Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dengan Motivasi Auditor sebagai Variabel Moderating

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Penelitian
Tata kelola penyelenggaraan otonomi daerah dan perimbangan keuangan

pusat dan daerah, diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dan
Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara
pemerintahan pusat dan daerah, kedua undang-undang tersebut merupakan era
baru dalam hubungan antara pemerintahan pusat dan daerah di Indonesia dalam
rangka mewujudkan pelaksanaan desentralisasi dalam bentuk otonomi daerah.
Untuk menjamin lancar dan berjalan dengan baiknya pelaksanaan desentralisasi
tersebut, maka perlu diadakan suatu pengawasan. Pengawasan bersifat membantu
agar sasaran yang ditetapkan organisasi dapat tercapai, dan secara dini
menghindari terjadinya penyimpangan pelaksanaan, penyalahgunaan wewenang,
pemborosan dan kebocoran anggaran (Sukriah dkk, 2009).
Seorang auditor internal pemerintah dalam menjalankan tugasnya harus
berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Asosiasi Auditor Intern
Pemerintah Indonesia (AAIPI). Dalam standar umum disebutkan bahwa
penugasan audit intern harus dilakukan dengan kompetensi dan kecermatan

professional. Seorang auditor dituntut harus mempunyai pendidikan, pengetahuan,
keahlian dan keterampilan, pengalaman, serta kompetensi lain yang diperlukan
untuk melaksanakan tanggungjawabnya.
Salah satu Aparat Pengawas Intern Pemerintah di daerah adalah
Inspektorat Provinsi. Inspektorat Provinsi memiliki peran dan posisi yang sangat
strategis dalam pencapaian visi dan misi serta program-program pemerintah

Universitas Sumatera Utara

daerah karena Inspektorat Provinsi menjadi pilar yang bertugas sebagai pengawas
sekaligus pengawal dalam pelaksanaan program yang tertuang dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
Sebagai Aparat Pengawas Intern Pemerintah di daerah, Inspektorat
Provinsi yang bekerja dalam organisasi pemerintah daerah tugas pokoknya adalah
menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh Kepala Daerah
telah dipatuhi dan berjalan sesuai dengan rencana, menentukan baik atau tidaknya
pemeliharaan terhadap kekayaan daerah, menentukan efisiensi dan efektivitas
prosedur dan kegiatan pemerintah daerah, serta yang tidak kalah pentingnya
adalah menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai unit/satuan
kerja sebagai bagian yang integral dalam organisasi Pemerintah Daerah. Dari

penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa Inspektorat Daerah sebagai pengawas
internal memiliki karakteristik yang spesifik, dan ia memiliki ciri antara lain
adalah:
1. Alat dalam organisasi Pemerintah Daerah yang menjalankan fungsi quality
assurance.
2. Pengguna laporan pengawas internal adalah Kepala Daerah dalam
organisasi Pemerintah Daerah yang bersangkutan.
3. Dalam pelaksanaan tugas menggunakan prosedur pemeriksaan yang jelas.
4. Kegiatan pemeriksaan bersifat preaudit atau build-in sepanjang proses
kegiatan berlangsung.
Gustati (2011) beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja Aparat
Pengawas Intern Pemerintah adalah standar umum Aparat Pengawas Intern
Pemerintah, motivasi, dan komitmen organisasi. Sedangkan Slamet (2009)
pelatihan dan pengalaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja aparat inspektorat, sampai tingkat mana seseorang berhasil pada
pekerjaannya, berpartisipasi aktif dan beranggapan bahwa kinerja merupakan hal

Universitas Sumatera Utara

yang penting dan berkaitan dengan harga dirinya, oleh karena itu pelatihan dan

pengalaman merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerja, dan
Mulyono (2009) faktor yang mempengaruhi kinerja aparat inspektorat adalah latar
belakang pendidikan, kompetensi teknik, sertifikasi jabatan, pendidikan dan
pelatihan berkelanjutan.
Kinerja Aparat Pengawas Intern Pemerintah menggunakan Standar Audit
Intern Pemerintah Indonesia yang telah dipaparkan pada konferensi AAIPI di
Kementerian Keuangan pada tanggal 27 Agustus 2013. Standar Audit Intern
Pemerintah Indonesia ini mengatur mengenai kegiatan audit intern yang dapat
dilakukan oleh auditor sesuai dengan mandat serta kedudukan, tugas, dan fungsi
audit dengan tujuan tertentu, reviu, evaluasi, monitoring (pemantauan), dan
kegiatan pengawasan lainnya, serta pemberian jasa konsultasi (Consulting
Activities).
Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan
yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Kinerja (prestasi
kerja) dapat diukur melalui pengukuran tertentu (standar), dimana kualitas adalah
berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan, sedangkan kuantitas adalah jumlah
hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, dan ketepatan waktu
adalah kesesuaian waktu yang telah direncanakan (Trisnaningsih, 2007).
Latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh Aparat Pengawas Intern
Pemerintah sebaiknya disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi yang

dilaksanakan, sebagaimana yang diisyaratkan oleh Standar Audit Intern
Pemerintah Indonesia tanggal 27 Agustus 2013 poin 2011 tentang standar umum

