PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL T
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP
HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI POKOK SISTEM GERAK
PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1
SIBABANGUN
Surya Ramadan Sitompul
Program Studi Biologi
Abstract
The aim of this research was to know describing and to know
whether there was a significant influence between using audio
visual media on biology achievement in human motion system
subject at the eleventh grade students of IPA mayor at SMA
Negeri 1Sibabangun. The approach of this research was
quantitative by applying descriptive and experimental method.
The population of this research was the eleventh grade students
of IPA mayor at SMA Negeri 1 Sibabangun which include 2
classes, the total number 64 students. Technique sample used
random by using Taro Yamane formulation. So the total sample
was 40 students. In collecting the data, the writer used
observation and test. The data was analyzed two ways. They
are descriptive analysis and inferential statistics. Based on
descriptive analysis, using audio visual media had mean 91.40,
it was categorized “very good”. Biology achievement in human
motion system subject before using audio visual media had
mean 56.10, it was categorized “low”. While biology
achievement in human motion system subject after using audio
visual media had mean 80.65, it was categorized “very good”.
Based on inferential statistic, it could be gotten that t count = 9.97,
while ttable = 1.69 in error level 5%, confidence level 95%, df = N
– 2 = 40 – 2 = 38. It could be seen that t count was greater than
ttable (9.97 > 1.69). The alternative hypothesis was accepted. It
means there was a significant influence between using audio
visual media on biology achievement in human motion system
subject at the eleventh grade students of IPA mayor at SMA
Negeri 1 Sibabangun.
Keywords: influence, audio visual media, motion human
system
PENDAHULUAN
Mata pelajaran biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang
dipelajari di Sekolah Menengah Atas (SMA). Materi biologi memiliki cakupan
yang cukup luas yang mempelajari tentang alam dan lingkungan serta
makhluk hidup yang tinggal di dalamnya. Materi biologi juga membutuhkan
penalaran yang cukup tinggi sehingga diperlukan strategi yang tepat.
Strategi
yang
dipilih
oleh
guru
biologi
seharusnya
mampu
mempersiapkan siswa agar menerapkan pengetahuan biologi yang didapatkan
di
sekolah
ke
dalam
kehidupan
sehari-hari
secara
bijaksana.
Untuk
memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi penalaran harus dilatihkan
kepada siswa dalam pembelajaran.
1
Dalam kenyataannya masih banyak proses pembelajaran biologi di
sekolah yang menggunakan metode konvensional atau yang sering dikenal
dengan metode ceramah, penggunaan metode dan model pembelajaran yang
kurang tepat, kurangnya pengelolaan kelas dan kurangnya penguasaan guru
dalam
memilih
dan
menggunakan
media
yang
tepat
dalam
proses
pembelajaran.
Konsekwensi dari itu proses pembelajaran menjadi monoton yang
mengakibatkan siswa merasa bosan, kurang konsentrasi dan menurunnya
minat belajar yang berdampak terhadap hasil belajar siswa itu sendiri.
Sedangkan tujuan pembelajaran biologi yang seharusnya dicapai siswa pada
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk SMA/MA Kelas XI, sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Membentuk sikap positif terhadap Biologi dengan
menyadari keteraturan dan keindahan alam serta
mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka,
ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain
Mengembangkan
pengalaman
untuk
dapat
mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, serta
mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan
tertulis
Mengembangkan kemampuan berpikir analitis,
induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan
prinsip biologi
Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip
biologi dan saling keterkaitannya dengan IPA lainnya serta
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
percaya diri
Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk
menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan
dengan kebutuhan manusia
Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam
menjaga kelestarian lingkungan.
Salah satu materi pokok biologi yang diajarkan di Sekolah Menengah
Atas (SMA) yaitu materi pokok sistem gerak pada manusia, materi ini
termasuk materi sulit karena bersifat abstrak. Materi ini sangat penting
dipelajari dan dipahami karena materi ini merupakan bagian dari materi
sistem tubuh manusia yang saling berkaitan, jika salah satu tidak dipelajari
maka sistem berikutnya tidak dapat dipahami dengan baik sehingga tujuan
kurikulum biologi kelas XI IPA tidak akan tercapai.
Namun kenyataanya dalam pembelajaran biologi belum sesuai dengan
yang diharapkan. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan studi pendahuluan
yang dilakukan penulis di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibabangun pada materi
pokok sistem gerak pada manusia dengan ketetapan nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 70. Hasil tes yang dilakukan menunjukkan 67% siswa
2
memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan
dan 33% siswa memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
sehingga masuk pada kategori “Rendah”, dan masih perlu lagi untuk
ditingkatkan.
Apabila
kondisi
di
atas
dibiarkan
terus
menerus
maka
akan
mengakibatkan mutu pendidikan semakin rendah sehingga hasil belajar siswa
akan terus menurun, siswa tidak akan mampu mengaplikasikan materi yang
dipelajari di sekolah kedalam kehidupan sehari-hari dan pada akhirnya tidak
terciptanya
sumber
daya
manusia
yang
berkualitas
sehingga
pada
kenyataannya sulit untuk memeperoleh pekerjaan yang layak di masa yang
akan datang
Berbagai
upaya
yang
telah
dilakukan
oleh
pemerintah
untuk
meningkatkan hasil belajar biologi, salah satunya dengan menyempurnakan
kurikulum, menyediakan buku-buku pelajaran biologi, mengeluarkan beasiswa
prestasi dan memberikan sarana dan prasarana yang mendukung proses
pembelajaran biologi.
Sedangkan upaya yang dilakukan kepala sekolah dan guru untuk
menanggulangi masalah tersebut antara lain: Membuat les tambahan diluar
jam pelajaran, mengadakan musyawara guru mata pelajaran (MGMP),
memotivasi
metode,
siswa,
model
kelapangan.
memberikan
dan
strategi
Sedangkan
tugas
rumah,
pembelajaran,
upaya
yang
menggunakan
bahkan
disarankan
belajar
oleh
berbagai
langsung
penulis
untuk
meningkatkan hasil belajar biologi materi pokok sistem gerak pada manusia
yaitu dengan menggunakan media audio visual.
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar. Media ini mampu menampilkan unsur-unsur yang tidak dapat
dilihat secara langsung dengan mata atau yang bersifat abstrak khususnya
pada materi pokok sistem gerak pada manusia. Sistem gerak pada manusia
adalah sistem yang mengatur seluruh pergerakan pada tubuh manusia
melalui hasil interaksi tulang, otot, dan sendi. Tulang, otot dan sendi pada
manusia merupakan multi organ yang terletak di dalam tubuh manusia.
Sehingga siswa yang mempelajari materi sistem gerak pada manusia kurang
mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik, karena objek pada
materi tersebut tidak dapat terlihat secara konkrit.
Penulis menduga dengan menggunakan media audio visual dalam
pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar biologi pada materi pokok
sistem gerak pada manusia. Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
penulis
termotivasi
melakukan
penelitian
3
dengan
judul,
“Pengaruh
Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Materi
Pokok Sistem Gerak Pada Manusia Di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibabangun”.
1. Hasil Belajar Biologi Pada Materi Pokok Sistem Gerak Pada
Manusia
Belajar merupakan proses atau usaha yang dilakukan setiap individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Menurut Slameto (2003:2),
“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai
hasil
pengalamannya
sendiri
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya”. Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah
menerima
pengalaman belajarnya
merupakan
hasil
belajar.
Menurut
Dimyati dan Mudjiono (2006:3), “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”.
Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari
tentang seluk beluk mahluk hidup. Menurut Widodo (2008:1.3), “Biologi
adalah sebagai ilmu tentang mahluk hidup dan interaksinya dengan
lingkunganya”. Sedangkan menurut Susilowati dkk (2009:1.3), “Biologi
diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang seluk beluk
mahluk hidup”.
Pada mata pelajaran Biologi terdapat beberapa materi
pokok, diantaranya adalah sistem gerak pada manusia. Sistem gerak pada
manusia merupakan sistem yang mengatur seluruh pergerakan pada tubuh
manusia melalui hasil interaksi antara tulang, otot dan persendian tulang.
Menurut Rifqiawati dan Hisani (2010:69), “ Sistem gerak (kerangka) adalah
sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat
pembentukan sel darah merah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi
tubuh yang lunak dan menunjang tubuh”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
Biologi materi pokok sistem gerak pada manusia adalah perubahan dan
peningkatan pengalaman belajar yang didapatkan siswa ke arah yang lebih
baik dibandingkan sebelumnya. Peningkatan pengalaman belajar yang
didapatkan siswa setelah mempelajari
manusia
pembelajaran sistem gerak pada
melalui penguasan terhadap Struktur rangka, fungsi rangka,
struktur tulang dan gangguan/penyakit pada sistem gerak manusia.
