Pengaruh manajemen sarana dan prasarana pendidikan terhadap mutu pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Waru Sidoarjo.

(1)

i

DI MADRASAH TSANAWIYAH DARUL ULUM WARU

SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

INDAH NURDIANA NIM. D03213014

PROGRAM STUDI MANAJEMAN PENDIDIKAN ISLAM JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2017


(2)

(3)

iii


(4)

(5)

(6)

Terhadap Mutu Pembelajaran Di MTs Darul Ulum Waru Sidoarjo.

Pembimbing : (1) Dr. Husniyatus Salamah, M.Ag (2) M. Nuril Huda, M.Pd.I

Kata kunci :Manajemen Sarana Dan Prasarana, Mutu Pembelajaran.

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Terhadap Mutu Pembelajaran di MTs Darul Ulum Waru Sidoarjo”.

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini menyangkut manajemen sarana dan prasarana dan mutu dan mutu pembelajaran untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai seberapa besar pengaruh manajemen sarana dan prasarana pendidikan terhadap mutu pembelajaran di MTs Darul Ulum Waru Sidoarjo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatifteknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup, dengan sampel dalam penelitian ini adalah semua guru yang berjumlah 59 orang. Berdasarkan hasil perhitungan manual variabel manajemen sarana dan prasarana (x) berada dalam kategori cukup, dengan skor sebesar 67%, dan jumlah variabel mutu pembelajaran (y) berada pada kategori cukup, dengan skor sebesar 59%. Selain perhitungan manual, analisis SPSS Versi 16 juga digunakan dalam penelitian ini, dengan memakai rumus regresi linier. Hasil analisis regresi menyatakan bahwa variabel sarana dan prasarana dipengaruhi oleh mutu pembelajaran sebesar 57,8%, sisanya 42,2% dipengaruhi oleh variabel lainnya. Kemudian hasil analisis uji t menyatakan bahwa t hitung sebesar 8.829 lebih besar dari t tabel 2,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang

artinya “ ada pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu pembelajaran.

Kesimpulannya, semakin baik tingkat manajeman sarana dan prasarana, maka dapat berpengaruh terhadap mutu pembelajaran di MTs Darul Ulum Waru. Dari hasil penelitian disarankan kepada puhak sekolah Hendaknya para guru lebih meningkatkan mutu pembelajaran dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang telah di sediakan oleh kepala sekolah sehingga pembelajaran berjalan dengan optimal.


(7)

DAFTAR ISI Halaman

SAMPUL DALAM...i

PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI...iii

PERNYATAAN KEASLIAN...iv

MOTTO...v

PERSEMBAHAN...vi

ABSTRAK...vii

KATA PENGANTAR...viii

DAFTAR ISI...xi

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR LAMPIRAN ...xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...4

C. Tujuan Penelitian...5


(8)

E. Defenisi Oprasional...6

F. Sistematika Pembahasan...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajeman Sarana dan Prasarana Pendidikan...10

B. Mutu Pembelajaran ...23

C. Pengaruh Manajeman Sarana dan Prasarana terhadap mutu pembelajaran di MTS Darul Ulum Waru Sidoarjo...27

D. Hipotesis...29

BAB III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian ...30

B. Populasi, Sampel...30

C. Sumber dan Jenis Data ...32

D. Teknik Pengumpulan Data...34

E. Variable Penelitian...35

F. Uji validitas dan reliabilitas...37

G. Analisis Data...38

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil penelitihan ...41

B. Deskripsi Data...45

C. Analisis dan Hipotesis...71

BAB VI PENUTUP A. Simpulan ...79


(9)

B. Saran ...80


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dunia pendidikan merupakan dunia di mana terdapat kegiatan pembelajaran antara guru dan murid, kedua komponen ini tidak dapat di hilangkan dalam sebuah proses pendidikan karena apabila hilang salah satu maka tidak akan pernah tercapai tujuan pembelajaran. Namun, di sisi lain ada komponen yang juga sangat berperan sebagai penunjang kegitan pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung. Komponen yang tidak kalah penting adalah sarana dan prasarana.

Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat vital dan hal yang sangat penting dalam menunjang kelancaran atau kemudahan dalam proses pembelajaran, dalam kaitannya dengan pendidikan yang membutuhkan sarana dan prasarana dan juga pemanfaatannya baik dari segi intensitas maupun kreatifitas dalam penggunaannya baik oleh guru maupun oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Kurikulum 2013 mengharapkan agar guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran mampu membuat atau menggunakan media yang tepat dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada dan teknologi yang sesuai dengan perkembangan jaman agar pembelajaran menjadi lebih efektif. Akan


(11)

tetapi untuk prasaran dan sarana yang tersedia disekolah tiap daerah berbeda-beda. Banyak sekolah di daerah terpencil yang belum memiliki sarana dan prasarana yang mendukung untuk media pembelajaran seperti listrik, proyektor, komputer, internet, dan lain lain, sehingga kurikulum 2013 seperti belum siap untuk di tetapkan di seluruh Indonesia melihat dari sarana dan prasarana serta fasilitas tiap sekolah yang belum tentu sama dan belum memadai.

Kelengkapan fasilitas untuk menunjang keberhasilan pembelajaran harusnya telah di persiapkan dan di setarakan di tiap sekolah dan daerah hingga terpencil sebelum kurikulum tersebut di berlakukan1. Persiapan – persiapan untuk pelaksanaan kurikulm 2013 sebaiknya di lakukan dahulu menunggu semuanya siap dan mampu untuk meng aplikasikan di seluruh Indonesia agar dalam pelaksanaannya akan lebih efektif dan tidak memiliki banyak kendala. Proses pendidikan yang baik memerlukan sarana dan prasarana atau fasilitas yang memadai, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini yang berkaitan langsung dengan proses pendidikan seperti gedung, ruang belajar/kelas, alat-alat/media pendidikan, meja, kursi dan sebagainya. Sedangkan yang tidak berkaitan langsung seperti halaman, kebun, taman dan jalan menuju sekolah.

1

http://kumpulanartikelmahasiswa.blogspot.co.id/2014/07/kesenjangan-sarana-media-pembelajaran.html?m=1


(12)

Sarana dan prasarana sekolah harus memenuhi standar minimum dalam hal ini dapat di lihat dari PERMENDIKNAS No.24 Tahun 2007 pasal 1 menyebutkan bahwa standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), dan sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA) mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana. Penilaian untuk akreditasi sekolah berkenaan dengan sarana dan prasarana harus memenuhi standar sarana dan prasarana minimum. Sarana dan prasarana merupakan salah satu bagian dari manajemen yang ada di lembaga pendidikan, sarana dan prasarana mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu organisasi, institusi ataupun lembaga pendidikan. Tanpa adanya sarana dan prasarana yang mendukung maka proses pendidikan tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Mulyasa dalam MBS menyebutkan bahwa sarana pendidikan merupakan peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran2. Adapun prasarana pendidikan ialah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman, jalan menuju tempat belajar, tetapi jika dimanfaatkan secara

2


(13)

langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman digunakan untuk pengajaran biologi, halaman sebagai lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan3

Sarana dan prasarana merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dan utama dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah, untuk itu perlu dilakukan pengoptimalan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya. Agar sarana pendidikan dapat di fungsikan dengan baik, maka di perlukan manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Dengan adanya manajemen sarana dan prasarana pendidikan, maka sekolah akan mampu mengelola sarana dan prasarana pendidikan dengan baik dan benar. Keberadaan sarana dan prasarana pendidikan sangat di butuhkan dalam proses pendidikan, sehingga termasuk pada komponen-komponen yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan proses pendidikan. Proses pendidikan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Dari pemaparan di atas, maka masalah yang timbul dan akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana manajeman sarana dan prasarana di MTs Darul Ulum Waru Sidoarjo?

2. Bagaimana mutu pembelajaran di MTs Darul Ulum Waru Sidoarjo?

3


(14)

3. Adakah pengaruh manajeman sarana dan prasarana pendidikan terhadap mutu pembelajaran di MTs Darul Ulum Waru Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah ada, dapat diketahui bahwa tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah untuk:

1. Untuk mengetahui manajeman sarana dan prasarana di MTs Darul Ulum Waru Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui mutu pembelajaran di MTs Darul Ulum Waru Sidoarjo.

3. Untuk mengetahui pengaruh manajeman sarana dan prasarana pendidikan terhadap mutu pembelajaran di MTs Darul Ulum Waru Sidoarjo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini di harapkan dapat menarik minat peneliti lain, khususnya di kalangan mahasiswa, untuk mengembangkan penelitian lanjutan tentang masalah yang sama dan serupa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, memberikan masukan dalam meningkatkan dan memperluas pengetahuan serta wawasan dalam meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.

b. Bagi siswa, memberikan kesempatan untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam kegiatan pembelajaran.


(15)

c. Bagi sekolah, sebagai modal tambahan bagi pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.

d. Bagi peneliti, sebagai ajang latihan untuk meningkatkan daya nalar dan mengasah intelektualitas peneliti. Juga sebagai bukti dan implementasi dari ilmu yang didapat dibangku kuliah, sekaligus untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di UIN Sunan Ampel Surabaya.

