STUDIO PERENCANAAN KOTA 2014 perencanaan kota

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BULELENG
PROVINSI BALI

BAB IV
GAMBARAN UMUM

4.1

Gambaran Umum Provinsi Bali
Pulau Dewata adalah sebutan dari Pulau Bali yang merupakan salah satu

provinsi di Indonesia dengan Denpasar sebagai ibukota provinsinya . Pulau Bali terletak
di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Provinsi Bali terbagi ke dalam delapan
kabupaten dan satu kota meliputi Kabupaten Tabanan, Badung, Gianyar, Jembrana,
Bangil, Buleleng, Karangasem, Klungkung, dan Kota Denpasar. Berikut adalah
gambaran umum dari Provinsi Bali dilihat dari kondisi fisik dasar dan fisik binaan.
4.1.1 Karakteristik Fisik Dasar
A. Kondisi Geografis
Secara keseluruhan luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29%

dari luas kepulauan Indonesia. Sedangkan secara geografis Provinsi Bali terletak
pada koordinat 08°03’40’’ - 08°50’48’’ Lintang Selatan dan 114°25’53’’ 115°42’40’’ Bujur Timur sehingga Provinsi Bali memiliki iklim tropis sebagaimana
sama dengan wilayah lain yang ada di Indonesia. Batas administrasi Provinsi Bali
adalah sebagai berikut:
1. Batas Barat

: Selat Bali

2. Batas Timur

: Selat Lombok

3. Batas Utara

:Laut Bali

4. Batas Selatan

: Samudra Indonesia


B. Kondisi Geologi
Kondisi geologi Provinsi Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 118.339 ha,
lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas
190.486 ha, dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha.
Tabel 4. 1 Jenis Tanah di Provinsi Bali
Jenis Tanah
Regusol

Lokasi
Pantai Singaraja sampai Seririt, Bubunan,
Kekeran di sekitar Danau Tamblingan,
Buyan, dan Beratan, sekitar Hutan

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Prosentase
39,93%


I-1

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BULELENG
PROVINSI BALI

Jenis Tanah

Latosol

Lokasi
Batukaru, serta sebagian kecil di Pantai
Selatan Desa Kusamba, Sanur, Benoa, dan
Kuta
Kalopaksa, Petemon, Ringdikit, , Pempatan,
Gunung Penyu, Gunung Pintu, Gunung
Juwet, dan Gunung Seraya

Andosol,

Mediteran,
dan Alluvial

Baturiti, Candikuning, Banyuatis, Gobleg,
Pupusan, bukit nusa penida dan
kepuluannya, Bukit Kuta, Prapat Agung,
dataran Negara, Sumber Kelampok,
Manggis, dan Angantelu.
Sumber: Bali Dalam Angka, 2014.

Prosentase

44,90%

15,49%

Sebagian besar 44,90% jenis tanah Provinsi Bali didominasi oleh tanah Regusol
dan

Latasol serta sebagian kecil terdapat jenis tanah Alluvial, Mediteran, dan


Andosol. Jenis tanah Latosol merupakan jenis tanah yang sangat peka terhadap erosi
yang tersebar di bagian barat sampai Kalopaksa, Petemon, Ringdikit, dan Pempatan.
Pada bagian timur Amplapura sampai Culik, terdapat 39,93% jenis tanah regusol
dari Provinsi Bali jenis tanah Regusol yang peka terhadap erosi. Jenis tanah tersebut
juga terdapat di Pantai Singaraja sampai Seririt, Bubunan, Buyan, dan Beratan,
sekitar Hutan Batukaru, serta sebagian kecil di Pantai Selatan Desa Kusamba,
Kekeran di sekitar Danau Tamblingan, Sanur, Benoa, dan Kuta. Selain itu, 15,49%
jenis tanah Andosol, Mediteran, dan Alluvial terdapat di Baturiti, Candikuning,
Banyuatis, Gobleg, dataran Negara, Sumber Kelampok, Manggis, Angantelu,
Pupusan, bukit nusa penida dan kepuluannya, Bukit Kuta, dan Prapat Agung,.
C. Kondisi Klimatologi
Berdasarkan Catatan Balai

Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

Wilayah Denpasar tercatat sepanjang tahun 2013 diperoleh bahwa suhu tertinggi di
wilayah Bali terdapat di Kabupaten Buleleng, yaitu mencapai 28,6◦ C dengan
kelembapan udara 75% sedangkan suhu terendah terdapat di Kabuapten Tabanan
yang mencapai 20,2◦C dengan tingkat kelembapan udara tertinggi yakni sebesar 80%

dan memiliki curah hujan tertinggi hingga mencapai 3.348,1 mm selama tahun 2013.

