T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Cooperative Learning Model STAD dengan berbantuan Edmodo untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Simulasi Digital (Studi Kasus: SMK N 2 Temanggung) T

Penerapan Metode Cooperative Learning Model STAD dengan
berbantuan Edmodo untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada
Mata Pelajaran Simulasi Digital
(Studi Kasus: SMK N 2 Temanggung)

Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh:
Wilistri
NIM: 702010167
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Oktober 2014

1


2

3

4

5

6

Penerapan Metode Cooperative Learning Model STAD dengan berbantuan
Edmodo untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Simulasi Digital
(Studi Kasus SMK N 2 Temanggung)
1

Wilistri, 2 Drs.Prihanto Ngesti Basuki, M.Kom, 3Angela Atik Setyanti, S.Pd.
Program Studi Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana

JL.Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
E-mail : 1) 702010167@student.uksw.edu, 2) angela.setiyanti@staff.uksw.edu,
3)
ngesti@staf.uksw.edu.

Abstract
This study aims to determine the learning outcome of students using cooperative
learning model of student teams achievement division (STAD) with Edmodo app. This
study used a sample of two classes, namely class X BB 1 and class X BB 2. In the first
class imposed cooperative learning methods model (STAD) with Edmodo app, other
classes imposed conventional teaching methods. This study was a quasi- experimental
study , with data collection in the form of test pretest and posttest tests as well as student
activity during the learning process, to get the data in the form of value which is the
result of student learning . Based on the results of data analysis done with uji_gain, there
is a difference between the control and experimental class class. This indicates that there
is a enhancement in student learning outcomes are taught using STAD cooperative
learning models aided Edmodo compared with conventional learning models .
Keywords: Cooperative Learning , STAD , Edmodo , Learning Outcomes

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
menggunakan metode cooperative learning model student teams achievement division
(STAD) dengan aplikasi edmodo. Penelitian ini menggunakan sample sebanyak 2 kelas,
yaitu kelas X BB 1 dan kelas X BB 2. Pada kelas pertama dikenakan metode
cooperative learning model (STAD) dengan aplikasi edmodo, kelas lainnya dikenakan
metode pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi
eksperimental, dengan teknik pengumpulan data berupa tes pretest dan tes postest serta
aktivitas siswa selama proses belajar, untuk mendapatkan data berupa nilai yang
merupakan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dengan
uji_gain, terdapat perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini
menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan
metode cooperative learning model STAD berbantuan Edmodo dibandingkan dengan
model pembelajaran konvensional.
Kata kunci : Cooperative Learning, STAD, Edmodo, Hasil Belajar.

1

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
2

Staff Pengajar Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
3
Staff Pengajar Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

7

1. Pendahuluan
Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan membelajarkan siswa.
Sementara tujuan belajar adalah kemampuan (Kompetensi) atau ketrampilan yang
diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses
pembelajaran tertentu [1]. Hasil belajar didefinisikan sebagai suatu proses
terjadinya perubahan perilaku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur
dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan [2].
Berdasarkan hasil hasil wawancara yang telah dilakukan permasalahan
yang pertama disimpulkan bahwa Simulasi Digital merupakan salah satu mata
pelajaran baru yang diterapkan pada kurikulum 2013, yang khususnya diterapkan
pada tingkat SMK. Siswa juga belum mengetahui seperti apa pelajaran yang akan
diterapkan, serta materi yang akan disampaikan. untuk itu guru juga harus kreatif
dalam mengelola kelas, agar murid dapat menerima materi yang diberikan secara
maksimal. Permasalahan yang kedua bahwa penerapan pembelajaran dikelas guru

masih menggunakan dengan metode konvensional meskipun kurikulum 2013
sudah diterapkan. padahal kunci sukses yang menentukan keberhasilan
implementasi kurikulum 2013 adalah kreativitas guru dalam menentukan berhasiltidaknnya peserta didik dalam belajar [3]. Guru mapel simulasi digital juga baru
berencana untuk menerapkan sebuah aplikasi Edmodo untuk membantu dalam
proses pembelajaran untuk itu pada pembelajaran ini disarankan untuk
mengunakan sebuah aplikasi Edmodo dan diharapkan dapat membantu dalam
proses pembelajaran.
Model STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi
para guru yang baru yang menggunakan pendekatan kooperatif. Penerapan
model STAD memungkinkan siswa untuk dapat belajar secara berkelompok,
menumbuhkan sikap kooperatif, mendorong rasa kebersamaan dan saling
membantu dalam menguasai materi. Sehingga siswa dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Di samping itu metode ini juga mudah diadaptasi yang telah
digunakan dalam pelajaran matematika, sains, illmu pengetahuan sosial, bahasa
inggris, teknik, dan masih banyak subjek lainnya pada tingkat sekolah menengah
sampai perguruan tinggi [4].
Edmodo salah satu aplikasi jejaring sosial untuk pembelajaran berbasis
Learning Managemen System (LMS) dikembangkan pada akhir tahun 2008 oleh
Nic Borg dan Jeff Ohara yang dikembangkan khususnya di lingkungan sekolah.

