Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kemandirian Lanjut Usia di Desa Aek Raru Wilayah Kerja Puskesmas Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2016

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan jumlah lanjut usia (lansia) di Indonesia dalam kurun waktu 1990
sampai 2025 diperkirakan sebagai pertumbuhan lansia yang tercepat di Dunia.
Beberapa negara di Asia bahkan kini tercatat sebagai suatu wilayah dengan penuaan
penduduk yang paling cepat. Jepang, Korea Selatan, dan Singapura adalah contoh
negara yang mempunyai persentase penduduk lanjut usia yang cukup tinggi. Di
Jepang, penduduk lanjut usia sudah mencapai lebih 30% dari total penduduk, di
Korea Selatan, mencapai 12,7% dan di Singapura mencapai 9%. Negara-negara ini
juga sudah aktif membuat dan melaksanakan kebijakan yang berkaitan dengan
penuaan penduduk. Program-program pembangunan mereka selalu dikaitkan dengan
isu-isu (Topatimasang, 2013).
Statistik menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat 9,6% penduduk berusia
lanjut (lebih dari 60 tahun). Dalam angka absolutnya, jumlah penduduk lansia
Indonesia amat besar. Pada tahun 2010, jumlahnya adalah 18 juta jiwa. Jumlah ini
akan mencapai sekiar 30 juta jiwa pada di tahun 2025, suatu kenaikan hampir 50%
hanya dalam jangka waktu satu setengah dasawarsa. Bahkan, sampai tahun 2030,
jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia akan menembus angka sekitar 40 juta jiwa,
melampaui jumlah penduduk usia di bawah 15 tahun pada masa yang sama

(Topatimasang, 2013).

1
Universitas Sumatera Utara

2

Salah satu contoh permasalahan yang ditimbulkan dari peningkatan jumlah
penduduk lanjut usia adalah peningkatan rasio ketergantungan lanjut usia (old age
dependency ratio). Berbagai kebijakan dan program yang dijalankan pemerintah

diantaranya tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang
Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia, yang antara lain
meliputi: 1) pelayanan keagamaan dan mental spiritual, seperti pembangunan sarana
ibadah dengan penyediaan aksesibilitas bagi lanjut usia; 2) pelayanan kesehatan,
melalui peningkatan upaya penyembuhan (kuratif), diperluas pada bidang pelayanan
geriatrik/gerontologik; 3) pelayanan untuk prasarana umum, yaitu mendapatkan
kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan dalam
melakukan perjalanan, penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga khusus; 4)
kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, seperti pelayanan administrasi

pemerintahan (Kartu Tanda Penduduk seumur hidup), pelayanan kesehatan pada
sarana kesehatan milik pemerintah, pelayanan dan keringanan biaya untuk pembelian
tiket perjalanan, akomodasi, pembayaran pajak, pembelian tiket rekreasi, penyediaan
tempat duduk khusus, penyediaan loket khusus, penyediaan kartu wisata khusus,
mendahulukan para lanjut usia.
Sudah diketahui bahwa dengan bertambahnya usia, sistem kekebalan akan
semakin berkurang, selain itu aktifitas lansia juga akan terganggu. Hal ini
mengakibatkan meningkatnya penyakit pada lansia, baik akut maupun kronik.
Meningkatnya gangguan/ penyakit pada lansia dapat menyebabkan perubahan pada
kehidupan mereka. Fungsi vital dalam tubuh ikut mengalami kemunduran.

Universitas Sumatera Utara

3

Pendengaran mulai menurun, penglihatan kabur, dan kekuatan fisiknya pun mulai
melemah. Kenyataan itulah yang dialami para lansia. Kemunduran fisik dan
menurunnya fungsi organ dapat menyebabkan lansia menjadi tergantung kepada
orang lain (Nugroho, 2008).
Perubahan-perubahan tersebut mengarah pada kemunduran fisik yang

berdampak terhadap terbatasnya mobilitas fisik lansia maka akan membatasi dan
mengganggu aktivitas sehari-hari lansia (Potter & Perry, 2005). Aktivitas sehari-hari
lansia yang akan terganggu dengan terjadinya perubahan kemunduran fisik lansia
meliputi terganggunya aktivitas dalam hal makan, BAK/BAB, mandi, berpakaian,
berjalan. Masalah utama yang dihadapi lanjut usia pada umumnya adalah :
(1) menurunnya daya tahan fisik (2) masa pensiun bagi lanjut usia yang dahulunya
bekerja sebagai pegawai negeri sipil yang menyebabkan menurunnya pendapatan dan
hilangnya prestise (3) perkawinan anak sehingga anak hidup mandiri dan terpisah dari
orang tua (4) urbanisasi penduduk usia muda yang menyebabkan lanjut usia terlantar,
(5) kurangnya dukungan dari keluarga lanjut usia (6) pola tempat tinggal lanjut usia;
lanjut usia yang hidup di rumah sendiri, tinggal bersama dengan anak/menantu dan
tinggal di panti werdha. Bertitik tolak dari uraian yang telah dipaparkan pada bagian
terdahulu, maka konsep kemandirian pada lanjut usia mengacu kepada indeks Katz
berdasarkan pada evaluasi 6 pertanyaan seperti: makan/minum, berjalan, mandi,
berpakaian, naik turun tempat tidur dan mengontrol buang air besar/buang air kecil.