Dalam materi sistem gerak pada manusia yang disesuaikan dengan
silabus pembelajaran Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XI IPA pada
semester ganjil ada beberapa topik yang harus dibahas yaitu antara lain:
a) menjelaskan struktur rangka sebagai sistem gerak pada tubuh manusia,
4
b) menjelaskan fungsi rangka sebagai sistem gerak pada tubuh manusia, c)
mendeskripsikan struktur tulang, d) Mengidentifikasi berbagai penyakit
atau gangguan penyakit yang terjadi pada sistem gerak manusia. Untuk
lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:
Struktur
rangka
adalah
susunan
tulang-tulang
yang
saling
berhubungan satu sama lainnya. Struktur rangka manusia disusun oleh
ratusan tulang-tulang yang memberikan bentuk dan dukungan fisik pada
manusia. Tulang-tulang tersebut berjumlah 206 buah tulang yang terdiri
dari tulang kepala, tulang badan, dan tulang anggota gerak”. Menurut
Syaifuddin (2006:46) mengemukakan, “Susunan kerangka terdiri dari
susunan berbagai macam tulang-tulang yang banyaknya kira-kira 206 buah
tulang yang satu sama lainnya saling berhubungan. Rangka manusia
merupakan tulang yang terbuat dari lebih banyak kalsium yang mampu
memberi bentuk pada tubuh. Menurut Irianto (2010:59), “Kerangka tubuh
manusia mempunyai banyak fungsi, antara lain: a) sebagai penegak dan
pemberi bentuk bagi tubuh, b) tempat melekatnya otot-otot kerangka, c)
pelindung alat-alat tubuh yang lunak, d) sebagai tempat pembentukan selsel darah e) sebagai alat gerak pasif”.
Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh
matrix kolagen ekstraselular. Menurut Pearce (2011:25) bahwa, “Tulang
adalah jaringan yang paling keras di antara jaringan ikat lainnya pada
tubuh. Terdiri atas hampir 50 persen air. Bagian padat selebihnya terdiri
atas berbagai bahan mineral, terutama garam kalsium 67 persen, dan
bahan seluler 33 persen.” Struktur tulang adalah suatu susunan tulang
yang terdiri atas tulang yang terdapat dalam tubuh manusia. Menurut Pack
(2007:61), “Struktur tulang dibagi menjadi dua macam jaringan tulang
yaitu: 1) Tulang Padat adalah material keras yang membentuk batang
tulang panjang dan permukaan luar dari tulang-tulang lain, 2) Tulang spons
terdiri dari lempengan-lempengan tipis yang bentuknya tidak beraturan
disebut trabekula, tersusun dalam jaringan berkisi-kisi”.
Penyakit atau gangguan pada sistem gerak manusia sering dialami
oleh tulang, persendian dan otot dalam melaksanakan tugasnya, itu bisa
saja di karenakan kekurangan nutrisi, kecelakaan, faktor usia. Menurut
Irianto
(2010:59),
“kelainan
dan
gangguan
pada
kerangka
dapat
disebabkan oleh macam-macam sebab, misalnya ada yang disebabkan
kuman-kuman penyakit (misalnya TBC tulang), kecelakan (misalnya retak
tulang atau patah tulang pipa yang disebut fraktura), ada yang disebabkan
kurang gizi (misalnya artritis karena kekuangan vitamin D, zat kapur dan
5
fospor di dalam makanannya), dan ada karena disebabkan kebiasaan sikap
duduk
yang
salah
(misalnya
lordosis,
kifosis,
dan
skliosis),
atau
mengangkat beban yang terlalu berat”.
2. Penggunaan Media Audio Visual
Secara umum media adalah alat bantu
proses belajar mengajar
yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemampuan atau keterampilan belajar, sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar. Menurut Sabri (2010:107) bahwa, “Media
merupakan alat yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan
pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemajuan audiens
(siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar”.
Menurut Djamarah dan Zain (2010:124) bahwa, “Media audio visual adalah
media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media
audio visual merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan
pesan pembelajaran. Dalam media audio visual terdapat unsur suara dan
unsur gambar yang sudah menyatu.
Proses
pembelajaran
yang
terstruktur
dan
sistematis
akan
memudahkan guru dan siswa untuk berinteraksi secara berkesinambungan
dengan merujuk pada langkah-langkah penggunaan media audio visual
yang tepat. Menurut Usman (2002:96), “Ada beberapa langkah yang harus
dilakukan dalam penggunaan film sebagai media pembelajaran. Langahlangkah tersebut adalah sebagai berikut: (1) langkah persiapan guru, (2)
mempersiapkan kelas, (3) langkah penyajian, (4) aktivitas lanjutan”. Secara
umum proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual
dapat
dilakukan
dengan
mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
persiapan guru, mempersiapan kelas, langkah penyajian film (materi) dan
mengadakan aktifitas lanjutan (Tanya jawab). Untuk lebih jelasnya penulis
akan menguraikan satu persatu.
Sebelum memulai pelajaran sebaiknya guru merencanakan dan
mempersiapkan diri terlebih dahulu agar proses pembelajaran lebih efektif.
Menurut Ramadona, dkk (2011:3) “Persiapan guru. Guru memilih dan
menetapkan media audio visual
mana yang akan dimanfaatkan guna
mencapai tujuan”. Kemudian menurut
Djamarah (2010:136), “Persiapan
guru yaitu guru memilih dan menetapkan media mana yang akan
dimanfaatkan
guna
mencapai
tujuan”.
Sebelum
memulai
pelajaran
sebaiknya guru mempersipkan siswa atau kelas supaya saat memulai
pelajaran siswa lebih siap menerima pelajaran tersebut.
6
Dalam mempersiapkan kelas guru mengatur dan menyiapkan
peralatan yang akan digunakan agar dalam pelaksanaannya nanti tidak
terburu-buru sehingga peserta didik dapat melihat dan mendengar dengan
baik. Menurut Sabri (2010:112), “Langkah persiapan kelas, pada langkah ini
yang perlu dipersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pemutaran
film, persiapan siswa agar dapat mengikuti dengan baik, mencatat,
menganalisis, mengeritik, dan lain-lain dari isi film pendidikan tersebut”.
Sedangkan Djamarah (2010:136) menjelaskan “Persiapan kelas, pada fase
ini siswa atau kelas harus mempunyai persiapan sebelum mereka
menerima pelajaran dengan menggunakan media.
Tahap penyajian merupakan kunci utama dalam penyajian media.
Guru harus benar-benar yakin bahwa semua media dan peralatannya telah
lengkap dan siap untuk digunakan Sebelum ditayangkan kepada siswa.
Menurut
Sabri (2010:112), “Penyajian film bisa diputar ulang, bisa pula
diputar dengan kecepatan rendah bila ada hal-hal yang sangat penting
untuk analisis”.
Djamarah (2010:136) menjelaskan “Persiapan kelas, pada fase ini
siswa atau kelas harus mempunyai persiapan sebelum mereka menerima
pelajaran dengan menggunakan media. Guru harus dapat memotivasi
mereka agar dapat menilai, mengantisipasi, menghayati pelajaran dengan
menggunakan media pengajaran.”
Setelah pemutaran dan penyajian video selesai, sebaiknya guru
melakukan aktivitas lanjutan berupa tanya jawab untuk mengetahui sejauh
mana siswa itu memahami materi yang sudah disampaikan. Menurut
Usman (2002:97), “Aktivitas lanjutan adalah aktivitas ini dapat berupa
tanya jawab, guna mengetahui sejauh mana pemahaman audien/siswa
terhadap materi yang disajikan. Kalau masih terdapat kekeliruan bisa
dilakukan dengan pengulangan pemutaran film tersebut”. Kemudian
menurut Arsyad ( 2004:151), “Menindaklanjuti program pada umumnya
diskusi dan evaluasi setelah mendengarkan program mengakhiri kegiatan
mendengar. Namun demikian diharapkan siswa akan termotivasi untuk
mempelajari banyak tentang pelajaran itu dengan melakukan bacaan
diperpustakaan dan dirumah”.
