ANTROPOMETRI ANAK SEKOLAH DASAR UNTUK ME

ANTROPOMETRI ANAK SEKOLAH DASAR UNTUK MENENTUKAN BANGKU
YANG ERGONOMIS
DI SEKOLAH DASAR KOTA SURABAYA
Ira Idawati
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dimensi antropometri dari bahasa Indonesia siswa sekolah
dasar dan interlationship mereka untuk sekolah desain furniture, terutama desain bangku sekolah siswa SD.
pengukuran antropometri sangat penting untuk desain ruang kerja yang benar ergonomis. Hal ini terutama
berlaku untuk anak-anak shool, yang menghabiskan sebagian besar kursi dan meja, dan sebagainya yang
seharusnya mampu mengadopsi pasture.of tubuh nyaman 735 siswa yang pertama untuk tahun keenam (378
laki-laki dan 357 perempuan) terlibat sebagai sampel populasi.
Dalam studi ini dilakukan di tiga sekolah dasar yang berbeda yaitu: atas, tengah dan bawah sosial dan
ekonomi status sekolah dasar.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini wiich uji t dimaksudkan untuk menemukan perbedaan
yang signifikan dari variabel-variabel yang diukur antara sekolah - anak laki-laki dan sekolah - anak
perempuan di kelas yang sama. The Anova dan uji Manova bekerja untuk menemukan perbedaan yang
signifikan dari variabel interclass. Sebuah analisis deskriptif juga dilakukan untuk menentukan desain meja
siswa.
Hasil t - test tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dari desain meja siswa antara sekolah - anak lakilaki dan sekolah - gadis. Sementara hasil Anova dan Manova menunjukkan perbedaan yang signifikan dari
desain meja siswa di kelas masing-masing.

Ini dianjurkan untuk memiliki tiga jenis mahasiswa desain meja di setiap kelas, yaitu 25% dari desain meja
untuk siswa bentuknya kecil, 50% dari desain meja untuk siswa menengah berbentuk dan 25% bagi siswa
besar-bentuk.
Kata Kunci: siswa sekolah dasar meja, Ergonomi

Anthropometric Elementary School Children to determine the Ergonomic benches
surabaya city in Primary Schools
Ira Idawati
Lecturer Faculty of Medicine, University of Wijaya Kusuma Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to find the anthropometric dimensions of Indonesian elementary school
students and their interlationship for school furniture design, especially the design of the elementary school
students desks. Anthropometric measurements are essential for correct design of ergonomic work spaces.
This is especially true for shool children, who spend most of their chairs and desks, and so who ought to able
to adopt comfortable body pasture.of 735 students of the first to the sixth year (378 boys and 357 girls ) were
involved as a sample population.
The reaseach was conducted at three different elementary schools : namely upper, middle and lower social
and economic status elementary school.
Data analysis employed in this research the t test wiich is meant to find the significant difference of the
measured variables between the school – boys and school - girls in the same class. The Anova and Manova

test are employed in order to find any significant difference of the interclass variables. A descriptive analysis
was also conducted to determine the design of the students desks.
The result of the t – test doesn’t indicate any significant difference of the students desk design between the
school – boys and the school – girls. Meanwhile the Anova and Manova results indicate significant difference
of the student desk design in each class.
It’s advisable to have three types of student desk design in each class, namely 25% of desk design for small
shape students, 50% of desk design for medium-shaped students and 25% for big-shape students.
Key Words : the elementary school students desks, Ergonomic

1.

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Negara-negara industri sudah lebih sadar
tentang pentingnya perbedaan etnis, populasi
dan rasial pada manusia sesudah mendapat

pengalaman dari hasil pemakaian senjata dan
produksi industri lainnya yang diekspor ke
negara-negara lain. Hal ini sebetulnya mudah
dimengerti oleh orang awam, tetapi kadangkadang luput dri perhatian para akademisi.
Peralatan sekolah perlu disesuaikan dengan
ukuran dan bentuk tubuh anak-anak oleh
karena masih dalam masa pertumbuhan,
sehingga ketidaksesuaian akan berpengaruh
buruk pada sikap badan dan tulang belakang.
Sikap yang salah ini sering terlihat pada
anak-anak
sekarang
serta
karyawankaryawan kantor seperti dilaporkan oleh
beberapa ahli.
Diantara peralatan sekolah yang penting
adalah bangku, karena anak-anak memakai
bangku untuk sebagian besar kegiatannya,
lebih kurang selama tiga sampai enam jam
sehari, bahkan lebih apabila mereka

bersekolah di sekolah full day, yang akhirakhir ini digemari oleh orang tua murid.
Di Negara yang sudah maju ada empat
sampai dua belas jenis bangku, mengingat
ukuran anak-anak yang sebaya dapat cukup
berbeda secara bermakna. “Bahaya-bahaya
akibat posisi duduk” seyogyanya mendapat
perhatian kita semua.
B.