E. Definisi Oprasional

1. Manajemen sarana dan prasarana

Rohiat menyatakan bahwa manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan/ material bagi terselenggaranya proses pendidikan.

Manajeman sarana dan prasarana adalah suatu kegiatan bagaimana mengatur dan mengelola saran adan prasarana pendidikan secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan yang di tetapkan.

Dari penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa manajeman sarana dan prasarana adalah proses pengelolaan fasilitas lembaga pendidikan islam secara efektif dan efisien untuk menunjang pencapaian tujuan yang di tetapkan.

2. Mutu pembelajaran

Crosbi berpendapat bahwa mutu adalah kesesuain individual terhadap persyaratan/tuntutan. mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang


(16)

berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan4.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa mutu adalah totalitas suatu produk (barang dan jasa) yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang telah ditetapkan.

Suhadan mengemukakan pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan akademik yang berupa interaksi komunikasi anatara pendidik dan peserta didik proses ini merupakan sebuah tindakan profesional yang bertumpuh pada kaidah-kaidah ilmiah5.

Mutu pembelajaran dapat dikatakan sebagai gambaran mengenai baik-buruknya hasil yang dicapai oleh peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan.

F. Sistematika Penelitian

Untuk lebih memudahkan pembaca dalam memahami isi dari pada laporan penelitian ini, serta isi laporan penelitian tersusun secara sistematis sehingga dapat memenuhi kriteria penulisan secara ilmiah, maka peneliti menganggap perlu untuk membuat sistematika pembahasan.

4

https://googleweblight.com/?lite_url=https://adejuve.wordpress.com/2012/08/02/mutupembelajaran/& ei=mgY08dPi&lc=idID&s=1&m=890&host=www.google.co.id&ts=1486900171&sig=AJsQQ1CYKv Y_ERlHnCIiSsJoM5ot5A2SPg

5


(17)

BAB I merupakan bab pendahuluan. Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan permasalahan, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika pembahasan.

BAB II merupakan kajian pustaka. Bab ini menguraikan kajian pustaka mengenai teori yang berhubungan dengan rumusan penelitihan diatas, yaitu tentang teori manajemen sarana dan prasarana pendidikan, mutu pembelajaran, pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu pembelajaran, hipotesis.

BAB III merupakan bab metode penelitian. Bab ini menguraikan jenis penelitihan, populasi dan sampel penelitihan, sumber dan jenis data penelitian , teknik pengumpulan data, variabel penelitihan, validitas dan reliabilitas, serta analisis data.

BAB IV merupakan bab hasil penelitian. Laporan hasil penelitihan tentang gambaran umum obyek penelitian yang meliputi sejarah singkat berdiri dan berkembangnya MTs Darul Ulum Waru Sidoarjo. Visi, Misi dan Tujuan, kondisi guru dan siswa, struktur organisasi lembaga, dan sarana prasarana. Penyajian data hasil penelitian yang meliputi analisis data tentang penerapan sarana dan prasarana, analisis data tentang mutu pembelajaran, dan uji hipotesis, yaitu analisis data tentang pengaruh manajemen sarana dan prasarana pendidikan dan terhadap mutu pembelajaran di MTs Darul Ulum Waru Sidoarjo.


(18)

BAB V merupakan bab penutup. Bab ini memuat kesimpulan, saran-saran, kemudian dilanjutkan dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang berkenaan dengan penelitian.


(19)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Manajeman Sarana dan Prasarana Pendidikan

1. Pengertian Manajeman Sarana dan Prasarana Pendidikan

Manajeman itu merupakan suatu proses yang terdiri atas kegiatan-kegiatan dalam upaya mencapai tujuan secara efisien. Sedangkan menurut Gorton manajeman merupakan metode yang digunakan untuk melakukan tugas-tugas tertentu atau mencapai tugas tertentu6. Sarana dan prasarana pendidikan adalah semua benda bergerak dan tidak bergerak yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Rohiat menyatakan bahwa manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan atau material bagi terselenggaranya proses pendidikan. Manajemen sarana dan prasarana dibutuhkan untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar. Manajemen sarana dan prasarana merupakan keseluruhan proses perencanaan pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan sarana dan prasarana yang digunakan agar tujuan pendidikan dapat dicapai dengan efektif dan efisien.

6


(20)

Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah proses pengelolaan fasilitas sekolah secara efektif dan efisien dalam menunjang tujuan yang telah ditetapkan.

2. Dasar Manajeman Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Dasar manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah secara hierarkis dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Undang- undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang mengatakan:7

1) Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik (pasal 45). 2) Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pasal 42 ayat (1) “Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar

7

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, op. cit., hlm. 31. 70 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), cet. V, 83-84.


(21)

lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlakukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Pasal 42 ayat (2) menyatakan “Setiap satuan pendidikan wajib

memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 Tanggal 23 Mei 2007, tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

1) Sekolah/Madrasah menetapkan kebijakan program secara tertulis mengenai pengelolaan sarana dan prasarana.

2) Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada standar sarana dan prasarana dalam hal:

a) Merencanakan, memenuhi dan mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan.

b) Mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana agar tetap berfungsi mendukung proses pendidikan.


(22)

c) Melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di sekolah/madrasah.

d) Menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing tingkat.

e) Pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan.

3) Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan disosialisasikan kepada pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik.

4) Pengelolaan sarana dan prasarana sekolah/madrasah:

a) Direncanakan secara sistematis agar selara dengan pertumbuhan kegiatan akademik dengan mengacu standar sarana dan prasarana.

b) Dituangkan dalam rencana pokok (master plan) yang meliputi gedung dan laboratorium serta pengembangangannya.8

5) Pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah perlu:

a) Menyediakan petunjuk pelaksanaan operasional peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya.

b) Merencanakan fasilitas peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan pendidik.

8


(23)

c) Membuka pelayanan minimal enam jam sehari pada hari kerja.

d) Melengkapi fasilitas peminjaman antar perpustakaan, baik internal maupun eksternal.

e) Menyediakan pelayanan peminjaman dengan perpustakaan dari sekolah/madrasah lain baik negeri maupun swasta.

6) Pengelolaan laboratorium dikembangkan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dilengkapi dengan manual yang jelas sehingga tidak terjadi kekeliruan yang dapat menimbulkan kerusakan9.

7) Pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan ekstrakurikuler disesuaikan dengan perkembangan ekstrakurikuler peserta didik dan mengacu pada standar sarana dan prasarana. Dari beberapa dasar hukum di atas dapat disimpulkan bahwa dasar hukum manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah setiap sekolah/ madrasah wajib memiliki sarana dan prasarana, dan dikelola sesuai dengan standar pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan.

1. Pengelolaan Manajeman Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Adapun pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah pada dasarnya meliputi: perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, penataan, penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan.

9


(24)

a. Perencanaan

Perencanaan suatu kegiatan manajemen yang baik tentu di awali dengan suatu perencanaan yang matang dan baik sesuai dengan apa yang direncanakan10. Perencanaan dilakukan demi menghindarkan terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan. Keefektifan suatu perencanaan sarana dan prasarana sekolah dapat dinilai atau dilihat dari seberapa jauh pengadaannya itu dapat memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah dalam periode tertentu.

Dari penjelasan di atas dapat perencanaan sarana dan prasarana pendidikan adalah sebagai suatu proses memikirkan dan menetapkan progam pengadaan fasilitas sekolah, baik yang berbentuk sarana maupun prasarana pendidikan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Pengadaan

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan pada dasarnya merupakan usaha merealisasikan rencana pengadaan sarana dan prasarana yang telah disusun sebelumnya. Setiap usaha untuk mengadakan sarana dan prasarana tidak dapat dilakukan sendiri oleh kepala sekolah atau bendahara. Usaha pengadaan harus dilakukan

10

Syamsul Ma’arif, Manajeman Lembaga Pendidikan Islam((Surabaya; CV. Mitra Media Nusantara,


(25)

bersama akan memungkinkan pelaksanaannya lebih baik dan dapat dipertanggungjawab- kan. Pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas 11 . pengadaan sarana dan prasarana sekolah sebelumnya harus dilaksanakan analisis kebutuhan, analisis anggaran, dan penyeleksian sarana dan prasarana. Pengadaan sarana dan prasarana merupakan upaya untuk merealisasikan rencana kebutuhan barang yang telah direncanakan sebelumnya.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk pengadaan barang atau peralatan, antara lain:

1) Pembelian. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan/perlengkapan pendidikan, pengelola dapat memenuhinya dengan jalan membeli peralatan di pabrik, toko maupun dengan cara memesan.

2) Hadiah atau sumbangan. Pengelola dapat memenuhi kebutuhan/perlengkapan pendidikan dengan cara mencari sumbangan dari perorangan maupun organisasi, badan-badan atau lembaga-lembaga tertentu.

11

Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah; Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), 135.


(26)

3) Tukar menukar. Pengelola perlengkapan dapat mengadakan kerjasama dengan pihak pengelola perlengkapan lembaga lainnya, dalam rangka untuk saling tukar menukar barang yang sekiranya barang tersebut telah melebihi kebutuhan.

