Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biol (2)

Article science of education 2010

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi SMP Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Melatih Kemandirian Siswa
Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Armansyah Putra
e-mail : arman091088@gmail.com

Abstrak : Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran
biologi SMP untuk meningkatkan prestasi belajar dan tingkat kemandirian siswa melalui
Pendekatan Keterampilan Proses Sains materi pokok gerak tumbuhan. Jenis penelitian ini adalah
penelitian pengembangan mengacu pada model pengembangan Kemp. Penelitian ini diawali dengan
mengembangkan perangkat pembelajaran biologi untuk SMP. Penerapan perangkat pembelajaran
biologi bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan perangkat, aktivitas siswa, respon siswa,
hasil belajar, kemandirian dan hambatan-hambatan selama proses pembelajaran. Perangkat
pembelajaran tersebut diimplementasikan pada siswa kelas VIII SMPN 1 Blega Bangkalan Madura
dengan menggunakan pendekatan Keterampilan Proses Sains sebanyak 28 siswa. Implementasi
perangkat menggunakan One Group Pretest-Postest Design dan data dianalisis secara deskriptif
kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keterlaksanaan perangkat pembelajaran sebesar 83%,
aktivitas belajar siswa yang dominan pada pertemuan pertama dan kedua adalah melakukan

pengamatan sebesar 22% hingga 24%, respon siswa sebesar 99% menyatakan senang artinya
sebagian besar siswa memberikan respon yang positif, ketuntasan hasil belajar siswa secara
kelasikal sebesar 86%, dengan tingkat kemandirian siswa bervariasi mulai dari 55,56% hingga
83,32 %, dan hambatan-hambatan yang ditemui selama proses pembelajaran adalah banyak siswa
yang belum mengenal penggunaan alat, minimnya alat dan bahan yang tersedia, presentasi siswa
kurang siap dan kurangnya pemahaman siswa tentang konsep presentasi.
Berdasarkan hasil analisis data menyatakan bahwa Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Biologi SMP Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Melatih Kemandirian Siswa Melalui
Pendekatan Keterampilan Proses Sains layak untuk digunakan
Kata-kata Kunci: Prestasi belajar, Kemandirian, Pendekatan Keterampilan Proses sains.
Abstract : This research is aimed to develop biology learning materials in Junior High School for
plants movement topic to increase students’ achievement and self-help through Science Process
Skill approach. This is development research refers to Kemp’s development model. This research
begins with developing biology learning kit for Junior High School. The applied of biology learning
kit aims to describe the implementation of learning kit, students’ activity, students’ response, result
of learning (achievement), self-help, and obstacles during learning process. The learning kit is
taught in SMPN 1 Blega Bangkalan Madura for 28 students grade VIII employing science process
skill approach. The research design uses One Group Pretest-Posttest and data is analysed with
qualitative descriptive method.
This research reveals that the implementation of learning kit is 83%, dominant students activities in

1st and 2nd learning process are observing (22% - 24%), most of the students have positive responses
which is indicated by 99% of students expressing their like, the result of students’ learning mastery
satisfies the classical criteria for 86%, the rate of students self-help varies from 55,56% to 83,32%,

|1

Article science of education 2010

and the obstacles faced in learning are: many students are unfamiliar with the usage of equipment,
the lack of equipment and substances, the students are not ready for presentation and the students
have minor understanding about the concept of presentation.
Based on the data analysis, it can be concluded that the Development of Biology Learning Kit for
Junior High School to Increase Students’ Achievement and Self-help through Science Process Skill
Approach is feasible.
Key words: Achievement, Self-help, Science Process skill, approach
pengajaran yang sama, maka hasil belajar

I. PENDAHULUAN

(pemahaman konsep) akan berbeda-beda

Percepatan arus informasi dalam era

sesuai

dengan

tingkat

kemampuannya,

globalisasi dewasa ini menuntut semua

karena hasil belajar berhubungan dengan

bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi,

kemampuan

misi, tujuan dan strategi agar sesuai dengan


memahami materi yang dipelajari.

kebutuhan dan tidak ketinggalan zaman.

