PENGARUH SENAM KEBUGARAN JASMANI 2012 TERHADAP KOORDINASI TUBUH SISWA KELAS IV DAN V SDN GARANGAN TAHUN 2015

i

PENGARUH SENAM KEBUGARAN JASMANI 2012
TERHADAP KOORDINASI TUBUH SISWA
KELAS IV DAN V SDN GARANGAN
TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang

oleh
Danang Pranoto Kawiriyan
6301411196

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

i


PENGARUH SENAM KEBUGARAN JASMANI 2012
TERHADAP KOORDINASI TUBUH SISWA
KELAS IV DAN V SDN GARANGAN
TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang

oleh
Danang Pranoto Kawiriyan
6301411196

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

i


ii

ABSTRAK

Danang Pranoto Kawiriyan. 2016. Pengaruh Senam Kebugaran Jasmani
2012 Terhadap Koordinasi Tubuh Siswa Kelas IV Dan V SDN Garangan Tahun
2015. Skripsi Jurusan Ilmu Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I. Arif Setiawan, S.Pd, M.Pd.
Pembimbing II. Dra. Kaswarganti Rahayu, M.Kes.
Kata Kunci : Koordinasi, Senam Kebugaran Jasmani 2012
Koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkai beberapa unsur
gerak menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya atau
kemampuan menampilkan tugas gerak dengan luwes dan akurat yang seringkali
melibatkan perasaan.
SKJ 2012 adalah senam yang rangkaian gerakannya telah di susun secara
sistematis dan mudah di lakukan, terdiri atas latihan pemanasan yang terdiri 11
gerakan, inti gerakannya 5 jenis gerakan, serta latihan pendingian (Cooling down).
Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh nilai sig = 0,000 dengan thitung =

3,369 > ttabel 2,262, jadi Ho ditolak atau Ha diterima. Jadi ada pengaruh latihan
senam kebugaran jasmani 2012 terhadap koordinasi tubuh antara data pretest dan
data posttest pada kelompok eksperimen. Dengan kata lain latihan senam
kebugaran jasmani 2012 dapat meningkatkan koordinasi tubuh pada siswa kelas IV
dan V SDN Garangan tahun 2015.
Saran : 1) Bagi siswa untuk meningkatkan koordinasi tubuh dapat berlatih
dengan menggunakan senam kebugaran jasmani 2012, 2) Bagi guru untuk
meningkatkan koordinasi tubuh siswa dapat menggunakan latihan senam kebugaran
jasmani 2012, 3) Bagi peneliti lain yang akan meneliti tentang SKJ 2012 selanjutnya
agar lebih relevan dan baik.

ii

iii

iii

iv

iv


v

v

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
Yakinlah Ada Sesuatu Yang Menantimu Selepas Banyak Kesabaran Yang Kau
Jalani Yang Akan Membuatmu Terpana Hingga Kau Lupa Betapa Pedihnya Rasa
Sakit, ( ALI BIN ABI THALIB ).

PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Bapakku Kamsudin dan Ibuku Kasini tersayang
yang

selalu mendoakan dan memberikan


semangat demi kelancaran skripsi ini.
Adiku tercinta Dian Nissa Zahria yang selalu
memberikan motivasi
Teman-teman PKLO angkatan 2011
IKK Senam 2011 UNNES
UKM Senam FIK UNNES
Almamaterku UNNES

vi

vii

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan lancar.
Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
penulis menjadi mahasiswa UNNES.
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNNES yang telah
memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Arif Setiawan, S.Pd, M.Pd, sebagai Pembimbing I yang telah sabar dalam
memberikan petunjuk dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.
5. Ibu Dra. Kaswarganti Rahayu, M.Kes, sebagai Pembimbing II yang telah sabar
dan teliti dalam memberikan petunjuk, dorongan dan semangat sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK
UNNES yang telah memberikan bekal ilmu.
7. Staf Administrasi FIK UNNES yang telah memberikan kemudahan dalam
pengurusan administrasi.

vii

viii


8. Ibu Dra. Lien Nurhayani, M.Pd selaku

Kepala Sekolah SDN Garangan,

Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali yang telah memberikan ijin
penelitian.
9. Siswa-siswa kelas IV dan V SDN Garangan, Kecamatan Wonosegoro,
Kabupaten Boyolali selaku sampel yang telah bersedia menjadi sampel dan
membantu dengan sepenuh hati dalam penelitian ini.
10. Semua pihak yang telah membantu secara moril maupun materil dalam
penelitian dan penulisan skripsi ini.
Demikian skripsi ini disusun, semoga Allah SWT memberikan balasan yang
melimpah atas kebaikan yang diberikan kepada penulis. Akhirnya penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca semua.

Semarang,

Penulis


viii

Januari 2016

ix

DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................... i
ABSTRAK ..................................................................................................... ii
PERNYATAAN ............................................................................................. iii
PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................................... iv
PENGESAHAN ............................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................... 7
1.3 Pembatasan Masalah .................................................................... 7
1.4 Rumusan Masalah ......................................................................... 8
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................... 8
1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................ 8
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori .............................................................................. 10
2.1.1 Koordinasi… ............................................................................... 10
2.1.2 Bentuk-Bentuk Koordinasi........................................................... 13
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Koordinasi ........................... 15
2.1.4 Manfaat Koordinasi ..................................................................... 16
2.1.5 Prinsip-Prinsip Dasar Latihan...................................................... 17
2.1.6 Senam Kebugaran Jasmani 2012 ............................................... 20
2.1.7 Tes Koordinasi Tubuh ................................................................. 22
2.1.8 Kerangka Berfikir ........................................................................ 26
2.2 Hipotesis ........................................................................................ 28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ........................................................... 29
3.2 Variabel Penelitian ........................................................................ 31
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel .......................... 31

3.4 Instrumen Penelitian ...................................................................... 32
3.5 Prosedur Penelitian ....................................................................... 38
3.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penelitian ............................... 39
3.7 Teknik Analisis Data ...................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 42
4.1.1 Deskripsi Data Penelitian ........................................................... 43

ix

x

4.1.2 Uji Prasyarat Analisis Data.......................................................... 44
4.1.2.1 Uji Normalitas ......................................................................... 44
4.1.2.2 Uji Homogenitas ...................................................................... 45
4.1.3 Hasil Analisis Data ...................................................................... 46
4.1.3.1 Uji Pengaruh Hasil Latihan Kelompok Eksperimen Terhadap
Hasil Tes Koordinasi tubuh .................................................... 46
4.1.3.1 Uji Pengaruh Hasil Latihan Kelompok Kontrol Terhadap
Hasil Tes Koordinasi tubuh .................................................... 46