4) Meminjam. Jika barang atau peralatan yang dimiliki seseorang sudah tidak dibutuhkan lagi, akan tetapi sekolah membutuhkannya. Namun, seseorang tersebut tidak mau memberikannya maka jalan tengahnya pengelola sarana dan prasarana sekolah tidak memintanya tetapi hanya meminjamnya dalam jangka waktu tertentu12.

c. Inventarisasi

Salah satu aktivitas dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendiddikan di sekolah adalah mencatat semua sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah. Secara definitif, inventarisasi adalah pencatatan dan penyusunan daftar barang milik negara secara sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku.

Adapun kegiatan inventarisasi meliputi dua hal, yaitu pencatatan perlengkapan, pembuatan kode barang dan pelaporan barang.

12


(27)

1) Pencatatan perlengkapan tugas dari pengelola mencatat semua perlengkapan yang ada dalam buku inventaris baik itu barang yang bersifat inventaris maupun non inventaris. Barang inventaris, seperti meja, bangku, papan tulis dan sebagainya. Sedangkan barang non inventaris, seperti barang-barang yang habis dipakai: kapur tulis, karbon, kertas dan sebagainya.

2) Pembuatan kode barang kode barang merupakan sebuah tanda yang menunjukkan pemilikan barang. Dan tujuannya untuk memudahkan semua pihak dalam mengenal kembali semua perlengkapan, baik dilihat dari segi kepemilikan, penanggung jawab, maupun jenis dan golongannya.

3) Pelaporan barang semua perlengkapan pendidikan di sekolah atau barang inventaris sekolah harus dilaporkan, termasuk perlengkapan baru kepada pemerintah, yaitu departemennya. Sekolah swasta wajib melaporkannya kepada yayasannya.

d. Penyimpanan

Penyimpanan dimaksudkan untuk menjaga bahwa sarana danprasarana pada kondisi yang baik dan aman untuk di sampaikan


(28)

kepada pemakai13. Ada beberapa prinsip manajemen penyimpanan peralatan dan perlengkapan pengajaran sekolah:

1) Semua alat-alat dan perlengkapan harus disimpan di tempat-tempat yang bebas dari faktor-faktor perusak seperti: panas, lembab, lapuk, dan serangga.

2) Harus mudah dikerjakan baik untuk menyimpan maupun yang keluar alat.

3) Mudah didapat bila sewaktu-waktu diperlukan.

4) Semua penyimpanan harus diadministrasikan menurut ketentuan bahwa persediaan lama harus lebih dulu dipergunakan.

5) Harus diadakan inventarisasi secara berkala.

6) Tanggung jawab untuk pelaksanaan yang tepat dan tiap-tiap penyimpanan harus dirumuskan secara terperinci dan dipahami dengan jelas oleh semua pihak yang berkepentingan.

e. Penataan

Sarana dan prasarana merupakan sumber utama yang memerlukan penataan sehingga fungsional, aman dan atraktif untuk keperluan proses pembelajaran di sekolah. Secara fisik sarana dan prasarana harus menjamin adanya kondisi higienik dan secara psikologis dapat menimbulkan minat belajar. Hampir dari separuh

13

Syamsul Ma’arif, Manajeman Lembaga Pendidikan Islam((Surabaya; CV. Mitra Media


(29)

waktunya peserta didik belajar dan bermain di sekolah. Karena itu lingkungan sekolah (sarana dan prasarana) harus aman, sehat dan menimbulkan persepsi positif bagi peserta didik14.

f. Penggunaan

Ada dua prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan sarana dan prasarana pendidikan, yaitu prinsip efektivitas dan prinsip efisiensi. Prinsip efektivitas berarti semua penggunaan harus ditujukan semata-mata untuk memperlancar pencapaian tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun, prinsip efisiensi adalah, penggunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara hemat dan hati-hati sehingga semua sarana dan prasarana yang ada tidak mudah habis, rusak, atau hilang.

g. Pemeliharaan atau perawatan

Program pemeliharaan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan, dan menetapkan biaya efektif pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, melestarikan kerapian dan keindahan, serta menghindarkan dari kehilangan atau setidaknya meminimalisasi kehilangan.

14


(30)

h. Penghapusan

Penghapusan adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik lembaga dari daftar inventaris berdasarkan peraturan perundang-undangan dan pedoman yang berlaku. Adapun tujuan dari penghapusan barang yaitu; mencegah atau membatasi kerugian terhadap barang yang memerlukan dana besar dalam pemeliharaannya, mencegah terjadinya pemborosan biaya pengamanan perlengkapan yang tidak berguna lagi, membebaskan lembaga dari tanggung jawab pemeliharaan dan pengamanan, meringankan beban inventarisasi15.

2. Tujuan Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Secara umum, tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah untuk memberikan layanan secara profesional di bidang sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Secara rinci, tujuannya adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Diharapkan melalui manajemen sarana dan prasarana pendidikan semua sarana dan prasarana pendidikan yang didapatkan

15


(31)

oleh sekolah adalah sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien.

b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien.

c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua warga sekolah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dari manajemen sarana dan prasarana adalah supaya perencanaan, pengadaan, pemakaian, dan pemeliharaan sarana dan prasarana dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

B.Mutu Pembelajaran

1. Pengertian Mutu Pembelajaran

Mutu (ukuran) baik buruk suatu benda; kadar; taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan)16. Mutu adalah kualitas, pemikiran tertuju pada suatu benda atau keadaan yang baik. Kualitas lebih mengarah pada sesuatu yang baik.

Menurut Gagne sebagaimana yang dikemukakan oleh Margaret E. Bell Gredler dalam Nazarudin, bahwa istilah pembelajaran dapat

16


(32)

diartikan sebagai seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar yang sifatnya internal. Meningkatkan mutu pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen-komponen yang berkaitan dengan pembelajaran, antara lain adalah guru, peserta didik, pembina sekolah, sarana dan prasarana dan proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Mutu pembelajaran adalah proses kegiatan yang dilakukan disekolah, berjalan dengan baik, serta mengoptimalkan manajemen sarana dan prasarana di sekolah tersebut. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan sangat menentukan mutu pembelajaran yang akan diperoleh siswa.

2. Dasar-dasar Mutu Pembelajaran

Dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai penjabaran lebih lanjut dari Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, yang di dalamnya memuat tentang standar proses. Dalam Bab I Ketentuan Umum SNP, yang dimaksud dengan standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Bab IV Pasal 19 Ayat 1 SNP lebih jelas menerangkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,


(33)

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemampuan sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik17.

3. Konsep Mutu pembelajaran

Berkaitan dengan pembelajaran yang bermutu, Pudji Muljono

menyebutkan bahwa konsep mutu pembelajaran mengandung lima rujukan, yaitu:

a. Kesesuaian meliputi indikator sebagai berikut: sepadan dengan karakteristik peserta didik, serasi dengan aspirasi masyarakat maupun perorangan, cocok dengan kebutuhan masyarakat, sesuai dengan kondisi lingkungan, selaras dengan tuntutan zaman, dan sesuai dengan teori, prinsip, dan / atau nilai baru dalam pendidikan. b. Pembelajaran yang bermutu juga harus mempunyai daya tarik yang

kuat, indikatornya meliputi: kesempatan belajar yang tersebar dan karena itu mudah dicapai dan diikuti, isi pendidikan yang mudah dicerna karena telah diolah sedemikian rupa, kesempatan yang

17

https://googleweblight.com/?lite_url=https://adejuve.wordpress.com/2012/08/02/mutupembelajaran/ &ei=mgY08dPi&lc=idID&s=1&m=890&host=www.google.co.id&ts=1486900171&sig=AJsQQ1CY KvY_ERlHnCIiSsJoM5ot5A2SPg


(34)

tersedia yang dapat diperoleh siapa saja pada setiap saat diperlukan, pesan yang diberikan pada saat dan peristiwa yang tepat, keterandalan yang tinggi, terutama karena kinerja lembaga clan lulusannya yang menonjol, keanekaragaman sumber baik yang dengan sengaja dikembangkan maupun yang sudah tersedia dan dapat dipilih serta dimanfaatkan untuk kepentingan belajar, clan suasana yang akrab hangat dan merangsang pembentukan kepribadian peserta didik18.

c. Efektivitas pembelajaran sering kali diukur dengan tercapainya tujuan, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola

suatu situasi, atau “doing the right things”. Pengertian ini

mengandung ciri: bersistem (sistematik), yaitu dilakukan secara teratur, konsisten atau berurutan melalui tahap perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan, sensitif terhadap kebutuhan akan tugas belajar dan kebutuhan pernbelajar, kejelasan akan tujuan dan karena itu dapat dihimpun usaha untuk mencapainya, bertolak dari kemampuan atau kekuatan mereka yang bersangkutan (peserta didik, pendidik, masyarakat dan pemerintah). d. Efisiensi pembelajaran dapat diartikan sebagai kesepadanan antara

waktu, biaya, dan tenaga yang digunakan dengan hasil yang diperoleh atau dapat dikatakan sebagai mengerjakan sesuatu dengan