Edmodo adalah platform media sosial yang sering digambarkan sebagai
facebook untuk sekolah. Edmodo juga merupakan media social network
microblogging yang aman bagi siswa dan guru serta memberi fasilitas bagi guru,
murid tempat yang aman untuk berkomunikasi, berkolaborasi, berbagi konten dan
aplikasi pembelajaran, pekerjaan rumah (PR) bagi siswa, diskusi dalam kelas
virtual, dan ulangan secara online [5]. pemanfaatkan aplikasi Edmodo diharapkan
dapat membantu dalam proses pembelajaran.
Penerapan metode Cooperative Learning dengan model STAD berbantuan
Edmodo diharapkan dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran dan
menumbuhkan sebuah pembelajaran yang aktif sehingga dapat terjadi interaksi

8

antar siswa dan dapat menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan serta
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang berkaitan dengan metode Cooperative Learning model
STAD dengan berbantuan Edmodo, yang dilakukan oleh Siti Umamik dengan
judul “Keefektifan Model Pembelajaran Matematika Cooperative Learning tipe
STAD Melalui Pemanfaatan Alat Peraga Pada Sub Materi Pokok Keliling dan

Luas Lingkaran Terhadap Hasil Belajar Peserta didik Kelas VII Semester II SMP
Negeri 4 Kudus Tahun Pelajaran 2006/2007” pada Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Kelompok eksperimen diberi
pengajaran dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD. Sedangkan
kelompok kontrol dengan pendekatan pembelajaran konvensional. Disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD melalu pemanfaatan
alat peraga lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional [6].
Penelitian dilakukan oleh Eka Septiana (2014), dengan judul “Perbedaan
Hasil Belajar Matematika Diantara Siswa yang Diajar Menggunakan model
Cooperative Learning Tipe (STAD) dengan Model Konvensional”. Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD lebih baik dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model
pembelajaran konvensional [7].
Dari penelitian dahulu dapat disimpulkan, bahwa penggunaan metode
Kooperatif model STAD diterapkan pada mata pelajaran yang berhubungan erat
dengan proses berhitung dan praktik. Dari penelitian terdahulu juga belum
ditemukan penelitian mengenai penggunaan metode Cooperative Learning model
STAD, dengan berbantuan Edmodo. Pada penelitian ini dengan diterapkan
aplikasi Edmodo untuk mata pelajaran simulasi digital, diharapkan dapat lebih

membantu meningkatkan hasil belajar siswa.
Cooperative Learning merupakan pembelajaran yang menekankan adanya
kerja sama antar siswa untuk mencapai tujuan belajar bersama. Didefinisikan
belajar Cooperative Learning adalah kegiatan yang berlangsung di lingkungan
belajar siswa dalam kelompok kecil yang saling berbagi ide-ide dan bekerja secara
kolaborative untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam tugas mereka
[8].
STAD dikembangkan oleh Slavin yang merupakan salah satu tipe
kooperatif yang menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa
untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
guna mencapai prestasi yang maksimal [9]. Tipe STAD juga merupakan salah
satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan
model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan
pendekatan kooperatif [4]. Di samping itu metode ini juga mudah diadaptasi telah
digunakan dalam mata pelajaran matematika, sains, illmu pengetahuan sosial,
bahasa inggris, teknik, dan masih banyak subjek lainnya pada tingkat sekolah
menengah sampai perguruan tinggi.
Edmodo merupakan platform media sosial yang sering digambarkan
sebagai facebook untuk sekolah. Edmodo merupakan aplikasi yang menarik bagi


9

guru dan peserta didik dengan elemen sosial yang menyerupai facebook. Edmodo
memiliki beberapa kelebihan diantaranya yaitu: mirip facebook sehingga lebih
familiar dan mudah digunakan, hanya memiliki group code yang dapat mengikuti
kelas, dapat diaksek dimanapun dan kapanpun, dapat diaplikasikan satu kelas,
satu sekolah, antar sekolah dalam satu kota/kabupaten serta dapat digunakan bagi
siswa, guru dan orang tua [5].
Aktivitas belajar adalah proses pembelajaran pada hakekatnya untuk
mengembangkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi
dan pengalaman belajar. Mengklasifikasikan aktivitas belajar siswa antara lain
dapat digolongkan sebagai berikut: 1) Visual activities, yang termasuk di
dalamnya misalnya, membaca, memerhatikan, percobaan. 2) Oral activities,
seperti:menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan
pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3) Listening activities,
sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4)
Writing activities, seperti misalnya: menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin. 5) Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,
diagram. 6) Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7) Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihatt hubungan, mengambil keputusan. 8)
Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup [10]. Dari kedelapan indikator
aktivitas belajar siswa yang berkaitan dengan model STAD antara lain 1) Visual
activities misalnya membaca, memperhatikan guru mengajar; 2) Oral activities
seperti bertanya, memberi tanggapan, mengeluarkan pendapat, diskusi; 3)
Listening activities misalnya mendengarkan; 4) Writing activities misalnya
menyalin; 5) Mental activities misalnya memecahkan soal, menganalisis; 6)
Emotional activities misalnya bersemangat.
Hasil belajar merupakan gabungan dari kata hasil dan kata belajar, hasil
belajar diartikan sebagai keberhasilan usaha yang dapat dicapai [11]. Hasil belajar
juga didefinisikan sebagai suatu proses terjadinya perubahan perilaku pada diri
siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap
dan ketrampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya [2]. Hasil
belajar juga merupakan nilai hasil belajar yang menentukan berhasil tidaknya
siswa dalam belajar [12]. Dalam hasil belajar mencakup kemampuan kongnitif,
afektif, dan psikomotor [13].
Dari definisi hasil belajar, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

