beton plastic warp Metodologi Penelitian

PENGARUH PERAWATAN BETON MENGGUNAKAN PLASTIC WRAP
TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

USULAN PENELITIAN
SARJANA S-1
OLEH

ALDITA LAYLA MAULIDIA LAYA
511415025

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

2017

LEMBAR PENGESAHAN

Usulan penelitian
PENGARUH PERAWATAN BETON MENGGUNAKAN PLASTIC WRAP

TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

yang diajukan oleh:
Aldita Layla Maulidia Laya
511415025

telah disetujui oleh:
Pembimbing I

Dr. Hi. Arqam Laya, S.T.,M.T.
Nip.

tanggal : ........................

Pembimbing II

Kasmat Saleh Nur, S.T.,M.Eng
Nip.

tanggal : ........................


2

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, puja dan puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan
Semesta Alam Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan proposal ini. Shalawat serta salam
ditujukan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabatnya, serta syafaatnya bisa tersampaikan kepada seluruh pengikutnya yang
sampai saat ini masih teguh mengikuti semua ajarannya.
Penyelesaian proposal yang berjudul “Pengaruh Perawatan Beton
menggunakan Plastic Wrap terhadap Kuat Tekan Beton Normal”, disusun
sebagai usulan penelitian di jenjang pendidikan Strata Satu (S-1) pada Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo. Proposal
adalah bentuk usulan dari penulis untuk melakukan penelitian dengan tujuan
tertentu yang dapat membawa manfaat bagi penulis sendiri maupun bagi
masyarakat luas.
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam proposal ini. Apabila ada
kekhilafan yang tercantum dalam proposal ini, penulis mengharapkan kritik dan

saran ataupun ide-ide yang bisa membuat proposal ini lebih baik agar dapat
menjadi penelitian yang bermanfaat bagi semua.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Gorontalo, Mei 2017
Penulis

3

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1

Latar belakang................................................................................................1

1.2


Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3

Tujuan Penelitian............................................................................................2

1.4

Batasan Masalah.............................................................................................2

1.5

Manfaat Penelitian..........................................................................................2

BAB II STUDI PUSTAKA....................................................................................3
2.1

Beton Serat......................................................................................................3
2.1.1


Serat Polypropylene..........................................................................3

2.1.2

Serat Carbon.....................................................................................4

2.1.3

Serat baja..........................................................................................4

2.1.4

Serat kawat.......................................................................................6

2.2

Perilaku regangan-tegangan beton serat.........................................................9

2.3


Material Penyusun Beton..............................................................................11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................12
3.1

Lokasi Penelitian..........................................................................................12

3.2

Alat dan Bahan Penelitian............................................................................12

3.3

3.2.1

Alat.................................................................................................12

3.2.2


Bahan..............................................................................................12

Data Penelitian..............................................................................................13
3.3.1

Teknik Pengumpulan Data..............................................................13

3.3.2

Analisis Data...................................................................................13

3.4

Tahapan Penelitian........................................................................................13

3.5

Jadwal Penelitian..........................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jenis Fiber Baja....................................................................................6
Gambar 2.2 Grafik Kuat Tekan dengan Panjang Serat (Sudarmoko, 1993)............8
Gambar 2.3 Grafik Kuat Tarik dengan Panjang Serat (Sudarmoko, 1993).............9
Gambar 2.4 Hubungan Regangan – Tegangan Beton Normal...............................10
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian......................................................................14

5

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian....................................................................................15

