T IPA 1103296 Chapter3
Verina, 2014
Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan tentang subjek dan lokasi penelitian, metode dan desain penelitian, langkah-langkah penelitian, penjelasan istilah, instrumen penelitian, serta teknik pengolahan dan analisis data penelitian.
A. Subjek dan Lokasi Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA Tahun Pelajaran 2013/2014 pada salah satu SMA di Kabupaten Bangka. Subjek penelitian berjumlah 34 siswa yang dipilih dengan cara purposive sampling, yaitu peneliti memilih sampel berdasarkan kebutuhan. Pemilihan sampel secara purposive
dilakukan dengan alasan bahwa pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada siswa dari tingkat kemampuan yang berbeda, sehingga siswa yang dijadikan sampel penelitian berasal dari siswa yang terdapat dalam kelas yang heterogen.
B. Metode Penelitian
Pada penelitian ini subjek penelitian diberikan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran investigasi kelompok yang telah dikembangkan. Pembelajaran ini diberikan sebanyak tiga kali pertemuan pada satu kelas dan selama itu dilakukan observasi secara sistematis. Karakter penelitian seperti ini termasuk dalam metode penelitian weak eksperimen (Fraenkel dkk., 2006). Pemilihan metode weak eksperimen dilakukan dengan alasan pada penelitian ini peneliti hanya ingin mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah melalui pembelajaran investigasi kelompok yang dapat diketahui dari selisih hasil pretes dan postes, sehingga tidak diperlukan kelas kontrol.
(2)
Verina, 2014
Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah One-Group
Pretest-Postest Design (Fraenkel dkk., 2006). Desain One-Group Pretest-Postest Design
adalah desain penelitian yang hanya menggunakan satu kelas; sebelum dan setelah perlakuan diberikan tes.
Pelaksanaan penelitian diawali dengan memberikan pretest untuk mengukur variabel terikat sebelum subjek diberikan perlakuan. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah. Selanjutnya memberikan perlakuan terhadap subjek berupa pembelajaran kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok yang telah dikembangkan. Setelah perlakuan, memberikan postes untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan. Perbedaan hasil pretes dan postes diasumsikan sebagai efek dari perlakuan. Gambaran desain penelitian yang digunakan tersaji pada Tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1.
Desain Penelitian One-Group Pretest-Postest Design Pretes Perlakuan Postes
O1 X O2
Keterangan:
O1 = Pretes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah
sebelum diberi perlakuan
O2 = Postes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah setelah
diberi perlakuan
X = Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Untuk pengaturan kelompok dalam pembelajaran investigasi kelompok pada penelitian ini mengacu pada pengaturan kelompok secara heterogen yang dikemukakan oleh Slavin (2009). Dalam pengaturan kelompok secara heterogen
(3)
Verina, 2014
Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini dilakukan pengurutan peringkat siswa di dalam kelas dari siswa berkemampuan tinggi sampai siswa yang berkemampuan rendah. Untuk pembagian siswa menjadi siswa berkemampuan tinggi (selanjutnya disebut siswa kelompok tinggi), sedang (selanjutnya disebut siswa kelompok sedang), dan rendah (selanjutnya disebut siswa kelompok rendah). Pengelompokkan siswa menjadi kelompok tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan nilai rata-rata ulangan harian pada kelas XI semester genap yang diperoleh dari dokumen sekolah. Kriteria pengelompokkan tersebut didasarkan pada patokan nilai rata-rata dan standar deviasi (Arikunto, 2012), yaitu (1) kelompok tinggi dipatok dari nilai rata ditambah satu standar deviasi; (2) kelompok rendah dipatok dari nilai rata-rata dikurangi satu standar deviasi; dan (3) kelompok sedang terdiri dari nilai yang terletak di antara kelompok tinggi dan kelompok rendah.
D. Prosedur Penelitian
Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian maka digunakan alur penelitian seperti pada Gambar 3.1.