18


(35)

benar. Ciri yang terkandung meliputi: merancang kegiatan pembelajaran berdasarkan model mengacu pada kepentingan, kebutuhan kondisi peserta didik pengorganisasian kegiatan belajar dan pembelajaran yang rapi, misalnya lingkungan atau latar belakang diperhatikan, pemanfaatan berbagai sumber daya dengan pembagian tugas seimbang, serta pengembangan dan pemanfaatan aneka sumber belajar sesuai keperluan, pemanfaatan sumber belajar bersama, usaha inovatif yang merupakan penghematan, seperti misalnya pembelajaran jarak jauh dan pembelajaran terbuka yang tidak mengharuskan pembangunan gedung dan mengangkat tenaga pendidik yang digaji secara tetap. Inti dari efisiensi adalah mengembangkan berbagai faktor internal maupun eksternal (sistemik) untuk menyusun alternatif tindakan dan kemudian memilih tindakan yang paling menguntungkan.

e. Produktivitas pada dasarnya adalah keadaan atau proses yang memungkinkan diperolehnya hasil yang lebih baik dan lebih banyak. Produktivitas pembelajaran dapat mengandung arti: perubahan proses pembelajaran (dari menghafal dan mengingat ke menganalisis dan mencipta), penambahan masukan dalam proses pembelajaran (dengan menggunakan berbagai macam sumber belajar), peningkatan intensitas interaksi peserta didik dengan sumber belajar, atau gabungan ketiganya dalam kegiatan


(36)

belajar-pembelajaran sehingga menghasilkan mutu yang lebih baik, keikutsertaan dalam pendidikan yang lebih luas, lulusan lebih banyak, lulusan yang lebih dihargai oleh masyarakat, dan berkurangnya angka putus sekolah.

C. Pengaruh Manajeman Sarana dan Prasarana terhadap Mutu

Pembelajaran di MTs Darul Ulum Waru Sidoarjo

Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi peserta didik untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan dan kelengkapan sarana dan prasarana yang ada.

Keberadaan sarana dan prasarana pendidikan mutlak dibutuhkan dalam proses pendidikan, sehingga termasuk ke dalam komponen-kompone yang harus dipenuhi dalam melaksanakan proses pendidikan. Tanpa sarana dan prasarana pendidikan, proses pendidikan akan mengalami kesulitan. Menurut pasal 19, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk mewujudkan strategi pembelajaran


(37)

tersebut perlu dukungan sumber belajar yaitu fasilitas pembelajaran yang memadai.

Dalam hal ini peran manajemen sarana dan prasarana sangat penting agar sarana dan prasarana yang ada dapat terpelihara dan difungsikan secara optimal.

D. Hipotesis

1. Hipotesis Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh manajemen sarana dan prasarana pendidikan terhadap mutu pembelajaran di MTs Darul Ulum Waru Sidoarjo, maka dilakukan uji hipotesis melalui asumsi sebagai berikut: Ha : Hipotesi Kerja (Ha) : menyatakan adanya pengaruh yang

signifikan antara variabel X dan variabel Y, dengan rumusan : adanya pengaruh antara manajemen sarana dan prasarana pendidikan dengan mutu pembelajaran di MTs Darul Ulum Waru Sidoarjo.

H0 (Hipotesis Nol) : menyatakan tidak adanya pengaruh variabel X

terhadap variabel Y. Dengan rumusan :tidak adanya pengaruh antara manajemen sarana dan prasarana pendidikan dengan mutu pembelajaran di MTs Darul Ulum Waru Sidoarjo.


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam rancangan penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data-data lengkap yang berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.19 Hal ini karena pendekatan kuantitatif sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.20

B. Populasi, Sampel

Menurut Suharsini Arikunto populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dibatasi sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama.21Pengertian populasi menurut Sugiyono adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.22

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa populasi adalah seluruh individu yang akan diteliti atau menjadi obyek penelitian.

19

Margono, Metodologi pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 105. 20

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), 8.

21

Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 130. 22


(39)

Dalam penelitian, peneliti bisa memilih menggunakan penelitian populasi, yaitu meneliti seluruh dari keseluruhan obyek.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada polulasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat munggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.23

Karena jumlah populasi kurang dari 100, maka peneliti mengambil semua populasi sebagai sampel, yaitu 59 sampel

Tabel 3.1

Guru Jumlah

Laki-laki 34

Perempuan 25

Jumlah 59

C. Sumber Dan Jenis Data

1. Sumber data

Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.24 Data tersebut adalah data yang ada kaitannya dengan pengaruh

23

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), 118.


(40)

layanan pembelajaran bidang bimbingan terhadap kemandirian siswa dalam belajar yang dibutuhkan data-data akurat yang berasal dari sumber-sumber penelitian di lembaga pendidikan yang menjadi objek penelitian. Sumber data ini ada yang disebut sumber data primer data Primer dan data sekunder.

a) Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber yang tidak langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi..

b) Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer diperoleh dari sumber pertama melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang dapat berupa observasi.25 Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, angket.

25


(41)

2. Jenis data

Data merupakan bahan baku informasi. Data penelitian pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membutuhkan dua jenis data, yaitu:

a) Data kuantitatif

Yaitu data yang dapat diukur dan dihitung secara langsung dengan kata lain data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka, adapun yang termasuk data kuantitatif dalam penelitian ini adalah yang berhubungan dengan angka.

b) Data kualitatif

Yang dimaksud data kualitatif adalah data yang tidak berupa angka.26 Data kuaalitatif ini dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian. Dalam hal ini data yang termasuk data kualitatif adalah gambaran umum sekolahan dan lain sebagainya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dari berbagai sumber data yaitu :

26

Suprapto, Metodologi Riset dan Aplikasi Dalam Pemasaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999) ,75.


(42)

1. Wawancara

Wawancara atau Interview adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara Tanya jawab sepihak antara pewawancara dengan responden (informan) yang dikerjakan dengan sistematis dan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (pedoman wawancara).27 Dalam hal ini penelitih memilih guru dan siswa sebagai objek wawancara.

2. Angket

Angket atau kuisioner adalah instrumen penelitian yang berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden (sumber yang diambil datanya melalui angket). Dalam hal ini angket penulis pandang sebagai instrumen yang paling praktis untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan.

3. Dokumentasi

Menurut Suharsini Arikunto, metode dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatn, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda serta foto-foto kegiatan. Metode dokumentasi dalam penelitian ini, diperguanakan untuk melengkapi data dari hasil wawancara dan hasil pengamatan (observasi). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tertulis dari MTs Darul ulum, sehingga peneliti bisa mendapatkan data-data yang diinginkan. Adapun data yang diharapkan peneliti meliputi: sejarah berdirinya

27


(43)

Sekolah, sarana dan fasilitas sekolah, keadaan guru dan anak didik, dan lain sebagainya.

4. Observasi

Observasi merupakan cara mendapatkan data melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena – fenomena yang secara langsung ataupun tidak langsung.28

Untuk mendapatkan data yang jelas tentang sarana dan prasarana pendidikan maka peneliti harus mengamati langsung di lapangan. Dengan metode observasi data yang terkumpul dapat dicatat dan diketahui langsung oleh pengamat dan tidak menggantungkan data dari hasil ingatan seseorang atau orang lain.

E. Variabel penelitihan

Menurut Sugiono variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai variasi yang tentu, yang diterapakan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari dua variabel, yaitu variabel independen. Adapun penjelasan dari masing – masing variabel adalah sebagai berikut :

1. Variable Bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi sifat yang mengakibatkan hasil berbeda atau bervariasi.29

Adapun variable bebas

28


(44)

dalam penelitian ini adalah Sarana dan Prasarana Pendidikan. Adapun indikator manajemen sarana dan prasarana, yaitu:

a. perencanaan, b. pengadaan, c. inventarisasi, d. penyimpanan, e. penataan, f. penggunaan, g. pemeliharaan dan h. penghapusan.

2. Variable terikat (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh hasil obyek penelitian.30Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah mutu

pembelajaran. berkaitan dengan pembelajaran yang bermutu, Pudji Muljono menyebutkan bahwa konsep mutu pembelajaran mengandung lima rujukan, yaitu:

a. Kesesuaian.

b. daya tarik yang kuat.. c. Efektivitas.

d. Efisiensi. e. Produktivitas.

29

Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 1995), 38. 30


(45)

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Menurut Azwar Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran31.

Menurut Sumadi Suryabrata reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan32. Uji reliability ini digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang33

G. Analisis Data

Setelah mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penelitian, maka langkah selanjutnya yang ditempuh adalah menganalisa

31

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindon persada,1995), 40.