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

I-2

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BULELENG
PROVINSI BALI

Sedangkan curah hujan terendah dimiliki oleh Kabupaten Jembrana yang mencapai
1.936, 2 mm.
4.1.2 Karakteristik Fisik Binaan
A. Sarana dan Prasarana
Sistem sarana dan prasarana provinsi Bali terdiri dari sistem jaringan
telekomunikasi, jaringan energi, jaringan sumber daya air, dan prasarana lingkungan.
Berikut merupakan penjelasan dari sistem jaringan masing-masing sarana dan

prasarana:
1. Sistem jaringan telekomunikasi, meliputi :
a. Jaringan teresterial yang meliputi sistem kabel dan sistem nirkabel,
tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Buleleng;
b. Jaringan satelit yaitu berupa Base Tranceiver System (BTS).
2. Sistem jaringan energi, meliputi :
a. Pembangkit tenaga listrik yang telah beroperasi adalah PLTG Pemaron di
Kecamatan Buleleng;
b. Pengembangan pembangkit tenaga listrik baru yaitu PLTU Celukan
Bawang di Kecamatan Gerokgak;
3. Sistem jaringan sumber daya air, meliputi :
a. Perlindungan dan pelestarian sumber daya air, dilaksanakan secara
vegetatif dan/atau sipil teknis melalui pendekatan sosial, ekonomi dan
budaya;
b. Pengembangan sistem jaringan prasarana irigasi dengan kegiatan
pemeliharaan, peningkatan pelayanan Waduk Gerokgak;
c. Peningkatan dan pemerataan pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) perpipaan dan non perpipaan di kawasan perkotaan dan kawasan
perdesaan.
4. Sistem prasarana lingkungan, meliputi :

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

I-3

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BULELENG
PROVINSI BALI

a.

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah terdapat di TPA Bengkala yang
terletak di Kecamatan Kubutambahan;

Pengembangan baru sistem prasarana pembuangan air limbah perpipaan terpusat
untuk melayani kawasan perkotaan fungsi PKW, PKL, pusat-pusat kawasan
pariwisata dan pusat kegiatan lainnya
B. Sistem Transportasi

Sistem jaringan transportasi Provinsi Bali terdiri dari transportasi darat, laut dan
udara. Berikut gambaran umum serta penjelasan sistem transportasi di Provinsi Bali
yang khususnya di Kabupaten Buleleng.
1.

Jaringan jalan, terdiri dari :
a. Pengembangan jalan bebas hambatan adalah pada jalur Mengwitani –
Singaraja;
b. Jaringan jalan kolektor primer provinsi adalah ruas jalan Cekik – Seririt –
Singaraja – Kubutambahan – Amed – Amlapura – Angantelu dan ruas
jalan Soka – Seririt.

2. Terminal Tipe A terdapat di Singaraja yaitu Terminal Banyuasri dan Terminal
Tipe B terdapat di Seririt yaitu Terminal Seririt;
3. Jaringan transportasi laut, terdiri dari :
a. Jaringan pelabuhan laut utama terdapat di Kecamatan Gerokgak yaitu
Pelabuhan Celukan Bawang yang berfungsi sebagai jaringan transportasi
laut untuk pelayanan kapal penumpang dan barang;
b. Jaringan pelabuhan laut pengumpul terdapat di Kecamatan Sawan yaitu
Pelabuhan Sangsit, untuk pelayanan kapal pelayaran rakyat angkutan

barang dan perikanan, di Kecamatan Gerokgak yaitu Pelabuhan Pegametan
dan di Kecamatan Tejakula yaitu Pelabuhan Penuktukan, untuk pelayanan
kapal pelayaran rakyat angkutan barang;

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

I-4

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BULELENG
PROVINSI BALI

c. Jaringan pelabuhan laut pengumpan terdapat di Kecamatan Gerokgak yaitu
Pelabuhan Labuhan Lalang, untuk pelayanan kapal pelayaran rakyat
angkutan penumpang.
4. Jaringan transportasi udara, terdiri dari :
a. Bandar udara domestik adalah Lapangan Terbang Letkol Wisnu di