4.1.4 Uji Hipotesis ............................................................................ 47
4.1.4.1 Uji Pengaruh Kelompok Eksperimen Antara Data Pretest
Dan Data Posttest Terhadap Hasil Tes Koordinasi tubuh....... 47
4.1.4.2 Uji Pengaruh Kelompok Kontrol Antara Data Pretest Dan
Data Posttest Terhadap Hasil Tes Koordinasi tubuh .............. 49
4.1.5 Peningkatan Koordinasi Tubuh .................................................. 50
4.2 Pembahasan ................................................................................. 51
4.3 Kelemahan Penelitian .................................................................... 53
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan........................................................................................ 55
5.2 Saran ............................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 56
LAMPIRAN ................................................................................................... 58

x

xi

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Deskripsi Data .......................................................................................... 42
2. Uji Normalitas Data .................................................................................. 44
3. Uji Homogenitas Data .............................................................................. 45
4. Uji Pengaruh Hasil Pretest Dan Posttest Kelompok Eksperimen .............. 46
5. Uji Pengaruh Hasil Pretest Dan Posttest Kelompok Kontrol ..................... 47
6. Paired Sample Test .................................................................................. 48
7. Uji Paired Sample t-tes .............................................................................. 49
8. Hasil Peningkatan Tes Koordinasi ............................................................ 51

xi

xii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Test Balance Backward........................................................................... 34
2. Test Hopping ........................................................................................... 35
3. Test Lateral Jumpping ............................................................................. 36
4. Test Lateral Movement............................................................................ 37

xii

xiii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Surat Usulan Penetapan Dosen Pembimbing ......................................... 58
2. Surat Penetapan Dosen Pembimbing ..................................................... 59
3. Surat Ijin Penelitian ................................................................................. 60
4. Surat Keterangan Penelitian ................................................................... 61
5. Daftar Nama Sampel .............................................................................. 62
6. Hasil Tes Awal (Pre-test) ........................................................................ 63
7. Hasil Tes Akhir (Post-test) ...................................................................... 65
8. Program latihan....................................................................................... 67
9. Petunjuk Pelaksanaan Senam Kebugaran Jasmani 2012 ....................... 69
10. Tabel uji t (nilai t-test) .............................................................................. 79
11. Dokumentasi Penelitian .......................................................................... 80

xiii

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Olahraga secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan sedemikian
rupa sehingga jantung cukup terbebani. Ada banyak jenis olahraga yang dapat
dilakukan untuk menjaga kesehatan. Kita dapat memilihnya sesuai selera atau
kebutuhan kita. Karena setiap jenis olahraga mempunyai manfaat yang berbedabeda bagi kesehatan. Kita tidak harus selalu melakukan kegiatan yang berat, cukup
dengan aktif beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari, dapat menjaga kesehatan.
Olahraga merupakan kebutuhan bagi semua orang. Bahkan sudah termasuk dalam
pelajaran wajib di sekolah. Bukan hanya menyehatkan, olahraga juga memberikan
dampak positif yang banyak sekali bagi tubuh kita. Dalam kehidupan sehari-hari
banyak kita jumpai berbagai macam olahraga. Olahraga dibagi menjadi empat yaitu
1) Olahraga prestasi kegiatan olahraga yang dilakukan dan dikelola secara
profesional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang
olahraga, 2) Olahraga rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran
kembali jasmani dan rohani seseorang atau aktivitas yang dilakukan seseorang
selain pekerjaan, kegiatan umum yang dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata,
olahraga, permainan, dan hobi. Kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada akhir
pekan, 3) Olahraga kebugaran adalah kegiatan olahraga yang bertujuan
mendapatkan kebugaran atau kesehatan tanpa harus mengeluarkan uang yang
banyak, 4) Olahraga pendidikan adalah ketika seseorang atau sekelompok orang
melakukan olahraga dengan tujuan untuk pendidikan maka semua aktivitas gerak

1

2

diarahkan untuk memenuhi tuntunan tujuan-tujuan pendidikan. Oleh karena itu,
olahraga yang bertujan untuk pendidikan ini identik dengan aktivitas pendidikan
jasmani yaitu dengan media cabang olahraga sebagai pendidikan. Olahraga
mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesehatan yang positif, daya tahan, tenaga
otot, keseimbangan emosional, efisiensi dari fungsi-fungsi alat tubuh, dan daya
ekspresif serta daya kreatif. Dengan melakukan olahraga secara bertahap, teratur,
dan cukup akan meningkatkan dan memperbaiki kesegaran jasmani, menguatkan
dan menyehatkan tubuh.
Suatu kegiatan olahraga yang dilakukan dan dikelola secara profesional akan
memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga tertentu. Untuk
mencapai prestasi tentunya harus tetap berlatih. Olahraga prestasi didapatkan
dengan persiapan yang matang agar tercapai akhir yang memuaskan. Kerakter
orang yang berprestasi adalah mencintai pekerjaan, memiliki inisiatif dan kreatif,
pantang menyerah, serta menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh. Kerakter kerakter tersebut menunjukan bahwa untuk meraih prestasi tertentu, dibutuhnya,
kondisi fisik yang bagus dan kerja keras yang sangat optimal sehingga tujuan
prestasinya bisa tercapai.
Secara terminologi kondisi fisik berarti keadaan fisik, keadaan tersebut bisa
meliputi sebelum / kemampuan awal pada saat dan setelah mengalami suatu proses
latihan. Latihan yang terprogram secara baik membuat atlet dapat mengikuti dan
pencapaian hasil akhir yang maksimal atau tercapai. Berikut ini adalah 10 komponen
kondisi fisik yang harus dilakukan, antara lain yaitu : 1) Kekuatan (Strenght), 2) Daya
Tahan (Endurance), 3) Daya Otot (Muscular Power), 4) Kecepatan (Speed), 5) Daya

