Rencana Kerja and Syarat Syarat

BAB I S S P P E E S S I I F F I I K K A A S S I I T T E E K K N N I I S S

PASAL 01. PENJELASAN UMUM

1. Pemberian pekerjaan meliputi : Mendatangkan, pengolahan, pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, pengadaan semua alat-alat bantu dan sebagainya. Yang pada umumnya langsung atau tidak langsung termasuk di dalam usaha penyelesaian dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan lengkap. Juga dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang walaupun tidak disebutkan di dalam Bestek tetapi masih berada di dalam lingkungan pekerjaan harus dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi.

2. Persyaratan Teknis Umum ini meliputi persyaratan dari segi teknis yang secara umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan untuk pekerjaan Pembangunan Banda Aceh Madani Education Center (BMEC) Tahap-2.

Pekerjaan ini terdiri dari: Pembangunan Banda Aceh Madani Education Center (BMEC) Tahap-2 Meliputi Plat Lantai I dan Balok Lantai I, Kolom dan Balok Lantai II, Plat lantai II, Pekerjaan Tangga, Tribun, dan Atap Gedung, Pekerjaan Arsitektur, Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal.

3. Pembangunan Banda Aceh Madani Education Center (BMEC) Tahap-2 adalah pembangunan TAHUN TUNGGAL sehingga semua jenis pekerjaan harus menyesuaikan. Semua jenis pekerjaan harus sesuai dengan RAB dan RKS.

SPESIFIKASI TEKNIS.

1). Pekerjaan persiapan : air kerja, kelengkapan direksi keet, kantor & gudang, pagar proyek, pembersihan lapangan. 2). Pekerjaan beton struktur

Batu pecah mesin / split, pasir Cor, besi beton. Beton

fc =20,75 MPa (K-250) ready mix , bekesting/ cetakan beton, vibrator.

4. Kecuali disebut di atas secara khusus dalam dokumen-dokumen, lingkup pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

a. Pengadaan tenaga kerja

b. Pengadaan bahan/material

c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan.

d. Koordinasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen/Tim Teknis/Konsultan Pengawas yang berhubungan dengan pekerjaan .

e. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan area kerja.

f. Pembuatan shop drawing (gambar pelaksanaan) dan as built drawing (gambar terlaksana) f. Pembuatan shop drawing (gambar pelaksanaan) dan as built drawing (gambar terlaksana)

• Gambar-gambar penunjukkan pelaksanaan • Persyaratan teknis umum/pelaksanaan pekerjaan /bahan • Rincian volume pekerjaan/rincian penawaran • Dokumen-dokumen pelaksanaan yang lain • Bilamana ada bagian dari persyaratan Teknis Umum yang tidak dapat

diterapkan pada bagian pekerjaan, maka bagian dari persyaratan Teknis Umum tersebut dengan sendirinya dianggap tidak berlaku.

h. Perhitungan pekerjaan tambah & kurang.

REFERENSI

1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan- persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI),Standar Nasional Indonesia (SNI) dan peraturan-peraturan Nasional maupun Peraturan- peraturan setempat lainnya yang berlaku atau jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain:

• Standar Normalisasi Indonesia SNI 03-1750-1990 • Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-2) • Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-5) • Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia 1974 • Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)1987 • Standard Normalisasi Jerman (D.I.N) • American Concrete Institute (A.C.I) • American Socicty for Testing and Material (ASTM),JIS,AISC • Pedoman perencanaan untuk struktur beton bertulang biasa dan

struktur tembok bertulang untuk gedung 1983 • Pedoman beton 1989 (SKBI-1.4.53.1988) • Tata cara perhitungan Struktur beton untuk bangunan gedung SNI 03-2847-

2002  Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung SNI 03- 1726-2002 • Petunjuk perencanaan struktur bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung (SKBI-2.3.5.3. 1987 UDC : 699.81:624.04)

• Peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI-3(1970) • Persyataran umum bahan bangunan di Indonesia (PUBI-1982) • PPI ( Pedoman Perpipaan Indonesia ) • BS ( British Standard ) • ASME ( American Society of Mechanical Engineer ) • FM ( Factory Manual ) • NPC ( National Plumbing Codes )

