Isi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi saat ini sudah banyak berkembang, khususnya pada dunia
telekomunikasi. Kebutuhan komunikasi zaman sekarang tidak hanya pada layanan
voice saja, tetapi sudah merambat ke layanan data (internet dan intranet) dan video
(UseeTV dan CCTV). Untuk menggunakan ketiga layanan tersebut secara optimal,
membutuhkan bandwidth yang lebih besar dan transmisi yang berkecepatan tinggi.
Jaringan lokal yang menggunakan kabel tembaga memiliki keterbatasan
bandwidth dan kecepatan transmisi untuk memberikan layanan data dan video secara
optimal. Maka dari itu, PT Telkom membuat megaproyek untuk menggantikan media
transmisi jaringan dari kabel tembaga ke serat optic sebagai modernisasi
telekomunikasi Indonesia yang disebut dengan fiber to the home (FTTH) yang
berbasis teknologi Gigabit Passive Optical Network.
Untuk pelanggan yang masih aktif menggunakan layanan telepon dari
Telkom, akan ada teknisi Telkom yang datang untuk instalasi kabel optic dan
mengalihkan jalur telepon di kabel tembaga ke jalur kabel optic.
Untuk itu, sangat penting mengetahui bagaimana proses instalasi kabel optik
di rumah pelanggan. Dimulai dari penarikan drop wire dari tiang yang terdapat

9


Optical Distribution Point (ODP) yang paling dekat ke rumah pelanggan sampai ke
roset, pemasangan Optical Network Terminal (ONT) di rumah pelanggan, dan apa
yang dilakukan jika terjadi ONT tidak terkoneksi dengan jaringan FTTH (atau dalam
bahasa lapangan disebut loss).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses Instalasi Kabel Rumah (IKR) dan Migrasi?
2. Apa saja masalah yang terjadi pada jaringan FTTH dari ODP ke rumah
pelanggan?
3. Bagaimana cara mengatasinya?
1.3 Batasan Masalah
Pada laporan kerja praktek ini, penulis hanya membatasi pembahasan hanya
terfokus pada proses IKR dan Migrasi, masalah yang terjadi pada saat IKR dan
Migrasi, dan cara mengatasinya.
1.4 Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan
Tujuan penulisan laporan penelitian kegiatan praktikum ini adalah untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Kerja Praktik dan Seminar di tahun ajaran 2016.
1.4.2 Manfaat


10

Manfaat dari kerja praktek ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses
instalasi kabel rumah (IKR) dan migrasi, apa saja masalah yang akan terjadi dalam
proses IKR dan migrasi, dan bagaimana cara mengatasinya.
1.5 Tempat dan Waktu
Tempat dan waktu pelaksanaan kerja praktek adalah di Sentral Telepon
Otomat (STO)/Telkom Rajawali yang dimulai pada tanggal 18 april 2016 sampai 20
Juni 2016.

11

BAB II
PT INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA

2.1 Sejarah Singkat
Perusahaan didirikan sebagai evolusi dari kerja sama PN Telekomunikasi dan
Siemen AG pada tahun 1966. Kerja sama ini berlanjut pada pembentukan Pabrik
Telepon dan Telegraf (PTT) sebagai Bagian dari LPP Postel pada tahun 1968. Pada
tahun 1974, bagian ini dipisahkan dari LPP Postel menjadi sebuah Perseroan Terbatas

yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi.
Pendirian Perusahaan ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No: 34 tahun 1974 tanggal 23 September 1974 tentang Penyetoran Modal Negara
Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) di Bidang
Industri Telekomunikasi dan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No: Kep-1771/MK/IV/12/1974 tanggal 28 Desember 1974 tentang Penetapan Modal
Perusahaan Perseroan. Anggaran Dasar Perusahaan dibuat oleh Akta Notaris
Pengganti Warda Sungkar Alurmei, S.H., Nomor 322 tanggal 30 Desember 1974 dan
telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: Y.A.5/273/10
tanggal 1 Agustus 1975, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Akta Notaris Muhammad Hanafi, S.H., Nomor: 30 tanggal 19 Juli 2012, dan telah
mendapat persetujuan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi

12

Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU-40994.A.H.01.02, Tahun 2012 tanggal 27
Juli 2012.
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: 036/MPBUMN/
1988, PT INTI (Persero) dimasukkan ke dalam kelompok Industri Strategis. Pada
tanggal 17 Januari 1998 dikeluarkan sebuah Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No: 12 tahun 1998 yang menghilangkan peran departemen teknis dalam
mengelola BUMN. Sebagai tindak lanjutnya, pembinaan INTI beralih ke Kementrian
Negara Pendayagunaan BUMN. Pada tahun yang sama BPIS beralih status menjadi
sebuah holding company dengan nama PT Bahana Pakarya Industri Strategis
(Persero) atau PT BPIS dan sepuluh BUMN strategis di bawahnya menjadi anak
perusahaan. Kondisi ini berakhir pada tahun 2002, dimana PT BPIS dibubarkan pada
bulan Maret 2002 sesuai Peraturan Pemerintah Nomor: 52 Tahun 2002. Selanjutnya
pengelolaan INTI beralih kembali ke Kementrian Negara Pendayagunaan BUMN.
Periode 1974-1984
PT INTI (Persero) resmi berdiri pada tanggal 30 Desember tahun 1974,
Bidang usaha INTI meliputi produk-produk radio sonde, radio High Frequency (HF),
radio Very High Frequency (VHF), pesawat telepon dan stasiun bumi untuk Sistem
Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa. Produk stasium bumi yang disebut
terakhir ini mencatatkan sejarah dalam perkembangan INTI dengan memberikan

13

kontribusi pada prestasi penjualan tertinggi di periode ini, yaitu sebesar 24,3 milyar
rupiah di tahun 1981.
Fasilitas produksi yang dimiliki INTI pada periode ini antara lain:



Pabrik Perakitan Telepon Pabrik



Perakitan Peralatan Transmisi



Pabrik Mekanik dan Plastik



Laboratorium Software Komunikasi Data (PACKSATNET) bekerjasama
dengan Logitech.