3

Lentur (Fleksibility), 6) Kelincahan (Agility), 7) Keseimbangan (Balance), 8)
Koordinasi (Coordination), 9) Ketepatan (Accuracy), 10) Reaksi (Reaction).
Koordinasi merupakan salah satu keterampilan yang dibutuhkan tubuh untuk
melakukan gerakan olahraga. Dimana koordinasi tersebut sangatlah penting untuk
semua manusia terutama pada anak usia sekolah dasar untuk melakukan
aktifitasnya. Apabila seseorang mengalami gangguan pada koordinasi maka orang
tersebut akan mengalami gangguan aktifitas sehari-hari. Sehingga latihan-latihan
olahraga seperti senam kebugaran jasmani sangatlah berpengaruh terhadap
perkembangan koordinasi pada diri seseorang. Seseorang yang mempunyai
koordinasi yang baik bisa melakukan gerakan dengan baik dan benar. Koordinasi
merupakan kerjasama sistem persyarafan pusat sebagai sistem yang telah
diselaraskan oleh proses rangsangan dan hambatan serta otot rangka pada waktu
jalannya suatu gerakan secara terarah. Kecenderungan kita selama ini mengartikan
koordinasi sebagai kemampuan seseorang untuk merangkai beberapa unsur gerak
menjadi satu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuan. Kecenderungan ini bukan
berarti keliru, akan tetapi belum merupakan pengertian koordinasi yang sebenarnya
dalam olahraga. Adapun jenis-jenis koordinasi, yaitu: koordinasi Otot Inter
merupakan koordinasi antara otot-otot, yang bekerjasama dalam melakukan suatu
gerakan. Kerjasama otot agonis dan antagonis dalam suatu proses gerakan yang
terarah. Dan Koordinasi Otot intra merupakan koordinasi yang terjadi dalam otot,
koordinasi otot intra tidak dapat diamati karena prosesnya terjadi di dalam otot tubuh
manusia. Bagaimana suatu rangsangan (signal) dikoordinasikan dalam tubuh yang
dapat menimbulkan kontraksi otot, terjadi melalui proses koordinasi inter dan intra.

4

Pada usia 8-9 tahun perkembangan motorik anak sudah mulai terkoordinasi
dengan baik. Setiap gerakan yang sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya.
Pada usia ini anak-anak cenderung kelebihan gerak atau aktifitas motorik yang
lincah sehingga perlu dibimbing agar koordinasi anak semakin terarah nantinya
ketika beranjak dewasa. Koordinasi diukur melalui pola gerak keterampilan
mencakup

kemampuan

mengontrol

tubuh,

keseimbangan,

kelincahan,

dan

fleksibilitas. Kemampuan koordinasi gerak secara umum antara anak laki-laki dan
perempuan berbeda sampai umur 11 tahun. Perbedaannya, anak laki-laki lebih baik
dalam aktivitas kekuatan dan gerak kasar dengan melibatkan otot besar, perempuan
lebih baik pada aktivitas kecermatan. Pada usia ini kecepatan dan kehalusan
aktifitas motorik pada anak meningkat. Untuk menghasilkan kecepatan dan
kehalusan aktifitas motorik maka anak perlu di bimbing untuk menyelaraskannya
dengan senam kebugaran jasmani. Diharapkan nantinya kecepatan dan kehalusan
tersebut dapat menjadi sebuah koordinasi yang baik bagi anak sehingga dapat
meningkatkan konsentrasi anak dan mengurangi resiko cidera pada anak.
Kemampuan koordinasi hanya bisa diperbaiki melalui latihan. Oleh karena
itu, ketepatan penggunaan metode latihan, pengaturan beban yang tepat dan
pemilihan materi latihan yang sesuai akan sangat menentukan peningkatan kualitas
koordinasi. Koordinasi merupakan kemampuan yang kompleks karena tidak hanya
ditentukan oleh sistem persyarafan pusat, tetapi juga ditentukan oleh faktor kondisi
fisik seperti kekuatan, kecepatan, daya tahan dan kelentukan. Kemampuan
koordinasi yang baik akan dapat menghemat pemakaian tenaga. Hasil penelitian
para ahli menunjukan bahwa koordinasi yang diperbaiki melalui latihan akan dapat

5

menghemat oksigen sampai 15%. Semakin baik kemampuan koordinasi maka
semakin mudah dan cepat dapat mempelajari bentuk-bentuk gerakan baru. Salah
satu kegiatan atau olahraga yang dapat membantu meningkatkan koordinasi adalah
senam. Karena pada saat kita melakukan senam kita menggerakkan seluruh
anggota tubuh kita. Mulai dari kepala, tangan, badan, kaki, dan otot.
Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang
olahraga merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics atau
Belanda Gymnastiek. Gymnastics sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan
kata dari bahasa Yunani gymnos yang berarti telanjang. Kata gymnastiek tersebut
dipakai untuk menunjukkan kegiatan-kegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan
gerak sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang. Hal
tersebut bisa terjadi karena pada masa itu teknologi belum mampu membuat
pakaian yang bersifat lentur mengikuti gerak pemakainya.
Senam didefinisikan sebagai suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk
dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis
dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan,
dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Bentuk latihan tubuh pada lantai dan
pada alat yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan,
kelincahan, koordinasi serta kontrol tubuh.
Senam Kebugaran Jasmani (SKJ 2012) selalu mempunyai ciri gerakannya
sederhana sehingga mudah dilakukan, diiringi dengan musik ceria, bahkan sebagian
irama musik menggunakan musik yang bercirikan khas daerah tertentu di Indonesia.
sedangkan secara keseluruhan paket senam ini bercirikan materi gerakan yang