Sedangkan belajar mandiri (kemandirian)

Penyesuaian

langsung

bukan berarti belajar sendiri, melainkan suatu

mengubah tatanan dalam sistem makro,

prinsip belajar yang bertumpu pada kegiatan

meso, maupun mikro, demikian halnya dalam

dan tanggung jawab siswa itu sendiri ntuk


sistem

pendidikan

keberhasilan belajarnya. Melainkan suatu

Nasional senantiasa harus dikembangkan

kegiatan belajar aktif yang didorong oleh

sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan

motif untuk menguasai sesuatu kompetensi,

yang terjadi baik di tingkat lokal, Nasional

dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau

maupun global (Mulyasa, 2006).


kompetensi

yang

telah

dilakukan

oleh

pembelajar

tersebut

pendidikan.

secara

Sistem


Prestasi belajar adalah gambaran

siswa

dalam

mencari

dimiliki

dan

yang
sendiri.

tingkat pengetahuan atau kemampuan siswa

Pendidikan sains (IPA) berperan penting

terhadap suatu materi pembelajaran yang


dalam

sudah dipelajari dan dapat digunakan sebagai

perkembangan intelektual siswa/anak didik.

bekal

Melalui berbagai upaya yang dilakukan,

atau

modal

untuk

memperoleh

pembentukan


kepribadian

dan

pengetahuan yang lebih luas dan kompleks

pendidikan

lagi, maka dapat disebut sebagai kemampuan

pengkajian ulang dan pembaharuan untuk

akademik. Musrofi (2010) mengemukakan

mencari bentuknya yang lebih sesuai.

sains

senantiasa


mengalami

bahwa secara alami dalam satu kelas Prestasi

Pelaksanaan proses belajar mengajar

belajar siswa bervariasi, jika dikelompokkan

harus diperhatikan kondisi dan keadaan siswa

menjadi 3 kelompok, maka ada kelompok

dalam menerima materi baik itu Instruction

siswa berkemampuan tinggi, menengah, dan

systems

(sistem


rendah. Apabila siswa memiliki tingkat

systems

design

kemampuan

berbeda

kemudian

pengajaran), Instruction
(perancangan

sistem

diberi
|2

Article science of education 2010

pengajaran), Instruction systems development
(pengembangan

sistem

Untuk mengatasi kondisi di atas maka

pengajaran),

diperlukan suatu pendekatan, pembelajaran

Learning systems design (perancangan sistem

yang sesuai untuk mengembangkan karakter,

belajar),

meningkatkan

Competency-based

(pengajaran

instruction

berdasarkan

prestasi

belajar

dan

kemampuan),

keterampilan proses sains siswa. Salah satu

Criterion-referenced instruction (pengajaran

pendekatan yang dapat digunakan adalah

beracuan-patokan)

pendekatan

dan

Performance

technology (teknologi kerja). (Kemp, 1994)

Keterampilan

Proses

Sains.

Padilla, okey dan Garrard (1984) menyatakan

berperan

bahwa: “ The integrated science process skill

penting dalam pembentukan kepribadian dan

can help students become inquirers and

perkembangan intelektual siswa/anak didik.

problem

Melalui berbagai upaya yang dilakukan,

students with the conceptual tool to engage

pendidikan

mengalami

in investigations and to identify a problem,

pengkajian ulang dan pembaharuan untuk

design a procedure, and find a solutions”.

mencari

Keterampilan

Pendidikan

sains

sains

(IPA)

senantiasa

bentuknya

yang

lebih

sesuai.

solvers

because

proses

they

sains

provide

merupakan

Pembaharuan dan pengembangan pendidikan

pendekatan pembelajaran berbasis inkuiri

IPA diupayakan dengan melihat kesesuaian

yang mana siswa diberikan suatu masalah

dengan

untuk

hakikat

IPA

itu

sendiri

serta

dipecahkan,

atau

seperangkat

perkembangan anak (siswa). Penyesuaian ini

pengamatan untuk menjelaskan, kemudian

tentu saja akan membawa warna dalam

siswa bekerja sebagian besar dalam suatu

praktik pendidikan IPA (Pembelajaran IPA)

pola atau cara yang diatur oleh siswa itu

di lingkungan pendidikan formal (sekolah),

sendiri di dalam proses menyelesaikan tugas-

disamping itu Keterampilan Proses Sains

tugas yang diberikan dan menggambarkan

dinilai kurang berkembang karena dalam

inferensi

pembelajaran siswa cendarung tidak terlibat

faktual dan konseptual (Haryono, 2006).

