m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis

sebagai perangkat sistem karir

Penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada layanan prima sudah tidak dapat ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik. Apabila setiap lembaga pemerintah dapat memberikan layanan prima kepada masyarakat maka akan menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang dilayani.

Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam komitmen mutu antara lain efektifitas, efisiensi, inovasi dan berorientasi mutu. Efektif diartikan sebagai berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target. Efisien diartikan berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa menimbulkan pemborosan. Inovasi diartikan sebagai penemuan sesuatu yang baru atau mengandung kebaruan. Sedangkan berorientasi mutu diartikan sebagai komitemn pada kepuasan pelanggan.

5. Anti Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin corruptio dan corruptus yang berarti kerusakan atau kebobrokan. Dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Penegahan Tindak Pidana Korupsi jounto Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, disebutkan bahwa terdapat 7 (tujuh) kelompok tindak pidana korupsi yaitu; kerugian keuangan negara, suap menyuap, pemerasan,

Sementara itu, selain ANEKA juga terdapat peran dan kedudukan ASN yang masuk dalam agenda ketiga pelatihan dasar CPNS berupa manajemen ASN, Whole of Government dan pelayanan publik.

1. Manajemen ASN

Menurut pasal 1 UU 5/2014, manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik dan bersih dari praktek KKN. Manajemen ASN lebih menekankan pada pengaturan profesi pegawai, harapannya agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul selaras dengan perkembangan zaman.

2. Whole of Government

Whole of Government (WOG) adalah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan

upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari kesatuan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.

yang

menyatukan

3. Pelayanan Publik

Berdasarkan Pasal 1 UU 25/2009 tentang Pelayanan Publik, pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam

1. Sharing Session Penulisan Hukum (legal writing)

saya memulainya dengan membaca doa (Nasionalisme: religius). Saat saya mengusulkannya dan mendiskusikannya dengan kepala bidang penelitian dan pengkajian perkara, saya akan menerima saran, masukan dan kritik dari beliau (musyawarah mufakat). Saya akan menggunakan tutur kata dan etika serta sopan santun saat berhadapan dan bertemu sekaligus berdiskusi dengan beliau (Etika Publik: Santun). Kemudian ketika saya membuat proposal, saya akan cermat dalam penulisan dan menggunakan bahasa indonesia yang baku yang sesuai EYD (Komitmen Mutu: kecermatan, ketelitian). Kemudian ketika saya menyusun kepanitiaan, saya akan membaginya secara adil dan proporsional dengan teman yang lain (Komitmen Mutu: Partisipatif,keadilan) dan ketika mengadakan rapat untuk penentuan tema kegiatan dan waktu kegiatan, saya akan berusaha menggunakan nilai dasar musyawarah untuk mufakat dan menerima segala saran dan masukan yang membangun, saya tidak

akan memaksakan kehendak/pendapat pribadi (Nasionalisme:

musyawarah, mufakat). Saya juga akan mensosialisasikan kegiatan tersebut kepada peneliti dan/atau calon peneliti lainnya (Etika Publik: keterbukaan) dan ketika membuat laporan kegiatan sharing session ini, saya akan membuatnya dengan jujur dan penuh tanggungjawab musyawarah, mufakat). Saya juga akan mensosialisasikan kegiatan tersebut kepada peneliti dan/atau calon peneliti lainnya (Etika Publik: keterbukaan) dan ketika membuat laporan kegiatan sharing session ini, saya akan membuatnya dengan jujur dan penuh tanggungjawab

kegiatan, saya akan membuatnya dengan jujur dan penuh

tanggungjawab (komitmen mutu: tanggungjawab, dedikasi,

disiplin, jujur, amanah). Saya akan melaporkan hasil kegiatan sebagaimana mestinya (anti korupsi: Jujur, Tanggungjawab. Kegiatan sharing session legal research termasuk dalam kategori manajemen ASN, karena kegiatan sharing session ini bertujuan untuk pengembangan kompetensi calon peneliti dalam melakukan penelitian hukum ( legal research).