Kerjasama Teknologi yang pernah dilakukan pada era ini antara lain dengan
Siemens AG, BTM, PRX, JRC. Pada era tersebut produk Pesawat Telepon Umum
Koin (PTUK) INTI menjadi standar Perumtel (sekarang Telkom).

Periode 1985-1998
Diawali oleh rencana pemerintah untuk melakukan digitalisasi infrastruktur
telekomunikasi di Indonesia dan menunjuk INTI sebagai pemasok tunggal Sentral
Telepon Digital Indonesia (STDI) yang dilaksanakan berdasarkan Technical and
Business Cooperation Agreement (TBCA) dengan Siemens AG. Fasilitas produksi
terbaru yang dimiliki INTI pada masa ini, disamping fasilitas-fasilitas yang sudah ada

14

sebelumnya, antara lain Pabrik Sentral Telepon Digital Indonesia (STDI) pertama di
Indonesia dengan teknologi produksi Trough Hole Technology (THT). Pabrik STDI
berkapasitas 150.000 Satuan Sambungan Telepon (SST) ini dibangun pada tahun
1984 dan produksi pertamanya sebesar 10.000 SST diluncurkan pada tahun 1985. Di
kemudian hari kemampuan pabrik ini dilengkapi juga dengan teknologi produksi
Surface Mounting Technology (SMT). Produk STDI ini berkontribusi sangat
signifikan bagi pertumbuhan penjualan dan laba INTI. Walaupun pada tahun 1990
pemerintah membuka persaingan dengan mengijinkan dua pemasok sentral digital
lainnya, yaitu AT&T dan NEC, namun sampai dengan tahun 1998 INTI masih tetap
menjadi market leader dalam hal pangsa pasar infrastruktur telekomunikasi, yaitu
sebesar 60% dari total pasar nasional.

Dengan memanfaatkan fasilitas pabrik ini pula, ruang lingkup produk INTI
dilengkapi oleh Pulse Code Modulation (PCM), Private Automatic Branch Exchange
(PABX), dan pesawat telepon meja INTI 111 yang semuanya merupakan produk
lisensi dari Siemens AG. Disamping itu INTI juga memproduksi perangkat-perangkat
hasil pengembangan sendiri seperti Stasiun Bumi Kecil (SBK), High Frequency (HF)
Radio, Digital Microwave Radio (DMR), Sistem Telepon Kendaraan Bergerak
(STKB), Pesawat Telepon Umum Coin Box dan Pesawat Telepon Umum Swalayan
(PTUS). Sejak tahun 1989, produk INTI dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Produk sentral;

15

2. Produk transmisi; dan
3. Produk terminal atau CPE.
Kerjasama Teknologi yang pernah dilakukan pada periode ini antara lain :


Bidang sentral dengan Siemens AG




Bidang transmisi dengan Japan Radio Company



Bidang CPE dengan Siemens AG, BTM, Tamura, Syapura, dan Tatung TEL

Dari ketiga kategori produk tersebut, produk yang memberikan kontribusi
terbesar dalam penjualan INTI adalah produk sentral.
Pada era ini, INTI memiliki reputasi dan prestasi yang signifikan, yaitu :


Menjadi pionir dalam proses digitalisasi sistem dan jaringan telekomunikasi
di Indonesia.



Bersama Telkom telah berhasil dalam proyek otomatisasi telepon di ensio
seluruh ibu kota kabupaten dan ibu kota kecamatan di seluruh wilayah
Indonesia.


Pada periode ini, tepatnya tahun 1988, Berdasarkan KEPMEN 036/MPBUMN/1988, PT INTI (Persero) masuk ke dalam Industri Strategis. Bisnis Terbesar

16

pada periode ini adalah Sentral Telepon Digital Indonesia (STDI). Pada periode ini
pula PT INTI (Persero) berhasil mengembangkan produk SBK 3 kanal dan Sentral
Telepon Digital Indonesia Kecil (STDI-K).
Periode 1998-2002
Dengan berakhirnya TBCA dengan Siemens AG, INTI mengukuhkan diri
sebagai penyedia solusi engineering, terutama sebagai system integrator untuk
pembangunan

infrastruktur

telekomunikasi

di

Indonesia,


tidak

terkecuali

pembangunan infrastruktur telekomunikasi seluler. Tidak kurang dari 2000 BTS telah
dibangun oleh INTI di seluruh penjuru Indonesia. Pada periode ini aktivitas
ensiononal dipersiapkan untuk dipindahkan kepada anak perusahaan PT INTI
(Persero).
Pada tahun 2002, Berdasarkan peraturan Pemerintah Nomor: 52 Tahun 2002,
Pembubaran PT. BPIS dan PT INTI di bawah KN. BUMN. Bisnis terbesar pada
periode ini adalah pembangunan jaringan seluler.
Periode 2003-2008
Pada era ini kerjasama teknologi tidak lagi terkonsentrasi pada Siemens, tetapi
dilakukan secara berimbang (multi principal) dengan beberapa perusahaan
multinasional dari Eropa dan Asia. Aktivitas manufaktur tidak lagi ditangani sendiri

17

oleh INTI, tetapi secara spin-off dengan mendirikan anak-anak perusahaan dan usaha

patungan, seperti :


Bidang CPE, dibentuk anak perusahaan bernama PT.INTI PISMA
International yang bekerja sama dengan JITech International, bertempat di
Cileungsi Bogor



Bidang mekanik dan ension, dibentuk usaha patungan dengan PT PINDAD
bernama PT.IPMS, berkedudukan di Bandung, yang resmi berdiri di bulan
Juli 2004.