dengan

obyek

yang

kongkret,

bekerja ilmiah karena mendasari langkah
pada

akhirnya

pemecahan

akan

membawa

masalah

yang

siswa

pada

kemampuan yang diharapkan. (Widayanto,
2009).

penemuan

pengetahuan

padahal

keterampilan proses sangat dibutuhkan dalam

siswa

hasil

II. METODE PENELITIAN
Penelitian

ini

diawali

dengan

pengembangan perangkat dengan menggunakan
pengembangan

model

Kemp.

Kemudian

perangkat yang telah di kembangkan diterapkan
pada satu kelas saja, yaitu kelas VIIIF SMPN 1
Blega Bangkalan Madura. Subyek penelitian
Pada tahap pengembangan adalah perangkat

|3

Article science of education 2010

pembelajaran biologi SMP untuk meningkatkan

1. Lembar Validasi Perangkat

prestasi belajar dan melatih kemandirian siswa

Validasi

melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains

kebermaknaan,

pada pokok bahasan gerak pada tumbuhan.

inferensi yang didasarkan pada proses

Sedangkan

pengumpulan

subjek

penelitian

pada

tahap

adalah

kesesuaian,

dan

kebermanfaatan

bukti

(evidence)

untuk

implementasi adalah siswa kelas VIII SMPN 1

menunjang

Blega Bangkalan Madura, semester II tahun

Instrumen ini digunakan untuk menilai

ajaran 2011/2012.

kelayakan

Dalam

kegiatan

implementasi di kelas

penelitian

ini,

menggunakan One

inferensi

komponen

(Ibrahim,2005).

perangkat

yang

dikembangkan.
2. Lembar

Pengamatan

Keterlaksanaan

Group Pretest-Postest Design (Tuckman, 1978)

Pembelajaran

polanya adalah:

Instrumen ini digunakan untuk menilai
keterlaksanaan
pembelajaran

langkah-langkah
biologi

SMP

dengan

menggunakan Pendekatan Keterampilan
Keterangan:
O1 =

X=

Memberikan uji awal, untuk merekam

3. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

penguasaan siswa terhadap topik

Lembar pengamatan aktivitas siswa ini,

gerak pada tumbuhan

digunakan untuk mengamati aktivitas

sebelum

diberikan perlakuan.

siswa

Memberikan perlakuan pada siswa,

mengajar.

yaitu

O2 =

Proses Sains.

dengan

menggunakan

selama proses kegiatan belajar

4. Lembar pengamatan Respon siswa

perangkat pembelajaran materi gerak

Instrumen ini digunakan untuk mengetahui

pada tumbuhan dengan Pendekatan

pendapat

Keterampilan Proses Sains yang telah

dengan Pendekatan Keterampilan Proses

dikembangkan.

Sains.

Memberikan uji akhir O2, untuk

siswa

tentang

pembelajaran

5. Lembar Penilaian Prestasi belajar

merekam penguasaan siswa terhadap

Merupakan instrumen untuk mengukur

topik gerak pada tumbuhan setelah

kemampuan

diberikan perlakuan.

Meliputi kisi-kisi tes tertulis (dalam tabel

prestasi

belajar

siswa.

spesifikasi), lembar tes tertulis berisi butirInstrumen yang dikembangkan dan
digunakan

dalam

sebagai berikut:

penelitian

ini

adalah

butir soal untuk mengevaluasi sekaligus
mengukur hasil belajar siswa secara
tertulis.