untuk melihat hasil belajar yang sudah dicapai yaitu seteleh siswa mengikuti
proses belajar mengajar, dengan dilihat dari kemampuan akademik siswa.

3. Metode Penelitian

10

Jenis penelitian ini menggunakan menggunakan penelitian eksperimen
dengan Bentuk desain quasi eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan
mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol. Desain
penelitian pelaksanaan pretes dan postes dapat dilihat pada tabel 3.1. [14].
Tabel 3.1 Prosedur Penelitian

Kelas

Pretest

Eksperimen
Kontrol

Y1
Y3

Independen
Variabel
X

Postest
Y2
Y4

Keterangan :
Y1
: Kemampuan kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan
Y2
: Kemampuan kelas eksperimen sesudah diberi perlakuan
Y3
: Kemampuan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan
Y4
: Kemampuan kelas kontrol sesudah diberi perlakuan
X
: Perlakuan metode Cooperative Learning model STAD
berbantuan Edmodo.
Kegiatan penelitian dilakukan pada dua kelompok kelas. Pertama dengan
melakukan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberi
perlakuan. Selanjutnya perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai
pembanding. Pada kelas eksperimen diterapkan metode Cooperative Learning
model STAD berbantuan Edmodo, sedangkan kelas kontrol diterapkan metode
konvensional. Setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda, pada kedua
kelompok diberikan posttest dengan materi yang sama untuk mengetahui
perbandingan hasil belajar.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik probability
sampling yaitu simple random sampling . Dikatakan simple (sederhana) karena
pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila
anggota populasi dianggap homogen. Dengan kata lain, penarikan sampel acak
sederhana merupakan suatu prosedur yang memungkinkan setiap elemen dalam
populasi memiliki pelung yang sama untuk dijadikan sampel [15].
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Busana Butik (BB) 1
dan X Busana Butik (BB) 2 pada mata pelajaran Simulasi Digital, dengan jumlah
sampel 64 siswa yang terbagi menjadi 2 kelas yaitu X BB 1 kelas kontrol
sebanyak 32 siswa dan X BB 2 kelas eksperimen sebanyak 32. Yang dilakukan di
SMK N 2 Temanggung tahun pelajaran 2014/2015.
Tahapan penelitian, tahapan ini digunakan agar pelaksanaan penelitian
lebih tersusun dan terstruktur [16].

11

Gambar 3.2 Alur Penelitian

Tahapan pertama yang dilakukan adalah tahap identifikasi masalah dan
menentukan tujuan penelitian. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui keadaan
proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengetahui permasalahan dalam
pembelajaran dengan dilakukan wawancara langsung kepada guru mata pelajaran
simulasi digital. Pertanyaan apa saja yang diajukan saat melakukan wawancara
dapat dilihat pada tabel 3.3. Sedangkan kajian pustaka dilakukan untuk mencari
solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah.
Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan

Nara sumber
Guru

Pertanyaan
Sebelum diterapkan :
1. Bagaimana pembelajaran yang selama ini diterapkan?
2. Kendala apa saja yang dihadapi dalam proses
pembelajaran berlangsung?
3. Bagaimana langkah-langkah yang akan diterapkan untuk
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi?
4. Apa saja fasilitas yang ada disekolah?

Tahapan kedua adalah tahapan persiapan, pelaksanaan dan observasi. Pada
tahapan persiapan yang harus dipersiapkan adalah Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), menyiapkan lembar observasi, memilih dan menentukan
kelas yang akan digunakan dalam penelitian serta menentukan materi yang akan
diajarkan dengan melakukan konsultasi dengan guru Simulasi digital. Tahap
pelaksanaan dengan memberikan perlakuan pada masing-masing kelas yang
terdiri dari dua kelas yaitu kelas X BB 1 pada kelas eksperimen diberi perlakuan
menggunakan metode Cooperative Learning model STAD berbantuan Edmodo
sedangkan X BB 2 kelas kontrol diberi perlakuan menggunakan model
pembelajaran konvensional. Bersamaan dengan proses pembelajaran dikelas juga
dilakukan observasi aktivitas siswa, yang digunakan untuk mengukur aktivitas
selama proses belajar. Kegiatan pada tahap ini yaitu dengan menilai aktivitas
siswa kelas eksperimen dan kontrol yang ada dikelas sesuai dengan rubik
penilaian yang telah dibuat. Pada tahap ini juga diberikan tes pretest dan postest.
Tes pretest dilakukan sebelum dikenakan metode yang diterapkan sedangkan tes
postest dilakukan setelah dikenakannya metode yang diterapkan. Pemberian tes
digunakan untuk mengetahui hasil penelitiannya, apakah ada perbandingan