Kecamatan Gerokgak, berfungsi sebagai bandar udara umum, untuk
pelayanan pesawat udara penerbangan dalam negeri, kegiatan pendidikan
penerbang, olahraga dirgantara, kegiatan pertahanan dan keamanan;
b. Rencana pembangunan bandar udara baru direncanakan di Kabupaten
Buleleng berfungsi sebagai bandar udara umum.
4.1.3 Karakteristik Sosial Kependudukan
Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2000 jumlah penduduk Provinsi Bali
sebanyak 3.146.999 jiwa. Pada empat kali sensus sebelumnya tercatat bahwa jumlah
penduduk Bali yakni pada tahun 1930 sebanyak 1.101.029 jiwa, sensus pada tahun1961
sebanyak 1.782.529 jiwa dan sensus pada tahun 1971 sebanyak 2.120.091 jiwa, sensus
1980 sebanyak 2.469.930 jiwa. Sebagian besar penduduk provinsi Bali disamping
berdomisili di provinsi Bali, juga tersebar di berbagai provinsi lain di Indonesia sebagai
transmigran.
Suku Bali merupakan sekelompok penduduk Bali yang terikat oleh kesadaran
atau satu kesatuan kebudayaan asli daerah Bali maupun kebudayaan nasional Indonesia
dengan diperkuat oleh adanya kesatuan bangsa dan kesatuan agama Hindu. Penduduk
tradisional Bali sangat terikat pada segi-segi kehidupan mereka seperti :
1.

Kewajiban melakukan pemujaan Pura tertentu.

2.

Pada satu tempat tinggal atau komunitas;

3.

Pada pemilikan tanah pertanian dalam satu subak tertentu;

4.

Pada satu status sosial atas dasar warna;

5.

Pada ikatan kekerabatan pada prinsip patrilineal;

6.

Pada keanggotaan terhadap sekehe tertentu;

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

I-5

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BULELENG
PROVINSI BALI

7.

Pada satu kesatuan administrasi desa dinas tertentu.

Mata pencarian penduduk provinsi Bali beraneka ragam meliputi mata
pencahian sebagai petani, pengerajin, pedagang dan berbagai jasa khususnya bidang
kepariwisataan. Pertanian merupakan mata pencarian pokok masyarakat dan sebagian
besar masyarakat bali adalah petani. Jenis pertanian meliputi pertanian sawah dan
perkebunan. Didalam sistem pertanian di bali subak memegang peranan yang sangat
penting. Saat ini di Bali terdapat sekitar 1.482 subak dan subak abian sekitar 698.
Subah merupakan salah satu lembaga tradisional yang merupakan satu kesatuan
para pemilik atau penggarap sawah yang menerima air irigasi dari satu sumber air atau
bendungan tertentu. Subak merupakan satu kesatuan ekonomi, sosial dan keagamaan.
Tugas warga subak pada umumnya adalah mengatur pembagian air, memelihara dan
memperbaiki sarana irigasi, melakukan pembrantasan hama, melakukan inovasi
pertanian dan mengkosepsikan serta mengaktifkan upacara.

4.2

Gambaran Umum Kabupaten Buleleng

4.2.1 Karakteristik fisik dasar
A.

Keadaan Geografis
Kabupaten Buleleng terletak di bagian utara Pulau Bali dengan ibukota

kabupaten yaitu Singaraja. Secara geografis, Kabupaten Buleleng terletak pada posisi
8o08’40” – 8o23’00”LS dan 114o25’55” – 115o27’28” BT. Kabupaten Bulelng
merupakan kabupaten terluas di Pulau Bali dengan luas wilayah 136.588 Ha2 atau
24,25% dari luas Pulau Bali. Jumlah penduduk di Kabupaten Buleleng yaitu 643.274
jiwa. Kabupaten Bulelng secara administratif dibagi menjadi 9 Kecamatan yang
meliputi 129 Desa, 19 Kelurahan dan 166 Desa Pekraman. Keadaan topografi
Kabupaten Buleleng adalah sebagian besar merupakan daerah berbukit yang
membentang di bagian Selatan, sedang bagian Utara wilayah Kabupaten Buleleng
memanjang dari Barat ke Timur, yang meliputi seluruh pantai utara Bali.