6

komprehensif mulai dari gerakan kepala (atas) sampai bagian kaki (bawah),
dilengkapi dengan pilihan gerakan low impact bagian anak usia muda dan orangtua,
dan tipe gerakan High Impact bagi usia kaula muda. Dengan durasi waktu yang ideal
yaitu sekitar 15 menit telah memenuhi syarat latihan aerobik, sehingga tidak terlalu
membuat kelelahan pelakunya.
Urutan materi gerakan SKJ 2012, seperti halnya SKJ sebelumnya, terdiri
atas latihan pemanasan yang terdiri 11 gerakan, inti gerakannya 5 jenis gerakan,
serta latihan pendingian (Cooling down). tingkat kesulitannya sangat mudah,
sehingga siapapun yang mempelajari tidak akan kesulitan baik siswa SD maupun
orang dewasa. Kecenderungan sekolah-sekolah saat ini, hanya sedikit sekali
sekolah yang melaksanakan kegiatan senam pagi seperti SKJ ini. Dimana terlepas
dari itu semua aktivitas siswa harus didorongan dengan berbagai kegiatan gerak
jasmani, aktivitas fisik atau olahraga, termasuk melalui SKJ 2012 ini.
SDN Garangan beralamat di Kabupaten Boyolali jalan Losari RT,01/RW,02
kode pos 57382, lebih tepatnya di kelurahan Garangan kecamatan Wonosegoro
kabupaten Boyolali. SDN Garangan melakukan senam kebugaran jasmani setiap
dua kali seminggu yang di lakukan setiap pagi, kemudian di lanjutkan jam pelajaran
biasa. Saya mengambil penelitian di sekolah tersebut karena selama observasi
melihat gerakan-gerakan yang kurang pas, koordinasi antara musik dan gerakan
kurang seirama. Peneliti ingin mengetahui kenapa koordinasi dalam gerakan senam
SKJ 2012 tersebut kurang seirama, sehingga di adakan penelitian di sekolah
tersebut. Siswa dalam penelitian adalah siswa putra kelas IV dan V SD Negeri
Garangan Tahun pelajaran 2015.

7

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, identifikasi masalah
sebagai berikut:
1) Senam Kebugaran Jasmani 2012 merupakan senam yang rutin dilakukan di
SD Negeri Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali, karena
gerakannya yang mudah.
2) Belum pernah diadakan penelitian tentang pengaruh senam kebugaran
jasmani 2012 terhadap koordinasi tubuh siswa kelas IV dan V SD Negeri
Garangan tahun 2015.
3) Pentingnya koordinasi pada anak usia dini karena gerak motoriknya sudah
terkoordinasi sehingga bisa dilatih dengan senam kebugaran jasmani 2012.

1.3 Pembatasan Masalah
Suatu penelitian mempunyai permasalahan yang perlu diteliti, dianalisis, dan
diambil permasalahanya, guna mendapat kesimpulan dan jalan keluar yang tepat.
Bagi SD Negeri Garangan koordinasi tubuh menjadi salah satu faktor dalam senam
kebugaran jasmani 2012. Berdasarkan keterangan diatas, maka permasalahan pada
penelitian ini adalah “apakah ada pengaruh Senam Kebugaran Jasmani 2012
terhadap koordinasi tubuh siswa kelas IV dan V SD Negeri Garangan Tahun 2015”.

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah
yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini timbul masalah, yaitu:

8

“apakah ada pengaruh Senam Kebugaran Jasmani 2012 terhadap koordinasi tubuh
siswa kelas IV dan V SDN Garangan Tahun 2015”

1.5 Tujuan penelitian
Setiap penelitian yang dikerjakan selalu mempunyai tujuan akhir untuk
memperoleh gambaran yang jelas dan bermanfaat bagi yang menggunakannya.
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan
rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diketahui tujuan
penelitian ini adalah

apakah ada pengaruh Senam Kebugaran Jasmani 2012

terhadap koordinasi tubuh siswa kelas IV dan V SD Negeri Garangan Tahun 2015.

1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat
praktis, yaitu:
1.6.1

Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis adalah manfaat yang berguna untuk orang lain, seperti: 1)
Sebagai informasi bagi SDN Garangan yang aktif melakukan latihan senam
SKJ 2012 setiap 2 kali seminggu, serta kalayak umum tentang pentingnya
menjaga kesehatan, 2) Sebagai sumbang saran pembaca tentang manfaat
senam bagi kesehatan, 3) Bagi SDN Garangan bisa mengetahui pengaruh
senam kebugaran jasamani terhadap koordinasi tubuh, 4) Melalui penelitian
dan pengkajian secara ilmiah maka penelitian ini dapat dijadikan sebagai
tambahan referensi bagi ilmu keolahragaan.

9

1.6.2

Manfaat Praktis
Manfaat

praktis adalah manfaat yang berguna untuk penulis, yaitu : 1)

Menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti melalui pengamatan
lapangan, 2) Sebagai sumbangan atau saran bagi SD Negeri Garangan
bahwa begitu pentingannya koordinasi dan senam kebugaran jasmani bagi
siswa-siswi. 3) Sebagai bahan informasi sekaligus memberi
dalam penelitian bagi peneliti lain dimasa yang akan datang.

rangsangan

BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori
2.1.1 Koordinasi
Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks.
Koordinasi erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan
fleksibilitas dan sangat penting untuk mempelajarinya dan menyempurnakan teknik
dan taktik. Barrow dan McGee (1979 : 154) menambahkan bahwa dalam koordinasi
termaksuk juga agilitas, balance (keseimbangan), dan kinesthetic sense. Koordinasi
adalah kemampuan untuk mengkombinasikan beberapa gerakan tanpa ketegangan,
dengan urutan yang benar, dan melakukan gerakan yang kompleks secara mulus
tanpa harus mengeluarkan energi yang berlebihan. Dengan demikian hasilnya
adalah gerakan yang efisien, halus, mulus dan terkoordinasi dengan baik, (Harsono,
1988 : 219).
Koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkai beberapa unsur
gerak menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya atau
kemampuan menampilkan tugas gerak dengan luwes dan akurat yang seringkali
melibatkan perasaan dan serangkaian koordinasi otot yang mempengaruhi gerakan,
sehingga koordinasi mempunyai kemampuan untuk memadukan berbagai macam
gerakan ke dalam satu atau lebih pola gerak khusus. Koordinasi berasal dari kata
coordination adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan yang
berbeda ke dalam suatu pola gerakan tunggal secara efektif, (M. Sajoto, 1988 : 59).