Sedangkan Djamarah (2010:136) mengatakan, “Langkah evaluasi
pengajaran yaitu kegiatan belajar dievaluasi, sampai sejauh mana tujuan
pengajaran tercapai, yang sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh
media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar
7
siswa. Hasil evaluasi dapat dijadikan dasar atau bahan bagi proses belajar
berikutnya”.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sibabangun
yang
beralamat di Jln. Padangsidimpuan, Kecamatan Sibabangun. Alasan penulis
memilih lokasi penelitian ini karena ditemukan masalah ketidaktuntasan hasil
belajar Biologi di SMA Negeri 1 Sibabngun sehingga tidak mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dan penulis ingin memberikan
inovasi baru dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran
materi pokok sistem gerak pada manusia dengan menggunkan media audio
visual sebagai media pembelajaran. Pelaksanaan penelitian ini direncakana
dilakukan selama ± 3 bulan terhitung mulai September–November 2014.
Adapun jenis metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian
ini adalah deskriptif dan eksperimen. Metode penelitian deskriptif adalah salah
satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan melihat
gambaran dari variabel bebas dan variabel terikat sesuai dengan apa adanya.
Menurut Sukmadinata (2010:54) menyatakan, “Penelitian deskriptif adalah
suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomenafenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau.
Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabelvariabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya”.
Selanjutnya penulis menggunakan metode eksperimen. Metode
eksperimen merupakan suatu penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal
satu variabel untuk mempelajari hubungan sebab-akibat. Sebagaimana
menurut Supranto yang dikutip Ruslan (2004:14), “ Penelitian Eksperimen
merupakan
kegiatan
pengumpulan
data
sedemikian
rupa
sehingga
memungkinkan untuk memperoleh suatu kesimpulan secara tepat, terutama
mengenai kebenaran suatu hipotesis yang mencukupi hubungan sebab akibat
tersebut”. Adapun model eksperimen yang digunakan adalah model One
group pre-test post-test design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu
kelompok saja tanpa kelompok pembanding.
Peran populasi dalam suatu penelitian sangat diperlukan untuk
mendapatkan data dan informasi yang akan diteliti berdasarkan permasalahan
dalam penelitian, Populasi merupakan jumlah keseluruhan objek yang diteliti.
Menurut Darmadi (2013:48), “Populasi dapat dimaknai sebagai keseluruhan
objek/subjek yang dijadikan sebagai sumber data dalam suatu penelitian
dengan ciri-ciri seperti orang, benda, kejadian, waktu dan tempat dengan sifat
8
atau ciri-ciri yang sama”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI
IPA SMA Negeri 1 Sibabagnun yang berjumlah 64 siswa.
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang dipandang dapat
mewakili populasi untuk dijadikan sebagai sumber data atau sumber inormasi
dalam suatu penelitian. Menurut Arikunto yang dikutip oleh Riduwan (2009:56)
mengatakan, “Sampel adalah bagian dari populasi sebagian atau wakil
populasi yang diteliti”. Teknik penarikan sampel dapat menentukan mutu atau
akhir suatu penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan teknik
random sampling.
Menurut Arikunto (2010:177),
“Random sampling atau sampel acak adalah teknik pengambilan sampel yang
“mencampur” subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek
dianggap sama”. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian menggunakan
rumus dari Taro Yamane dan diperoleh jumlah sampel penelitian sebanyak 40
orang siswa.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam menguji hipotesis
diperlukan
suatu
instrument
penelitian.
Menurut
Sutinah
(2010:101),
“Instrumen penelitian adalah perangkat untuk menggali data primer dari
responden sebagai sumber data terpenting dalam sebuah penelitian survei”.
Selanjutnya untuk menyusun instrumen terlebih dahulu penulis merumuskan
defenisi operasional masing-masing variabel, yaitu defenisi yang dapat diukur
secara jelas tentang apa yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu media
audio visual (Variabel X) dan hasil belajar Biologi materi pokok sistem gerak
pada manusia (Variabel Y)..
Media audio visual dalam penelitian ini merupakan salah satu media
pembelajaran yang mampu menampilkan unsur suara dan unsur gambar
sehingga informasi yang disampaikan bersifat konkrit. Dengan demikian
media audio visual dapat membangun rasa percaya diri siswa sehingga
mampu untuk meningkatkan hasil belajar biologi materi pokok sistem gerak
pada manusia. Adapun indikator-indikator yang digunakan pada pembelajaran
dengan menggunakan media audio visual yaitu sebagai berikut: a) Persiapan
guru, b) Persiapan kelas, c) Penyajian materi, d) Aktivitas lanjutan, variabel ini
akan diukur menggunakan lembar observasi.
Observasi digunakan untuk menjaring data tentang penggunaan
media audio visual. Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui
pengamatan atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau
lokasi. Arikunto (2010:199) mengatakan bahwa, “Observasi atau yang disebut
pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap
sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera”. Pada lembar
9
observasi tersebut disusun pernyataan sebanyak 16 butir item. Dengan
alternatif pilihan jawaban: apabila sangat baik (SB) diberi skor 4, baik (B)
diberi skor 3, cukup (C) diberi skor 2, dan kurang (K) diberi skor 1.
Sedangkan hasil belajar biologi siswa pada materi pokok sistem gerak
pada manusia sebagai variabel terikat (Y) merupakan kemampuan siswa
sebelum dan setelah mempelajari materi sistem gerak pada manusia, yang
dilihat dari skor yang diperoleh siswa setelah menjawab tes yang diberikan.
Untuk memperoleh data ini dibuat instrumen dengan indikator sebagai
berikut: a) Menjelaskan struktur rangka sebagai sistem gerak pada manusia.
b) Menjelaskan fungsi rangka sebagai sistem gerak pada manusia. c)
Mendeskripsikan struktur tulang. d) Mengidentifikasi berbagai penyakit atau
gangguan yang terjadi pada sistem gerak manusia, variable ini akan diukur
menggunakan tes.
Untuk menjaring data tentang kemampuan pemahaman siswa pada
materi pokok sistem gerak pada manusia yaitu dengan menggunakan tes
sebanyak 20 butir soal. Tes merupakan pengukuran yang obyektif dan standar
untuk mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan maupun tulisan.
dengan diadakan tes tersebut, guru akan mengetahui sejauh mana tingkat
penguasaan
siswa
dalam
memahami
pelajaran.
Arikunto
(2010:193)
mengemukakan bahwa, “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta
alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi,
kemampuan
atau
bakat
yang
dimiliki
oleh
individu
atau
kelompok”.
Setelah data terkumpul dilakukan analisis data dengan 2 (dua) cara,
yaitu: analisis deskriptif untuk memperoleh gambaran umum tentang kedua
variabel penelitian yaitu: penggunaan media audio visual (variabel X) dan
hasil belajar Biologi materi pokok sistem gerak pada manusia sebelum dan
setelah penggunaan media audio visual (variabel Y). Dan selanjutnya
digunakan
analisis
statistik
inferensial
untuk
membuktikan
kebenaran
hipotesis yang diajukan.
HASIL ANALISIS
Bardasarkan
penelitian
yang
dilakukan
terhadap
variabel
X
menggunakan lembar observasi diperoleh nilai rata-rata penggunaan media
audio visual 91,40. Apabila nilai tersebut dikonsultasikan pada kriteria
penilaian termasuk dalam kategori “Sangat Baik”. Artinya, peneliti telah
menggunakan media audio visual pada materi pokok sistem gerak pada
manusia secara baik yaitu sesuai dengan langkah-langkah media audio visual.
Dengan perolehan skor rata-rata tertinggi yaitu 93,75 berada pada indikator
10
aktivitas lanjutan masuk pada kategori “Sangat baik”. Artinya peneliti lebih
berhasil melaksanakan indikator aktivitas lanjutan dibanding indikator lain.
Hal ini dilatar belakangi karena peneliti telah mempersiapkan semua bahan
maupun alat yang mendukung proses pembelajaran dengan menggunakan
media audio visual. Sedangkan skor nilai rata-rata terendah yaitu 90,62
berada pada indikator persiapan guru, persiapan kelas dan penyajian film
masuk
pada
kategori
“Sangat
Baik”.
Artinya
peneliti
juga
berhasil
melaksanakan persiapan guru, persiapan kelas dan penyajian film pada materi
pokok sistem gerak pada manusia.