6

BAB I


PENDAHULUAN

I.1

Latar belakang
Dunia konstruksi sipil tidak lepas dari masalah-masalah yang biasanya

hanya masalah dasar dari konstruksi itu sendiri. Pemakaian beton untuk
konstruksi sipil telah menjadi bahan yang paling banyak dipilih oleh pelaku
konstruksi. Meskipun akhir-akhir ini baja telah banyak diaplikasikan untuk
beberapa konstruksi, namun beton masih merupakan bahan yang wajib ada pada
suatu konstruksi. Jalan raya pun sudah mengaplikasikan bahan beton yang biasa
digunakan untuk perkerasan kaku (Rigid Pavement). Beton adalah campuran
material dari semen, air, agregat halus/kasar serta bahan tambah bila diperlukan.
Campuran tersebut dituangkan ke dalam cetakan yang telah disediakan lalu
ditunggu mengeras.Beton banyak digunakan dikarenakan sifat-sifat dari beton itu
sendiri yang lebih tinggi dibandingkan bahan konstruksi lainnya seperti kayu
maupun baja. Sifat tersebut antara lain, beton sangat mudah dibentuk sesuai
keinginan, relatif lebih murah dan mempunyai kuat tekan yang lebih serta mudah
dalam perawatan.Setiap bahan pasti mempunyai kelemahan. Kelemahan yang

dimiliki oleh beton yaitu tidak kuat dalam menahan gaya tarik. Hal ini bisa
dicegah dengan menambahkan bahan yang kuat menahan gaya tarik yaitu baja.
Banyak para pelaku konstruksi yang hanya memperhatikan bagaimana
proses beton itu terjadi. Setelah beton itu jadi, banyak yang tidak memerhatikan
masalah perawatan beton (curing). Padahal perawatan beton harus dilakukan agar
beton itu dapat seratus persen bekerja dengan baik. Pembangunan konstruksi di
saat ini hanya membiarkan beton itu setelah pencetakan. Sebelumnya beton
disiram dengan air atau menggunakan karung basah untuk melakukan perawatan
beton.
Metode-metode perawatan beton telah banyak diteliti. Penelitian penulis
kali ini membahas tentang metode perawatan beton menggunakan plasticwrap
atau plastik pembungkus makanan.

I.2

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu:

1. Berapa persen perbandingan berat beton antara beton normal yang direndam
dalam air dengan beton normal yang dibungkus dengan plasticwrap atau

plastik pembungkus makanan.
2. Berapa persen perbandingan kuat tekan beton antara beton normal yang
direndam dalam air dengan beton normal yang dibungkus dengan plasticwrap
atau plastik pembungkus makanan.
I.3

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui besar kuat tekan beton normal yang dibungkus dengan
plasticwrap.
2. Membandingkan beton normal yang direndam dalam air dengan beton normal
yang dibungkus dengan plasticwrap dilihat dari segi kuat tekan beton.
I.4

Batasan Masalah
Pembatasan dalam penelitian ini, yaitu:

1.

Karakteristik beton yang diuji adalah K-250 menggunakan material yang

2.

diambil dari Sungai Bone (Gorontalo).
Banyaknya lapisan plastik pada beton yaitu tiga lapis plastic wrap.

I.5

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diusahakan agar dapat diaplikasikan dikarenakan plastik ini

mudah untuk dibentuk sesuai bentuk beton yang akan dilapisi.

2

BAB II

STUDI PUSTAKA

II.1

Beton
Beton pada dasarnya merupakan campuran dari dua komponen, yaitu

agregat dan pasta. Pasta terdiri dari semen Portland dan air, yang mengikat agregat
(biasanya pasir dan kerikil atau batu pecah) menjadi sebuah massa batuan seperti
pasta yang mengeras dikarenakan oleh reaksi kimia dari semen dan air.
Beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi sejumlah
material pembentuknya (Nawy, 1985:8). Beton didefinisikan sebagai bahan yang
diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, kasar, semen Portland dan air
(tanpa aditif) (PBBI, 1971).
Agregat
Penggunaan serat pada adukan beton pada intinya memberikan pengaruh
yang baik yaitu dapat memperbaiki sifat beton antara lain dapat meningkatkan
daktilitas dan kuat lentur beton. Retak-retak yang membawa keruntuhan pada
struktur beton biasanya dimulai dari retak rambut (micro crack) kemudian disusul
dengan berbagai macam keruntuhan. Keruntuhan yang terjadi misalnya runtuh
geser, runtuh lentur, runtuh kolom, dan lain-lain.
Serat merupakan bahan tambah yang dapat digunakan untuk memperbaiki
sifat-sifat mekanik beton antara lain adalah :
1.
2.
3.
4.

