Makalah Pendekatan Kualitatif dalam Pene

PENDEKATAN KUALITATIF
DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN

MAKALAH

Disusun guna:
Memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu: Dr. Maemunah.

Disusun Oleh:
Khoirul Bariyyah, S.Pd.I
NIM. 1520430008

PRODI PENDIDIKAN GURU RAUDLATUL ATHFAL
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015

0

Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan

Oleh: Khoirul Bariyyah, S.Pd.I
I.

Pendahuluan
Penelitian pendidikan merupakan suatu hal yang sulit untuk dipelajari. Salah
satu sebabnya adalah keterlibatan manusia sebagai variabel yang sukar dikontrol,
berbeda dengan sains yang variabelnya relatif mudah dikontrol. Hal ini juga
menyebabkan tingkat akurasi dari hasil penelitian kurang tajam. Namun demikian,
penelitian dalam bidang pendidikan tetap sangat diperlukan. Karena selama ini para
pendidik dalam mengembangkan pendidikan hanya bermodalkan intuisi yang tidak
setiap saat muncul dan juga tidak setiap orang meimlikinya. Sering juga
pengembangan pendidikan ini hanya meniru model Barat tanpa memperhatikan
kultur, situasi serta kondisi Indonesia. Akibatnya para praktisi pendidikan menjadi
kehilngan arah untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia sendiri. 1
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya yang berjudul Metode
Penelitian Pendidikan menyatakan bahwa berdasarkan pendekatan yang dilakukan

maka penelitian dapat dikategorikan menjadi penelitian kuantitatif dan kualitatif.2
Pendekatan kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode
tradisional dan baru, metode positivistik dan postpositivistik, metode scientifict dan

artistic, metode konfirmasi dan temuan, serta kuantitatif dan interpretatif. Namun

demikian, pada kesempatan kali ini penulis tidak membahas keduanya, penulis
hanya akan fokus pada penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif saja.

II.

Pembahasan
A. Pengertian Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan
Kualitatif berasal dari bahasa Inggris, qualitative.Qualitative is associated
with the subjective quality of a thing or phenomenon, such as feel, taste,
expertise, image, leadership, reputation.
1

Donald Ary, dkk. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. (Surabaya: Usaha Nasional, 1982),
hlm. V.
2
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 52.


1

Qualitative aspects are abstract; they either do not require measurement
or cannot be measured because the reality they represent can only be
approximated. Knowledge of these aspects is gained through observation
combined with interpretative understanding of the underlying thing or
phenomenon. 3

Sementara secara terminologi, banyak ahli yang mengemukakan
pendapatnya tentang pengertian peendekatan kualitatif, di antaranya adalah
sebagai berikut:
Creswell berpendapat bahwa pendekatan kualitatif merupakan metodemetode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang –oleh sejumlah
individu atau sekelompok orang- dianggap berasal dari masalah sosial atau
keamanusiaan.4
Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D menyatakan pendekatan kualitatif

merupakan pendekatan yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme. 5
Lichtman (dalam Nusa Putra) menjelaskan,
Qualitative research involves the study of a situation or thing in entirety,

rather than identification of specific variables... Qualitative researchers
want to study how something is and understanding it. They are not
interested in breaking down components into separate variabels.6

Sementara penelitian pendidikan merupakan cara yang digunakan oleh
orang

untuk

mendapatkan

informasi

yang

berguna

dan

dapat


dipertanggungjawabkan mengenai proses kependidikan. Travers (dalam
Furchan) merumuskan penelitian pendidikan sebagai susatu kegiatan yang
diarahkan kepada pengembangan pengetahuan ilmiah tentang kejadian-kejadian
yang menarik perhatian para pendidik dalam lingkungan pendidikan.7

3

www.businessdictionary.com/definition/qualitative. Diakses tanggal 28 Oktober 2015. Pukul.
11.09.
4
John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed Edisi Ketiga,
Cet. Ke-IV (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), hlm. 4.
5
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
Cet. Ke-9 (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 13.
6
Dr. Nusa Putra S.Fil. M.Pd. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers,
2012), hlm. 53.
7

Donald Ary, dkk. Pengantar... hlm. 44-45.