Berikut akan dipaparkan perolehan tiap–tiap indikator penggunaan
media audio visual yaitu sebagai berikut:
Tabel 1
Deskripsi Nilai Observasi Perindikator Pada Penggunaan Media Audio
Visual Pada Materi Pokok Sistem gerak manusia Di Kelas XI IPA SMA
Negeri 1 Sibabangun
No
1
2
3
4
Indikator
Persiapan Diri
Persiapan Kelas
Penyajian film
Aktivitas Lanjutan
Skor Rata-rata
90,62
90,62
90,62
93,75
Rata-rata Nilai
Kategori
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
91,40
Berdasarkan hasil penelitian yang terkumpul di lapangan tentang
hasil belajar biologi siswa sebelum (pre test) penggunaan media audio visual
diperoleh nilai terendah 30 dan tertinggi 80. Analisis data tentang hasil belajar
biologi sebelum penggunaan media audio visual diperoleh nilai rata-rata
(mean) sebesar 56,10 berada pada kategori “Rendah”. Artinya siswa belum
berhasil mempelajari materi pokok sistem gerak pada manusia. Berikut akan
dipaparkan perolehan nilai tiap–tiap indikator hasil belajar biologi siswa materi
pokok sistem gerak pada manusia sebelum penggunaan media audio visual
yaitu sebagai berikut:
Tabel 2
Deskripsi Data Pre Test Perindikator Penilaian Hasil Belajar Siswa
Materi Pokok Sistem Gerak Pada Manusia Di Kelas XI IPA SMA Negeri
1 Sibabangun
No
1
2
3
Indikator
Menjelaskan struktur rangka
pada tubuh manusia
Menjelaskan fungsi rangka
pada tubuh manusia
Mendeskripsikan
struktur
tulang
11
Nilai Ratarata
77,50
Kategori
45.00
Rendah
48.00
Rendah
Baik
4
Mengidentifikasi
penyakit/kelainan
sistem gerak manusia
pada
54.00
Rendah
Berdasarkan hasil penelitian yang terkumpul di lapangan tentang
hasil belajar biologi siswa setelah (post test) penggunaan media audio visual
diperoleh nilai terendah 60 dan tertinggi 100. Analisis data tentang hasil
belajar biologi setelah (post test) penggunaan media audio visual diperoleh
nilai rata-rata (mean) sebesar 80,65 berada pada kategori “Sangat Baik”.
Artinya siswa telah berhasil mempelajari sistem gerak pada manusia. Berikut
akan dipaparkan perolehan tiap–tiap indikator hasil belajar biologi siswa
materi pokok sistem gerak pada manusia setelah penggunaan media audio
visual yaitu sebagai berikut:
Tabel 3
Deskripsi Data Postes Perindikator Penilaian Hasil Belajar Siswa
Materi Poko
Sistem Gerak Pada Manusia Di Kelas XI IPA SMA Negeri 1
Sibabangun
Indikator
1
2
3
4
Menjelaskan struktur rangka
pada tubuh manusia
Menjelaskan fungsi rangka
pada tubuh manusia
Mendeskripsikan struktur
tulang
Mengidentifikasi
penyakit/kelainan pada
sistem gerak manusia
Nilai Ratarata
85.00
Kategori
Sangat Baik
78.00
Baik
76.00
Baik
81.50
Sangat Baik
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sebaran data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian (pre
test) penggunaan media audio visual diperoleh nilai rata-rata 56,10 dan
simpangan bakunya 12,67 sehingga diperoleh nilai
χ 2tabel
adalah 12,6 jadi
χ 2hitung
lebih kecil dari
χ 2hitung
χ 2tabel
= 3,317 dan nilai
atau 3,317 < 12,67
sehingga dapat disimpulkan bahwa data tentang hasil belajar biologi siswa
materi pokok sistem gerak pada manusia sebelum (pre test) menggunakan
media audio visual di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibabangun berada dalam
sebaran normal.
Kemudian untuk hasil penelitian setelah (post test) menggunakan
media audio visual diperoleh nilai rata-rata 80,65 dan simpangan bakunya
7,98 sehingga diperoleh nilai
χ 2hitung
= 2,0817 dan nilai
12
χ 2tabel
adalah 12,6
2
jadi
χ hitung
2
lebih kecil dari
χ tabel
atau 2,0817 < 12,6 sehingga dapat
disimpulkan bahwa data tentang hasil belajar biologi siswa materi pokok
sistem gerak pada manusia setelah (post test) menggunakan media audio
visual kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibabangun berada dalam sebaran normal.
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar biologi pada materi pokok sistem gerak
pada manusia yang diperoleh siswa pada saat sebelum (pre test) dan sesudah
(post test) penggunaan media audio visual.
Melalui uji hipotesis dengan menggunakan uji “t” nilai t tabel 1,69. Jika
thitung 9,97 apabila dibandingkan dengan ttabel 1,69 nilai thitung lebih besar
daripada nilai ttabel (9,97 > 1,69). Berdasarkan hasil konsultasi nilai tersebut
maka hipotesis alternatif yang dirumuskan dalam penelitian dapat diterima
atau disetujui kebenarannya. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara penggunaan media audio visual terhadap hasil belajar biologi materi
pokok sistem gerak pada manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibabangun”.
Dengan kata lain semakin baik penggunaan media audio visual maka semakin
tinggi pula hasil belajar biologi pada materi pokok sistem gerak pada manusia.
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti, maka penggunaan
media audio visual berpengaruh terhadap hasil belajar Biologi pada materi
pokok
sistem
gerak
pada
manusia.
Dengan
kata
lain
semakin
baik
penggunaan media audio visual maka semakin tinggi pula hasil belajar Biologi
pada materi pokok sistem gerak pada manusia.
Penggunaan media audio visual berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa pada materi pokok yang berbeda, karena penggunaan media audio
visual dapat membantu siswa dalam belajar, diantaranya miningkatkan rasa
ingin tau siswa, mengajak siswa untuk berfikir sendiri dan menemukan hal
yang baru, memotivasi siswa untuk lebih giat bertanya, serta membangun
rasa percaya diri siswa untuk tampil didepan kelas, sehingga penggunaan
media audio visual dapat kita terapkan disekolah tingkat SMP/SMA.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka penelitian ini
dapat disimpulkan antara lain; Penggunaan media audio visual di Kelas XI
IPA SMA Negeri 1 Siabangun, berdasarkan hasil dari pengumpulan dan
analisis data yang dilakukan, pelaksanaan media audio visual telah
13
dilaksanakan sesuai langkah-langkah penggunaan media audio visual yaitu
berada pada kategori “Sangat Baik”. Hasil belajar biologi siswa sebelum
perlakuan pada materi pokok sistem gerak pada manusia di kelas XI IPA
SMA Negeri 1 Sibabangun berada pada kategori “Rendah”.
Hasil belajar
biologi siswa sesudah perlakuan pada materi pokok sistem gerak pada
manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibabangun berada pada kategori
“Sangat Baik”. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai yang
diperoleh siswa sebelum dan sesudah penggunaan media audio visual
terhadap hasil belajar biologi siswa materi pokok sistem gerak pada
manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibabangun.
2. Implikasi Penelitian
Berdasarkan
penelitian
ini
perlu
bagi
guru
biologi
untuk
menggunakan media audio visual pada proses pembelajaran biologi
utamanya pada materi pokok sistem gerak pada manusia. karena media
audio visual adalah salah satu upaya yang telah teruji kebenarannya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun langkah-langkah penggunaan
media audio visual adalah sebagai berikut: (a) langkah persiapan guru, (b)
langkah persiapan kelas, (c) langkah penyajian film, (d) langkah lanjutan
aplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
Rineka Cipta, 2010.
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Darmadi, Hamid. 2013. Dimensi-dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan
Sosial. Pontianak: Alfabeta.
Dimiyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2006.
Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar (Edisi
Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
Irianto, Kus. 2008. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis.
Bandung: Yrama Widya.
Pack, E. Philillip. 2007. Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Pakar Raya.
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi & Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Ramadona, Lareza, dkk. 2009. Penggunaan Media Audio-Visual untuk
Meningkatkan Keterampilan Mendengarkan Cerita Anak Siswa Kelas V
SD Negeri 021 Senapelan: Jurnal Pendidikan Edukasi Universitas Riau;
1-15.
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung : Alfabeta, 2010.
14
Rifqiawaty, Ika & Annah El-Hisani. 2010.
Jogjakarta: Gara Ilmu.
Ensiklopedi Tubuh Manusia.
Ruslan, Rosady. 2004. Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Sabri, Ahmad. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Ciputat: Quantum Teaching.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Susilowati. 2009. Materi Kurikuler Biologi SMA. Jakarta: Universitas Terbuka.
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:
EGC.
Usman, Basyiruddin & Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Delia Citra
Utama.
Widodo, Ari. 2008. Materi Kurikuler Biologi SMP. Jakarta: Universitas Terbuka.