Bidang-bidang switching, akses dan transmisi, dirintis kerja sama dengan
beberapa

perusahaan

multinasional

seperti

SAGEM,

MOTOROLA,

ALCATEL, Ericsson, Samsung.
Bisnis terbesar pada periode ini adalah CDMA. RMJ (regional metro junction)
dan jaringan akses fiber optic dan Out Site Plant (OSP), digital microwave link,
pembangunan tower nasional, CME dan power supply serta indoor coverage.
Periode 2009-2012
INTI

menghidupkan

kembali

bisnis

manufaktur

untuk

menopang

keberlanjutan perusahaan. Melahirkan produk-produk genuine seperti: Smart PBX,
GPA, IPUMC, FFWS, I-Perisalah, KWH Meter, IMO Mobile Phone, dan MSAN.

18

Periode 2012-Sekarang
PT INTI (Persero) memantapkan langkahnya untuk memasuki bisnis solusi
Engineering, system integrator dan pengembangan produk-produk genuine.
Beberapa produk genuine unggulan PT INTI antara lain: Smart PBX, General
Purpose Agent (INTI Power Utilities Monitoring & Control, Flood Forecasting and
Warning System) I-PERISALAH dan KWH Meter. Pengembangan untuk produk
produk genuine INTI lainnya masih berlanjut, seperti Converter Kit untuk BBM ke
Gas, Smart meter untuk Gas dan Air, EDC berbasis USSD dengan Telkomsel,
Pembaca KTP Elektronik, kerja sama pengembangan dan produksi untuk sistem
transportasi dengan PT KAI dengan produk Garansi (Pencegahan Pelanggaran
Sinyal).
2.2 Strukur Organisasi
Bagan Struktur Organisasi PT.INTI (terlampir)
2.3 Visi dan Misi PT.INTI
2.3.1 Visi
Visi PT.INTI adalah Smart Innovations For Better Life.
2.3.2 Misi
Adapun misi PT.INTI untuk mewujudkan visi tersebut adalah :

19



Membangun sinergi inovasi nasional dalam rangka menyediakan solusi cerdas
di bidang telekomunikasi, informatika, elektronika, dan energi bagi



peningkatan hidup masyarakat yang lebih baik.
Membangun kemandirian nasional di bidang IT untuk mewujudkan industri



strategis yang professional, efektif, efisien, dan inovatif.
Memaksimalkan nilai perusahaan serta mengupayakan pertumbuhan yang



berkesinambungan.
Berperan sebagai penggerak utama bangkitnya industri dalam negeri.

20

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 TITO Project
PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) akan menggenjot proyek Trade
In Trade Off (TITO) kabel tembaga milik Telkom yang dijalani sejak 2011. Perseroan
sejauh ini sudah menyelesaikan proyek TITO dalam tiga placement order (PO). PO
pertama untuk empat sentral telepon otomat (STO), PO kedua sebanyak dua STO,
dan ketiga sebanyak lima STO. Pada 2013 perseroan akan menyelesaikan PO
keempat hingga kesepuluh untuk 31 STO. Proyek STO keempat sampai kesepuluh
menggunakan teknologi baru, yakni fiber to the home (FTTH). Melalui teknologi
baru ini, kapasitas bandwidth yang diterima pelanggan Telkom bisa mencapai 100
Megabit per second (Mbps).
Sekadar diketahui, Telkom memiliki sekitar enam juta satuan sambungan
kabel tembaga. Jika Telkom mengerjakan sendiri pergantian membutuhkan waktu 10
tahun, sedangkan INTI menyanggupi pengerjaan hanya lima tahun untuk 41 STO.
Kompensasi dari pengerjaan tersebut, INTI akan menjual kabel tembaga ditambah
beberapa instalasi pendukungnya. Berdasarkan perhitungan bisnis harga total jual
kabel tembaga dikurangi biaya pemasangan serat optik masih mendatangkan

21

keuntungan cukup besar bagi INTI dengan syarat harga tembaga di London Metal
Exchange (LME) stabil.
Sebelumnya, Direktur Utama INTI Tikno Sutisna mengungkapkan, proyek
TITO sebagai pemasok utama pendapatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini
selama 2012 dan 2013. Pada 2012 dan 2013, proyek dari Telkom diperkirakan
menopang 70% pendapatan perseroan .
INTI selama ini menjalani lini usaha system integrator, managed services,
genuine product, manufacturing IT& services, seat management, serta mobile devices
dan content.
3.2 FTTH dan GPON
3.2.1 FTTH
Fiber to the Home (FTTH) merupakan suatu format penghantaran signal optik
dari pusat penyedia layanan (provider) ke pengguna dengan menggunakan serat optik
sebagai medium penghantarannya.
Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari kemajuan perkembangan
teknologi serat optik yang dapat mengantikan penggunaan kabel konvensional. Dan
juga didorong oleh keinginan untuk mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilah
Triple Play Services yaitu layanan akan akses internet yang cepat, suara (jaringan
telepon, public switched telephone network/PSTN) dan video (TV kabel) dalam satu
infrastruktur pada unit pelangganan.