32

http://merlitafutriana0.blogspot.co.id/p/validitas-dan-reliabilitas.html?m=1 33


(46)

data yang diperoleh. analisa data yang merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Adapun tekhnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (X) yaitu manajeman arana dan prasarana. Data yang telah berhasil dikumpulkan akan dibahas oleh peneliti dengan menggunakan perhitungan prosentase/ frekuensi relatif dengan rumus :

Keterangan:

P = Angket Prosentase

F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya

N = Number of cases (Jumlah frekuensi atau banyaknya individu)34. Kemudian untuk menafsirkannya peneliti menggunakan standar dengan interprestasi prosentase menurut anas sudjono sebagai berikut:

1) 75%-100% = Tergolong sangat baik 2) 50%-74% = Tergolong baik

3) 25% -49% = Tergolong cukup baik 4) Kurang dari 24% = tergolong kurang baik

2. Variabel (Y) terikat, yaitu mutu pembelajaran. Data yang telah berhasil dikumpulkan akan dibahas oleh peneliti dengan menggunakan perhitungan prosentase/ frekuensi relatif dengan rumus :

34


(47)

Keterangan:

P = Angket Prosentase

F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya

N = Number of cases (Jumlah frekuensi atau banyaknya individu). Kemudian untuk menafsirkannya Peneliti menggunakan standar dengan interprestasi prosentase menurut Suharsimi Arikunto sebagai berikut:

1) 76%-100% = Tergolong baik 2) 56%-75% = Tergolong cukup 3) 41% -55% = Tergolong kurang baik 4) Kurang dari 40% = tergolong tidak baik

3. Untuk menjawab rumusan masalah tentang pengaruh manajeman sarana dan prasarana pendidikan terhadap mutu pembelajaran, maka peneliti menggunakan analisis regresi linier sederhana. Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk memprediksi atau menguji pengaruh satu variabel bebas atau variabel independent terhadap variabel terikat atau variabel dependent. Analisis regresi juga dapat digunakan untuk mengetahui linieritas variabel terikat dan variabel bebasnya.. 35 Perhitungan ini menggunakan SPSS 16. Adapun untuk analisis regresi linier adalah:

35


(48)

Y = α + bX

Keterangan:

a : Bilangan Konstanta b : Koefisien Korelasi X : Variabel Bebas Y : Variabel Terikat

Rumus tersebut digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel X (manajemen sarana dan prasarana) dan variabel Y (mutu pembelajaran).


(49)

BAB IV

HASIL PENELITIHAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitihan

1. Deskripsi subjek

Pembahasan pada bab ini bersifat empiris yaitu sesuai dengan keadaan yang terjadi di sekolah MTs Darul Ulum Waru Sidoarjo. a. Profil MTs Darul Ulum Waru Sidoarjo.

Madrasah ini didirikan pada tanggal 13 Januari 1969/24 Syawwal 1344 H., semula dengan nama PGA NU, kemudian Muallimin-Muallimat NU. Madrasah ini telah berjasa ikut mencetak tenaga-tenaga guru yang siap terjun mengajar di MINU/SD. Realitasnya hingga saat ini mayoritas MINU di lingkungan Kecamatan Waru terdapat tenaga guru yang berasal dari Alumni PGA tersebut, bahkan sudah banyak yang dipercaya menjadi Kepala Madrasah. Pada tahun 1976 sesuai dengan peraturan yang berlaku nama PGANU berubah menjadi MTs-MA “Darul Ulum” hingga saat ini. Waktu terus berlalu perbaikan dan pembenahan baik secara fisik maupun kwalitatif setiap tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan Dan luas tanah MTs Darul Ulum adalah 1730 M2 . Alhamdulillah Akreditasi terakhir MTs. Darul Ulum pada tanggal 29 Oktober 2009 Madrasah Tsanawiyah


(50)

akreditasinya “A” dan nilainyapun meningkat menjadi SANGAT

BAIK.

MTs Darul Ulum kini telah berbenah untuk memenuhi standar pelayanan pendidikan yang ideal seiring dengan tuntutan zaman dan harapan masyarakat/orangtua siswa, khususnya dalam hal penyediaan sarana dan prasarana serta sumber belajar siswa. Hal ini telah dilakukan secara bertahap dan hasilnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap MTs. Darul Ulum terus meningkat, indikatornya jumlah siswa setiap tahun mengalami peningkatan dan sampai saat ini masih menjadi MTs. dengan jumlah siswa terbanyak se Kabupaten Sidoarjo. Dan yang membuat kami bangga adalah cukup banyak siswa kita berasal dari putera-puteri alumni MTs Darul Ulum.

Untuk memperkuat dan memposisikan MTs Darul Ulum Waru sebagai Lembaga Pendidikan Islam yang paling di Rekomendasi. Mulai tahun pelajaran 2014-2015, membuka program kelas intensif dengan penambahan jam belajar (prioritas penajaman pendalaman pengetahuan agama/Bimbingan Penerapan Ibadah, pengembangan diri yang terintegral) dan dengan program melengkapi fasilitas PBM secara terus menerus, melakukan pembenahan sarana prasarana demi kenyamanan siswa agar lebih betah belajar di kelas dan terpenuhinya sumber dan media belajar yang efektif, serta


(51)

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Selanjutnya Do’a

dan dukungan moril dan materiil dari semua pihak, masyarakat, secara khusus dari Alumnus MTs Darul Ulum, amat kami harapkan dari waktu ke waktu tanpa henti (untuk melihat lebih lengkapnya lagi ada di lampiran) .

b. Visi dan MisiSekolah MTs Darul Ulum

Visi : Mewujudkan MTs. sebuah lembaga pendidikan tingkat pertama Islam yang membanggakan, berkwalitas dan paling rekomendasi

Misi : Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada terbentuknya pribadi siswa yang seimbang antara kemampuan intelektual dan kepatuhannya pada sunnahtullah, dalam wujud:

1) Student Active Learning/Learning by doing 2) Contectual Teaching and Learning

3) Ekstra kurikuler yang bertumpu pada bakat dan minat 4) Proses pembiasaan yang bermuara pada akhlaqul karimah Tujuan

1) Siswa senantiasa terjaga motivasinya untuk berkompetisi secara sehat, sehingga mereka aktif berekspresi dan berkreasi. 2) Siswa memiliki rasa kebersamaan dan kebanggan yang tinggi


(52)

3) Setelah mengikuti proses pendidikan selama 3 tahun siswa mampu secara aktif malaksanakan ibadah yaumiyah dengan

benar dan tertib, dan.

4) Mampu menghafal Al-Qur’an Juz 30 (Juz Amma)

c. Sarana dan prasarana yang dimiliki MTs Darul Ulum, antara lain: Tabel 4.1

No Jenis ruangan Jumlah Luas (m2)

Kondisi

Baik Sedang Rusak 1 Kelas/Teori 29 56 M2 /Kls 24 5 - 2 Lab.

Bahasa/IPA

1 56 M2 1 - -

3 Lab. Komputer 1 46 M2 1 - -

4 Perpustakaan 1 56 M2 1 - -

5 Lab. Bahasa 1 56 M2 1 - -

6 Olahraga 1 4498 M2 1 - -

7 Koperasi 1 56 M2 1 - -


(53)

B. Deskripsi Data

1. Manajemen sarana dan prasarana di sekolah MTs Darul Ulum

Manajeman sarana dan prasarana di sekolah MTs Darul Ulum sangat penting dalam membantu terlaksananya pembelajaran. Dalam hal ini pihak sekolah mempunyai program kerja tahunan yang sudah disusun oleh pihak-pihak yang bersangkutan (lampiran). Sasaran dari program tahunan wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana adalah untuk membantu sebagian tugas-tugas kepala sekolah dalam kelancaran kegiatan proses belajar mengajar di MTs Darul Ulum Waru. Berikut pemaparan peneliti, sesuai dengan wawancara yang dilakukan di MTs Darul Ulum:

a. Perencanaan. suatu kegiatan manajemen yang baik tentu diawali dengan perencanaan yang baik dan matang, sehingga dapat berjalan sesuai rencana. perencanaan dilakukan sekolah karena melihat adanya kebutuhan, baik kebutuhan pembelajaran, maupun yang lainnya. Selanjutnya puhak sekolah mengajukan kepada pihak yayasan untuk mendapat persetujuan. Dalam perencanaan unit-unit yang terlibat antara lain: kepala yayasan, kepala sekolah, wakil sarana dan prasarana serta guru dan staf. Perencanaan ini


(54)

dibuat sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan pelaksanaannya sesuai dengan dana yang ada36.

b. Pengadaan dilakukan sesuai dengan perencanaan yag telah tersusun dan sesuai dengan keadaan dana yang ada. Sebelum adanya pengadaan, , sekolah membuat persetujuan dengan pihak yayasan dan kepala sekolah. Dalam pengadaan kebutuhan barang yang cukup besar di tanggung oleh pihak yayasan seperti, pengadaan ruang kelas, penambahan ruang perpustakaan, penambahan kamar mandi, dan lain-lain. namun kebutuhan yang ringan ditangani langsung oleh pihak sekolah, seperti pembelian barang-barang di kelas, di perpustakaan, di kamar mandi, dan lail-lain. Sumber dana yang didapatkan sekolah MTs Darul Ulum adalah, swadaya masyarakat, bantuan oprasional daerah, infaq guru dan siswa.

