Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kemandirian Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2012

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu hidup sehat
sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, yang merupakan salah
satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. Hal tersebut sejalan
dengan tujuan sistem kesehatan nasional yaitu tercapainya kemampuan hidup sehat
(Aditama, 2003).
Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses penuaan
yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk lansia (lanjut
usia). Proporsi penduduk lanjut usia di Indonesia mengalami peningkatan cukup
signifikan disebabkan peningkatan angka harapan hidup sebagai dampak dari
peningkatan kualitas hidup (Depkes RI, 2009).
Jumlah lanjut usia diseluruh dunia diperkirakan ada 500 juta dengan usia ratarata 60 tahun dan diperkirakan pula tahun 2025 akan mencapai 1,2 miliyar (Nugroho,
2000). Menurut data demografi penduduk internasional yang dikeluarkan Burreau of
the Cencus USA dilaporkan bahwa Indonesia pada tahun 1990-2025 akan mengalami
kenaikan jumlah lanjut usia sebesar 4,4%, merupakan suatu angka tertinggi diseluruh
dunia (Nugroho, 2008).
Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota
masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia


Universitas Sumatera Utara

harapan hidup. Pada tahun 1980 penduduk lanjut usia baru berjumlah 7,7 juta jiwa
atau 5,2 % dari seluruh jumlah penduduk. Pada tahun 1990 jumlah penduduk lanjut
usia meningkat menjadi 11,3 juta orang atau 8,9 %. Jumlah ini meningkat di seluruh
Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2 % dari seluruh penduduk,
pada tahun 2010 menjadi 19,3 juta jiwa atau 8,37 % dari seluruh penduduk. Dan
diperkirakan pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4 %. Hal ini
menunjukkan bahwa penduduk lanjut usia meningkat secara konsisten dari waktu ke
waktu. Angka harapan hidup penduduk Indonesia berdasarkan data Biro Pusat
Statistik pada tahun 1970 adalah 45,7 tahun, pada tahun 1980 : 55.30 tahun, pada
tahun 1990 : 61,12 tahun, dan tahun 2000 : 64,05 tahun serta tahun 2010 : 67,4 tahun
(BPS, 2010)
Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak terhadap
sosial ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam pemerintah.
Implikasi ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah
peningkatan dalam ratio ketergantungan usia lanjut (old age ratio dependency).
Setiap penduduk usia produktif akan menanggung semakin banyak penduduk usia
lanjut. Angka ketergantungan usia lanjut pada tahun 1990 adalah 6,93% dan tahun

2010 menjadi 8,74% yang berarti bahwa pada tahun 1990 sebanyak 100 penduduk
produktif harus menyokong 7 orang usia lanjut yang berumur 65 tahun ke atas
sedangkan pada tahun 2010 sebanyak 100 penduduk produktif harus menghidupi
9 orang usia lanjut yang berumur 65 tahun ke atas. Ketergantungan lanjut usia
disebabkan kondisi orang lanjut usia banyak mengalami kemunduran fisik maupun

Universitas Sumatera Utara

psikis, artinya mereka mengalami perkembangan dalam bentuk perubahan-perubahan
yang mengarah pada perubahan yang negatif.
Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia
mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perubahan : (1) perubahan
penampilan pada bagian wajah, tangan, dan kulit, (2) perubahan bagian dalam tubuh
seperti sistem saraf : otak, isi perut : limpa, hati, (3) perubahan panca indra :
penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan (4) perubahan motorik antara lain
berkurangnya kekuatan, kecepatan dan belajar keterampilan baru. Perubahanperubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduran kesehatan fisik dan
psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas ekonomi dan sosial
mereka. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan seharihari.
Masalah umum yang dialami lanjut usia yang berhubungan dengan kesehatan
fisik, yaitu rentannya terhadap berbagai penyakit, karena berkurangnya daya tahan

tubuh dalam menghadapi pengaruh dari luar. Menurut data SKRT (Survey Kesehatan
Rumah Tangga) tahun 2010 masih tinggi, yaitu angka kesakitan penduduk usia 55
tahun ke atas sebesar 31,11 %. (Depkes RI, 2010)
Dalam Profil Penduduk di Kabupaten Labuhan Batu (2011) ditemukan bahwa
lanjut usia menderita berbagai penyakit yang berhubungan dengan ketuaan antara lain
diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner, rematik dan asma sehingga
menyebabkan aktifitas bekerja terganggu. Demikian juga temuan studi yang
dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