Universitas Sumatera Utara

4


Keadaan lansia yang tergantung dengan orang lain terutama keluarga akan
semakin parah dengan tidak adanya keluarga yang menjaga/menemani lansia
dirumah, masing-masing anggota keluarga cenderung sibuk dengan aktifitas masingmasing sehingga membiarkan lansia tinggal dirumah. Kebutuhan yang melanda kaum
muda hampir menyita seluruh waktunya, sehingga mereka hanya memiliki sedikit
waktu untuk memikirkan orang tua kondisi ini menyebabkan kurang komunikasi
antara orang tua dan anak, kurangnya perhatian dan pemberian perawatan terhadap
orang tua. Padahal di dalam keluarga anggota keluarga usia lanjut merupakan
kelompok rawan dari segi kesehatan karena kepekaan dan kerentanannya yang tinggi
terhadap gangguan kesehatan dan ancaman kematian. Hal ini didukung oleh data
SKRT (Survey Kesehatan Rumah Tangga) tahun 2010, dimana angka kesakitan
penduduk usia 55 tahun ke atas masih tinggi yaitu sebesar 31,11 %. (Depkes RI,
2010).
Walaupun Umur Harapan Hidup (UHH) dari tahun ketahun semakin
meningkat yaitu dari 69,6 tahun pada tahun 2010 menjadi 70,7 tahun pada tahun 2015
tapi angka kesakitan juga ikut meningkat pada lansia yaitu pada tahun 2012 angka
kesakitan penduduk lansia sebesar 26,85% (BPS, 2012). Hal ini tentunya akan
membebani negara, pemerintah akan mengeluarkan biaya tambahan untuk kesehatan
lansia. Dengan keadaan yang seperti ini diharapkan para lansia memiliki kesehatan
yang optimal baik secara fisik, sosial dan mental sehingga lansia memiliki
kemandiarian dan tidak tergantung pada orang lain serta menjadi beban negara.


Universitas Sumatera Utara

5

Rinajumita (2011) memaparkan bahwa secara teoritis kemandirian lansia
merupakan kemampuan lansia untuk melakukan fungsi yang berhubungan dengan
aktivitas sehari-hari yaitu kemampuan untuk hidup mandiri di masyarakat tanpa atau
sedikit bantuan dari orang lain yang dapat diketahui dari aktivitas dasar sehari-hari
dan aktivitas instrumen sehari-hari. Pengukuran status kemandirian atau kemampuan
fungsional sangat penting, terutama ketika terjadi hambatan pada kemampuan lansia
dalam melaksanakan fungsi kehidupan sehari-harinya.
Kemampuan fungsional ini harus dipertahankan semandiri mungkin.
Gangguan status fungsional (baik fisik maupun psikososial) merupakan indikator
penting tentang adanya penyakit pada lansia. Aktivitas kehidupan harian disingkat
ADL (activity of daily living) adalah merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri.
ADL meliputi antara lain ke toilet, makan, berpakaian (berdandan), mandi, dan
berpindah

tempat.


Pengkajian

ADL

penting

untuk

mengetahui

tingkat

ketergantungan. Besarnya bantuan yang diperlukan dalam aktivitas kehidupan seharihari serta untuk menyusun rencana perawatan jangka panjang (Tamher dan
Noorkasiani, 2011). Kemandirian lansia pastinya dipengaruhi oleh beberapa hal baik
yang berasal dari internal maupun eksternal.
Menurut penelitian Suhartini (2004), terdapat hubungan antara kondisi
kesehatan dengan kemandirian lansia (p60 tahun) sebanyak 6.916 jiwa dan ditemukan bahwa
lanjut usia menderita berbagai penyakit yang berhubungan dengan ketuaan antara lain
diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner, rematik, asam urat, maag dan asma

sehingga menyebabkan aktifitas bekerja terganggu. Jumlah penduduk lanjut usia yang
banyak terdapat pada wilayah kerja Puskesmas Langkimat yaitu sebanyak 1.882 jiwa.