2

Tidak jauh berbeda, Sugiyono menyatakan bahwa penelitian pendidikan
dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan
tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuna
tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan, mengantsipasi masalah dalam bidang pendidikan.8
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pendekatan kualitatif dalam penelitian pendidikan merupakan metode ilmiah
yang

berlandasakan

pada

filsafat

postpositivisme,


digunakan

untuk

mengeksplorasi makna dari kejadian-kejadian yang terjadi dalam lingkungan
pendidikan secara holistik, sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, mengantsipasi masalah dalam bidang pendidikan.

B. Karakteristik Pendekatan Kualitatif
Untuk dapat membedakan suatu penelitian itu dapat dikategorikan sebagai
penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif (penelitian kualitatif) atau
tidak, seseorang dapat melihatnya dari beberapa karakteristik atau ciri tertentu
yang nampak pada penelitian tersebut. Ada beberapa karakteristik dari penelitian
kualitatif menurut beberapa ahli.
Creswell mengungkapakan setidaknya ada 9 karakteristik penelitian
kualitatif, yaitu:
1. Berlatar alamiah atau naturalistik; peneliti kualitatif datang langsung ke
lapangan untuk mengamati isu yang akan diteliti, tidak membawa objek ke
“laboratorium” yang telah disetting untuk diberi beberapa treatment.9

2. Menjadikan peneliti sebagai instrumen utama dalam penelitian; peneliti
kualitatif mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi
perilaku, dan wawancara dengan para partisipan. Mereka boleh menggunakan
protokol (instrumen) tetapi diri merekalah yang menjadi instrumen utama.10

8

Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian..., hlm. 6.
John W. Creswell, Research Design:..., hlm. 261.
10
Ibid, hlm. 261.
9

3

3. Beragam sumber datanya; seperti wawancara, observasi, forum group
discussion (FGD) dan dokumentasi, bukan hanya satu sumber data saja.11
4. Analisis datanya bersifat induktif; Creswell mengatakan bahwa analisis data
pada penelitian kualitatif bersifat induktif yakni dengan cara mengumpulkan
data-data, membangun pola-pola, kategori-kategori, tema-tema untuk

membangun tema yang utuh.12 Sementara Nusa putra beranggapan bahwa
analisis data penelitian kualitatif harus berkelanjutan. Maksudnya dimulai
dari menganalisis data untuk mencari fokus penelitian, sebagai dasar untuk
mencari informasi lebih lanjut. Data dianalisis kembali apakah sudah
mencapai data jenuh, dan terakhir data dianalisis lagi untuk menentukan
keabsahan data serta untuk menarik kesimpulan.13
5. Fokus pada makna partisipan; peneliti fokus untuk mempelajari makna yang
disampaikan oleh partisipan, bukan makna yang ada dalam benak peneliti
atau dalam literatur.14
6. Mengembangkan desain penelitian yang fleksibel; maksudnya peneliti tidak
bisa berpegang pada rancangan penelitian secara kaku, bisa saja di lapangan
nanti cara mengumpulkan data, subjek penelitian, waktu dan tempatnya
berubah.15
7. Perspektif teoretis; peneliti sering menggunakan persepktif-persepktif
tertentu dalam penelitian mereka, seperti studi tentang kebudayaan, etnografi,
gender, ras, atau kelas.16
8. Berifat penafsiran atau interpretatif; peneliti membuat suatu interpretasi atas
apa yang mereka lihat, dengar, dan pahami.17
9. Pandangan menyeluruh (holistik); melibatkan usaha pelaporan perspektifpersepktif, pengidentifikasian faktor-faktor yang terkait dengan situasi


11

Ibid, hlm. 261.
Ibid, hlm. 261.
13
Dr. Nusa Putra, S.Fil., M.Pd. Metode Penelitian.., hlm. 78.
14
John W. Creswell, Research Design:..., hlm. 262.
15
Ibid. hlm. 262.
16
Ibid. hlm. 262.
17
Ibid. hlm. 262.
12