10

11

Menurut Rusli Lutan, (2000 : 45) koordinasi adalah kemampuan melakukan
gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat, efisien, dan penuh
ketepatan. Perpaduan perilaku dari dua atau lebih persendian, dimana antara yang
satu dengan yang lainya saling berkaitan dalam menghasilkan suatu keterampilan
gerak. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa koordinasi mata,
tangan dan kaki adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengkoordinasikan
mata, tangan dan kaki kedalam rangkaian gerakan yang utuh, menyeluruh, dan
terus menerus secara cepat dan tepat dalam irama gerak yang terkontrol.
Menurut Bayu Rahadian, (2008:61) koordinasi merupakan kemapuan untuk
melakukan gerakan atau kerja dengan tepat dan efisien. Koordinasi menyatakan
hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan. Kemampuan
koordinasi merupakan dasar yang baik bagi kemampuan belajar yang bersifat
sensomotorik, makin baik tingkat kemampuan koordinasi, semakin cepat dan efektif
pula gerakan sulit dapat dilakukan.
Koordinasi merupakan kerjasama sistem persyarafan pusat sebagai sIstem
yang telah diselaraskan oleh proses rangsangan dan hambatan serta otot rangka
pada waktu jalannya suatu gerakan secara terarah. Kecenderungan kita selama ini
mengartikan koordinasi sebagai kemampuan seseorang untuk merangkai beberapa
unsur gerak menjadi satu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuan.
Kecenderungan ini bukan berarti keliru, akan tetapi pengertian koordinasi diatas
belum merupakan pengertian koordinasi yang sebenarnya dalam olahraga.
Berdasarkan batasan-batasan yang di kemukakan oleh para ahli dapat di ambil
suatu kesimpulan untuk pengertian koordinasi, bahwa koordinasi merupakan suatu

12

kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas motorik secara cepat dan terarah
yang ditentukan oleh proses pengendalian dan pengaturan gerakan serta kerjasama
system persyarafan pusat. Ada dua jenis koordinasi, yaitu: 1) Koordinasi Otot Inter
merupakn koordinasi antara otot-otot, yang bekerjasama dalam melakukan suatu
gerakan. Kerjasama otot agonis dan antagonis dalam suatu proses gerakan yang
terarah, 2) Koordinasi Otot intra merupakan koordinasi yang terjadi dalam otot,
koordinasi otot intra tidak dapat diamati karena prosesnya terjadi di dalam otot tubuh
manusia. Bagaimana suatu rangsangan (signal) dikoordinasikan dalam tubuh yang
dapat menimbulkan kontraksi otot, terjadi melalui proses koordinasi inter dan intra,
(Suharto, 2000:119).
Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa koordinasi adalah
perpaduan gerak dari dua atau lebih persendian, yang satu sama lainnya saling
berkaitan dalam menghasilkan satu keterampilan gerak. Jadi koordinasi merupakan
hasil perpaduan kinerja dari kualitas otot, tulang, dan persendian dalam
menghasilkan satu gerak yang efektif dan efesien.
Kemampuan koordinasi hanya bisa diperbaiki melalui latihan. Oleh karena
itu, ketepatan penggunaan metode latihan, pengaturan beban yang tepat dan
pemilihan materi latihan yang sesuai akan sangat menentukan peningkatan kualitas
koordinasi. Koordinasi merupakan kemampuan yang kompleks karena tidak hanya
ditentukan oleh sistem persarafan pusat, tetapi juga ditentukan oleh faktor kondisi
fisik seperti kekuatan, kecepatan,daya tahan dan kelentukan. Kemampuan
koordinasi yang baik akan dapat menghemat pemakaian tenaga. Hasil penelitian
para ahli menunjukan bahwa koordinasi yang diperbaiki melalui latihan akan dapat

13

menghemat oksigen sampai 15%. Semakin baik kemampuan koordinasi maka
semakin mudah dan cepat dapat mempelajari bentuk-bentuk gerakan baru,
(Syarifuddin, 2011:123).
Koordinasi pelatihan melibatkan penggunaan beberapa sistem tubuh dan
pola pergerakan untuk membentuk gerakan individu dan keterampilan yang
diperlukan untuk tugas-tugas tertentu. Pengkondisian koordinasi sangat penting
untuk tingkat tertentu dalam setiap individu dan atlet. Koordinasi mengambil tempat
komponen lainnya telah tinggalkan. Penerapan kekuatan misalnya membutuhkan
koordinasi yang memadai dan efisien urutan kontraksi otot agar efektif dalam
memindahkan beban tertentu. (Syarifuddin, 2011:123).

2.1.2 Bentuk- Bentuk Latihan Koordinasi
Bentuk-bentuk latihan koordinasi ada beberapa macam antara lain: 1)
pelajari koordinasi gerakan yang baru dan beraneka ragam dengan tujuan untuk
menguasai keterampilan-keterampilan yang kompleks, 2) pelajari keterampilanketerampilan

gerakan

baru

secara

bervariasi.

Gerakan-gerakan

yang

terautomatisasi sebaiknya dikonfrontasi, karena gerakan tersebut menghambat
perkembangan koordinasi, 3) latihan-latihan untuk mengembangkan koordinasi
harus menunjukan suatu tingkat kesulitan tertentu dalam arti koordinasi motorik, 4)
pengembangan koordinasi yang lebih baik adalah pada usia anak-anak dan remaja,
yang merupakan dasar untuk mempelajari keterampilan-keterampilan yang baru dan
kompleks, 5) latihan-latihan yang bertujuan untuk memperbaiki kemampuan
koordinasi sebaiknya di berikan pada awal suatu unit (sesi) latihan, dimana volume

14

latihannya tidak begitu besar dan sebaliknya di lakukan dengan frekuensi yang
tinggi, (Suharto, 2000:120).
Metode latihan koordinasi antara lain, yaitu: 1) latihan dengan merubah
kecepatan gerakan, 2) latihan dengan merubah batas ruang untuk bergerak, 3)
merubah alat-alat yang digunakan dalam latihan, 4) mempersulit gerakan-gerakan
yang dilakukan, 5) latihan-latihan keseimbangan, 6) latihan-latihan senam
gymnastic, 7) mempersulit gerakan-gerakan yang dilakukan melalui pelaksanaan
gerakan, 8) latihan-latihan yang dikombinasikan seperti lari di tempat, squat thrust,
lompat dengan mengangkat kedua paha tinggi ke atas. Latihan tersebut dapat
dilakukan dengan alat maupun tanpa alat, 9) latihan-latihan kekuatan sederhana
untuk memperbaiki koordinasi otot intra, (Suharto, 2000:121).
Latihan yang baik untuk memperbaiki koordinasi adalah dengan melakukan
berbagai variasi gerak dan keterampilan. Altet yang mempunyai spesialisasisuatu
cabang olahraga tertentu sebaiknya dilibatkan dalam keterampilan dalam berbagai
cabang olahraga lainnya. Jika atlet tidak dilatih dengan keterampilan-keterampilan
baru pada cabang olahraganya atau cabang olahraga lain maka koordinasinya tidak
berkembang dan kemampuan untuk belajar gerak baru akan menurun. Dalam
melatih keterampilan-keterampilan, faktor kesulitan dan kompleksitas gerakan harus
senantiasa ditingkatkan. Koordinasi paling mudah dikembangkan pada anak-anak
usia muda, yaitu pada waktu kemampuan adaptasi nervous systemnya lebih baik
dari orang dewasa, (Harsono, 1988:221).
Pada usia 8-9 tahun perkembangan motorik anak sudah mulai terkoordinasi
dengan baik. Setiap gerakan yang sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya.