3. Morning Review

Saya memulai kegiatan ini dengan berdoa kepada Tuhan YME agar diberikan kelancaran. (nasionalisme: Religius, Ketuhanan) Saya

Tentunya saya dalam mensosialisasikan kegiatan ini menggunakan kata-kata yang sopan dan baik serta padat berisi (Komitmen Mutu: Keterbukaan, Kejelasan). Setelah kegiatan selesai dilaksanakan, saya akan membuat laporan hasil kegiatan dan menyerahkannya kepada atasan (Komitmen Mutu: Tanggungjawab. Dalam membuat laporan kegiatan saya akan mengerjakannya dengan jujur, cermat dan penuh tanggungjawab (Anti Korupsi: Jujur, Amanah). Kegiatan morning review ini masuk dalam kategori manajemen ASN dan

Whole of Government.

4. Focus Group Discussion Perkara-Perkara Termutakhir (Analisis Perkara yang Telah Diputuskan)

Saya memulai kegiatan dengan berdoa kepada Tuhan YME (Nasionalisme: religius), saya kemudian mengusulkan adanya kegiatan FGD tersebut kepada kepala bidang penelitian dan pengkajian perkara terlebih dahulu (Etika Publik: Komunikatif). Ketika bertatap muka dan berdiskusi dengan beliau, saya akan menggunakan sopan santun dan tata bahasa yang baik (Etika Publik

dari beliau (Etika Publik: Responsif). Ketika beliau menyetujuinya, kemudian saya akan bermusyawarah dengan peneliti lain untuk

ASN, yaitu meningkatakan kompetensi peneliti dalam melakukan pengkajian dan penelaahan perkara.

5. Pembuatan dan Penulisan Jurnal Hukum

Saya kemudian mendiskusikan rencana kegiatan penulisan jurnal bersama peneliti yang lain, saya akan menerima saran dan masukan dari para peneliti yang lain (Nasionalisme: Musyawarah mufakat, komunikatif). Kemudian saya akan membentuk tim kecil untuk penulisan jurnal dengan anggota yang proporsional dan adil (Etika Publik: keadilan). Saya kemudian mengadakan rapat untuk menentukan isu hukum yang akan diangkat, saat rapat tersebut saya menggunakan dasar-dasar permusyawaratan untuk mufakat, saya tidak akan

memaksakan pendapat sendiri (nasionalisme:

Musyawarah mufakat). Saya melakukan pembagian tugas yang adil dan proporsional dalam mencari referensi (Etika Publik: Keadilan). Kemudian di dalam melakukan penulisan, saya akan cermat dan teliti serta menggunakan kaidah bahasa Indonesia baku dan sesuai EYD. Selain itu, saya juga akan mengedepankan kode etik penulisan jurnal dan menghindari praktek-praktek plagiarisme (Komitmen mutu:

kecermatan, ketelitian). Kegiatan ini termasuk dalam manajemen

ASN terutama menyangkut peningkatan kompetensi peneliti dalam ASN terutama menyangkut peningkatan kompetensi peneliti dalam

yang lain

(Nasionalisme:

Musyawarah mufakat,

komunikatif). Saya kemudian bersama peneliti yang lain akan membuat draft pacta integritas calon peneliti dan membandingkannya dengan yang ada di LIPI. Saya akan dengan penuh kecermatan, kehatia-hatian dan ketelitian dalam menyusun draft pacta integritas calon peneliti tersebut. Draft pacta integritas calon peneliti yang telah disusun kemudian saya serahkan kepada atasan untuk disetujui

kemudian akan mensosialisasikannya kepada peneliti lainnya baik secara

sosial. Dalam sosial. Dalam

kehendak/pendapat

pribadi

(Nasionalisme:

Musyawarah Mufakat,

Saya juga akan mensosialisasikan kegiatan tersebut kepada peneliti lainnya (Etika Publik, Keterbukaan, Komunikatif) dan ketika membuat laporan kegiatan, saya akan membuatnya dengan jujur dan penuh tanggungjawab. Saya akan melaporkan hasil kegiatan sebagaimana

komunikatif).