4

tertentu, membuat sketsa gamabaran umum.18 Artnya penelitian kualitatif
tidak memecah realitas menajdi beberapa variabel, jika peneliti ingin

menenliti tentang proses pembelajaran, maka semua variabel seperti guru,
siswa, sarana-prasarana, dalam proses pembelajaran tersebut harus diamati.19
Begitu pula yang diungkapakan oleh Nusa Putra, hanya saja dia
menyebutkan beberapa kriteria tambahan tentang karakteristik penelitin
kualitatif, yang belum disebutkan oleh Creswell antara laian. :
10. Tidak menguji hipotesis; tidak seperti penelitian kuantitatif yang menguji
hipotesis, Penelitian kualitatif merumuskan hipotesis kerja pada akhir
penelitian yang merupakan temuan dan dapat terus dikembangkan sebagai
grounded theory.20

11. Bersifat deskriptif; artinya hasil eksplorasi subjek penelitian harus dicatat
dan digambarkan secara terperinci, lengkap dan mendalam. 21 Catatan ini
dapat berupa catatan deskriptif dan reflektif. Catatan deskriptif berisi
pemaparan semua hasil pengamatan, sementara catatan relktif berisi hasil
konfirmasi terhadapa tindakan yang dilakukan oleh subjek penelitian.22
12. Tidak menjelaskan kausalitas; karena dalam penelitian kualitatf, realitas
dipahami secara holistik variabel-variabelnya tidak dipecah-pecah sehingga
tidak mempersoalkan pengaruh antara satu/lebih variabel terhadap variabel
lain.23
13. Diakhiri jika data jenuh; data dikatakan jnuh ketika peneliti melakukan
wawancara dengan berbagai pihak diperoleh jawaban yang sama walaupun
pertanyaannya diajukan dengan cara yang berbeda-beda, begitu juga ketika
melakekan observasi, ternyata terus-meneur terjadi pengulangan hal yang
sama. Maka pada saat itu penelitian bisa dihentikan, karena data sudah
jenuh.24
18

Ibid. hlm. 263.
Dr. Nusa Putra, S.Fil., M.Pd. Metode Penelitian.., hlm. 51.
20
Ibid. hlm. 49.
21
Ibid. hlm. 71.
22
Ibid. hlm. 81.
23
Ibid. hlm. 73.
24
Ibid. hlm. 77.
19

5

14. Berkutat dengan data verbal;smeua data yang diperoleh dari hasil observasi,
wawancara atau FGD, digambarkan dalam catatan kualitataif yang
menggunakan bahasa verbal.25
15. Tidak membuat generalisasi; artinya penelitian kualitatif didasarkan pada
paradigma yang meyakini realitas itu beragam, majemuk dan unik.26
16. Sampling penelitian purposif; dalam memilih sample penelitian, peneliti
harus bisa menjelaskan alasan yang dikaitkan dengan tujuan penelitian.
17. Mendahulukan data lapangan daripada teori; artinya dalam menarik sebuah
kesimpulan, hipotesis, bakan teori dirumuskan langsung dari data lapangan
yang merupakan emik atau sudut pandang para partisipan.27

C. Macam-macam Penelitian Kualitatif
Secara garis besar penelitian kualitatif dibedakan menjadi kualitatif
interaktif dan kualitataif non interaktif. Metode kualitatif interaktif merupakan
studi yang mendalam menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari
orang dalam lingkungan alamiahnya. Sementara penelitian non interaktif disebut
juga penelitian analitis, mengadakan pengkajian berdasarkan analisis dokumen.
Peneliti menghimpun, mengidentifikasi, mengnalisis dan mengadakan sintesis
data, untuk kemudian memberikan interpretasi terhadap konsep, kebijakan,
peristiwa yang diamati.28
Ada lima macam metode kualitatif interaktif, yaitu metode etnografik,
historis, fenomenologis, teori dasar dan studi kristis.
1. Studi etnografi
Studi ini mendeskripsikan dan menginterpretasikan budaya, kelompok
sosial, atau sistem. Meskipun makna budaya sangat luas, namun biasanya
yang menjadi pusat studi etnografik adalah pola kegiatan, bahasa,
kepercayaan, ritual dan cara-cara hidup. Beberapa peneliti juga melakukan
penelitian mikro etnografi yang difokuskan pada salah satu aspek saja. Dalam
25