• AV 1941 (Algelemene Voorwaarden Voor de Uvitvoe ring bijaaneming van openvare werken)  Peraturan-peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan Indonesia (PUBB) 1956 • Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh jawatan keselamatan kerja • Peraturan Semen Portland Indonesia NI -8 (1972) • Mutu dan cara uji Semen Portland (SII 0013-81) • Agregat halus (SII 0404-80) • Agregat kasar (SII 0079-79/0087-75/0075-75) • Baja tulangan beton (SII 0136-84) • Air (AVGNOR P18-303 dan NZS-3121/1974) • Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton (SII 0784-83) • Kayu (SII 0458-81) • Standard Nasional Indonesia 03-6197-2000 • Petunjuk dari pabrik produk/pembuat peralatan • Peraturan pembangunan Pemerintah daerah setempat • Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang

diberikan pengguna jasa/konsultan pengawas/tim teknis Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standart-standart yang

disebut di atas maupun standart-standart nasional lainnya, maka diberlakukan standart-standart internasional yang berlaku untuk pekerjaan-pekerjan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standart-standart persyaratan teknis dari Negara asal pembuat bahan/produk yang bersangkutan dan produk yang ditentukan pabrik pembuatnya .

PASAL 02. TEMPAT PROYEK

Pekerjaan ini dilaksanakan di lokasi Pembangunan Banda Aceh Madani Education Center (BMEC) Tahap-2 Selanjutnya lokasi akan ditunjukkan pada waktu aanwijzing.

PASAL 03. SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN SIPIL PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1. Direksi Keet

1. Bangunan sementara (Sudah Ada)

2. Kelengkapan Direksi Keet Sebagai kelengkapan Direksi keet guna penyelesaiaan administrasi di lapangan, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan ini dimulai, Kontraktor harus terlebih dahulu melengkapi peralatan-peralatan antara lain: - 1 (Satu) buah meja kursi, kursi rapat minimal 6 (enam) buah - 1 (satu) white board (1,20 x 2,40) dan peralatannya - 1 (satu) rak almari buku (sederhana) - 1 (satu) meja kursi/meja tulis dan kursi - 1 (satu) stel meja dan kursi tamu

- 1 (satu) set kelengkapan PPPK (P 3 K)

- 1 (satu) unit komputer dan printer

- 1 (satu) unit AC Split (1Pk) - Sarana d a n Perlengkapan Ibadah

Selesai pelaksanaan kegiatan ini (Serah Terima kedua), semua peralatan / kelengkapan tersebut pada ayat ini menjadi milik Penyedia Jasa, Kecuali Bangunan Direksi Keet dengan demikian pembiayaan tidak perlu ditawarkan. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di kegiatan untuk setiap saat yang dapat dipergunakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Tim Teknis/ Konsultan pengawas adalah: - 1 (satu) buah kamera - 1 (satu) unit computer dan printer

3.2. Kantor dan Gudang Kontraktor Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor wajib membuat kantor, barak-barak untuk pekerja atau gudang tempat penyimpanan bahan (Boukeet), yang sebelumnya telah mendapat persetujuan dari Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/Tim Teknis/Konsultan Pengawas berkaitan dengan konstruksi atau penempatannya. Semua Boukeet perlengkapan Kontraktor dan sebagainya, pada waktu pekerjaan berakhir (serah terima kedua) tidak boleh dibongkar kecuali ada perintah dari Pejabat Pembuat Komitmen/Tim Teknis/ Konsultan pengawas. Segala biaya atas pekerjaan tersebut adalah beban Kontraktor.

3.3. Sarana Kerja

3.3.1. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja untuk semua pekerjaan yang dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan peralatan yang dimiliki serta jadual kerjanya.

3.3.2. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan

memenuhi persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan pekerjaan.

3.3.3. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman dari segala kerusakan/kehilangan, dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain yang sedang berjalan.

3.3.4. Kecuali ditentukan lain, Kontraktor harus menyediakan akomodasi dan fasilitas- fasilitas lain yang dianggap perlu, misalnya air minum, toilet yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya seperti penyediaan perlengkapan PPPK.

3.3.5. Segala biaya atas pekerjaan tersebut adalah beban Kontraktor.

3.4. Pengaturan Jam Kerja dan Pengerahan Tenaga Kerja

3.4.1. Kontraktor harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal pengerahan tenaga kerja, pengaturan jam kerja maupun penempatan bahan hendaknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/Tim Teknis/ Konsultan Pengawas. Khususnya dalam pengerahan tenaga kerja dan pengaturan jam kerja, dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan peraturan perburuhan yang berlaku.