22

Penghantaran dengan menggunakan teknologi FTTH ini dapat menghemat
biaya dan mampu mengurangkan biaya operasi dan memberikan pelayanan yang
lebih

baik

kepada

pelanggan.

Ciri-ciri

inheren

serat

optik

mengirimkan

signal telekomunikasi dengan bandwidth yang lebih besar dibandingkan dengan
penggunaan kabel konvensional.
3.2.2 GPON (Gigabit Passive Optical Network)
GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mengirimkan informasi sampai
ke pelanggan menggunakan kabel optik. Prinsip kerja dari GPON itu sendiri ketika
data atau sinyal dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang
berfungsi untuk memungkinkan fiber optik tunggal dapat mengirim ke berbagai
ONU, untuk ONU sendiri akan memberikan data-data dan sinyal yang diinginkan
pelanggan. Pada prinsinya, PON adalah sistem point to multipoint, yang dimana
menggunakan splitter sebagai pembagi jaringannya. Arsitektur sistem GPON
berdasarkan pada TDM (Time Division Multiplexing) sehingga mendukung layanan
T1, E1 dan DS3.
Adapun beberapa keunggunal yang dimiliki oleh teknologi GPON adalah:
a. Mendukung aplikasi triple play (suara,data, dan video) pada layanan FTTx yang
dilakukan melalui satu core fiber optik.
b. Dapat membagi bandwidth sampai 32 ONT.

23

c. GPON mengurangi penggunaan banyak kabel dan peralatan pada kantor pusat
bila dibandingkan dengan arsitektur point to point. Hanya satu port optik di
central office (menggantikan multiple port).
d. Alokasi bandwidth dapat diatur.
e.

Biaya maintanence yang murah karena menggunakan komponen pasif.

f.

Transparan terhadap laju bit dan format data.
GPON dapat secara fleksibel mentransferkan informasi dengan laju bit dan
format yang berbeda karena setiap laju bit dan format data ditransmisikan melalui
panjang gelombang yang berbeda. Laju bit 1.244 Gbit/s untuk upstream dan 2.44
Gbit/s untuk downstream.

g. Biaya pemasangan, pemeliharaan dan pengembangan lebih effisien.
Hal ini dikarenakan arsitektur jaringan GPON lebih sederhana dari pada
arsitektur jaringan serat optik konvensional.

OLT

FTM

Pole Kabel
Distribusi

Riser
Pipe

Pole
ODP
Aerial
Closure

ODC

Drop
Cable
ONT
ONT

Feeder

Kabel Distribusi

GROUND

Gambar 3.2.2 Diagram blok jaringan FTTH teknologi GPON

24

3.2.3 Topologi Jaringan
Topologi jaringan sistem FTTH teknologi GPON menggunakan topologi star.
Berikut adalah bagan topologi dari setiap perangkat sistem FTTH dari OLT
sampai ke ONT.

Gambar 3.2.3 Topologi jaringan

3.2.4 Fiber Optik
Serat optik merupakan sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastic yang
sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan digunakan untuk
mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang
digunakan biasanya adalah laser atau LED. Kabel ini berdiameter kurang lebih 120
mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias

25

dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena laser mempunyai
spektrum yang sangat sempit.
Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus
digunakan sebagai saluran komunikasi. Perkembangan teknologi serat optik saat ini,
telah dapat menghasilkan pelemahan (attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km.
Dengan lebar jalur (bandwidth) yang besar sehingga kemampuan dalam
mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat dibandingan dengan
penggunaan kabel konvensional. Dengan demikian serat
optik sangat cocok digunakan terutama dalam aplikasi sistem telekomunikasi.
Pada prinsipnya serat optik memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang
merambat didalamnya.

Gambar 3.2.4.1 Serat Optik dan bagian-bagiannya

26

Kelebihan Dan Kekurangan Fiber Optik
Kelebihan Fiber Optik


Kapasitas (bandwidth) yang besar dalam mentransmisi informasi yang ada
memiliki kecepatan yang tinggi, hingga mencapai beberapa gigabit/detik.



Sinyal degradasi lebih kecil,tidak terpengaruh pada gelombang
elektromagnetik dan frekuensi radio Karena terbuat dari kaca dan plastik
murni.



Ukurannya kecil, ringan, Lebih tipis dan Fleksibel.: mempunyai diameter
yang lebih kecil daripada kabel tembaga sehingga memudahkan suplai dan
pemasangan.



Murah jika membandingkannya dengan banyaknya daya transmisi dari kabel
tembaga Kapasitas lebih besar



Serat optik aman, Tidak mudah terbakar : tidak mengalirkan listrik.

Kekurangan Fiber Optik
Dari sekian banyak kelebihan yang ditawarkan penggunaan kabel fiber
optic juga memiliki kekurangan antara lain harga yang relatif mahal dalam hal

27

penyambungan, karena memerlukan alat khusus dan memerlukan keahlian dan
ketelitian dalam penyambungan kabel fiber optik.
Konektor Optik Pada Jaringan FTTH
Pada sistem FTTH teknologi GPON, fiber optik saling terkoneksi antar
perangkat menggunakan konektor SC.

Gambar 3.2.4.2 konektor SC

3.3. Komponen Jaringan FTTH
3.3.1 Optical Line Terminal (OLT)
Optical Line Terminal (OLT) atau biasa disebut juga dengan Optical Line
Termination adalah perangkat yang berfungsi sebagai titik akhir (end-point) dari
layanan jaringan optik pasif. Perangkat ini mempunyai dua fungsi utama, antara lain:


Melakukan konversi antara sinyal listrik yang digunakan oleh penyedia
layanan dan sinyal optik yang digunakan oleh jaringan optik pasif.