Serat Polypropylene
Serat Carbon
Serat Baja
Serat Kawat

II.1.1 Serat Polypropylene
Serat ini adalah salah satu jenis serat plastik. Sifat serat ini adalah tidak
menyerap airsemen, modulus elastisitas rendah, mudah terbakar, kurang tahan
lama, dan titik lelehnyayang rendah.

II.1.2 Serat Carbon
Serat ini juga relatif mahal. Serat ini sering dipakai untuk beton yang harus
mempunyai ketahanan terhadap retak yang tinggi.
II.1.3 Serat baja
Naaman dan Najm (1991) meneliti beton serat yang menggunakan baja.
Penelitian inimengenai pengujian pull out serat baja dengan mortar semen.
Dengan menggunakan 3 bentukserat yang berbeda (lurus, deform dan berkait),
penambahan additive seperti latex, fly ash danmicrosilica. Serat-serat berkait dan
deformed fibers memiliki pullout resistance lebih tinggidibandingkan dengan serat
yang rata atau lurus. Ini karena sumbangan mekanis dari seratberkait dan
deformed fibers dalam hal pullout resistance bisa mencapai hingga seratus kalidari
serat yang rata atau lurus. Soroushian dan Bayasi (1991) memberikan beberapa
jenis fiber baja yang biasa digunakan :
1.

2.

3.

Bentuk fiber baja (Steel Fiber Shapes)
a. Lurus (straight)
b. Berkait (hooked)
c. Bergelombang (crimped)
d. Double duo for
e. Ordinary duo form
f. Bundel (paddled)
g. Kedua ujung ditekuk (enfarged ends)
h. Tidak teratur (irregular)
i. Bergerigi (idented)
Penampang fiber baja (Steel fiber cross section)
a. Lingkaran/kawat (round/wire)
b. Persegi / lembaran (rectangular / sheet)
c. Tidak teratur / bentuk dilelehkan (irregular / melt extract)
Fiber dilekatkan bersama dalam satu ikatan (fibers glued together into a
bundle)

Jenis dari fiber baja dapat dilihat pada gambar:

Gambar 2.1 Jenis Fiber Baja

Pada penelitian Balaguru dan Ramakrishnan (1988) menyelidiki perilaku
serat baja pada beton. Serat baja yang memiliki panjang 50mm dengan ujung–
ujungnya yang ditekuk seperti kait. Sifat yang diselidiki adalah slump dan
kandungan udara yang akan dibandingkandengan beton normal. Dengan dua
campuran semen yang akan digunakan 611 lb/yd³ dan 799 lb/yd³ (363 kg/m³ dan
474 kg/m³) yangakan diselidiki. Kandungan semen yang lebih sedikit
menggunakan air semen 0,4 menghasilkan beton yang mudah pengerjaanya.
Kuattekannya mencapai 6000 psi (41 MPa). Kandungan semen yang banyak
menggunakan air semen 0,3 dan menghasilkan beton yangmempunyai kuat tekan
7000 Psi (48 MPa). Dari penelitian disimpulkan bahwa penambahan serat dapat
mengurangi nilai slumpdan kandungan udara. Kecepatan runtuhnya slump lebih
lambat dan hilangnya kandungan udara lebih cepat untuk beton serat.

