Korelasi antara strategi pembelajaran Learning Starts With a Question dan stimulasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri I Glagah.

(1)

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

MEILIYA ANDRIYANI D71213113

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id viii

Starts With A Question Dan Stimulasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Di

SMP Negeri I Glagah. Skripsi, Jurusan Pendidikan Islam, Prodi Pendidikan

Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di setiap lembaga pendidikan Islam adalah mata pelajaran pendidikan agama Islam yang memiliki konstribusi dalam memberikan stimulasi kepada siswa untuk memahami materi yang disampaikan dan Strategi yang cocok untuk meningkatkan siswa aktif bertanya adalah learning starts with a question dimana dalam hal ini ada hubungannya dengan stimulasi belajar siswa.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara strategi pembelajaran learning starts with a question dan stimulasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri I Glagah. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif explanatif. Kemudian strategi pembelajaran learning starts with a question sebagai variabel bebas (Independent) dan stimulasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri I Glagah sebagai variabel terikat

(dependent). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik

probability sampling menggunakan metode sampling acak sederhana (simple

random sampling) dengan menyebarkan angket yang berjumlah 40 soal yang

terdiri atas 20 soal tentang strategi pembelajaran learning starts with a question dan 20 soal untuk stimulasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri I Glagah yang diberikan kepada 19 siswa kelas VIII.Adapun teknik yang dipakai dalam pengumpulan data adalah menggunakan observasi, angket, dan dokumentasi. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis product moment dan tabel interpretasi nilai r Product

Moment Pearson.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Pelaksanaan strategi pembelajaran learning starts with a question pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri I Glagah dalam kategori baik yaitu berada pada interval nilai 61-80 dengan nilai rata-rata 80,05.(2) Stimulasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri I Glagah termasuk dalam kategori sangat baik, yaitu berada pada interval nilai 81-100 dengan nilai rata- rata 81.(3) Hasil dari penghitungan menggunakan product moment kasar menunjukkan bahwa nilai rXY hitung sebesar 0,855 dengan taraf kepercayaan 0,05 (5%), maka dapat diperoleh harga r tabel sebesar 0,456. Ternyata harga r hitung lebih besar dari pada r tabel (0,855 > 0,456). Dengan demikian dikatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat korelasi antara strategi pembelajaran learning starts with a question dan stimulasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri I Glagah.


(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id xii

HALAMAN JUDUL ...ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ...iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ...iv

MOTTO ...v

PERSEMBAHAN ...vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...vii

ABSTRAK ...viii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR TABEL ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN.. ...xx

DAFTAR GAMBAR.. ...xxi

BAB I : PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...9


(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id xiii

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ...11

G. Definisi Istilah atau Definisi Operasional ...11

H. Sistematika Pembahasan ...14

BAB II : LANDASAN TEORI ...16

A. Tinjauan tentang Strategi Pembelajaran Learning Starts With A Question ...16

1. Konsep Belajar dan Mengajar ...16

2. Pengertian Strategi Pembelajaran Learning Starts With A Question ...19

3. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Learning Starts With A Question ...27

4. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Learning Starts With A Question...29

B. Tinjauan tentang Stimulasi Belajar ...31

1. Pengertian Stimulasi Belajar ...31

2. Bentuk-bentuk Pemberian Stimulasi Belajar ...38

C. Tinjauan tentang Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ...43

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ...43

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ...45


(9)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id xiv

E. Postulat dan Hipotesis Penelitian ...51

BAB III : METODE PENELITIAN ...53

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...53

B. Variabel, Indikator, dan Instrumen Penelitian ...55

1. Variabel dan Indikator Penelitian...55

2. Instrumen Penelitian...56

C. Populasi dan Sampel ...61

1. Populasi ...61

2. Sampel ...61

D. Teknik Pengumpulan Data ...62

1. Observasi ...62

2. Kuesioner / Angket ...63

3. Dokumentasi ...64

E. Teknik Analisis Data ...64

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...67

A. Deskripsi Data ...67

1. Visi dan Misi SMP Negeri I Glagah.. ...67

2. Data Sekolah SMP Negeri I Glagah.. ...68

3. Struktur Organisasi.. ...68


(10)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id xv

7. Fasilitas Bangunan.. ...73

B. Sajian Data.. ...74

1. Data TentangPelakasanaan Strategi Pembelajaran Learning Starts With A Question ...74

2. Data tentang Stimulasi Belajar Siswa ...86

C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ...99

1. Analisis tentang Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Learning Starts With A Question pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri I Glagah.. ...99

2. Analisis tentang Stimulasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri I Glagah.. ...101

3. Pengujian Hipotesis.. ...104

BAB V : PENUTUP.. ...110

A. Simpulan.. ...110

B. Saran.. ...111


(11)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidiknya. Secara jelas tujuan Pendidikan Nasional yang dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 khususnya pasal 3, bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-Undang tersebut, harus dipahami dan disadari oleh setiap pengembang kurikulum. Sebab, apapun yang direncanakan dan dikembangkan serta dilaksanakan dalam setiap proses pendidikan pada akhirnya harus bermuara pada pengembangan potensi setiap anak agar mereka menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, memiliki akhlak yang mulia, manusia yang sehat, berilmu, cakap dan lain sebagainya.1

1

Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya,2012),h. 13.


(12)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pendidikan merupakan usaha untuk mencerdaskan bangsa. Hal ini tertuang dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1), dimana tiap-tiap warga Negara berhak untuk mendapatkan pengajaran. Pengajaran bagi setiap warga negara pada hakikatnya merupakan upaya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa secara maksimal sehingga dengan kemampuannya siswa akan dapat memenuhi kebutuhan hidup dan kelak akan digunakan bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, dan negara.2

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (proses, pembuatan dan cara mendidik). Menurut penjelasan pasal 37, Bab X, ayat 1 Undang-Undang Sindiknas Nomor 20 Tahun 2003, Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

Berdasarkan pengertian umum Pendidikan Agama, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam (PAI) yaitu usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama islam melalui kegiatan, bimbingan pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.3

2

Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3

M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya,1999), cet.Ke-I,h.74.


(13)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Menurut Zakiah Daradjat Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati, mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. Tayar Yusuf mengartikan Agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah SWT. Sedangkan menurut Ahmad Tafsir pendidikan Agama islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.

Mengenai tujuan Pendidikan Agama Islam atau tujuan-tujuan pendidikan lainnya di dalamnya mengandung nilai-nilai tertentu sesuai dengan pandangan dasar masing-masing yang harus direalisasikan melalui proses yang terarah dan konsisten.4

Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Dimana pembelajaran itu sendiri adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain,

4

Abd. Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), cet Ke- I,h.130.


(14)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik.5

Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama karena adanya usaha. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan komponen sebagai berikut :

1. Siswa: seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

2. Guru: seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya, yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

3. Tujuan: pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, dan afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

4. Materi Pelajaran: segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

5. Metode: cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.

5

Abuddin Nata, Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,2009),h.85.


(15)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6. Media: bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa.