15

Pada usia ini anak- anak cenderung kelebihan gerak atau aktifitas motorik yang
lincah sehingga perlu di bimbing agar koordinasi anak semakin terarah nantinya
ketika beranjak dewasa. Koordinasi diukur melalui pola gerak keterampilan
mencakup

kemampuan

mengontrol

tubuh,

keseimbangan,

kelincahan,

dan

fleksibilitas. Kemampuan koordinasi gerak secara umum antara anak laki-laki dan
perempuan berbeda sampai umur 11 tahun. Perbedaannya, anak laki-laki lebih baik
dalam aktivitas kekuatan dan gerak kasar dengan melibatkan otot besar, perempuan
lebih baik pada aktivitas kecermatan. Pada usia ini kecepatan dan kehalusan
aktifitas motorik pada anak meningkat. Untuk menghasilkan kecepatan dan
kehalusan aktifitas motorik maka anak perlu di bimbing untuk menyelaraskannya
dengan senam kesegaran jasmani. Diharapkan nantinya kecepatan dan kehalusan
tersebut dapat menjadi sebuah koordinasi yang baik bagi anak sehingga dapat
meningkatkan konsentrasi anak dan mengurangi resiko cidera pada anak.
(http://kebugaran.blogspot.com/2015/05/12/definisi-kebugaran-jasmani/)

2.1.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Koordinasi
Koordinasi mempunyai peranan penting dalam olahraga, sehingga koordinasi
dibutuhkan dalam semua cabang olahraga. Berikut adalah faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi koordinasi dalam olahraga, antara lain :
1) intelegensi, intelegensi didefinisikan sebagai kemampuan menyesuaikan diri
dengan lingkungan atau belajar dari

pengalaman, dimana manusia hidup dan

berinteraksi

yang

didalam

lingkungannya

kompleks

sehingga

memerlukan

kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Selain itu intelegensi

16

mencakup tentang kemampuan yang diperlukan untuk pemecahan masalahmasalah yang memerlukan pengertian serta mengunakan simbol-simbol. karena
manusia hidup senantiasa menghadapi permasalahan dan setiap permasalahan
harus dipecahkan agar manusia memperoleh keseimbangan (homeostasis) dalam
hidup, 2) kemahiran dan ketepatan dalam menggunakan indera, 3) pengalaman
gerak, dalam olahraga semua gerak saling berkaitan, sehingga jika mempunyai
pengalaman gerak yang baik maka koordinasi dapat berkembang dengan baik juga,
4) pengembangan biomotorik ability, kemampuan gerak manusia yang dipengaruhi
oleh kondisi sistem organ dalam. Sistem organ dalam yang dimaksud yaitu sistem
neuromuskular, pernafasan, peredaran darah, sistem energi, tulang dan persendian.
Setiap individu memiliki kecakapan yang berbeda-beda dalam melakukan suatu
tindakan. Kecakapan ini mempengaruhi potensi.
(http://kondisi fisik.com /2015/ 12/16/ definisi-koordinasi-faktor faktor/)

2.1.4 Manfaat Koordinasi
Koordinasi berperan penting dalam setiap cabang olahraga, sehingga
bermanfaat bagi cabang olahraga tersebut, adapun mangfaat dari koordinasi yaitu:
1) Dapat melaksanakan gerakan secara efektif dan efisien, efektif dalam kaitan ini
berhubungan dengan efisiensi penggunaan waktu, ruang dan energy dalam
melaksanakan suatu gerakan. Sedangkan efektif berkaitan dengan efektivitas
proses yang di lalui dalam mencapai tujuan gerakan tertentu, 2) Dengan
memangfaatkan kondisi fisik secara optimal dalam memecahkan tugas gerakan, 3)
Persyaratan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan gerakan, 4) Persyaratan

17

untuk dapat menguasai keterampilan motorik olahraga tertentu. Jadi menurut
pendapat diatas peranan dan manfaat koordinasi selalu berhubungan dengan
gerakan yang akan di lakukan dalam setiap cabang olahrga tertentu, (Kiram,1994:8).

2.1.5 Prinsip-prinsip Dasar Latihan
Agar dapat dicapai tingkat kebugaran jasmani yang cukup tinggi melalui
senam kebugaran jasmani 2012, siswa dituntut untuk melakukan latihan dengan
teratur dan terprogram. Maka dalam melakukan latihan, siswa disarankan menepati
anjuran tentang prinsip-prinsip dasar latihan fisik. Adapun prinsip-prinsip dasar
latihan menurut Rubianto Hadi (2007:57) adalah sebagai berikut :
2.1.5.1 Prinsip Individualisasi
Setiap individu sebagai manusia yang terdiri dari jiwa dan raga pasti
berbeda-beda dalam segi fisik, mental, watak dan tingkatan kemampuannya.
Perbedaan-perbedaan itu perlu diperhatikan pelatih agar pemberian dosis latihan,
metode latihan dapat serasi untuk mencapai mutu prestasi tiap-tiap individu.
Olahraga yang bersifat beregu atau tim meskipun tujuan akhir kelompok regu,
dimana minta perhatian dalam hal fisik, mental, watak dan kemampuannya,
(Rubianto Hadi, 2007:58).
2.1.5.2 Variasi Latihan
Latihan fisik yang dilakukan dengan benar seringkali menuntut banyak waktu
dan tenaga. Latihan yang dilakukan dengan berulang-ulang dan monoton dapat
menyebabkan rasa bosan. Untuk mencegah itu harus diterapkan latihan-latihan
yang bervariasi, (Rubianto Hadi, 2007:58).