15
HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI POKOK SISTEM GERAK
PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1
SIBABANGUN
Surya Ramadan Sitompul
Program Studi Biologi
Abstract
The aim of this research was to know describing and to know
whether there was a significant influence between using audio
visual media on biology achievement in human motion system
subject at the eleventh grade students of IPA mayor at SMA
Negeri 1Sibabangun. The approach of this research was
quantitative by applying descriptive and experimental method.
The population of this research was the eleventh grade students
of IPA mayor at SMA Negeri 1 Sibabangun which include 2
classes, the total number 64 students. Technique sample used
random by using Taro Yamane formulation. So the total sample
was 40 students. In collecting the data, the writer used
observation and test. The data was analyzed two ways. They
are descriptive analysis and inferential statistics. Based on
descriptive analysis, using audio visual media had mean 91.40,
it was categorized “very good”. Biology achievement in human
motion system subject before using audio visual media had
mean 56.10, it was categorized “low”. While biology
achievement in human motion system subject after using audio
visual media had mean 80.65, it was categorized “very good”.
Based on inferential statistic, it could be gotten that t count = 9.97,
while ttable = 1.69 in error level 5%, confidence level 95%, df = N
– 2 = 40 – 2 = 38. It could be seen that t count was greater than
ttable (9.97 > 1.69). The alternative hypothesis was accepted. It
means there was a significant influence between using audio
visual media on biology achievement in human motion system
subject at the eleventh grade students of IPA mayor at SMA
Negeri 1 Sibabangun.
Keywords: influence, audio visual media, motion human
system
PENDAHULUAN
Mata pelajaran biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang
dipelajari di Sekolah Menengah Atas (SMA). Materi biologi memiliki cakupan
yang cukup luas yang mempelajari tentang alam dan lingkungan serta
makhluk hidup yang tinggal di dalamnya. Materi biologi juga membutuhkan
penalaran yang cukup tinggi sehingga diperlukan strategi yang tepat.
Strategi
yang
dipilih
oleh
guru
biologi
seharusnya
mampu
mempersiapkan siswa agar menerapkan pengetahuan biologi yang didapatkan
di
sekolah
ke
dalam
kehidupan
sehari-hari
secara
bijaksana.
Untuk
memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi penalaran harus dilatihkan
kepada siswa dalam pembelajaran.
1
Dalam kenyataannya masih banyak proses pembelajaran biologi di
sekolah yang menggunakan metode konvensional atau yang sering dikenal
dengan metode ceramah, penggunaan metode dan model pembelajaran yang
kurang tepat, kurangnya pengelolaan kelas dan kurangnya penguasaan guru
dalam
memilih
dan
menggunakan
media
yang
tepat
dalam
proses
pembelajaran.
Konsekwensi dari itu proses pembelajaran menjadi monoton yang
mengakibatkan siswa merasa bosan, kurang konsentrasi dan menurunnya
minat belajar yang berdampak terhadap hasil belajar siswa itu sendiri.
Sedangkan tujuan pembelajaran biologi yang seharusnya dicapai siswa pada
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk SMA/MA Kelas XI, sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Membentuk sikap positif terhadap Biologi dengan
menyadari keteraturan dan keindahan alam serta
mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka,
ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain
Mengembangkan
pengalaman
untuk
dapat
mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, serta
mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan
tertulis
Mengembangkan kemampuan berpikir analitis,
induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan
prinsip biologi
Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip
biologi dan saling keterkaitannya dengan IPA lainnya serta
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
percaya diri
Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk
menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan
dengan kebutuhan manusia
Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam
menjaga kelestarian lingkungan.
Salah satu materi pokok biologi yang diajarkan di Sekolah Menengah
Atas (SMA) yaitu materi pokok sistem gerak pada manusia, materi ini
termasuk materi sulit karena bersifat abstrak. Materi ini sangat penting
dipelajari dan dipahami karena materi ini merupakan bagian dari materi
sistem tubuh manusia yang saling berkaitan, jika salah satu tidak dipelajari
maka sistem berikutnya tidak dapat dipahami dengan baik sehingga tujuan
kurikulum biologi kelas XI IPA tidak akan tercapai.
Namun kenyataanya dalam pembelajaran biologi belum sesuai dengan
yang diharapkan. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan studi pendahuluan
yang dilakukan penulis di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibabangun pada materi
pokok sistem gerak pada manusia dengan ketetapan nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 70. Hasil tes yang dilakukan menunjukkan 67% siswa
2
memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan
dan 33% siswa memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
sehingga masuk pada kategori “Rendah”, dan masih perlu lagi untuk
ditingkatkan.
Apabila
kondisi
di
atas
dibiarkan
terus
menerus
maka
akan
mengakibatkan mutu pendidikan semakin rendah sehingga hasil belajar siswa
akan terus menurun, siswa tidak akan mampu mengaplikasikan materi yang
dipelajari di sekolah kedalam kehidupan sehari-hari dan pada akhirnya tidak
terciptanya
sumber
daya
manusia
yang
berkualitas
sehingga
pada
kenyataannya sulit untuk memeperoleh pekerjaan yang layak di masa yang
akan datang
Berbagai
upaya
yang
telah
dilakukan
oleh
pemerintah
untuk
meningkatkan hasil belajar biologi, salah satunya dengan menyempurnakan
kurikulum, menyediakan buku-buku pelajaran biologi, mengeluarkan beasiswa
prestasi dan memberikan sarana dan prasarana yang mendukung proses
pembelajaran biologi.
Sedangkan upaya yang dilakukan kepala sekolah dan guru untuk
menanggulangi masalah tersebut antara lain: Membuat les tambahan diluar
jam pelajaran, mengadakan musyawara guru mata pelajaran (MGMP),
memotivasi
metode,
siswa,
model
kelapangan.
memberikan
dan
strategi
Sedangkan
tugas
rumah,
pembelajaran,
upaya
yang
menggunakan
bahkan
disarankan
belajar
oleh
berbagai
langsung
penulis
untuk
meningkatkan hasil belajar biologi materi pokok sistem gerak pada manusia
yaitu dengan menggunakan media audio visual.
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar. Media ini mampu menampilkan unsur-unsur yang tidak dapat
dilihat secara langsung dengan mata atau yang bersifat abstrak khususnya
pada materi pokok sistem gerak pada manusia. Sistem gerak pada manusia
adalah sistem yang mengatur seluruh pergerakan pada tubuh manusia
melalui hasil interaksi tulang, otot, dan sendi. Tulang, otot dan sendi pada
manusia merupakan multi organ yang terletak di dalam tubuh manusia.
Sehingga siswa yang mempelajari materi sistem gerak pada manusia kurang
mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik, karena objek pada
materi tersebut tidak dapat terlihat secara konkrit.
Penulis menduga dengan menggunakan media audio visual dalam
pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar biologi pada materi pokok
sistem gerak pada manusia. Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
penulis
termotivasi
melakukan
penelitian
3
dengan
judul,
“Pengaruh
Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Materi
Pokok Sistem Gerak Pada Manusia Di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibabangun”.
1. Hasil Belajar Biologi Pada Materi Pokok Sistem Gerak Pada
Manusia
Belajar merupakan proses atau usaha yang dilakukan setiap individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Menurut Slameto (2003:2),
“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai
hasil
pengalamannya
sendiri
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya”. Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah
menerima
pengalaman belajarnya
merupakan
hasil
belajar.
Menurut
Dimyati dan Mudjiono (2006:3), “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”.
Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari
tentang seluk beluk mahluk hidup. Menurut Widodo (2008:1.3), “Biologi
adalah sebagai ilmu tentang mahluk hidup dan interaksinya dengan
lingkunganya”. Sedangkan menurut Susilowati dkk (2009:1.3), “Biologi
diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang seluk beluk
mahluk hidup”.
Pada mata pelajaran Biologi terdapat beberapa materi
pokok, diantaranya adalah sistem gerak pada manusia. Sistem gerak pada
manusia merupakan sistem yang mengatur seluruh pergerakan pada tubuh
manusia melalui hasil interaksi antara tulang, otot dan persendian tulang.
Menurut Rifqiawati dan Hisani (2010:69), “ Sistem gerak (kerangka) adalah
sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat
pembentukan sel darah merah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi
tubuh yang lunak dan menunjang tubuh”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
Biologi materi pokok sistem gerak pada manusia adalah perubahan dan
peningkatan pengalaman belajar yang didapatkan siswa ke arah yang lebih
baik dibandingkan sebelumnya. Peningkatan pengalaman belajar yang
didapatkan siswa setelah mempelajari
manusia
pembelajaran sistem gerak pada
melalui penguasan terhadap Struktur rangka, fungsi rangka,
struktur tulang dan gangguan/penyakit pada sistem gerak manusia.
