Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biol (2)
Article science of education 2010
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi SMP Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Melatih Kemandirian Siswa
Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Armansyah Putra
e-mail : arman091088@gmail.com
Abstrak : Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran
biologi SMP untuk meningkatkan prestasi belajar dan tingkat kemandirian siswa melalui
Pendekatan Keterampilan Proses Sains materi pokok gerak tumbuhan. Jenis penelitian ini adalah
penelitian pengembangan mengacu pada model pengembangan Kemp. Penelitian ini diawali dengan
mengembangkan perangkat pembelajaran biologi untuk SMP. Penerapan perangkat pembelajaran
biologi bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan perangkat, aktivitas siswa, respon siswa,
hasil belajar, kemandirian dan hambatan-hambatan selama proses pembelajaran. Perangkat
pembelajaran tersebut diimplementasikan pada siswa kelas VIII SMPN 1 Blega Bangkalan Madura
dengan menggunakan pendekatan Keterampilan Proses Sains sebanyak 28 siswa. Implementasi
perangkat menggunakan One Group Pretest-Postest Design dan data dianalisis secara deskriptif
kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keterlaksanaan perangkat pembelajaran sebesar 83%,
aktivitas belajar siswa yang dominan pada pertemuan pertama dan kedua adalah melakukan
pengamatan sebesar 22% hingga 24%, respon siswa sebesar 99% menyatakan senang artinya
sebagian besar siswa memberikan respon yang positif, ketuntasan hasil belajar siswa secara
kelasikal sebesar 86%, dengan tingkat kemandirian siswa bervariasi mulai dari 55,56% hingga
83,32 %, dan hambatan-hambatan yang ditemui selama proses pembelajaran adalah banyak siswa
yang belum mengenal penggunaan alat, minimnya alat dan bahan yang tersedia, presentasi siswa
kurang siap dan kurangnya pemahaman siswa tentang konsep presentasi.
Berdasarkan hasil analisis data menyatakan bahwa Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Biologi SMP Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Melatih Kemandirian Siswa Melalui
Pendekatan Keterampilan Proses Sains layak untuk digunakan
Kata-kata Kunci: Prestasi belajar, Kemandirian, Pendekatan Keterampilan Proses sains.
Abstract : This research is aimed to develop biology learning materials in Junior High School for
plants movement topic to increase students’ achievement and self-help through Science Process
Skill approach. This is development research refers to Kemp’s development model. This research
begins with developing biology learning kit for Junior High School. The applied of biology learning
kit aims to describe the implementation of learning kit, students’ activity, students’ response, result
of learning (achievement), self-help, and obstacles during learning process. The learning kit is
taught in SMPN 1 Blega Bangkalan Madura for 28 students grade VIII employing science process
skill approach. The research design uses One Group Pretest-Posttest and data is analysed with
qualitative descriptive method.
This research reveals that the implementation of learning kit is 83%, dominant students activities in
1st and 2nd learning process are observing (22% - 24%), most of the students have positive responses
which is indicated by 99% of students expressing their like, the result of students’ learning mastery
satisfies the classical criteria for 86%, the rate of students self-help varies from 55,56% to 83,32%,
|1
Article science of education 2010
and the obstacles faced in learning are: many students are unfamiliar with the usage of equipment,
the lack of equipment and substances, the students are not ready for presentation and the students
have minor understanding about the concept of presentation.
Based on the data analysis, it can be concluded that the Development of Biology Learning Kit for
Junior High School to Increase Students’ Achievement and Self-help through Science Process Skill
Approach is feasible.
Key words: Achievement, Self-help, Science Process skill, approach
pengajaran yang sama, maka hasil belajar
I. PENDAHULUAN
(pemahaman konsep) akan berbeda-beda
Percepatan arus informasi dalam era
sesuai
dengan
tingkat
kemampuannya,
globalisasi dewasa ini menuntut semua
karena hasil belajar berhubungan dengan
bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi,
kemampuan
misi, tujuan dan strategi agar sesuai dengan
memahami materi yang dipelajari.
kebutuhan dan tidak ketinggalan zaman.
Sedangkan belajar mandiri (kemandirian)
Penyesuaian
langsung
bukan berarti belajar sendiri, melainkan suatu
mengubah tatanan dalam sistem makro,
prinsip belajar yang bertumpu pada kegiatan
meso, maupun mikro, demikian halnya dalam
dan tanggung jawab siswa itu sendiri ntuk
sistem
pendidikan
keberhasilan belajarnya. Melainkan suatu
Nasional senantiasa harus dikembangkan
kegiatan belajar aktif yang didorong oleh
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
motif untuk menguasai sesuatu kompetensi,
yang terjadi baik di tingkat lokal, Nasional
dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau
maupun global (Mulyasa, 2006).
kompetensi
yang
telah
dilakukan
oleh
pembelajar
tersebut
pendidikan.
secara
Sistem
Prestasi belajar adalah gambaran
siswa
dalam
mencari
dimiliki
dan
yang
sendiri.
tingkat pengetahuan atau kemampuan siswa
Pendidikan sains (IPA) berperan penting
terhadap suatu materi pembelajaran yang
dalam
sudah dipelajari dan dapat digunakan sebagai
perkembangan intelektual siswa/anak didik.
bekal
Melalui berbagai upaya yang dilakukan,
atau
modal
untuk
memperoleh
pembentukan
kepribadian
dan
pengetahuan yang lebih luas dan kompleks
pendidikan
lagi, maka dapat disebut sebagai kemampuan
pengkajian ulang dan pembaharuan untuk
akademik. Musrofi (2010) mengemukakan
mencari bentuknya yang lebih sesuai.
sains
senantiasa
mengalami
bahwa secara alami dalam satu kelas Prestasi
Pelaksanaan proses belajar mengajar
belajar siswa bervariasi, jika dikelompokkan
harus diperhatikan kondisi dan keadaan siswa
menjadi 3 kelompok, maka ada kelompok
dalam menerima materi baik itu Instruction
siswa berkemampuan tinggi, menengah, dan
systems
(sistem
rendah. Apabila siswa memiliki tingkat
systems
design
kemampuan
berbeda
kemudian
pengajaran), Instruction
(perancangan
sistem
diberi
|2
Article science of education 2010
pengajaran), Instruction systems development
(pengembangan
sistem
Untuk mengatasi kondisi di atas maka
pengajaran),
diperlukan suatu pendekatan, pembelajaran
Learning systems design (perancangan sistem
yang sesuai untuk mengembangkan karakter,
belajar),
meningkatkan
Competency-based
(pengajaran
instruction
berdasarkan
prestasi
belajar
dan
kemampuan),
keterampilan proses sains siswa. Salah satu
Criterion-referenced instruction (pengajaran
pendekatan yang dapat digunakan adalah
beracuan-patokan)
pendekatan
dan
Performance
technology (teknologi kerja). (Kemp, 1994)
Keterampilan
Proses
Sains.
Padilla, okey dan Garrard (1984) menyatakan
berperan
bahwa: “ The integrated science process skill
penting dalam pembentukan kepribadian dan
can help students become inquirers and
perkembangan intelektual siswa/anak didik.
problem
Melalui berbagai upaya yang dilakukan,
students with the conceptual tool to engage
pendidikan
mengalami
in investigations and to identify a problem,
pengkajian ulang dan pembaharuan untuk
design a procedure, and find a solutions”.
mencari
Keterampilan
Pendidikan
sains
sains
(IPA)
senantiasa
bentuknya
yang
lebih
sesuai.
solvers
because
proses
they
sains
provide
merupakan
Pembaharuan dan pengembangan pendidikan
pendekatan pembelajaran berbasis inkuiri
IPA diupayakan dengan melihat kesesuaian
yang mana siswa diberikan suatu masalah
dengan
untuk
hakikat
IPA
itu
sendiri
serta
dipecahkan,
atau
seperangkat
perkembangan anak (siswa). Penyesuaian ini
pengamatan untuk menjelaskan, kemudian
tentu saja akan membawa warna dalam
siswa bekerja sebagian besar dalam suatu
praktik pendidikan IPA (Pembelajaran IPA)
pola atau cara yang diatur oleh siswa itu
di lingkungan pendidikan formal (sekolah),
sendiri di dalam proses menyelesaikan tugas-
disamping itu Keterampilan Proses Sains
tugas yang diberikan dan menggambarkan
dinilai kurang berkembang karena dalam
inferensi
pembelajaran siswa cendarung tidak terlibat
faktual dan konseptual (Haryono, 2006).
dengan
obyek
yang
kongkret,
bekerja ilmiah karena mendasari langkah
pada
akhirnya
pemecahan
akan
membawa
masalah
yang
siswa
pada
kemampuan yang diharapkan. (Widayanto,
2009).
penemuan
pengetahuan
padahal
keterampilan proses sangat dibutuhkan dalam
siswa
hasil
II. METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
diawali
dengan
pengembangan perangkat dengan menggunakan
pengembangan
model
Kemp.