Permasalahan

Pada saat ini belum banyak dilakukan
pengukuran antoprometri dari murid-murid
Sekolah Dasar, padahal data antopometris ini
sangat penting untuk memper-baiki desain
bangku supaya lebih sesuai dengan kaidahkaidah ergonomis.
C.

Tujuan penelitian


Tujuan penelitian ini ialah mendapatkan datadata antropometris pada murid Sekolah Dasar
di Surabaya yang dapat dipakai sebagai

rujukan dalam merencana-kan desain perabot
sekolah terutama bangku sekolah.
2.
OBYEK DAN METODE
PENELITIAN
a.

Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah murid kelas I
sampai dengan kelas VI SD negeri dan
swasta di kota Surabaya yang berjumlah
280.428 anak. Berbentuk normal dan tidak
cacat.
Populasi dikategorikan menjadi 3 yaitu :
Kategori I
: Sekolah Dasar dengan orang

tua yang pada umumnya berstatus sosial
tinggi,
Kategori II : Sekolah Dasar dengan orang
tua yang pada umumnya berstatus sosial
menengah,
Kategori III : Sekolah Dasar dengan orang
tua yang pada umumnya berstatus sosial
Rendah.
Dengan confidence coefficient 95%
dipilih 384 siswa sebagai sampel.
Sampel diambil dari masing-masing kategori
social –ekonomi dan batas obyek 20 orang
siwa laki-laki dan 20 orang siswa perempuan
sehingga jumlahnya sebesar 360 siswa lakilaki dan 360 siswa perempuan. Tetapi dalam
pelaksanaannya yang tercata 735 siswa terdiri
atas 378 siswa laki-laki dan 357 siswa
perempuan.
b.

Prosedur Pengukuran


Pengukuran Antropometri dilakukan sesuai
dengan variable yang telah ditentukan. Pada
waktu pengukuran subyek penelitian
memakai baju olah raga tipis saku kosong
dan duduk pada posisi tegak.
c.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Variabel yang diukur
Tinggi siku duduk
Tinggi siku lantai
Lebar siku ke siku
Lebar pinggul duduk

Tebal paha duduk
Tinggi poplitea duduk
Jarak pantat poplitea

8.
9.

Lebar bahu
Tinggi bahu

d.

Analisa data

1.
Analisa data untuk mengetahui adanya perbedaan antropometri siswa
laki-laki dan perempuan menggunakan
uji t
2.
Analisa data untuk menguji adanya

perbedaan antroprometri siswa
atas kategori sosial-ekonomi
menggunakan uji Anova dan Manova
3.
Analisa data
untuk menguji adanya perbedaan antropometri siswa
Antar kelas menggunakan uji Anova dan
Manova
4.
Analisa diskriptif dilakukan untuk mengelompokan antropometri yang
berbeda dalam masing-masing kelas
dengan asumsi bahwa ada
ukuran kecil sebanyak 25% ( persentil
25 ), ukuran sedang 50%
( persentil 26-75 ) dan ukuran besar
sebanyak 25% (persentil > 75 )
b. Rancang Bangun
Penelitian ini merupakan
desktriptif dengan cara survey.


penelitian

c. Sumber Data
Murid-murid Sekolah Dasar di Kotamadya
Surabaya dari kelas I sampai kelas VI.
d. Kriteria Subyek
i.
ii.

Murid yang tercatat dari kelas I sampai
dengan kelas VI.
Murid yang bentuk tubuhnya normal dan
tidak mempunyai cacat fisik.
e. Kriteria Sekolah
Dengan pertimbangan bahwa usuran
antopometri dipengaruhi oleh faktor gizi dan
ras, maka sekolah dasar yang ada dibagi
dalam tiga kategori berdasatrkan daerahnya
dan status social ekonomi wali murid pada
umumnya.