Dalam materi sistem gerak pada manusia yang disesuaikan dengan
silabus pembelajaran Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XI IPA pada
semester ganjil ada beberapa topik yang harus dibahas yaitu antara lain:
a) menjelaskan struktur rangka sebagai sistem gerak pada tubuh manusia,
4
b) menjelaskan fungsi rangka sebagai sistem gerak pada tubuh manusia, c)
mendeskripsikan struktur tulang, d) Mengidentifikasi berbagai penyakit
atau gangguan penyakit yang terjadi pada sistem gerak manusia. Untuk
lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:
Struktur
rangka
adalah
susunan
tulang-tulang
yang
saling
berhubungan satu sama lainnya. Struktur rangka manusia disusun oleh
ratusan tulang-tulang yang memberikan bentuk dan dukungan fisik pada
manusia. Tulang-tulang tersebut berjumlah 206 buah tulang yang terdiri
dari tulang kepala, tulang badan, dan tulang anggota gerak”. Menurut
Syaifuddin (2006:46) mengemukakan, “Susunan kerangka terdiri dari
susunan berbagai macam tulang-tulang yang banyaknya kira-kira 206 buah
tulang yang satu sama lainnya saling berhubungan. Rangka manusia
merupakan tulang yang terbuat dari lebih banyak kalsium yang mampu
memberi bentuk pada tubuh. Menurut Irianto (2010:59), “Kerangka tubuh
manusia mempunyai banyak fungsi, antara lain: a) sebagai penegak dan
pemberi bentuk bagi tubuh, b) tempat melekatnya otot-otot kerangka, c)
pelindung alat-alat tubuh yang lunak, d) sebagai tempat pembentukan selsel darah e) sebagai alat gerak pasif”.
Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh
matrix kolagen ekstraselular. Menurut Pearce (2011:25) bahwa, “Tulang
adalah jaringan yang paling keras di antara jaringan ikat lainnya pada
tubuh. Terdiri atas hampir 50 persen air. Bagian padat selebihnya terdiri
atas berbagai bahan mineral, terutama garam kalsium 67 persen, dan
bahan seluler 33 persen.” Struktur tulang adalah suatu susunan tulang
yang terdiri atas tulang yang terdapat dalam tubuh manusia. Menurut Pack
(2007:61), “Struktur tulang dibagi menjadi dua macam jaringan tulang
yaitu: 1) Tulang Padat adalah material keras yang membentuk batang
tulang panjang dan permukaan luar dari tulang-tulang lain, 2) Tulang spons
terdiri dari lempengan-lempengan tipis yang bentuknya tidak beraturan
disebut trabekula, tersusun dalam jaringan berkisi-kisi”.
Penyakit atau gangguan pada sistem gerak manusia sering dialami
oleh tulang, persendian dan otot dalam melaksanakan tugasnya, itu bisa
saja di karenakan kekurangan nutrisi, kecelakaan, faktor usia. Menurut
Irianto
(2010:59),
“kelainan
dan
gangguan
pada
kerangka
dapat
disebabkan oleh macam-macam sebab, misalnya ada yang disebabkan
kuman-kuman penyakit (misalnya TBC tulang), kecelakan (misalnya retak
tulang atau patah tulang pipa yang disebut fraktura), ada yang disebabkan
kurang gizi (misalnya artritis karena kekuangan vitamin D, zat kapur dan
5
fospor di dalam makanannya), dan ada karena disebabkan kebiasaan sikap
duduk
yang
salah
(misalnya
lordosis,
kifosis,
dan
skliosis),
atau
mengangkat beban yang terlalu berat”.
2. Penggunaan Media Audio Visual
Secara umum media adalah alat bantu
proses belajar mengajar
yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemampuan atau keterampilan belajar, sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar. Menurut Sabri (2010:107) bahwa, “Media
merupakan alat yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan
pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemajuan audiens
(siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar”.
Menurut Djamarah dan Zain (2010:124) bahwa, “Media audio visual adalah
media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media
audio visual merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan
pesan pembelajaran. Dalam media audio visual terdapat unsur suara dan
unsur gambar yang sudah menyatu.
Proses
pembelajaran
yang
terstruktur
dan
sistematis
akan
memudahkan guru dan siswa untuk berinteraksi secara berkesinambungan
dengan merujuk pada langkah-langkah penggunaan media audio visual
yang tepat. Menurut Usman (2002:96), “Ada beberapa langkah yang harus
dilakukan dalam penggunaan film sebagai media pembelajaran. Langahlangkah tersebut adalah sebagai berikut: (1) langkah persiapan guru, (2)
mempersiapkan kelas, (3) langkah penyajian, (4) aktivitas lanjutan”. Secara
umum proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual
dapat
dilakukan
dengan
mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
persiapan guru, mempersiapan kelas, langkah penyajian film (materi) dan
mengadakan aktifitas lanjutan (Tanya jawab). Untuk lebih jelasnya penulis
akan menguraikan satu persatu.
Sebelum memulai pelajaran sebaiknya guru merencanakan dan
mempersiapkan diri terlebih dahulu agar proses pembelajaran lebih efektif.
Menurut Ramadona, dkk (2011:3) “Persiapan guru. Guru memilih dan
menetapkan media audio visual
mana yang akan dimanfaatkan guna
mencapai tujuan”. Kemudian menurut
Djamarah (2010:136), “Persiapan
guru yaitu guru memilih dan menetapkan media mana yang akan
dimanfaatkan
guna
mencapai
tujuan”.
Sebelum
memulai
pelajaran
sebaiknya guru mempersipkan siswa atau kelas supaya saat memulai
pelajaran siswa lebih siap menerima pelajaran tersebut.
6
Dalam mempersiapkan kelas guru mengatur dan menyiapkan
peralatan yang akan digunakan agar dalam pelaksanaannya nanti tidak
terburu-buru sehingga peserta didik dapat melihat dan mendengar dengan
baik. Menurut Sabri (2010:112), “Langkah persiapan kelas, pada langkah ini
yang perlu dipersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pemutaran
film, persiapan siswa agar dapat mengikuti dengan baik, mencatat,
menganalisis, mengeritik, dan lain-lain dari isi film pendidikan tersebut”.
Sedangkan Djamarah (2010:136) menjelaskan “Persiapan kelas, pada fase
ini siswa atau kelas harus mempunyai persiapan sebelum mereka
menerima pelajaran dengan menggunakan media.
Tahap penyajian merupakan kunci utama dalam penyajian media.
Guru harus benar-benar yakin bahwa semua media dan peralatannya telah
lengkap dan siap untuk digunakan Sebelum ditayangkan kepada siswa.
Menurut
Sabri (2010:112), “Penyajian film bisa diputar ulang, bisa pula
diputar dengan kecepatan rendah bila ada hal-hal yang sangat penting
untuk analisis”.
Djamarah (2010:136) menjelaskan “Persiapan kelas, pada fase ini
siswa atau kelas harus mempunyai persiapan sebelum mereka menerima
pelajaran dengan menggunakan media. Guru harus dapat memotivasi
mereka agar dapat menilai, mengantisipasi, menghayati pelajaran dengan
menggunakan media pengajaran.”
Setelah pemutaran dan penyajian video selesai, sebaiknya guru
melakukan aktivitas lanjutan berupa tanya jawab untuk mengetahui sejauh
mana siswa itu memahami materi yang sudah disampaikan. Menurut
Usman (2002:97), “Aktivitas lanjutan adalah aktivitas ini dapat berupa
tanya jawab, guna mengetahui sejauh mana pemahaman audien/siswa
terhadap materi yang disajikan. Kalau masih terdapat kekeliruan bisa
dilakukan dengan pengulangan pemutaran film tersebut”. Kemudian
menurut Arsyad ( 2004:151), “Menindaklanjuti program pada umumnya
diskusi dan evaluasi setelah mendengarkan program mengakhiri kegiatan
mendengar. Namun demikian diharapkan siswa akan termotivasi untuk
mempelajari banyak tentang pelajaran itu dengan melakukan bacaan
diperpustakaan dan dirumah”.