Kemudian
perangkat yang telah di kembangkan diterapkan
pada satu kelas saja, yaitu kelas VIIIF SMPN 1
Blega Bangkalan Madura. Subyek penelitian
Pada tahap pengembangan adalah perangkat
|3
Article science of education 2010
pembelajaran biologi SMP untuk meningkatkan
1. Lembar Validasi Perangkat
prestasi belajar dan melatih kemandirian siswa
Validasi
melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains
kebermaknaan,
pada pokok bahasan gerak pada tumbuhan.
inferensi yang didasarkan pada proses
Sedangkan
pengumpulan
subjek
penelitian
pada
tahap
adalah
kesesuaian,
dan
kebermanfaatan
bukti
(evidence)
untuk
implementasi adalah siswa kelas VIII SMPN 1
menunjang
Blega Bangkalan Madura, semester II tahun
Instrumen ini digunakan untuk menilai
ajaran 2011/2012.
kelayakan
Dalam
kegiatan
implementasi di kelas
penelitian
ini,
menggunakan One
inferensi
komponen
(Ibrahim,2005).
perangkat
yang
dikembangkan.
2. Lembar
Pengamatan
Keterlaksanaan
Group Pretest-Postest Design (Tuckman, 1978)
Pembelajaran
polanya adalah:
Instrumen ini digunakan untuk menilai
keterlaksanaan
pembelajaran
langkah-langkah
biologi
SMP
dengan
menggunakan Pendekatan Keterampilan
Keterangan:
O1 =
X=
Memberikan uji awal, untuk merekam
3. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
penguasaan siswa terhadap topik
Lembar pengamatan aktivitas siswa ini,
gerak pada tumbuhan
digunakan untuk mengamati aktivitas
sebelum
diberikan perlakuan.
siswa
Memberikan perlakuan pada siswa,
mengajar.
yaitu
O2 =
Proses Sains.
dengan
menggunakan
selama proses kegiatan belajar
4. Lembar pengamatan Respon siswa
perangkat pembelajaran materi gerak
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui
pada tumbuhan dengan Pendekatan
pendapat
Keterampilan Proses Sains yang telah
dengan Pendekatan Keterampilan Proses
dikembangkan.
Sains.
Memberikan uji akhir O2, untuk
siswa
tentang
pembelajaran
5. Lembar Penilaian Prestasi belajar
merekam penguasaan siswa terhadap
Merupakan instrumen untuk mengukur
topik gerak pada tumbuhan setelah
kemampuan
diberikan perlakuan.
Meliputi kisi-kisi tes tertulis (dalam tabel
prestasi
belajar
siswa.
spesifikasi), lembar tes tertulis berisi butirInstrumen yang dikembangkan dan
digunakan
dalam
sebagai berikut:
penelitian
ini
adalah
butir soal untuk mengevaluasi sekaligus
mengukur hasil belajar siswa secara
tertulis.
Bentuk dari tes ini adalah tes
|4
Article science of education 2010
pilihan ganda dan tes uraian. Analisis
Untuk
instrumen tes pada penelitian ini meliputi
instrumen tes uraian, digunakan rumus
analisi
Alpha.
reliabilitas
tes,
dan
analisis
mencari
koefisien
reliabilitas
∑
sensivitas butir soal.
Reliabilitas Tes
(Ratumanan & Lauren, 2006)
Terkait dengan bentuk soal yang
berbeda
maka
reliabilitas
tes
untuk
analisis
prestasi
belajar
menggunakan dua metode pengujian
yaitu metode pengujian reliabilitas
Keterangan:
N
= Banyaknya butir soal
= Jumlah varians skor setiap item
= Varians skor total
menggunakan teknik non belah dua
formula
KR-20,
dan
mengunakan
formula
Alpha.
Formula
KR-20
Kriteria yang digunakan untuk menetapkan
digunakan untuk menganailis bentuk
tingkat reliabilitas butir soal didasarkan pada
butir soal pilihan ganda sedangkan
indeks
formula
berikut;
Alpha
digunakan
untuk
Reliabilitas instrumen tes pilihan ganda
Pengujian reliabilitas soal pilihan ganda
dianalisis menggunakan teknik non-belah
dua
dikembangkan
oleh
Kuder
reliabilitas
Kooefisien Reliabilitas
0,80 ≤ r
menganalisis soal bentuk uraian.
1)
kriketria
0,40 ≤ r < 0,80
r < 0,40
instrumen
Penafsiran
Derajat reliabilitas
tinggi
Derajat reliabilitas
sedang
Derajat reliabilitas
rendah
(Ratumanan & Lauren, 2006)
dan
Richardson dengan mengunakan rumus
KR-20
b) Sensitivitas butir soal
Guna memperoleh ukuran keefektifan
(
∑
)
item berdasarkan hasil pembelajaran,
guru harus memberikan tes yang sama
(Ratumanan & Lauren, 2006)
Keterangan:
sebelum dan sesudah pembelajaran.
n = banyaknya butir soal
item-item yang efektif akan dijawab
pi =
proporsi
banyak
subjek
yang
sesudah
menjawab benar butir soal ke-1
qi =
proporsi
banyak
subjek
menjawab salah butir soal ke- 1
benar oleh sejumlah lebih besar siswa
yang
dari
pada
sebelum pembelajaran.
Ukuran sensitivitas suatu butir soal
pada
2) Reliabilitas instrumen tes uraian
pembelajaran
dasarnya
merupakan
ukuran
berapa baik butir soal itu dapat
|5
Article science of education 2010
membedakan antara siswa yang telah
mampu mengambil keputusan, mampu
menerima pembelajaran dan yang
mengendalikan
belum. Untuk menghitung sensitivitas
tanggung jawab
butir soal digunakan rumus sebagai
mengamati dan mencatat setiap keriteria
berikut :
yang muncul menggunakan istrumen.
diri
dan
memiliki
yang tinggi dengan
7. Lembar Pengamatan Hambatan-hambatan
Pembelajaran
(Gronlund, 1985)
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui
Keterangan:
hambatan-hambatan
Ra = Banyak Siswa yang menjawab
ditemukan
selama proses pembelajaran berlangsung
benar pada tes akhir
serta
Bb = Banyak siswa yang menjawab
solusi
yang
digunakan
untuk
mengatasi berbagai hambatan tersebut.
benar pada tes awal
T
yang
= Banyak siswa yang megikuti tes
III. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Indeks sensitivitas butir soal berada di
antara 0,00 dan 1. Indeks yang lebih
A.
Hasil Penelitian
besar menunjukkan tingkat sensitivitas
tinggi,
sedang
nilai
yang
kecil
menunjukkan nilai sensitivitas rendah.
Menurut Arikunto (2009) butir soal
dikatakan peka atau sensitif terhadap
pembelajaran
adalah
mempunyai
indeks sensivitas ≥ 0,30.
lembar instrument yang dikembangkan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pembelajaran
selama
dengan
mengikuti
menggunakan
pendekatan keterampilan proses sains.