c. Inventarisasi di MTs Darul Ulum ini, dilakukan secara teratur dan tertib, dicatat oleh wakil sarana dan prasarana dan stafnya di buku inventarisasi yang sudah ada. Untuk pendataan, tiap ruangan bertanggung jawab meinventarisasi, menjaga, dan merawat barang-barang yang ada di ruangan masing-masing, namun tetap dalam pengawasan wakil kepala sarana dan prasarana da stafnya. Melalui kegiatan inventarisasi ini, tercipta administrasi barang,

36


(55)

penghematan keunagan, mempermudah pemeliharaan dan pengawasan37. Berikut data inventarisasi sekolah MTs Darul Ulum:

Tabel 4.2

Nama Ruang : Ruang Guru

No Nama Barang Kode Jumlah

Keadaan

Ket

Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Meja Guru dan loker MG 60  Baik

2 Kursi Guru KG 60  Baik

3 Lemari LMR 2  Baik

4 Kursi Tamu KT 4  Baik

5 Papan Statistik PS 1  Baik

6 Papan Pengumuman PP 1  Baik

7 Tempat Sampah TS 2  Baik

8 Westafel WST 1  Baik

9 Jam Dinding JD 2  Baik

10 Kalende Pendidikan KP 1  Baik

11 Jadwal Mengajar JM 1  Baik

12 Kipas Angin KA 2  Baik

13 Air Conditioner AC 3  Baik

14 Licuid Crystal Display LCD 1  Baik

15 Jamban JBN 1  Baik

16 Kamar Mandi KM 1  Baik

17 Lemari Dapur LD 1  Baik

18 Sound Sistem SS 3  Baik

19 Soket Listrik SL 4  Baik

37


(56)

20 Papan Informasi PI 1  Baik

21 Bingkai Motto BM 1  Baik

22 Pigora PGR 13  Baik

23 Bingkai Motivasi BM 3  Baik

24 25

Tabel 4.3 Nama Ruang : Tata Usaha

No Nama Barang Kode Jumlah

Keadaan

Ket

Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Lemari Locker LL 2  Baik

2 Lemari Rak Arsip (besi) LR 5  Baik

3 Lemari Filling Kabinet LC 2  Baik

4 Meja Kerja MK 4  Baik

5 Meja Operator MO 1  Baik

6 Komputer Operator KO 1  Baik

7 Kursi Kerja KK 4  Baik

8 Komputer KMP 4  Baik

9 Printer PRN

T 4

3

1 Perbaikan

10 Mesin Foto Copy MFC 1  Baik

11 Kipas Angin KA 1  Baik

12 Air Conditioner AC 1  Baik

13 Sound Sistem SS 1  Baik

14 Pesawat Telpon PT 2  Baik

15 Staples Besar AP 1  Baik

16 Pigora PGR 1  Baik


(57)

18 Megaphone MGP 1  Baik

19 Tempat Sampah TS 4.  Baik

20 Emotong Kertas PK 1  Baik

21 Scanner SCN 1  Baik

22 Kotak P3K KP 1  Baik

23

Tabel 4.4 Nama Ruang : LAB IPA

No Nama Barang Kode Jumla h

Keadaan

Ket

Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Kersi Guru KG 1  Baik

2 Meja Guru MG 1  Baik

3 Kursi Siswa KS 40  Baik

4 Meja Peserta Didik MPD 40  Baik

5 Meja Demonstrasi MD 40  Baik

6 Meja Persiapan MP 1  Baik

7 Lemari Alat LA 3  Baik

8 Lemari Bahan LB 1  Baik

9 Bak Cuci BC 4  Baik

10 Petunjuk Percobaan Media

Pendidikan PPMP 3 

Baik

11 Papan Tulis PT 1  Baik

12 Soket Listrik SL 9  Baik

13 Alat Pemadam Kebakaran APK 1  Baik

14 Peralatan P3K PP 1  Baik

15 Tempat Sampah TS 1  Baik

16 Jam Dinding JD 1  Baik


(58)

18 Liquid Crystal Display LCD 1  Baik

19 Layar LCD LC 1  Baik

20

Tabel 4.5. Nama Ruang : LAB Computer

No Nama Barang Kode Jumla h

Keadaan

Ket

Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Komputer Processor intelCore

i3 KPC 4 

Baik

2 Komputer Processor dual core KPD 2  Baik

3 Laptop HP Compaq Intel LPC 6  Baik

4 Laptop Acer Intel LAI  Baik

5 Laptop Asus Intel LAI 5  Baik

6 Laptop Axio Intel LAI 3  Baik

7 Monitor LCD 15.6” Acer MLA 1  Baik

8 Monitor LCD 15.6” LG MLG 2  Baik

9 LCD Proyektor Benq LBQ 4  Baik

10 Screen Wall 70” SW 1  Baik

11 Modem Speedy MS 1  Baik

12 Wifi TP Link Speedy WLS 1  Baik

13 Papan Tulis PT 1  Baik

14 Papan Pengumuman PP 1  Baik

15 Kipas Angin KA 2  Baik

16 Lampu Neon LN 2  Baik

17 Meja Komputer MK 12  Baik

18 Meja Laptop ML 10  Baik


(59)

Tabel 4.6. Nama Ruang : Receptionis

No Nama Barang Kode

Jumla h

Keadaan

Ket

Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Meja Kerja MK 1  Baik

2 Kursi Kerja KK 1  Baik

3 Meja Tamu MT 1  Baik

4 Kursi Tamu KT 1  Baik

5 Meja Piala MP 1  Baik

6 Meja Kayu MK 1  Baik

7 Lemari Piala LP 1  Baik

8 Lemari Kayu LK 1  Baik

9 Air Conditioner AC 1  Baik

10 Jam Dinding JD 1  Baik

11 Pigora PGR 1  Baik

12 Alat Pewangi AP 1  Baik

13 Meja Komputer MK 1  Baik

14 Pesawat Telpon PT 1  Baik

15 Komputer KP 1  Baik

16 Printer PRT 1  Baik

17 Tempat Sampah TS 1  Baik

18 Kalender KLDR 1  Baik

19 20


(60)

Tabel 4.7. Nama Ruang : Sarana Jamban

No Nama Barang Kode Jumla h

Keadaan

Ket

Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Closed Jongkok CJ 36  Baik

2 Tempat Air TA 36  Baik

3 Gantungan Pakaian GP 36  Baik

4 Gayung Air GA 36  Baik

5 Tempat Sampah TS 36  Baik

6 Alat Pembersih Lantai APL 4  Baik

7

Ket :

 Jumlah Jamban Laki2 = 16  Jumlah Jamban Perempuam = 16  Jumlah Jamban Guru = 4

Tabel 4.8. Nama Ruang : Tempat Ibadah 1 (Musollah)

No Nama Barang Kode Jumla h

Keadaan

Ket

Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Lemari Sarung dan Mukenah LMRS 1  Baik

2 Etalase ETL 1  Baik

3 Jam Dinding JD 1  Baik

4 Sarung SRG 5  Baik


(61)

6 Sajadah Imam SJD 1  Baik

7 Sajadah Panjang SJDP 3  Baik

8 Sound Sistem SS 1  Baik

9

Tabel 4. 9. Nama Ruang : Tempat Ibadah 2 (Musollah)

No Nama Barang Kode Jumla h

Keadaan

Ket

Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Lemari Sarung dan Mukenah LMR 1 Baik

2 Etalase ETL 1  Baik

3 Jam Dinding JD 1  Baik

4 Sarung SRG 10  Baik

5 Mukenah MKN 10  Baik

6 Sajadah SJD 10  Baik

7 Sound Sistem SS 1  Baik

8 Sapu SP 4  Baik

9 Karpet/tikar KRPT 3  Baik

10 Kipas Angin KA 2  Baik

11 Sound Sistem SS 1  Baik

12

Tabel 4. 10.

Nama Ruang : Ruang Pimpinan

No Nama Barang Kode Jumla h

Keadaan

Ket

Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat


(62)

1 Meja Kerja 5  Baik

2 Kursi Kerja 5  Baik

3 Meja Tamu 1  Baik

4 Kursi Tamu 8  Baik

5 Jam Dinding 2  Baik

6 Kipas Angin 3  Baik

7 Laptop Kerja 5  Baik

8 Printer 4  Baik

9 Lemari Kabinet 7  Baik

10 Loker Lemari 1  Baik

11 Papan Monografi 1  Baik

12 Papan Info 1  Baik

13 Tongkat Bendera 3  Baik

14 Lemari Kayu 1  Baik

15 Pigora 15  Baik

16 Kalender 1  Baik

17

Tabel 4. 11. Nama Ruang : Ruang Bimbingan Konseling

No Nama Barang Kode Jumla h

Keadaan

Ket

Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Meja Kerja MK 2  Baik

2 Kursi Kerja KK 2  Baik

3 Meja Tamu MT 1  Baik

4 Kursi Tamu KT 6  Baik

5 Lemari LMR 1  Baik

6 Papan Kegiatan PG 1  Baik


(63)

8 Meja Pengembangan Pribadi MPP 1  Baik

9 Jam Dinding JD 1  Baik

10 Kipas Angin KA 2  Baik

11 Kalender KLDR 1  Baik

12 Komputer KMP 1  Baik

13 Printer PRT 1  Baik

14 15

Tabel 4.12.