3.4.2. Kontraktor harus membatasi daerah operasinya disekitar tempat pekerjaan dan harus mencegah sedemikian rupa supaya para pekerjanya tidak melanggar wilayah bangunan-bangunan lain yang berdekatan, dan harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan ingin memasuki tempat pekerjaan.

3.4.3. Untuk pekerjaan ini bila diperlukan maka Kontraktor harus menambah jam kerja/lembur dan menambah jumlah tenaga kerja dikarenakan waktu yang mendesak, untuk itu kontraktor wajib menyediakan sarana prasarananya yang memadai bagi semua pihak yang terlibat.

3.5. Pekerjaan Penyediaan Air dan daya Listrik untuk Bekerja

3.5.1. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di tapak kegiatan atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Pengguna Jasa.

3.5.2. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat atau jaringan eksisting selama masa pembangunan, atau penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan Pihak Pengguna Jasa. Daya listrik ini juga disediakan untuk suplai Kantor Direksi Lapangan.

3.5.3. Segala biaya atas pemakaian daya listrik dan air diatas adalah beban Kontraktor.

3.6. Pekerjaan Dewatering Sebelum dilakukan pekerjaan penggalian tanah, kontraktor mempunyai kewajiban untuk mempersiapkan pekerjaan dewatering, Tujuan dari dewatering adalah :

1. Menjaga agar dasar galian tetap kering. Untuk mencapai tujuan tersebut biasanya air tanah diturunkan elevasinya 0,5 1 m dibawah dasar galian

2. Mencegah erosi buluh. Pada galian tanah pasir (terutama pasir halus dibawah muka air tanah) rembesan air kedalam galian dapat mengakibatkan tergerusnya tanah pasir akibat aliran air

3. Mencegah resiko sand boil. Pada saat dilaksanakan galian, maka perbedaan elevasi air didalam dan diluar galian semakin tinggi

4. Mencegah resiko terjadinya kegagalan upleave. Bila tekanan air dibawah lapisan tanah lebih besar daripada berat lapisan tanah tersebut maka lapisan tanah tersebut dapat terangkat atau mangalami failure

5. Mencegah rembesan

6. Memperbaiki kestabilan tanah

7. Mencegah pengembungan tanah

8. Memperbaiki karakteristik dan kompaksi tanah terutama dasar

9. Pengeringan lubang galian

10. Mengurangi tekanan lateral Adapun pelaksanaan dewatering yang dilakukan bisa dengan metode open pumping.

PASAL 04 PEKERJAAN RABAT BETON

4.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantú yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

b. Pekerjaan Rabat beton ini dilakukan di bawah pilecap, tie beam dan plat basement serta sesuai detail yang disebutkan /ditunjukkan dalam gambar.

4.2. Persyaratan Bahan

- Semen Portland yang digunakan harus dari mutu terbaik type I, dari satu hasil produk yang disetujui Konsultan Pengawas dan Tim Teknis, serta memenuhi syarat-syarat dalam NII-8, SII 003-81

- Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 dan SII 0404-

80 - Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 - Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam NI-

2,SNI-03-2847-2002,NI-8, dan PUBI 1982

4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

- Pasangan rabat dilakukan di atas pasir urug, maka sebelum pasangan

rabat dilaksanakan terlebih dahulu lapisan urug dibawahnya harus dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan), rata permukaanya dan telah mempunyai daya dukung maksimal

- Pekerjaan Rabat beton merupakan campuran antara PC, pasir beton, dan Split dengan campuran 1:3:5 atau sesuai dengan analisa pekerjaan.

PASAL 05. PEKERJAAN LANTAI SCREED

5.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantú yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

b. Pekerjaan lantai screed dilakukan diatas plat-plat beton, meliputi bawah finishing lantai untuk seluruh detail seperti yang disebutkan/ditunjukan dalam gambar.

5.2. Persyaratan Bahan

- Semen portland yang digunakan harus dari mutu terbaik type I, dari satu hasil produk yang disetujui Tim Teknis / Konsultan Pengawas, serta memenuhi syarat-syarat dalam NI-8, SII 003-81

- Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 11 dan SII 0404-80 - Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 - Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam NI-

2, SNI-03-2847-2002, NI-8, dan PUBI 1982

5.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

- Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Tim Teknis / Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.