Kemandirian siswa dinilai berdasarkan
kriteria-kriteria yang diungkapkan Monks
dalam
Muna
memperlihatkan
(1999),
sikap
dengan saran validator. Pelaksanaan penelitian
terbagi
kedalam
dua
tahap,
yaitu
tahap
pengembangan perangkat pembelajaran dan
tahap implementasi. Implementasi perangkat
Bangkalan. Dalam hal ini peneliti bertindak
Lembar penilaian kemandirian adalah
siswa
yang dikembangkan dan telah direvisi sesuai
pembelajaran dilakukan di SMP Negeri 1 Blega
6. Lembar Penilaian Kemandirian
kemandirian
Penelitian ini menggunakan perangkat
percaya
yakni
sebagai
guru selama empat kali pertemuan,
pertemuan pertama dilakukan pretest untuk
mengetahui kemampuan awal siswa, pertemuan
kedua
dan
ketiga
dilakukan
proses
pembelajaran, dan pertemuan keempat diadakan
posttest yang bertujuan untuk mengetahui hasil
belajar
siswa
setelah
mengikuti
kegiatan
pembelajaran. Deskripsi hasil pengembangan
perangkat
pembelajaran
dan
implementasi
diri,
|6
Article science of education 2010
perangkat pembelajaran dijabarkan pada sub-
Penerapan Perangkat Pembelajaran
sub bab berikut ini.
Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran
Pengembangan Perangkat
dengan menggunakan pendekatan Keterampilan
Proses Sains ditunjukkan pada Tabel 2.
Hasil Validasi pengembangan Perangkat
secara singkat disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pengembangan Perangkat
No
1
Perangkat
Rencana
Kategori
Baik
Pelaksanaan
Pembelajaran
2
Lembar Kegiatan
Baik
Siswa
3
Buku ajar
Baik
4
Tes Hasil Belajar
Baik
Dari data diatas disimpulkan
bahwa
hasil Pengembangan Perangkat yang telah
dikembangkan peneliti dapat digunakan sebagai
perangkat pembelajaran dengan sedikit revisi.
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
bahwa kemampuan guru mengelola KBM
dengan pendekatan Keterampilan Proses Sains
memiliki kriteria baik, karena memiliki nilai ≥
3,5.
|7
Article science of education 2010
dengan pendekatan keterampilan proses sains
Hasil Pengamatan Kemandirian Siswa
dengan kategori rata-rata sudah baik, pada aspek
kegiatan pendahuluan yang terbagi menjadi
Tabel 3. Hasil Analisis Kemandirian Siswa
inisiasi dengan nilai rata-rata 3,5 kategori baik,
Hasil Persentase Kemandirian Siswa
memberikan orientasi masalah nilai rata-rata
dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains
mencapai 4,0 dengan kategori baik, dan guru
ditunjukkan pada Tabel 3.
menyampaikan tujuan pembelajaran mencapai
Tabel 3. Hasil Pengamatan Kemandirian
rata-rata 4,0 dengan kategori baik.
Aspek yang kedua adalah kegiatan inti
Siswa
yang terbagi menjadi beberapa tahap yakni
pembentukan
dan
pengembangan
konsep
dengan cara diskusi kelas rata-rata nilai 3,0 hal
ini berarti pada tahap pembentukan dan
pengembangan konsep ini dapat diktegorikan
baik,
mengorganisasikan
siswa
kedalam
kelompok belajar rata-rata nilai mencapai 4,0
dengan
kategori
baik,
pada
kegiatan
Berdasarkan tabel 3 dapat dikatakan
mengorganisasikan siswa hanya dilakukan pada
bahwa rata-rata persentasi kemandirian siswa
pertemuan pertama sedangkan untuk pertemuan
dari pertemuan 1 dan 2 bervariasi mulai dari
selanjutnya atau kedua masih menggunakan
55.56 hingga 83.32 dengan kategori cukup
kelompok yang pertama. Membimbing siswa
hingga
hasil
melakukan kegiatan percobaan mencapai nilai
pengamatan ini, maka pembelajaran dengan
rata-rata 4,0 dengan kategori baik, membimbing
menggunakan keterampilan proses sains dapat
siswa menganalisis dan membuat kesimpulan
mengetahui atau melatih sejauh mana tingkat
pada masing-masing kelompok rata-rata nilai
kemandirian siswa.
mencapai
baik
sekali.
Berdasarkan
4,0
dengan
kategori
baik,
membimbing siswa menyelesaikan LKS nilai
B.
PEMBAHASAN
Penerapan Perangkat Pembelajaran
rata-rata 4,0 dengan kategori baik, membimbing
dan mengarahkan siswa berdiskusi nilai ratarata 4,0 dengan kategori baik, dan membimbing
Berdasarkan hasil analisis data yang
terlihat pada Tabel 2 di atas menunjukkan
bahwa rata-rata sekor penilaian kedua pengamat
terhadap keterlaksanaan rencana pembelajaran
siswa mereview hasil pembelajaran nilai ratarata mencapai 3,5 dengan kategori baik.
Aspek ketiga adalah aspek penutup
dengan kegiatan mengevalusi dengan nilai rata-
|8
Article science of education 2010
rata mencapai 4,0 dengan kategori baik, proses
siswa mencapai 4,5 dengan kategori sangat
evalusi
baik.
ini
seberapa
dilakukan
besar
untuk
kemampuan
mengetahui
siswa
dalam
menangkap materi ajar yang telah disampaikan
Hasil Pengamatan Kemandirian Siswa
oleh guru. Bagian aspek yang dua adalah proses
mengingatkan siswa untuk mempelajari materi
Berdasarkan data pada tabel 3 diperoleh
selanjutnya dengan nilai rata-rata mencapai 3,5
informasi
bahwa
dengan kategori baik. proses mengingatkan
kemandirian
siswa untuk mempelajari materi selanjutnya
pembelajaran antara 58.33 % hingga 83.32 %
hanya dilakukan pada pertemuan pertama
dengan kategori cukup baik hingga baik sekali
sedangkan pada pertemuan kedua siswa hanya
pada aspek penilaian mulai dari sikap percaya
disarankan untuk belajar sebagai persiapan
diri, mampu mengambil keputusan, mampu
proses uji akhir postest.
mengendalikan diri, gigih, dan melakukan yang
siswa
yang terbagi
terbaik.
menjadi beberapa kegiatan pengamatan antara
karakter
lain
dikembangkan
Aspek suasana belajar
kesesuaian
KBM
dengan
tujuan
pembelajaran atau indikator pembelajaran dari
persentase
Hasil
ini
rata-rata
selama
mengikuti
menggambarkan
kemandirian
siswa
melalui
bahwa
dapat
pendekatan
Keterampilan Proses Sains.
kedua pengamat mendapatkan nilai 4,0 dengan
Hasil temuan ini sejalan dengan apa yang
nilai rata-rata 4,0 berkategori baik. Pengamatan
disampaikan Asmani (2011), bahwa karakter
yang kedua adalah penguasaan konsep oleh
dapat dikembangkan melalui tiga tahapan yaitu
guru pada saat proses pembelajaran berlangsung
: Pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting),
mencapai
nilai rata-rata 3,5 dengan kategori
dan kebiasaan (habit). Hal ini diperlukan agar
baik, pengamatan yang ketiga adalah tentang
peserta didik dan warga sekolah yang terlibat
antusias
dalam
guru
pada
proses
pembelajaran
system
pendidikan
merasakan,
karakter
menghayati
dapat
berlangsung dari kedua pengamat memberikan
memahami,
nilai yang berbeda yakni pengamat pertama
mengamalkan
memberikan nilai 4,0 dan pengamat kedua 4,0
kebaikan.
dan nilai rata-rata mencapai 4,0 dengan kategori
peserta didik sepenuhnya pada suatu aktifitas
sangat baik. pengamatan ke empat mengenai
belajar, peserta didik didorong untuk melakukan
antusias dari siswa nilai rata-rata mencapai 4,0
rekleksi diri, bereaksi, menentukan akibat
dengan kategori sangat baik, ke lima adalah
tindakan dan membuat keputusan yang relevan
KBM berpusat pada guru mencapai nilai 3,0
dengan situasi belajar.
(mengerjakan)
Pembelajaran
yang
dan
nilai-nilai
melibatkan
dengan kategori baik, dan KBM berpusat pada
|9
Article science of education 2010
Carin (1993) menyatakan bahwa didalam
harus
dilakukan
guru.