7. Evaluasi: cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.6

Pembelajaran kaitannya dengan pelaksanaan kurikulum 2013 haruslah berpusat pada siswa (student oriented center) serta pembelajaran haruslah mampu mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Diakui atau tidak, bahkan pada zaman modern ini, sebagian besar guru mengajar menggunakan metodologi mengajar tradisional. Cara mengajar tersebut bersifat otoriter dan berpusat pada guru (teacher oriented). Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru. Guru memberikan ceramah kepada siswa-siswanya sementara siswa hanya mendengarkan. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi jenuh sehingga sulit menerima materi-materi yang diberikan oleh guru.7

Oleh karena itu suatu proses pembelajaran memerlukan inovasi. Diperlukan inovasi dan kreasi pembelajaran untuk penguasaan dan pemahaman terhadap materi yang dikelola dan ditampilkan secara professional, dari hati dan tanpa paksaan, logis dan menyenangkan serta dipadukan dengan pendekatan personal emosional terhadap siswa akan menjadikan proses pembelajaran yang ingin dicapai terwujud. Selain itu, pembelajaran juga harus

6

Muhammad Fathurrohman , Model-model Pembelajaran Inovatif, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA,2015),h.20.

7

Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikkulum 2013, (Yogyakarta : Ar-Ruuz Media, 2016),h.17.


(16)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

dibuat bervariasi dengan menciptakan suatu strategi pembelajaran yang aktif sehingga dalam proses pembelajaran dapat efektif.

Diantara strategi pembelajaran aktif adalah strategi pembelajaran Learning Strats With A Question adalah suatu strategi pembelajaran aktif dalam bertanya. Agar siswa aktif dalam bertanya, maka siswa diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajarinya, yaitu dengan membaca terlebih dahulu. Dengan membaca maka siswa memiliki gambaran tentang materi yang akan dipelajari, sehingga apabila dalam membaca atau membahas materi tersebut terjadi kesalahan konsep akan terlihat dan dapat dibahas serta dibenarkan secara bersama-sama.8

Untuk lebih meningkatkan siswa untuk aktif dalam bertanya mengenai pelajaran, maka dari itu guru dengan memberikan rangsangan atau yang disebut stimulasi dalam belajar. Stimulasi menurut kamus psikologi, stimulasi=perangsang, pendorong, rangsangan. Stimulasi adalah istilah yang digunakan oleh psikologi untuk menjelaskan suatu hal yang merangsang terjadinya respon tertentu. Rangsang merupakan informasi yang dapat diindera oleh panca indera.

Stimulasi adalah rangsangan yang dapat mempengaruhi kemampuan pengatahuan anak dalam mengembangkan aktifitas berfikir mengenai segala sesuatu yang dierap melalui panca indera.9Belajar merupakan akibat adanya

8

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga,2004),h.46.

9

Mohamad Surya, Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi dari Guru, Untuk Guru, (Bandung: ALFABETA,2014),h.129.


(17)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

interaksi antara stimulasi dan respon. Seseorang di anggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Perubahan tingkah laku yang terjadi harus secara sadar. Seseorang dikatakan belajar apabila setelah melakukan kegiatan belajar ia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan. Stimulasi dalam pembelajaran merupakan suatu rangsangan yang diberikan kepada siswa agar dapat meningkatkan semangat belajar siswa.

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari pemberian stimulasi dalam belajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki pemberian stimulasi yang tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi stimulasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memadai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat siswa lebih mudah mencapai target belajar.

Dengan strategi tersebut siswa jadi terstimulasi belajar untuk membaca dan memahami tiap bacaaan yang sulit untuk dimengerti yang akan nantinya dapat dipertanyakan. Dimana dengan penggunaan strategi tersebut siswa jadi lebih terdorong untuk belajar karena dengan rasa ingin tahu nya yang tinggi dengan kata-kata yang sulit dimengerti dalam susatu materi pembelajaran.

Dalam hal ini pemberian stimulasi belajar dalam strategi pembelajaran learning starts with a question dapat dikatakan sebagai daya penggerak atau merangsang siswa untuk lebih giat dalam belajar yang dapat menimbulkan,


(18)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.

Di SMP Negeri I Glagah ini memiliki guru yang berkompetensi pedagogik yang berbeda-beda, khususnya pada bidang PAI. Pada proses pembelajaran PAI dilakukan di masjid dan untuk bisa mengefektifkan belajar siswa, dimana guru PAI ini sendiri dalam mengajar masih dengan menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Disamping itu, untuk sekarang guru untuk dituntut lebih profesional dalam kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa harus aktif. Dan untuk itu penggunaan strategi pembelajaran aktif dan inovasi learning strats with a question pada pembelajaran PAI supaya siswa tidak merasa bosan atau jenuh pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Dari kalimat diatas, penulis beranggapan bahwa strategi pembelajaran ini adalah salah satu strategi pembelajaran yang relevan untuk diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Glagah.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti dan menelaah tentang strategi pembelajaran learning starts with a question dan stimulasi belajar yang akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Glagah. Penulis menuangkan dalam

bentuk skripsi yang berjudul “Korelasi Antara Strategi Pembelajaran Learning Starts With A Question dan Stimulasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Glagah”.


(19)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pelaksanaan strategi pembelajaran Learning Starts With A Question pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Glagah ?

2. Bagaimana stimulasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Glagah ?

3. Bagaimana korelasi antara strategi pembelajaran Learning Starts With A Question dan stimulasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Glagah ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendiskripsikan pelaksanaan strategi pembelajaran Learning Starts With A Question dan stimulasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Glagah.

2. Untuk mendiskripsikan stimulasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Glagah.

3. Untuk mengukur korelasi antara strategi pembelajaran Learning Starts With A Question dan stimulasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Glagah.

D. Kegunaan Penelitian

Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini antara lain: 1. Bidang akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi ilmu pengetahuan khusus dalam masalah pembelajaran Learning Starts With A


(20)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Question sebagai salah satu strategi pembelajaran dan stimulasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Glagah.

2. Bidang social-praktis

a) Bagi sekolah hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam pelaksanaan strategi pembelajaran dan stimulasi belajar.

b) Bagi guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam penelitian ini dapat memberi wacana mengenai inovasi strategi pembelajaran dan stimulasi belajar yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

c) Bagi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan perpustakaan untuk dijadikan bahan manfaat atau guna menambah wawasan pengetahuan terutama mengenai strategi pembelajaran dan stimulasi belajar.

E. Penelitian Terdahulu

Judul yang peneliti temukan di dalam penulusuran opac, berjudul :

“Pengaruh Learning Start With A Question Terhadap Keberhasilan Belajar Siswa pada mata pelajaran akhlak di Madrasah Diniyah Miftahul Huda Tambak Rejo Waru.” Oleh : M. Mubashir (2011).

Dapat ditegaskan bahwa terdapat pengaruh yang kuat antara strategi learning starts with a question pada keberhasilan siswa pada mata pelajaran akhlak di Madrasah Diniyah Miftahul Huda Tambak Rejo Waru.


(21)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil penelitiannya akurat, permasalahan tersebut diatas akan dibatasi pada hal-hal tersebut dibawah ini :

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII di sekolah SMP Negeri I Glagah. 2. Strategi Learning Starts With A Question.