12

peningkatan hasil belajar siswa yang dilakukan di kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Tahap ketiga adalah analisis dan kesimpulan. Data pelaksanaan selama
proses pembelajaran observasi yang telah dilakukan kemudian dianalisis
kemudian disimpulkan hasil penelitian dan dilaporkan dengan menulis artikel
ilmiah.
Analisis validitas dan reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur
instrumen yang digunakan dalam penelitian. Instrumen yang valid dan reliabilitas
merupakan syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
hendak diukur. Sedangkan instumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama [14].
Langkah-langkah pembelajaran metode Cooperative Learning model
STAD terdiri dari enam komponen utama antara lain yaitu, dapat dilihat pada
tabel 3.4. [13].
Tabel 3.4 Langkah - Langkah Pembelajaran mengunakan metode
Cooperative Learning Model STAD

Fase 1

Fase 2

Fase Fase
Menyampaikan tujuan
belajar dan
mempersiapkan siswa
Menyajikan informasi

Fase 3

Mengorganisasikan
siswa ke dalam tim
belajar

Fase 4

Membantu kerja tim
dan belajar
Evaluasi

Fase 5

Fase 6

Memberikan
penghargaan

Prilaku Guru
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan siswa siap belajar.
Guru mempresentasikan informasi kepada
siswa secara verbal.
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien.
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar.
Guru mengevaluasi masing-masing kelompok
yang
mempresentasikan
hasil
kerja
kelompoknya.
Guru mencari cara-cara untuk menghargai
baik upaya maupun hasil nilai belajar
kelompok.

13

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode Cooperative
learning model STAD memiliki beberapa fase dalam penerapan didalam kelas.
Pada fase pertama kegiatan yang dilakukan adalah Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran berdasar Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang hendak
dicapai dalam pembelajaran dan mempersiapkan siswa siap belajar. Untuk
melihat kesiapan siswa untuk belajar di kelas guru melakukan tanya jawab
kepada siswa guna untuk melihat kemampuan siswa, dan diharapkan siswa
merespon dan memberi jawaban.
Fase kedua yaitu guru mempresentasikan informasi kepada siswa secara
verbal. Pada fase ini guru menjelaskan materi dengan mempresentasikannya
dengan bantuan Microsoft PowerPoint sedangkan siswa mencatat dari materi
yang telah disampaikan.
Fase ketiga yaitu guru memberi tugas kepada siswa dengan membentuk
kelompok dengan jumlah 4-5 siswa secara heterogen dengan dibentuk latar
belakang agama, gender dan kemampuan akademis yang berbeda. Siswa
mengerjakan tugas kelompok sesuai dengan tugasnya masing-masing. Dalam
mengerjakan tugas siswa saling berdiskusi secara berkelompok tetapi tiap siswa
bertanggung jawab dengan tugas yang sudah dikerjakan, dalam hal ini agar siswa
dapat bekerja sama untuk mencapai keberhasilan kelompok serta dapat melibatkan
partisipasi siswa dalam kelompok untuk saling berinteraksi.
Fase empat yaitu guru membimbing kelompok-kelompok belajar. Pada
fase ini selama mengerjakan tugas kelompok guru juga bertindak sebagai
fasilitator dan memberi peringatan untuk mengerjakan secara cepat dan benar
karena dalam mengerjakan tugas kelompok hanya diberi waktu 30 menit.
Fase lima yaitu guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari dan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjannya. Pada
fase ini tiap kelompok
melakukan presentasi. Dalam proses presentasi
berlangsung kelompok yang lain saling menanggapi dari hasil yang telah
dipresentasikan sehingga dapat menumbuhkan sikap kooperatif dan siswa lebih
berani berbicara, sedangkan guru melakukan evaluasi dengan memberi nilai,
kritik, pujian serta saran dari hasil presentasi yang telah dilakukan.
Fase enam yaitu guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya
maupun hasil nilai belajar individu maupun kelompok. Pada fase ini guru
memberi penghargaan kepada kelompok yang mempresentasikan dengan baik
dan kompak, serta memberi pujian yang hasil presentasi baik dengan memberi
applause tangan.
Lembar observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam
proses belajar dengan mengunakan model STAD. Berikut ini merupakan indikator
penilaian aktivitas siswa.