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

I-6

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BULELENG
PROVINSI BALI

Tabel 4. 2 Luas Kabupaten Buleleng Dirinci Per Kecamatan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kecamatan
Luas (Ha)
Gerokgak
35.657
Seririt
11.178
Busungbiu
19.662
Banjar
17.260
Sukasada
17.293
Buleleng
4.694
Sawan
9.252
Kubutambahan
11.824
Tejakula
9.768
Jumlah
136.588
Sumber: RTRW Kabupaten Buleleng, 2013

Luas (%)
26,11
8,18
14,40
12,64
12,66
3,44
6,77
8,66
7,15
100

Adapun batas-batas administrasi Kabupaten Buleleng adalah sebagai berikut.
1.

Sebelah Utara

: Laut Bali

2.

Sebelah Selatan : Kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan,
Kabupaten Badung, Kabupaten Bangli, Kabupaten
Karangsem

B.

3.

Sebelah Barat

: Selat Bali dan Provinsi Jawa Timur

4.

Sebelah Timur

: Kabupaten Karangasem

Keadaan Topografi
Kondisi topografi wilayah Kabupaten Buleleng akan dijelaskan pada tabel luas

wilayah dan ketinggian dari permukaan air laut per Kecamatan.
Tabel 4. 3 Luas Wilayah dan Ketinggian dari Permukaan Air Laut Per Kecamatan
Luas Wilayah dan Ketinggian di Atas
Permukaan Air Laut (meter)
0-499,9
500-999,9
1000+
Gerokgak
29.879
5543
235
Seririt
9.528
1650
0
Busungbiu
6.563
12231
868
Banjar
7.481
4228
5551
Sukasada
6.296
3425
7572
Buleleng
4.694
0
0
Sawan
2541
2612
4099
Kubutambahan 5820
3125
2879
Tejakula
6584
3184
0
Jumlah
79386
35998
21204
Sumber: Kabupaten Buleleng Dalam Angka, 2014
Kecamatan

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Jumlah
35657
11178
19662
17260
17293
4694
9252
11824
9768
136588

I-7

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BULELENG
PROVINSI BALI

Berdasarkan Tabel 4.3

dapat diketahui bahwa sebesar 58,12% berada di

ketinggian 0-500 meter diatas permukaan laut dengan luas sebesar 79.386 yang
tersebar di Kabupaten Buleleng. Sedangkan sebanyak 26,35% atau seluas 35.998
berada di ketinggian 500-1000 meter diatas permukaan laut dan sebanyak 15,52% atau
seluas 21.204 berada di ketinggian >1000 neter diatas permukaan laut.
C.

Keadaan Iklim
Iklim di Kabuoaten Buleleng sama halnya dengan daerah di Indonesia, yaitu

musim kemarau dan musim hujan. Iklimnya dipengaruhi oleh adanya arus angin
berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan
musim kemarau pada bulan Juni – September. Sedangkan pada arus angin banyak
mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik sehingga terjadi
musim hujan pada bulan Desember – Maret. Jumlah curah hujan setahun bervariasi
setiap bulan. Pada tahun 2012, jumlah curah hujan setahun tertinggi pada bulan
Januari dan terendah pada bulan Juni. Sedangkan sepanjang bulan Agustus hingga
September tidak terjadi hujan.
4.2.2 Karakteristik penggunaan lahan Kabupaten Buleleng
Penggunaan lahan di Kabupaten Buleleng terdiri dari penggunaan lahan sawah,
tanah kering, hutan negara, perkebunan, dan lain-lain. Penggunaan lahan paling besar
adalah penggunaan lahan hutan negara yaitu seluas 44.681 Ha dan perkembangan
penggunaan lahan di Kabupaten Buleleng dari tahun 2012 ke tahun 2014 mengalami
penurunan dari lahan sawah maupun lahan kering, sedangkan penggunaan lahan hutan
negara tidak mengalami perubahan. Berikut merupakan tabel perubahan penggunaan
lahan di Kabupaten Buleleng.
Tabel 4. 4 Kecenderungan Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Buleleng
No
1

Jenis Penggunaan Lahan
Tanah Sawah
Pengairan Teknis
Pengairan ½ Teknis
Pengairan Sederhana PU
Pengairan Non PU
Tadah Hujan

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Luas Penggunaan (Ha)
2011
2012
2013
9.436
893
571
101

12.154
663
488
69

9.638
712
448
86

I-8

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BULELENG
PROVINSI BALI

No

Jenis Penggunaan Lahan

Luas Penggunaan (Ha)
2011
2012
2013
23
5

Sementara tak diusahakan
Tanah Kering
Tegal/ Kebun
37.422
Tambak
302
Kolam/ Tebat
8
Sementara tak diusahakan
85
Ditanami pohon hutan rakyat
775
3 Hutan Negara
44.681
4 Tanaman Perkebunan
31.848
5 Lain-lain
4.893
Jumlah
131.015
Sumber: Kabupaten Buleleng dalam Angka, 2014
2