Mengkoordinasikan multiplexing pada perangkat lain di ujung jaringan, atau
biasa disebut dengan Optical Network Terminal (ONT).

28

OLT menyediakan interface antara sistem PON dengan penyedia layanan (service
provider) data, video, maupun voice/telepon. Perangkat OLT meliputi:


DCS (Digital Cross-connect), yang melayani nonswitched dan non-locally
switched TDM trafik ke jaringan telepon.



Voice Gateway, yang melayani locally switched TDM/voice trafik ke PSTN.



IP Routers atau ATM Edge Switch, yang melayani trafik data.



Video Network Device, yang melayani trafik video.

Gambar 3.3.1 OLT

29

3.3.2 Fiber Termination Management (FTM)
Fiber Termination Management adalah suatu perangkat yang digunakan untuk
terminasi, interkoneksi dan cross connect fisik kabel optik baik dari outside plant
(OSP), maupun dari perangkat aktif, serta merupakan tempat melakukan fungsi
monitoring dan pengukuran serat optik. (sesuai STEL L-055-2011) versi 1 ODF FMS
(Optical Distribution Frame dan Fiber Management System) Adalah bagian daripada
FTM, yaitu perangkat yang berupa suatu frame tertutup dengan struktur mekanik
berupa rack atau shelf atau struktur lain yang mempunyai fungsi utama sebagai
tempat pegangan kabel (fiber) dan passive spliter (elemen pasif lainnya), dilengkapi
fiber organizer serta mampu melindungi elemen-elemen didalamnya yang digunakan
untuk tempat terminasi kabel serat optik yang berasal dari OSP dan perangkat aktif.
Komponen FTM
1. Fiber Termination Box (FTB)
Desain konstruksi FTB atau dapat juga disebut Panel berbentuk modular dan atau
tersusun dari beberapa sub panel yang berisi susunan konektor adaptor SC/UPC. Sub
panel tersebut harus terpasang secara Swing atau Slidding pada modul FTB yang dimounting pada struktur rak 19”.
FTB/Panel harus dirancang sedemikian rupa sehingga pemasangan, penggantian
dan pemeliharaan fiber dapat dilakukan dengan mudah dan tidak mengganggu fiber
(live fiber) yang lain.
30

Setiap Panel FTB atau Sub-Panel harus dilengkapi dengan pigtail dan cassette
tempat penyimpanan slack pigtail dan protection sleeve.
Masing-masing Panel/Sub Panel harus dilengkapi dengan kabel/pathcord
guide.dengan sempurna.

2. Splice room
Splice room harus dilengkapi splice tray yang berfungsi untuk mengamankan dan
melindungi sambungan fiber/protection sleeve. Splice room dapat ditempatkan di
Cassette pada Panel atau sub modul/sub panel FTB.
A

B

Gambar 3.3.2.1 FTM

Keterangan gambar:
A. Sisi FTM yang terhubung ke ODC dengan feeder.
B. Sisi FTM yang terhubung ke OLT.

31

Gambar 3.3.2.2 FTM kedua sisi - tampak dekat

3.3.3 Optical Distribution Cabinet (ODC)
ODC (Optical Distribution Cabinet) atau sering juga disebut rumah kabel
adalah suatu perangkat pasif yang diinstalasi diluar STO yang menyediakan sarana
transmisi optik dari STO ke ODP. Bisa di lapangan (outdoor), atau bisa juga di dalam
ruangan/di MDF gedung HRB (indoor). Fungsi dari ODC adalah:
1. Sebagai titik terminasi ujung kabel feeder dan pangkal kabel distribusi.
2. Sebagai titik distribusi kabel dari kapasitas besar ( feeder ) menjadi beberapa
kabel yang kapasitasnya lebih kecil lagi ( distribusi ) untuk flesibilitas.
Splitter merupakan komponen pasif yang dapat memisahkan daya optik dari
satu input serat ke dua atau beberapa output serat. Splitter pada PON dikatakan pasif
sebab tidak memerlukan sumber energi eksternal dan optimasi tidak dilakukan
terhadap daya yang digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari node

32

splitter, sehingga cara kerjanya membagi daya optik sama rata. Selain itu splitter juga
dapat berfungsi untuk merutekan dan mengkombinasikan berbagai sinyal optik.
Alat ini sedikitnya terdiri dari output 2 port dan bisa lebih hingga mencapai
output 32 port. Berdasarkan ITU G.983.1 BPON Standard direkomendasikan agar
sinyal dapat dibagi untuk 32 pelanggan, namun rasio meningkat menjadi 64
pelanggan berdasarkan ITU-T G.984 GPON Standard. Hal ini berpengaruh terhadap
redaman sistem, seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.3.3 Redaman spliter pasif
Rasio
1:2
1:4
1:8
1:16
1:32

Redaman
2,8 – 4,0 dB
5,8 – 7,5 dB
8,8 – 11,0 dB
10,7 – 14,4 dB
14,6 – 18,0 dB

Pada ODC, tersimpan spliter dengan rasio 1:2. Dengan begitu, 1 core yang
didistribusikan oleh FTM, akan menjadi 2 core dari ODC.
ODC-RJW-FDT mempunyai kapasitas penampungan spliter sebanyak 144. Maka
ODC ini disebut ODC 288.

