A. Konsep Dasar Sistem Informasi

A. Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem informasi dalam sebuah sistem meliputi pemasukan data ( input ) kemudian
diolah melalui suatu model dalam pemrosesan data, dan hasil informasi akan ditangkap
kembali sebagai suatu input dan seterusnya sehingga membentuk siklus informasi yang dapat
diperoleh dari sistem informasi sebagai sistem khusus dalam organisasi untuk mengolah
informasi tersebut.
B. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Jogiyanto (2005) Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen
organisasi

yang

mengumpulkan,

mengklasifikan,

memproses,

menganalisis,

mengkomunikasikan informasi pengambilan keputusan dengan orientasi financial yang

relevan bagi pihak-pihak luar dan pihak-pihak dalam perusahaan (secara prinsip adalah
manajemen). (P.17)
Menurut James A. Hall (2007), Sebuah Sistem Informasi Akuntansi menambah nilai
dengan cara menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan
aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien, meningkatkan kualitas, efisiensi,
kemampuan dalam pengambilan keputusan,dan meningkatkan sharing knowledge. (P.6)
Menurut (Romney & Steinbart, 2006) Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari .lima
komponen :
1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi.
2.

Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam
mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-akivitas organisasi.

3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi
4. Software yang dipakai untuk memposes data organisasi
5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung (peripheral
device), dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
(P.3)
Kelima komponen ini secara bersama-sama memungkinkan suatu SIA memenuhi tiga

fungsi pentinya dalam organisasi, yaitu :
1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh
organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku
yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan
pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah
terjadi.
2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat
keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi, termasuk data
organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan andal.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi
(SIA) dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang merubah data transaksi bisnis
menjadi informasi keuangan yang berguna bagi pemakainya.
C. Fungsi Utama Sistem Informasi Akuntansi
Adapun Fungsi Utama Sistem informasi akuntansi adalah (Romney dan Steinbart, 2006):
1. Mengumpulkan dan menyimpan data dari semua aktivitas dan transaksi perusahaan.
2. Memproses data menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan yang
memungkinkan bagi pihak manajemen untuk melakukan perencanaan.
3. Menyediakan kontrol yang cukup untuk menjaga asset dari organisasi termasuk data. Kontrol

ini memastikan bahwa data akan tersedia ketika dibutuhkan dan data tersebut akurat serta
dapat dipercaya.
(P.3)
D. Sistem Akuntansi Pembelian
Pembelian adalah kegiatan pemilihan sumber, pemesanan dan perolehan barang dan
jasa sebagai salah satu aktivitas utama operasi bisnis perusahaan. (Mulyadi, 2008, P.298)
Menurut Mulyadi (2008), Sistem akuntansi pembelian digunakan dalam perusahaan
untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Transaksi pembelian dapat
digolongkan menjadi dua yaitu pembelian lokal dan impor. Pembelian lokal adalah pembelian
dari pemasok dalam negeri, sedangkan pembelian impor adalah pembelian dari pemasok luar
negari. (P.299)
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian adalah (Mulyadi,2008):
1. Fungsi Gudang
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab untuk mengajukan
permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada digudang dan untuk
menyimpan barang dagang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.
2. Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang,
menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order
pembelian kepada pemasok yang dipilih.

3. Fungsi Penerimaan
Fungsi penerimaan bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu
dan kualitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang
tersebut diterima oleh perusahaan.

4. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi yang berkaitan dalam transaksi pembelian adalah fungsi pencatatan utang
dan fungsi pencatatan persediaan. Fungsi pencatatan utang bertanggung jawab untuk
mencatat transakasi pembelian ke dalam register bukti kas keluar dan untuk
menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan
utang atau menyelenggarakan kartu utang sebagai buku pembantu utang.
Sedangkan fungsi pencatatan persediaan bertanggungjawab untuk mencatat harga pokok
persediaan barang dagang yang dibeli ke dalam kartu persediaan. (P.299)
Menurut Mulyadi (2008) jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi
pembelian adalah :
1. Prosedur permintaan pembelian
Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat
perrnintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang,
misalnya untuk barang langsung pakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan
pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian.

2. Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada
pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian
yang lai, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok
barang yang diperlukan oleh perusahaan.
3. Prosedur order pembelian
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat order pembelian kepada pemasok
yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan,
mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.
4. Prosedur penerimaan barang
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kualitas dan
mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan
barang untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok tersebut.
5. Prosedur pencatatan utang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan pembelian (surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari
pemasok) dan menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber
sebagai catatan utang.
6. Prosedur distribusi pembelian


Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang di debit dari transaksi pembelian untuk
kepentingan pembuatan laporan manajemen.(P. 301)
Proses pembelian setiap jenis perusahaan hampir serupa karena meliputi beberapa atau
seluruh kegiatan berikut ini (Mulyadi, 2008):
1. Konsultasi dengan supplier yang diadakan sebelum pembelian berlangsung dengan cara
menghubungi beberapa supplier untuk mendapatkan pemahaman mengenai ketersediaan
kuantitas dan harga dari barang dan jasa.
2. Pembuatan dokumen permintaan pengadaan barang atau jasa dengan mendapatkan
persetujuan dari supervisor.
3. Mengadakan perjanjian dengan supplier untuk pembelian barang atau jasa dimasa yang akan
datang. Perjanjian dengan supplier meliputi pesanan-pesanan pembelian (pesanan yang
sebetulnya dikirim ke supplier) dan kontrak dengan supplier.
4. Penerimaan barang atau jasa dari supplier dimana perusahaan harus memastikan bahwa
hanya batang yang dipesan berada dalam kondisi baiklah yang akan diterima.
5. Pengakuan kewajiban atas barang dan jasa yang diterima dari supplier yang akan dicatat
oleh departemen hutang pada saat tagihan diterima dari supplier.
6. Pemilihan invoice yang akan dibayar.
7. Penulisan, penandatanganan dan pengiriman cek kepada supplier.
(P.301)
Menurut Mulyadi (2008) dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian

adalah :
1. Surat Permintaan Pembelian
Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakai barang
untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan
mutu seperti yang tersebut dalam surat tersebut. Surat permintaan pembelian ini biasanya
dibuat 2 lembar untuk setiap permintaan, satu lembar untuk fungsi pembelian, dan
tembusannya untuk arsip fungsi yang meminta barang.
2. Surat permintaan penawaran harga
Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya
tidak bersifat berulang kali terjadi yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar.
3. Surat Order Pembelian
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih.
4. Laporan Penerimaan Barang.
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa barang yang diterima
dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu, dan kuantitas seperti yang tercantum
dalam surat order pembelian.

5. Surat perubahan order pembelian
Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian yang sebelumnya telah
diterbitkan.

6. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan transaksi pembelian.
Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang
kepada pemasok dan yang sekaligus berfungsi sebagai surat pemberitahuan kepada kreditur
mengenai maksud pembayaran berfungsi sebagai remittance advice
(P.303-308)
Menurut Mulyadi (2008), catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi
pembelian adalah :
1. Register Bukti Kas Keluar
Jika dalam pencatatan utang perusahaan menggunakan voucher payable procedure, jurnal
yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah register bukti kas keluar.
2. Jurnal Pembelian
Jika dalam pencatatan utang perusahaan menggunakan account payable procedure, jurnal
yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah jurnal pembelian.
3. Kartu Utang
Jika dalam pencatatan utang, perusahaan menggunakan account payable procedure, buku
pembantu yang digunakan untuk mencatat utang kepada pemasok adalah kartu utang. Jika
dalam pencatatan utang, perusahaan menggunakan account payable procedure, yang
berfungsi sebagai catatan utang adalah arsip bukti kas keluar yang belum dibayar.
4. Kartu Persediaan

Dalam sistem akuntansi pembelian, kartu persediaan ini digunakan untuk mencatat harga
pokok persediaan yang dibeli.
(P.308-310)
E. Sistem Informasi Gudang
Sistem Informasi Gudang dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang
bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan
yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi
penerimaan.
Bagian gudang bertugas untuk menyimpan barang-barang milik perusahaan.
Penyimpanan barang dalam gudang harus disusun sedemikian rupa supaya memudahkan
pada waktu dibutuhkan. Untuk mengawasi barang dalam gudang, bagian gudang
menyelenggarakan pencatatan dalam kartu gudang dan kartu barang. (Nugroho, 2003, P.131)
F. Sistem Akuntansi Penjualan

Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi barang atau jasa baik secara kredit atau jasa
untuk mendapatkan sumberdaya lainnya seperti kas atau janji untuk membayar (piutang).
Penjualan adalah suatu aktivitas perusahaan yang utama dalam memperoleh pendapatan,
baik untuk perusahaan besar maupun perusahaan kecil.
Menurut Soemarso (2002) “Pada saat perusahaan menjual barang dagangannya, maka
diperoleh pendapatan. Jumlah yang dibebankan kepada pembeli untuk barang dagang yang

diserahkan merupakan pendapatan perusahaan yang bersangkutan”.