Bentuk dari tes ini adalah tes

|4

Article science of education 2010

pilihan ganda dan tes uraian. Analisis

Untuk

instrumen tes pada penelitian ini meliputi

instrumen tes uraian, digunakan rumus

analisi

Alpha.

reliabilitas

tes,

dan

analisis

mencari

koefisien

reliabilitas



sensivitas butir soal.
Reliabilitas Tes
(Ratumanan & Lauren, 2006)

Terkait dengan bentuk soal yang
berbeda

maka

reliabilitas

tes

untuk

analisis

prestasi

belajar

menggunakan dua metode pengujian
yaitu metode pengujian reliabilitas

Keterangan:
N

= Banyaknya butir soal
= Jumlah varians skor setiap item
= Varians skor total

menggunakan teknik non belah dua
formula

KR-20,

dan

mengunakan

formula

Alpha.

Formula

KR-20

Kriteria yang digunakan untuk menetapkan

digunakan untuk menganailis bentuk

tingkat reliabilitas butir soal didasarkan pada

butir soal pilihan ganda sedangkan

indeks

formula

berikut;

Alpha

digunakan

untuk

Reliabilitas instrumen tes pilihan ganda
Pengujian reliabilitas soal pilihan ganda
dianalisis menggunakan teknik non-belah
dua

dikembangkan

oleh

Kuder

reliabilitas

Kooefisien Reliabilitas
0,80 ≤ r

menganalisis soal bentuk uraian.

1)

kriketria

0,40 ≤ r < 0,80
r < 0,40

instrumen

Penafsiran
Derajat reliabilitas
tinggi
Derajat reliabilitas
sedang
Derajat reliabilitas
rendah

(Ratumanan & Lauren, 2006)

dan

Richardson dengan mengunakan rumus
KR-20

b) Sensitivitas butir soal
Guna memperoleh ukuran keefektifan

(



)

item berdasarkan hasil pembelajaran,
guru harus memberikan tes yang sama

(Ratumanan & Lauren, 2006)
Keterangan:

sebelum dan sesudah pembelajaran.

n = banyaknya butir soal

item-item yang efektif akan dijawab

pi =

proporsi

banyak

subjek

yang

sesudah

menjawab benar butir soal ke-1
qi =

proporsi

banyak

subjek

menjawab salah butir soal ke- 1

benar oleh sejumlah lebih besar siswa

yang

dari

pada

sebelum pembelajaran.
Ukuran sensitivitas suatu butir soal
pada

2) Reliabilitas instrumen tes uraian

pembelajaran

dasarnya

merupakan

ukuran

berapa baik butir soal itu dapat

|5

Article science of education 2010

membedakan antara siswa yang telah

mampu mengambil keputusan, mampu

menerima pembelajaran dan yang

mengendalikan

belum. Untuk menghitung sensitivitas

tanggung jawab

butir soal digunakan rumus sebagai

mengamati dan mencatat setiap keriteria

berikut :

yang muncul menggunakan istrumen.

diri

dan

memiliki

yang tinggi dengan

7. Lembar Pengamatan Hambatan-hambatan
Pembelajaran

(Gronlund, 1985)

Instrumen ini digunakan untuk mengetahui

Keterangan:

hambatan-hambatan

Ra = Banyak Siswa yang menjawab

ditemukan

selama proses pembelajaran berlangsung

benar pada tes akhir

serta

Bb = Banyak siswa yang menjawab

solusi

yang

digunakan

untuk

mengatasi berbagai hambatan tersebut.

benar pada tes awal
T

yang

= Banyak siswa yang megikuti tes
III. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Indeks sensitivitas butir soal berada di
antara 0,00 dan 1. Indeks yang lebih

A.

Hasil Penelitian

besar menunjukkan tingkat sensitivitas
tinggi,

sedang

nilai

yang

kecil

menunjukkan nilai sensitivitas rendah.
Menurut Arikunto (2009) butir soal
dikatakan peka atau sensitif terhadap
pembelajaran

adalah

mempunyai

indeks sensivitas ≥ 0,30.

lembar instrument yang dikembangkan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat

pembelajaran

selama

dengan

mengikuti

menggunakan

pendekatan keterampilan proses sains.
Kemandirian siswa dinilai berdasarkan
kriteria-kriteria yang diungkapkan Monks
dalam

Muna

memperlihatkan

(1999),
sikap

dengan saran validator. Pelaksanaan penelitian
terbagi

kedalam

dua

tahap,

yaitu

tahap

pengembangan perangkat pembelajaran dan
tahap implementasi. Implementasi perangkat