Universitas Sumatera Utara

dijelaskan bahwa latar belakang pendidikan auditor harus mempunyai tingkat
pendidikan formal yang diperlukan.
Berdasarkan Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia tanggal 27
Agustus 2013 poin 2013 tentang Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan serta
Pelatihan berkelanjutan, antara lain sebagai berikut auditor harus mempunyai
sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan/atau sertifikat lain di bidang
pengawasan intern pemerintah, dan mengikuti pendidikan dan pelatihan
profesional berkelanjutan (continuing professional education). Untuk itu aparat
pengawas intern pemerintah wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan sertifikasi
jabatan fungsional auditor yang sesuai dengan jenjangnya.
Independensi merupakan standar umum nomor dua dari tiga standar
auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang menyatakan
bahwa dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Artinya auditor seharusnya
berada dalam posisi yang tidak memihak siapapun karena ia melaksanakan

pekerjaanya untuk kepentingan umum. Independensi dapat juga diartikan adanya
kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya
pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan
dan menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 2009).
Pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih.
Seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki
akan memberikan hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak mempunyai
pengetahuan yang cukup dalam tugasnya. Dalam rangka memenuhi persyaratan
sebagai seorang professional, auditor harus menjalani pelatihan yang cukup.

Universitas Sumatera Utara

Pelatihan tersebut berupa kegiatan – kegiatan seperti seminar, simposium,
lokakarya pelatihan itu sendiri dan kegiatan penunjang keterampilan lainnya.
Melalui program pelatihan para auditor juga mengalami proses sosialisasi agar
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan situasi yang akan ditemui (Putrid an
Bandi, 2002). Pengetahuan auditor yang berkenaan dengan bukti relevan dan tidak
relevan mungkin akan berkembang dengan adanya program pelatihan auditor
ataupun dengan bertambahnya pengalaman auditor itu sendiri. Dengan demikian
maka kompleksitas tugas yang dihadapi oleh seorang auditor akan menambah

pengalaman serta pengetahuannya.
Bouman dan Bradley, 1997 dalam Masrizal (2010) menyatakan bahwa
“pengalaman kerja auditor dipandang sebagai faktor penting dalam memprediksi
kinerja auditor. Banyak orang percaya bahwa semakin pengalaman seseorang
dalam pekerjaannya, maka hasil pekerjaannya pun akan semakin bagus Auditor
yang berpengalaman menunjukkan proyeksi error yang lebih baik dari pada level
junior”. Beberapa auditor menyatakan bahwa pengalaman yang dimilikinya
sangat membantu dalam tugasnya.
Inspektorat Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu bagian/biro di
Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara yang mempunyai potensi daerah cukup
tinggi. Dengan adanya Otonomi Daerah, maka pemerintah pusat memberikan
kewenangan di dalam pengelolaan keuangan kepada pemerintah daerah. Oleh
karena itu, maka didalam pelaksaannya Inspektorat Provinsi Sumatera diharapkan
lebih meningkatkan fungsi pengawasan atas penyelenggaraan fungsi pemerintah
dan pembangunan agar efektif dan efisien dengan orientasi pada kepentingan
masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Namun pada faktanya kinerja Aparat Pengawas Intern Pemerintah dalam

hal ini Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan pemeriksaan dan
pengawasan terhadap instansi pemerintah di Provinsi Sumatera Utara saat ini
masih menjadi sorotan, karena masih banyaknya temuan hasil pemeriksaan yang
tidak terdeteksi oleh aparat inspektorat, akan tetapi ditemukan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK).
Pada tahun 2014 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) perwakilan Sumatera
Utara merekomendasikan agar Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu)
membenahi kinerja Inspektorat Pemprovsu dengan menyusun standard sarana dan
prasarana kerja demi menunjang kinerja pengawasan internal pemerintah
(www.medan.bpk.go.id). Hal ini terungkap saat penyerahan laporan hasil
pemeriksaan keuangan (LHPK) Pemprovsu oleh BPK RI perwakilan Sumatera
Utara, di aula BPK RI Perwakilan Sumut, Jalan Tengku Daud, Medan. Adanya
temuan sesuai hasil pengauditan yang telah dilakukan oleh APIP merupakan
faktor utama pembenahan kinerja Inspektorat Pemprovsu ini.
Selain itu, juga terdapat adanya temuan terhadap ketidakpatuhan dalam
menjalankan peraturan terhadap perundang-undangan, sehingga Kepala Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Sumatera Utara, Muktini meminta
Pemerintah

