STUDI PEMUTAHIRAN DIMENSI TEKNIS KAPAL D

Artikel : Studi Pemutahiran Dimensi Teknis kapal Ikan Tipe Pole And Line Di Kota
Bitung Dengan Aplikasi Komputer
Article : Study of Updating Technical Dimensions of Pole And Liner In Bitung

Using a Computer Applications
Heru santoso
Kawilarang W.A. Masengi
Patrice N.I. Kalangi
ABSTRAK
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam penentuan dimensi-dimensi
teknis sebuah kapal yaitu: pengukuran, perhitungan dan penggambaran. Pada penelitianpenelitian terdahulu untuk menentukan dimensi-dimensi teknis dari sebuah kapal
perikanan masih menggunakan metode-metode konvensional yakni proses penggambaran
yang hanya sampai mendapatkan gambar body plane, water line, buttock line dan proses
perhitungan untuk memperoleh dimensi volume. Informasi yang diperoleh apakah sebuah
kapal perikanan sudah sesuai atau belum sesuai dengan dimensi-dimensi acuan
membutuhkan waktu yang agak lama. Masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan
teknologi komputer.
Dalam penelitian ini digunakan kapal pole and line yang sedang dibangun
sebagai objek penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan pengukuran secara
langsung terhadap objek. Data yang terkumpul dianalisa dan diverifikasi dengan aplikasi
komputer dan formula-formula dari para ahli maupun Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).

Hasil pengukuran dimensi utama kapal yaitu panjang keseluruhan (Length over
all) 22,50 m, lebar (width)4,19 m, dalam (depth) 2,29 m dan sarat (draft) 1,10 m. Hasil
analisis perbandingan antar dimensi utama kapal diperoleh: LOA/B = 5,37, LOA/D =
9,83 dan B/D = 1,83. Dengan demikian kapal yang dibuat ini memiliki kecepatan yang
relatif baik, kekuatan memanjang (longitudinal strength) yang relatif lebih kuat, stabilitas
kurang baik dan daya dorong (propulsive ability) relatif baik karena adanya tahanan yang
kecil, sehingga membutuhkan daya dorong mesin yang relatif kecil. Hasil analisis
koefisien bentuk, masing-masing diperoleh: koefisien balok (Cb) = 0,54, koefisien
prismatik (Cp) = 0,65, koefisien penampang tengah (C) = 0,83, dan koefisien bidang
garis air (Cw) = 0,84. Hasil koefisien bentuk ini memberi gambaran bahwa kapal ikan
tipe pole and line yang diteliti cenderung berbentuk langsing sehingga dapat memberikan
kontribusi positif terhadap kecepatan kapal. Penampang melintang tengah kapal ke arah
buritan dan haluan cenderung sama serta cenderung berbentuk persegi empat.
Penampang bidang garis air cenderung berbentuk persegi empat.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa dimensi teknis
seperti perbandingan ukuran utama dan koefisien bentuk kapal ada yang sudah sesuai dan
ada yang belum sesuai dengan dimensi standar sedangkan untuk ukuran konstruksi kapal
terdapat beberapa ukuran lebih besar dan ada yang lebih kecil dari nilai standart Biro
Klasifikasi Indonesia. Bagian-bagian konstruksi yang terdapat pada kapal yang menjadi
objek penelitian terdiri dari: lunas, linggi haluan, gading, papan kulit, galar balok, galar

kim, balok geladak dan papan geladak. Dengan aplikasi komputer Rhinoceros 3.0 maka
rencana garis maupun gambar perspektif kapal dapat dihasilkan.
Kata Kunci : Metode Konvensional, Pemutahiran, Kelayakan Kapal

ABSTRACT
There are several stages that must be done in determining the technical
dimensions of a ship i.e. measurement, calculation and drawing. In the research,
to determine the technical dimensions of a fishing boat previous a conventional
method was used to draw the body plane, water line, and buttock line, and the
calculation process was done to obtain the volume of the ship. The information
whether a fishing boat is appropriate or not in accordance with the dimensions
reference was obtained a longer period of time. This problem can be overcome by
using computer technology.
In this research the object of research is a pole and line which is being
built in bitung. The data collected through direct measurements on the object. The
collected data was analyzed and verified with computer applications and formulas
from the experts and the Indonesian Bureau of Classification (BKI).
Main dimensions, namely the length of the entire ship (Length over all) is
22.50 m, width is 4.19 m, in depth is 2.29 m and loaded (draft) is 1.10 m. Ratio
among the main ship dimensions obtained: LOA / B = 5.37, LOA / D = 9.83 and