Sedangkan Djamarah (2010:136) mengatakan, “Langkah evaluasi
pengajaran yaitu kegiatan belajar dievaluasi, sampai sejauh mana tujuan
pengajaran tercapai, yang sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh
media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar
7
siswa. Hasil evaluasi dapat dijadikan dasar atau bahan bagi proses belajar
berikutnya”.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sibabangun
yang
beralamat di Jln. Padangsidimpuan, Kecamatan Sibabangun. Alasan penulis
memilih lokasi penelitian ini karena ditemukan masalah ketidaktuntasan hasil
belajar Biologi di SMA Negeri 1 Sibabngun sehingga tidak mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dan penulis ingin memberikan
inovasi baru dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran
materi pokok sistem gerak pada manusia dengan menggunkan media audio
visual sebagai media pembelajaran. Pelaksanaan penelitian ini direncakana
dilakukan selama ± 3 bulan terhitung mulai September–November 2014.
Adapun jenis metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian
ini adalah deskriptif dan eksperimen. Metode penelitian deskriptif adalah salah
satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan melihat
gambaran dari variabel bebas dan variabel terikat sesuai dengan apa adanya.
Menurut Sukmadinata (2010:54) menyatakan, “Penelitian deskriptif adalah
suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomenafenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau.
Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabelvariabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya”.
Selanjutnya penulis menggunakan metode eksperimen. Metode
eksperimen merupakan suatu penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal
satu variabel untuk mempelajari hubungan sebab-akibat. Sebagaimana
menurut Supranto yang dikutip Ruslan (2004:14), “ Penelitian Eksperimen
merupakan
kegiatan
pengumpulan
data
sedemikian
rupa
sehingga
memungkinkan untuk memperoleh suatu kesimpulan secara tepat, terutama
mengenai kebenaran suatu hipotesis yang mencukupi hubungan sebab akibat
tersebut”. Adapun model eksperimen yang digunakan adalah model One
group pre-test post-test design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu
kelompok saja tanpa kelompok pembanding.
Peran populasi dalam suatu penelitian sangat diperlukan untuk
mendapatkan data dan informasi yang akan diteliti berdasarkan permasalahan
dalam penelitian, Populasi merupakan jumlah keseluruhan objek yang diteliti.
Menurut Darmadi (2013:48), “Populasi dapat dimaknai sebagai keseluruhan
objek/subjek yang dijadikan sebagai sumber data dalam suatu penelitian
dengan ciri-ciri seperti orang, benda, kejadian, waktu dan tempat dengan sifat
8
atau ciri-ciri yang sama”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI
IPA SMA Negeri 1 Sibabagnun yang berjumlah 64 siswa.
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang dipandang dapat
mewakili populasi untuk dijadikan sebagai sumber data atau sumber inormasi
dalam suatu penelitian. Menurut Arikunto yang dikutip oleh Riduwan (2009:56)
mengatakan, “Sampel adalah bagian dari populasi sebagian atau wakil
populasi yang diteliti”. Teknik penarikan sampel dapat menentukan mutu atau
akhir suatu penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan teknik
random sampling.
Menurut Arikunto (2010:177),
“Random sampling atau sampel acak adalah teknik pengambilan sampel yang
“mencampur” subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek
dianggap sama”. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian menggunakan
rumus dari Taro Yamane dan diperoleh jumlah sampel penelitian sebanyak 40
orang siswa.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam menguji hipotesis
diperlukan
suatu
instrument
penelitian.
Menurut
Sutinah
(2010:101),
“Instrumen penelitian adalah perangkat untuk menggali data primer dari
responden sebagai sumber data terpenting dalam sebuah penelitian survei”.
Selanjutnya untuk menyusun instrumen terlebih dahulu penulis merumuskan
defenisi operasional masing-masing variabel, yaitu defenisi yang dapat diukur
secara jelas tentang apa yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu media
audio visual (Variabel X) dan hasil belajar Biologi materi pokok sistem gerak
pada manusia (Variabel Y)..
Media audio visual dalam penelitian ini merupakan salah satu media
pembelajaran yang mampu menampilkan unsur suara dan unsur gambar
sehingga informasi yang disampaikan bersifat konkrit. Dengan demikian
media audio visual dapat membangun rasa percaya diri siswa sehingga
mampu untuk meningkatkan hasil belajar biologi materi pokok sistem gerak
pada manusia. Adapun indikator-indikator yang digunakan pada pembelajaran
dengan menggunakan media audio visual yaitu sebagai berikut: a) Persiapan
guru, b) Persiapan kelas, c) Penyajian materi, d) Aktivitas lanjutan, variabel ini
akan diukur menggunakan lembar observasi.
Observasi digunakan untuk menjaring data tentang penggunaan
media audio visual. Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui
pengamatan atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau
lokasi. Arikunto (2010:199) mengatakan bahwa, “Observasi atau yang disebut
pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap
sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera”. Pada lembar
9
observasi tersebut disusun pernyataan sebanyak 16 butir item. Dengan
alternatif pilihan jawaban: apabila sangat baik (SB) diberi skor 4, baik (B)
diberi skor 3, cukup (C) diberi skor 2, dan kurang (K) diberi skor 1.
Sedangkan hasil belajar biologi siswa pada materi pokok sistem gerak
pada manusia sebagai variabel terikat (Y) merupakan kemampuan siswa
sebelum dan setelah mempelajari materi sistem gerak pada manusia, yang
dilihat dari skor yang diperoleh siswa setelah menjawab tes yang diberikan.
Untuk memperoleh data ini dibuat instrumen dengan indikator sebagai
berikut: a) Menjelaskan struktur rangka sebagai sistem gerak pada manusia.
b) Menjelaskan fungsi rangka sebagai sistem gerak pada manusia. c)
Mendeskripsikan struktur tulang. d) Mengidentifikasi berbagai penyakit atau
gangguan yang terjadi pada sistem gerak manusia, variable ini akan diukur
menggunakan tes.
Untuk menjaring data tentang kemampuan pemahaman siswa pada
materi pokok sistem gerak pada manusia yaitu dengan menggunakan tes
sebanyak 20 butir soal. Tes merupakan pengukuran yang obyektif dan standar
untuk mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan maupun tulisan.
dengan diadakan tes tersebut, guru akan mengetahui sejauh mana tingkat
penguasaan
siswa
dalam
memahami
pelajaran.
Arikunto
(2010:193)
mengemukakan bahwa, “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta
alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi,
kemampuan
atau
bakat
yang
dimiliki
oleh
individu
atau
kelompok”.
Setelah data terkumpul dilakukan analisis data dengan 2 (dua) cara,
yaitu: analisis deskriptif untuk memperoleh gambaran umum tentang kedua
variabel penelitian yaitu: penggunaan media audio visual (variabel X) dan
hasil belajar Biologi materi pokok sistem gerak pada manusia sebelum dan
setelah penggunaan media audio visual (variabel Y). Dan selanjutnya
digunakan
analisis
statistik
inferensial
untuk
membuktikan
kebenaran
hipotesis yang diajukan.
HASIL ANALISIS
Bardasarkan
penelitian
yang
dilakukan
terhadap
variabel
X
menggunakan lembar observasi diperoleh nilai rata-rata penggunaan media
audio visual 91,40. Apabila nilai tersebut dikonsultasikan pada kriteria
penilaian termasuk dalam kategori “Sangat Baik”. Artinya, peneliti telah
menggunakan media audio visual pada materi pokok sistem gerak pada
manusia secara baik yaitu sesuai dengan langkah-langkah media audio visual.
Dengan perolehan skor rata-rata tertinggi yaitu 93,75 berada pada indikator
10
aktivitas lanjutan masuk pada kategori “Sangat baik”. Artinya peneliti lebih
berhasil melaksanakan indikator aktivitas lanjutan dibanding indikator lain.
Hal ini dilatar belakangi karena peneliti telah mempersiapkan semua bahan
maupun alat yang mendukung proses pembelajaran dengan menggunakan
media audio visual. Sedangkan skor nilai rata-rata terendah yaitu 90,62
berada pada indikator persiapan guru, persiapan kelas dan penyajian film
masuk
pada
kategori
“Sangat
Baik”.
Artinya
peneliti
juga
berhasil
melaksanakan persiapan guru, persiapan kelas dan penyajian film pada materi
pokok sistem gerak pada manusia.