Analisis standar isi mata pelajaran kimia
SMA/MA
Studi literatur model pembelajaran investigasi kelompok
Studi literatur kemampuan pemecahan masalah
Perumusan Model pembelajaran
p e r s i a p a n
Analisis materi kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan
Analisis hubungan model pembelajaran dan kemampuan pemecahan masalah
Pembuatan RPP, LKS, butir soal kemampuan pemecahan masalah,
lembar observasi, dan angket
Perumusan model pembelajaran investigasi kelompok kenaikan titik didih
dan penurunan titik beku larutan
Validasi dan revisi
Model pembelajaran investigasi kelompok kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan
(4)
Verina, 2014
Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Prosedur penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut.
a. Melakukan analisis standar isi mata pelajaran kimia SMA/MA, studi literatur mengenai model pembelajaran investigasi kelompok, dan kemampuan pemecahan masalah.
b. Menganalisis materi kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan. c. Menganalisis hubungan model pembelajaran dan kemampuan pemecahan
masalah.
d. Merumuskan model pembelajaran investigasi kelompok kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan.
e. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), butir soal kemampuan pemecahan masalah, lembar observasi pembelajaran, angket dan pedoman wawancara.
f. Validasi isi butir soal tes kemampuan pemecahan masalah oleh dosen ahli. g. Merevisi butir soal tes kemampuan pemecahan masalah.
h. Menentukan sekolah lokasi penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut.
a. Melaksanakan pretes sebelum pelaksanaan model pembelajaran investigasi
Pembelajaran dengan model pembelajaran investigasi kelompok kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan
pretes
postes
wawancara angket
Analisis data dan pembahasan
Kesimpulan dan saran
p e l a k s a n a a n
a k h i r
Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian
(5)
Verina, 2014
Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelompok kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan.
b. Melaksanakan model pembelajaran investigasi kelompok dan melakukan observasi kegiatan pembelajaran.
c. Melaksanakan postes.
d. Menyebarkan angket kepada siswa.
e. Melaksanakan wawancara terstruktur kepada siswa.
3. Tahap Akhir
Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut. a. Mengumpulkan data hasil penelitian.
b. Mengolah data hasil penelitian.
c. Menganalisis data hasil penelitian dan membahasnya. d. Menyimpulkan hasil penelitian.
e. Menuliskan laporan hasil penelitian dalam draf tesis.
E. Penjelasan Istilah
1. Model pembelajaran investigasi kelompok merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif, di mana siswa membentuk kelompok untuk merencanakan dan melaksanakan penyelidikan untuk menyelesaikan suatu masalah (Slavin, 2009).
Model pembelajaran investigasi kelompok yang dikembangkan mengikuti sintaks yang dikemukakan oleh Slavin (2009), meliputi 6 tahap yaitu mengidentifikasi topik dan mengatur siswa dalam kelompok, merencanakan tugas yang akan dipelajari, melakukan penyelidikan, menyiapkan laporan akhir, mempresentasikan laporan akhir, dan mendapatkan evaluasi pencapaian. 2. Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan siswa untuk
menyelesaikan masalah berdasarkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang telah dimiliki siswa sebelumnya.
(6)
Verina, 2014
Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahapan pemecahan masalah dalam penelitian ini meliputi 7 tahap, yaitu mengklarifikasi masalah, mempertimbangkan solusi yang mungkin untuk menyelesaikan masalah, memilih strategi yang akan digunakan, menjalankan strategi, mendeskripsikan solusi yang diperoleh, mengecek apakah masalah dapat terselesaikan, dan menghubungkan proses berpikir yang digunakan dalam menyelesaikan masalah terhadap konteks kehidupan nyata lainnya (McGregor, 2007).
F. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut. 1. Lembar tes tertulis, bertujuan untuk menjaring data kemampuan pemecahan
masalah, yang terdiri dari tujuh soal kemampuan pemecahan masalah. Kisi-kisi soal kemampuan pemecahan masalah disajikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2.
Kisi-kisi Soal Kemampuan Pemecahan Masalah
Kemampuan Pemecahan Masalah
Nomor Soal
Mengklarifikasi masalah 1a, 1b, 3a, 3b, 7a, 7b Mempertimbangkan solusi yang mungkin untuk
menyelesaikan masalah 1c, 7c
Memilih strategi yang akan digunakan 1d, 3a, 3b, 7d
Menjalankan strategi 3a, 3b
Mendeskripsikan solusi yang diperoleh 5a, 6a Mengecek apakah masalah dapat terselesaikan 5b, 6b Menghubungkan proses berpikir yang digunakan
dalam menyelesaikan masalah terhadap konteks kehidupan nyata lainnya
2a, 2b, 2c, 4a, 4b
2. Lembar observasi, digunakan untuk menjaring informasi secara langsung mengenai keterlaksanaan model pembelajaran investigasi kelompok, yang
(7)
Verina, 2014
Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berdasarkan pada aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran yang dilakukan oleh satu orang guru kimia.