Bangkalan. Dalam hal ini peneliti bertindak

Lembar penilaian kemandirian adalah

siswa

yang dikembangkan dan telah direvisi sesuai

pembelajaran dilakukan di SMP Negeri 1 Blega

6. Lembar Penilaian Kemandirian

kemandirian

Penelitian ini menggunakan perangkat

percaya

yakni

sebagai

guru selama empat kali pertemuan,

pertemuan pertama dilakukan pretest untuk
mengetahui kemampuan awal siswa, pertemuan
kedua

dan

ketiga

dilakukan

proses

pembelajaran, dan pertemuan keempat diadakan
posttest yang bertujuan untuk mengetahui hasil

belajar

siswa

setelah

mengikuti

kegiatan

pembelajaran. Deskripsi hasil pengembangan
perangkat

pembelajaran

dan

implementasi

diri,

|6

Article science of education 2010

perangkat pembelajaran dijabarkan pada sub-

Penerapan Perangkat Pembelajaran

sub bab berikut ini.
Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran
Pengembangan Perangkat

dengan menggunakan pendekatan Keterampilan
Proses Sains ditunjukkan pada Tabel 2.

Hasil Validasi pengembangan Perangkat
secara singkat disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pengembangan Perangkat

No
1

Perangkat
Rencana

Kategori
Baik

Pelaksanaan
Pembelajaran
2

Lembar Kegiatan

Baik

Siswa
3

Buku ajar

Baik

4

Tes Hasil Belajar

Baik

Dari data diatas disimpulkan

bahwa

hasil Pengembangan Perangkat yang telah
dikembangkan peneliti dapat digunakan sebagai
perangkat pembelajaran dengan sedikit revisi.

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
bahwa kemampuan guru mengelola KBM
dengan pendekatan Keterampilan Proses Sains
memiliki kriteria baik, karena memiliki nilai ≥
3,5.

|7

Article science of education 2010

dengan pendekatan keterampilan proses sains

Hasil Pengamatan Kemandirian Siswa

dengan kategori rata-rata sudah baik, pada aspek
kegiatan pendahuluan yang terbagi menjadi

Tabel 3. Hasil Analisis Kemandirian Siswa

inisiasi dengan nilai rata-rata 3,5 kategori baik,
Hasil Persentase Kemandirian Siswa

memberikan orientasi masalah nilai rata-rata

dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains

mencapai 4,0 dengan kategori baik, dan guru

ditunjukkan pada Tabel 3.

menyampaikan tujuan pembelajaran mencapai

Tabel 3. Hasil Pengamatan Kemandirian

rata-rata 4,0 dengan kategori baik.
Aspek yang kedua adalah kegiatan inti

Siswa

yang terbagi menjadi beberapa tahap yakni
pembentukan

dan

pengembangan

konsep

dengan cara diskusi kelas rata-rata nilai 3,0 hal
ini berarti pada tahap pembentukan dan
pengembangan konsep ini dapat diktegorikan
baik,

mengorganisasikan

siswa

kedalam

kelompok belajar rata-rata nilai mencapai 4,0
dengan

kategori

baik,

pada

kegiatan

Berdasarkan tabel 3 dapat dikatakan

mengorganisasikan siswa hanya dilakukan pada

bahwa rata-rata persentasi kemandirian siswa

pertemuan pertama sedangkan untuk pertemuan

dari pertemuan 1 dan 2 bervariasi mulai dari

selanjutnya atau kedua masih menggunakan

55.56 hingga 83.32 dengan kategori cukup

kelompok yang pertama. Membimbing siswa

hingga

hasil

melakukan kegiatan percobaan mencapai nilai

pengamatan ini, maka pembelajaran dengan

rata-rata 4,0 dengan kategori baik, membimbing

menggunakan keterampilan proses sains dapat

siswa menganalisis dan membuat kesimpulan

mengetahui atau melatih sejauh mana tingkat

pada masing-masing kelompok rata-rata nilai

kemandirian siswa.

mencapai

baik

sekali.

Berdasarkan

4,0

dengan

kategori

baik,

membimbing siswa menyelesaikan LKS nilai
B.