36.990
302
8
7
1.132
44.681
31.834
4.843
133.194

37.053
280
30
47
99
44.681
31.835
4.843
129.757

Berikut adalah luasan guna lahan pertanian pada masing-masing kecamatan di
Kabupaten Buleleng.
Tabel 4. 5 Luasan Guna Lahan Pertanian per Kecamatan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kecamatan
Luas lahan (Ha) Persentase
Gerokgak
35.191
27%
Seirit
9.307
7%
Busungbiu
19.463
15%
Banjar
16.975
13%
Sukasada
16.881
13%
Buleleng
3.376
3%
Sawan
8.809
7%
Kubutambahan
11.470
9%
Tejakula
8.288
6%
Jumlah
129.757
100%
Sumber: Kabupaten Buleleng dalam Angka, 2014

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa kecamatan yang memiliki luasan guna
lahan pertanian terbesar adalah Kecamatan Gerokgak dengan persentase 27%
sedangkan luasan lahan pertanian terkecil adalah Kecamatan Buleleng dengan
persentase 3%.

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

I-9

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BULELENG
PROVINSI BALI

Gambar 4. 1 Tren Perkembangan Guna Lahan Kabupaten Buleleng Tahun 2009-2013

Berdasarkan gambar tren perkembangan penggunaan lahan di Kabupaten
Buleleng dari tahun 2012 ke tahun 2014 mengalami penurunan dari lahan sawah
maupun lahan kering, sedangkan penggunaan lahan hutan negara tidak mengalami
perubahan

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

I-10

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BULELENG
PROVINSI BALI

Peta 4. 2 Orientasi Kabupaten Buleleng Terhadap Provinsi Bali

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

I-11

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BULELENG
PROVINSI BALI

Peta 4. 3 Peta Administrasi Kabupaten Buleleng

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

I-12

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BULELENG
PROVINSI BALI

4.2.3 Karakteristik kependudukan
A. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk Kabupaten Buleleng pada tahun 2013 mencapai 638.300
jiwa. Komposisi penduduknya terdiri dari 318.000 jiwa laki-laki dan 320.300 jiwa
perempuan dengan sex-ratio 99. Berikut merupakan tabel penjelasan jumlah
penduduk berdasarkan jenis kelamin per kecamatan di Kabupaten Buleleng.
Tabel 4. 6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Per Kecamatan Kabupaten
Buleleng
No

Nama
Kecamatan
Gerokgak
Seririt
Busungblu
Banjar
Sukasada
Buleleng
Sawan
Kubutambahan
Tejakula

Laki-Laki

Perempuan

1
40.770
40.450
2
34.880
36.160
3
20.000
20.270
4
34.930
35.610
5
37.030
37.400
6
66.020
66.620
7
29.400
30.140
8
27.650
26.990
9
27.320
26.660
Total
318.000
320.300
Sumber: Kabupaten Buleleng Dalam Angka Tahun 2013

Total

Sex Rasio

81.220
71.040
40.270
70.540
74.430
132.640
59.540
54.640
53.980
638.300

101
96
99
98
99
99
98
102
102
99

B. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk Kabupaten Buleleng secara rata-rata yakni sebesar 467
jiwa per km2, dengan kecamatan terpadat yakni Kecamatan Buleleng dengan
kepadatan 2.826 jiwa per km2 dan kepadatan terendah yakni Kecamatan Busungblu
dengan kepadatan 205 jiwa per km2. Berikut merupakan tabel kepadatan penduduk
per kecamatan Kabupaten Buleleng.
Tabel 4. 7 Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Buleleng
No
1
2
3
4
5
6
7

Nama Kecamatan

Luas Wilayah
(Km2)

Gerokgak
Seririt
Busungblu
Banjar
Sukasada
Buleleng
Sawan

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

356,57
111,78
192,62
172,60
172,93
46,94
92,52

Jumlah Penduduk
(Jiwa)
81.220
71.040
40.270
70.540
74.430
132.640
59.540

Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Km2)
228
636
205
409
430
2.826
644