3. Lembar angket, bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran investigasi kelompok yang dilakukan. Angket ini berupa skala sikap yang penilaiannya menerapkan skala Likert yang terdiri dari 30 butir pernyataan yang terdiri dari 16 pernyataan positif dan 14 pernyataan negatif. 4. Lembar wawancara terstruktur untuk siswa, bertujuan untuk mengungkap
hal-hal yang tidak terungkap pada angket. Lembar wawancara terstruktur terdiri dari 12 butir pertanyaan beralasan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini disajikan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3.
Teknik Pengumpulan Data
No Jenis Data Teknik Pengumpulan
Data Keterangan
1 Kemampuan
pemecahan masalah
Tes (pretes dan postes) Dilakukan di awal dan akhir pembelajaran 2 Aktivitas guru dan
siswa selama pembelajaran
Lembar observasi kegiatan pembelajaran
Dilakukan selama pembelajaran oleh satu orang
observer
3 Tanggapan terhadap model pembelajaran
Angket dan wawancara siswa
Dilakukan setelah
(8)
Verina, 2014
Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. Analisis Data Penelitian
Pada penelitian ini analisis data yang dilakukan, yaitu:
1. Validasi instrumen tes
Setelah instrumen tersusun, langkah selanjutnya melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing untuk instrumen berupa soal pretes dan postes. Selain dilakukan konsultasi kepada dosen pembimbing dilakukan konsultasi juga kepada dosen ahli.
Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila butir soal yang membangun tes dapat mengukur setiap aspek berpikir yang tercantum dalam indikator pembelajaran (Arikunto, 2012). Validitas isi dilakukan dengan meminta bantuan dosen ahli.
Berdasarkan hasil validasi kepada dosen ahli, terdapat saran dan beberapa bagian dari butir soal yang harus diperbaiki, seperti pada butir soal nomor 6, ada prinsip dasar sifat koligatif, yaitu zat terlarut harus nonvolatile dan larutan harus sangat encer. Kriteria larutan harus sangat encer untuk wacana pada soal nomor 6 tidak terpenuhi. Setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing, maka diputuskan bahwa butir soal berdasarkan judgement dosen ahli diperbaiki dan butir soal yang telah diperbaiki digunakan untuk pretes dan postes. Hasil validasi dari dosen ahli selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.9. Butir soal yang telah diperbaiki selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.1.
2. Uji data hasil penelitian
Setelah penelitian, dilakukan analisis data dengan teknik sebagai berikut. 1. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif yang dilakukan meliputi analisis data pretes dan postes. Pengolahan data hasil pretes dan postes bertujuan untuk mengetahui hasil belajar berupa kemampuan siswa memecahkan masalah sebelum dan setelah pembelajaran.
(9)
Verina, 2014
Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Menghitung nilai pretes- postes kemampuan pemecahan masalah.
Perhitungan dilakukan menggunakan bantuan software Microsoft Office
Excel 2010. Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut.
Nilai =
x 100
b. Menghitung gain ternormalisasi (N-gain) antara nilai pretes-postes.
Perhitungan dilakukan menggunakan bantuan software Microsoft Office
Excel 2010. N-Gain menunjukkan peningkatan kemampuan pemecahan
masalah setelah pembelajaran dilakukan guru. Nilai N-Gain menunjukkan tingkat efektivitas perlakuan daripada perolehan nilai. Peningkatan yang terjadi sesudah pembelajaran tersebut dihitung dengan rumus:
N-Gain=
pretes Nilai -maksimum Nilai
pretes Nilai -postes Nilai
(Hake, 1998) Kategorisasi perolehan nilai N-Gain (Hake, 1998) disajikan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4.
Kategori Gain Ternormalisasi
Gain ternormalisasi (g) Kriteria Peningkatan
g < 0,30 Rendah
0,30 ≤ g < 0,70 Sedang
g ≥ 0,70 Tinggi
2. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif berupa angket, hasil observasi dan wawancara terstruktur.
a. Analisis Angket Siswa
Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif dalam bentuk skala Likert. Tanggapan terhadap masing-masing pernyataan dinyatakan dengan 4 kategori, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Untuk pernyataan positif, maka bobot untuk kategori SS = 4; S = 3; TS
(10)
Verina, 2014
Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= 2; dan STS = 1. Untuk pernyataan negatif, bobot untuk kategori SS = 1; S = 2; TS = 3; dan STS = 4. Menurut Sugiyono (2013) perhitungan secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan nilai total masing-masing tanggapan. Kriteria angket siswa tercantum pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5.