PEMBAHASAN

Penerapan Perangkat Pembelajaran

rata-rata 4,0 dengan kategori baik, membimbing
dan mengarahkan siswa berdiskusi nilai ratarata 4,0 dengan kategori baik, dan membimbing

Berdasarkan hasil analisis data yang
terlihat pada Tabel 2 di atas menunjukkan
bahwa rata-rata sekor penilaian kedua pengamat
terhadap keterlaksanaan rencana pembelajaran

siswa mereview hasil pembelajaran nilai ratarata mencapai 3,5 dengan kategori baik.
Aspek ketiga adalah aspek penutup
dengan kegiatan mengevalusi dengan nilai rata-

|8

Article science of education 2010

rata mencapai 4,0 dengan kategori baik, proses

siswa mencapai 4,5 dengan kategori sangat

evalusi

baik.

ini

seberapa

dilakukan

besar

untuk

kemampuan

mengetahui
siswa

dalam

menangkap materi ajar yang telah disampaikan

Hasil Pengamatan Kemandirian Siswa

oleh guru. Bagian aspek yang dua adalah proses
mengingatkan siswa untuk mempelajari materi

Berdasarkan data pada tabel 3 diperoleh

selanjutnya dengan nilai rata-rata mencapai 3,5

informasi

bahwa

dengan kategori baik. proses mengingatkan

kemandirian

siswa untuk mempelajari materi selanjutnya

pembelajaran antara 58.33 % hingga 83.32 %

hanya dilakukan pada pertemuan pertama

dengan kategori cukup baik hingga baik sekali

sedangkan pada pertemuan kedua siswa hanya

pada aspek penilaian mulai dari sikap percaya

disarankan untuk belajar sebagai persiapan

diri, mampu mengambil keputusan, mampu

proses uji akhir postest.

mengendalikan diri, gigih, dan melakukan yang

siswa

yang terbagi

terbaik.

menjadi beberapa kegiatan pengamatan antara

karakter

lain

dikembangkan

Aspek suasana belajar

kesesuaian

KBM

dengan

tujuan

pembelajaran atau indikator pembelajaran dari

persentase

Hasil

ini

rata-rata

selama

mengikuti

menggambarkan

kemandirian

siswa

melalui

bahwa
dapat

pendekatan

Keterampilan Proses Sains.

kedua pengamat mendapatkan nilai 4,0 dengan

Hasil temuan ini sejalan dengan apa yang

nilai rata-rata 4,0 berkategori baik. Pengamatan

disampaikan Asmani (2011), bahwa karakter

yang kedua adalah penguasaan konsep oleh

dapat dikembangkan melalui tiga tahapan yaitu

guru pada saat proses pembelajaran berlangsung

: Pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting),

mencapai

nilai rata-rata 3,5 dengan kategori

dan kebiasaan (habit). Hal ini diperlukan agar

baik, pengamatan yang ketiga adalah tentang

peserta didik dan warga sekolah yang terlibat

antusias

dalam

guru

pada

proses

pembelajaran

system

pendidikan

merasakan,

karakter
menghayati

dapat

berlangsung dari kedua pengamat memberikan

memahami,

nilai yang berbeda yakni pengamat pertama

mengamalkan

memberikan nilai 4,0 dan pengamat kedua 4,0

kebaikan.

dan nilai rata-rata mencapai 4,0 dengan kategori

peserta didik sepenuhnya pada suatu aktifitas

sangat baik. pengamatan ke empat mengenai

belajar, peserta didik didorong untuk melakukan

antusias dari siswa nilai rata-rata mencapai 4,0

rekleksi diri, bereaksi, menentukan akibat

dengan kategori sangat baik, ke lima adalah

tindakan dan membuat keputusan yang relevan

KBM berpusat pada guru mencapai nilai 3,0

dengan situasi belajar.

(mengerjakan)

Pembelajaran

yang

dan

nilai-nilai
melibatkan

dengan kategori baik, dan KBM berpusat pada

|9

Article science of education 2010

Carin (1993) menyatakan bahwa didalam

harus

dilakukan

guru.