33

Gambar 3.3.3 ODC

3.3.4 Optical Distribution Point (ODP)
Optical Distribution Point (ODP) adalah suatu perangkat pasif (lebih kecil
dari ODC) yang diinstalasi diluar STO yang menyediakan sarana transmisi optik dari
ODC ke ONT. OPD adalah titik akhir distribusi core, maka di dalam suatu ODP harus
ada space untuk melakukan splicing (penyambungan serat optik) antara distribusi
core dengan konektor pigtail. Space pada ODP juga berfungsi untuk menyimpan
spliter sebagai fungsi titik awal dari instalasi kabel rumah yang menggunakan drop
cable.
Jenis ODP
34

Ditinjau dari lokasi atau tempat pemasangannya ODP dapat di bagi menjadi 3
jenis, yaitu:
1. ODP tipe Wall/ On Pole, ODP jenis ini dipasang di dinding atau juga bisa
dipasang diatas tiang yang tentunya pada instalasi kabel drop atas tanah
(aerial).
2. ODP tipe Pedestal, jenis ODP ini diinstalasi diatas permukaan tanah, dan ODP
ini digunakan untuk instalasi kabel drop bawah tanah dengan pelindung pipa.
3. ODP tipe Closure, jenis ODP ini sangat fleksibel bisa dipasang dibawah
tanah, diatas tiang bahkan bisa juga dipasang diantara dua tiang (pada kabel
distribusi aerial).

Spliter ODP
Pada ODP menggunakan Spliter dengan rasio 1:8.

Gambar 3.3.4.1 ODP

35

Gambar 3.3.4.2 Spliter ODP

3.3.5 Optical Network Terminal (ONT)
Optical Network Terminal (ONT) adalah perangkat aktif pada jaringan FTTH
di sisi pengguna/pelanggan yang berfungsi sebagai pengubah sinyal optik menjadi
sinyal listrik. Keluaran dari ONT adalah berupa layanan:
1.

Voice/telepon

2.

Data/internet

3.

Video/UseeTV dan CCTV

Gambar 3.3.5 ONT tampak atas, bawah, dan belakang (tempat port keluaran)

36

3.4. Tahapan IKR dan Migrasi
Untuk melakukan IKR dan migrasi, ada beberapa tahapan, yaitu:
1. Work order (WO)
2. Cek validasi dan survey lokasi
3. Menyiapkan peralatan
4. IKR dan migrasi

3.4.1 Work Order (WO)
Work order (WO) adalah data pelanggan telkom yang akan di migrasi ke jalur
fiber optik. Data tersebut berisi nama, nomor telepon, alamat rumah, jalur ODP
terdekat, dan lain-lain.

Gambar 3.4.1 Screenshoot work order

3.4.2 Cek Validasi dan Survey Lokasi

37

3.4.2.1 Cek Validasi
Setelah mendapatkan WO, teknisi IKR dan migrasi harus mengecek validasi
nomor pelanggan ke pihak kantor untuk info terbaru tentang status nomor pelanggan.
Cek validasi biasanya menggunakan media social telegram.
Pelanggan yang memiliki tunggakan administrasi atau berhenti berlangganan
speedy biasanya tidak bisa diizinkan di eksekusi oleh pihak kantor, karena proses
pengalihan jalur akan terhambat.
Jika nomor pelanggan tersebut aktif, maka teknisi IKR-migrasi akan
menelepon pelanggan tersebut untuk menjelaskan pengalihan jalur kabel telepon,
melakukan perjanjian waktu survey, dan waktu instalasi kabel.
3.4.2.2 Survey Lokasi
Setelah mendapatkan persetujuan dengan pelanggan, maka dilakukanlah
survey lokasi ke rumah pelanggan. Survey lokasi bertujuan untuk mengetahui berapa
meter jarak rumah pelanggan dengan ODP terdekat (di WO) untuk penarikan drop
cable, lokasi telepon, dan juga lokasi stop kontak yang dekat dengan telepon untuk
adaptor modem (ONT). Berikut adalah proses survey lokasi yang penulis ketahui dari
lapangan:
a. Ketuk rumah pelanggan
b. Perhatikan kesopanan dan kesantunan
c. Perkenalkan diri dengan memperlihatkan ID Telkom dan INTI

38

d. Informasikan ke pelanggan tentang pengalihan jalur dari kabel tembaga ke fiber
optik, kelebihan-kelebihan menggunakan fiber optik, dan kekurangannya
e. Lakukan survey jarak antara ODP dengan tempat yang akan dipasang roset
f. Perhatikan setiap lekukan rumah yang akan dilewati drop cable untuk mengambil
perlengkapan tambahan yang bertujuan untuk kerapihan di rumah pelanggan
g. Minta contact person pelanggan tersebut dan tentukan waktu untuk instalasi drop
cable dan migrasi bersama pelanggan tersebut
h. Berpamitan dengan sopan dan santun
i. Selesai
3.4.3 Pengambilan Peralatan
Setelah survey lokasi, mengetahui, dan mempunyai data atas kondisi
lapangan, teknisi akan kembali ke STO untuk mengambil peralatan IKR migrasi.
Berikut adalah peralatan yang diperlukan dalam proses IKR migrasi:
1. Drop cable (ukuran sudah disesuaikan dengan rumah pelanggan)
2. Stopper clamp
3. Holder/polestrap hook (untuk di tiang)
4. Clam hook (untuk di dinding rumah pelanggan)
5. Cable clamp dan cable duct
6. Palu
7. Roset
8. Patchcord

39

9. Optical Network Terminal (ONT)
10. Tangga
11. Safety belt
12. Helm
13. Cutter
14. Knifetang
15. Alcohol
16. Alat tulis dan berita acara
17. Optical Power Meter (OPM)
18. Dan lainnya jika diperlukan.
Berikut adalah gambar material IKR-migrasi.