Ketergantungan lanjut usia disebabkan kondisi orang lanjut usia banyak
mengalami kemunduran fisik maupun psikis. Sedangkan bila dilihat dari tingkat
kemandiriannya yang dinilai berdasarkan kemampuan untuk melakukan aktifitas
sehari-hari (Maryam, 2008). Kurang imobilitas fisik merupakan masalah yang sering
dijumpai pada pasien lanjut usia akibat berbagai masalah fisik, psikologis, dan
lingkungan yang di alami oleh lanjut usia. Imobilisasi dapat menyebabkan komplikasi
pada hampir semua sistem organ (Suyono, 2001). Kondisi kesehatan mental lanjut
usia menunjukkan bahwa pada umumnya lanjut usia tidak mampu melakukan
aktifitas sehari-hari (Suryani, 1999).

Salah satu contoh permasalahan yang ditimbulkan dari peningkatan jumlah
penduduk lanjut usia adalah peningkatan rasio ketergantungan lanjut usia (old age
dependency ratio). Setiap penduduk usia produktif akan menanggung semakin
banyak penduduk lanjut usia. Memperhatikan permasalahan ini, pemerintah telah
merumuskan berbagai kebijakan, program dan kegiatan guna menunjang derajat
kesehatan dan mutu kehidupan para lanjut usia agar mandiri, sehat dan berdaya guna
sehingga dapat mengurangi atau bahkan tidak menjadi beban bagi keluarga maupun
masyarakat. Berbagai kebijakan dan program yang dijalankan pemerintah diantaranya
tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan
Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia, yang antara lain meliputi:
1) pelayanan keagamaan dan mental spiritual, seperti pembangunan sarana ibadah
dengan penyediaan aksesibilitas bagi lanjut usia; 2) pelayanan kesehatan, melalui
peningkatan upaya penyembuhan (kuratif), diperluas pada bidang pelayanan

Universitas Sumatera Utara

geriatrik/gerontologik; 3) pelayanan untuk prasarana umum, yaitu mendapatkan
kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan dalam
melakukan perjalanan, penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga khusus;
4) kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, seperti pelayanan administrasi

pemerintahan (Kartu Tanda Penduduk seumur hidup), pelayanan kesehatan pada
sarana kesehatan milik pemerintah, pelayanan dan keringanan biaya untuk pembelian
tiket perjalanan, akomodasi, pembayaran pajak, pembelian tiket rekreasi, penyediaan
tempat duduk khusus, penyediaan loket khusus, penyediaan kartu wisata khusus,
mendahulukan para lanjut usia.
Semua hal tersebut di atas memerlukan keterlibatan peran dan tanggung jawab
pemerintah dan masyarakat serta lembaga maupun organisasi sosial untuk bersamasama berkomitmen dalam mewujudkan kesejahteraan bagi para lanjut usia. Seluruh
upaya ini dilakukan dengan memberdayakan para lanjut usia untuk ikut aktif
berpartisipasi dalam pembangunan guna mengurangi kemiskinan, memperoleh
kesehatan yang lebih baik dan mendukung kehidupan sosial kemasyarakatan.
Peran petugas kesehatan sangat diperlukan untuk mempertahankan derajat
kesehatan para lanjut usia pada taraf setinggi–tingginya sehingga terhindar dari
penyakit/ gangguan, sehingga lanjut usia tersebut masih dapat mandiri (Mubarak,
2009). Dalam rangka melayani pasien usia lanjut dengan kondisi yang diuraikan di
atas, peran petugas kesehatan menjadi sangat penting. Pelayanan yang melibatkan
empati petugas tidak jarang menjadi lebih besar sumbangannya dalam proses
penyembuhan pasien usia lanjut, ketimbang sekedar mengandalkan bantuan medis