Nama Ruang : Unit Kesehatan Siswa (UKS)

No Nama Barang Kode Jumla h

Keadaan

Ket

Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Tempat Tidur 3  Baik

2 Lemari 3  Baik

3 Meja 1  Baik

4 Kursi 3  Baik

5 Catatan Kesehatan Siswa 1  Baik

6 Perlengkapan P3K 1  Baik

7 Tandu 1  Baik

8 Selimut 3  Baik

9 Tensi Meter 1  Baik

10 Termometer Badan 1  Baik

11 Pengukur Tinggi Badan 1  Baik

12 Tempat sampah 1  Baik

13 Tempat Cuci Tangan 1  Baik

14 Jam Dinding 1  Baik

15 Dispenser 1  Baik


(64)

17 Bidai 1  Baik

18 Rompi 5  Baik

19 Tas PP 2  Baik

20 Tempat sampah 1  Baik

Tabel 4. 13.

Nama Ruang : Tempat Olahraga / Bermain

No Nama Barang Kode Jumla h

Keadaan

Ket

Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Tiang Bendera TB 1  Baik

2 Bendera BDR 3  Baik

3 Peralatan Voli PV 15  Baik

4 Peralatan Sepak Bola PSB 5  Baik

5 Peralatan Bola Basket PBB 12  Baik

6 Peralatan Senam PS 8  Baik

7 Peralatan Atletik PA 4  Baik

8 Peralatan Budaya PB 2  Baik

9 Peralatan Ketrampilan PK 2  Baik

10 Pengeras Suara PS 1  Baik

11 Tape Recorder TR 1  Baik

12

Tabel 4.14. Nama Ruang : Organisasi Siswa Intra Sekolah (Osis)

No Nama Barang Kode Jumla h

Keadaan

Ket

Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


(65)

2 Kursi KRS 5  Baik

3 Meja duduk MD 1  Baik

4 Komputer KPTR 1  Baik

5 Lemari LMR 2  Baik

6 Papan Struktur PS 1  Baik

7 Papan Kegiatan PA 1  Baik

8 Printer PRT 1  Baik

9 Jam Dinding JD 1  Baik

10 Kalender KLDR 1  Baik

11 Kipas Angin KA 1  Baik

12 Sound Sistem SS 1  Baik

13

Tabel 4.15.

Nama Ruang : Gudang Administrasi

No Nama Barang Kode Jumla h

Keadaan

Ket

Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Lemari LMR 2  Baik

2 Rak RK 1  Baik

3 Lemari Loker LL 1  Baik

4 Mesin Foto Copy MSC 1  Baik

5

6

Tabel 4. 16. Nama Ruang : Gudang Peralatan Sekolah


(66)

h

Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Lemari LMRR 2  Baik

2 Rak RK 1  Baik

3 Lemari Loker LL 1  Baik

4 Meja MJ 1  Baik

5 Komputer KPTR 1  Baik

6 Sound Sistem SS 1  Baik

7 Kipas Angin KA 1  Baik

8 Peralatan Sekolah PS Paket  Baik

9

Tabel 4.17. Nama Ruang : Gudang Sanggar Pramuka

No Nama Barang Kode Jumla h

Keadaan

Ket

Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Lemari LMR 4  Baik

2 Rak RK 1  Baik

3 Jam Dinding JD 1  Baik

4 Tenda Dumb Eiger TDE 12  Baik

5 Tenda Kain Segitiga TKS 20  Baik

6 Peralatan Outbond PO 1 Paket  Baik

7 Peralatan Memasak PM 1 Paket  Baik

8 Peralatan Pramuka PP Paket  Baik


(67)

Tabel 4.18.

Nama Ruang : Perpustakaan

No Nama Barang Kode Jumla h

Keadaan

Ket

Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Buku

1 Buku Teks Pelajaran BTP Paket  Baik

2 Buku Panduan Guru BPG Paket  Baik

3 Buku Pengayaan BP 240  Baik

4 Buku Refrensi BR 40  Baik

5 Sumber Belajar Lain SBL 40  Baik

Perabot

6 Rak Buku RB 1 Set  Baik

7 Rak Majalah RM 1 Set  Baik

8 Rak Surat Kabar RSK 1 Set  Baik

9 Meja Baca MB 15  Baik

10 Kursi Kerja KK 2  Baik

11 Meja Kerja MK 2  Baik

12 Lemari LMR 2  Baik

13 Papan Pengumuman PP 1  Baik

14 Meja Multimedia MM 1  Baik

15 Media Pendidikan MP 1  Baik

16 Peralatan Multimedia PM 1  Baik

17 Buku Inventaris BI 1  Baik

18 Tempat Sampah TS 1  Baik

19 Soket Listrik SL 5  Baik

20 Jam Dinding JD 1  Baik


(68)

Tabel 4. 19. Nama Ruang : LAB. BAHASA

No Nama Barang Kode Jumla h

Keadaan

Ket

Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Meja Siswa 40 2 Perbaikan

2 Kursi Guru 1  Baik

3 Lemari 40 2 Baik

4 Rak Sandal 1  Baik

5 Master Konsule 1  Baik

6 Both Siswa 1  Baik

7 Head Sheet 40  Baik

8 Monitor / LCD 2  Baik

9 Screen Proyektor 2  Baik

10 Laptop 1  Baik

11 Papan Tulis 2  Baik

12 Kipas Angin 1  Baik

13 AC 1  Baik

14 Jam Dinding 1  Baik

15 Vas Bunga 1  Baik

16 Printer 1  Baik

17 Sound Sistem 4 2 Baik

18 Pigora 6  Baik

19 Sapu 1  Baik

20 Sulak 1  Baik

21 Cikrak 1  Baik

22 Pengharum Ruangan 1  Baik


(69)

d. Penyimpanan dilakukan setelah sarana dan prasarana di inventarisasi, kemudian diletakkan sesuai tempatnya masing-masing, untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan. Penyimpanan dilakukan untuk merapikan sarana dan prasarana agar terlihat rapi dan baik.

e. Penataan dilakukan agar sarana dan prasarana tertata rapi, mudah dijangkau, dan dikenali. Penataan dilakukan disertai dengan pengkodean dan kartu barang, agar mempermudah pencariannya38.

f. Penggunaan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kegunaan masing-masing sarana dan prasarana. Sebelum menggunakan sarana dan prasarana, staf sarana dan prasarana akan mengarahkan pemakaian setiap barang seperti LCD, agar dapat menggunakannya dengan baik.

g. Perawatan atau pemeliharaan dilakukan setiap di MTs Darul Ulum dilakukan oleh pihak yang menggunakan sarana dan prasarana tersebut, tetapi juga dipantau oleh staf sarana dan prasarana. Pemeliharaan sarana dan prasarana mulai dari pengecekan, pencegahan, perbaikan ringan, dan perbaikan berat. Pemeliharaan dilakukan setiap hari (menyapu, mengelap, mengepel) dan berkala pengontrolan AC dan lain-lain.

38


(70)

h. Penghapusan dilakukan ketika sarana dan prasarana sudah tidak layak dipakai. namun penghapusan dilakukan mulai dari persetujuan kepala sekolah kemudian dilakukan penghapusan39. Untuk mengetahui data tentang manajeman sarana dan prasarana pendidikan di sekolah MTs Darul Ulum, penulis membuat angket dengan pertanyaan yang terdiri dari 20 pertanyaan, dan dijawab oleh 59 guru. Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket secara tertutup, artinya penulis mengajukan alternatif jawaban, sedangkan responden tinggal mengisi salah satu jawaban tersebut, yang dianggap relevan dengan keberadaan diri responden. Jawaban tersebut antara lain iya jika anda sering melakukan hal tersebut, kadang-kadang jika anda pernah melakukan hal tersebut, tidak jika anda tidak pernah melakukan hal tersebut. Setelah daftar pernyataan dan hasil jawaban terkumpul, maka hasil jawaban tersebut dimasukkan ke dalam tabel yang selanjutnya dipersiapkan untuk memasuki analisa data. Adapun bobot nilai dari masing-masing alternatif jawaban, antara lain:

1. Iya dinilai 3

2. Kadang-kadang dinilai 2 3. Tidak dinilai 1

39


(71)

Untuk mengetahui hasil dari angket diatas, Penulis akan mengambil nilai dari jawaban skor tertinggi, dan berikut penulis merekap hasil angket:

Tabel 4.20.