Balaguru, Narahari dan Patel (1992) meneliti tipe serat, panjang serat dan
mutu beton. Macam serat yaitu berkait, bergelombang dan lurus. Panjang fiber 30,
50 dan 60 mm. Mutu beton yang digunakan adalah mutu normal dan mutu mutu
tinggi (27 MPa dan 81 MPa). Disimpulkan bahwa serat berkait adalah sangat
efektif di dalam meningkatkan toughness. Adanya kandungan serat di dalam beton
menyebabkan beton dapat berperilaku ductile. Pada beton mutu tinggi
menggunakan serat berkait dengan penambahan 0 – 30 kg/m³ memberikan hasil
yang optimal. Untuk serat berkait, panjang dari serat-serat tersebut tidak
mempengaruhitoughness yang berarti.
Briggs (1974) meneliti bahwa batas maksimal yang masih memungkinkan
untuk dilakukan pengadukan dengan mudah pada adukan beton serat adalah
penggunaan serat dengan aspek rasio (l/d < 100). Pembatasan nilai l/d tersebut
didukung dengan usaha-usaha untuk meningkatkan kuat lekat serat dengan
membuat serat dari berbagai macam konfigurasi, seperti bentuk spiral, berkait,
bertakik – takik atau bentuk-bentuk yang lain untuk meningkatkan kuat lekat
serat.
Penambahan serat pada adukan beton dapat menimbulkan masalah pada
fiberdispersion dan kelecakan (workability) adukan. Fiber dispersion dapat diatasi
dengan memberikan bahan tambah berupa superplastisizer ataupun dengan
meminimalkan diameter agregat maksimum, sedangkan pada workability adukan
beton dapat dilakukan dengan modifikasi terhadap faktor – faktor yang
mempengaruhi kelecakan adukan beton yaitu nilai faktor air semen (FAS), jumlah
dan kehalusan butiran semen, gradasi campuran pasir dan kerikil, tipe butiran
agregat, diameter agregat maksimum serta bahan tambah.
II.1.4 Serat kawat
Pada penelitian Suhendro, dipelajari pengaruh penambahan fiber lokal
(yang berupa potongan kawat yang murah harganya dan banyak tersedia di
Indonesia) ke dalam adukan beton mengenai daktilitas, kuat desak dan impact
resistance beton fiber yang dihasilkan. Fiber lokal tersebut dimaksudkan untuk
menggantikan steel fiber yang telah dipakai di luar negeri. Tiga jenis kawat lokal

yaitu kawat baja, kawat bendrat dan kawat biasa yang berdiameter ± 1 mm
dipotong–potong dengan panjang ± 6 cm dan dijadikan sebagai fiber. Konsentrasi
fiber yang diteliti adalah 0,5 dan 1 %. Diameter kerikil maksimal yang dipakai
adalah 2 cm karena akan mempermudah penyebaran fiber kawat bendrat secara
merata ke dalam adukan beton. Faktor air semen 0,55. Dari hasil pengujian
terhadap benda–benda uji disimpulkan dengan adanya serat pada beton dapat
mencegah retak-retak rambut menjadi retakan yang lebih besar. Dengan
penambahan serat pada adukan beton ternyata dapat meningkatkan ketahanan
terhadap daktilitas, beban kejut (impact resistance) dan kuat desak. Tingkat
perbaikannyatidak kalah dengan hasil–hasil yang dilaporkan diluar negeri dengan
menambahkan steel fiberyang asli.
Penelitian Leksono, Suhendro dan Sulistyo (1995) tentang beton serat
yang menggunakan kawat bendrat berbentuk lurus dan berkait ke dalam campuran
beton. Kemudian beton diuji kuat desak, kuat lentur, kuat tarik dan pengujian
balok beton. Sebagai bahan susun beton dipakai batu pecah dengan ukuran
agregat maksimal 20 mm, kawat bendrat diameter ± 1 mm dipotong dengan
ujungnya berkait (hooked fiber) dan panjang 60 mm, faktor air semen 0,55 dan
volume fiber kawat (vf) 0,7 % volume adukan. Dengan berat jenis kawat bendrat
6,68 gr/cm³, maka berat yang harus ditambahkan ke dalam 1 m³ adukan beton
(dibulatkan) 50 kg. Untuk balok beton bertulang dengan ukuran 15 × 25 × 180 cm
dengan kandungan fiber 0,25 ; 0,5 ; 0,75 dan 1,00 % Dari penelitian yang telah
dilakukan dengan menambahkan fiber sebanyak 0,75 sampai dengan 1 % dari
volume beton dan dengan menggunakan aspect ratio sekitar 60 - 70 akan
memberikan hasil yang optimal. Penambahan hooked fiber ke dalam adukan beton
dapat menurunkan kelecakan adukan beton sehingga beton menjadi sulit
dikerjakan. Kuat tarik, kuat desak kuat lentur meningkat setelah diberi hooked
fiber Untuk kandungan fiber yang optimal 0,75.
Untuk penelitian Hartanto (1994) penambahan fiber lokal ke dalam
adukan beton, kuat tekan beton (umur 28 hari) bertambah 7 %. Ini menunjukkan
bahwa penambahan fiber lokal ke dalam adukan beton tidak berpengaruh banyak
pada kuat tekan beton, namun bahan lebih bersifat daktail. Hartanto juga