Kriteria Nilai Total Angket Siswa
Rata-rata Nilai Kelas
3315 ≤ nilai total < 4080 Sangat setuju 2550 ≤ nilai total < 3315 Setuju 1785 ≤ nilai total < 2550 Tidak setuju 1020 ≤ nilai total < 1785 Sangat tidak setuju
b. Analisis Hasil Observasi
Lembar observasi memuat daftar keterlaksanaan model pembelajaran investigasi kelompok berdasarkan aktivitas yang teramati pada guru dan siswa. Analisis terhadap keterlaksanaan model pembelajaran investigasi kelompok dilakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan data yang terekam dalam lembar observasi guru dan siswa. Hasil perhitungan yang diperoleh dipersentasekan dengan rumus sebagai berikut.
Hasil perhitungan yang berupa persentase kemudian ditafsirkan berdasarkan kualifikasi seperti yang tercantum pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6.
Kriteria Penafsiran Data Hasil Observasi
Persentase (P) Kriteria
(11)
Verina, 2014
Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Persentase (P) Kriteria
0 < % P < 25 Sebagian kecil 25 < % P < 50 Hampir setengahnya
% P = 50 Setengahnya
50 < % P < 100 Hampir seluruhnya
% P = 100 seluruhnya
(Widoyoko, 2012)
c. Analisis Wawancara Terstruktur
Data hasil wawancara dianalisis secara deskriptif kualitatif dan digunakan sebagai data pelengkap.
(1)
Verina, 2014
Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahapan pemecahan masalah dalam penelitian ini meliputi 7 tahap, yaitu mengklarifikasi masalah, mempertimbangkan solusi yang mungkin untuk menyelesaikan masalah, memilih strategi yang akan digunakan, menjalankan strategi, mendeskripsikan solusi yang diperoleh, mengecek apakah masalah dapat terselesaikan, dan menghubungkan proses berpikir yang digunakan dalam menyelesaikan masalah terhadap konteks kehidupan nyata lainnya (McGregor, 2007).
F. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut. 1. Lembar tes tertulis, bertujuan untuk menjaring data kemampuan pemecahan
masalah, yang terdiri dari tujuh soal kemampuan pemecahan masalah. Kisi-kisi soal kemampuan pemecahan masalah disajikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2.
Kisi-kisi Soal Kemampuan Pemecahan Masalah Kemampuan
Pemecahan Masalah
Nomor Soal
Mengklarifikasi masalah 1a, 1b, 3a, 3b, 7a, 7b Mempertimbangkan solusi yang mungkin untuk
menyelesaikan masalah 1c, 7c
Memilih strategi yang akan digunakan 1d, 3a, 3b, 7d
Menjalankan strategi 3a, 3b
Mendeskripsikan solusi yang diperoleh 5a, 6a Mengecek apakah masalah dapat terselesaikan 5b, 6b Menghubungkan proses berpikir yang digunakan
dalam menyelesaikan masalah terhadap konteks kehidupan nyata lainnya
2a, 2b, 2c, 4a, 4b
2. Lembar observasi, digunakan untuk menjaring informasi secara langsung mengenai keterlaksanaan model pembelajaran investigasi kelompok, yang
(2)
Verina, 2014
Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berdasarkan pada aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran yang dilakukan oleh satu orang guru kimia.
3. Lembar angket, bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran investigasi kelompok yang dilakukan. Angket ini berupa skala sikap yang penilaiannya menerapkan skala Likert yang terdiri dari 30 butir pernyataan yang terdiri dari 16 pernyataan positif dan 14 pernyataan negatif. 4. Lembar wawancara terstruktur untuk siswa, bertujuan untuk mengungkap
hal-hal yang tidak terungkap pada angket. Lembar wawancara terstruktur terdiri dari 12 butir pertanyaan beralasan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini disajikan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3.
Teknik Pengumpulan Data
No Jenis Data Teknik Pengumpulan
Data Keterangan
1 Kemampuan
pemecahan masalah
Tes (pretes dan postes) Dilakukan di awal dan akhir pembelajaran 2 Aktivitas guru dan
siswa selama pembelajaran
Lembar observasi kegiatan pembelajaran
Dilakukan selama pembelajaran oleh satu orang
observer
3 Tanggapan terhadap model pembelajaran
Angket dan wawancara siswa
Dilakukan setelah
(3)
Verina, 2014
Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H. Analisis Data Penelitian
Pada penelitian ini analisis data yang dilakukan, yaitu:
1. Validasi instrumen tes
Setelah instrumen tersusun, langkah selanjutnya melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing untuk instrumen berupa soal pretes dan postes. Selain dilakukan konsultasi kepada dosen pembimbing dilakukan konsultasi juga kepada dosen ahli.
Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila butir soal yang membangun tes dapat mengukur setiap aspek berpikir yang tercantum dalam indikator pembelajaran (Arikunto, 2012). Validitas isi dilakukan dengan meminta bantuan dosen ahli.
Berdasarkan hasil validasi kepada dosen ahli, terdapat saran dan beberapa bagian dari butir soal yang harus diperbaiki, seperti pada butir soal nomor 6, ada prinsip dasar sifat koligatif, yaitu zat terlarut harus nonvolatile dan larutan harus sangat encer. Kriteria larutan harus sangat encer untuk wacana pada soal nomor 6 tidak terpenuhi. Setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing, maka diputuskan bahwa butir soal berdasarkan judgement dosen ahli diperbaiki dan butir soal yang telah diperbaiki digunakan untuk pretes dan postes. Hasil validasi dari dosen ahli selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.9. Butir soal yang telah diperbaiki selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.1.
2. Uji data hasil penelitian
Setelah penelitian, dilakukan analisis data dengan teknik sebagai berikut. 1. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif yang dilakukan meliputi analisis data pretes dan postes. Pengolahan data hasil pretes dan postes bertujuan untuk mengetahui hasil belajar berupa kemampuan siswa memecahkan masalah sebelum dan setelah pembelajaran.
(4)
Verina, 2014
Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Menghitung nilai pretes- postes kemampuan pemecahan masalah.
Perhitungan dilakukan menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel 2010. Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut.
Nilai =
x 100
b. Menghitung gain ternormalisasi (N-gain) antara nilai pretes-postes.
Perhitungan dilakukan menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel 2010. N-Gain menunjukkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah setelah pembelajaran dilakukan guru. Nilai N-Gain menunjukkan tingkat efektivitas perlakuan daripada perolehan nilai. Peningkatan yang terjadi sesudah pembelajaran tersebut dihitung dengan rumus:
N-Gain=
pretes Nilai -maksimum Nilai
pretes Nilai -postes Nilai
(Hake, 1998) Kategorisasi perolehan nilai N-Gain (Hake, 1998) disajikan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4.
Kategori Gain Ternormalisasi
Gain ternormalisasi (g) Kriteria Peningkatan
g < 0,30 Rendah
0,30 ≤ g < 0,70 Sedang
g ≥ 0,70 Tinggi
2. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif berupa angket, hasil observasi dan wawancara terstruktur.
a. Analisis Angket Siswa
Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif dalam bentuk skala Likert. Tanggapan terhadap masing-masing pernyataan dinyatakan dengan 4 kategori, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Untuk pernyataan positif, maka bobot untuk kategori SS = 4; S = 3; TS
(5)
Verina, 2014
Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= 2; dan STS = 1. Untuk pernyataan negatif, bobot untuk kategori SS = 1; S = 2; TS = 3; dan STS = 4. Menurut Sugiyono (2013) perhitungan secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan nilai total masing-masing tanggapan. Kriteria angket siswa tercantum pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5.
Kriteria Nilai Total Angket Siswa
Rata-rata Nilai Kelas
3315 ≤ nilai total < 4080 Sangat setuju 2550 ≤ nilai total < 3315 Setuju 1785 ≤ nilai total < 2550 Tidak setuju 1020 ≤ nilai total < 1785 Sangat tidak setuju
b. Analisis Hasil Observasi
Lembar observasi memuat daftar keterlaksanaan model pembelajaran investigasi kelompok berdasarkan aktivitas yang teramati pada guru dan siswa. Analisis terhadap keterlaksanaan model pembelajaran investigasi kelompok dilakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan data yang terekam dalam lembar observasi guru dan siswa. Hasil perhitungan yang diperoleh dipersentasekan dengan rumus sebagai berikut.
Hasil perhitungan yang berupa persentase kemudian ditafsirkan berdasarkan kualifikasi seperti yang tercantum pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6.
Kriteria Penafsiran Data Hasil Observasi
Persentase (P) Kriteria
(6)
Verina, 2014
Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Persentase (P) Kriteria
0 < % P < 25 Sebagian kecil 25 < % P < 50 Hampir setengahnya
% P = 50 Setengahnya 50 < % P < 100 Hampir seluruhnya
% P = 100 seluruhnya
(Widoyoko, 2012)
c. Analisis Wawancara Terstruktur
Data hasil wawancara dianalisis secara deskriptif kualitatif dan digunakan sebagai data pelengkap.