Dengan
demikian,
pembelajaran keterampilan proses siswa dididik
pembimbingan yang intensif oleh guru dapat
untuk lebih mandiri, mengarahkan diri mereka
mengarahkan siswa menjadi lebih mandiri yang
sendiri dan bertanggung jawab terhadap belajar
terarah.
mereka sendiri. Jika pembelajaran berbasis
karakter
ini
terus
pembelajaran
dikembangkan
khususnya
biologi,
Upaya
meningkatkan
kemandirian
dalam
belajar merupakan jawaban dalam menghadapi
maka
tantangan
maupun
hambatan
belajar
bagi
diharapkan terjadi proses internalisasi nilai-nilai
perkembangan
kemandirian berlangsung dengan baik pada diri
meliputi tantangan akibat perubahan-perubahan
siswa, sehingga karakater kemandirian dapat
dan perkembangan segala aspek kehidupan.
terus dikembangkan.
Orang Yunani berseru: “Kenalilah diri sendiri”
siswa.
Tantangan
tersebut
Semakin besar tingkat kemandirian anak
artinya pribadi mandiri adalah dia yang tahu
yang diberikan dalam pembelajaran, maka
siapa dia dan apa yang harus dilakukan.
semakin
untuk
Peningkatan kemandirian belajar siswa harus
nilai-nilai
selalu diusahakan secara bersama baik oleh guru
besar
melakukan
mandiri
kesempatan
proses
kedalam
anak
internalisasi
dirinya
sehingga
akan
mata
pelajaran
maupun
guru
bimbingan
berpengaruh pada kemandirian yang akan
konseling. Menurut Ryan
dan
Grolnick
dimiliki oleh anak. Siswa cendrung mampuh
(dikutip Wong dan Dudley 2002), kemandirian
memposisikan diri dalam situasi yang benar dan
yang diberikan oleh guru di dalam kelas dapat
tepat. Siswa menjadi tahu apa yang harus
membuat siswa merasa bahwa dirinya memiliki
dilakukan dengan cara yang benar karena
kemampuan untuk mengerjakan tugas
pembimbing memberikan informasi yang jelas
akademis dan memiliki motivasi yang berasal
kepada siswa.
dari dirinya sendiri.
tugas
Asmani (2011) menyatakan yang harus
Monks (1999) mengatakan bahwa orang
ditekankan kepada para siswa adalah bahwa
yang mandiri akan memperlihatkan perilaku
belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri.
yang
Sering kali orang menyalahartikan belajar
keputusan, percaya diri dan kreatif. Selain itu
mandiri sebagai belajar sendiri. Kesalahan
juga
pengertian
berbuat sesuatu, mempunyai kepuasan dalam
tersebut
terjadi
karena
pada
eksploratif,
mampu
mampu
bertindak
mengambil
kritis, tidak takut
umumnya mereka memandang belajar mandiri
melakukan aktifitas, percaya diri,
lebih pada pengertian belajar sendiri tanpa
menerima realitas serta dapat memanipulasi
teman
upaya
lingkungan, mampu berinteraksi dengan teman
menanamkan inisiatif dan kreatifitas siswa
sebaya, percaya diri, terarah pada tujuan, dan
dalam belajar merupakan faktor penting yang
mampu mengendalikan diri. Kemandirian yang
belajar.
Oleh
karena
itu,
mampu
| 10
Article science of education 2010
dimiliki
oleh siswa
melalui
hasil validitas berkatagori baik namun dalam
kemampuannya dalam mengambil keputusan
tahap penyusunannya mengalami berbagai
sendiri tanpa pengaruh dari orang lain.
revisi berdasarkan hasil telaah.
Kemandirian
diwujudkan
juga
terlihat
dari
berkurangnya ketergantungan siswa terhadap
2. Keterlaksanaan pembelajaran menunjukkan
kategori baik.
guru di sekolah seperti, pada jam pelajaran
3. Kemandirian siswa dapat dilatih melalui
kosong karena ketidakhadiran guru di kelas,
pendekatan keterampilan proses sains, dan
siswa dapat belajar
rata-rata
secara
mandiri dengan
persentase
kemandirian
siswa
membaca buku atau mengerjakan latihan soal
berpariasi mulai dari kategori cukup hingga
yang dimiliki. Siswa yang mandiri, tidak lagi
baik sekali.
membutuhkan perintah dari guru atau orang tua
4. Aktivitas guru dalam kegiatan belajar
untuk belajar ketika berada di sekolah maupun
mengajar berdasarkan analisis data nampak
di
bahwa sebagian besar waktu dalam KBM
rumah.
Kebutuhan
untuk
memiliki
kemandirian dipercaya sebagai hal
penting
digunakan
guru
untuk
memotivasi,
dalam memperkuat motivasi individu dan dapat
membimbing
percobaan,
mengecek
diketahui bahwa siswa yang mandiri mampu
pemahaman dan memberikan umpan balik.
dengan
5. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar
kesulitan yang dihadapi dan dapat menerima
mengajar berdasarkan analisis data nampak
kegagalan dengan pikiran yang rasional.
bahwa
memotivasi
diri
untuk
bertahan
sebagian
digunakan
siswa
waktu
untuk
KBM
melakukan
pengamatan/penyelidikan
IV. TEMUAN & SIMPULAN
sehingga
pembelajaran cendrung berpusat pada siswa.
TEMUAN
6. Kemampuan
Berdasarkan
penelitian
besar
hasil
pengembangan
analisis
data
perangkat
kognitif
siswa
melakukan
pembelajaran
menggunakan
pendekatan
setelah
dengan
keterampilan
pembelajaran biologi SMP pokok bahasan gerak
proses sains terjadi peningkatan yang dilihat
pada
dari
tumbuhan
dengan
menggunakan
pendekatan keterampilan proses sains di SMP
Negeri 1 Blega bangkalan, ditemukan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Perangkat pembelajaran
ketuntasan
secara
individual
dan
klasikal.
7. Respon siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran dapat dikategorikan baik,
yang diperoleh
meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), Buku Siswa, Lembar Kegiatan Siswa
(LKS), lembar pengamatan kemandirian
mayoritas siswa menyatakan senang dengan
kegiatan pembelajaran
8. Kendala-kendala yang diamati dalam proses
implementasi
pendekatan
keterampilan
siswa dan Tes Hasil Belajar (THB) dengan
| 11
Article science of education 2010
School Teacher . New york, USA :
Allyn & Bacon
proses sain adalah kurangnya pasilitas
seperti laboratorium dan alat-alat penunjang
lainnya.
Borich, G.D. 1994. Observation Skills for
Effective
Teaching:
Second
Edition. New York: Macmillan
Company, Inc.
SIMPULAN
Berdasarkan temuan hasil penelitian,
dapat
disimpulkan
bahwa
perangkat
Cain,
E.S., and Evans, M.J. 1990.
SCIENCING: An Involvement
Approach to Elementary Science
Methods. 3rd Editin. Colombus
Toronto
London
Melbourne:
Merrill Publishing Company.
Carin,
A.A. 1993. Teaching Science
Through Disccovery. New York:
Macmillan Publishing Company.
pembelajaran biologi yang berorientasi pada
pendekatan Keterampilan Proses Sains efektif
untuk meningkatkan prestasi belajar dan melatih
Kemandirian siswa.
V. DAFTAR PUSTAKA
Arends, R.I. 2008. Learning to Teach.
Belajar untuk Mengajar. Edisi
ketujuh. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Arikunto, S. 2009. Manajemen Penelitian.
Jakarta: Bumi Aksara.
Asmani,
J.M. 2011. Buku panduan
internalisai pendidikan karakter
disekolah. Jogjakarta : DIVA Press
Aunurrahman.
2009.
Pembelajaran.
Alphabeta.
Belajar
dan
Bandung:
Bayer, Barry K. 1991. Teaching Thinking
Skill : A Handbook for Elementary
Collete, T.A., and Chiappetta, L.A., 1994.
Science Instruction in the Middle
and Secondary Schools. New
York:
Macmillan
Publishing
Company.
Mulyasa, 2009. Implementasi Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan:
Kemandirian Guru dan Kepala
Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
Bandung: Rosda
Karya.