menyimpulkan bahwa dengan menambahkan fiber lokal ke dalam adukan beton,
kuat tarik beton (umur 28 hari) meningkat sebesar 20,45 % untuk beton fiber vf =
0,7 %. Selain itu beton fiber masih memiliki kemampuan menahan tarik meskipun
sudah terjadi retakan-retakan yang cukup besar (5 - 10 mm). Ini menunjukkan
bahwa penambahan fiber lokal ke dalam adukan beton meningkatkan kuat tarik.
Sudarmoko meneliti pengaruh aspek rasio serat (nilai banding panjang dan
diameter serat) yang dinyatakan panjang serat, terhadap sifat-sifat struktural
adukan beton yang mengandung serat yang meliputi kuat tekan, kuat tarik dan
modulus elastis. Dengan panjang serat kawat bendrat 60, 80 dan 100 mm dengan
konsentrasi serat 1% dari volume adukan disimpulkan hasil terbaik ditunjukkan
oleh beton serat dengan panjang serat 80 mm merupakan nilai yang optimal untuk
ditambahkan pada adukan beton ditinjau dari sudut peningkatan kuat tarik, dan
kuat tekan sedang pada pengujian modulus elastis panjang serat 100 mm memberi
hasil yang terkesan tetap dengan nilai yang tidak terlalu menyimpang dari benda
uji dengan panjang serat 80 mm sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang 80
mm adalah panjang serat yang optimal. (Sudarmoko,1993)

Gambar 2.2 Grafik Kuat Tekan dengan Panjang Serat (Sudarmoko, 1993)

Gambar 2.3 Grafik Kuat Tarik dengan Panjang Serat (Sudarmoko, 1993)
II.2

Perilaku regangan-tegangan beton serat
Hognestad menemukan hubungan antara regangan – tegangan beton tanpa

seratpada pembebanan uniaxial dengan rumus :
(1)
dimana, fc = tegangan
f’c = tegangan maksimum
o = regangan yang terjadi pada saat tegangan maksimum
c = regangan yang terjadi pada saat tegangan 85% tegangan maksimum

Gambar 2.4 Hubungan Regangan – Tegangan Beton Normal
Dari kurva di atas, hubungan tegangan – regangan awalnya bersifat linier.
Perilaku ini akan menyimpang dari kondisi linier bersamaan mulai terjadinya
retak-retak pada beton yang pada awalnya timbul pada daerah transisi agregat dan
pasta. Penjalaran retak ini akan memperlemah resistansi / ketahanan beton
terhadap beban sehingga terbentuk kurva tegangan – regangan yang melengkung.
Pada beton mutu tinggi rentang perilaku liniernya lebih panjang / tinggi
dibandingkan dengan beton mutu normal disebabkan kapasitas retaknya lebih
besar. Tingginya kapasitas retak ini disebabkan kuatnya ikatan antar mortar dan
ikatan antar mortar dengan agregat, sehingga untuk memecah ikatan tersebut
dibutuhkan beban yang besar pula. Apabila pada beton mutu tinggi tersebut sudah
terjadi retak maka proses keruntuhannya akan berlangsung lebih cepat
dibandingkan dengan beton normal. Menurut Mehta dan Montero hal ini
disebabkan oleh tingkat kekuatan ikatan antar mortar dan antara mortar dengan
agregat relatif sama jika dibandingkan dengan kekuatan agregatnya sendiri. Pada
beton berserat hubungan tegangan – regangan tidak persis sama dengan beton
tanpa serat. Ezeeldin & Balagou mengusulkan persamaan tegangan – regangan
beton berserat mutu normal sebagai berikut :

