Contoh Kasus Bipolar Disorder pada Anak

[Contoh Kasus] Bipolar Disorder pada Anak dan Remaja
Leave a comment Posted by Admin 1 on October 19, 2013

Gambaran Kasus
Sheyna, 13 tahun, memiliki orangtua yang overprotective dan sangat menuntut supaya Sheyna
mengikuti apa saja perintah yang diberikan kepadanya.
Sheyna merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara, dan hanya ia yang perempuan. Sheyna
menganggap dirinya sangat bergantung pada orangtua, ditambah lagi orangtua memperlakukan
Sheyna seperti anak kecil yang berusia di bawah usia dirinya.
Kedua kakak Sheyna sangat pembangkang bahkan kakak pertama Sheyna (18 tahun)
pernah blak-blakan mengaku kepada orangtua mereka bahwa ia telah melakukan aktivitas
seksual dengan teman di sekolah. Tentu saja, orangtua menjadi sangat marah, apalagi orangtua
sangat strict terhadap isu-isu seksual. Bahkan, orangtua selalu membahas kepada Sheyna dan
kedua kakak bahwa virginity itu harus dijaga hingga kelak menikah. Kondisi kakaknya ini
berbanding terbalik dengan Sheyna yang sangat pasif dan penurut, serta menjadi satu-satunya
anak yang dianggap “baik” oleh orangtuanya sehingga Sheyna dijuluki “Little Miss Perfect”.
Ada riwayat sakit mental di dalam keluarga Sheyna. Nenek kandung Sheyna dari pihak Ibu serta
Bibi Sheyna dari pihak Ayah sama-sama menderita depresi.
Sheyna mengalami insomnia sejak ia berusia 10 tahun. Setiap malam ia mengalami kesulitan
untuk tidur dan akhirnya mengganggu kegiatan belajar di sekolah. Nilai Sheyna sampai
mengalami penurunan yang cukup parah, sehingga orangtua memutuskan supaya Sheyna

menjalani home-schooling saja supaya Sheyna dapat mengatur waktu kapan untuk belajar.
Perilaku insomnia ini dialami Sheyna pasca pertengkaran hebat di dalam keluarga, di mana
kakak pertama Sheyna ternyata sampai menghamili temannya di sekolah. Pada saat itu, kondisi
rumah sangat “panas”, Ayah dan Ibu selalu bertengkar setiap ada kesempatan di pagi-siang-soremalam. Keadaan semakin memanas karena kakak pertama Sheyna sempat kabur dari rumah
bersama teman yang ia hamili, sehingga memicu pertengkaran antara keluarga Sheyna dengan
keluarga yang anaknya dihamili oleh kakak Sheyna tersebut. Kondisi tersebut berlangsung
hingga kurang-lebih dua bulan dan sejak itu, Sheyna sulit sekali memejamkan mata seberapa pun
dirinya mengantuk karena bayangan pertengkaran dan suasana memanas itu selalu menghantui
Sheyna. Untuk pertama kalinya, di masa sebulan itu, Sheyna mengalami ledakan emosi yang
tinggi.
Sejak saat itu, Sheyna juga semakin sering menyendiri di dalam kamar untuk menghindari
pertengkaran. Bagi Sheyna, dia menjadi lebih rileks dengan berada di dalam kamar. Dia juga
semakin bisa berpikir, mencari tahu, dan menganalisa segala hal yang ia senangi. Sheyna tertarik
dengan politik dan memiliki pemikiran tersendiri tentang politik, misalnya ia percaya bahwa
dirinya merupakan reinkarnasi dari seorang politikus Romawi di masa lalu.

Keluarga dan teman-teman Sheyna melihat Sheyna sebagai orang yang sangat rapi dan
teroganisir. Sheyna senang menuliskan apapun ide-ide yang ia miliki dan menuliskan di
buku diary, komputer, bahkan dinding kamarnya penuh dengan papernote yang ditempelkan
secara berantakan dan berisi ide-idenya tersebut. Kebanyakan ide yang Sheyna tuliskan berisi

tentang hal-hal yang selama ini dianggap tabu untuk dibicarakan di dalam keluarganya, seperti
tentang dorongan seksual dan tingkat spiritualitas. Aktivitas ini semakin menjadi-jadi saat ia
merasakan gairah luar biasa untuk melakukan sesuatu.
Selama proses pertengkaran di dalam keluarganya, Sheyna sempat mengalami depresi dan
depresi yang ia miliki semakin menjadi-jadi karena hingga saat ini Sheyna masih menderita
insomnia. Sheyna juga menderita kesulitan untuk makan dan konsentrasi. Di puncak depresinya,
Sheyna akhirnya beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri. Beruntung, Ibu selalu
menemukan Sheyna tepat waktu sehingga Sheyna masih bisa diselamatkan.