Universitas Sumatera Utara


saja. Untuk dapat membantu mencapai tujuan pemerintah dalam mengupayakan
kehidupan usia lanjut yang sehat, bahagia dan mandiri selama mungkin, diperlukan
peranan yang lebih besar dari petugas kesehatan. Selain upaya kuratif dan
rehabilitatif, upaya promosi dan prevensi saat ini juga merupakan bagian dari
pekerjaan petugas kesehatan, khususnya ditujukan pada individu yang berada pada
usia pertengahan (middle adult) agar mereka kelak mampu menjalani masa usia lanjut
dengan sehat, bahagia dan mandiri selama mungkin.
Untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia lanjut usia perlu
mengetahui kondisi lanjut usia di masa lalu dan masa sekarang sehingga orang lanjut
usia dapat diarahkan menuju kondisi kemandirian. Sehubungan dengan kepentingan
tersebut perlu diketahui kondisi lanjut usia yang menyangkut kondisi kesehatan,
kondisi ekonomi, dan kondisi sosial. Dengan mengetahui kondisi-kondisi itu, maka
keluarga, pemerintah, masyarakat atau lembaga sosial lainnya dapat memberikan
perlakuan sesuai dengan masalah yang menyebabkan orang lanjut usia tergantung
pada orang lain. Jika lanjut usia dapat mengatasi persoalan hidupnya maka mereka
dapat ikut serta mengisi pembangunan salah satunya yaitu tidak tergantung pada
orang lain. Dengan demikian angka ratio ketergantungan akan menurun, sehingga
beban pemerintah akan berkurang.
Masalah utama yang dihadapi lanjut usia pada umumnya adalah :
(1) menurunnya daya tahan fisik (2) masa pensiun bagi lanjut usia yang dahulunya

bekerja sebagai pegawai negeri sipil yang menyebabkan menurunya pendapatan dan
hilangnya prestise (3) perkawinan anak sehingga anak hidup mandiri dan terpisah dari

Universitas Sumatera Utara

orang tua (5) urbanisasi penduduk usia muda yang menyebabkan lanjut usia terlantar,
(6) kurangnya dukungan dari keluarga lanjut usia (7) pola tempat tinggal lanjut usia;
lanjut usia yang hidup di rumah sendiri, tinggal bersama dengan anak /menantu dan
tinggal di panti werdha. Bertitik tolak dari uraian yang telah dipaparkan pada bagian
terdahulu, maka konsep kemandirian pada lanjut usia mengacu kepada indeks Katz
berdasarkan pada evaluasi 6 pertanyaan seperti: makan/minum, berjalan, mandi,
berpakaian, naik turun tempat tidur dan mengontrol buang air besar/buang air kecil.
Dengan permasalahan yang komplek yang dialami oleh lanjut usia maka
peneliti memilih permasalahan tentang faktor-faktor yang memengaruhi kemandirian
lanjut usia. Untuk dapat hidup secara mandiri lansia harus mampu menyesuaikan diri
dengan perubahan perubahan yang terjadi. Suhartini (2004) dalam penelitiannya ada
beberapa faktor yang berhubungan dengan kemandirian pada lanjut usia yaitu kondisi
kesehatan, kondisi sosial, dan kondisi ekonomi. Lanjut usia dapat mandiri jika
kondisi kesehatannya dalam keadaan baik. Secara sosial, lanjut usia yang mandiri itu
melakukan aktivitas sosial, memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan

mendapat dukungan dari keluarga dan masyarakat. Secara ekonomi memiliki
penghasilan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Kabupaten Labuhan Batu meliputi 9 wilayah kecamatan, dengan jumlah
penduduk lanjut usia (>60 tahun) paling banyak terdapat pada Kecamatan Rantau
Utara, yaitu sebanyak 3.521 jiwa yang menjadi sasaran program pelayanan kesehatan
pada Puskesmas Rantau Utara. Jumlah penduduk lanjut usia yang banyak terdapat
pada wilayah kerja Puskesmas Rantau Utara menjadi pertimbangan bagi Dinas

Universitas Sumatera Utara

Kesehatan Kabupaten Labuhan Batu dalam menetapkan lokasi pelaksanaan Program
Puskesmas Santun Lanjut usia. Tujuan program ini secara umum adalah
meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lanjut usia untuk mencapai
masa tua yang bahagia, mandiri, produktif dan berdayaguna dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat. Sedangkan tujuan khususnya adalah: (a) meningkatkan
kesadaran para lanjut usia untuk hidup sehat, (b) meningkatkan kemampuan dan
peran keluarga atau masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan lanjut usia dan
(c) meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan lanjut usia.
Pelaksanaan Program Puskesmas Santun Lanjut Usia melalui pelayanan
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif dengan menekankan unsur proaktif,

