Hubungan Antara Kombinasi Hemodialisis (HD) Hemoperfusi (HP) Dengan Gangguan Mineral Tulang Pasien Hemodialisis Reguler
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Phosphor (P) adalah mineral yang di alam lebih banyak dalam bentuk
phosphat, memegang peranan yang esensial pada manusia yaitu pada metabolisme
tulang, signal sellular, nukleus, dan metabolisme energi. Pada pasien dengan
Penyakit Ginjal Kronik (PGK), kadar serum P masih dalam batas normal sampai
pada tahap lanjut CKD. Oleh karena itu, Hiperfosfatemia harus disadari sebagai
indikator very late bagi retensi serum P. Bahkan pada pasien perindividu terdapat
peningkatan kadar serum P, walau masih dalam batas normal dapat terjadi pada
tahap awal CKD (GFR ≤ 50 mL/mnt / stadium 3), disertai dengan peningkatan
pada PTH (Paratiroid Hormon).1
Peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas kardiovaskular yang
berhubungan dengan hyperphosphatemia ditunjukkan pada pasien yang menjalani
hemodialisis. Sejak tahun 1980 telah banyak penelitian oleh nefrologis yang
merubah fokus penelitiannya dari kerusakan tulang dan kalsifikasi ekstravaskular
dari jaringan lunak, terutama periartikular dan kelainan okular pasien uremik
menjadi kerusakan kardiovaskular yang berhubungan dengan abnormalitas
metabolisme Ca – P. Pola pemikiran ini mengubah istilah “ uremic osteodistrophy
“ menjadi istilah yang lebih komprehensive yaitu Penyakit Ginjal Kronik –
Gangguan
Mineral
Tulang
(PGK-GMT).
Pencegahan
dan
koreksi
hyperphosphatemia adalah tujuan utama dari pengobatan PGK-GMT, jadi
perhatian khusus harus diberikan kepada keseimbangan kadar serum P. Fosfat
memasuki tubuh melalui penyerapan di usus; dan dikeluarkan melalui tinja dan
cairan dialisis (ditambah pengeluaran urin pada pasien dengan fungsi ginjal yang
tersisa).1,2
Berbagai model teknologi hemodialisis seperti conventional diffusive
hemodialysis,
extended
diffusive
hemodialysis,
nocturnal
hemodialysis,
1
Universitas Sumatera Utara
hemofiltrasi, hemodiafiltrasi, dan peritoneal dialysis memberikan hasil yang sama
dalam ekskresi serum P.1
Di negara Cina dan negara-negara berkembang lainnya, oleh karena
rendahnya tingkat ekonomi, hemodialisis umumnya memakai dialiser low flux,
metode ini tidak bisa membersihkan molekul racun uremik menengah dan besar
dan racun yang terikat protein saat proses hemodialisis, akibatnya muncul
komplikasi jangka panjang yang menurunkan kualitas hidup dan meningkatkan
mortalitas pasien hemodialisis. Kombinasi hemodialisis dan hemoperfusi
(HD+HP) sudah banyak dilakukan di pusat-pusat hemodialisis di negara Cina dan
sudah dimasukkan dalam program asuransi kesehatan. Rumah Sakit Xinhua
merupakan rumah sakit yang pertama melakukan kombinasi HD+HP dan banyak
melakukan penelitian-penelitian tentang efikasi dan keamanan HD+HP pada
pasien-pasien hemodialisis reguler (Chen et al, 2011).3
Salah satu penelitian menunjukkan manfaat kombinasi HD/HP terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup dan angka harapan hidup pasien
hemodialisis regular (Lowrie dan Lew, 1990). Berdasarkan hal tersebut kami
melakukan penelitian ini
untuk melihat manfaat kombinasi HD/HP terhadap
bersihan molekul, sedang dan besar racun uremik pada pasien-pasien hemodialisis
reguler dan melihat hubungannya dengan gangguan mineral tulang pasien-pasien
hemodialisis reguler di Medan.
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah, yaitu:
Apakah ada hubungan kombinasi hemodialisis (HD)/hemoperfusi (HP)
terhadap gangguan mineral tulang pada pasien hemodialisis reguler di
Medan Sumatera Utara?