Musrofi, M. 2010. Melesatkan prestasi
Akademik Siswa . Yogyakarta :
PT.Pustaka insan madani.
| 12
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi SMP Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Melatih Kemandirian Siswa
Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Armansyah Putra
e-mail : arman091088@gmail.com
Abstrak : Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran
biologi SMP untuk meningkatkan prestasi belajar dan tingkat kemandirian siswa melalui
Pendekatan Keterampilan Proses Sains materi pokok gerak tumbuhan. Jenis penelitian ini adalah
penelitian pengembangan mengacu pada model pengembangan Kemp. Penelitian ini diawali dengan
mengembangkan perangkat pembelajaran biologi untuk SMP. Penerapan perangkat pembelajaran
biologi bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan perangkat, aktivitas siswa, respon siswa,
hasil belajar, kemandirian dan hambatan-hambatan selama proses pembelajaran. Perangkat
pembelajaran tersebut diimplementasikan pada siswa kelas VIII SMPN 1 Blega Bangkalan Madura
dengan menggunakan pendekatan Keterampilan Proses Sains sebanyak 28 siswa. Implementasi
perangkat menggunakan One Group Pretest-Postest Design dan data dianalisis secara deskriptif
kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keterlaksanaan perangkat pembelajaran sebesar 83%,
aktivitas belajar siswa yang dominan pada pertemuan pertama dan kedua adalah melakukan
pengamatan sebesar 22% hingga 24%, respon siswa sebesar 99% menyatakan senang artinya
sebagian besar siswa memberikan respon yang positif, ketuntasan hasil belajar siswa secara
kelasikal sebesar 86%, dengan tingkat kemandirian siswa bervariasi mulai dari 55,56% hingga
83,32 %, dan hambatan-hambatan yang ditemui selama proses pembelajaran adalah banyak siswa
yang belum mengenal penggunaan alat, minimnya alat dan bahan yang tersedia, presentasi siswa
kurang siap dan kurangnya pemahaman siswa tentang konsep presentasi.
Berdasarkan hasil analisis data menyatakan bahwa Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Biologi SMP Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Melatih Kemandirian Siswa Melalui
Pendekatan Keterampilan Proses Sains layak untuk digunakan
Kata-kata Kunci: Prestasi belajar, Kemandirian, Pendekatan Keterampilan Proses sains.
Abstract : This research is aimed to develop biology learning materials in Junior High School for
plants movement topic to increase students’ achievement and self-help through Science Process
Skill approach. This is development research refers to Kemp’s development model. This research
begins with developing biology learning kit for Junior High School. The applied of biology learning
kit aims to describe the implementation of learning kit, students’ activity, students’ response, result
of learning (achievement), self-help, and obstacles during learning process. The learning kit is
taught in SMPN 1 Blega Bangkalan Madura for 28 students grade VIII employing science process
skill approach. The research design uses One Group Pretest-Posttest and data is analysed with
qualitative descriptive method.
This research reveals that the implementation of learning kit is 83%, dominant students activities in
1st and 2nd learning process are observing (22% - 24%), most of the students have positive responses
which is indicated by 99% of students expressing their like, the result of students’ learning mastery
satisfies the classical criteria for 86%, the rate of students self-help varies from 55,56% to 83,32%,
|1
Article science of education 2010
and the obstacles faced in learning are: many students are unfamiliar with the usage of equipment,
the lack of equipment and substances, the students are not ready for presentation and the students
have minor understanding about the concept of presentation.
Based on the data analysis, it can be concluded that the Development of Biology Learning Kit for
Junior High School to Increase Students’ Achievement and Self-help through Science Process Skill
Approach is feasible.
Key words: Achievement, Self-help, Science Process skill, approach
pengajaran yang sama, maka hasil belajar
I. PENDAHULUAN
(pemahaman konsep) akan berbeda-beda
Percepatan arus informasi dalam era
sesuai
dengan
tingkat
kemampuannya,
globalisasi dewasa ini menuntut semua
karena hasil belajar berhubungan dengan
bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi,
kemampuan
misi, tujuan dan strategi agar sesuai dengan
memahami materi yang dipelajari.
kebutuhan dan tidak ketinggalan zaman.
Sedangkan belajar mandiri (kemandirian)
Penyesuaian
langsung
bukan berarti belajar sendiri, melainkan suatu
mengubah tatanan dalam sistem makro,
prinsip belajar yang bertumpu pada kegiatan
meso, maupun mikro, demikian halnya dalam
dan tanggung jawab siswa itu sendiri ntuk
sistem
pendidikan
keberhasilan belajarnya. Melainkan suatu
Nasional senantiasa harus dikembangkan
kegiatan belajar aktif yang didorong oleh
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
motif untuk menguasai sesuatu kompetensi,
yang terjadi baik di tingkat lokal, Nasional
dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau
maupun global (Mulyasa, 2006).
kompetensi
yang
telah
dilakukan
oleh
pembelajar
tersebut
pendidikan.
secara
Sistem
Prestasi belajar adalah gambaran
siswa
dalam
mencari
dimiliki
dan
yang
sendiri.
tingkat pengetahuan atau kemampuan siswa
Pendidikan sains (IPA) berperan penting
terhadap suatu materi pembelajaran yang
dalam
sudah dipelajari dan dapat digunakan sebagai
perkembangan intelektual siswa/anak didik.
bekal
Melalui berbagai upaya yang dilakukan,
atau
modal
untuk
memperoleh
pembentukan
kepribadian
dan
pengetahuan yang lebih luas dan kompleks
pendidikan
lagi, maka dapat disebut sebagai kemampuan
pengkajian ulang dan pembaharuan untuk
akademik. Musrofi (2010) mengemukakan
mencari bentuknya yang lebih sesuai.
sains
senantiasa
mengalami
bahwa secara alami dalam satu kelas Prestasi
Pelaksanaan proses belajar mengajar
belajar siswa bervariasi, jika dikelompokkan
harus diperhatikan kondisi dan keadaan siswa
menjadi 3 kelompok, maka ada kelompok
dalam menerima materi baik itu Instruction
siswa berkemampuan tinggi, menengah, dan
systems
(sistem
rendah. Apabila siswa memiliki tingkat
systems
design
kemampuan
berbeda
kemudian
pengajaran), Instruction
(perancangan
sistem
diberi
|2
Article science of education 2010
pengajaran), Instruction systems development
(pengembangan
sistem
Untuk mengatasi kondisi di atas maka
pengajaran),
diperlukan suatu pendekatan, pembelajaran
Learning systems design (perancangan sistem
yang sesuai untuk mengembangkan karakter,
belajar),
meningkatkan
Competency-based
(pengajaran
instruction
berdasarkan
prestasi
belajar
dan
kemampuan),
keterampilan proses sains siswa. Salah satu
Criterion-referenced instruction (pengajaran
pendekatan yang dapat digunakan adalah
beracuan-patokan)
pendekatan
dan
Performance
technology (teknologi kerja). (Kemp, 1994)
Keterampilan
Proses
Sains.
Padilla, okey dan Garrard (1984) menyatakan
berperan
bahwa: “ The integrated science process skill
penting dalam pembentukan kepribadian dan
can help students become inquirers and
perkembangan intelektual siswa/anak didik.
problem
Melalui berbagai upaya yang dilakukan,
students with the conceptual tool to engage
pendidikan
mengalami
in investigations and to identify a problem,
pengkajian ulang dan pembaharuan untuk
design a procedure, and find a solutions”.
mencari
Keterampilan
Pendidikan
sains
sains
(IPA)
senantiasa
bentuknya
yang
lebih
sesuai.
solvers
because
proses
they
sains
provide
merupakan
Pembaharuan dan pengembangan pendidikan
pendekatan pembelajaran berbasis inkuiri
IPA diupayakan dengan melihat kesesuaian
yang mana siswa diberikan suatu masalah
dengan
untuk
hakikat
IPA
itu
sendiri
serta
dipecahkan,
atau
seperangkat
perkembangan anak (siswa). Penyesuaian ini
pengamatan untuk menjelaskan, kemudian
tentu saja akan membawa warna dalam
siswa bekerja sebagian besar dalam suatu
praktik pendidikan IPA (Pembelajaran IPA)
pola atau cara yang diatur oleh siswa itu
di lingkungan pendidikan formal (sekolah),
sendiri di dalam proses menyelesaikan tugas-
disamping itu Keterampilan Proses Sains
tugas yang diberikan dan menggambarkan
dinilai kurang berkembang karena dalam
inferensi
pembelajaran siswa cendarung tidak terlibat
faktual dan konseptual (Haryono, 2006).
dengan
obyek
yang
kongkret,
bekerja ilmiah karena mendasari langkah
pada
akhirnya
pemecahan
akan
membawa
masalah
yang
siswa
pada
kemampuan yang diharapkan. (Widayanto,
2009).
penemuan
pengetahuan
padahal
keterampilan proses sangat dibutuhkan dalam
siswa
hasil
II. METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
diawali
dengan
pengembangan perangkat dengan menggunakan
pengembangan
model
Kemp.