3. Stimulasi belajar siswa.

4. Bidang studi Pendidikan Agama Islam. G. Definisi Istilah atau Definisi Operasional

Diberikan oleh peneliti dan sekaligus memberikan penjelasan tentang cara mengukur masing-masing variabel penelitian yang meliputi :

1. Korelasi

Korelasi dapat diartikan sebagai hubungan. Namun ketika dikembangkan lebih jauh, korelasi tidak hanya dipahami sebatas pengertian tersebut. Korelasi merupakan salah satu teknik analisis dalam statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel yang bersifat kuantitatif. Hubungan dua variabel tersebut dapat dapat terjadi karena adanya hubungan sebab akibat atau dapat pula terjadi karena kebetulan saja.10

10


(22)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2. Strategi Pembelajaran Learning Starts With A Question a. Strategi

Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Dalam konteks pengajaran strategi bisa diartikan sebagai suatu pola umum tindakan guru-siswa dalam manifestasi aktivitas pengajaran.11

b. Pembelajaran

Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama karena adanya usaha.12

c. Learning Starts With A Question

Learning Strats With A Question (pembelajaran dimulai dengan pertanyaan) adalah pembelajaran aktif yang dilakukan dengan metode tanya jawab untuk memulai pembelajaran.13

Jadi, dari penjelasan istilah diatas strategi pembelajaran Learning Starts With A Question adalah sebagai suatu pola umum tindakan guru-siswa dalam manifestasi aktivitas pengajaran, dimana untuk

11

Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia,2010), h.10.

12

Muhammad Fathurrohman , Model-model Pembelajaran Inovatif,h.20.

13


(23)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

strategi yang di pilih yaitu strategi pembelajaran Learning Starts With A Question dimana strategi tersebut adalah termasuk strategi pembelajaran aktif dan inovatif yang dilakukan dengan metode tanya jawab untuk memulai sebuah pelajaran di dalam kelas.

3. Stimulasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI a. Stimulasi

Stimulasi adalah rangsangan yang dapat mempengaruhi kemampuan pengatahuan anak dalam mengembangkan aktifitas berfikir mengenai segala sesuatu yang dierap melalui panca indera.14

b. Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.15

Jadi, dalam penjelasan diatas stimulasi dalam pembelajaran merupakan suatu rangsangan yang diberikan kepada siswa agar dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus mampu memilih rangsangan yang baik dan mampu memberi rangsangan yang baik.

4. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan

14

Mohamad Surya, Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi dari Guru, Untuk Guru,h.129.

15

Slameto,Belajar & faktor-faktor yang mempengaruhinya,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010),h.2.


(24)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

mengamalkan agama islam melalui kegiatan, bimbingan pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional

Dari beberapa definisi istilah di atas, maka yang dimaksud dengan korelasi antara strategi pembelajaran learning starts with a question dan stimulasi belajar siswa adalah suatu usaha pembelajaran aktif yang dilakukan dengan metode tanya jawab untuk memulai sebuah pelajaran dan inovasi yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengarahkan siswa dengan suatu dorongan dasar yang dapat merangsang atau menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku dalam proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara eksternal pada siswa, khususnya dalam bidang pendidikan agama islam.

H. Sistematika Pembahasan

Berikut pokok pembahasan yang penulis ketengahkan dalam penelitian kali ini adalah tentang permasalahan pokok mengenai Korelasi Antara Strategi Learning Starts With A Question dan Stimulasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri I Glagah.

Bab pertama pendahuluan yang meliputi: a) Latar Belakang Masalah b) Rumusan Masalah c) Tujuan Penelitian d) Kegunaan Penelitian e) Penelitian Terdahulu f) Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian g) Definisi Operasional h) Sistematika Pembahasan.


(25)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Bab kedua pembahasan merupakan landasan teori yang meliputi pembahasan tentang A. Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Learning Strats With A Question yang meliputi: 1) konsep belajar mengajar, 2) Pengertian Strategi Pembelajaran Learning Strats With A Question, 3) Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Learning Strats With A Question, 4) Kelebihan dan kekurangan Strategi Pembelajaran Learning Strats With A Question. B. Tinjauan tentang Stimulasi Belajar siswa yang meliputi: 1) Pengertian Stimulasi Belajar. 2) Bentuk-bentuk pemberian stimulasi belajar. C. Tinjauan tentang mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) meliputi: 1) Pengertian Pendidikan Agama Islam, 2) Tujuan Pendidikan Agama Islam, 3) Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam, D. Korelasi Antara strategi pembelajaran Learning Strats With A Question dalam meningkatkan stimulasi belajar. E. Postulat dan Hipotesis Penelitian.

Bab ketiga tentang metode penelitian yang mencakup : A). Jenis dan rancangan penelitian. B). Variabel, indikator, dan instrumen penelitian. C). Populasi dan sampel. D). Teknik pengumpulan data. E). Teknik analisis data

Bab keempat memaparkan hasil penelitian dan pembahasan dari keseluruhan bab, yang meliputi: A). Deskripsi data. B). Sajian data C). Analisis Data dan Pengujian hipotesis.

Bab kelima penutup hasil rangkuman dari semua bab yang meliputi: a) Simpulan, dan b).Saran


(26)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Learning Starts With A Question

1. Konsep Belajar dan Mengajar

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Selanjutnya ada, yang

mendefinisikan : “belajar adalah berubah”. Dalam hal ini yang

dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelaslah menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. 16

Proses belajar merupakan perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan seluruh potensi yang

16

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada),h.20-21.


(27)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

dimiliki, baik fisik maupun mental, panca indera dan aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motivasi dan minat. Manusia telah diciptakan oleh Allah dalam keadaan tidak berpengetahuan, namun Allah telah membekali manusia dengan sarana-sarana fisik maupun psikis agar manusia dapat mempergunakannya untuk belajar dan mengembangkan ilmu dan teknologi untuk kemaslahatan umat. Sebagaimana dalam firman Allah surat An-Nahl ayat78, yaitu :

َ ْ كتا همأ ن طب ْنم ْ كجر ْخأ هَ

راصْب ْْا عْمهسلا كل لعج اًئْيش ن م ْعت

ن ركْشت ْ كه عل ۙ ةدئْف ْْا

Dan Allah mengeluarkan dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan daya nalar agar kamu bersyukur. (Q.S. An-Nahl/16:78).

Dalam ayat diatas, dikatakan bahwa dalam proses belajar atau mencari ilmu manusia telah diberi sarana fisik berupa indra eksternal dan sarana psikis berupa daya nalar dan intelektual.17

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini berkaitan dengan mengajar diartikan sebagai suatu penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atai sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk

17

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni,Teori Belajar dan Pembelajaran,(Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2010),h. 38


(28)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

berlangsungnya proses belajar. Kalau belajar dikatakan milik siswa, maka mengajar sebagai kegiatan guru. Disamping itu ada beberapa definisi lain, yang dirumuskan secara rinci dan tampak bertingkat.

Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik. Menurut pengertian ini berarti tujuan belajar dari siswa itu hanya sekedar ingin mendapatkan atau menguasai pengetahuan.