2
Universitas Sumatera Utara
1.3.
Hipotesa
Kombinasi hemodialisis(HD) / hemoperfusi(HP) berhubungan dengan
gangguan mineral tulang pasien hemodialisis reguler di Medan Sumatera
Utara.
1.4.
Tujuan
1.4.1
Tujuan Umum
Untuk
mengetahui
hubungan
kombinasi
hemodialisis
(HD)/hemoperfusi (HP) dengan gangguan mineral tulang pasien
hemodialisis reguler di Medan Sumatera Utara.
2.1.14 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui gangguan mineral tulang pasien hemodialisis
reguler dihubungkan dengan
nilai pengukuran dari kalsium,
phosphor serum dan paratiroid hormon.
1.5.
Manfaat Penelitian
Setelah mengetahui hubungan kombinasi hemodialisis/hemoperfusi
dengan gangguan mineral tulang pasien hemodialisis reguler, maka hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai:
a. Masukan bagi praktisi medis dalam upaya memperbaiki kualitas
hidup pasien-pasien hemodialisis reguler dengan mengkombinasi
hemodialisis/hemoperfusi.
b. Masukan bagi praktisi medis untuk penggunaan kalsium serum,
fosfat serum, dan hormon paratiroid sebagai indikator gangguan
mineral tulang.
c. Sebagai
dasar
bagi
penelitian-penelitain
berikutnya
yang
berhubungan dengan manfaat kombinasi HD/HP.
3
Universitas Sumatera Utara
1.6.
KERANGKA KONSEP
Penyakit Ginjal Kronik
Akumulasi toksin uremik dengan
berat molekul kecil (small
Hemodialisis
molecule), sedang (midle molecule)
Hemoperfusi
dan besar (large molecule)
Bersihan toksin uremik
Bersihan toksin uremik berat
berat molekul kecil
molekul sedang dan besar
Kombinasi
Hemodialisis/hemoperfusi
Gangguan Mineral Tulang
Kalsium serum, fosfor serum,
hormon parathiroid serum
4
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Phosphor (P) adalah mineral yang di alam lebih banyak dalam bentuk
phosphat, memegang peranan yang esensial pada manusia yaitu pada metabolisme
tulang, signal sellular, nukleus, dan metabolisme energi. Pada pasien dengan
Penyakit Ginjal Kronik (PGK), kadar serum P masih dalam batas normal sampai
pada tahap lanjut CKD. Oleh karena itu, Hiperfosfatemia harus disadari sebagai
indikator very late bagi retensi serum P. Bahkan pada pasien perindividu terdapat
peningkatan kadar serum P, walau masih dalam batas normal dapat terjadi pada
tahap awal CKD (GFR ≤ 50 mL/mnt / stadium 3), disertai dengan peningkatan
pada PTH (Paratiroid Hormon).1
Peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas kardiovaskular yang
berhubungan dengan hyperphosphatemia ditunjukkan pada pasien yang menjalani
hemodialisis. Sejak tahun 1980 telah banyak penelitian oleh nefrologis yang
merubah fokus penelitiannya dari kerusakan tulang dan kalsifikasi ekstravaskular
dari jaringan lunak, terutama periartikular dan kelainan okular pasien uremik
menjadi kerusakan kardiovaskular yang berhubungan dengan abnormalitas
metabolisme Ca – P. Pola pemikiran ini mengubah istilah “ uremic osteodistrophy
“ menjadi istilah yang lebih komprehensive yaitu Penyakit Ginjal Kronik –
Gangguan
Mineral
Tulang
(PGK-GMT).