keseluruhan, kegiatan sharing session penyusunan Naskah Akademis dan Legal Drafting termasuk kedalam manajemen ASN, karena kegiatan ini dapat meningkatkan kompetensi calon peneliti.

kepanitiaan, saya akan membaginya secara proporsional dengan teman yang lain dan ketika mengadakan rapat untuk penentuan tema kegiatan dan waktu kegiatan, saya akan berusaha menggunakan nilai dasar musyawarah untuk mufakat dan menerima segala saran dan masukan yang membangun, saya tidak akan memaksakan kehendak/pendapat pribadi (Nasionalisme: Musyawarah). Saya juga akan mensosialisasikan kegiatan tersebut kepada peneliti lainnya (Etika Publik: Keterbukaan) dan ketika membuat laporan kegiatan, saya akan membuatnya dengan jujur dan penuh tanggungjawab. Saya akan melaporkan hasil kegiatan sebagaimana mestinya (anti korupsi: Tanggungjawab, jujur). Secara keseluruhan, kegiatan ini masuk dalam kategori Manajemen ASN, karena melalui kegiatan bedah buku ini, peneliti dan/atau calon peneliti dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensinya.

9. Conference Allert

Dalam mencari info-info conference terupdate, saya memulainya dengan bedoa agar diberikan kelancaran dan kemudahan (Nasionalisme: Religius). Saya mencari info-info conference dengan cermat dan teliti terutama mengenai tema conference yang saya cari dibatasi untuk tema hukum (Komitmen Mutu: Cermat, Teliti,

Nama

: ZAKA FIRMA ADITYA, S.H.,M.H.

Unit Kerja

: Bidang Penelitian dan Pengkajian Perkara

Pusat Penelitian dan Pengkajian Perkara, dan Pengelolaan Perpustakaan (Puslitka) MKRI

Identifikasi Isu

: Belum optimalnya nuansa Kekompakan dan Nuansa Akademis di Lingkungan Puslitka MKRI.

Analisis dampak

: Apabila isu ini tidak teratasi, maka dikhawatirkan nuansa akademis di puslitka menjadi berkurang yang berimbas pada berkurangnya kualitas produk yang dikeluarkan oleh puslitka, diantaranya penelitian tahunan, penelaahan perkara, pengkajian perkara, pembuatan naskah akademis, pembuatan konsep pendapat hukum dan tulisan-tulisan yang lain baik dalam jurnal maupun proceeding. Selain itu, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun kedepan terdapat peneliti-peneliti baru puslitka yang menjadi peneliti yang attach secara langsung ke hakim konstitusi. Akibatnya, ketika nantinya para peneliti di puslitka telah attach secara langsung kepada hakim padahal nuansa akademis di puslitka belum optimal, maka dikhawatirkan kualitas dukungan substantif peneliti terhadap putusan hakim dapat berkurang. Dampak terparah dari adanya problematika ini adalah menurunyya kepercayaan publik terhadap Mahkamah Konstitusi.

Isu yang diangkat

: Masing-masing peneliti telah Memiliki Kesibukan masing-masing sebagai peneliti yang melekat langsung kepada Hakim Konstitusi sehingga nuansa kekompakan, kerjasama dan nuansa akademis di Puslitka cenderung berkurang.

Gagasan Pemecahan Isu : Meningkatkan dan menghidupkan kembali kekompakan dan nuansa akademis di lingkungan puslitka melalui pengembangan kompetensi ASN (manajemen ASN) berupa kegiatan sharing session penulisan hukum untuk calon peneliti CPNS, sharing session legal research, morning review, Focus Group discussion perkara-perkara termutakhir, pembuatan dan penulisan jurnal hukum, pembuatan pacta integritas calon peneliti, sharing session penyusunan naskah akademis dan legal drafting, bedah buku hukum dan conference allert.