Kemudian
perangkat yang telah di kembangkan diterapkan
pada satu kelas saja, yaitu kelas VIIIF SMPN 1
Blega Bangkalan Madura. Subyek penelitian
Pada tahap pengembangan adalah perangkat
|3
Article science of education 2010
pembelajaran biologi SMP untuk meningkatkan
1. Lembar Validasi Perangkat
prestasi belajar dan melatih kemandirian siswa
Validasi
melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains
kebermaknaan,
pada pokok bahasan gerak pada tumbuhan.
inferensi yang didasarkan pada proses
Sedangkan
pengumpulan
subjek
penelitian
pada
tahap
adalah
kesesuaian,
dan
kebermanfaatan
bukti
(evidence)
untuk
implementasi adalah siswa kelas VIII SMPN 1
menunjang
Blega Bangkalan Madura, semester II tahun
Instrumen ini digunakan untuk menilai
ajaran 2011/2012.
kelayakan
Dalam
kegiatan
implementasi di kelas
penelitian
ini,
menggunakan One
inferensi
komponen
(Ibrahim,2005).
perangkat
yang
dikembangkan.
2. Lembar
Pengamatan
Keterlaksanaan
Group Pretest-Postest Design (Tuckman, 1978)
Pembelajaran
polanya adalah:
Instrumen ini digunakan untuk menilai
keterlaksanaan
pembelajaran
langkah-langkah
biologi
SMP
dengan
menggunakan Pendekatan Keterampilan
Keterangan:
O1 =
X=
Memberikan uji awal, untuk merekam
3. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
penguasaan siswa terhadap topik
Lembar pengamatan aktivitas siswa ini,
gerak pada tumbuhan
digunakan untuk mengamati aktivitas
sebelum
diberikan perlakuan.
siswa
Memberikan perlakuan pada siswa,
mengajar.
yaitu
O2 =
Proses Sains.
dengan
menggunakan
selama proses kegiatan belajar
4. Lembar pengamatan Respon siswa
perangkat pembelajaran materi gerak
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui
pada tumbuhan dengan Pendekatan
pendapat
Keterampilan Proses Sains yang telah
dengan Pendekatan Keterampilan Proses
dikembangkan.
Sains.
Memberikan uji akhir O2, untuk
siswa
tentang
pembelajaran
5. Lembar Penilaian Prestasi belajar
merekam penguasaan siswa terhadap
Merupakan instrumen untuk mengukur
topik gerak pada tumbuhan setelah
kemampuan
diberikan perlakuan.
Meliputi kisi-kisi tes tertulis (dalam tabel
prestasi
belajar
siswa.
spesifikasi), lembar tes tertulis berisi butirInstrumen yang dikembangkan dan
digunakan
dalam
sebagai berikut:
penelitian
ini
adalah
butir soal untuk mengevaluasi sekaligus
mengukur hasil belajar siswa secara
tertulis.
Bentuk dari tes ini adalah tes
|4
Article science of education 2010
pilihan ganda dan tes uraian. Analisis
Untuk
instrumen tes pada penelitian ini meliputi
instrumen tes uraian, digunakan rumus
analisi
Alpha.
reliabilitas
tes,
dan
analisis
mencari
koefisien
reliabilitas
∑
sensivitas butir soal.
Reliabilitas Tes
(Ratumanan & Lauren, 2006)
Terkait dengan bentuk soal yang
berbeda
maka
reliabilitas
tes
untuk
analisis
prestasi
belajar
menggunakan dua metode pengujian
yaitu metode pengujian reliabilitas
Keterangan:
N
= Banyaknya butir soal
= Jumlah varians skor setiap item
= Varians skor total
menggunakan teknik non belah dua
formula
KR-20,
dan
mengunakan
formula
Alpha.
Formula
KR-20
Kriteria yang digunakan untuk menetapkan
digunakan untuk menganailis bentuk
tingkat reliabilitas butir soal didasarkan pada
butir soal pilihan ganda sedangkan
indeks
formula
berikut;
Alpha
digunakan
untuk
Reliabilitas instrumen tes pilihan ganda
Pengujian reliabilitas soal pilihan ganda
dianalisis menggunakan teknik non-belah
dua
dikembangkan
oleh
Kuder
reliabilitas
Kooefisien Reliabilitas
0,80 ≤ r
menganalisis soal bentuk uraian.
1)
kriketria
0,40 ≤ r < 0,80
r < 0,40
instrumen
Penafsiran
Derajat reliabilitas
tinggi
Derajat reliabilitas
sedang
Derajat reliabilitas
rendah
(Ratumanan & Lauren, 2006)
dan
Richardson dengan mengunakan rumus
KR-20
b) Sensitivitas butir soal
Guna memperoleh ukuran keefektifan
(
∑
)
item berdasarkan hasil pembelajaran,
guru harus memberikan tes yang sama
(Ratumanan & Lauren, 2006)
Keterangan:
sebelum dan sesudah pembelajaran.
n = banyaknya butir soal
item-item yang efektif akan dijawab
pi =
proporsi
banyak
subjek
yang
sesudah
menjawab benar butir soal ke-1
qi =
proporsi
banyak
subjek
menjawab salah butir soal ke- 1
benar oleh sejumlah lebih besar siswa
yang
dari
pada
sebelum pembelajaran.
Ukuran sensitivitas suatu butir soal
pada
2) Reliabilitas instrumen tes uraian
pembelajaran
dasarnya
merupakan
ukuran
berapa baik butir soal itu dapat
|5
Article science of education 2010
membedakan antara siswa yang telah
mampu mengambil keputusan, mampu
menerima pembelajaran dan yang
mengendalikan
belum. Untuk menghitung sensitivitas
tanggung jawab
butir soal digunakan rumus sebagai
mengamati dan mencatat setiap keriteria
berikut :
yang muncul menggunakan istrumen.
diri
dan
memiliki
yang tinggi dengan
7. Lembar Pengamatan Hambatan-hambatan
Pembelajaran
(Gronlund, 1985)
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui
Keterangan:
hambatan-hambatan
Ra = Banyak Siswa yang menjawab
ditemukan
selama proses pembelajaran berlangsung
benar pada tes akhir
serta
Bb = Banyak siswa yang menjawab
solusi
yang
digunakan
untuk
mengatasi berbagai hambatan tersebut.
benar pada tes awal
T
yang
= Banyak siswa yang megikuti tes
III. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Indeks sensitivitas butir soal berada di
antara 0,00 dan 1. Indeks yang lebih
A.
Hasil Penelitian
besar menunjukkan tingkat sensitivitas
tinggi,
sedang
nilai
yang
kecil
menunjukkan nilai sensitivitas rendah.
Menurut Arikunto (2009) butir soal
dikatakan peka atau sensitif terhadap
pembelajaran
adalah
mempunyai
indeks sensivitas ≥ 0,30.
lembar instrument yang dikembangkan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pembelajaran
selama
dengan
mengikuti
menggunakan
pendekatan keterampilan proses sains.