Kemudian pengertian yang luas, mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental.18

Suatu proses belajar mengajar dikatakan baik, bila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Adapun hasil pengajaran itu dikatakan betul-betul baik, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa. Dalam hal ini guru akan senantiasa menjadi pembimbing dan pelatih yang baik bagi para siswa yang akan menghadapi ujian. Kalau hasil pengajaran itu tidak tahan lama dan lekas menghilang, berarti hasil pengajaran itu tidak efektif. Guru harus

18


(29)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

mempertimbangkan berapa banyak dari yang diajarkan itu akan msih diingat kelak oleh subjek belajar, setelah lewat satu minggu, satu bulan, satu tahun dan seterusnya.

b. Hasil itu merupakan pengetahuan “asli” atau “otentik” pengetahuan hasil proses belajar-mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupaakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat memengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya.

Jadi, bagi seorang guru/pengajar harus menyadari bahwa belajar

adalah ingin “mengerti”. Belajar adalah mencari, menemukan dan melihat

pokok permasalahannya. Belajar juga dikatakan sebagai upaya memecahkan persoalan yang dihadapi. Hal ini membawa konsekuensi bahwa kegiatan mengajar dalam proses pengajarannya juga harus menyediakan kondisi yang problematik dan guru membimbingnya.19

2. Pengertian Strategi Pembelajaran Learning Starts With A Question

Guru sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan, memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru diharapkan paham tentang pengertian strategi pembelajaran. Pengertian strategi pembelajaran dapat dikaji dari dua kata pembentuknya, yaitu strategi dan pembelajaran.

19


(30)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Istilah strategi (strategy) berasal dari “kata benda” dan “kata kerja” dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda, strategos merupakan gabungan kata stratos(militer) dengan “ago” (memimpin).

Kata strategi berarti cara dan seni menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. Dapat dikemukakan bahwa strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang kegitan. 20

a. Dalam peperangan digunakan strategi peperangan dengan menggunakan sumber daya tentara dan peralatan perang untuk memenangi peperangan.

b. Dalam bisnis digunakan strategi bisnis dengan mengarahkan sumber daya yang ada sehingga tujuan perusahaan untuk mencari keuntungan tercapai.

c. Dalam pembelajaran digunakan strategi pembelajaran dengan penggunaan berbagai sumber daya (guru dan media) untuk mencapai tujuan pembelajaran.21

Secara sederhana, istilah pembelajaran bermakna sebagai “upaya

untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah

20

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran,(Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA,2013),h.3.

21

Made Wena,Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta:Bumi Aksara,2011),h.2.


(31)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pencapaian tujuan yang direncanakan”. Pembelajaran dapat pula

dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Beberapa ahli mengemukakan tentang pengertian pembelajaran diantaranya :

a. Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu. Pembelajaran merupakan subjek khusus dari pendidikan (Corey,1986);

b. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No.20 tahun 2003);

c. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Mohammad Surya);

d. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, prosedur yang saling memengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik);


(32)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

e. Pembelajaran adalah rangkaian peristiwa (events) yang memengaruhi pembelajaran sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan mudah (Gagne dan Brigga,1979).

Pembelajaran adalah suatu konsep dari dua dimensi kegiatan (belajar dan mengajar) yang harus direncanakan dan diaktualisasikan, serta diarahkan pada penca[aian tujuan atau penguasaan sejumlah kompetensi dan indikatornya sebagai gambaran hasil belajar.

Pada dasarnya pembelajaran merupakan kegiatan terencana yang mengkondisikan/ merangsang seseorang agar bisa belajar dengan baik agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. 22

Pembelajaran berarti upaya membelajarkan siswa. Dengan demikian, strategi pembelajaran berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya membelajarkan siswa. Sebagai suatu cara, strategi pembelajaran dikembangkan dengan kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk suatu bidang pengetahuan tersendiri. Sebagai suatu bidang pengetahuan, strategi pembelajaran dapat dipelajari dan kemudian diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran.23

Strategi Pembelajaran merupakan komponen penting dalam sistem pembelajaran. Strategi pembelajaran terkait dengan bagaimana materi disiapkan, metode apa yang terbaik untuk menyampaikan materi pembelajaran tersebut, dan bagaimana bentuk evaluasi yang tepat digunakan untuk mendapatkan umpan balik pembelajaran. Namun, strategi

22

Abdul Majid,Strategi Pembelajaran,h.4-5. 23


(33)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

pembelajaran yang menjadi sorotan dekade terakhir adalah bagaimana guru dapat merancang strategi itu agar para siswa dapat menikmati pembelajaran dengan aktif dan inovasi sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam menerima pelajaran didalam kelas.

Strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan sumber belajar yang dapat dilakukan guru untuk mendukung terciptanya efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Pengorganisasian, penyampaian, dan pengelolaan pembelajaran diarahkan pada berbagai komponen yang disebut sistem pembelajaran. Komponen-komponen pembelajaran tersebut, menurut AECT (1977) adalah pesan, orang, material, peralatan, teknik dan setting. Oleh karena itu, strategi pembelajaran merupakan bagian terpenting dari komponen teknik dan metode dalam suatu sistem pembelajaran.

Pendapat yang lebih spesifik tentang strategi pembelajaran dinyatakan oleh Romiszowski (1981) yang menyatakan bahwa strategi adalah sebagai titik pandang dan arah berbuat yang diambil dalam rangka memilih metode pembelajaran yang tepat, yang selanjutnya mengarah pada yang lebih khusus, yaitu rencana, taktik, dan latihan. Seiring dengan pendapat diatas Reingulth (1983) juga menyatakan konsep yang tidak jauh berbeda, bahwa strategi pembelajaran merupaakan cara pandang dan pola pikir guru dalam mengajar. Dengan demikian strategi pembelajaran meliputi aspek yang lebih luas daripada metode pembelajaran.


(34)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Rumusan lebih jelas dapat dilihat dalam Depdiknas (2003) yang merumuskan strategi pembelajaran sebagai cara pandang dan pola pikir guru dalam mengajar agar pembelajaran menjadi efektif. Artinya, rumusan yang dibuat Depdiknas lebih spesifik dengan tujuan yang jelas, yaitu meningkatkan efektivitas pembelajaran.24 Rumusan Depdiknas tersebut diperkuat dengan pernyataan selanjutnya bahwa dalam mengmbangkan strategi pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan beberapa hal yang memungkinkan terciptanya pembelajaran efektif dan berhasil baik.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran adalah cara pandang, pola berpikir, dan arah berbuat yang diambil guru dalam memilih metode pembelajaran yang memungkinkan efektifnya pembelajaran.25

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru untuk mengembangkan strategi-strategi pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa seacar efektif di dalam proses pembelajaran.

Strategi Pembelajaran LSQ (Learning Starts With A Question) adalah suatu strategi pembelajaran dimana proses belajar sesuatu yang baru akan lebih efektif jika siswa aktif dalam bertanya sebelum mereka mendapatkan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari dari guru sebagai pengajar.

24

Darmansyah,Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor, (Jakarta: Bumi Aksara,2012),h.17-18.

25


(35)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Salah satu cara untuk membuat siswa belajar aktif adalah dengan membuat mereka bertanya tentang materi pelajaran sebelum ada penjelasan dari guru.