- Lantai Screed dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton tumbuk atau plat beton, telah dibersihkan dari segala kotoran, debu dan bebas dari pengaruh pekerjaan lain.

- Bahan lantai Screed merupakan campuran dari bahan PC dan Pasir yang memenuhi syarat-syarat seperti yang telah ditentukan. - Lapisan atas / finish lantai screed adalah acian tanpa campuran bahan lain, yang dilapiskan ke seluruh permukaan lantai yang diratakan dan dilicinkan, atau bahan/material lain sesuai dengan disebutkan/disyaratkan dalam gambar detail atau sesuai petunjuk Tim Teknis / Konsultan Pengawas.

- Tebal adukan lantai screed minimal dibuat 4 cm atau sesuai dengan gambar kerja, dari adukan 1 PC : 3 Pasir. Permukaan lantai Screed harus betul-betul rata, kecuali bila disyaratkan lain, bebas cacat (retak-retak), sehingga siap dipasang bahan finishing lainnya.

- Sebagai persiapan sebelum lantai screed dilakukan, alas lantai screed harus dibersihkan dengan sikat kawat dan air supaya agregat muncul dan memberi ikatan yang baik dengan screed. Cara lain adalah membuat permukaan beton menjadi kasar dengan cara yang disetujui Tim Teknis / Konsultan Pengawas. Setelah dibersihkan, alas lapisan dibasahi (semalam) dan setelah kering dilapis cairan semen (air semen) maximum 20 menit, selanjutnya screed dicor.

- Pengecoran harus dilakukan sekaligus. Untuk daerah yang luas pengecoran mengikuti lajur selebar 3 m dan pengecoran sebuah lajur hanya boleh dilakukan 24 jam setelah dicor. Permukaan ujung dari lajur screed yang terdahulu harus dibasahi dahulu dengan air semen sebelum sebelahnya dicor.

- Screed harus dibasahi selama 7 hari. - Pada lantai-lantai yang dilubangi untuk pipa listrik, pipa air bersih, pipa air kotor,

di sekitar lobang pipa-pipa diatas harus diselesaikan dengan sebaik-baiknya agar tidak mengakibatkan bocor.

PASAL 06. PEKERJAAN BETON

6.1. Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah : Semua pekerjaan beton struktur yang ada dalam masing-masing jenis pekerjaan yang tercantum dalam pasal-pasal buku RKS ini antara lain yang dikerjakan : Beton Bertulang Struktur bangunan ( Plat lantai, Kolom, Balok, Dinding Basement, dsb) dengan mutu beton rencana minimal fc =20,75 Mpa ( K-250).

b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pela ksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.

6.2. Pedoman Pelaksanaan

Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti : Semua ketentuan dalam SNI 03-2847-2002 terutama yang menyangkut pekerjaan beton struktur.

6.3. Bahan - bahan Yang Digunakan

a. Semen

1. Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland Cement (PC) jenis I menurut NI 8 atau type I menurut ASTM, memenuhi S.400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Cement Indonesia.

2. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan tanpa persetujuan Pengawas Lapangan.

3. Persetujuan PC hanya akan diberikan apabila di pasaran tidak diperoleh semen dari merk yang telah dipilih dan telah digunakan.

4. Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen yang sudah digunakan harus disertai jaminan dari Kontraktor pelaksana yang dilengkapi dengan data teknis yang membuktikan bahwa mutu semen pengganti setara dengan mutu semen yang digantikannya.

5. Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.

b. Aggregates. Aggregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat - syarat dalam SNI 03- 2847-2002, terdiri dari

1. Pasir beton (aggregat halus). − Harus mempunyai susunan gradasi yang baik

− Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5% berat pasir beton dan kandungan organiknya harus memenuhi standar yang berlaku.

2. Split / batu pecah mesin atau crushed stone (aggregat kasar) - Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Dimensi maksimum 2,0 cm, dan tidak lebih seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.