I-13

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BULELENG
PROVINSI BALI

8
Kubutambahan
118,24
9
Tejakula
97,68
Total
1365,88
Sumber: Kabupaten Buleleng Dalam Angka Tahun 2013

54.640
53.980
638.300

462
553
467

C. Perkembangan Penduduk Miskin
Berdasarkan RTRW Provinsi Bali, meskipun secara umum angka kemiskinan di
Provinsi Bali mengalami penurunan selama periode tahun 2003-2006, namun secara
khusus sedikit mengalami peningkatan lagi menjadi 229.000 orang pada tahun 2007.
Kabupaten Buleleng merupakan Kabupaten dengan jumlah penduduk miskin paling
tinggi. Selama periode 2003-2004 sedikit mengalami penurunan sebanyak 0,49%, yakni
dari 246.100 orang (7,34%) pada tahun 2003 menjadi 231.900 orang (6,85%) pada
tahun 2004. Pada tahun 2003, Kabupaten Buleleng memiliki persentase penduduk
miskin tertinggi sebesar 10,18%. Kemudian pada tahun 2004, kabupaten yang
persentase penduduk miskinnya tertinggi masih tetap berada di Kabupaten Buleleng
sebesar 10,13%. Sedangkan data per 31 Mei 2006 jumlah rumah tangga miskin di
Kabupaten Buleleng sebesar 47.908 RT, dan Denpasar: 4.159 RT. Berikut merupakan
grafik tren jumlah penduduk miskin di Provinsi Bali.

Gambar 4. 4 Tren Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Bali

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

I-14

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BULELENG
PROVINSI BALI

Bervariasinya jumlah dan persentase penduduk miskin di masing-masing
kabupaten/kota di Bali disebabkan karena karakteristik demografi dan potensi wilayah
yang dikembangkan di masing-masing wilayah tersebut
4.2.4 Karakteristik sarana dan prasarana
A. Karakteristik Sarana
1. Sarana Pendidikan
Kondisi sarana pendidikan di Kabupaten Buleleng cukup baik, hal tersebut
ditunjukan dengan terdapatnya seua jenis sarana pendidikan di Kabupaten
Buleleng, mulai dari Taman kanak – kanak hingga Perguruan tinggi. berikut adalah
tabel jumlah sarana di Kabupaten Buleleng:
Tabel 4. 8 Jumalah Sarana Pendidikan di Kabupaten Buleleng
No

Kecamatan

1

Gerokgak

2

Seririt

3

Busungbiu

4

Banjar

5

Sukasada

6

Buleleng

7
8
9

TK/RA
Negeri
-

SD/MI

Swasta
14

Negeri
3

-

2

-

-

-

-

SMTP/MTs

PT

Negeri
1

Swasta
3

Negeri
1

Swasta
1

Negeri
-

Swasta
1

4

1

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

-

1

-

-

-

-

-

-

-

5

1

2

-

2

-

2

-

-

-

2

1

2

-

2

-

1

-

1

Sawan

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Kubutamba
han
Tejakula

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5

18

2

7

1

4

-

2

Jumlah
24
Sumber: Buleleng dalam angka 2014

Swasta
9

SMTA/MA

2. Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan yang ada di Kabupaten Buleleng meliputi jenis sarana
kesehatan rumah sakit, puskesmas, puskemas pembantu, dan poliklinik. Persebaran
jumlah sarana di Kabupaten Buleleng tersebar merata di semua kecamatan, sesuai
dengan kebutuhan pada tiap kecamatannya, berikut tabel persebaran jumlah sarana
kesehatan di Kabupaten Buleleng:

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

I-15

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BULELENG
PROVINSI BALI

Tabel 4. 9 Jumlah Sarana Kesehatan
No

Kecamatan

1
Gerokgak
2
Seririt
3
Busungbiu
4
Banjar
5
Sukasada
6
Buleleng
7
Sawan
8
Kubutambahan
9
Tejakula
Jumlah
Sumber: Buleleng dalam Angka 2014

Rumah
Sakit
1
5
6

Puskesmas
2
3
2
2
2
3
2
2
2
20

Puskesmas
Pembantu
5
7
8
9
12
6
7
12
8
67

Poliklinik
1
2
3

3. Sarana Industri
Sarana Industri di Kabupaten Buleleng cukup beragam, hal tersebut dikarenakan
cukup banyak jenis – jenis industri yang tersebar di Kabupaten Buleleng yang
meliputi jenis industri makanan, minuman dan tembakau, tekstil, pakaian dan kulit,
insudtri kayu, bambu, rumput dan perabot rumah tangga, kertas dan pengelolaan
lainnya. Berikut adalah tabel persebaran sarana industri di Kabupaten Buleleng:
Tabel 4. 10 Jumlah Sarana Industri Kabupaten Buleleng
No.