40

Safety belt

Tangga

OPM dan patchcord

Helm

ONT

Alat tulis

Gambar 3.4.3 Peralatan IKR migrasi

3.4.4 IKR dan Migrasi

41

3.4.4.1 IKR
Instalasi kabel rumah (IKR) adalah pemasangan drop cable optik pada
jaringan FTTH dari ODP sampai ke roset di dalam rumah pelanggan yang diletakan
sedekat-dekatnya dengan pesawat telepon dan stop kontak.
Penarikan kabel dari ODP ke roset di rumah pelanggan dilakukan seperti
berikut ini:
1. Pasangklem holder di Tiang
2. Pasangklem holder di Pelanggan
3. Lepaskan / pisahkan messenger wire dengan FO cable sepanjang 150 cm
4. Pasang messenger wire yang sudah dilepaskan tadi ke stopper untukTiang
5. Tambatkan Stopper ke klem holder tiang
6. Koneksikan drop cable ke spliter di ODP dan cek redaman oleh OPM di
ujung kabel lainnya
Nilai redaman 25 dBm, cari
port lain di spliter tersebut yang redamannya 25 dBm.
7. Tarik drop cable dari ODP ke rumah pelanggan
8. Potong messenger wire disisi kJem holder rumah dan pastikan panjang dan
bentanganya sesuai.

42

9. Lepaskan/ pisahkan messenger wire sepanjang SO cm ikatkan ke stopper
disisi Rumah
10. Pasang Messenger wire yang sudahdiJepaskantadike stopper
untukrumahpelanggan
11. Tambatkan stopper ke klem holder rumah pelanggan
12. Lepas messenger wire dari klem holder pelanggan hingga ke arah Roset
13. Install dropwire yang sudahdilepas messenger wire sampai ke sisi Roset yang
ada di pelanggan
14. Gunakan flexible pipe dan kabel duct untuk menghindari dari kerusakan
(metode installasi disesuaikan dengan kondisi rumah pelanggan)
15. Pasang Roset
Sambungkan drop cable ke konektor yang ada pada roset.
16. Selesai
Gambar 3.4.4.1 IKR (terlampir)

3.4.4.2 Migrasi
Migrasi adalah aktivasi pengalihan jalur telepon dari kabel tembaga ke fiber
optik menggunakan perangkat aktif berupa modem/terminal optik (ONT) yang
merupakan ujung dari jaringan FTTH yang berada di dalam rumah pelanggan yang
tersambung dengan roset melalui patchcord.
1. Instalasi ONT (Sudah terpasang adaptor dan ON)

43

2. Koneksikan ONT dan roset dengan patchcord
Jika pada indicator led ’los’ pada ONT tidak menyala, maka itu
membuktikan bahwa instalasi kabel rumah hingga ke ONT telah selesai.
3. Selanjutnya adalah laporan ke pihak kantor untuk proses pemindahan jalur
melalui media social telegram.
Tunggu sampai indicator ‘Tel 1’ pada ONT menyala.

Gambar 3.4.4.2.1 Indikator tel 1 sudah menyala

4. Setelah ‘tel 1’ menyala, lakukan pemindahan jalur pada kabel telepon.

Gambar 3.4.4.2.2 Pengalihan jalur kabel

5. Informasikan ke pelanggan tentang karakteristik fiber optik
Setelah selesai informasikan ke pelanggan tentang karakteristik fiber optik
untuk perawatan dari pihak pelanggan atau untuk panduan keamanan kabel

44

optik jika pelanggan ingin mengatur ulang posisi/jalur kabel optik di dalam
rumah.
6. Isi berita acara dan minta tanda tangan pelanggan
Mengisi berita acara yang ditandatangani pelanggan adalah sebagai bukti
telah menyelesaikan IKR migrasi pada nomor telepon tertentu atas nama
orang tertentu.
7. Bereskan sisa-sisa instalasi kabel dan berpamitan dengan sopan dan santun
8. Selesai
3.5 Analisa Masalah dan Repair
3.5.1 Analisa Masalah
Gangguan pada jaringan FTTH, khususnya dari ODP hingga ke ONT
seringkali terjadi pada drop cable. Baik itu pada kabel optiknya atau dari konektornya
yang menyebabkan ONT loss. Gangguan yang menyebabkan kerusakan ini seringkali
terjadi karena efek luar. Berikut adalah 3 gangguan pada drop cable yang
menyebabkan ONT loss:
1. Natural Disaster
Fiber dibentangkan pada tiang, persoalannya adalah stress yang berulang dari
angin topan, hujan yang deras dan lain-lain, sama seperti perubahan karena umur,
yang menyebabkan rusak dan loss.
2. Animal Damage

45

Diserang oleh binatang, seperti bajing/tupai, tikus, burung gagak dan lain-lain,
menyebabkan kerusakan dan fiber putus. Di sebelah barat Jepang, telah banyak
laporan kerusakan disebabkan oleh jangkrik bertelur di kabel.
3. Fiber menekuk/bending di perumahan pelanggan
Terkadang, orang-orang menata ulang furniture mereka dan memindahkan
ONT dapat membekokkan fiber terlalu banyak, menyebabkan patah dan loss yang
tinggi.
3.5.2 Repair
Repair adalah tim pada divisi TITO project yang bertugas untuk melakukan
perbaikan ketika ada gangguan pada jaringan FTTH dari ODC hingga ke ONT. Untuk
jobdesk tim repair pada laporan ini, penulis hanya focus pada repairing dari ODP ke
ONT saja.
Berdasarkan pengetahuan penulis di lapangan, setelah mengetahui ada
kerusakan di rumah pelanggan, baik itu merupakan tugas langsung dari koordinator
lapangan atau permintaan langsung pelanggan via pihak telkom, maka akan
ditugaskan tim gangguan ke rumah pelanggan tersebut dan akan dilakukan repairing
dari ODP ke ONT seperti pada bagan berikut.
Bagan 3.5.2 Teknik Repair dari ODP ke ONT (terlampir)