18

2.1.5.2 Prinsip Pedagogig
Latihan pada dasarnya proses pendidikan yang membantu individu dalam
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Prinsip pedagogig
mengarahkan latihan mengikuti berbagai kaidah, yaitu ; multirateral, pengembangan,
kesehatan, kebermanfaatan, kesadaran, sistematis dan gradual. Menggunakan
prinsip ini pelatih dituntut memberikan kesadaran yang penuh akan setiap beban
latihan yang diberikan dengan segala dampak positif maupun dampak negatif
sehingga setiap latihan yang diberikan perlu dirancang secara sistematis dan
meningkat secara gradual untuk menjamin semua unsur pendidikan dapat tercapai,
(Rubianto, 2007:58).
2.1.5.3 Prinsip Keterlibatan Aktif
Prinsip keterlibatan aktif merupakan cara dimana atlet atau anak yang
mengikuti latihan dapat melaksanakan aktifitas fisik dengan kesempatan yang sama
pada setiap sesi latihan dan anak dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan penyusunan program latihan, pelaksanaan latihan, dan berbagai
hal

yang

berkaitan

dengan

kepribadian

dan

kedewasaan

anak/atlet,

(Rubianto,2007:59).
2.1.5.4 Prinsip Recovery
Recovery atau pemulihan merupakan faktor yang amat kritikal adalah
pelatihan olahraga modern. Pelatih harus dapat menciptakan kesempatankesempatan recovery dalam sesi-sesi latihannya. Prinsip recovery harus dianggap
penting dengan prinsip overload. Perkembangan atau kemajuan anak dalam latihan
tergantung pada pemberian istirahat yang cukup seusai latihan, agar efek latihan

19

dapat dimaksimalkan. Namun penyebab lambatnya recovery adalah akumulasi
asam laktat di dalam otot dan darah, (Rubianto, 2007:59)
2.1.5.5 Prinsip Pulih Asal (Reversibility)
Prinsip ini akan mengingatkan kita bagaimana mengatur atau mengontrol
lamanya istirahat agar latihan yang telah kita lakukan tidak akan berdampak kembali
ke asal atau bahkan dengan tidak adanya pemberian istirahat sama sekali, juga
tidak akan terjadi peningkatan. Berkaitan dengan lamanya istirahat, Herberger
(1977) yang di kutip Bompa (1988) menyarankan bahwa satu hari adalah waktu
yang cukup untuk pemulihan. Jadi dalam merancang atau memberikan beban
latihan

dan

juga

harus

mengatur

intensitas

serta

volume,

serta

dapat

mempertimbangkan waktu istirahat minimal yang diperlukan oleh tubuh untuk
pemulihan dan regerasi, (Rubianto, 2007:61).
2.1.5.6 Prinsip Pemanasan (warming Up)
Pemanasan bertujuan menyiapkan fisik dan psikis sebelum latihan. Selain itu
pemanasan dilakukan terutama untuk menghindari cidera. Pemanasan yang
dilakukan dengan benar akan mengurai terjadinya cidera atau kelelahan yang
berlebihan. Adapun rangkaian gerak pemanasan adalah sebagai berikut: 1) aerobik
ringan berupa gerakan-gerakan ringan yang dikerjakan secara continue-ritmis
seperti jalan ditempat, jogging, lari-lari kecil, 2) stretching berupa gerakan meregang
sendi dan mengulur otot, 3) kalestenik meliputi gerak dinamis, misalnya push up, sit
up atau memutar badan, 4) aktifitas normal berupa gerak yang menyerupai gerak
dalam latihan yang sebenarnya, (Rubianto, 2007:62).

20

2.1.5.7 Pendinginan (Cooling Down)
Pendinginan bertujuan untuk mengembalikan kondisi fisik dan psikis pada
keadaan semula. Pendinginan dilakukan seperti aktivitas pemanasan dengan
intensitas yang lebih rendah. Tahap ini ditandai dengan menurunnya frekuensi detak
jantung, menurunnya suhu tubuh, dan semakin berkurangnya keringat, (Rubianto,
2007:62).

2.1.6 Senam Kebugaran Jasmani 2012
Senam di Indonesia dikenal sebagai salah satu cabang olahraga, dalam
Bahasa Inggris di kenal dengan istilah Gymnastic, yang berasal dari kata Gymson
dari bahasa yunani yang artinya telanjang. Istilah gymnastic tersebut dipakai untuk
menunjukkan kegiatan-kegiatan fisik yang memerlukan keleluasan gerak, sehingga
perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang. Hal ini bisa terjadi karena
pada waktu itu teknologi pembuatan bahan pakaian belum membuat pakaian yang
bersifat lentur dan mengikuti gerak pemakaiannya. Sedangkan (Agus Mahendra,
2000:2) mendefinisikan senam sebagai latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruksi
dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematik
dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani,mengembangkan keterampilan dan
menanamkan nilai-nilai spiritual. Senam kebugaran jasmani 2012 adalah senam
masal yang diwajibkan oleh pemerintah Indonesia. Senam ini biasanya diiringi oleh
lagu berirama dari berbagai provinsi yang diaransemen ulang dan telah memiliki
gerakan-gerakan yang telah di bakukan. Senam adalah latihan jasmani yang
diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematis dan dilakukan secara sadar

21

dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis.
(http://kebugaran.blogspot.com/2015/05/12/definisi-kebugaran-jasmani/)
Senam Kebugaran Jasmani (SKJ 2012) selalu mempunyai ciri gerakannya
sederhana sehingga mudah dilakukan, diiringi dengan musik ceria, bahkan sebagian
irama musik menggunakan musik yang bercirikan khas daerah tertentu di Indonesia.
sedangkan secara keseluruhan paket senam ini bercirikan materi gerakan yang
komprehensif mulai dari gerakan kepala (atas) sampai bagian kaki (bawah),
dilengkapi dengan pilihan gerakan low impact bagian anak usia muda dan orangtua,
dan tipe gerakan High Impact bagi usia kaula muda. Dengan durasi waktu yang ideal
yaitu sekitar 15 menit telah memenuhi syarat latihan aerobik, sehingga tidak terlalu
membuat kelelahan pelakunya. (http://kebugaran.blogspot.com/2015/05/12/definisikebugaran-jasmani/)
Urutan materi gerakan SKJ 2012, seperti halnya SKJ sebelumnya, terdiri
atas latihan pemanasan yang terdiri 11 gerakan, inti gerakannya 5 jenis gerakan,
serta latihan pendingian (Cooling down). tingkat kesulitannya sangat mudah,
sehingga siapapun yang mempelajari tidak akan kesulitan baik siswa SD maupun
orang dewasa. Kecenderungan sekolah-sekolah saat ini, hanya sedikit sekali
sekolah yang melaksanakan kegiatan senam pagi seperti SKJ ini. Dimana terlepas
dari itu semua aktivitas siswa harus didorongan dengan berbagai kegiatan gerak
jasmani, aktivitas fisik atau olahraga, termasuk melalui SKJ 2012 ini.
(http://kebugaran.blogspot.com/2015/05/12/definisi-kebugaran-jasmani/)