No Tentang Prosentase

1. Apakah sekolah sudah memiliki program perencanaan sarana dan prasarana?

95%

2. Apakah sekolah sering menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran?

60%

3. Apakah sekolah sering melakukan pencatatan pada saat pembelian sarana dan prasarana baru?

56%

4. Apakah sarana dan prasarana di MTs Darul Ulum, sudah di simpan di tempat yang aman?

53%

5. Apakan sarana dan prasarana di MTs Darul Ulum sudah diletakkan di tempat yang mudah anda jangkau?

58%

6. Apakah anda dapat menggunakan sarana dan prasarana dengan baik?

76%

7. Apakah di MTs Darul Ulum sering adanya perbaikan sarana dan prasarana?

70%

8. Apakah disetiap harinya sarana dan prasarana sering ada pembersihan atau pun perawatan?

69%

9. Apakah ada perbaikan atau pembaruan sarana dan prasaarana yang sudah tidak layak pakai?

66%

10. Apakah perlu adanya penambahan sarana dan prasarana di MTs Darul Ulum ini?

73%


(72)

Jadi dilihat dari tabel hasil angket di atas dan kemudian dimasukkan dalam rumus di atas maka data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

M = mean yang dicari

∑x = jumlah dari skor-skor yang ada

N = number of ceses ( banyaknya skor itu sendiri)

Maka dari hasil intrepretasi di atas dan dimasukkan kedalam rumus, dan hasilnya adalah sebagai berikut :

Dari hasil perhitungan di atas diketahui bahwa rata-rata prosentasenya adalah 50%, dan menurut Suharsimi Arikunto ada empat kriteria yang dapat dijadikan ukuran yaitu:

1. baik (76-100%), 2. cukup (56-75%),

3. kurang baik (41 – 55%), 4. tidak baik (kurang dari 40%).

Dengan demikian dapat diketahui bahwa manajeman sarana dan prasarana di MTs Darul Ulum dalam keadaan cukup.


(73)

2. Mutu pembelajaran di MTs Darul Ulum

Pembelajaran yang bermutu akan bermuara pada kemampuan guru dalam proses pembelajaran. Secara sederhana kemampuan yang harus dimiliki oleh guru yaitu kemampuan merencanakan pembelajaran, proses pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada guru, siswa, sarana pembelajaran, lingkungan kelas, dan budaya kelas. berikut konsep mutu di MTs Darul ulum:

a. Kesesuaian: guru melakukan pembelajaran sesuai dengan perangkat pembelajaran yang telah direncanakan , seperti silabus, RPP, dan lain-lain.

b. Daya tarik: guru melakukan pembelajaran yang membuat mereka memperhatikan penjelasan guru, seperti menggunakan power point, permainan sederhana, dan dengan menggunakan benda-benda sekitar yang telah disediakan.

c. Efektivitas: guru melakukan pembelajaran sesuai dengan perangkat yang direncanakan, secara teratur, konsisten, atau berurutan.

d. Efisiensi: guru melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan sumber belajar yang telah di sediakan, agar murid lebih mudah memahami dan menerapkannya.


(74)

e. Produktivitas: guru memberikan kesempatan untuk bertanya, agar siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran.

Untuk mengetahui data tentang mutu pembelajaran di sekolah MTs Darul Ulum, penulis membuat angket dengan pertanyaan yang terdiri dari 10 pertanyaan, dan di jawab oleh 59 guru. Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket secara tertutup, artinya penulis mengajukan alternatif jawaban, sedangkan responden tinggal mengisi salah satu jawaban tersebut, yang dianggap relevan dengan keberadaan diri responden. Jawaban tersebut antara lain iya jika anda sering melakukan hal tersebut, kadang-kadang jika anda pernah melakukan hal tersebut,

tidak jika anda tidak pernah melakukan hal tersebut. Setelah daftar

pernyataan dan hasil jawaban terkumpul, maka hasil jawaban tersebut di masukkan ke dalam tabel yang selanjutnya di persiapkan untuk memasuki analisa data. Adapun bobot nilai dari masing-masing alternatif jawaban, antara lain:

1. Iya dinilai 3

2. Kadang-kadang dinilai 2 3. Tidak dinilai 1

Untuk mengetahui hasil dari angket diatas, Penulis akan mengambil nilai dari jawaban skor tertinggi, dan berikut penulis merekap hasil angket:


(1)

Berdasarkan out put di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikasi sebesar 0,000 lebih kecil < probability 0,005, sehingga dapat disimpulkan

bahwa Ho ditolak Ha diterima yang berarti “adanya pengaruh antara manajemen sarana dan prasarana pendidikan dengan mutu pembelajaran”.

Berikut uraiannya.

Pada tabel di atas terlihat tabel constant (a) adalah 6, 461, sedang nilai x (b) adalah 0,772 sehingga persamaan regresinya dapat ditulis:

Y = α + bx atau Y= 6,461 + 0,772 x

dari persamaan tersebut dapat diterjemakan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 6.461 menyatakan bahwa jika tidak ada mutu

pembelajaran, maka sarana dan prasarana adalah 6.461.

b. Koefisien regresi sebesar 0.772 menyatakan bahwa setiap penambahan

(karena tanda positif (+) 1 skor manajemen sarana dan prasarana akan meningkatkan mutu pembelajaran sebesar 0.772.

c. Karena koefisien regresi bersifat positif, maka demikian dapat

diketahui bahwa manajemen sarana dan prasarana (x) berpengaruh positif terhadap mutu pembelajaran.

Berikut ini perhitungan uji t untuk membandingkan t hitung dan t tabel:


(2)

Berdasarkan out put di atas t hitung sebesar 8.829. karena t hitung sudah ditemukan maka langkah selanjutnya adalah mencari t tabel, adapun rumus t tabel:

Nilai a : 2 = 0,05 : 2 = 0,025

Derajat kebebasan (df) n-2 = 59- 2 = 57

Nilai 0,025 : 57 kemudian dilihat dari distribusi nilia t tabel, maka dapat dinilai t tabel sebesar 2,000.

Karena t hitung sebesar 8.829 lebih besar > dari t tabel 2,000 sehingga

dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya “ ada


(3)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, serta hasil analisis terhadap data yang diperoleh, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana di MTs Darul Ulum Waru

sebenarnya sudah cukup baik, hal ini dibuktikan dengan adanya perhitungan manual sebesar 67%. Kegiatan manajemen sarana dan

prasarana, antara lain perencanaan, pengadaan, inventarisasi,

penyimpanan, penataan, penggunaan, perawatan, penghapusan dan lain-lain.

2. Dari data angket diatas tentang mutu pembelajaran menunjukkan bahwa

mutu pembelajaran di MTs Darul Ulum Waru sebesar 59%. Angka tersebut tergolong cukup baik.

3. Berdasarkan perhitungan regresi linier sederhana bahwa semakin baik

tingkat manajeman sarana dan prasarana, maka dapat berpengaruh terhadap mutu pembelajaran di MTs Darul Ulum Waru. Dalam uji t menunjukkan bahwa, manajemen sarana dan prasarana berpengaruh terhadap mutu pembelajarana di MTs Darul Ulum Waru sebanyak 57, 8%, sedangkan sisanya sebesar 42,2%, yang dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti, lingkungan kelas, budaya kelas, dan lain-lain.


(4)

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah di paparkan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran, sebagai berikut:

1. Hendaknya kepala sekolah memberikan motivasi guru untuk lebih sering

memanfaatkan sarana dan prasarana yang disediakan oleh pihak sekolah, misanya dengan memberikan reward untuk guru yang selalu menggunakan sarana dan prasarana.

2. Hendaknya kepala sekolah memberikan motivasi terhadap guru dalam

meningkatkan mutu pembelajaran, seperti mengikutkan guru dalam pelatihan pembelajaran, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.

3. Hendaknya para guru lebih meningkatkan mutu pembelajaran dengan

memanfaatkan sarana dan prasarana yang telah di sediakan oleh kepala sekolah sehingga pembelajaran berjalan dengan optimal.


(5)

Asrohah, Hanun. Manajemen Mutu Pendidikan, Surabaya : CV. Cahaya Intan XII, 2014.

Azhar, Saifuddin. Metode Penelitian, Yogyakarta : pustaka pelajar, 2003. CG.Sevilla, dkk. Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: UI PERS, 1993. Daryanto. Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.

Gunawan, Ary H. Administrasi Sekolah; Administrasi Pendidikan Mikro,

Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996.

Ma’arif Syamsul, Manajeman Lembaga Pendidikan Islam, Surabaya; CV. Mitra Media Nusantara, 2013.

Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, cet. 7.

Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES, 1995.

storage/emulated/0/download/permen-24-2007sarprassekolahmadrasah/Lampiran Permen 24 2007 Standar Sarana

Prasarana.pdf

Sudjono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindon

persada,1995.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


(6)

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Suprapto. Metodologi Riset dan Aplikasi Dalam Pemasaran, Jakarta: Rineka

Cipta, 1999.

Syamsuddin AR., M.S Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan

Bahasa, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, op. cit., hlm. 31. 70 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008, cet. V.

Widiyanto Joko, Spss for windows, Surakarta: FKIP Universitas

muhammadiyah Surakarta, 2012.

https://googleweblight.com/?lite_url=https://adejuve.wordpress.com/2012/08/0 2/mutupembelajaran/&ei=mgY08dPi&lc=idID&s=1&m=890&host=www.google.co. id&ts=1486900171&sig=AJsQQ1CYKvY_ERlHnCIiSsJoM5ot5A2SPg

http://kumpulanartikelmahasiswa.blogspot.co.id/2014/07/kesenjangansarana-media-pembelajaran.html?m=1

https://adejuve.wordpress.com/2012/08/02/mutu-pembelajaran/