Kategori 1: Sekolah Dasar didaerah sosial
kategori tinggi
Kategori 2: Sekolah Dasar didaerah sosial
kategori menengah
Kategori 3: Sekolah Dasar didaerah sosial
kategori rendah
f. Besar Sampel
Menurut data dari Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Kotamadya Surabaya,
Jumlah murid Sekolah Dasar dari 19
kecamatan berjumlah 280.428 orang.
Maka untuk menentukan jumlah sampel
digunakan rumus :
N . Za² . p . q
n = -------------------------------------d² . [ N – 1 ] + Za . p . q
n = Jumlah / besar Sample
p = Estimator proposi populasi
q =1–p
Za = Harga standart normal , tergantung
harga yang digunakan
N = Jumlah unit populasi
Jika harga p dianggap sama dengan 0,5 maka
harga n menjadi maksimal. Bila harga p
belum diketahui, dapat digunakan harga p =
0,5 agar diperoleh n yang terbesar. Jika
penyimpangan proporsi pada confidence
coeficient 0,95 adalah 5% maka d = 5% =
0,05 pada harga 1 – 0,95 = 0,05 .

P = 0,5 maka q = 1 – 0,5 = 0,5.
Z = 1,96.
280.428 . [1,96] . [0,5] . [0,5]
n = ------------------------------------------------[0,05] . [280.428 – 1]+[1,96] . [0,5] .[0,5]
296.323,0512
n = ----------------------701,0675 + 0,49
n=

296.323,0512
------------------- = 383,893054 ≈ 384
701,5575

n = 384

2.6.

Dari setiap sekolah diambil sampel secara
acak dengan cara diundi dari kelas I sampai
kelas VI dimana setiap kelas diambil 20
murid laki-laki dan 20 murid perempuan.

Cara Pengambilan Sample

Di Kotamadya Surabaya terdapat
280.428 murid Sekolah Dasar Negeri dari
178.639 murid Sekolah Dasar Negeri dan
101.789 murid Sekolah Dasar swasta. Dari
sini ditentukan 3 kategori sekolah dasar
berdasarkan daerahnya, yaitu Sekolah Dasar
dengan status ekonomi dan sosial tinggi,
sedang dan rendah. Kemudian dari kategori
diambil satu sampel Sekolah Dasar.

g. Prosedur Pengukuran
i.
Pada waktu diukur
subyek memakai baju olah raga yang tipis
serta saku baju kosong
ii.

Tidak memekai alas kaki

iii.

Pada waktu diukur pada posisi tegak
h. Variabel yang diukur
Tinggi badan, tinggi siku dan duduk.
Tinggi siku, lantai, tinggi duduk normal,

lebar siku ke siku, lebar panggul, duduk,
tabal paha, duduk, tinggi poplitea, duduk,

jarak pantat poplitea, lebar bahu.

i.

Analisa Data
j.

Dilakukan

uji

t

untuk

mengetahui apakah ada
perbedaan
usuran
yang
bermakna antara murid laki-

laki dan murid perempuan
dikelas yang sama.

l.

k. Dilakukan uji Anova dan
Manova untuk mengetahui
apakah
ada
perbedaan
ukuran yang bermakna dari
setiap variasi dalam setiap
tipe sekolah. Juga untuk
mengetahui
perbedaan
ukuran yang bermakna dari
setiap variable antar kelas
(kelas I sampai dengan kelas
VI).

Dilakukan analisa deskriptif
untuk
menentukan
25
persentil serta 75 persentil di
setiap kelas dari setiap
variable. Mengingat disetiap
kelas tentunya ada murid
yang kecil, sedang dan besar
usuran
tubuhnya,
maka
dihitung
nilai
rata-rata
dibawah atau lebih kecil dari
25 persentil, nilai rata-rata 25
persentil samapi dengan 75
persentil serta ditambah dan
dikurangi
[±]
dengan
Standard error (SE) dengan
rumus:

m.



n. Standard error = Standard Devíasi :
o.

( ∑ fx )²

p.

∑ fx² - --------------

q. Standard Deviasi = ______



r.

N

----------------------------------

s.

t.
u.
v.

Jumlah data

N - 1

f : frekwensi
N : Jumlah Data
x : Besarnya tiap-tiap data

w. Kemudian dilakukan penghalusan data yang didapat dengan metode Aproksimasi
Gaus-Doolitle (Glinka, 1990).
i.

Perbedaan murid
laki-laki dan murid perempuan

ii.