Agar siswa aktif dalam bertanya, maka siswa diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajarinya, yaitu dengan membaca terlebih dahulu. Dengan membaca maka siswa memiliki gambaran tentang materi yang akan dipelajari, sehingga apabila dalam membaca atau membahas materi tersebut terjadi kesalahan konsep akan terlihat dan dapat dibahas serta dibenarkan secara bersama-sama. Startegi ini dapat memberikan stimulasi siswa untuk mencapai kunci belajar, yaitu bertanya.26

Chin (2001) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pertanyaan siswa akan mempengaruhi tingkat kedalaman materi yang menentukan pemilihan akan mempengaruhi pendekatan dalam pembelajaran. Terapat dua jenis pertanyaan, yaitu pertanyaan mengenai informasi yang umum dan pertanyaan yang dapat merangsang keingintahuan siswa. Apabila pertanyaan siswa menyangkut keingintahuan diperlukan pendekatan yang mendalam terhadap materi.

Guru memberikan pertanyaan kepada para siswa untuk mengatahui pemahaman siswa, untuk mendorong siswa berpikir, dan untuk menyusun serta mengarahkan pembelajaran. Pertanyaan digunakan oleh guru sebagai

26

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif, (yogyakarta: Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga,2004),h.46.


(36)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

alat diagnosa dalam menentukan tingkat pengajaran yang diperlukan siswa untuk memulai pelajaran. Pertanyaan merupakan metode yang utama untuk mengetahui pemahaman siswa. Pertanyaan bisa diberikan dalam satu rangkaian cepat untuk membahas ulang isi pelajaran atau digunakan sebagai evaluasi akhir dari pembelajaran siswa.

Pertanyaan dalam interaksi belajar mengajar adalah penting karena dapat menjadi perangsang yang mendorong siswa untuk giat berpikir dan belajar, membangkitkan pengertian baru. Guru dapat menyelidiki penguasaan siswa, mendorong pengetahuan dalam situasi lain, mengarahkan dan menarik perhatian siswa, mengubah pendirian, kepercayaan, atau prasangka yang keliru. Guru harus tepat dalam merumuskan pertanyaan agar siswa dapat mencari jawaban yang tepat. Suatu pertanyaan yang baik mempunyai ciri-ciri :

a). Kalimatnya singkat dan jelas;

b). Tujuannya jelas, tidak terlalu umum dan luas; c). Setiap pertanyaan hanya untuk satu masalah; d). Mendorong anak untuk berpikir;

e). Jawaban yang diharapkan bukan sekedar ya atau tidak; f). Bahasa dalam pertanyaan dikenal baik oleh siswa;dan g). Tidak menimbulkan tafsiran ganda.

Pertanyaan yang baik yang seharusnya digunakan dalam pembelajaran adalah pertanyaan pengarah, yaitu pertanyaan yang sifatnya mengarahkan pada suatu konsep. Dalam hal ini pertanyaan yang sifatnya


(37)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

mengarahkan telah menuntun siswa dalam menemukan jawaban yang tepat. Pertanyaan yang sifatnya mengarahkan ini merupakan salah satu jenis pertanyaan yang baik yang dirancang untuk mendorong siswa agar terlibat secara aktif dalam pembelajaran sehingga siswa dirangsang untuk berpikir dan melakukan kegiatan bermakna.27

3. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Learning Starts With A Question

Mengenai langkah-langkah strategi pembelajaran learning starts with a question ini adalah sebagai berikut :

1) Guru memilih bahan bacaan yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Lalu mendistribusikan kepada siswa dalam sebuah hand out materi pelajaran pilihan. Kunci pemilihan materi adalah kebutuhan untuk merangsang pertanyaan bagi siswa. Hand out yang dibagikan dapat berisi informasi yang luas tapi kurang detail atau penjelasan yang dibatasi sangatlah sesuai. Teks yang terbuka untuk intrepetasi juga dapat dipilih untuk memberikan stimulasi rasa ingin tahu. 2) Guru meminta siswa untuk mempelajari bacaan secara

individual ataupun dengan teman yang lain.28

3) Saat membaca, siswa memberi garis bawah,. Hal itu bertujuan agar siswa mengetahui kata-kata penting, sehingga secara otomatis siswa akan melakukan information search, dari

27

Sardiman,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,h.214. 28

Elvin L Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif:, (Bandung: Penerbit Nusamedia,2006),h. 157.


(38)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

beberapa sumber karena rasa ingin tahu terhadap materi yang tidak mereka pahami.

4) Siswa dapat meringkas atau membuat catatan dari hasil membaca. Hal ini bertujuan untuk mengetahui materi yang perlu dihafal atau dikaji.

5) Siswa membuat pengertian hand out sebanyak mungkin dan identifikasi apa yang mereka tidak mengerti, dengan cara memberi tanda pada bagian bacaan yang tidak dipahami.

6) Guru meminta siswa untuk membahas poin-poin yang mereka belum pahami dengan pasangan belajar dari teman yang lain. 7) Guru menjawab pertanyaan siswa tentang poin-poin yang tidak

dipahami oleh siswa dan sebaliknya, guru dapat memberikan pertanyaankepada siswa untuk menstimulasi keaktifan siswa selama belajar.29

Teknik bertanya merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk mengajukan sejumlah pertanyaan kepada siswanya dengan memperhatikan karakteristik dan latar belakang siswa. Dengan mengajukan pertanyaan yang menantang, siswa akan terangsang untuk berimajinasi sehingga dapat mengmbangkan gagasan-gagasan barunya yang berisi tentang informasi yang lengkap.30 Dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik penyampaian yang tepat akan :

29

Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Nuansana Aksara Grafika, 2004),h. 46-47.

30


(39)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1) Meningkatkan patisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 2) Membangkitkan minat da rasa ingin tahu siswa terhadap suatu

masalah yang sedang dibicarakan.

3) Mengembangkan pola pikir dan cara belajar aktif dari siswa, sebab berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya.

4) Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu peserta didik dalam menentukan jawaban yang baik. 5) Memuaskan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang

dibahas.31

4. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Learning Starts With A Question

Adapun kelebihan dari Strategi Pembelajaran Aktif Dalam Bertanya (Learning Start With A Question) ini adalah sebagai berikut:

1. Siswa menjadi siap memulai pelajaran, karena siswa belajar terlebih dahulu sehingga memiliki sedikit gambaran dan menjadi lebih paham setelah mendapat tambahan penjelasan dari guru.

2. Siswa menjadi aktif bertanya. 3. Materi dapat diingat lebih lama.

4. Kecerdasan siswa diasah pada saat siswa belajar untuk mengajukan pertanyaan.

31

Marno dan M. Idris, Strategi dan Metode Pengajaran, (yogyakarta: Ar-Ruz Media Group,2008),h.116.


(40)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5. Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat secara terbuka dan memperluas wawasan melalui bertukar pendapat secara kelompok.

6. Siswa belajar memecahkan masalah sendiri secara berkelompok dan saling bekerjasama antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.

7. Dapat mengetahui mana siswa yang belajar dan yang tidak belajar.

Adapun kelemahan yang dimiliki Strategi Pembelajaran Aktif Dalam Bertanya (Learning Start With A Question) adalah:

1. Membutuhkan waktu panjang jika banyak pertanyaan yang dilontarkan siswa.

2. Jika guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab, pertanyaan atau jawaban bisa melantur jika siswa tersebut tidak belajar atau tidak menguasai materi.