(2)

dimana :

 = 2,1 x 10 kg/cm2

o= 0,002 + 0,5 x 10-6. R < 0,003
R = Vf .L

β = 1,09 + 0,71 ( R )-0,93
khusus untuk fiber berbentuk hooked
β = 1,09 + 7,5 ( R )-1,93
II.3

Material Penyusun Beton

Semen yang diaduk dengan air akan membentuk pasta semen. Jika pasta
semenditambah dengan pasir akan menjadi mortar semen. Jika ditambah lagi
dengan kerikil / batupecah disebut beton.
Pada umumnya beton mengandung rongga udara sekitar 1% - 2%, pasta
semen (semen dan air) sekitar 25% - 40% dan agregat (agregat halus dan kasar)
sekitar 60% -75%. Untuk mendapatkan kekuatan yang baik, sifat dan karakteristik
dari masing-masingbahan penyusun tersebut perlu dipelajari. (Tri Mulyono,2003)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
III.1

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil, Universitas Negeri

Gorontalo.
III.2

Alat dan Bahan Penelitian
Adapun alat dan bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:
III.2.1 Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Timbangan, untuk mengukur berat bahan dan benda uji
Ayakan, untuk menguji gradasi agregat
Gelas Ukur untuk menakar air
Piknometer, untuk menguji berat jenis pasir
Kerucut Abraham, untuk menguji nilai slump
Oven, untuk mengeringkan material uji
Cetakan silinder (ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm)
Molen, untuk mencampur adukan beton
Mistar dan jangka sorong, untuk mengukur nilai slump dan dimensi benda uji
Bak air untuk merendam benda uji selama perawatan
Tongkat penumbuk untuk memadatkan benda uji
Compression Testing Machine, untuk uji kuat tekan dan kuat tarik belah
beton.

III.2.2 Bahan
1.
2.
3.
4.
5.

Semen, semen Portland tipe I. merek Tiga Roda
Agregat kasar, yaitu batu pecah diameter maksimum 25,4 mm.
Agregat halus, yaitu pasir Sungai Bone.
Air bersih
Serat kawat, yaitu menggunakan kawat bendrat bergeometri lurus diameter ±
1,0 mm yang dipotong-potong sepanjang 3 cm.

III.3

Data Penelitian

III.3.1 Teknik Pengumpulan Data
1.

Data primer berupa data yang diambil dari hasil pengujian kuat tekan beton
menggunakan alat Compression Testing Machine. Data yang diambil adalah

2.

data dari pengujian beton yang berumur 28 hari.
Data sekunder berupa data pengujian kuat tekan beton K-300 yang sudah
pernah dilakukan penelitian.

III.3.2 Analisis Data
Data dianalisis secara langsung dengan membandingkan kuat tekan beton
yang menggunakan bahan tambah kawat bendrat dengan beton normal yang tidak
menggunakan bahan tambah.
III.4

Tahapan Penelitian
Penelitian ini meliputi beberapa tahap pelaksanaan, yaitu sebagai berikut:

1.

Tahap Pertama
Penyiapan material sekaligus pengujian material penyusun beton sesuai
standar pengujian ASTM. Material yang akan diuji seperti: agregat kasar

2.

(batu pecah) dan agregat halus (pasir sungai).
Tahap kedua
Setelah melakukan pengujian material, maka direncanakan campuran beton
(Mix Design) yang akan dipakai sesuai kriteria beton K-300. Kawat bendrat

3.

juga dipotong-potong sepanjang 2 cm.
Tahap ketiga
Pembuatan benda uji silinder dengan menggunakan molen agar pekerjaan
lebih cepat dan efisien.

4.

5.