14

Tabel 3.5 Kisi Kisi Observasi Siswa Pembelajaran di Kelas

Indikator

Jenis Kegiatan

1

Visual activities

2

Oral activities

3

Writing activities

4

Listening activities

5

Mental activities

6

Emotional activites

Aspek yang Diamati
- Siswa mempelajari materi yang sudah
diberikan oleh guru
- Siswa
memperhatikan
materi
yang
diberikan oleh guru
- Siswa merespon dan menjawab pertanyaan
guru.
- Siswa
mengajukan
pertanyaan
/mengemukakan pendapat.
- Siswa menyalin materi yang disediakan
oleh guru
- Siswa mendengarkan dan memperhatikan
materi yang disampaikan oleh guru
- Siswa mengerjakan tugas kelompok
- Siswa melakukan diskusi kelompok
- Siswa memecahkan soal yang diberikan
oleh guru.
- Siswa mempresentasikan hasil tugas
kelompok
- Siswa bergerak aktif dan bersemangat
dalam mengikuti pembelajaran
(Sardiman, 2012)

Penilaian skor pada lembar observasi dengan cara memberikan cheklist
(ᵧ) apabila melakukan sesuai dengan indikator dan (-) tidak melakukan sesuai
dengan indikator.
Tabel 3.6 Kriteria Keberhasilan

Tingkat Keberhasilan
90-100 %
80-89 %
70 – 79 %
60 – 69 %
50% Kebawah

Kategori Pencapaian
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
(Sardiman, 2012)

Persentase =

x 100%

Uji gain dilakukan dengan cara menghitung selisih antara nilai posttest
dan pretest. Uji data gain menunjukkan peningkatan hasil belajar yang dilihat dari
data nilai tes pretes dan postest yang dilakukan pada kelas eksperimen maupun
kelas kontrol diolah dengan analisis statistik uji_gain menggunakan rumus yaitu
[14]:

15

Tabel 3.7 Klasifikasi Nilai Gain

Nilai g
Interpretasi
g > 0.7
Tinggi
0.7 > g > 0.3
Sedang
0 < g < 0.3
Rendah
Klasifikasi nilai gain diinterpretasikan tiga kategori yaitu tinggi, sedang
dan rendah dengan kategori tinggi jika g > 0.7, sedang jika 0.7 > g > 0.3, dan
rendah jika 0 < g < 0.3. Pengujian pada uji t dilakukan dengan hipotesis nol (H0)
yang menyatakan bahwa tidak ada peningkatan hasil belajar yang menggunakan
metode cooperative learning model STAD berbantuan Edmodo. Sedangkan
hopotesis alternatif (H1) menyatakan bahwa ada peningkatan dengan
menggunakan metode cooperative learning model STAD berbantuan Edmodo.
Dalam perhitungan statistik dengan uji t, digunakan tingkat signifikansi α= 0.05,
artinya Ho akan ditolah jika thitung > 0,05.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Proses pembelajaran metode cooperative learning model STAD
berbantuan Edmodo dimulai pada 3 tahap. Tahap pertama pada pertemuan
pertama yaitu dimulai dengan siswa mengunduh materi didalam aplikasi Edmodo.
Pada pertemuan ini belum diberlakukan model STAD, aktifitas yang dilakukan
pada pertemuan ini adalah siswa mengerjakan tes pretest guna untuk mengukur
kemampuan awal siswa. Setelah melakukan tes, guru meminta untuk mendaftar
sebuah aplikasi Edmodo dan bergabung dalam group yang telah dibuat oleh guru.
Siswa mendaftar akun aplikasi Edmodo dengan bimbingan guru. Siswa sudah
bergabung dalam group edmodo dan siswa diberi tugas (PR) untuk melihat
penguguman dan mendownload materi dalam group Edmodo, agar pada
pertemuan selanjutnya siswa sudah memiliki materi dan belajar dirumah. Guru
juga memberikan informasi untuk selalu mengecek melihat pengunguman yang
ada di group edmodo setelah pelajaran simulasi digital selesai.
Tahap kedua pada pertemuan kedua, pada tahap ini mulai diberlakukan
metode STAD yang dilakukan didalam kelas. Dimulai dari siswa siap untuk
mengikuti pelajaran. Guru menyampaikan tujuan belajar berdasar Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang hendak dicapai dalam pembelajaran.
Untuk melihat kesiapan siswa untuk belajar di kelas guru melakukan tanya
jawab kepada siswa guna untuk melihat kemampuan siswa, dan diharapkan siswa
merespon dan memberi jawaban. Guru menjelaskan materi dengan
mempresentasikannya dengan bantuan Microsoft PowerPoint. Setelah selesai
memberikan materi, guru memberi tugas kepada siswa dengan membentuk
kelompok dengan jumlah 4-5 siswa secara heterogen dengan dibentuk latar
belakang agama, gender dan kemampuan akademis yang berbeda. Siswa
mengerjakan tugas kelompok sesuai dengan tugasnya masing-masing. Dalam
mengerjakan tugas siswa saling berdiskusi secara berkelompok tetapi tiap siswa
bertanggung jawab dengan tugas yang sudah dikerjakan, dalam hal ini agar siswa
dapat bekerja sama untuk mencapai keberhasilan kelompok serta dapat melibatkan
partisipasi siswa dalam kelompok untuk saling berinteraksi. Selama mengerjakan
tugas kelompok guru bertindak sebagai fasilitator dan memberi peringatan untuk