Ibid. hlm. 86
Ibid. hlm. 87.
27
Ibid, hlm.93.
28
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian..., hlm. 61-66.
26

6

pendidikan dan kurikulum difokuskan pada salah satu kegiatan inovasi seperti
pelaksanaan

model

kurikulum

terintegrasi,

berbasis

kompetensi,

pembelajaran kontekstual, dan sebagainya.29
2. Studi historis
Studi historis meneliti peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Peristiwa
sejarah di reka ulang dengan menggunakan sumber data primerprimer berupa
kesakian dari pelaku sejarah yang masih ada, kesaksian tak sengaja yang
masih disimpan, sebagai catatan atau rekaman, seperti peninggalanpeninggalan sejarah, dan kesaksian sengaja berupa catatan dan dokumen.
Salah satu ciri khas dari penelitian historis adalah periode waktu: kegiatan,
peristiwa, karakteristik, nilai-nilai, kemajuan bahkan kemunduran, dilihat dan
dikaji dalam konteks waktu.30
Contoh penelitian historis dalam pendidikan adalah ketika seseorang
meneliti tentang hasil rapat di suatu sekolah. Catatan atau notulen, atau video
tentang rapat tersebut merupakan sumber pertama yang bisa diinterpretasikan
oleh peneliti. Peneliti juga dapat melihat artikel yang ditulis oleh wartawan
yang meliput acara rapat tersebut dan ini menjad sumber keduanya.31
3. Studi fenomenologi
Studi ini mencoba mencari arti dari pengalaman dalam kehidupan.
Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian,
sikap, penilaian dan pemberian makna terhadap situasi atau pengalamanpengalaman dalam kehidupan. Penelitian dilakukan dengan wawancara
mendalam dengan partisipan, observasi partisipatif, eksplorasi berbagai
ungkapan partisipan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman para pembaca tentang penghayatan dan kehidupan orang lain.32
Dalam bidang pendidikan contohnya seperti peneliti mengungkap apa
yang dirasakan oleh siswa tentang pembelajaran matematika. Di sini, peneliti
akan menemukan berbagai macam perasaan dari setiap siswa. Ada yang
29

Ibid. hlm. 62
Ibid. hlm. 63.
31
Donald Ary, dkk. Pengantar Penelitian..., hlm. 439.
32
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian..., hlm. 63.
30

7

menikmati pembelajaran tersebut, ada yang merasa matematika adalah
siksaan, ada juga yang mengerti namun dia tetap berusaha keras agar nilainya
tidak merah karena ada tekanan dari orang tua.33
4. Studi kasus
Studi kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap suatu
kesatuan sistem. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau
sekelompok individu yang terikat dengan waktu atau ikatan tertentu. Kasus
dapat berupa satu orang, kelas, sekolah, bahkan “gang”. Kesimpulan dari
studi kasus hanya berlaku pada kasus tersebut, karena setiap kasus bersifat
unik dan berbeda dengan kasus lainnya.34
Studi kasus tidak menguji hipotesis tetapi mengahsilkan hipotesis.
Hipotesis ini nantinya dapat diuji dengan metode-metode lain. Contoh studi
kasus dalam pendidikan yang sangat terkenal adalah studi yang dilakukan
oleh Piaget yang dilakukan terhadap tiga orang anaknya untuk menemukan
perkembangan intelektual anak.35
5. Teori Dasar (Grounded Theory)
Penelitian dasar merupakan penelitian yang diarahkan pada penemuan
atau minimal menguatkan suatu teori.36 Contoh penelitian ini dalam bidang
pendidikan sangat banyak, anatara lain adalah penelitian yang dilakukan oleh
Gradner untuk menemukan teori tentang multiple intelegence.37
6. Studi kritis
Model penelitian ini berkembang dari teori kritis, feminis, ras, dan
pascamodern yang bertolak dari asumsi bahwa pengetahuan bersifat
subjektif. Peneliti pada studi kritis ini biasanya dimulai dengan mengekspos
masalah-masalah manipulasi, kesenjangan dan penindasan sosial. Sasarannya
adalah menciptakan keadilan, kesamaan hak dan kesempatan.38