B / D = 1.83. Thus the ship has a relatively good speed, lengthwise strength
(longitudinal strength) is relatively stronger, worse stability and
thrust
(propulsive ability) is relatively good because the resistance of the boat was
small, so it requires small engine thrust. The fineness coefficients are: block
coefficient (Cb) = 0.54, prismatik coefficient (Cp) = 0.65, midship coefficient
(C) = 0.83, and the waterline coefficients (Cw) = 0.84. The magnitudes of this
coefficient indicates that the shape of pole and line tends to be slim so it gives a
slight positive contribution to the speed of boat. The midship crossection toward
the stern and fore is similar and tend to be square inshape. Section area of the
water line tend to be square.
From this research it can be concluded that there are some technical
dimensions such as dimension ratio and the fineness coefficients of ships that
have already and have not been in accordance with the the standard size for ship
construction, same dimension are larger and some smaller than the standard of
Indonesian Bureau of Classification (BKI). Parts of the construction of the ship
that became the object of research consists of: base, linggi course, ivory, leather
board, galar beam, galar kim, blocks deck and boards deck. Using rhinoceros 3.0
computer applications the line plan and the ship perspective image can be
produced.


Key Word : Conventional methods, Updating, Seaworthiness of Ship

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Potensi lestari sumber daya ikan (SDI) laut Indonesia sekitar 6,4 juta ton
per tahun atau 7 persen dari total potensi lestari SDI laut dunia. Saat ini tingkat
pemanfaatan SDI Indonesia baru mencapai 4,4 juta ton (Kompas, 2009). Dengan
demikian, masih ada peluang untuk mengembangkan usaha perikanan tangkap di
daerah-daerah yang SDI-nya masih belum dimanfaatkan optimal seperti di pantai
barat Sumatera, pantai selatan Jawa, Bali, NTB, dan NTT, sampai ke ZEEI di
Samudra Hindia, Teluk Tomini, Laut Sulawesi, Laut Banda, dan ZEEI di
Samudra Pasifik (Kompas, 2009). Untuk mengelola potensi perikanan yang
sedemikian besarnya maka dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai.
Salah satu sarana yang vital adalah kapal perikanan. Dibanding kapal lainnya,
kapal perikanan memiliki dimensi teknis yang khas. Dalam pembuatan suatu
kapal perikanan tentunya harus didahului dengan suatu perencanaan sehingga
dimensi-dimensi teknis yang dimiliki oleh sebuah kapal perikanan benar-benar
sesuai dengan dimensi-dimensi acuan dari para ahli maupun sesuai dengan acuan
standar dalam hal ini Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).

B. Permasalahan
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam penentuan dimensidimensi teknis sebuah kapal yaitu: pengukuran, perhitungan dan penggambaran.
Pada penelitian-penelitian terdahulu untuk menentukan dimensi-dimensi teknis
dari sebuah kapal perikanan masih menggunakan metode-metode konvensional
yakni proses penggambaran yang hanya sampai mendapatkan gambar body plane,
water line, buttock line dan proses perhitungan untuk memperoleh dimensi
volume. Informasi yang diperoleh apakah sebuah kapal perikanan sudah sesuai
atau belum sesuai dengan dimensi-dimensi acuan membutuhkan waktu yang agak
lama. Masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan teknologi komputer.
Komputer memegang peranan penting untuk membantu kerja manusia
dalam menyelesaikan suatu masalah dan tugasnya sehari-hari. Dalam bidang
ekonomi sendiri, banyak alat analisis dan program-program pembantu dalam
pengaplikasiannya. Pada teknik perkapalan, yang merupakan salah satu tempat
berinvestasi bagi para pemilik modal, tentunya menginginkan suatu informasi
yang cepat, mudah dibaca dan dipahami yang nantinya berguna sebagai alat bantu
pengambil keputusan dalam berinvestasi. Pertanyaan tentang mampukah program
ini membantu penggunanya dalam menghitung dan menggambarkan dimensidimensi teknis dari suatu kapal dan apakah program aplikasi komputer ini layak
untuk digunakan menjadi fokus dari penelitian ini.
Kenyataan tersebut di atas mendorong dilakukannya suatu studi
pemutahiran dimensi teknis kapal ikan tipe pole and line sehingga dapat

menjawab pertanyaan bagaimanakah dimensi-dimensi teknis kapal ikan tipe pole
and line yang diproses dengan aplikasi komputer serta apakah dimensi teknis
tersebut sudah sesuai dengan dimensi acuan.
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk:
1. Menganalisis dimensi-dimensi teknis kapal ikan tipe pole and line
dengan aplikasi komputer