- Khusus untuk pekerjaan beton, diluar lapis pembesian yang berat batas maksimum tersebut 2 cm dengan gradasi baik. - Pada bagian dimana pembesian cukup berat (cukup ruwet) digunakan batu pecah mesin ( Split ½) .

c. Besi beton Besi beton yang digunakan ialah : besi beton ulir/Deform dengan mutu fy = 320 MPa ex Krakatau Steel, SNI, untuk diameter lebih besar atau sama dengan 12 mm, dan fy = 240 MPa untuk diameter lebih kecil dari 12 mm bila tidak ada tulangan ulir dipasaran maka dapat digunakan besi tulangan polos. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping adanya certificate dari pabrik, juga harus dimintakan certificate dari laboratorium secara periodik minimal 3 contoh batang untuk tiap tiap jenis percobaan tarik (stress-strain) yang diameter sama dengan panjang tidak kurang dari 100 cm untuk setiap 20 ton besi dan atau untuk setiap pengiriman besi beton ke lokasi proyek.

d. Admixture. Diijinkan bagi kontraktor menggunakan pemakaian bahan tambahan untuk perbaikan mutu beton, bahan tambahan tersebut bisa dari merk setara Sika atau yang setara untuk beton biasa. Namun sebelumnya Kontraktor diwajibkan mengajukan analisis kimia serta test, dan juga bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia. Penggunaan harus sesuai dengan petunjuk teknis pabrik.

6.4. Tata Cara Pengiriman Dan Penyimpanan Bahan

a. Pengiriman dan penyimpanan bahan pada umumnya harus sesuai dengan jadwal pelaksanaan. Kontraktor harus menyediakan gudang untuk menyimpan bahan material terutama semen.

b. Penyimpanan Semen.

1. Semen harus didatangkan & disimpan dalam kantung/zak yang utuh. Berat semen harus sama dengan yang tercantum dalam zak.

2. Semen harus disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengarus cuaca, berventilasi cukup dan lantai yang bebas dari tanah.

3. Semen harus dalam keadaan belum mulai mengeras jika ada bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah bagian yang mulai mengeras ini tidak lebih dari 5% berat semen.

4. Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan semen dalam jumlah yang sama dengan syarat bahwa kwalitas beton yang dihasilkan harus sesuai dengan spesifikasi teknis.

c. Penyimpanan Besi Beton

1. Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu sehingga bebas dari tanah (minimal 20 cm).

2. Besi Beton harus disimpan bebas dari lumpur, minyak atau zat asing lainnya.

d. Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari satu dan lain jenisnya/gradasinya dan diatas lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.

6.5. Bekisting Yang Digunakan

a. Bekisting harus dibuat dari papan / multiplex dengan rangka kayu yang kuat tidak mudah berubah bentuk.

b. Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk yang nyata dan harus dapat menampung bahan-bahan sementara sesuai dengan jalannya kecepatan pembetonan.

c. Semua bekesting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga kemungkinan bergeraknya bekesting selama dalam pelaksanaan pengecoran dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya adukan (mortarleakage).

d. Susunan bekesting dengan penunjang-penunjang harus teratur sehingga pengawasan atas kekurangannya dapat mudah dilakukan. Penyusunan bekesting harus sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkarannya tidak akan merusak balok atau kolom beton yang bersangkutan.

e. Pada bagian terendah pada setiap pashe pengecoran dari bekesting kolom, harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.

f. Papan bekesting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu sebelum pengecoran.

g. Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir sedemikian rupa agar tidak menggenangi sisi bawah dari bekisting.

h. Pemilihan susunan dan ukuran yang tepat dari penyangga-penyangga atau silangan-silangan bekesting menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana.

i. Pembongkaran Bekesting: Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan khusus yang cukup untuk memikul 2 x beban sendiri.

Bila akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja beban- beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung. Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak pada kontraktor pelaksana, dan perhatian Kontraktor mengenai pembongkaran cetakan ditujukan ke SNI 03-2847-2002 dalam pasal yang bersangkutan.

Pembongkaran harus memberi tahu Konsultan Pengawas bila mana ia bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta persetujuan-nya, tapi dengan adanya persetujuan itu tidak berarti Kontraktor terlepas dari tanggung jawabnya.

6.6. Pemasangan Pipa-pipa

Pemasangan pipa dalam beton tdk boleh merugikan/mengurangi kekuatan konstruksi.

6.7. Kualitas Beton

a. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton f c = 20,75 Mpa (K-250). Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam SNI 03-2847-2002.

b. Kontraktor pelaksana harus memberikan jaminan atas kemampuannya untuk memenuhi kwalitas beton ini dengan memperlihatkan data-data pelaksanaan dilain tempat atau dengan mengadakan Trial mix.

c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang disebut dalam SNI 03-2847-2002

d. Pada masa permulaan pembetonan, Kontraktor pelaksana harus membuat minimum 1 benda uji per 5 m 3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji yang

pertama. Pengambilan benda-benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.

e. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat, laporan tersebut harus disyahkan oleh Pengawas lapangan, laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya.

f. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 7,5 cm dan maximum 12,5cm. Cara pengujian slump adalah sebagai berikut :

1. Adukan Beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton (bekesting).

2. Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat beton.