3. Apatis bagi siswa yang tidak terbiasa berbicara dalam forum atau siswa yang pasif.

4. Mensyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup tentang topic atau masalah yang didiskusikan32

32


(41)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id B. Tinjauan Tentang Stimulasi Belajar

1. Pengertian Stimulasi Belajar

Stimulasi menurut kamus psikologi, stimulasi=perangsang, pendorong, rangsangan. Stimulus adalah istilah yang digunakan oleh psikologi untuk menjelaskan suatu hal yang merangsang terjadinya respon tertentu. Rangsang merupakan informasi yang dapat diindera oleh panca indera.

Stimulasi adalah rangsangan yang dapat mempengaruhi kemampuan pengatahuan anak dalam mengembangkan aktifitas berfikir mengenai segala sesuatu yang dierap melalui panca indera.

Sedangkan belajar sendiri dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan. Banyak ahli yang mengemukakan tentang teori belajar, diantaranya adalah:

1) Menurut Thorndike yang dikutip oleh Hamzah Uno, mengemukakan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulasi (yang berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respons (juga bisa berupa pikiran, perasaan, atau gerakan). Jelasnya, menurut Thorndike perubahan tingkah laku dapat dilihat secara konkret (dapat diamati) atau abstrak (tidak dapat diamati). 33

2) Pendapat senada dikemukakan oleh Gallow yang menyatakan bahwa belajar sebagai suatu perubahan perilaku seseorang yang relatif

33

Hamzah B. Uno,Teori Motivasi dan Pengukurannya,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), cet Ke-3, h.11.


(42)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

cenderung tetap sebagai akibat adanya penguatan.34 Perubahan perilaku akibat perilaku ini, dapat terjadi apabila proses belajar mengajar peserta didik diberi pengalaman belajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhannya.

3) Clifford T Morgan memberikan batasan bahwa : “Learning may be defined as any relatively permanent change in behavior which occurs

as a result of experience or practice”. Belajar bisa diartikan sebagai setiap perubahan yang relatif tetap dalam tingkah laku yang terjadi dari hasil pengalaman atau latihan.

5) Menurut Lester D. Crow and Alice Crow “Learning is a modification of behavior accompanying growth processes that are brought about

through adjustment to tensions initiated through sensory stimulation”. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang diiringi dengan proses pertumbuhan yang ditimbulkan melalui penyesuaian diri terhadap keadaan lewat rangsangan atau dorongan.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah pemerolehan pengalaman baru oleh seseorang dalam bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap, sebagai akibat adanya proses dalam bentuk interaksi belajar terhadap suatu obyek atau melalui suatu penguatan dalam bentuk pengalaman terhadap suatu obyek yang ada dalam lingkungan belajar.

Hal yang mendorong seseorang untuk belajar antara lain :

34Ibid .,h. 15


(43)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas;

b. Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju;

c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman;

d. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetensi;

e. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman;

f. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Unsur yang terpenting dalam belajar menurut skinner (J.W.Santrock,272) dalam teori behaviorisme Skinner adalah adanya penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment).

Penguatan dan hukuman. Penguatan (reinforcement) konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku. Penguatan boleh jadi kompleks. Penguatan berarti memperkuat. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua bagian :

1. Penguatan positif, adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulasi yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk


(44)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), peilaku (senyum, menganggukan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, juara 1 dsb).

2. Penguatan Negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulasi yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain adalah menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku yang tidak senang (menggelengkan, kening berkerut,muka kecewa dll).

Beberapa prinsip belajar yang dikembangkan oleh Skinner antara lain :

a. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat.

b. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

c. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri. d. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun

ini lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanaya hukuman.

e. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya.


(45)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

f. Dalam pembelajaran, digunakan shaping.

Disamping itu pula dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:

a. Law of operant conditioning yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulasi penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.

b. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulasi penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.

Jadi stimulasi dalam pembelajaran merupakan suatu rangsangan yang diberikan kepada siswa agar dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus mampu memilih rangsangan yang baik dan mampu memberi rangsangan yang baik.35

Disini stimulasi belajar termasuk kedalam motivasi belajar yakni keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dan untuk macam-macam motivasi ini

35

Mohamad Surya, Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi dari Guru, Untuk Guru, (Bandung: ALFABETA,2014),h.50.


(46)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

dibagi menjadi dua yakni Motivasi instrinsik dan Motivasi Ekstrinsik.

1. Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam, seperti minat atau keinginan, sehingga seseorang tidak lagi termotivasi oleh bentuk- bentuk intensif atau hukuman.

Motivasi intrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu. Peserta didik termotivasi untuk belajar semata- mata untuk menguasai nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah, dan sebagainya.

Bila seseorang memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya ia akan sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus- menerus. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan di masa datang.36

36


(47)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2. Motivasi Ekstrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah motif- motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila siswa menempatkan tujuan belajarnya di luar- luar faktor- faktor situasi belajar. Peserta didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajari. Misalnya untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan, dan sebagainya.

Motivasi ekstrinsik diperlukan agar siswa termotivasi untuk maju. Berbagai macam cara guru bisa dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, dan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuk. Tanpa membedakan antara usaha mengembangkan motivasi ekstrinsik dan usaha mengembangkan motivasi intrinsik, disarankan kepada guru untuk berusaha :

1. Menjelaskan kepada siswa, mengapa suatu bidang studi dimasukkan dalam kurikulum sekolah dan apa gunanya untuk kehidupan kelak.

2. Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah suatu tugas yang tidak harus menekan, sehingga siswa mempunyai intensitas untuk belajar dan menyelesaikan tugasnya dengan sebaik mungkin.


(48)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3. Menggunakan bentuk- bentuk kompetisi (persaingan) antar siswa dengan siswa atau kelompok- kelompok siswa, dengan menjaga jangan sampai kompetisi menjadi alasan untuk saling bermusuhan 4. Menggunakan insentif, seperti pujian dan hadiah berupa materi,

secara wajar dan tidak berlebih- lebihan.

Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak penting dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.37

Jadi, kedua jenis motivasi di atas sangat diperlukan dan saling terkait guna menjadikan peserta didik untuk bisa termotivasi dan memiliki ketuntasan dalam belajarnya.

Jadi dalam pemberian stimulasi belajar kepada siswa ini tergolong kedalam motivasi ekstrinsik dimana fungsinya untuk merangsang siswa dari luar untuk bisa aktif dalam belajar.

2. Bentuk-Bentuk Pemberian Stimulasi Belajar

Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik instrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Disini pemberian stimulasi juga dapat dikatakan sebagai motivasi ekstrinsik. Dengan pemberian stimulasi, pelajar

37


(49)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

Dalam kaitan itu, perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Tetapi untuk motivasi ekstrinsik kadang-kadang tepat, dan terkadang tidak. Hal ini guru harus berhati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para anak didik. Sebab mungkin maksudnya memberikan motivasi tetapi justru tidak menguntungkan perkembangan belajar siswa.

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan stimulasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yakni :

1. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka atau nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.

2. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai stimulasi atau rangsangan, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut.

3. Saingan atau kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi ekstrinsik atau stimulasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan,


(50)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

baik persaingan individual maupun kelompok yang dapat meningkatkan prestasi belajar.