Tahap keempat
Beton yang telah dikeluarkan dari cetakan, dimasukkan ke dalam air yang
ditujukan untuk perawatan beton agar terjaga kelembaban di dalam beton.
Tahap kelima
Beton yang telah berumur 28 hari, diuji kuat tekan dengan menggunakan
Compression Testing Machine.
Secara jelas dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini.

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
III.5

Jadwal Penelitian
Adapun jadwal dalam melakukan penelitian ini dapat dilihat pada tabel
3.1.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

X

DAFTAR PUSTAKA
Balaguru, P., Narahari, R. & Patel, M., 1992. Flexural Toughness Of Steel Fiber
Reinforced Concrete. ACI Material Journal, V. 89, No.6(November Desember 1992).
Balaguru, P. & Ramakrishnan, V., 1988. Properties Of Fiber Reinforced Concrete :
Workability, Behavior Under Long - Term Loading, And Air-Void
Characteristics. ACI Materials Journal, Issue May - June 1988.
Briggs, A., Bowen, D. H. & Kollek, J., 1974. Mechanical Properties and
Durability of Carbon Fibre Reinforced Cement Composites. London,
Proceeding of International Conference Carbon Fibres, The Plastic Institute.
Hartanto, S., 1994. Pengaruh Fiber Lokal Pada Perilaku Dan Kapasitas Balok
Tinggi Beton Bertulang. Tesis Program Magister Teknik Sipil, Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta.
Leksono, Suhendro & Sulistyo, 1995. Pengaruh Pemakaian Serat Kawat Berkait
pada Kekuatan Beton Mutu Tinggi Berdasarkan Optimalisasi Diameter
Serat. Tesis, Program Magister Teknik Sipil, UNDIP, p. 20.
Naaman, A. E. & Najm, H., 1991. Bond - Slip Mechanism of Steel Fibers in
Concrete. ACI Materials Journal, V. 88(No, 2, March - April 1991).
Soroushian, P. & Bayasi, Z., 1987. Concept of Fiber Reinforced Concrete. USA,
Proceeding of International Seminar on Fiber Reinforced Concrete,
Michigan State University.
Soroushian, P. & Bayasi, Z., 1991. Fiber - Type Effects On The Performance Of
Steel Fiber Reinforced Concrete. ACI Materials Journal, V. 88(No. 2,
March - April 1991).
Sudarmoko, 1993. Pengaruh Panjang Serat Pada Sifat Struktural Beton Serat.
Media Teknik, Volume No.1 Tahun XV, Yogyakarta.
Suhendro, B., 1991. Pengaruh Fiber Kawat Pada Sifat-Sifat Beton. Yogyakarta,
Seminar Mekanika Bahan dalam Berbagai Aspek.
Tjokrodimulyo, K., 1996. Teknologi Beton. Jakarta: Penerbit Nafiri.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUAT IMPACT PAVING BERBAHAN LUMPUR LAPINDO DENGAN PEMBERIAN PERLAKUAN PRESSING (Studi Penelitian Lumpur Lapindo)

0 19 2

PENGARUH PERAN PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN PADA PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) (Studi Penelitian pada Puskesmas Kapongan Kec. Kapongan Kab. Situbondo)

6 48 27

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN KUINOLON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN SBP (Spontaneous Bacterial Peritonitis) Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang

1 50 24

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN (Studi Penelitian pada Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) di Kecamatan Geger Kabupaten Bangkalan)

4 37 33

Evaluasi kebijaksanaan pengembangan produk baru pada industri genteng beton "Jaya Sakti" di Wuluhan Jember -

0 4 74

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA Pengembangan Profesi Guru Sains melalui Penelitian dan Karya Teknologi yang Sesuai dengan Tuntutan Kurikulum 2013

6 77 175

Tinjauan atas pembuatan laporan anggaran Bulan Agustus 2003 pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung

0 76 64

prosedur Verifikasi Data Perjalanan Dinas Pada Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Air

9 64 69

Sistem Informasi Rekapitulasi Absensi dan Perhitungan Tunjangan Kinerja Pegawai Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI berbasis website

0 19 1

Membangun Private Cloud Web Office dengan Sheetster Server Community Edition di Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan Bandung

11 46 72