Universitas Sumatera Utara

9

Berdasarkan laporan kegiatan kesehatan kelompok lanjut usia di Puskesmas
Langkimat menunjukkan tingkat kemandirian pada kategori A, yaitu sangat
tergantung kepada orang lain sebesar 48,73%, tingkat kemandirian pada kategori B,
yaitu kadang-kadang tergantung kepada orang lain sebesar 28,64% dan tingkat
kemandirian pada kategori C, yaitu hidup sehari-hari tanpa tergantung kepada orang
lain sebesar 22,63%.
Desa Aek Raru merupakan salah satu desa di wilayah kerja Puskesmas
Langkimat. Desa tersebut terletak di tengah wilayah kecamatan yang tidak begitu
jauh dari Puskesmas seharusnya memiliki masyarakat dengan tingkat kesadaran yang
tinggi terkait pemeliharaan kesehatannya, akan tetapi tingkat kesadaran yang tinggi
tersebut belum ditemukan pada warga di desa tersebut, termasuk pada lansia. Kondisi
ini ditunjukkan pada tingkat kemadirian lansia di desa tersebut.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Desa Aek Raru dari

10 lansia yang diwawancarai dengan jenis kelamin perempuan ditemukan sebanyak 6
orang dan laki-laki sebanyak 4 orang, dan usia lansia dari 10 orang berada dalam
kelompok usia 60-80 tahun. Tingkat kemandirian lansia dari 10 orang di antaranya 6
orang (60%) tingkat kemandirian lansia tidak mandiri/tergantung terhadap orang lain
yang secara keseluruhan aktivitasnya dibantu oleh anaknya mulai dari mandi,
berjalan, makan, dan lain sebagainya, 2 orang (20%) tingkat kemadirian lansia
kadang-kadang tergantung kepada orang lain, dan 2 orang (20%) tingkat kemandirian
lansia yang hidup sehari-hari tanpa tergantung pada orang lain dan masih mampu
untuk mencari nafkah sendiri.

Universitas Sumatera Utara

10

Berdasarkan uraian dan penelitian terdahulu yang dikemukan di atas maka
peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan kemandirian lanjut usia meliputi: usia, jenis kelamin, kondisi
kesehatan fisik, kondisi kesehatan mental dan aktivitas sosial di Desa Aek Raru
wilayah kerja Puskesmas Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang
Lawas Utara.


1.2 Permasalahan
Permasalahan yang terjadi di desa Aek Raru didapatkan gambaran terdapat
beberapa lansia tidak mandiri/tergantung terhadap orang lain yang secara keseluruhan
aktivitasnya dibantu mulai dari mandi, berjalan, makan, dan lain sebagainya.
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti faktor apa saja yang
berhubungan dengan kemandirian lansia di Desa Aek Raru Kecamatan Simangambat
Kabupaten Padang Lawas Utara tahun 2016.

1.3 Tujuan Penelitian
Menganalisis faktor (usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan fisik, kondisi
kesehatan mental dan aktivitas sosial) yang berhubungan dengan kemandirian lanjut
usia di Desa Aek Raru wilayah kerja Puskesmas Langkimat Kecamatan Simangambat
Kabupaten Padang Lawas Utara tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara

11

1.4 Hipotesis

Ada faktor (usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan fisik, kondisi kesehatan
mental dan aktivitas sosial) yang berhubungan dengan kemandirian lanjut usia di
Desa Aek Raru wilayah kerja Puskesmas Langkimat Kecamatan Simangambat
Kabupaten Padang Lawas Utara tahun 2016.

1.5 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Langkimat dalam meningkatkan
promosi kesehatan mengenai kemandirian lansia sebagai upaya peningkatan
kelompok usia lanjut yang mandiri.
2. Penelitian ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah keilmuan dan
pengembangan pengetahuan tentang kemandirian pada lansia.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMPASI KECAMATAN PAYAKUMBUH UTARA TAHUN 2011.

0 1 10

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kemandirian Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2012

0 0 17

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kemandirian Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2012

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kemandirian Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2012

0 0 10

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kemandirian Lanjut Usia di Desa Aek Raru Wilayah Kerja Puskesmas Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2016

0 0 18

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kemandirian Lanjut Usia di Desa Aek Raru Wilayah Kerja Puskesmas Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2016

0 0 2

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kemandirian Lanjut Usia di Desa Aek Raru Wilayah Kerja Puskesmas Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2016

0 2 30

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kemandirian Lanjut Usia di Desa Aek Raru Wilayah Kerja Puskesmas Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2016 Chapter III VI

0 0 41

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kemandirian Lanjut Usia di Desa Aek Raru Wilayah Kerja Puskesmas Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2016

1 3 5

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kemandirian Lanjut Usia di Desa Aek Raru Wilayah Kerja Puskesmas Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2016

0 0 31