33

Dr. Nusa Putra, S.Fil., M.Pd. Metode..., hlm. 137.
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian..., hlm. 64
35
Donald Ary, dkk. Pengantar...., hlm. 416-417.
36
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian..., hlm. 64
37
Dr. Nusa Putra, S.Fil., M.Pd. Metode..., hlm. 135.
38
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian..., hlm. 65

34

8

Nana Syaodih Sukmadinata mengatakan setidaknya ada tiga jenis
peneitian non interaktif dalam pendidikan, yakni analisis konsep, analisis
historis dan analisis kebijakan.39
1. Analisis Konsep
Analisis konsep merupakan kajian terhaadap konsep-konsep penting
yang diintrepetasikan oleh pengguna atau pelaksana secara beragam. Dalam
dunia pendidikan contohnya seperti, konsep kurikulum berbasis kompetensi,
cara belajar siswa aktif, belajar sepanjang hayat dan lain sebagainya.40
2. Anaisis Historis
Studi historis meneliti data kegiatan, peristiwa atau kebijakan yang
terjadi pada suatu kurun waktu tertentu. Misalnya ketika peneliti meneliti
tentang rekaman video pertandingan bola basket di suatu sekolah yang masih
belum disunting, maka pemikiran pengamat akan menjembatani pemikiran
peneliti dengan kejadian sebenarnya, karena peneliti hanya bisa mengamati,
kapan kamera itu dihidupkan atau dimatikan, dan kemana kamera itu
diarahkan selama pertandingan bola basket tersebut.41
3. Analisis Kebijakan
Analisis kebijakan merupakan penelitian yang menganalisis berbagai
macam dokumen yang berkenaan dengan kebijakan tertentu, seperti
kebijakan pemerintah dalam ujian nasional. Pengkajian diarahakan pada
keterkaitan pertentangan antar dokumen, dampak dari kebijakan tersebut.42

D. Prosedur-prosedur Penelitian Kualitatif
1. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber, dan cara.
39

Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian..., hlm. 66
Ibid. hlm. 66.
41
Donald Ary, dkk. Pengantar Penelitian..., hlm. 439.
42
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian..., hlm. 66
40

9

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting
(kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data
lebih banyak pada obeservasi berperanserta (participant observation),
wawancara mendalam (in dept interview), dan dokumentasi.43
Robert Bogdan dan Steven J. Taylor dalam bukunya Intorduction to
Qualitataive Research Methods menyatakan bahwa Participant observation
is used in qualitative research refer to research characterized by a period of
intense social interaction between the researcher and the subject, in the
milieu of the latter. During this period data is systematically collected.
Obeserver immerse themselves in the lives of the people and situation they
wish to understand. They speak with them, joke with them, empathize with
them, and share their concern and experience. Prolonged contact in the
setting allow them to view dynamics of conflict and change and thus see
organization, relationship, and group and individual definition in process. 44

Sugiyono berpendapat kegiatan observasi partisipatif ini dapat
digolongkan menjadi empat45 yakni,
a. Observasi partisipatif yang pasif, dimana peneliti datang di tempat
kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan
tersebut.
b. Observasi partisipatif yang moderat, dimana terdapat keseimbangan antara
peneliti menajdi orang dalam dengan orang luar. Peneliti dalam
mengumpulkan data ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan
tetapi tidak semuanya.
c. Observasi partisipatif yang aktif, dimana peneliti melakukan apa yang
dilakukan oleh nara sumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.
d. Observasi partisipatif lengkap, dimana dalam mengumpulkan data, penulis
sudah terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data. Jad
suasananya sudah natural dan peneliti tidak terlihat melakukan penelitian.
43

Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian..., hlm. 308-309.
Robert Bogdan dan Steven J. Taylor, Intorduction to Qualitataive Research Methods, (Canada:
A Wiley-Interscience Publication, 1975), hlm. 5.
45
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian..., hlm. 312.
44

10

John W. Creswell menyatakan ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan dalam wawancara kualitatif. Pertama , menentukan pertanyaan
riset. Kedua , mengidentifikasi mereka yang akan diwawancarai, Ketiga
menentukan tipe wawancara yang praktis dan dapat mengahsilkan informasi
yang paling berguna untuk menjawab pertanyaan dalam riset. Beberapa tipe
wawancara kualitatif yang ditawarkan Creswell antara lain:
a. Wawancara telepon, dilakukan ketika peneliti tidak memiliki akses
langsung dengan narasumber. Kelemahan dari wawancra ini, peneliti tidak
bisa melakukannya secara informal dan harus mengeluarkan biaya.
b. Wawancara kelompok fokus, wawancara ini dapat diterapkan ketika waktu
untuk mengumpulkan informasi ini terbatas, dan ketika individu sungkan
untuk melakukan wawancara face-to-face. Hasilnya akan maksimal jika
setiap individu aktif dalam wawancara kelompok fokus tersebut.
c. Wawancara satu lawan satu, dapat dlakukan ketika informan tidak segan
untuk berbicara atau berbagi ide secara individual.
Keempat, menggunakan prosedur perekaman yang memadai, seperti

menggunakan microfon kecil agar suara lebih jelas dan merekam atau
mencatat hasil wawancara. Namun perlu disadari bahwa mengajukan
pertanyaan dan menulis dalam satu waktu membuat catatan bersifat parsial.46
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan (seperti catatan harian, biografi, peraturan, kebijakan),
gambar (seperti foto, gambar hidup, sketsa), atau karya-karya monumental
(film, patung, lukisan) seseorang. Hasil wawancara dan observasi akan lebih
kredibel kalau didukung oleh sejarah pribadi, autobiografi, hasil karya seni,
foto yang ada. Perlu dicermati bahwa terkadang foto tidak mencerminkan
aslinya begitu juga autobiografi sering bersifat subjektif.47Bogdan juga
meminta peneliti untuk memilah antara karya asli ada atau atas permintaan
peneliti, komprehensif atau tidak, anonymus/ authored48.
46

John W. Creswell, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: Memilih di Antara Lima Pendekatan,
Cet. Ke 1, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), hlm. 227-231.
47
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian..., hlm. 330.
48
Robert Bogdan dan Steven J. Taylor, Introduction to..., hlm. 96-97.

11

2. Analisis dan Interpretasi Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri ataupun orang lain.49
Menurut Miles dan Huberman (dalam Emzir)50ada tiga macam kegiatan
dalam analisis data kualitataif, yaitu:
a. Reduksi Data; mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
dan membuang yang tidak perlu. Dengan reduksi data ini peneliti
mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang apa yang diteliti, karena
dalam mereduksi data setiap peneliti dipandu oleh tujuan penelitian.
b. Data Display; setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah
mendisplay data. Bentuk yang paling sering dari model data kualitatif
selama ini adalah teks naratif. Dalam penelitian kualitatif, data disajikan
dalam bentuk uraian singkat, tabel serta bagan jika dibutuhkan.
c. Conclusion Drawing/Verification; langkah ketiga penarikan kesimpulan
dan verifikasi. Kesimpulan yang dikemukakan masih bersifat sementara
dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung.
Apabila kesimpulan didukung oleh bukti-bukti valid dan konsisten saat
peneliti kembali ke lapangan, kesimpulan tersebut bersifat kredibel.