3.6 Splicing Fiber Optik Pada Drop Cable

46

Spilcing fiber optik pada drop cable adalah menggabungkan drop cable yang
terputus karena kerusakan yang diakibatkan oleh efek dari luar. Berikut adalah teknik
splicing yang penulis dapatkan di lapangan:
1. Kupas drop cable hingga terlihat bagian core
2. Pasang protectorslip/pelindung core dan heatring

Gambar 3.6.1 Pemasangan protector slip
3. Kupas core menggunakan tang pengupas
core. Berikan jarak sekitar 3cm untuk pengupasan core.

Gambar 3.6.2 Pengupasan core

47

4. Bersihkan core yang telah di kupas menggunakan tissue dan pasang core pada
splicer hook/dudukan core pada splicer. Lakukan pada kedua sisi core yang
akan di splice.

Gambar 3.6.3 Pemasangan core pada splicer hook

5. Simpan splicer hook pada dudukannya di splicer, tutup, lalu tekan set. Tunggu
sampai proses splice selesai. Setelah selesai, tekan reset.

Gambar 3.6.4 Proses splicing
6. Buka core yang sudah tersambung, pasang protectorslip, simpan pada
dudukan heat pada splicer untuk dipanaskan, tekan tombol heat.

48

Gambar 3.6.5 Proses heating

7. Setelah selesai dipanaskan dan core terlindungi, tutup keseluruhan core
dengan heatring, panaskan supaya menempel.

Gambar 3.6.6 Memanaskan heatring

8. Selesai

49

BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Instalasi kabel rumah dan migrasi dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu
mendapatkan WO, survey lokasi, persiapan peralatan sesuai dengan kondisi rumah
pelanggan, instalasi, lalu pengalihan jalur atau migrasi.
Jika suatu hari terjadi loss pada ONT, maka yg harus dilakukan adalah
mengecek drop cable, apakah harus di ganti total (instalasi kabel ulang) atau hanya
membuang bagian yang rusak dan melakukan splicing, mengganti konektor roset, dan
mengganti patchcord.
5.2 Saran
Adapun saran penulis kepada beberapa bagian di proyek FTTH adalah sebagai
berikut:
1. Koordinasi dan Komunikasi
Koordinasi dan komunikasi antar bagian pada proyek ini sangat penting
untuk kelancaran proses IKR migrasi.
2. Adakan Pelatihan Khusus Untuk Teknisi IKR Migrasi

50

Pelatihan khusus untuk teknisi IKR migrasi sangat penting untuk hasil
daripada IKR migrasi yang akan berpengaruh pada kepuasan pelanggan dan
keselamatan kerja, baik dari sisi kerapihan atau pengetahuan pelanggan
tentang jaringan FTTH dan karakteristik fiber optik itu sendiri.
3. Kelengkapan Safety Tools Untuk Teknisi IKR Migrasi
Safety tools sangat penting untuk teknisi IKR migrasi sebagai pendukung
keselamatan dan kelancaran pada proses IKR migrasi.
4. Kelengkapan Peralatan Tim Gangguan
Kelengkapan peralatan tim gangguan sangat penting untuk efektifitas dan
efisiensi kerja.

51

DAFTAR PUSTAKA

ADC. (2005). Fundamentals of Fiber Cable Management. North America: ADC
Telecommunications, Inc
Anonim. (2008).Modul Telkom. Bandung: Telkom Bandung.
Bull, Connolly, Eileen. (2012). FTTH Handbook. Europe: FTTH Council
Dewi, L.C. (2011). Wireless Technology Development History, Now, And Then.
Jakarta: School of Computer Science Binus University.
ST., Solekan. (2009). Sistem Telekomunikasi. Bandung: Politeknik Telkom Bandung.
Wahana Komputer. (2010). Cara Mudah Membangun Jaringan Komputer dan
Internet. Jakarta Selatan: mediakita.
Wahyono, Teguh. (2007). Building & Maintenance Pc Server. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo.
Yugianto, G.G.,& Rachman, O. (2009). Router. Bandung: Informatika Bandung.

Tukhib, Feddy. Apa itu Fiber to the Home (FTTH)? [online]
Tersedia: http://feddytw.com/kopihitam/apa-itu-fiber-to-the-home-ftth/. [28
November 2014]

Arifinela. GPON [online]
Tersedia: http://arifinelaputra.blogspot.co.id/2012/03/gpon-gigabit-passive-opticalnetwork.html. [24 maret 2012]

52

LAMPIRAN-LAMPIRAN

53

DAFTAR LAMPIRAN

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PT.INTI ........................................... 55
BAGAN 3.5.2 TEKNIK REPAIR DARI ODP KE ONT ................................ 56
GAMBAR 3.4.4.1 IKR .................................................................................... 57

54

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PT.INTI

Bagan Struktur Organisasi PT.INTI

55

TEKNIK REPAIR DARI ODP KE ONT

Bagan 3.5.2 Teknik Repair Dari ODP ke ONT

56

GAMBAR IKR
1. Model IKR

Gambar 3.4.4.1.1 Model IKR

2. Instalasi outdoor drop cable

57

Gambar 3.4.4.1.2 Instalasi outdoor drop cable

3. Instalasi indoor drop cable

Gambar 3.4.4.1.3 Instalasi indoor
drop cable

58