Kemandirian siswa dinilai berdasarkan
kriteria-kriteria yang diungkapkan Monks
dalam
Muna
memperlihatkan
(1999),
sikap
dengan saran validator. Pelaksanaan penelitian
terbagi
kedalam
dua
tahap,
yaitu
tahap
pengembangan perangkat pembelajaran dan
tahap implementasi. Implementasi perangkat
Bangkalan. Dalam hal ini peneliti bertindak
Lembar penilaian kemandirian adalah
siswa
yang dikembangkan dan telah direvisi sesuai
pembelajaran dilakukan di SMP Negeri 1 Blega
6. Lembar Penilaian Kemandirian
kemandirian
Penelitian ini menggunakan perangkat
percaya
yakni
sebagai
guru selama empat kali pertemuan,
pertemuan pertama dilakukan pretest untuk
mengetahui kemampuan awal siswa, pertemuan
kedua
dan
ketiga
dilakukan
proses
pembelajaran, dan pertemuan keempat diadakan
posttest yang bertujuan untuk mengetahui hasil
belajar
siswa
setelah
mengikuti
kegiatan
pembelajaran. Deskripsi hasil pengembangan
perangkat
pembelajaran
dan
implementasi
diri,
|6
Article science of education 2010
perangkat pembelajaran dijabarkan pada sub-
Penerapan Perangkat Pembelajaran
sub bab berikut ini.
Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran
Pengembangan Perangkat
dengan menggunakan pendekatan Keterampilan
Proses Sains ditunjukkan pada Tabel 2.
Hasil Validasi pengembangan Perangkat
secara singkat disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pengembangan Perangkat
No
1
Perangkat
Rencana
Kategori
Baik
Pelaksanaan
Pembelajaran
2
Lembar Kegiatan
Baik
Siswa
3
Buku ajar
Baik
4
Tes Hasil Belajar
Baik
Dari data diatas disimpulkan
bahwa
hasil Pengembangan Perangkat yang telah
dikembangkan peneliti dapat digunakan sebagai
perangkat pembelajaran dengan sedikit revisi.
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
bahwa kemampuan guru mengelola KBM
dengan pendekatan Keterampilan Proses Sains
memiliki kriteria baik, karena memiliki nilai ≥
3,5.
|7
Article science of education 2010
dengan pendekatan keterampilan proses sains
Hasil Pengamatan Kemandirian Siswa
dengan kategori rata-rata sudah baik, pada aspek
kegiatan pendahuluan yang terbagi menjadi
Tabel 3. Hasil Analisis Kemandirian Siswa
inisiasi dengan nilai rata-rata 3,5 kategori baik,
Hasil Persentase Kemandirian Siswa
memberikan orientasi masalah nilai rata-rata
dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains
mencapai 4,0 dengan kategori baik, dan guru
ditunjukkan pada Tabel 3.
menyampaikan tujuan pembelajaran mencapai
Tabel 3. Hasil Pengamatan Kemandirian
rata-rata 4,0 dengan kategori baik.
Aspek yang kedua adalah kegiatan inti
Siswa
yang terbagi menjadi beberapa tahap yakni
pembentukan
dan
pengembangan
konsep
dengan cara diskusi kelas rata-rata nilai 3,0 hal
ini berarti pada tahap pembentukan dan
pengembangan konsep ini dapat diktegorikan
baik,
mengorganisasikan
siswa
kedalam
kelompok belajar rata-rata nilai mencapai 4,0
dengan
kategori
baik,
pada
kegiatan
Berdasarkan tabel 3 dapat dikatakan
mengorganisasikan siswa hanya dilakukan pada
bahwa rata-rata persentasi kemandirian siswa
pertemuan pertama sedangkan untuk pertemuan
dari pertemuan 1 dan 2 bervariasi mulai dari
selanjutnya atau kedua masih menggunakan
55.56 hingga 83.32 dengan kategori cukup
kelompok yang pertama. Membimbing siswa
hingga
hasil
melakukan kegiatan percobaan mencapai nilai
pengamatan ini, maka pembelajaran dengan
rata-rata 4,0 dengan kategori baik, membimbing
menggunakan keterampilan proses sains dapat
siswa menganalisis dan membuat kesimpulan
mengetahui atau melatih sejauh mana tingkat
pada masing-masing kelompok rata-rata nilai
kemandirian siswa.
mencapai
baik
sekali.
Berdasarkan
4,0
dengan
kategori
baik,
membimbing siswa menyelesaikan LKS nilai
B.
PEMBAHASAN
Penerapan Perangkat Pembelajaran
rata-rata 4,0 dengan kategori baik, membimbing
dan mengarahkan siswa berdiskusi nilai ratarata 4,0 dengan kategori baik, dan membimbing
Berdasarkan hasil analisis data yang
terlihat pada Tabel 2 di atas menunjukkan
bahwa rata-rata sekor penilaian kedua pengamat
terhadap keterlaksanaan rencana pembelajaran
siswa mereview hasil pembelajaran nilai ratarata mencapai 3,5 dengan kategori baik.
Aspek ketiga adalah aspek penutup
dengan kegiatan mengevalusi dengan nilai rata-
|8
Article science of education 2010
rata mencapai 4,0 dengan kategori baik, proses
siswa mencapai 4,5 dengan kategori sangat
evalusi
baik.
ini
seberapa
dilakukan
besar
untuk
kemampuan
mengetahui
siswa
dalam
menangkap materi ajar yang telah disampaikan
Hasil Pengamatan Kemandirian Siswa
oleh guru. Bagian aspek yang dua adalah proses
mengingatkan siswa untuk mempelajari materi
Berdasarkan data pada tabel 3 diperoleh
selanjutnya dengan nilai rata-rata mencapai 3,5
informasi
bahwa
dengan kategori baik. proses mengingatkan
kemandirian
siswa untuk mempelajari materi selanjutnya
pembelajaran antara 58.33 % hingga 83.32 %
hanya dilakukan pada pertemuan pertama
dengan kategori cukup baik hingga baik sekali
sedangkan pada pertemuan kedua siswa hanya
pada aspek penilaian mulai dari sikap percaya
disarankan untuk belajar sebagai persiapan
diri, mampu mengambil keputusan, mampu
proses uji akhir postest.
mengendalikan diri, gigih, dan melakukan yang
siswa
yang terbagi
terbaik.
menjadi beberapa kegiatan pengamatan antara
karakter
lain
dikembangkan
Aspek suasana belajar
kesesuaian
KBM
dengan
tujuan
pembelajaran atau indikator pembelajaran dari
persentase
Hasil
ini
rata-rata
selama
mengikuti
menggambarkan
kemandirian
siswa
melalui
bahwa
dapat
pendekatan
Keterampilan Proses Sains.
kedua pengamat mendapatkan nilai 4,0 dengan
Hasil temuan ini sejalan dengan apa yang
nilai rata-rata 4,0 berkategori baik. Pengamatan
disampaikan Asmani (2011), bahwa karakter
yang kedua adalah penguasaan konsep oleh
dapat dikembangkan melalui tiga tahapan yaitu
guru pada saat proses pembelajaran berlangsung
: Pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting),
mencapai
nilai rata-rata 3,5 dengan kategori
dan kebiasaan (habit). Hal ini diperlukan agar
baik, pengamatan yang ketiga adalah tentang
peserta didik dan warga sekolah yang terlibat
antusias
dalam
guru
pada
proses
pembelajaran
system
pendidikan
merasakan,
karakter
menghayati
dapat
berlangsung dari kedua pengamat memberikan
memahami,
nilai yang berbeda yakni pengamat pertama
mengamalkan
memberikan nilai 4,0 dan pengamat kedua 4,0
kebaikan.
dan nilai rata-rata mencapai 4,0 dengan kategori
peserta didik sepenuhnya pada suatu aktifitas
sangat baik. pengamatan ke empat mengenai
belajar, peserta didik didorong untuk melakukan
antusias dari siswa nilai rata-rata mencapai 4,0
rekleksi diri, bereaksi, menentukan akibat
dengan kategori sangat baik, ke lima adalah
tindakan dan membuat keputusan yang relevan
KBM berpusat pada guru mencapai nilai 3,0
dengan situasi belajar.
(mengerjakan)
Pembelajaran
yang
dan
nilai-nilai
melibatkan
dengan kategori baik, dan KBM berpusat pada
|9
Article science of education 2010
Carin (1993) menyatakan bahwa didalam
harus
dilakukan
guru.