Kecamatan

Makanan,
Minuman dan
Tembakau

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Gerokgak
Seririt
1
Busungbiu
1
Banjar
4
Sukasada
5
Buleleng
3
Sawan
1
Kubutambahan
Tejakula
Jumlah
15
Sumber: Buleleng dalam Angka tahun 2014

Tekstil,
Pakaian
Kulit

1
1
2

dan

Kayu Bambu, Rotan,
Rumput
dan
Sejenisnya termasuk
Perabot
Rumah
Tangga
1
1
1
2
5
2
1
13

Kertas
Barang
Kertas,
Percetakan
Penerbitan
1
5
6

4. Sarana Perdagangan dan Jasa

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

I-16

dan
dari

Pengolahan
Lainnya

dan
1
1
1
3

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BULELENG
PROVINSI BALI

Persebaran sarana perdagangan dan jasa yang ada di Kabupaten Buleleng
meliputi jenis sarana seperti pasar Kabupaten, Pasar Desa, tenten, Pasar Hewan,
Toko, Kios dan Warung, beberapa jenis sarana tersebar merata di Kabupaten
Buleleng, sepertipasar desa, toko, kios dan warung, berikut adalah tabel persebaran
sarana Perdagangan dan jasa di Kabuapaten Buleleng:
Tabel 4. 11 Jumlah Sarana Perdagangan dan Jasa
Pasar
Kabupaten
1
Gerokgak
1
2
Seririt
1
3
Busungbiu
4
Banjar
1
5
Sukasada
1
6
Buleleng
4
7
Sawan
2
8
Kubutambahan
2
9
Tejakula
Jumlah
12
Sumber: Buleleng dalam Angka 2014
No

Kecamatan

Pasar
Desa
7
12
6
9
3
10
7
3
11
68

Tenten
4
2
3
5
5
1
20

Pasar
Hewan
1
1
2

Toko

Kios

182
496
26
68
375
541
253
117
362
2420

Warung

98
130
20
70
59
683
218
67
204
1549

958
617
586
1047
468
1308
930
1064
646
7624

B. Karateristik Prasarana
1. Jalan
Prasarana jalan yang ada di Kabupaten Buleleng meliputi jalan nasional, jalan
propinsi, jalan Kabupaten, jalan lokal dan jalan lingkungan, dengan tingkat
aktivitas yang cukup beragam di Kabupaten Buleleng, maka kondisi jalan di
Kabupaten Buleleng menjadi salah satu faktor kelancaran sistem kegiatan di
Kabupaten Buleleng, terutama pada jalan yang berhirarki Nasional, jalan Propinsi
dan Jalan Kabupaten yang menjadi jalur distribusi barang. Berikut adalah detail
kondisi jalan di Kbaupaten Buleleng:
Tabel 4. 12 Kondisi Jalan di Kabupaten Buleleng
No
1

2

Jenis Jalan
Jalan
Nasional

Jalan
Propinsi

Kondisi
Baik

Panjang(m)
147,75

Perkerasan
Diaspal

Panjang (m)
154,75

Sedang
Rusak
Baik

8,00
0,00
77,78

Kerikil
Tidak dirinci
Diaspal

105,88

Sedang

28,10

Kerikil

-

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

I-17

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BULELENG
PROVINSI BALI

3

Jalan
Kabupaten

Rusak

0,00

Baik

317,786

Sedang
Rusak
Batu
Tanah
Sumber: Buleleng dalam Angka 2014

277,070
225,996
2,600
54,740

Tanah
Tidak dirinci
Diaspal

820,852

Kerikil
Tanah
Tidak dirinci

2,600
54,740
-

2. Sistem Jaringan Listrik
Kondisi sistem jaringan listrik di Kabupaten Buleleng cukup baik, hal tersebut
ditunjukan dengan sudah terlayaninya semua wilayah yang ada di Kabupaten
Buleleng, salah satu yang menjadi faktor baiknya dalam sistem jaringan listrik di
Kabupaten Buleleng yaitu dikarenakan pada tahun 2013 kementrian ESDM
membangun JTM atau Jaringan Tegangan Menengah yang salah satunya dibangun
di Kbaupaten Buleleng.
3. Sistem Jaringan Air Bersih
Sistem jaringan air bersih di Kabupaten Buleleng sebagian besar telah memakai
jasa PDAM, pelayanan PDAM di Kabupaten Buleleng dilakukan selama 24 jam,
pelayanan PDAM di Kabupaten Buleleng tidak dilakukan secara terpusat, terdapat
beberapa cabang yang membantu pelayanan PDAM pusat, beriku adalah tabel
sistem distribusi pelayanan PDAM di Kabupaten Buleleng:
Tabel 4. 13 Sistem Distribusi Pelayanan PDAM di Kabupaten Buleleng
Unit/Cabang
PDAM
PDAM Kab.
Buleleng
Cabang Clk.
Bawang
Cabang Seririt
Unit
Sambirenteng
Cabang Air
Sanih
Cabang
Busungbiu