KONTRIBUSI PENGUATAN NO

OUTPUT/HASIL

VISI MISI

bidang Dalam

Dengan

Peningkatan

1 SHARING SESSION

dan mengusulkan penelitian

dan mengusulkan

terlaksananya

kualitas peneliti

PENULISAN HUKUM

rencana kegiatan pengkajian

kegiatan

sharing kegiatan

dalam

UNTUK CALON

sharing

session perkara

session penulisan sharing session melakukan

PENELITI CPNS

penulisan hukum mengetahui

hukum,

saya penulisan

penulisan

untuk

peneliti rencana kegiatan memulainya

hukum

untuk hukum baik

CPNS

kepada sharing session dengan membaca peneliti CPNS, dalam bentuk

kepala

bidang penulisan hukum doa

maka

dapat telaah perkara,

penelitian

dan untuk

Calon (Nasionalisme:

meningkatkan

legal opinion

pengkajian perkara Peneliti CPNS

religius).

Saat kualitas peneliti maupun anotasi

2. Membuat proposal kepala

bidang saya

khususnya

putusan dapat

kegiatan meliputi penelitian

dan mengusulkannya

CPNS

dalam memperkuat

latar

belakang, pengkajian

dan

melakukan

nilai-nilai di

tujuan

dan perkara

mendiskusikannya penulisan

mahkamah

manfaat

dari mengetahui latar dengan

kepala hukum.

konstitusi

kegiatan sharing belakang, tujuan bidang penelitian Tujuannya,

khususnya nilai

session penulisan dan manfaat dari dan

pengkajian nantinya

agar indep (4 pilar)

hukum

untuk rencana kegiatan perkara, saya akan tulisan-tulisan

yaitu integritas,

peneliti

CPNS sharing session menerima saran, dalam

bentuk disiplin,

kepada

kepala penulisan hukum masukan dan kritik telaah perkara dedikasi

dan

bidang penelitian untuk

Calon dari

beliau dan

legal profesional .

dan

pengkajian Peneliti

CPNS. (musyawarah

Proposal kegiatan mufakat).

Saya akan digunakan

disetujui atasan

akan

hakim konstitusi

3. Membuat

dan Terbentuknya tim menggunakan tutur dalam dan Terbentuknya tim menggunakan tutur dalam

bertemu semakin untuk

berkualitas, CPNS

peneliti CPNS

sekaligus

berdiskusi dengan kompleks dan

4. Mendiskusikan

(Etika padat berisi. mengenai

Terpilihnya tema beliau

tema kegiatan yang Publik: Santun). Sehingga, kegiatan

ketika kegiatan ini juga narasumber

dan representatif,

Kemudian

membuat dapat sekaligus

terpilihnya

saya

saya mewujudkan menentukan waktu kompeten

narasumber yang proposal,

dan akan cermat dalam visi MK dalam kegiatan

profesional dan penulisan

dan mengawal

waktu kegiatan

bahasa indonesia konstitusi narasumber

narasumber

mengetahui

yang baku yang melalui

waktu dan tempat sesuai

EYD peradilan

pelaksanaan

(Komitmen Mutu: konstitusi yang

kegiatan

dan kecermatan,

modern dan

6. Mensosialisasikan Para

menyusun kegiatan sharing dan/atau

peneliti saya

calon kepanitiaan, saya session penulisan peneliti

akan membaginya hukum

untuk mengetahui secara adil dan peneliti

CPNS waktu dan tempat proporsional kepada

para kegiatan sharing dengan teman peneliti

session penulisan yang

lain

hukum

(Komitmen Mutu:

7. Melaksanakan

Terlaksananya

Partisipatif,keadil

kegiatan kegiatan dengan an) dan ketika lancar dan tanpa mengadakan rapat hambatan serta untuk

penentuan

dihadiri

oleh tema kegiatan dan

peneliti dan /atau waktu

kegiatan, kegiatan,

saya akan

8. Membuat laporan Atasan berusaha hasil kegiatan dan mengetahui

menggunakan nilai menyerahkannya

pertanggungjawa dasar musyawarah kepada

kepala ban kegiatan untuk mufakat dan bidang penelitian dalam

bentuk menerima segala dan

pengkajian laporan hasil saran dan perkara

kegiatan

masukan yang membangun, saya tidak

akan memaksakan kehendak/pendapa

9. Evaluasi kegiatan

Diketahuinya

t pribadi

kelemahan dan (Nasionalisme:

kelebihan

dari musyawarah,

pelaksanaan

mufakat). Saya

kegiatan

juga akan sehingga dapat mensosialisasikan menjadi

acuan kegiatan tersebut

untuk

kepada peneliti

pelaksanaan

lainnya (Etika

keterbukaan) dan ketika

membuat laporan kegiatan, saya

akan membuatnya dengan jujur dan penuh tanggungjawab dengan menggunkana tata bahasa

dan dan

yang sesuai

EYD

(Komitmen Mutu: jujur,

Amanah, tanggungjawab).