(P. 274)

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam SAK Penjualan barang meliputi barang yang
diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti
barang dagang yang dibeli pengecer atau tanah dan property lain yang dibeli untuk dijual
kembali.
Penjualan merupakan sasaran akhir dari kegiatan pemasaran, karena pada bagian ini
ada penetapan harga, diadakan perundingan dan perjanjian serah terima barang, maupun
perjanjian cara pembayaran yang disepakati oleh kedua belah pihak, sehingga tercapai suatu
titik kepuasan (Mulyadi, 2008, P.192).
Sistem Penjualan adalah sistem yang melibatkan sumberdaya dalam suatu organisasi,
prosedur, data, serta sarana pendukung untuk mengoperasikan sistem penjualan, sehingga
menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pihak manajemen dalam pengambilan
keputusan.
Sistem Informasi Penjualan diartikan sebagai suatu pembuatan pernyataan penjualan,
kegiatan akan dijelaskan melalui prosedur-prosedur yang meliputi urutan kegiatan sejak
diterimanya pesanan dari pembeli, pengecekan barang ada atau tidak ada dan diteruskan
dengan pengiriman barang yang disertai dengan pembuatan faktur dan mengadakan

pencatatan atas penjualan yang berlaku (Soemarso, 2002, P. 274).
1.

Sistem Penjualan Tunai
Fungsi –yang Terkait Dalam Sistem Penjualan Tunai (Nugroho,2003)

a.
b.
c.
d.
e.

Fungsi Bagian Order penjualan
Fungsi Kas
Fungsi Bagian Gudang
Fungsi bagian Pengiriman Barang
Fungsi bagian Akuntansi
Dokumen yang Digunakan Dalam Sistem Penjualan Tunai

a.
b.
c.
d.

Faktur Penjualan Tunai (FPT)
Pita Register Kas (PRK)
Credit Card Sales Slip
Bill Of Lading

e. Faktur Penjualan COD
f. Bukti Setor Bank
g. Rekap Harga Pokok Penjualan
Prosedur – Prosedur Penjualan Tunai
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Prosedur Order Penjualan
Prosedur Penerimaan dan Penyetoran Kas
Prosedur Penyerahan barang
Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai
Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Fungsi – fungsi yang Terkait Dalam Sistem Penjualan Tunai

a.
b.
c.
d.

Fungsi Bagian Order penjualan
Fungsi Kas
Fungsi bagian Pengiriman Barang
Fungsi bagian Akuntansi
(P.152)

2. Sistem Akuntansi Penjualan Secara kredit
Menurut Mulyadi (2008) Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang
atau jasa, baik secara kredit maupun secara tunai. Penjualan kredit dilaksanakan oleh
perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli
dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut.
Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit yang pertama kepada
seorang pembeli selalu didahului dengan analisis terhadap dapat atau tidaknya pembeli
tersebut diberi kredit.
(P.202)
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penjualan secara kredit adalah (Mulyadi
2008):
1. Fungsi Penjualan
Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order
dari pembeli, mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum ada
pada surat order terssebut, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari
gudang mana barang akan dikirim, dan mengisi surat order pengiriman. Fungsi ini juga
bertanggung jawab untuk membuat “back order” pada saat diketahui tidak tersedianya
persediaan untuk memenuhi order dari pelanggan.
2. Fungsi Kredit
Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan
otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan. Karena hampir semua penjualan dalam
perusahaan manufaktur merupakan penjualan kredit, maka sebelum order dari pelanggan
dipenuhi, harus lebih dahulu diperoleh otorisasi penjualan kredit dari fungsi kredit.

3. Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang
dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.
4. Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman
yang diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menjamin
bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang
berwewenang.
5. Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada
pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan
oleh fungsi akuntansi.
6. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan
kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur, serta
membuat laporan pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan.
(P:202)
Menurut Mulyadi (2008) jaringan prosedur yang membentuk sistem dalam penjualan
kredit adalah :
1. Prosedur Order Penjualan.
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan
informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi penjualan kemudian membuat surat
order pengiriman dan mengirimkannya kepada berbagai fungsi yang lain untuk
memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani order dari pembeli.
2. Prosedur Persetujuan Kredit.
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan kredit kepada pembeli
tertentu dari fungsi kredit.
3. Prosedur Pengiriman.
Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan
informasi yang tercantum dalam surat order pengiriman yang diterima dari fungsi
pengiriman.
4. Prosedur Penagihan
Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya
kepada pembeli. Dalam metode tertentu faktur penjualan dibuat oleh fungsi penjualan sebagai
tembusan pada waktu bagian ini membuat surat order pengiriman.
5. Prosedur Pencatatan Piutang