Sumber Gambar: Can I Do It Organization
Bipolar Disorder Pada Anak dan Remaja
Istilah Bipolar Disorder (BD) dimunculkan karena pada kasus-kasus ganggguan jenis ini, anak
tidak hanya akan mengalami periode episode mania (manic episodes) serta juga akan mengalami
depresi (depression episodes) seumur hidup mereka. Manic dan depression sendiri merupakan
dua hal yang saling berlawanan dan berbeda kutub.
Ada empat jenis mood episodes di dalam BD yaitu mania, hypomania, depresi, dan episode
campuran. Ketika sedang berada dalam episode mania, maka anak akan mengalami peningkatan
aktivitas fisik maupun mental. Misalnya, menjadi sangat bersemangat ketika melakukan banyak
kegiatan, serta memiliki banyak ide-ide baru yang ingin diwujudkan. Sebaliknya, ketika ia
sedang berada dalam episode depresi, maka ia akan mengalami penurunan aktivitas. Misalnya,

anak menjadi tidak tertarik melakukan kegiatan sehari-hari, mengurung diri dalam suatu ruangan
dan tertutup. Episode mania biasanya dimulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara dua
minggu hingga lima bulan, sedangkan episode depresi cenderung berlangsung lebih lama.
Penjelasan lebih lengkap dapat dibaca di artikel sebelumnya, di sini.

Sumber Gambar:Cleveland Clinic
Kemunculan BD pada seseorang berbeda-beda. Kemunculan BD Type I 2,4%, BD Type II
berkisar antara 0,3%-4,8%, Cyclithomania antara 0,5%-6,3%, dan Hypomania antara 2,6%7,8%.
Gangguan bipolar merefleksikan adanya gangguan pada sistem motivasional yang disebut
dengan Behavioral Activation System atau BAS. BAS memfasilitasi kemampuan manusia untuk
memperoleh reward dari lingkungannya dan ini dikaitkan dengan positive emotional states yang
dimiliki seseorang, karakteristik kepribadian seperti extrovert, peningkatan energi, dan
berkurangnya kebutuhan untuk tidur.
Secara biologis, BAS diyakini terkait dengan jalur syaraf dalam otak yang melibatkan dopamine
neurotransmitter dan juga terkait dengan perilaku untuk memperoleh reward tertentu. Peristiwa
kehidupan yang melibatkan pencapaian tujuan atau reward diprediksi meningkatkan simptom
mania. Sedangkan peristiwa positif lainnya tidak terkait dengan perubahan pada simptom mania,
dan pencapaian tujuan tidak terkait dengan perubahan dalam simptom depresi. Dengan demikian,
BAS dan manifestasi perilakunya, yaituperilaku untuk mencapai tujuan diasosiasikan dengan
simptom mania dari gangguan bipolar.

Anak-anak dan remaja menunjukkan kemiripan dengan orang dewasa dalam hal mood yang
depresif, tidak mampu untuk merasakan kesenangan, kelelahan, sulit konsentrasi, dan ide bunuh
diri. Perbedaannya terletak pada tingkat usaha untuk bunuh diri dan rasa bersalah yang lebih
tinggi pada anak dan remaja, sering bangun lebih awal di pagi hari, kehilangan selera makan dan
kehilangan berat badan, serta depresi di pagi hari pada orang dewasa.
Terkadang depresi disebut sebagai masked depression, yaitu menampilkan perilaku agresif dan
menyimpang, yang biasanya pada orang dewasa tidak dilihat sebagai refleksi dari depresi.

Masalah utama dalam melakukan diagnosis depresi pada anak-anak terletak pada komorbiditas
dengan gangguan lain, misalnya kecemasan. Lebih dari 70% dari anak-anak yang depresi juga
memiliki gangguan kecemasan atau simptom kecemasan yang signifikan. Anak-anak yang
berusia lebih muda cenderung mengalami pengalaman depresi yang parah dan membutuhkan
waktu yang lama untuk penyembuhan.
Secara umum, depresi muncul kurang dari 1% pada anak-anak prasekolah dan 2–3% pada anak
usia sekolah. Pada remaja, rata-rata penderita depresi sama dengan orang dewasa, dengan ratarata 7-13% dan lebih banyak muncul pada anak perempuan.
Masalah genetis adalah faktor umum yang menjadi penyebab BD. Anak yang memiliki salah
satu orangtua dengan BD memiliki resiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15-30%.
Apabila kedua orangtuanya mengidap BD, maka anak-anaknya beresiko mengalami BD sebesar
50-75%. Kembar identik dari seorang pengidap BD juga memiliki resiko tertinggi akan juga
mengalami BD dibandingkan anak yang bukan kembar identik.