Terdapat
perbedaan pada ukuran murid laki-laki dan
murid perempuan tetapi setelah dilakukan
uji t ternyata hanya ada sedikit perbedaan
yang bermakna dari ukuran variabel antara
murid laki-laki dan perempuan dikelas
yang sama.

iv.

v.

Perbedaan
bangku antar tipe sekolah

Desain

Perbedaan bangku
antar kelas

vi.
iii.

Dari hasil uji Anova
maupun Manova , pada sekolah dengan
status social dan ekonomi yang berbeda ,
berbeda juga desain bangkunya, yang
berbeda ádalah lebar dan dalamnya serta
tinggi sandarannya.

Hasil uji Anova dan
Manova hampir semua variabel berbeda
bermakna, berarti desain bangku setiap
kelas seharusnya berbeda-beda.

vii.

Perbedaan ukuran

xi.

Mengingat didalam
satu kelas juga terdapat murid yang ukuran
tubuhnya kecil, sedang dan besar untuk itu
diperlukan tiga desain bangku.

xii.

2.8.4.ii.
Model II

variabel di kelas
viii.

ix.
x.

2.8.4.i.
Model I
Ukuran desin ini
didapat dengancara menghitung nilai ratarata 25 persentil ± standart error. Desain ini
diperuntukan
bagi
individu
yang
mempunyai ukuran nilai dibawah rata-rata.
Sebaiknya di dalam kelas disediakan desain
ini sebanyak 25%.

Ukuran desain ini
didapat dengan cara menghitung nilai ratarata antara 25 persentil sampai dengan 75
persentil ± standart error. Desain ini
diperuntukan
bagi
individu
yang
mempunyai ukuran rata-rata. Sebaiknya
disediakan desain ini sebanyak 50%.

xiii.
xiv.

2.8.4.iii.
Model III
Ukuran desin ini
didapat dengan cara menghitung nilai ratarata diatas 75 persentil ± standart error.
Desain ini diperuntukan bagi individu
mempunyai kuran nilai rata-rata. Model III
ini sebaiknya disediakan sebanyak 25%.

xv. Tabel 1 Norma data kelas I
xvi.

Variable

xx.
gi Siku duduk

Tingxxi.
12.0 ±

gi Siku lantai

Ting
xxv.
82.8 ±

r siku ke siku

Leba
xxix.
23.5 ±

r panggul duduk

Leba
xxxiii.
20.8 ±

0.1

xxxiv.
23.0 ±

l paha duduk

Taba
xxxvii.
8.7 ±

0.0

xxxviii.
9.9 ±

gi poplitea duduk

Tingxli.
26.0 ±

0.3

xlii.
29.7 ±

0.1

xliii.
32.5 ±

0.2

k pantat poplitea

Jaraxlv.
29.6 ±

0.3

xlvi.
33.3 ±

0.3

xlvii.
37.1 ±

0.3

r bahu

Leba
xlix.
24.9 ±

xxiv.
xxviii.
xxxii.
xxxvi.
xl.
xliv.
xlviii.
lii.

xvii.
xviii.
xix.
< 25 persentil ± SE25 -75 persentil ± SE >75 persentil ± SE

Tingliii.

0.1

xxii.
14.1 ±

0.1

xxvi.
84.9 ±

0.2

0.3

0.1

xxiii.
17.2 ±

0.3

0.1

xxvii.
87.5 ±

0.1

0.1

xxxi.
32.3 ±

0.3

xxxv.
26.8 ±

0.4

xxx.
26.9 ±

0.1

l.
26.4 ±
liv.

xxxix.
12.0 ±

0.0

0.1

li.
29.5 ±
lv.

0.1

0.3

gi bahu
lvii.

35.8 ±
Variabel

lxi.

Tinglxii.
12.4 ±

0.1

lxiii.
14.6 ±

gi Siku lantai

Ting
lxvi.
83.4 ±

0.1

lxvii.
85.6 ±

r siku ke siku

Leba
lxx.
23.4 ±

0.6

lxxi.
26.9 ±

r panggul duduk

Leba
lxxiv.
21.4 ±

l paha duduk

Taba
lxxviii.
9.0 ±

lxix.
lxxiii.
lxxvii.

0.1

0.1

lxxii.
32.3 ±

0.6

0.1

lxxvi.
27.2 ±

0.3

lxxx.
12.3 ±

0.8

gi poplitea duduk

0.3

lxxxiii.
31.3 ±

0.1

k pantat poplitea

Jara
lxxxvi.
31.5 ±

0.3

lxxxvii.
34.9 ±

0.1

r bahu

Lebaxc.
25.6 ±

gi bahu

Ting
xciv.
37.2 ±

xciii.