16

mengerjakan secara cepat dan benar karena dalam mengerjakan tugas kelompok
hanya diberi waktu 30 menit. Siswa diwajibkan melakukan presentasi setelah
tugas kelompok selesai sedangkan guru melakukan evaluasi dengan memberi
kritik, pujian serta saran dari hasil presentasi yang telah dilakukan. Dalam proses
presentasi berlangsung kelompok yang lain saling menanggapi dari hasil yang
telah dipresentasikan sehingga dapat menumbuhkan sikap kooperatif dan siswa
lebih berani berbicara. Waktu jam belajar sudah habis, presentasi dilanjutkan
pada pertemuan minggu depan.
Tahapan ketiga siswa siap mengikuti proses pembelajaran. Guru menggali
pengetahuan siswa dan mengulang materi pertemuan sebelumnya. Guru
melakukan tanya jawab sebelum pembelajaran dimulai. Siswa merespon dan
menjawab pertanyaan dari guru. Siswa melanjutkan presentasi kelompok yang
belum mempresentasikan. Kelompok lain diberi kesempatan bertanya kepada
kelompok yang sedang melakukan presentasi. Guru mengevaluasi dengan dengan
memberi nilai, kritik, pujian serta saran dari hasil presentasi yang telah dilakukan.
Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang mempresentasikan dengan
benar dan kompak, serta memberi pujian yang hasil presentasi baik dengan
memberi aplouse tangan. Siswa siap melakukan tes (melihat pengunguman dari
Edmodo). Siswa mengerjakan test postest mengerjakan test dilakukan secara
individu tidak boleh mencontek. Siswa mengumpulkan lembar jawaban. Guru
menginformasikan untuk tugas kelompok yang sudah di presentasikan dikirim
melalui akun Edmodo.
Berdasarkan hasil praktik mengajar yang telah dilakukan di kelas,
penerapan edmodo hanya digunakan untuk membantu dalam proses belajar pada
kelas eksperimen. Hasilnya yaitu untuk berbagi materi, pengumpulan tugas dan
pemberian informasi atau penguguman. Berikut ini merupakan hasil penerapan
penggunaan Edmodo pada kelas eksperimen.

Gambar 4.1 Materi Dalam Group Edmodo.

17

Gambar 4.2 Pengumpulan Tugas Dalam Group Edmodo.

Gambar. 4.3. Pemberian Informasi Dalam Group Edmodo

Pada kelompok kontrol, proses pembelajaran menggunakan metode
konvensional. Peranan lebih aktif dimainkan oleh guru dan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran kurang karena metode ini merupakan kegiatan mengajar
yang terpusat pada guru. Proses pembelajaran yang dilakukan dikelas pada
pertemuan pertama adalah siswa mengerjakan pretest dan pengenalan siswa dan
guru saja. Pada pertemuan kedua pemberian materi. Guru aktif menyampaikan
dan memberikan penjelasan tentang materi yang diajarkan kepada siswa.
Sebaliknya siswa berperan pasif tanpa banyak melakukan kegiatan, sehingga
siswa merasa bosan, rame sendiri dan kurang memperhatikan dengan
pembelajaran yang dilakukan. Guru menanggapi dengan menegur siswa agar

18

kembali fokus pada pembelajaran. Pada pertemuan ketiga guru mengulang materi
pada pertemuan sebelumnya, kemudian siswa melakukan diskusi terhadap materi
yang kurang jelas untuk diajukan pertanyaan kepada guru. Dengan melakukan
diskusi diharapkan siswa dapat lebih jelas dari materi yang kurang paham. Setelah
dilakukan diskusi siswa diberi tes postest.
Hasil pelaksanaan metode pembelajaran menggunakan metode
Cooperative Learning model STAD dengan berbantuan Edmodo untuk kelas
eksperimen lebih aktif dibanding dengan model pembelajaran konvensional pada
kelas kontrol. Pembelajaran konvensional membuat siswa lebih pasif sehingga
proses pembelajaran didalam kelas menjadi lebih membosankan dan hasil
pembelajaran yang didapat juga kurang optimal. Berbeda dengan kelompok yang
menggunakan metode Cooperative Learning model STAD dengan berbantuan
Edmodo siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, terbukti pada
saat kelompok melakukan presentasi siswa berani berbicara di depan kelompok
lain dan kelompok lain antusias memberi tanggapan sehingga dapat pemperkuat
rasa percaya diri siswa. Selain itu metode Cooperative Learning model STAD
dengan berbantuan Edmodo juga dapat merangsang siswa untuk terlibat secara
aktif serta menambah pengetahuan yang belum didapat sebelumnnya melalui
kerjasama kelompok.
Presentase hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa yang telah
dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.4 Presentase Aktivitas kelas Eksperimen dan kelas Kontrol

Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Indikator Presentase
Kategori
Presentase
Kategori
1
82,81%
Baik
64,04 %
Kurang
2
73,43 %
Cukup
39,06 %
Sangat Kurang
3
81,25 %
Baik
68,75 %
Kurang
4
84,34 %
Baik
62,5 %
Kurang
5
93,75 %
Sangat Baik
71,87 %
Cukup
6
81,25 %
Baik
53.12 %
Sangat Kurang
Presentase aktivitas siswa selama proses belajar siswa dikelas yang
dilakukan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat
perbedaannya yang ditunjukan dengan jenis kegiatan, antara lain; visual activities
presentase kelas eksperimen sebesar 82,81% dengan kategori baik, sedangkan
kelas kontrol sebesar 64,04 % dengan kategori kurang. Dilihat dari siswa
mempelajari materi yang sudah diberikan oleh guru dan siswa memperhatikan
materi yang diberikan oleh guru. Kegiatan oral activities presentase kelas
eksperimen sebesar 73,43 % dengan kategori cukup, sedangkan kelas kontrol
sebesar 39,06 %. dengan kategori sangat kurang, Dilihat dari Siswa merespon dan
menjawab pertanyaan guru. Siswa mengajukan pertanyaan /mengemukakan
pendapat. Kegiatan writing activities presentase kelas eksperimen 81,25 % dengan
kategori baik, sedangkan kelas kontrol sebesar 68,75 % dengan kategori kurang.
Dilihat dari siswa menyalin materi yang disediakan oleh guru. Kegiatan listening
activities presentase kelas eksperimen sebesar 84,34% dengan kategori baik,
dilihat dari siswa mendengarkan dan memperhatikan informasi yang disampaikan
oleh guru, siswa mengerjakan tugas kelompok, dan siswa melakukan diskusi

19

kelompok. sedangkan kelas kontrol sebesar 62,5 % yang dilihat dari siswa
mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru dan siswa
melakukan diskusi kelompok. Kegiatan mental activities presentase kelas
eksperimen sebesar 93,75% dengan kategori sangat baik yang dilihat dari siswa
memecahkan soal yang diberikan oleh guru, siswa mempresentasikan hasil tugas
kelompok. Sedangkan kelas kontrol sebesar 68,75 %. Dilihat dari siswa
memecahkan soal yang diberikan oleh guru. Kegiatan emotional activites
presentase kelas eksperimen sebesar 81,25 % dengan kategori baik, sedangkan
kelas kontrol sebesar 53.12 %. Dilihat dari siswa bergerak aktif dan bersemangat
dalam mengikuti pembelajaran.
Dari hasil presentase aktivitas kegiatan siswa yang dilakukan, ada
perbedaan peningkatan presentase perbandingan antara kelas eksperimen dengan
kelas kontrol. Bahwa presentase kelas eksperimen lebih tinggi jika dibanding
dengan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode cooperative
learning model STAD dengan berbantuan Edmodo lebih baik dibanding dengan
metode konvensional.
Analisis data diskriptif, hasil data pretest dan postest diperoleh dari tes
tertulis dengan soal pilihan ganda sebanyak 15 soal yang telah di ujikan dengan
uji reabilitas. Hasil data pretest diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.3. dan hasil
data postest dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.5 Data Pretest

Kelas

Jumlah
siswa
Eksperimen 32
Kontrol
32

Nilai
Minimal
5.5
5.0

Nilai
Maksimal
8.5
8.5

Rata-Rata
6.84
6.85

Tabel diatas menjelaskan bahwa diketahui jumlah data (N) sebanyak 32
siswa. Terdapat perbedaan nilai kelas eksperimen dan kontrol tidak jauh beda,
yaitu untuk rata-rata kelas kontrol tedapat 6,859 dengan skor nilai minimal
sebesar 5,0 dan nilai maksimal sebesar 8,5 sedangkan kelas eksperimen nilai ratarata terdapat 6,844 dengan skor nilai minimal 5,5 dan skor maksimal 8.5. Kedua
kelas tersebut memiliki kecenderungan nilai hampir sama. Kesimpulan yang dapat
diambil dari rentang nilai tertinggi ke terendah pada kelas kontrol maupun kelas
eksperimen adalah kedua kelas tersebut memiliki kemampuan awal yang relatif
sama.
Tabel 4.6 Data Postest

Kelas

Jumlah
siswa
Eksperimen 32
KOntrol
32

Nilai
minimal
7.5
7.0

Nilai
maksimal
9.5
9.0

Rata-rata
8.71
7.70

Tabel diatas menjelaskan bahwa diketahui jumlah data (N) sebanyak 32
siswa. terdapat perbedaan nilai kelas eksperimen dan kontrol yang jauh beda,
yaitu untuk rata-rata kelas eksperimen tedapat 8,7 dengan skor nilai minimal
sebesar 7,5 dan skor nilai maksimal 9,5. Sedangkan kelas Kontrol nilai rata-rata
terdapat 7,70 dengan skor nilai minimal 7,0 dan skor maksimal 9,0. Kesimpulan