Saya kemudian akan melaporkan hasil

kegiatan sebagaimana mestinya

(Anti Korupsi: Amanah, jujur,

tanggungjawab). Secara

keseluruhan, kegiatan

sharing session penulisan hukum

termasuk dalam manajemen

untuk pengembangan dan

peningkatan kompetensi dasar calon

peneliti dalam melakukan penulisan hukum yang nantinya akan sangat

berguna ketika menjalankan tupoksi peneliti.

2 SHARING SESSION

1. Mendiskusikan

kepala

bidang Dalam

Tugas seorang Peningkatan

LEGAL RESEARCH (

dan mengusulkan penelitian

dan mengusulkan

peneliti adalah kualitas peneliti

NORMATIF DAN

rencana kegiatan pengkajian

kegiatan pelatihan melakukan

dalam

SOCIO LEGAL)

sharing

session perkara

penelitian hukum, penelitian dan melakukan

penelitian hukum mengetahui

saya memulainya pengkajian

penelitian

normative

dan rencana sharing dengan membaca perkara,

oleh hukum baik

socio legal kepada session penelitian doa

sebab

itu secara

kepala

bidang hukum normatif (Nasionalisme:

dan dan socio legal religius).

Saat diwajibkan untuk maupun

pengkajian perkara bagi calon peneliti saya

tahu

dan sociolegal dapat

2. Membuat proposal kepala

bidang mengusulkannya

mafhum

meningkatkan

kegiatan meliputi penelitian

belakang, pengkajian

mendiskusikannya penelitian

putusan-

tujuan

dan perkara

dengan

kepala hukum.

putusan MK itu

manfaat

dari mengetahui latar bidang penelitian Terlaksananya

sendiri.

kegiatan sharing belakang, tujuan dan

pengkajian kegiatan

Sehingga

session penelitian dan manfaat dari perkara,

teliti, sharing session nantinya

hukum normative rencana sharing berorientasi pada penelitian

dengan

dan socio legal

session penelitian hasil). Kemudian hukum

baik bertambahnya

hukum normatif ketika

saya normative

kualitas putusan

dan socio legal menyusun

maupun sosio hakim,

untuk

Calon kepanitiaan, saya legal,

dapat berdampak

Peneliti

CPNS. akan membaginya meningkatkan

pada kembali

Proposal kegiatan secara

pemahaman,

tingginya tingkat

disetujui atasan

dan Terbentuknya tim dengan

teman dan skill peneliti masyarakat

menyusun

tim kepanitian yang yang

lain dalam

terhadap MK.

kepanitian

untuk representatif dan (keadilan)

dan melakukan

Secara

sharing

session profesional

ketika mengadakan penelitian

usbtantif,

penelitian hukum

rapat

untuk hukum.

kegiatan ini

tema Kegiatan

ini akan

socio legal

kegiatan dan waktu sangat

berdampak

4. Mendiskusikan

Terpilihnya tema kegiatan,

saya diperlukan untuk pada nilai-nilai saya diperlukan untuk pada nilai-nilai

dasar di MK kegiatan

yang akan

berusaha mendukung

dan representatif, menggunakan nilai secara subtantif yaitu

dasar musyawarah kepada hakim integrity,

sekaligus

narasumber yang untuk mufakat dan konstitusi

independent,

menentukan waktu kompeten

dan menerima segala terhadap

objective,

kegiatan

profesional dan saran

dan perkara-perkara dedikasi,

waktu kegiatan

masukan

yang yang

sedang profesional

5. Menghubungi

narasumber

membangun, saya ditangani.