3. Cetakan di isi sampai kurang lebih 1/3 nya lalu dipadatkan dengan cara ditusuk2 sebanyak 25 kali dengan besi dia. 16 mm panjang 30 cm dengan ujungnya yang bulat (seperti peluru).

4. Pengisian selanjutnya dilakukan 1/3 nya dan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapis ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapis yang dibawahnya.

5. Setelah penuh selanjutnya diratakan, selanjutnya setelah kira-kira 30 detik segera cetakan diangkat perlahan-lahan, dan diukur penurunannya (slumpnya).

g. Pengujian sampel beton dalam bentuk kubus / silinder harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh pengawas Lapangan.

h. Perawatan sampel kubus / silinder tersebut adalah ditutupi dalam karung basah atau direndam dalam air, selama minimal 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.

i. Jika dianggap perlu, maka kontraktor pelaksana harus mengadakan percobaan pengujian silinder umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan-ketentuan hasilnya tidak boleh kurang 65% kekuatan yang diminta pada 28 hari. Jika hasil kuat tekan

j. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh komponen adukan masuk dalam mixer.

k. Pengangkutan adukan beton dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang baik dan tidak mengakibatkan terjadinya segregasi pada beton.

l. Pemadatan beton harus menggunakan vibrator.

6.8. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran bekesting dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar, harus sesuai dengan SNI 03-2847-2002. Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.

6.9. Penggantian Besi

a. Kontraktor pelaksana harus mengusahakan supaya besi yang dipasang benar sesuai dengan apa yang tertera dalam gambar rencana.

b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor pelaksana atau pendapatnya mengalami kekeliruan, kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka :

1. Kontraktor pelaksana dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan kepada Pengawas Lapangan untuk sekedar informasi.

2. Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Kontraktor pelaksana sebagai kerja tambah, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas dan disetujui Pemberi Tugas.

3. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Mengajukan usul dalam rangka kejadian tersebut diatas adalah merupakan juga kewajiban bagi Kontraktor pelaksana.

c. Jika Kontraktor pelaksana tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter terdekat dengan syarat :

1. Harus ada persetujuan dari pengawas Lapangan.

2. Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar.

3. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut atau didaerah overlepping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar / pemadat beton.

Variasi dalam Toleransi

diameter Dibawah 10 mm permukaan yang

10 mm sampai 16 mm (tidak termasuk D 16 mm)

± 0,4 mm

± 0,5 mm D.28)

16 mm sampai 28 mm (tidak termasuk D.16

6.10. Perawatan Beton

a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas matahari, hingga tidak terjadi penguapan yang sangat cepat.

b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.

c. Beton harus dibasahi terus menerus selama minimal 10 hari sesudah pengecoran.

6.11.Tanggung Jawab Kontraktor Pelaksana

a. Kontraktor pelaksana bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan.

b. Adanya atau kehadiran Pengawas Lapangan atau Konsultan Pengawas atau Pengguna Jasa yang sejauh melihat/mengawasi/menegur atau memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab kontraktor tersebut diatas.

c. Jika Pengawas Lapangan memberi ketentuan-ketentuan tambahan yang menyimpang dari ketentuan yang telah digariskan di atas atau yang telah tertera dalam gambar, maka ketentuan tambahan tersebut menjadi tanggung jawab Pengawas Lapangan, ketentuan tambahan ini harus dibuat secara tertulis.

6.12.Syarat Syarat Untuk Beton Ready Mix

1.) Pada prinsipnya semua persyaratan-persyaratan untuk beton yang dibuat dilapangan berlaku juga untuk Beton Ready Mix, baik mengenai persyaratan Material Semen, Agregat, Air, ataupun Admixture, Testing Beton, Slump dan sebagainya.

2.) Disyaratkan agar pemesanan Beton Ready Mix dilakukan pada supplier Beton Ready Mix yang sudah terkenal/berpengalaman mengenai stabilitas mutunya, kontinuitas penyediaannya dan mempunyai/mengambil material material dari tempat tertentu yang tetap dan bermutu baik. Selain mutu beton maka harus diperhatikan betul

betul tentang kontinuitas pengadaan agar tidak terjadi hambatan dalam waktu pelaksanaan.