20

yang dapat diambil adalah hasil nilai lebih tinggi pada kelas eksperimen
dibanding dengan kelas kontrol.
Hasil belajar siswa mengalami signifikan apabila sig (Signifikansi) < 0,05
atau thitung > ttabel. Diketahui hipotesis nol (Ho) ditolak jika thitung > ttabel, dan (Ho)
diterima jika thitung > ttabel.
Tabel 4.7 Hasil Uji Gain Eksperimen dan Kontrol

Kelas
Pretest
Posttest
Gain
Kriteria
Eksperimen
8.5
9.5
0.70
Tinggi
Kontrol
8.5
9.0
0.51
Sedang
Berdasarkan data nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen,
diperoleh nilai gain kelas eksperimen sebesar 0.70 degan kriteria tinggi dan kelas
kontrol sebesar 0.51 dengan kriteria sedang. Hal ini menunjukan nilai gain kelas
eksperimen tidak sama dengan kelas kontrol.
Tabel 4.8 Uji Hipotesis Gain
Kelas
Df
Sig.(P)
thitung
ttabel
Keterangan
Eksperimen
Ho ditolak
62
0.000
4.391 1.6698
Kontrol
H1 diterima
Diperoleh sig.(p) = 0.000 dan nilai thitung = 4,391. Diketahui bahwa thitung >
ttabel (4,392 > 1,6698) dan sig (signifikansi) < 0.05 (0.000 < 0.05), maka hipotesis
nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Artinya ada peningkatan
hasil belajar yang diajar menggunakan metode cooperative learning model STAD
berbantuan Edmodo dengan siswa yang diajar menggunakan metode
konvensional.
5. Simpulan
Berdasarkan penelitian dan analisis data yag telah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode
Cooperative Learning model STAD berbantuan Edmodo lebih baik dibandingkan
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional.
Terbukti dengan adanya presentase aktifitas siswa yang telah dilakukkan dikelas
menunjukkan bahwa kelompok yang diterapkannya dengan metode cooperative
learning model STAD dengan berbantuan Edmodo memiliki presentase dengan
kategori baik dibandingan dengan kelompok yang diterapkan metode
konvensional memiliki presentase dengan kategori kurang. Serta adanya
peningkatan nilai hasil tes pretest dan postest yang telah dilakukan, bahwa nilai
eksperimen lebih tinggi dibanding dengan nilai kelas kontrol. Uji gain pada
analisis statistik juga menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar, diketahui
dari hasil hipotesis yang didapat bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis
alternatif (H1) diterima. Artinya ada peningkatan hasil belajar yang diajar
menggunakan metode cooperative learning model STAD berbantuan Edmodo
dengan siswa yang diajar menggunakan metode konvensional.
Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diperoleh, disarankan
untuk menerapkan metode Cooperative Learning model STAD berbantuan
Edmodo pada mata pelajaran Simulasi Digital karena sangat membantu dalam
meningkatkan hasil belajar. Penelitian ini masih banyak kekurangan atau

21

kelemahan dalam penyusunan laporan ini, maka dari itu diharapkan ada penelitian
selanjutnya yang tidak hanya melihat hasil belajar siswa yang sudah ada dalam
penelitian ini saja tetapi dapat lebih variatif lagi dalam mencari faktor lainnya
untuk melihat pengaruh terhadap hasil belajar siswa.
6. Daftar Pustaka
[1] Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran . Jakarta:
Kencana.
[2] Eko, P Widoyoko. 2013. Evaluasi Program Pembelajaran . Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
[3] Mulyasa. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.2013. Bandung:
PT Remaja Sosdakarya.
[4] Slavin E. Robert. 2005.Cooperative Learning Teori, Riset dan praktik.
Bandung: Nusa Media.
[5] Rismayanti, Astuti. 2012. Mengenal Lebih Dekat Edmodo Sebagai Media
Elearning dan Kolaborasi. http://download.smkn1-majelangka.sch.id.
Diakses pada tanggal 23 juli 2014.
[6] Umamik, Siti. 2007. Keefektifan Model Pembelajaran Matematika
Cooperative Learning Tipe STAD Melalui Pemanfaatan Alat Peraga .
Jurnal Universitas Negeri Semarang.
[7] Septiana, Eka. 2014. Perbedaan Hasil Belajar Matematika Diantara Siswa
yang Diajar Menggunakan model Cooperative Learning Tipe (STAD)
dengan Model Konvensional. Jurnal UKSW. Graha Pendidikan Matematika,
Vol 2. No.2, Mei 2014.
[8] Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
[9] Isjoni. 2009. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung: Alfabeta.
[10] Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: Rajawali
Pers.
[11] Winkel. 2008. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Tama.
[12] Winarno, Surakhmad. 1994. Pengantar Interaksi Modern. Jakarta: Erlangga
[13] Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
[14] Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D .
Bandung: CV Alfabeta.
[15] Sudaryono. 2012. Statistik Probabilitas. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
[16] Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta:PT Raja Gravindo
Persada.

22