22

2.1.7 Tes Koordinasi Tubuh
Bertujuan

untuk

mengukur

kontrol

tubuh,

koordinasi

tubuh

dan

mengidentifikasi gerakan motorik tubuh. Koordinasi tubuh memiliki korelasi yang
tinggi sehingga mempunyai kooefisien validitas 0,70 dan koefisien reabilitas 0,90
untuk semua tes total yang akan di lakukan. Tes yang akan dilakukan mempunyai
tingkat dan jenis kelamin, untuk usia laki-laki dan perempuan 5-14 tahun dan
mempunyai norma tes sendiri dan terpisah. Tes batterai ini diberikan pada pos ke
pos tertentu, tes batterai terdiri dari 4 pos dimana masing-masing pos tidak terlalu
berat. Urutan tes dan kelas dapat dibagi menjadi beberapa regu dan masing- masing
regu dapat memulai tes dari pos yang berbeda. Namun jika jumlah kelas sedikit
dapat dilakukan dengan cara pos ke pos secara bergantian tanpa mendahului pos
berikutnya. Penilaian dilakukan oleh petugas tes yang sudah terlatih. Prosedur
umum,yaitu : 1) empat item tes membutuhkan peralatan khusus, bahan-bahan tes
harus disediakan sebelum hari pengujian, 2) semua item tes harus dijelaskan dan
dipraktekan sebelum pengujian dimulai, 3) tujuan dari tes harus diberi tahu kepada
siswa, 4) siswa diharapkan memakai sepatu, 5) penguji harus dilatih sebelum
periode pengujian di laksanakan, (Barrow and McGee, 1979:154).

2.1.7.1 Balance Backward
Tes balok keseimbangan ini terdiri dari 3 balok yang setiap balok panjangnya
3 meter, tebal balok 5 cm dan papan start berukuran 25 cm. Balok pertama
mempunyai lebar 6 cm, balok kedua 4.5 cm dan balok ketiga 3 cm. Tes ini terdiri dari
3 kali percobaan berjalan mundur kebelakang untuk setiap balok yang disediakan.

23

Sebelum tes dimulai siswa diwajibkan mencoba melakukan tes ini dengan mencoba
semua papan dan berjalan maju mundur pada setiap papan yang dicoba. Saat
melakukan percobaan sebelum tes ini siswa setelah berjalan mundur dan telah
sampai ke ujung balok harus kembali lg ke papan start dengan berjalan maju. Skor
atau nilai akhir adalah jumlah total langkah mundur siswa pada 3 percobaan dan
masing-masing 3 balok. Langkah pertama dari papan start tidak dihitung, hitungan
dimulai dari langkah kedua sampai ujung balok, jika kaki siswa keluar dari balok
harus memulai lagi dari awal papan start. Dalam tes ini langkah maksimal saat
berjalan mundur adalah 8 titik atau 8 langkah, jika siswa berhasil melangkah kurang
dari 8 langkah makan mendapat nilai 8 poin. Rata maksimum tes adalah 72 poin (3
balok x 3 percobaan x 8 poin), (Barrow and McGee, 1979:156).

Gambar 2.1 Tes balance backward
Sumber : Barrow and McGee, 1979:156.
2.1.7.2 Hopping
Tes

ini

untuk

mengukur

kemampuan

melompat

bersama

dengan

keseimbangan dinamis, keterampilan tes ini dengan cara melompat dengan melipat
kaki yang satunya, semisal kaki kanan yang dominan sehingga kaki kiri yang dilipat

24

ke atas begitu juga sebaliknya jika kaki kiri yang dominan maka kaki kanan yang
dilipat ke atas. Tes ini di lakukan secara bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri
sebanyak 3 kali percobaan. Tes melompat dengan satu kaki ini harus melewati
papan yang berukuran persegi 50 cm dan tebalnya 5 cm. Untuk siswa yang akan di
tes berusia 9-10 tahun maka menggunakan 5 papan yang di susun ke depan
dengan jarak 1,5 meter / papan. Siswa sebelum tes diperbolehkan melakukan
percobaan, dan di jelaskan kriteria tes yang benar. Siswa melakukan 3 kali tes yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh dikarenakan setiap percobaan tes nilainya
berbeda. Percobaan pertama jika siswa berhasil melewati papan maka mendapat
nilai 3 poin, untuk percobaan kedua mendapat 2 poin setiap berhasil melewati
papan, dan percobaan ketiga mendapat 1 poin setiap berhasil melewati papan.
Penilaian dilakukan setalah siswa melakukan lompatan pertama dari papan start,
jika siswa menyentuh atau menedang papan maka tidak dihitung atau tidak
mendapat poin. Jika siswa menyentuh atau menendang papan saat melompat
sampai 3 kali menyentuh atau menendang maka di anggap gagal dan langsung
mendapat 5 poin, (Barrow and McGee, 1979:156).

Gambar 2.2 Tes hopping
Sumber : Barrow and McGee, 1979:156.

25

2.1.7.3 Lateral Jumping
Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan melompat, alat yang
digunakan stopwact dan dua lembar kayu lapis berukuran 60 cm x 50 cm x 8 cm
yang digabungkan dengan engsel dan di beri strip kayu kecil berukuran 60 cm x 4
cm x 2 cm yang dipasang di bagian tengah dari total luas antara kedua papan kayu.
Tes terdiri dari melompat lateral bolak balik melewati strip kayu. Siswa melakukan
lompatan dengan cara kaki bersamaan dan selama 15 menit. Jika siswa kakinya
menyentuh strip kayu, berhenti sejenak atau melompat dengan kaki tidak
bersamaan maka tidak di hitung poin. Tes dilakukan sebanyak 2 kali percobaan
secara bergantian. Siswa saat akan melakukan tes berdiri diatas papan dengan kaki
rapat dan di samping strip kayu, aba aba yang di berikan saat tes yaitu “bersedia,
siap, yak” kemudian siswa melakukan lompatan lateral setelah 15 detik di beri aba
aba “stop”. Nilai ak

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25