Dengan
demikian,
pembelajaran keterampilan proses siswa dididik
pembimbingan yang intensif oleh guru dapat
untuk lebih mandiri, mengarahkan diri mereka
mengarahkan siswa menjadi lebih mandiri yang
sendiri dan bertanggung jawab terhadap belajar
terarah.
mereka sendiri. Jika pembelajaran berbasis
karakter
ini
terus
pembelajaran
dikembangkan
khususnya
biologi,
Upaya
meningkatkan
kemandirian
dalam
belajar merupakan jawaban dalam menghadapi
maka
tantangan
maupun
hambatan
belajar
bagi
diharapkan terjadi proses internalisasi nilai-nilai
perkembangan
kemandirian berlangsung dengan baik pada diri
meliputi tantangan akibat perubahan-perubahan
siswa, sehingga karakater kemandirian dapat
dan perkembangan segala aspek kehidupan.
terus dikembangkan.
Orang Yunani berseru: “Kenalilah diri sendiri”
siswa.
Tantangan
tersebut
Semakin besar tingkat kemandirian anak
artinya pribadi mandiri adalah dia yang tahu
yang diberikan dalam pembelajaran, maka
siapa dia dan apa yang harus dilakukan.
semakin
untuk
Peningkatan kemandirian belajar siswa harus
nilai-nilai
selalu diusahakan secara bersama baik oleh guru
besar
melakukan
mandiri
kesempatan
proses
kedalam
anak
internalisasi
dirinya
sehingga
akan
mata
pelajaran
maupun
guru
bimbingan
berpengaruh pada kemandirian yang akan
konseling. Menurut Ryan
dan
Grolnick
dimiliki oleh anak. Siswa cendrung mampuh
(dikutip Wong dan Dudley 2002), kemandirian
memposisikan diri dalam situasi yang benar dan
yang diberikan oleh guru di dalam kelas dapat
tepat. Siswa menjadi tahu apa yang harus
membuat siswa merasa bahwa dirinya memiliki
dilakukan dengan cara yang benar karena
kemampuan untuk mengerjakan tugas
pembimbing memberikan informasi yang jelas
akademis dan memiliki motivasi yang berasal
kepada siswa.
dari dirinya sendiri.
tugas
Asmani (2011) menyatakan yang harus
Monks (1999) mengatakan bahwa orang
ditekankan kepada para siswa adalah bahwa
yang mandiri akan memperlihatkan perilaku
belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri.
yang
Sering kali orang menyalahartikan belajar
keputusan, percaya diri dan kreatif. Selain itu
mandiri sebagai belajar sendiri. Kesalahan
juga
pengertian
berbuat sesuatu, mempunyai kepuasan dalam
tersebut
terjadi
karena
pada
eksploratif,
mampu
mampu
bertindak
mengambil
kritis, tidak takut
umumnya mereka memandang belajar mandiri
melakukan aktifitas, percaya diri,
lebih pada pengertian belajar sendiri tanpa
menerima realitas serta dapat memanipulasi
teman
upaya
lingkungan, mampu berinteraksi dengan teman
menanamkan inisiatif dan kreatifitas siswa
sebaya, percaya diri, terarah pada tujuan, dan
dalam belajar merupakan faktor penting yang
mampu mengendalikan diri. Kemandirian yang
belajar.
Oleh
karena
itu,
mampu
| 10
Article science of education 2010
dimiliki
oleh siswa
melalui
hasil validitas berkatagori baik namun dalam
kemampuannya dalam mengambil keputusan
tahap penyusunannya mengalami berbagai
sendiri tanpa pengaruh dari orang lain.
revisi berdasarkan hasil telaah.
Kemandirian
diwujudkan
juga
terlihat
dari
berkurangnya ketergantungan siswa terhadap
2. Keterlaksanaan pembelajaran menunjukkan
kategori baik.
guru di sekolah seperti, pada jam pelajaran
3. Kemandirian siswa dapat dilatih melalui
kosong karena ketidakhadiran guru di kelas,
pendekatan keterampilan proses sains, dan
siswa dapat belajar
rata-rata
secara
mandiri dengan
persentase
kemandirian
siswa
membaca buku atau mengerjakan latihan soal
berpariasi mulai dari kategori cukup hingga
yang dimiliki. Siswa yang mandiri, tidak lagi
baik sekali.
membutuhkan perintah dari guru atau orang tua
4. Aktivitas guru dalam kegiatan belajar
untuk belajar ketika berada di sekolah maupun
mengajar berdasarkan analisis data nampak
di
bahwa sebagian besar waktu dalam KBM
rumah.
Kebutuhan
untuk
memiliki
kemandirian dipercaya sebagai hal
penting
digunakan
guru
untuk
memotivasi,
dalam memperkuat motivasi individu dan dapat
membimbing
percobaan,
mengecek
diketahui bahwa siswa yang mandiri mampu
pemahaman dan memberikan umpan balik.
dengan
5. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar
kesulitan yang dihadapi dan dapat menerima
mengajar berdasarkan analisis data nampak
kegagalan dengan pikiran yang rasional.
bahwa
memotivasi
diri
untuk
bertahan
sebagian
digunakan
siswa
waktu
untuk
KBM
melakukan
pengamatan/penyelidikan
IV. TEMUAN & SIMPULAN
sehingga
pembelajaran cendrung berpusat pada siswa.
TEMUAN
6. Kemampuan
Berdasarkan
penelitian
besar
hasil
pengembangan
analisis
data
perangkat
kognitif
siswa
melakukan
pembelajaran
menggunakan
pendekatan
setelah
dengan
keterampilan
pembelajaran biologi SMP pokok bahasan gerak
proses sains terjadi peningkatan yang dilihat
pada
dari
tumbuhan
dengan
menggunakan
pendekatan keterampilan proses sains di SMP
Negeri 1 Blega bangkalan, ditemukan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Perangkat pembelajaran
ketuntasan
secara
individual
dan
klasikal.
7. Respon siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran dapat dikategorikan baik,
yang diperoleh
meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), Buku Siswa, Lembar Kegiatan Siswa
(LKS), lembar pengamatan kemandirian
mayoritas siswa menyatakan senang dengan
kegiatan pembelajaran
8. Kendala-kendala yang diamati dalam proses
implementasi
pendekatan
keterampilan
siswa dan Tes Hasil Belajar (THB) dengan
| 11
Article science of education 2010
School Teacher . New york, USA :
Allyn & Bacon
proses sain adalah kurangnya pasilitas
seperti laboratorium dan alat-alat penunjang
lainnya.
Borich, G.D. 1994. Observation Skills for
Effective
Teaching:
Second
Edition. New York: Macmillan
Company, Inc.
SIMPULAN
Berdasarkan temuan hasil penelitian,
dapat
disimpulkan
bahwa
perangkat
Cain,
E.S., and Evans, M.J. 1990.
SCIENCING: An Involvement
Approach to Elementary Science
Methods. 3rd Editin. Colombus
Toronto
London
Melbourne:
Merrill Publishing Company.
Carin,
A.A. 1993. Teaching Science
Through Disccovery. New York:
Macmillan Publishing Company.
pembelajaran biologi yang berorientasi pada
pendekatan Keterampilan Proses Sains efektif
untuk meningkatkan prestasi belajar dan melatih
Kemandirian siswa.
V. DAFTAR PUSTAKA
Arends, R.I. 2008. Learning to Teach.
Belajar untuk Mengajar. Edisi
ketujuh. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Arikunto, S. 2009. Manajemen Penelitian.
Jakarta: Bumi Aksara.
Asmani,
J.M. 2011. Buku panduan
internalisai pendidikan karakter
disekolah. Jogjakarta : DIVA Press
Aunurrahman.
2009.
Pembelajaran.
Alphabeta.
Belajar
dan
Bandung:
Bayer, Barry K. 1991. Teaching Thinking
Skill : A Handbook for Elementary
Collete, T.A., and Chiappetta, L.A., 1994.
Science Instruction in the Middle
and Secondary Schools. New
York:
Macmillan
Publishing
Company.
Mulyasa, 2009. Implementasi Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan:
Kemandirian Guru dan Kepala
Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
Bandung: Rosda
Karya.
Musrofi, M. 2010. Melesatkan prestasi
Akademik Siswa . Yogyakarta :
PT.Pustaka insan madani.
| 12