Dengan

demikian,

pembelajaran keterampilan proses siswa dididik

pembimbingan yang intensif oleh guru dapat

untuk lebih mandiri, mengarahkan diri mereka

mengarahkan siswa menjadi lebih mandiri yang

sendiri dan bertanggung jawab terhadap belajar

terarah.

mereka sendiri. Jika pembelajaran berbasis
karakter

ini

terus

pembelajaran

dikembangkan

khususnya

biologi,

Upaya

meningkatkan

kemandirian

dalam

belajar merupakan jawaban dalam menghadapi

maka

tantangan

maupun

hambatan

belajar

bagi

diharapkan terjadi proses internalisasi nilai-nilai

perkembangan

kemandirian berlangsung dengan baik pada diri

meliputi tantangan akibat perubahan-perubahan

siswa, sehingga karakater kemandirian dapat

dan perkembangan segala aspek kehidupan.

terus dikembangkan.

Orang Yunani berseru: “Kenalilah diri sendiri”

siswa.

Tantangan

tersebut

Semakin besar tingkat kemandirian anak

artinya pribadi mandiri adalah dia yang tahu

yang diberikan dalam pembelajaran, maka

siapa dia dan apa yang harus dilakukan.

semakin

untuk

Peningkatan kemandirian belajar siswa harus

nilai-nilai

selalu diusahakan secara bersama baik oleh guru

besar

melakukan
mandiri

kesempatan

proses

kedalam

anak

internalisasi
dirinya

sehingga

akan

mata

pelajaran

maupun

guru

bimbingan

berpengaruh pada kemandirian yang akan

konseling. Menurut Ryan

dan

Grolnick

dimiliki oleh anak. Siswa cendrung mampuh

(dikutip Wong dan Dudley 2002), kemandirian

memposisikan diri dalam situasi yang benar dan

yang diberikan oleh guru di dalam kelas dapat

tepat. Siswa menjadi tahu apa yang harus

membuat siswa merasa bahwa dirinya memiliki

dilakukan dengan cara yang benar karena

kemampuan untuk mengerjakan tugas

pembimbing memberikan informasi yang jelas

akademis dan memiliki motivasi yang berasal

kepada siswa.

dari dirinya sendiri.

tugas

Asmani (2011) menyatakan yang harus

Monks (1999) mengatakan bahwa orang

ditekankan kepada para siswa adalah bahwa

yang mandiri akan memperlihatkan perilaku

belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri.

yang

Sering kali orang menyalahartikan belajar

keputusan, percaya diri dan kreatif. Selain itu

mandiri sebagai belajar sendiri. Kesalahan

juga

pengertian

berbuat sesuatu, mempunyai kepuasan dalam

tersebut

terjadi

karena

pada

eksploratif,

mampu

mampu

bertindak

mengambil

kritis, tidak takut

umumnya mereka memandang belajar mandiri

melakukan aktifitas, percaya diri,

lebih pada pengertian belajar sendiri tanpa

menerima realitas serta dapat memanipulasi

teman

upaya

lingkungan, mampu berinteraksi dengan teman

menanamkan inisiatif dan kreatifitas siswa

sebaya, percaya diri, terarah pada tujuan, dan

dalam belajar merupakan faktor penting yang

mampu mengendalikan diri. Kemandirian yang

belajar.

Oleh

karena

itu,

mampu

| 10

Article science of education 2010

dimiliki

oleh siswa

melalui

hasil validitas berkatagori baik namun dalam

kemampuannya dalam mengambil keputusan

tahap penyusunannya mengalami berbagai

sendiri tanpa pengaruh dari orang lain.

revisi berdasarkan hasil telaah.

Kemandirian

diwujudkan

juga

terlihat

dari

berkurangnya ketergantungan siswa terhadap

2. Keterlaksanaan pembelajaran menunjukkan
kategori baik.

guru di sekolah seperti, pada jam pelajaran

3. Kemandirian siswa dapat dilatih melalui

kosong karena ketidakhadiran guru di kelas,

pendekatan keterampilan proses sains, dan

siswa dapat belajar

rata-rata

secara

mandiri dengan

persentase

kemandirian

siswa

membaca buku atau mengerjakan latihan soal

berpariasi mulai dari kategori cukup hingga

yang dimiliki. Siswa yang mandiri, tidak lagi

baik sekali.

membutuhkan perintah dari guru atau orang tua

4. Aktivitas guru dalam kegiatan belajar

untuk belajar ketika berada di sekolah maupun

mengajar berdasarkan analisis data nampak

di

bahwa sebagian besar waktu dalam KBM

rumah.