Variabel

cii.

0.1

xci.
27.8 ±

lxxxiv.
34.2 ±

0.2

lxxxviii.
39.0 ±
0.4
0.1

xcii.
31.4 ±

0.5
0.6

xcix.
c.
ci.
< 25 persentil ± SE 25 -75 persentil ± >75 persentil ± SE
SE

gi Siku duduk

0.1

gi Siku lantai

Ting
cvii.
83.9 ±

0.1

cviii.
86.3 ±

r siku ke siku

Leba
cxi.
23.5 ±

0.2

cxii.
26.9 ±

cx.

0.1

xcv.
xcvi.
0.2
40.1 ±
0.1
44.0 ±
xcvii. Tabel 3 Norma data kelas III

Tingciii.
13.0 ±

cvi.

0.1

0.1

Ting
lxxxii.
28.1 ±

lxxxix.

lxiv.
17.4 ±
lxviii.
88.2 ±

lxxix.
10.4 ±

lxxxv.

cxiv.

0.3

lxxv.
23.5 ±

0.1

0.0

lxxxi.

0.3

lviii.
lix.
lx.
< 25 persentil ± SE 25 -75 persentil ± SE >75 persentil ± SE

gi Siku duduk
lxv.

xcviii.

0.1
38.4 ±
0.1
42.1 ±
lvi. Tabel 2 Norma data kelas II

Leba
cxv.

civ.
15.3 ±

cxvi.

0.1
0.1
0.1

cv.
17.8 ±
cix.
88.9 ±
cxiii.
32.7 ±
cxvii.

0.2
0.2
0.6

r panggul duduk
cxviii.

22.2 ±

0.1

24.2 ±

l paha duduk

Taba
cxix.
9.4 ±

gi poplitea duduk

Ting
cxxiii.
29.9 ±

0.1

cxxiv.
32.9 ±

k pantat poplitea

Jara
cxxvii.
33.4 ±

0.2

cxxviii.
36.6 ±

r bahu

Leba
cxxxi.
26.4 ±

0.1

cxxxii.
29.3 ±

gi bahu

Ting
cxxxv.
38.8 ±

0.3

cxxii.
cxxvi.
cxxx.
cxxxiv.
cxxxix.

0.1

cxx.
10.9 ±

0.1
0.1

0.1

28.0 ±
cxxi.
12.8 ±

0.2

cxxv.
36.0 ±

0.2

0.1

cxxix.
40.8 ±

0.1

cxxxiii.
33.3 ±

0.3

cxxxvii.
46.2 ±

0.2

cxxxvi.
42.1 ±
0.1
cxxxviii.

0.2

0.4

cxl. Tabel 4 Norma data kelas IV
cxli.

Variabel

cxlv.
gi Siku duduk

Ting
cxlvi.
13.5 ±

gi Siku lantai

Ting cl.
84.2 ±

r siku ke siku

Leba
cliv.
23.9 ±

r panggul duduk

Leba
clviii.
23.1 ±

l paha duduk

Taba
clxii.
9.9 ±

cxlix.
cliii.
clvii.
clxi.

0.5
0.2
0.1

cli.
86.9 ±
clv.
27.2 ±
clix.
25.3 ±
clxiii.
11.4 ±

gi poplitea duduk

Ting
clxvi.
31.5 ±

0.2

clxvii.
34.5 ±

k pantat poplitea

Jara
clxx.
35.2 ±

0.1

clxxi.
38.4 ±

r bahu

Leba
clxxiv.
27.5 ±

clxix.
clxxiii.
clxxvii.

0.1

clxxv.
30.9 ±

cxlviii.
18.6 ±

0.1

0.1

0.1

clii.
89.7 ±

0.2

0.1

clvi.
33.5 ±

0.4

clx.
29.2 ±

0.2

0.1
0.0

clxiv.
13.4 ±

0.1

0.1

clxviii.
37.8 ±

0.2

0.1

clxxii.
42.7 ±

0.2

0.1

clxxvi.
35.1 ±

0.3

clxxviii.
Ting
clxxix.
clxxx.
40.6 ±
0.4
44.3 ±
0.1
48.6 ±
clxxxi. Tabel 5 Norma data kelas V

gi bahu
Variabel

clxxxvi.
gi Siku duduk
cxc.