2. Mendapatkan gambaran perspektif kapal ikan tipe pole and line
dengan aplikasi Komputer
3. Menentukan dimensi-dimensi teknis kapal ikan
4. Memverifikasi dimensi-dimensi teknis dengan nilai-nilai acuan dan
aturan BKI
Adapun penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai :
1. Bahan informasi bagi pengrajin pembuat kapal perikanan dalam
merancang kapal yang akan dibuat.
2. Bahan informasi ilmiah bagi akademisi dan peneliti maupun instansi
terkait dalam pengelolaan kapal.


TINJAUAN PUSTAKA
Kapal merupakan kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang
digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin atau ditunda, termasuk
kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air,
serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah (Undangundang Republik Indonesia No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran). Selanjutnya
Anonimous (1985) menyatakan bahwa kapal perikanan adalah kapal atau perahu
atau alat apung lainnya yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan,
termasuk untuk melakukan survei atau eksplorasi perikanan.
Handryanto (1982) menyatakan bahwa sebelum suatu kapal dibangun,
ukuran utama kapal yang terdiri dari panjang (L), lebar (B) dan dalam (D) harus
benar-benar ditentukan terlebih dahulu secara teliti.

Ketiga ukuran tersebut

penting untuk penentuan kapasitas kapal serta dimensi lain yang berhubungan
dengan stabilitas kapal, seperti free board (f) dan draft (d).

Ketiga ukuran

tersebut masing-masing terdiri dari : 1).Ukuran membujur/memanjang, 2).Ukuran

melintang /melebar dan 3).Ukuran tegak (vertikal)
Selanjutnya, Ayodhyoa (1972) menyatakan bahwa jika nilai L/B suatu
kapal mengecil akan berpengaruh buruk terhadap kecepatan dan jika L/D
membesar maka longitudinal strength (kekuatan memanjang) akan melemah serta
jika nilai B/D dari kapal tersebut membesar, maka stabilitas akan membaik tetapi
propulsive ability (daya dorong) akan memburuk.

Santoso dan Sudjono (1983) menyatakan bahwa panjang kapal terutama
berpengaruh pada kecepatan dan kekuatan memanjang, sedangkan lebar kapal
berpengaruh pada tinggi metacenter . Bentuk badan kapal umumnya ditentukan

oleh ukuran utama kapal, koefisien bentuk dan perbandingan ukuran utama.
Koefisien yang menggambarkan bentuk badan kapal oleh Nomura dan Yamazaki
(1977) disebut koefisien bentuk, yang terdiri dari koefisien balok (Cb), koefisien
prismatik (Cp), koefisien penampang tengah (CØ) dan koefisien waterplane (Cw).
Kapal perikanan tipe pole and line merupakan kapal yang tergolong dalam
perikanan skipjack sehingga dimensi-dimensi teknisnya selain mengacu pada
ketentuan ukuran konstruksi kapal kayu juga mengacu pada ketentuan lainnya
seperti ketentuan tentang coefficient of finesess serta


ketentuan tentang

perbandingan antar ukuran utama principal dimension.

Ayodhyoa (1972)

menyatakan bahwa nilai block coefficient,

prismatic coefficient, mid ship

coefficient dan water line coefficient dari kapal skipjack adalah : 0,63 – 0,72; 0,65

– 0,75; 0,91 – 0,97; 0,83 – 0,90. Sedangkan untuk nilai perbandingan principal
dimension didasarkan atas panjang kapal.

Tabel 1. Perbandingan ukuran utama (principal dimension)
Jenis Kapal Ikan
LOA (m)
LOA/B
LOA/D

B/D
Skipjack Pole and line
boat