Kebutuhan

untuk

memiliki

kemandirian dipercaya sebagai hal

penting

digunakan

guru

untuk

memotivasi,

dalam memperkuat motivasi individu dan dapat

membimbing

percobaan,

mengecek

diketahui bahwa siswa yang mandiri mampu

pemahaman dan memberikan umpan balik.

dengan

5. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar

kesulitan yang dihadapi dan dapat menerima

mengajar berdasarkan analisis data nampak

kegagalan dengan pikiran yang rasional.

bahwa

memotivasi

diri

untuk

bertahan

sebagian

digunakan

siswa

waktu

untuk

KBM

melakukan

pengamatan/penyelidikan

IV. TEMUAN & SIMPULAN

sehingga

pembelajaran cendrung berpusat pada siswa.

TEMUAN

6. Kemampuan

Berdasarkan
penelitian

besar

hasil

pengembangan

analisis

data

perangkat

kognitif

siswa

melakukan

pembelajaran

menggunakan

pendekatan

setelah
dengan

keterampilan

pembelajaran biologi SMP pokok bahasan gerak

proses sains terjadi peningkatan yang dilihat

pada

dari

tumbuhan

dengan

menggunakan

pendekatan keterampilan proses sains di SMP
Negeri 1 Blega bangkalan, ditemukan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Perangkat pembelajaran

ketuntasan

secara

individual

dan

klasikal.
7. Respon siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran dapat dikategorikan baik,

yang diperoleh

meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), Buku Siswa, Lembar Kegiatan Siswa
(LKS), lembar pengamatan kemandirian

mayoritas siswa menyatakan senang dengan
kegiatan pembelajaran
8. Kendala-kendala yang diamati dalam proses
implementasi

pendekatan

keterampilan

siswa dan Tes Hasil Belajar (THB) dengan
| 11

Article science of education 2010

School Teacher . New york, USA :
Allyn & Bacon

proses sain adalah kurangnya pasilitas
seperti laboratorium dan alat-alat penunjang
lainnya.

Borich, G.D. 1994. Observation Skills for
Effective
Teaching:
Second
Edition. New York: Macmillan
Company, Inc.

SIMPULAN

Berdasarkan temuan hasil penelitian,
dapat

disimpulkan

bahwa

perangkat

Cain,

E.S., and Evans, M.J. 1990.
SCIENCING: An Involvement
Approach to Elementary Science
Methods. 3rd Editin. Colombus
Toronto
London
Melbourne:
Merrill Publishing Company.

Carin,

A.A. 1993. Teaching Science
Through Disccovery. New York:
Macmillan Publishing Company.

pembelajaran biologi yang berorientasi pada
pendekatan Keterampilan Proses Sains efektif
untuk meningkatkan prestasi belajar dan melatih
Kemandirian siswa.

V. DAFTAR PUSTAKA
Arends, R.I. 2008. Learning to Teach.
Belajar untuk Mengajar. Edisi
ketujuh. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Arikunto, S. 2009. Manajemen Penelitian.
Jakarta: Bumi Aksara.
Asmani,

J.M. 2011. Buku panduan
internalisai pendidikan karakter
disekolah. Jogjakarta : DIVA Press

Aunurrahman.
2009.
Pembelajaran.
Alphabeta.

Belajar
dan
Bandung:

Bayer, Barry K. 1991. Teaching Thinking
Skill : A Handbook for Elementary

Collete, T.A., and Chiappetta, L.A., 1994.
Science Instruction in the Middle
and Secondary Schools. New
York:
Macmillan
Publishing
Company.
Mulyasa, 2009. Implementasi Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan:
Kemandirian Guru dan Kepala
Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
Bandung: Rosda
Karya.
Musrofi, M. 2010. Melesatkan prestasi
Akademik Siswa . Yogyakarta :
PT.Pustaka insan madani.

| 12