akan Sehingga,

thrustwhorty.

waktu dan tempat memaksakan

terlaksananya

pelaksanaan

kehendak pribadi kegiatan

ini

kegiatan

dan (Nasionalisme:

mewujudkan visi

6. Mensosialisasikan Para

peneliti Responsif,

mengawal

kegiatan sharing dan/atau

calon Partisipatif). Saya tegaknya

session kepada peneliti

juga

akan konstitusi

para peneliti lain

waktu dan tempat kegiatan tersebut peradilan kegiatan

kepada

peneliti konstitusi yang

pelatihan

lainnya

(Etika modern

dan

penulisan hukum Publik:

Keterbukaan) dan

kegiatan

kegiatan dengan ketika

membuat

lancar dan tanpa laporan kegiatan, hambatan

saya

akan

8. Membuat laporan Atasan

membuatnya

hasil kegiatan dan mengetahui

dengan jujur dan

menyerahkannya

pertanggungjawa penuh

kepada kepala ban

kegiatan tanggungjawab

bidang penelitian dalam

bentuk (komitmen mutu:

dan pengkajian laporan

hasil tanggungjawab,

perkara

kegiatan

dedikasi, disiplin, dedikasi, disiplin,

amanah).

9. Evaluasi kegiatan

kelemahan dan melaporkan hasil kelebihan

dari kegiatan

sehingga dapat korupsi:

Jujur,

menjadi

acuan Tanggungjawab.

untuk pelaksanaan

Kegiatan sharing

meningkatakna kompetensi calon peneliti

dalam

melakukan penelitian hukum baik

secara

normative maupun socio

legal

sehingga kegiatan ini termasuk dalam kategori

manajemen ASN.

3 MORNING REVIEW

memulai Kegiatan

Pelaksanaan

kegiatan morning mengetahui

kegiatan ini dengan morning review kegiatan

review

kepada rencana

berdoa

kepada merupakan

morning review

kepala

bidang diadakannya

Tuhan YME agar kegiatan yang ini secara

penelitian

dan kegiatan morning diberikan

dapat

substansial

pengkajian perkara review

kelancaran.

memperkuat visi dapat

2. Membuat konsep Terbentuknya

dalam meningkatkan morning

(nasionalisme:

MK

nilai-nilai dan

review konsep kegiatan Religius,

mengawal

organisasi di mendiskusikannya yang

morning review Ketuhanan) Saya tegaknya

MK antara lain dengan

sifatnya kemudian

konstitusi

nilai kejujuran, Bidang penelitian santai

kepala humanis

dan mengusulkan

melalui

kepada

atasan peradilan

keterbukaan,

dan pengkajian

saya

untuk konstitusi yang empati,

perkara

kegiatan morning modern

dan toleransi dan

review,

saya terpercaya.

senang Karena, dalam MK pada

3. Mensosialisasikan Para peneliti dan hati

ini, umumnya dan kegiatan morning calon

akan kegiatan

peneliti di unit kerja P4 review

peneliti menerima

saran para

untuk pada para peneliti

kepada mengetahui

dan masukan dari dituntut

kegiatan morning beliau. Saya juga saling terbuka, khususnya. review

ketika

empati, jujur dan

4. Melaksanakan

mengusulkan dan toleransi dalam kegiatan morning terlaksana

Kegiatan

mendiskusikannya naunsa

review setiap dengan

atasan kebathinan yang jumpat pagi

lancar dengan

dan

sesuai akan

mengedepanka

rencana

menggunakan tutur n persatuan dan kata yang baik dan kesatuan.