49

Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian..., hlm. 330.
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Cetakan Ke-2. (Jakarta Utara: PT
Rajagrafindo Persada, 2011), hlm. 129-131.
50

12

E. Validitas dan Reliabilitas Data Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid
apabila tidak ditemukan perbedaan antara data yang dilaporkan dan apa yang
terjadi pada objek yang diteliti. Sugiyono mengatakan uji keabsahan data dalam
penelitian kualitatif meliputi, credibility, transferability, dependability, dan
confirmability.

1. Uji Kredibilitas
Uji kredibilitas terhadap data hasil penelitian dapat dilakukan dengan
cara; 1) perpanjangan pengamatan sehingga hubungan antara peneliti dan
narasumber semakin akrab dan tidak ada lagi yang disembunyikan oleh
narasumber, 2) peningkatan ketekunan sehingga peneliti dapat melakukan
pengecekan kembali apakah data yang ditemukan sudah benar atau belum,
peneliti juga dapat memberikan data yang akurat dan sistematis, 3)
triangulasi, dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu, 4)
menganalisis kasus negatif, berarti peneliti mencari data yang berbeda atau
bertentangan. Jika sudah tidak ada pertentangan maka dapat dikatakan
kredibel, 5)menggunakan bahan referensi, dalam memaparkan data
dilengkapi dengan hasil wawancara, foto, atau dokumen autentik lain
sehingga data lebih credibel, 6) melakukan member check, data yang
ditemukan ditanyakan kembali kepada narasumber, apakah sudah sesuai
dengan maksud narasumber atau belum. Jika ternyata tidak sesuai data
tersebut harus diubah51.
2. Uji Transferability
Nilai transferability ini berkenaan dengan pertanyaan sejauh mana
penelitian ini dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Oleh karena
itu, peneliti dalam membuat laporan penelitian harus memberikan uraian yang
rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Sehingga, pembaca dapat
menentukan, hasil penelitian itu dapat diterapkan di tempat lain atau tidak.52
51
52

Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian..., hlm. 368-376.
Ibid. 377

13

3. Uji Dependability
Uji dependability ini dilakukan dengan melakukan audit terhadap
keseluruhan proses penelitian. Mulai menentukan fokus/masalah penelitian,
memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakkan analisis data,
melakukan uji keabsahan data , sampai membuat kesimpulan. Jika peneliti
tidak mempunyai “jejak aktivitas lapangannya”, maka dependabilitas
penelitiannya patut diragukan. Audit dapat dilakukan oleh pembimbing atau
auditor independent.53
4. Uji Konfirmability
Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji
dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan.

Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitan, dikaitkan dengan
proses yang dilakukan. Bila penelitian tersebut merupakan fungsi dari proses
penelitian yang dilakukan maka penelitian tersebut telah memenuhi standar
konfirmability. Jangan sampai ada hasil tetapi tidak ada proses54.

III. Penutup
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian
kualitatif, tidak dapat digeneralisasikan begitu saja, mengingat subjek penelitiannya
berupa manusia yang dinamis dan relatif susah dikontrol serta tidak menutup
kemungkinan dipengaruhi oleh situasi dan kondisi dimana ia berada. Namun
demikan bukan berarti bahwa penelitian kualitatif tidak valid. Karena ada beberapa
cara yang dapat digunakan untuk menguji kevalidannya seperti uji credibility,
trasferability, dependability dan konfirmability.

53
54

Ibid. hlm. 377.
Ibid. hlm. 377.

14

DAFTAR PUSTAKA

Ary, Donald, dkk. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional, 1982.
Bogdan, Robert dan Steven J. Taylor, Intorduction to Qualitataive Research
Methods, Canada: A Wiley-Interscience Publication, 1975.

Creswell, John W. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed
Edisi Ketiga, Cet. Ke-IV,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.
______________. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: Memilih di Antara Lima
Pendekatan, Cet. Ke 1, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Cetakan Ke-2. Jakarta
Utara: PT Rajagrafindo Persada, 2011.
Putra, Nusa. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Sugiyono, Prof. Dr. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D Cet. Ke-9 Bandung: Alfabeta, 2010.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009
www.businessdictionary.com/definition/qualitative. Diakses tanggal 28 Oktober
2015. Pukul. 11.09.

15