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam kartu
piutang atau dalam metode pencatatan tertentu mengarsipkan dokumen tembusan menurut
abjad yang berfungsi sebagai catatan piutang.
6. Prosedur Distribusi Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi
yang diperlukan oleh manajemen.
7. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok produk yang
dijual dalam periode akuntansi tertentu.
(P:219)
Mulyadi (2008), Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah:
1. Surat Order Pengiriman dan Tembusannya.
Surat order pengiriman merupakan dokumen pokok untuk memproses penjualan kredit
kepada pelanggan. Berbagai tembusan surat order pengiriman terdiri dari :
a. Surat order pengiriman
Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order pengiriman yang memberikan otorisasi
kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan jenis barang dengan jumlah dan spesifikasi
seperti yang tertera di atas dokumen tersebut.
b. Tembusan kredit
Dokumen ini digunakan untuk memperoleh status kredit pelanggan dan untuk mendapatkan
otorisasi penjualan kredit dari fungsi kredit.
c. Surat pengakuan
Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi penjualan kepada pelanggan untuk memberitahu bahwa
ordernya telah diterima dan dalam proses pengiriman.
d. Surat muat
Tembusan surat muat ini merupakan dokumen yang digunakan sebagai bukti penyerahan
barang dari perusahaan kepada perusahaan angkutan umum. Surat muat ini biasanya dibuat 3
lembar, 2 lembar untuk perusahaan angkutan umum, dan 1 lembar disimpan sementara oleh
fungsi pengiriman setelah ditandatangani oleh wakil perusahaan angkutan umum tersebut.
e. Slip pembungkus
Dokumen ini ditempelkan pada pembungkus barang untuk memudahkan fungsi penerimaan
di perusahaan pelanggan dalam mengidentifikasi barang-barang yang diterimanya.
f. Tembusan gudang
Merupakan tembusan surat order pengiriman yang dikirim ke fungsi gudang untuk
menyiapkan jenis barang dengan jumlah seperti yang tercantum di dalamnya, agar
menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman, dan untuk mencatat barang yang dijual
dalam kartu gudang.
g. Arsip pengendalian pengiriman

Merupakan tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan oleh fungsi penjualan menurut
tanggal pengiriman yang dijanjikan. Jika fungsi penjualan telah menerima tembusan surat
order pengiriman dari fungsi pengiriman yang merupakan bukti telah dilaksanakan
pengiriman barang.
h. Arsip index silang
Merupakan tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan secara alfabetik menurut nama
pelanggan untuk memudahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelanggan mengenai
status pesanannya.
2. Faktur dan Tembusannya
Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipaka sebagai dasar untuk mencatat timbulnya
piutang.
3. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
Merupakan dokumen pendukung yang digunakan untuk menghitung total harga pokok yang
dijual selama periode akuntansi tertentu
4. Bukti Memorial
Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakai barang
untuk meminta fungsi pembelian barang dengan sejenis, jumlah dan mutu seperti yang
tersebut dalam surat tersebut.
(P.214)
G. Sistem Informasi Berbasis Web
Sistem Informasi berbasis web adalah serangkaian dari satu atau lebih komponen yang
saling berelasi dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang terdiri dari pelaku,
serangkaian prosedur, dan teknologi informasi dimana disini sistem informasi berbasis web
memanfaatkan secara maksimal kegunaan dari komputer dan juga jaringan komputer berbasis
web dalam pencapaian tingkat efektifitas dan efesiensi melalui web. (Bodnar G.H &
Hoopwood ,2004 P:107)
H. Perangkat Lunak Pendukung
Dalam membuat sebuah sistem penjualan dan pembelian berbasis web, maka
diperlukan perangkat yang dibutuhkan untuk merancang sistem tersebut.
Internet adalah sebuah jaringan besar yang terdiri dari berbagai jaringan yang meliputi
jaringan bersifat bisnis, pendidikan dan riset serta menghubungkan jutaan komputer didalam
jaringanjaringan tersebut. WWW (World Wide Web) adalah sistem client/server yang
dirancang untuk menggunakan dokumen hypertext dan hypermedia via Internet. WWW
(World Wide Web) menggunakan HTTP (Hypertext Transfer Protocol) untuk bertukar
informasi, image, dan data lain. Dokumen diformat dalam HTML (Hypertext Markup

Language) yang digunakan untuk menciptakan halaman dan dokumen yang disajikan pada
Web.
Uniform Resources Locator (URL) adalah cara standar yang digunakan untuk
menentukan situs atau halaman pada internet. URL merupakan cara standar untuk
menampilkan informasi tentang jenis isi dan lokasi file : nama file, lokasi komputer di
internet, letak file di dalam komputer, dan protokol internet yang digunakan untuk mengakses
file itu. (Dudut :2005, P:165).