kemudahan proses pelayanan, santun, sesuai standar pelayanan dan kerjasama dengan
unsur lintas sektor. Pelaksanaan Program Puskesmas Santun Lanjut usia tersebut
tidak terbatas pada pelayanan kesehatan di klinik saja, tetapi juga pelayanan
kesehatan di luar gedung dan perberdayaan masyarakat.
Meskipun Program Puskesmas Santun Lanjut usia telah dilaksanakan namun
belum menunjukkan keberhasilan sesuai dengan tujuan umum maupun tujuan khusus
yang telah ditetapkan. Berdasarkan laporan kegiatan kesehatan kelompok lanjut usia
di Puskesmas Rantau Utara menunjukkan tingkat kemandirian pada kategori A, yaitu
sangat tergantung kepada orang lain sebesar 2,08%, tingkat kemandirian pada
kategori B, yaitu kadang-kadang tergantung kepada orang lain sebesar 91,67% dan
tingkat kemandirian pada kategori C, yaitu hidup sehari-hari tanpa tergantung kepada
orang lain sebesar 6,25%.

Universitas Sumatera Utara

Fenomena yang menunjukkan rendahnya tingkat kemandirian lanjut usia di
wilayah kerja Puskesmas Rantau Utara berdasarkan survei pendahuluan ditemukan
fakta empiris antara lain: (a) penurunan kondisi fisik lanjut usia dan menurunnya
fungsi panca indra menyebabkan lanjut usia merasa rendah diri, mudah tersinggung
dan merasa tidak berguna lagi, (b) masalah kesepian sebagai dari aspek psikologis

yang paling banyak dialami lanjut usia, (2) berkurangnya teman/relasi akibat
kurangnya aktifitas di luar rumah (3) kurangnya aktifitas sehingga waktu luang
bertambah banyak (4) meninggalnya pasangan hidup (5) anak-anak yang
meninggalkan rumah karena menempuh pendidikan, bekerja atau membentuk
keluarga sendiri. Dari segi inilah lanjut usia mengalami masalah psikologis sehingga
menyebabkan orang lanjut usia kurang mandiri.
Penelitian tentang tingkat kemandirian lanjut usia yang terkait pelayanan yang
diberikan sebagaimana dilakukan Ardianto (2009) menyimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara kemandirian lanjut usia yang tinggal di panti
dengan lanjut usia yang tinggal di masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa faktorfaktor dalam kehidupan lanjut usia begitu kompleks dalam memengaruhi
kemandirian.
Berdasarkan uraian dan penelitian terdahulu yang dikemukan di atas maka
peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
memengaruhi kemandirian lanjut usia meliputi: usia, jenis kelamin, kesehatan fisik
dan kesehatan mental di wilayah kerja Puskesmas Rantau Utara Kabupaten Labuhan
Batu.

Universitas Sumatera Utara

1.2 Permasalahan

Masih rendahnya tingkat kemandirian lanjut usia di wilayah kerja Puskesmas
Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu.

1.3 Tujuan Penelitian
Menganalisis pengaruh faktor-faktor : usia, jenis kelamin, kesehatan fisik dan
kesehatan mental terhadap kemandirian lanjut usia di wilayah kerja Puskesmas
Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu.

1.4 Hipotesis
Faktor : usia, jenis kelamin, kesehatan fisik dan kesehatan mental berpengaruh
terhadap kemandirian lanjut usia di wilayah kerja Puskesmas Rantau Utara
Kabupaten Labuhan Batu.

1.5 Manfaat Penelitian
1. Memberikan masukan bagi Puskesmas Rantau Utara dan Dinas Kesehatan
Kabupaten Labuhan Batu dalam manajemen pelayanan kesehatan lanjut usia.
2. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan
kemandirian lanjut usia.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor Yang Memengaruhi Hubungan Seksual Pada Lanjut Usia (Lansia) Wanita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Luas Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013

6 71 92

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kemandirian Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2012

0 0 17

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kemandirian Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2012

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kemandirian Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2012

0 0 20

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kemandirian Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2012

1 2 6

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kemandirian Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2012

0 0 24

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kemandirian Lanjut Usia di Desa Aek Raru Wilayah Kerja Puskesmas Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2016

0 0 18

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kemandirian Lanjut Usia di Desa Aek Raru Wilayah Kerja Puskesmas Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2016

0 0 2

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kemandirian Lanjut Usia di Desa Aek Raru Wilayah Kerja Puskesmas Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2016

0 0 11

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANJUT USIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBANG 2 KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS

0 0 15