Berikut akan dipaparkan perolehan tiap–tiap indikator penggunaan
media audio visual yaitu sebagai berikut:
Tabel 1
Deskripsi Nilai Observasi Perindikator Pada Penggunaan Media Audio
Visual Pada Materi Pokok Sistem gerak manusia Di Kelas XI IPA SMA
Negeri 1 Sibabangun
No
1
2
3
4
Indikator
Persiapan Diri
Persiapan Kelas
Penyajian film
Aktivitas Lanjutan
Skor Rata-rata
90,62
90,62
90,62
93,75
Rata-rata Nilai
Kategori
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
91,40
Berdasarkan hasil penelitian yang terkumpul di lapangan tentang
hasil belajar biologi siswa sebelum (pre test) penggunaan media audio visual
diperoleh nilai terendah 30 dan tertinggi 80. Analisis data tentang hasil belajar
biologi sebelum penggunaan media audio visual diperoleh nilai rata-rata
(mean) sebesar 56,10 berada pada kategori “Rendah”. Artinya siswa belum
berhasil mempelajari materi pokok sistem gerak pada manusia. Berikut akan
dipaparkan perolehan nilai tiap–tiap indikator hasil belajar biologi siswa materi
pokok sistem gerak pada manusia sebelum penggunaan media audio visual
yaitu sebagai berikut:
Tabel 2
Deskripsi Data Pre Test Perindikator Penilaian Hasil Belajar Siswa
Materi Pokok Sistem Gerak Pada Manusia Di Kelas XI IPA SMA Negeri
1 Sibabangun
No
1
2
3
Indikator
Menjelaskan struktur rangka
pada tubuh manusia
Menjelaskan fungsi rangka
pada tubuh manusia
Mendeskripsikan
struktur
tulang
11
Nilai Ratarata
77,50
Kategori
45.00
Rendah
48.00
Rendah
Baik
4
Mengidentifikasi
penyakit/kelainan
sistem gerak manusia
pada
54.00
Rendah
Berdasarkan hasil penelitian yang terkumpul di lapangan tentang
hasil belajar biologi siswa setelah (post test) penggunaan media audio visual
diperoleh nilai terendah 60 dan tertinggi 100. Analisis data tentang hasil
belajar biologi setelah (post test) penggunaan media audio visual diperoleh
nilai rata-rata (mean) sebesar 80,65 berada pada kategori “Sangat Baik”.
Artinya siswa telah berhasil mempelajari sistem gerak pada manusia. Berikut
akan dipaparkan perolehan tiap–tiap indikator hasil belajar biologi siswa
materi pokok sistem gerak pada manusia setelah penggunaan media audio
visual yaitu sebagai berikut:
Tabel 3
Deskripsi Data Postes Perindikator Penilaian Hasil Belajar Siswa
Materi Poko
Sistem Gerak Pada Manusia Di Kelas XI IPA SMA Negeri 1
Sibabangun
Indikator
1
2
3
4
Menjelaskan struktur rangka
pada tubuh manusia
Menjelaskan fungsi rangka
pada tubuh manusia
Mendeskripsikan struktur
tulang
Mengidentifikasi
penyakit/kelainan pada
sistem gerak manusia
Nilai Ratarata
85.00
Kategori
Sangat Baik
78.00
Baik
76.00
Baik
81.50
Sangat Baik
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sebaran data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian (pre
test) penggunaan media audio visual diperoleh nilai rata-rata 56,10 dan
simpangan bakunya 12,67 sehingga diperoleh nilai
χ 2tabel
adalah 12,6 jadi
χ 2hitung
lebih kecil dari
χ 2hitung
χ 2tabel
= 3,317 dan nilai
atau 3,317 < 12,67
sehingga dapat disimpulkan bahwa data tentang hasil belajar biologi siswa
materi pokok sistem gerak pada manusia sebelum (pre test) menggunakan
media audio visual di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibabangun berada dalam
sebaran normal.
Kemudian untuk hasil penelitian setelah (post test) menggunakan
media audio visual diperoleh nilai rata-rata 80,65 dan simpangan bakunya
7,98 sehingga diperoleh nilai
χ 2hitung
= 2,0817 dan nilai
12
χ 2tabel
adalah 12,6
2
jadi
χ hitung
2
lebih kecil dari
χ tabel
atau 2,0817 < 12,6 sehingga dapat
disimpulkan bahwa data tentang hasil belajar biologi siswa materi pokok
sistem gerak pada manusia setelah (post test) menggunakan media audio
visual kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibabangun berada dalam sebaran normal.
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar biologi pada materi pokok sistem gerak
pada manusia yang diperoleh siswa pada saat sebelum (pre test) dan sesudah
(post test) penggunaan media audio visual.
Melalui uji hipotesis dengan menggunakan uji “t” nilai t tabel 1,69. Jika
thitung 9,97 apabila dibandingkan dengan ttabel 1,69 nilai thitung lebih besar
daripada nilai ttabel (9,97 > 1,69). Berdasarkan hasil konsultasi nilai tersebut
maka hipotesis alternatif yang dirumuskan dalam penelitian dapat diterima
atau disetujui kebenarannya. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara penggunaan media audio visual terhadap hasil belajar biologi materi
pokok sistem gerak pada manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibabangun”.
Dengan kata lain semakin baik penggunaan media audio visual maka semakin
tinggi pula hasil belajar biologi pada materi pokok sistem gerak pada manusia.
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti, maka penggunaan
media audio visual berpengaruh terhadap hasil belajar Biologi pada materi
pokok
sistem
gerak
pada
manusia.
Dengan
kata
lain
semakin
baik
penggunaan media audio visual maka semakin tinggi pula hasil belajar Biologi
pada materi pokok sistem gerak pada manusia.
Penggunaan media audio visual berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa pada materi pokok yang berbeda, karena penggunaan media audio
visual dapat membantu siswa dalam belajar, diantaranya miningkatkan rasa
ingin tau siswa, mengajak siswa untuk berfikir sendiri dan menemukan hal
yang baru, memotivasi siswa untuk lebih giat bertanya, serta membangun
rasa percaya diri siswa untuk tampil didepan kelas, sehingga penggunaan
media audio visual dapat kita terapkan disekolah tingkat SMP/SMA.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka penelitian ini
dapat disimpulkan antara lain; Penggunaan media audio visual di Kelas XI
IPA SMA Negeri 1 Siabangun, berdasarkan hasil dari pengumpulan dan
analisis data yang dilakukan, pelaksanaan media audio visual telah
13
dilaksanakan sesuai langkah-langkah penggunaan media audio visual yaitu
berada pada kategori “Sangat Baik”. Hasil belajar biologi siswa sebelum
perlakuan pada materi pokok sistem gerak pada manusia di kelas XI IPA
SMA Negeri 1 Sibabangun berada pada kategori “Rendah”.
Hasil belajar
biologi siswa sesudah perlakuan pada materi pokok sistem gerak pada
manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibabangun berada pada kategori
“Sangat Baik”. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai yang
diperoleh siswa sebelum dan sesudah penggunaan media audio visual
terhadap hasil belajar biologi siswa materi pokok sistem gerak pada
manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sibabangun.
2. Implikasi Penelitian
Berdasarkan
penelitian
ini
perlu
bagi
guru
biologi
untuk
menggunakan media audio visual pada proses pembelajaran biologi
utamanya pada materi pokok sistem gerak pada manusia. karena media
audio visual adalah salah satu upaya yang telah teruji kebenarannya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun langkah-langkah penggunaan
media audio visual adalah sebagai berikut: (a) langkah persiapan guru, (b)
langkah persiapan kelas, (c) langkah penyajian film, (d) langkah lanjutan
aplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
Rineka Cipta, 2010.
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Darmadi, Hamid. 2013. Dimensi-dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan
Sosial. Pontianak: Alfabeta.
Dimiyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2006.
Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar (Edisi
Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
Irianto, Kus. 2008. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis.
Bandung: Yrama Widya.
Pack, E. Philillip. 2007. Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Pakar Raya.
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi & Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Ramadona, Lareza, dkk. 2009. Penggunaan Media Audio-Visual untuk
Meningkatkan Keterampilan Mendengarkan Cerita Anak Siswa Kelas V
SD Negeri 021 Senapelan: Jurnal Pendidikan Edukasi Universitas Riau;
1-15.
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung : Alfabeta, 2010.
14
Rifqiawaty, Ika & Annah El-Hisani. 2010.
Jogjakarta: Gara Ilmu.
Ensiklopedi Tubuh Manusia.
Ruslan, Rosady. 2004. Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Sabri, Ahmad. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Ciputat: Quantum Teaching.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Susilowati. 2009. Materi Kurikuler Biologi SMA. Jakarta: Universitas Terbuka.
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:
EGC.
Usman, Basyiruddin & Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Delia Citra
Utama.
Widodo, Ari. 2008. Materi Kurikuler Biologi SMP. Jakarta: Universitas Terbuka.
15