Pencegahan
dan
koreksi
hyperphosphatemia adalah tujuan utama dari pengobatan PGK-GMT, jadi
perhatian khusus harus diberikan kepada keseimbangan kadar serum P. Fosfat
memasuki tubuh melalui penyerapan di usus; dan dikeluarkan melalui tinja dan
cairan dialisis (ditambah pengeluaran urin pada pasien dengan fungsi ginjal yang
tersisa).1,2
Berbagai model teknologi hemodialisis seperti conventional diffusive
hemodialysis,
extended
diffusive
hemodialysis,
nocturnal
hemodialysis,
1
Universitas Sumatera Utara
hemofiltrasi, hemodiafiltrasi, dan peritoneal dialysis memberikan hasil yang sama
dalam ekskresi serum P.1
Di negara Cina dan negara-negara berkembang lainnya, oleh karena
rendahnya tingkat ekonomi, hemodialisis umumnya memakai dialiser low flux,
metode ini tidak bisa membersihkan molekul racun uremik menengah dan besar
dan racun yang terikat protein saat proses hemodialisis, akibatnya muncul
komplikasi jangka panjang yang menurunkan kualitas hidup dan meningkatkan
mortalitas pasien hemodialisis. Kombinasi hemodialisis dan hemoperfusi
(HD+HP) sudah banyak dilakukan di pusat-pusat hemodialisis di negara Cina dan
sudah dimasukkan dalam program asuransi kesehatan. Rumah Sakit Xinhua
merupakan rumah sakit yang pertama melakukan kombinasi HD+HP dan banyak
melakukan penelitian-penelitian tentang efikasi dan keamanan HD+HP pada
pasien-pasien hemodialisis reguler (Chen et al, 2011).3
Salah satu penelitian menunjukkan manfaat kombinasi HD/HP terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup dan angka harapan hidup pasien
hemodialisis regular (Lowrie dan Lew, 1990). Berdasarkan hal tersebut kami
melakukan penelitian ini
untuk melihat manfaat kombinasi HD/HP terhadap
bersihan molekul, sedang dan besar racun uremik pada pasien-pasien hemodialisis
reguler dan melihat hubungannya dengan gangguan mineral tulang pasien-pasien
hemodialisis reguler di Medan.
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah, yaitu:
Apakah ada hubungan kombinasi hemodialisis (HD)/hemoperfusi (HP)
terhadap gangguan mineral tulang pada pasien hemodialisis reguler di
Medan Sumatera Utara?
2
Universitas Sumatera Utara
1.3.
Hipotesa
Kombinasi hemodialisis(HD) / hemoperfusi(HP) berhubungan dengan
gangguan mineral tulang pasien hemodialisis reguler di Medan Sumatera
Utara.
1.4.
Tujuan
1.4.1
Tujuan Umum
Untuk
mengetahui
hubungan
kombinasi
hemodialisis
(HD)/hemoperfusi (HP) dengan gangguan mineral tulang pasien
hemodialisis reguler di Medan Sumatera Utara.
2.1.14 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui gangguan mineral tulang pasien hemodialisis
reguler dihubungkan dengan
nilai pengukuran dari kalsium,
phosphor serum dan paratiroid hormon.
1.5.
Manfaat Penelitian
Setelah mengetahui hubungan kombinasi hemodialisis/hemoperfusi
dengan gangguan mineral tulang pasien hemodialisis reguler, maka hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai:
a. Masukan bagi praktisi medis dalam upaya memperbaiki kualitas
hidup pasien-pasien hemodialisis reguler dengan mengkombinasi
hemodialisis/hemoperfusi.
b. Masukan bagi praktisi medis untuk penggunaan kalsium serum,
fosfat serum, dan hormon paratiroid sebagai indikator gangguan
mineral tulang.
c. Sebagai
dasar
bagi
penelitian-penelitain
berikutnya
yang
berhubungan dengan manfaat kombinasi HD/HP.
3
Universitas Sumatera Utara
1.6.
KERANGKA KONSEP
Penyakit Ginjal Kronik
Akumulasi toksin uremik dengan
berat molekul kecil (small
Hemodialisis
molecule), sedang (midle molecule)
Hemoperfusi
dan besar (large molecule)
Bersihan toksin uremik
Bersihan toksin uremik berat
berat molekul kecil
molekul sedang dan besar
Kombinasi
Hemodialisis/hemoperfusi
Gangguan Mineral Tulang
Kalsium serum, fosfor serum,
hormon parathiroid serum
4
Universitas Sumatera Utara