4. Ego atau involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.

5. Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan adanya ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi guru juga harus memperhatikan intensitas pemberian ulangan tersebut.

6. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin adanya grafik kemajuan nilai siswa, maka akan timbul motivasi pada diri siswa untuk belajar.

7. Pujian

Bentuk pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan merupakan stimulasi yang baik terhadap siswa. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan stimulasi atau motivasi ekstrinsik, maka pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk


(51)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta membangkitkan percaya diri.

8. Hukuman

Hukuman merupakan reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.

9. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

10.Minat

Di atas sudah diuraikan bahwa soal motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi pokok. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

b. Menghubungkan dengan adanya persoaan pengalaman yang lampau c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik

d. Menggunakan berbaga macam bentuk mengajar 11. Tujuan yang diakui


(52)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan erupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

Dari uraian di atas, sudah barang tentu masih banyak bentuk dan cara yang bisa dimanfaatkan oleh seorang guru. Hanya saja yang penting bagi guru, adanya bermacam-macam motivasi itu dapat dikembangkan dan diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna. Mungkin pada mulanya, karena ada sesuatu (bentuk motivasi) peserta didik itu rajin belajar, tetapi guru harus mampu melanjutkan dari tahap rajin belajar itu bisa diarahkan menjadi kegiatan yang bermakna, sehingga hasilnya pun akan bermakna bagi kehidupan si subjek belajar.38

Untuk menumbuhkan hasrat menyelidik pada siswa dapat dilakukan dengan jalan merangsang perilaku yang selalu ingin mencari informasi dengan mengajukan pertanyaan atau masalah yang memerlukan pemecahan oleh siswa sendiri (Keller,1983). Dengan adanya pertanyaan atau masalah yang ditujukan pada siswa, diharapkan perhatian siswa akan lebih terfokus pada proses pembelajaran. Secara operasional guna merangsang perilaku agar tumbuh hasrat ingin mencari informasi atau meneliti dengan mengajukan pertanyaan atau

38


(53)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

masalah yang memerlukan pemecahan dapat dilakukan dengan cara berikut :

1. Aktif merespons, yaitu merangsang minat siswa dengan menggunakan interaksi pertanyaan-respons-umpan balik, yang mempersyaratkan berpikir aktfi.

2. Menciptakan masalah, yaitu memberi kesempatan siswa untuk memecahkan masalah.

3. Menciptakan mister, yaitu menciptakan situasi pemecahan masalah dalam konteks yang membutuhkan eksplorasi dan daya pengungkapan rahasia pengetahuan.

Cara yang mungkin dapat membantu para siswa agar pesan tersebut mudah diterima :

1. Perlu adanya pengulangan : sehingga membantu siswa agar dalam memperkuat pemahamannya. Yang berperan adalah guru. 2. Siswa menyebutkan kembali pesan yang disampaikan guru

kepadanya. Cara ini menjadi tugas siswa melalui pertanyaan yang disampaikan guru kepada siswa.39

C. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama adalah salah satu dari tiga mata pelajaran wajib yang diberikan pada setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan (Pendidikan Pancasila, pendidikan agama, pendidikan

39


(54)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

kewarganegaraan) (UU Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 39 ayat (2)). Dalam pasal penjelasan diterangkan pula bahwa pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional, dan merupakan salah satu hak peserta didik dan mendapat pendidikan agama.40

Menurut penjelasan pasal 37, Bab X, ayat 1 Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

Berdasarkan pengertian umum Pendidikan Agama, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI, merumuskan penegrtian Pendidikan Agama Islam (PAI) yaitu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama islam melalui kegiatan, bimbingan pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam

40


(55)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.41

Menurut zakiah Daradjat Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati, mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pedoman hidup.

Tayar Yusuf mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT. Sedangkan menurut Ahmad Tafsir Pendidikan Agam Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.42

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan pendidikan agama islam atau tujuan-tujuan pendidikan lainnya di dalamnya mengandung nilai-nilai tertentu sesuai dengan pandangan dasar masing-masing yang harus direalisasikan melalui proses yang terarah dan konsisten.

Pendidkan Agama Islam di SMP bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian

41

M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya,1999),cet Ke-1,h.74.

42

Abd. Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2004),cet Ke-1,h.130.


(56)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

dan penumpukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman siswa tentang agama islam sehingga menjadi Muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.43

4. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di SMP meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara :

a. Hubungan manusia dengan Allah SWT.

b. Hubungan manusia dengan sesama manusia, dan

c. Hubungan manusia dengan alam (selain manusia) dan lingkungan.

Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama terfokus pada aspek : a. Keimanan

b. Al-Qur’an/Hadits c. Akhlak

d. Fiqh/Ibadah e. Tarikh44

43

Zaikiah Darajat,dkk,Metodik Khusus Pengajaran Agama,(Jakarta: Bumi Aksara, 2008),cet Ke-4,h. 172.

44

Dep. Pendidikan Nsional, Kurikulum 2004, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Pusat Kurikulum Balibang Depdiknas,2003),h.9.


(57)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2. Korelasi Antara Strategi Pembelajaran Learning Starts With

A Question Dan Stimulasi Belajar siswa

Korelasi dapat diartikan sebagai hubungan. Namun ketika dikembangkan lebih jauh, korelasi tidak hanya dipahami sebatas pengertian tersebut. Korelasi merupakan salah satu teknik analisis dalam statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel yang bersifat kuantitatif. Hubungan dua variabel tersebut dapat dapat terjadi karena adanya hubungan sebab akibat atau dapat pula terjadi karena kebetulan saja. Guru sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan, memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru diharapkan paham tentang pengertian strategi pembelajaran. Strategi Pembelajaran merupakan komponen penting dalam sistem pembelajaran. Strategi pembelajaran terkait dengan bagaimana materi disiapkan, metode apa yang terbaik untuk menyampaikan materi pembelajaran tersebut, dan bagaimana bentuk evaluasi yang tepat digunakan untuk mendapatkan umpan balik pembelajaran.

Namun, strategi pembelajaran yang menjadi sorotan dekade terakhir adalah bagaimana guru dapat merancang strategi itu agar para siswa dapat menikmati pembelajaran dengan aktif dan inovasi sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam menerima pelajaran didalam kelas.


(1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Dengan memperhatikan harga koefesien korelasi sebesar 0,855, berarti sifat korelasinya kuat sekali.

Berdasarkan analisis korelasi product moment dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara strategi pembelajaran learning starts with a question dan stimulasi belajar pada mata pelajara PAI di SMP Negeri I Glagah. Hal ini berarti bahwa stimulasi belajar itu sangat berhubungan dengan strategi pembelajaran learning starts with a question.

Berdasarkan harga koefesien korelasi sebesar 0,855, dimana harga korelasinya bersifat positif, artinya semakin tinggi strategi pembelajaran learning starts with a question maka akan dibarengi dengan semakin tinggi pula stimulasi belajar pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri I Glagah.


(2)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 110

BAB V

PENUTUP

A.Simpulan

Dari permasalahan yang ada dalam skripsi ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan strategi pembelajaran learning starts with a question pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri I Glagah tergolong baik. Hal ini terbukti dari hasil analisis data yang menyatakan bahwa nilai rata-rata pelaksanaan strategi pembelajaran learning starts with a question sebesar 80,05 dan termasuk dalam kriteria baik.

2. Stimulasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri I Glagah tergolong sangat baik. Hal ini terbukti dari analisis data yang menyatakan bahwa nilai rata-rata stimulasi belajar siswa sebesar 81 dan termasuk dalam kriteria sangat baik.

3. Ada korelasi antara strategi pembelajaran learning starts with a question dan stimulasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri I Glagah. Dibuktikan dengan hasil analisis r XY 0,855 dengan r tabel product moment dengan responden 19, diketahui bahwa taraf kepercayaan 0,05 (5%), maka dapat diperoleh harga r tabel sebesar 0,456. Ternyata harga r hitung lebih besar daripada r tabel (0,855>0,456) sehingga hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis kerja diterima. Sehingga terdapat korelasi yang signifikan antara


(3)

strategi pembelajaran learning starts with a question dan stimulasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri I Glagah.

B. Saran

Berangkat dari simpulan yang telah peneliti paparkan diatas, maka saran-saran yang diberikan peneliti yaitu:

1. Pelaksanaan strategi pembelajaran learning starts with a question pada mata pelajaran PAI pada siswa supaya lebih aktif dalam bertanya mengenai materi yang belum mereka pahami dan percaya diri ketika proses pembelajaran untuk bertanya kepada guru dalam mengungkapkan pendapatnya. Supaya dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran di dalam kelas guru juga dituntut untuk lebih aktif, inovasi dan kreatif dalam memilih sebuah metode dan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.

2. Usaha-usaha dalam meningkatkan stimulasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri I Glagah dengan memperbaiki proses pengajaran, adanya kemauan untuk belajar, memberikan penghargaan dan memperbanyak masukan kepada siswa untuk lebih giat dalam belajar.

3. Terkait dengan korelasi antara strategi pembelajaran learning starts with a question dan stimulasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Glagah hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus mampu benar-benar paham dalam menyiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin, agar


(4)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id materi tersampaikan secara maksimal. Pembelajarannya juga dirancang sedemikian rupa dan memperkaya variasi mengajar dengan pemberian stimulasi belajar . Hal ini untuk mengantisipasi kejenuhan yang dialami oleh siswa. Dan selalu memantau perkembangan terutama dari perilaku pemikiran dan pemahaman terhadap materi yang diajarkan. Pelaksanaannya pembelajaran dengan strategi learning starts with a question pada mata pelajaran PAI agar dapat dilakukan tidak hanya sampai pada penelitian saja, akan tetapi bisa dilanjutkan,dibiasakan dan dilaksanakan secara kontinue sebagai program untuk meningkatkan stimulasi belajar disamping itu juga perlunya memfasilitasi pemberian stimulasi belajar untuk menambah semangat siswa dalam mengungkapkan pendapatnya dan mengurangi kejenuhan pada waktu pelaksanaan pembelajaran.


(5)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

113

Alisuf, M Sabri. 1999. Ilmu Pendidikan. (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya)

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

(Jakarta : Rineka Cipta)

Baharuddin & Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran

(Yogyakarta : Ar-Ruzz Media)

Darajat, Zakiah Darajat dkk. 2008. Metodik Khusus Pengajaran Agama. (Jakarta:

Bumi Aksara)

Darmadi, Hamid. 2009. Kemampuan Dasar Mengajar. (Bandung: Alfabeta)

Darmansyah. 2012. Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor.

(Jakarta: Bumi Aksara)

Dep. Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004. 2003. Pendidikan Agama Islam

Berbasis Kompetensi, (Bandung: Pusat Kurikulum Balibang

Depdiknas)

Dunne, Richard Dunne. Pembelajaran Efektif (Terjemahan). (Jakarta : Grasindo)

Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-model Pembelajaran Inovatif.

(Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA)

Hamzah B. Uno. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya,(Jakarta: PT Bumi

Aksara)

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani. 2004. Strategi

Pembelajaran Aktif. (yogyakarta: Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga)

L Silberman, Elvin. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif.

(Bandung: Penerbit Nusamedia)

Majid, Abd & Dian Andayani. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya)

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. (Bandung : PT REMAJA

ROSDAKARYA)

Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta : Rineka Cipta)

Marno & M. Idris. 2008. Strategi dan Metode Pengajaran. (yogyakarta: Ar-Ruz

Media Group)

Nata, Abuddin. 2009. Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. (Jakarta:

Kencana)

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. (Jakarta : KENCANA PRENADA

MEDIA GROUP)

Putra, Haidar Daulay. 2004. Pendidikan Islam. (Jakarta: Kencana)

Rohman, Muhammad & Sofan Amri. 2012. Manajemen Pendidikan. (Jakarta:


(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Sabri, Alisuf. 1999. Ilmu Pendidikan. (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya)

Sardiman. 1999. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada)

Shoimin, Aris. 2016. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikkulum 2013.

(Yogyakarta : Ar-Ruuz Media)

Siregar, Eveline Siregar & Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.

(Bogor: Ghalia Indonesia)

Slameto. 2010. Belajar & faktor-faktor yang mempengaruhinya,(Jakarta: Rineka

Cipta)

Sudjono, Anas. 1995. Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta : Raja Grafindon

Persada)

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&

D.(Bandung: CV. Alfabeta)

Surya, Mohamad. 2014. Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi dari Guru, Untuk

Guru. (Bandung: ALFABETA)

Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Warsito, Hermawan. 2005. Pengantar Metodologi Penelitian. (Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama)

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. (Jakarta:Bumi

Aksara)

Zaini, Hisyam dkk. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta: Institut


Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe learning starts with a question terhadap hasil belajar: kuasi eksperimen pada Kelas X SMAN 65 Jakarta

2 9 202

Pengaruh strategi pembelajaran aktif metode memulai pelajaran dengan pertyanaan (learning starts with quetion) terhadap hasil belajar metematika siswa

0 22 143

STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH

0 6 154

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH Penerapan Strategi Pembelajaran Learning Starts With A Question (LSQ) Untuk Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 2 Taji Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 15

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH Penerapan Strategi Pembelajaran Learning Starts With A Question (LSQ) Untuk Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 2 Taji Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN METODE LEARNING STARTS WITH A QUESTION PADA Peningkatan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPA dengan Metode Learning Starts With A Question pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Pajang 3 Surakarta 2011/2012

0 2 11

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN METODE LEARNING STARTS WITH A QUESTION PADA SISWA KELAS 5 Peningkatan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPA dengan Metode Learning Starts With A Question pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Pajang 3 Surak

0 1 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION Peningkatan Hasil Belajar Biologi Menggunakan Strategi Pembelajaran Learning Starts With A Question Materi Sistem Pernapasan Pada Siswa Kelas Viii E Smp N

0 0 14

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE DENGAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION UNTUK MENINGKATKAN Perbandingan Pembelajaran Strategi Question Student Have Dengan Learning Starts With A Question Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Po

0 2 15

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE DENGAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION UNTUK MENINGKATKAN Perbandingan Pembelajaran Strategi Question Student Have Dengan Learning Starts With A Question Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Po

0 2 15