0.2

clxxxiii.
clxxxiv.
clxxxv.
< 25 persentil ± SE 25 -75 persentil ± SE >75 persentil ± SE
clxxxvii.
Ting
14.2 ±
0.1

clxxxviii.
16.8 ±
0.1

clxxxix.
20.8 ±

0.3

gi Siku lantai

Ting
cxci.
84.2 ±

0.1

cxcii.
87.6 ±

0.1

cxciii.
91.4 ±

0.2

r siku ke siku

Leba
cxcv.
24.5 ±

0.2

cxcvi.
27.5 ±

0.2

cxcvii.
36.3 ±

0.7

r panggul duduk

Leba
cxcix.
24.2 ±

cxciv.
cxcviii.
ccii.

cxlvii.
16.0 ±

0.2

0.1

clxv.

clxxxii.

cxlii.
cxliii.
cxliv.
< 25 persentil ± SE25 -75 persentil ± SE >75 persentil ± SE

Taba
cciii.

0.2

cc.
26.7 ±
cciv.

0.1

cci.
33.0 ±
ccv.

0.5

l paha duduk

10.5 ±

ccvi.
gi poplitea duduk

Ting
ccvii.
32.8 ±

0.1

12.0 ±

0.5

ccviii.
36.0 ±

k pantat poplitea

Jara
ccxi.
37.0 ±

0.2

ccxii.
40.4 ±

r bahu

Leba
ccxv.
28.6 ±

0.1

ccxvi.
32.5 ±

gi bahu

Ting
ccxix.
42.5 ±

ccx.
ccxiv.
ccxviii.

ccxxiii.

Variabel

ccxxvii.

0.1

0.4

ccxvii.
38.6 ±

0.3

ccxx.
ccxxi.
0.3
46.7 ±
0.1
51.2 ±
ccxxii. Tabel 6 Norma data kelas VI

gi Siku lantai

1.3

r siku ke siku

ccxxxvi.
Leba
25.4 ±

0.5

ccxxxvii.
27.9 ±
0.2

Leba
ccxl.

ccxxix.
17.7 ±

0.2

25.4 ±

r panggul duduk
l paha duduk

Taba
ccxliv.
11.1 ±

gi poplitea duduk

ccxlviii.
Ting
33.9 ±

k pantat poplitea

Jara
cclii.
38.7 ±

r bahu

Leba
cclvi.
29.9 ±

gi bahu

Ting
cclx.
44.7 ±

ccxlvii.
ccli.
cclv.
cclix.
e.
a.

0.8

ccxxiv.
ccxxv.
ccxxvi.
< 25 persentil ± SE 25 -75 persentil ± SE>75 persentil ± SE

ccxxxiii.
88.4 ±
0.1

ccxliii.

0.3
1.2

ccxxxii.
Ting
83.9 ±

ccxxxix.

ccix.
41.6 ±

0.2

0.1

ccxxviii.
Ting
15.0 ±

ccxxxv.

15.1 ±

ccxiii.
46.3 ±

gi Siku duduk
ccxxxi.

0.1

0.1

0.2

ccxxxiv.
91.4 ±
0.3
ccxxxviii.
36.3 ±
0.7
0.1

ccxlii.
33.0 ±

0.3

ccxlv.
12.6 ±

0.1

ccxlvi.
15.1 ±

0.2

0.1

ccl.
41.6 ±
ccliv.
46.3 ±

0.2

0.3

ccliii.
42.5 ±

0.1

0.2

cclvii.
34.2 ±

0.1

cclviii.
38.6 ±

0.3

0.2

cclxi.
49.3 ±

0.2

cclxii.
54.0 ±

0.3

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

ccxxx.
20.8 ±

0.2
ccxli.
28.4 ±

ccxlix.
37.5 ±

0.2

0.1

0.2

f.
Dari hasil penelitian yang
telah dilakukan di lapangan guna
mendapatkan ukuran bangku skolah
yang berdasarkan data antopometris

bagi murid Sekolah Dasar di
Kotamadya Surabaya, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan :

n. 3.2.2. Apabila
memungkinkan
sebaiknya dilakukan pengukuran variabel
minimal 10 tahun sekali agar dapat
dievaluasi ukuran bangkunya masih
sesuai atau tidak.

1.
Desain bangku sekolah perlu berbeda untuk setiap kelas. Hal ini dapat dibuktikan dari uji anova dimana hampir
setiap variabel berbeda makna pada setiap kelas (p