Orangtua dengan anak yang mengalami depresi biasanya juga memiliki saudara dekat (firstdegree relatives) yang mengalami mood disorder. Ibu yang mengalami depresi juga besar
kemungkinan akan memiliki anak yang juga mengalami depresi.
Secara fisiologis, salah satu faktor utama penyebab seseorang mengidap BD adalah karena
terganggunya keseimbangan cairan kimia utama di dalam otak seperti
hormon norepinephrin, dopamine, dan serotonine. Sebagai contoh, ketika seseorang yang
mengalami BD dan kadar dopamine dalam otaknya sedang tinggi, maka saat itu ia akan merasa
sangat bersemangat, antusias, dan agresif.
Ada pula Central Nervous System (CNS) yang mempengaruhi mood seseorang. Pentingnya
pengaruh CNS pada mood seseorang sudah diketahui sejak lama, diawali dengan adanya
penelitian terhadap orang dewasa yang diberi obat reserpine untuk menurunkan tekanan darah
tinggi. Hasilnya, 20% dari orang tersebut menjadi mengalami depresi parah. Sejak saat itu,
diketahui bahwa reserpine memang menurunkan pergerakan dari monoamine
neurotransmitters (norepinephrin, dopamine, dan serotonine) dalam CNS. Penemuan ini
mengarahkan pada munculnya monoamine hypothesis, yaitu penurunan monoamine
neurotransmitters menyebabkan depresi. Hipotesis ini rpada perkembangan pengobatan trycyclic
antidepressant, seperti imipramine, yang menyebabkan peningkatan monoamine
neurotransmitters dan mengurangi perasaan depresi.
Penelitian selanjutnya menemukan bahwa monoamine hypothesis terlalu sederhana karena
ditemukan juga neurotransmitters lainnya yang banyak berpean dalam depresi. Ada pula
peranan hypothalamus-pituitary-adrenal (HPA) yang merespon stress.

Sementara itu, secara psikologis, seseorang yang mengalami banyak tekanan dari dalam maupun
luar dirinya akan dapat mengalami disstres berkepanjangan. Apabila tidak ditambah dengan
strategi pemecahan masalah (coping) yang memadai, maka ia pun dapat menderita BD.

Pola asuh orangtua yang neglectful dan abusive juga mempengaruhi perkembangan anak, di
mana anak berkemungkinan untuk mengalami depresi yang disebabkan oleh stress. Bayi atau
anak yang masih kecil yang belum mampu melakukan regulasi emosi atau mood negatif akan
mengalami mood negatif lebih sering dan memakan waktu lebih lama, di mana hal ini
meningkatkan kemungkinan mereka untuk mengembangkan perilaku BD pada masa anak-anak
dan remaja. Regulasi emosi ini mengacu pada proses pengaturan pengendalian, dan modifikasi
dari emotional arousal untuk menghasilkan perilaku yang adaptif. Tujuan utama dari regulasi
emosi pada bayi adalah supaya mereka mempelajari cara untuk meregulasi dorongan emosi yang
disebabkan stress fisiologis, seperti kebutuhan untuk mendapatkan makanan. Meskipun bayi
memiliki kemampuan untuk menenangkan diri sendiri di masa-masa stressful, namun pengaturan
terhadap dorongan tersebut harus dibantu oleh orang lain seperti dengan digendong, diberi
makan, dan diberi kehangatan emosional.

Sumber Bagan: Kolom Psikologi Indonesia

Analisa Kasus Sheyna


Sheyna menunjukkan simptom perilaku yang mengarah ke Bipolar I Disorder. Sheyna meyakini
bahwa dirinya merupakan reinkarnasi dari politisi Romawi di masa lalu, yang menunjukkan
simptop psikotis ada pada dirinya. Simptom psikotis sendiri hanya muncul pada Bipolar I
Disorder. Sheyna juga menunjukkan perilaku mania dengan cara menuliskan semua ide-ide yang
ia miliki di buku diary, komputer, bahkan papernote yang ditempel berantakan di dinding
kamarnya. Ide-ide tersebut termasuk pula ide-ide yang sebenarnya selalu tabu untuk dibicarakan
di dalam keluarga (tentang seksualitas dan spiritualitas). Perilaku ini jelas berbeda dengan
kebiasaan Sheyna yang selalu rapi dan terorganisir. Kemunculan perilaku mania ini dibarengi
pula dengan kemunculan perilaku depresi yang membuat Sheyna sampai beberapa kali
melakukan percobaan bunuh diri.
Pada kasus Sheyna, ditemukan bahwa ada riwayat genetis di dalam keluarga dekatnya yang
memiliki gangguan depresi, yaitu Nenek kandung Sheyna dari pihak Ibu serta Bibi Sheyna dari
pihak Ayah. Perlu ada pemeriksaan mendalam tentang apakah kasus Sheyna terkait dengan
riwayat genetis di dalam keluarganya. Tetapi, kemungkinan itu tetap ada.
BD yang diderita Sheyna merupakan masalah yang perlu penanganan hingga seumur hidup
karena tidak dapat dengan mudah ditentukan bahwa gejala mania dan depresi yang diderita
Sheyna tidak akan lagi muncul di masa depan. Cara terbaik untuk memberikan treatment kepada
Sheyna adalah dengan memberikan pengobatan medis yang tepat serta menjalani psikoterapi.
Misalnya, mengkombinasikan pemberian obat antipsychotic (seperti: Seroquel) dan moodstabilizer (seperti: Lithium), ditambah psikoterapi (seperti: terapi regulasi emosi, anger

management untuk membantu Sheyna dalam mengatasi mania dan depresi yang muncul di
dirinya).
Salam,

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4