Provinsi


Sumatera

Utara

melalui

Inspektorat

agar

lebih

meningkatkannya kinerjanya dalam mengawasi dan melakukan pengendalian
(www.medanbagus.com). Adanya beberapa temuan di atas, menunjukkan bahwa
kinerja Aparat Pengawas Intern Pemerintah pada Inspektorat Provinsi Sumatera
Utara belum maksimal.

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan hal tersebut maka peneliti termotivasi untuk mengkaji lebih
lanjut dan melakukan penelitian dengan judul

“Analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dengan
motivasi auditor sebagai variabel moderating”. Adapun yang dipandang menjadi
faktor-faktor yang mempengaruhi adalah pengaruh tingkat pendidikan, pendidikan
berkelanjutan, independensi, pengalaman dan pengetahuan

yang diduga

mempengaruhi kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya,

maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut :
1.


Apakah

tingkat

pendidikan,

pendidikan

berkelanjutan,

independensi,

pengalaman dan pengetahuan berpengaruh secara simultan dan parsial
terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara?
2.

Apakah motivasi auditor dapat memoderasi hubungan antara tingkat
pendidikan, pendidikan berkelanjutan, independensi, pengalaman dan
pengetahuan dengan kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera

Utara?

1.3

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :
1.

Untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan,
independensi, pengalaman dan pengetahuan secara simultan dan parsial
terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

2.

Untuk menganalisis motivasi auditor sebagai pemoderasi hubungan antara
tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan, independensi, pengalaman dan
pengetahuan dengan kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera
Utara.

1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan adalah:

1.

Bagi peneliti, sebagai pengetahuan dan pemahaman mengenai kinerja
auditor.

2.

Bagi akademis/ peneliti selanjutnya, sebagai pertimbangan untuk melakukan
penelitian selanjutnya mengenai kinerja auditor.

3.

Bagi Pemerintah Kota Medan diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam
mengevaluasi pelaksanaan kinerja auditor serta dapat menjadi masukan
dalam mengambil keputusan terkait kinerja auditor.

1.5

Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh

Slamet, (2009) dengan judul Pengaruh Pengalaman dan Pendidikan Terhadap
Kinerja Aparat Pengawas Fungsional Wilayah IV di Lingkungan Inspektorat
Jenderal Departemeten Pekerjaan Umum. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya (tabel 1.1.) adalah :
1. Penelitian sebelumnya menggunakan pengalaman dan pendidikan sebagai
variabel independen, dan kinerja aparat pengawasan fungsional sebagai
variabel dependen. Sementara penelitian ini tingkat pendidikan, pendidikan
berkelanjutan, independensi, pengalaman dan pengetahuan sebagai variabel

Universitas Sumatera Utara

independen, motivasi auditor sebagai variabel moderating dan kinerja
auditor sebagai variabel dependen.
2. Lokasi dan waktu penelitian yang digunakan pada penelitian sebelumnya
adalah Inspektorat Jenderal Departemen Pekerjaan Umum tahun 2009. Pada
penelitian ini lokasi penelitiannya adalah Inspektorat Provinsi Sumatera
Utara tahun 2016.
Tabel 1.1 Originalitas Penelitian
Uraian

Penelitian Terdahulu

Penelitian Saat Ini

Variabel Independen

Pengalaman
Pendidikan

dan Tingkat pendidikan,pendidikan
berkelanjutan, independensi,
pengalaman dan pengetahuan

Variabel Dependen

Kinerja aparat
pengawasan
fungsional

Kinerja auditor

Variabel Moderating

Tidak ada

Motivasi auditor

Lokasi Penelitian

Inspektorat Jenderal
Departemen Pekerjaan
Umum

Inspektorat Provinsi Sumatera
Utara

Waktu Penelitian

2009

2016

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur

0 0 16

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur

0 0 9

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur

0 0 21

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dengan Motivasi Auditor sebagai Variabel Moderating

0 0 16

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dengan Motivasi Auditor sebagai Variabel Moderating

0 0 2

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dengan Motivasi Auditor sebagai Variabel Moderating

0 0 20

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dengan Motivasi Auditor sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

0 0 44

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dengan Motivasi Auditor sebagai Variabel Moderating

0 5 4

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dengan Motivasi Auditor sebagai Variabel Moderating

0 0 32