Jumlah
Penduduk

Jumlah
Langganan
SR
KU
7

Penduduk
yang
Dilayani

Prosentase
Pelayanan

104.896

100

330

Kapasitas
Produksi

104.896

22.730

47.733

1.295

4

8.170

17,2

25

73.672

5.174

55

36.544

49,6

61

12.596

732

2

4.592

36,46

12

49.312

4.103

28

27.418

55,6

61

13.071

1.908

16

13.048

99,82

17

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

7

I-18

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BULELENG
PROVINSI BALI

Cabang
4.732
Pancasari
Cabang
23.458
Lovina
Unit
10.857
Pejarakan
Sumber: Buleleng dalam Angka 2014

773

4

5.038

106,47

22

3.271

10

20.626

87,93

20

105

-

630

76,44

7

4.2.5 Karakteristik perekonomian
A.

Perkembangan dan Struktur Ekonomi

Gambar 4. 5 Grafik PDRB 2011, 2012, 2013 Kabupaen Buleleng

PDRB Harga Berlaku Kab. Buleleng, Menurut Lapangan Usaha,Th.2011-2013,
(jutaan rupiah). Nilai absolut PDRB Kabupaten Buleleng atas dasar harga berlaku, pada
tahun 2013 sebesar 10.022,368 milyar rupiah meningkat sekitar 906,65 milyar rupiah
bila dibandingkan dengan PDRB tahun 2012 yang besarnya 9.115,7 milyar rupiah. Dari
angka agregat PDRB atas dasar harga berlaku diatas sangat jelas bahwa harga sangat
berperan dalam menghasilkan nilai PDRB yang besar. Penyumbang nilai tambah
tertinggi dalam pembentukan PDRB harga berlaku yaitu sektor pertanian dalam arti luas
sebesar 2.779,37 milyar rupiah.
Bila dilihat berdasarkan PDRB harga konstan 2000, menghasilkan agregat
PDRB sebesar 4.170,2 milyar rupiah pada tahun 2013. Terjadi sedikit peningkatan
dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu 239,05 milyar rupiah. Dari angka ini

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

I-19

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BULELENG
PROVINSI BALI

menggambarkan bahwa perkembangan produk riil dari barang dan jasa yang dihasilkan
di wilayah Kabupaten Buleleng pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 6,71
%. Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah paling tinggi yaitu sektor
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1.305,03 milyar rupiah. Sektor pertambangan
dan penggalian merupakan sektor penghasil nilai tambah yang paling kecil di antara
sektorsektor yang lain yaitu sebesar 27,469 milyar rupiah.
B.

Location Quotient (LQ)
Untuk mengetahui komoditas yang potensial di kabupaten Buleleng dapat

diketahui melalui analisis LQ. Analisis LQ (Location Quotient) adalah analisis yang
digunakan untuk menganalisa komoditas basis dan komoditas non-basis dari komoditaskomoditas yang ada pada suatu wilayah. Komoditas tersebut ditentukan berdasarkan
pada perbandingan antara komoditas pada wilayah tertentu dengan komoditas pada
wilayah yang lebih besar. LQ kabupaten Buleleng dilihat dari Lapangan Usaha dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 14 Perhitungan LQ Berdasarkan Lapangan Usaha
Lapangan
Usaha
Pertanian
Pertambangan
dan Penggalian
Industri
Pengolahan
Listrik, Gas,
dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,
Hotel, dan
Restoran
Pengangkutan
dan
Komunikasi
Keuangan,
Persewaan, &
Jasa Perusahaan
Jasa-jasa

PDRB Buleleng

LQ

2012
2614840

2013
2779372

2012
1,703282001

2013
1,416929123

2012
LQ>1

2013
LQ>1

76148

85598

0,049602086

0,915477363

LQ