5. Melaporkan hasil Kepala

bidang sopan

santun.

morning review penelitian

dan (Etika

Publik:

kepada kepala pengkajian

Sopan,

Santun)

pusat dan kepala perkara

Setelah

kegiatan

bidang penelitian mengetahui hasil disetujui,

saya

dan pengkajian dari

morning kemudian

akan

perkara dalam review

mendiskusikan

bentuk laporan

kegiatannya, sekali

evaluasi

hasil

evaluasi lagi saya akan evaluasi lagi saya akan

senang menerima kegiatan morning morning

pelaksanaan

review masukan dan review

dalam setiap bulan saran. Setelah setiap bulan

konsep dan jadwal kegiatan

sudah dimantapkan, saya kemudian

akan mensosialisasikan kegiatan morning review ini kepada para

peneliti lainnya

baik melalui

pesan langsung maupun lewat media sosial

(Etika Publik:

Keterbukaan). Tentunya

saya dalam mensosialisasikan kegiatan

ini menggunakan kata-kata

yang sopan dan baik serta padat berisi

(Komitmen Mutu: Keterbukaan,

Kejelasan). Setelah

kegiatan selesai dilaksanakan, saya akan

membuat laporan

hasil hasil

dan

menyerahkannya kepada

atasan

(Komitmen Mutu:

Tanggungjawab. Dalam

membuat laporan kegiatan saya

akan

mengerjakannya dengan

jujur,

cermat dan penuh tanggungjawab

(Anti

Korupsi: Jujur, Amanah).

Kegiatan morning review ini masuk dalam

kategori

manajemen ASN

karena

dapat

meningkatkan pengetahuan kompetensi calon peneliti terhadap isu-isu

yang

sedang berkembang melalui

sharing

knowledge.

4 FOCUS GROUP

1. Mengusulkan

kepala

bidang Saya

memulai Pelaksanaan

Kegiatan FGD

DISCUSSION

kepada

kepala penelitian

dan kegiatan

dengan FGD

perkara- perkara-perkara

PERKARA-

bidang penelitian pengkajian

berdoa

kepada perkara

pengkajian perkara

Tuhan

YME termukhtakhir

secara

TERMUTAKHIR

perkara

terkait mengetahui

kegiatan morning rencana kegiatan religius),

saya meningkatkan

dapat

PERKARA YANG

review

setiap FGD

perkara- kemudian

kualitas

dan meningkatkan

TELAH

jumat pagi

nilai-nilai dasar

kegiatan peneliti dalam di MK yaitu

2. Membuat konsep Terbentuknya

FGD

tersebut menelaah dan keterbukaan,

FGD

dan konsep

FGD kepada

kabid menganalisis

empati

dan

mendiskusikannya yang representatif terlebih

dahulu perkara-perkara toleransi

dengan kepala

(Etika

Publik: yang

sedang karena dengana

bidang penelitian

Komunikatif).

dan

telah danya FGD ini,

bertatap disidangkan.

para peneliti

perkara

muka

dan Peneliti memiliki dapat saling

3. Mensosialisasikan Para

peneliti berdiskusi dengan fungsi strategis terbuka dan

kepada

peneliti dan/atau

calon beliau, saya akan yaitu membantu saling bertukar

mengenai kegiatan peneliti

menggunakan

secara langsung pikiran, gagasan

FGD

meliputi mengetahui

sopan santun dan dan

secara dan ide satu

tempat

dan waktu dan tempat tata bahasa yang substansial

sama lain.

waktunya

pelaksanaan

baik (Etika Publik: terhadap para Selain itu,

FGD

Sopan, Santun). hakim

dalam kegiatan ini juga

4. Melaksanakan

Kegiatan

FGD Saya

akan memutus

menerima segala perkara-

memperkuat

dengan lancar

saran

dan perkaranya.

nilai indep (4

5. Melaporkan hasil Kepala

bidang masukan

dari Sehingga

visi pilar) di MK

kegiatan

FGD penelitian

dan beliau

(Etika MK

dalam yaitu

nilai

kepada

kepala pengkajian

bidang penelitian perkara

Responsif). Ketika tegakknya

nilai

dan

pengkajian mengetahui hasil beliau

sekaligus menyetujuinya,

saya peradilan

evaluasi

akan

konstitusi yang

bermusyawarah

Modern,

dengan peneliti lain Terpercaya, untuk

membuat independen dan membuat independen dan

terwujud.

Musyawarah mufakat, komunikatif).

Saya tidak akan memaksakan pendapat/ide pribadi. Justru saya akan

menerima

saran dan masukan

dari peneliti yang lain. Ketika konsepnya sudah

dibentuk dan