3.) Pengguna Jasa/Konsultan Pengawas akan menolak setiap Beton Ready Mix yang sudah mengeras dan menggumpal untuk tidak digunakan dalam pengecoran. Usaha usaha untuk menghaluskan / menghancurkan Beton Ready Mix yang sudah mengeras atau menggumpal sama sekali tidak diperbolehkan. Penambahan air dan material lainnya ke dalam Beton ready Mix yang sudah berbentuk adukan sama sekali tidak diperkenankan, karena akan merusak komposisi yang ada dan bisa menurunkan mutu beton yang direncanakan. Untuk mencegah terjadi pengerasan / penggumpalan beton sebelum dicorkan, maka Kontraktor Pelaksana harus merencanakan secermat mungkin mengenai Beton Ready Mix harus kapan tiba di Lapangan dan beberapa jumlah volume yang dibutuhkan, termasuk didalamnya dengan memperhitungkan kemungkinan macetnya transportasi dari/ke lokasi pengecoran.

4.) Kontraktor Pelaksana harus meminta jaminan tertulis kepada Supplier Beton Ready Mix jaminan tentang mutu beton, stabilitas mutu dan kontinuitas pengadaan dan jumlah/volume beton yang digunakan. Walaupun demikian, untuk mengecek mutu beton yang dipakai maka baik Kontraktor Pelaksana maupun supplier Beton Ready Mix masing-masing harus membuat silinder atau kubus beton percobaan untuk ditest di Laboratorium yang ditunjuk/disetujui secara tertulis oleh Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas dan jumlah silinder atau kubus beton dibuat sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia.

5.) Beton Ready Mix yang tidak memenuhi mutu yang disyaratkan, walaupun disupply oleh perusahaan beton Ready Mix, tetap merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari kontraktor.

6.) Beton Ready Mix yang sudah melebihi waktu 3 jam, yaitu terhitung sejak dituangkannya air kecampuran beton kedalam truk ready mix di plant/pabrik sampai selesainya beton ready mix tersebut dituangkan/dicor, tidak dapat digunakan atau dengan kata lain ditolak. Segala akibat yang ditimbulkan menjadi beban dan resiko Kontraktor.

PASAL 07. PEKERJAAN PASANGAN

7.1. Jenis Pasangan dan Penggunaannya.

a. Pasangan batu gunung belah untuk pondasi, sedang pasangan batu bata dan bagian lain seperti yang ada dalam gambar pelaksanaan.

b. Pasangan batu bata untuk sebagian pekerjaan pasangan rollag sebagai penguat seperti yang ada dalam gambar pelaksanaan.

7.2. Jenis Adukan Yang Digunakan

a. Adukan biasa dengan campuran 1Pc : 5 Pasir. Digunakan untuk seluruh pasangan pondasi batu gunung belah, dan bata merah.

b. Adukan khusus dengan campuran 1Pc : 3Pasir. Digunakan untuk pasangan batu bata mulai dari ujung atas balok pondasi beton (sloof) sampai 30 cm diatas lantai dasar, serta digunakan dalam pemasangan pelapisan lantai juga dalam batas trap yang menghubungkan trap satu dengan lainnya sebagai penguat.

7.3. Jenis Plesteran Yang Digunakan

a. Plesteran trasram dengan campuran 1Pc:3Psr. digunakan untuk permukaan beton, seluruh permukaan dinding pasangan dibagian luar bangunan, dan seluruh dinding lantai dasar sampai setinggi plus 40 cm dari permukaan lantai.

7.4. Kwalitas Bahan Yang Digunakan

a. Batu Belah Batu Gunung Belah yang digunakan harus dari jenis yang keras, kuat tidak mudah pecah, permukaannya halus tidak berlubang-lubang (porous).

b. Batu Bata. Batu bata yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Batu bata yang digunakan adalah batu bata berkualitas baik, tegak lurus, rata, keras dan tidak mudah pecah.

2. Jenis batu-bata yang digunakan adalah dengan ukuran panjang 22 cm, lebar 10 cm dan tinggi 5 cm

3. Batu bata yang dipergunakan harus satu ukuran dan satu kualitas.

4. Khusus batu bata yang digunakan dipilih yang mempunyai bentuk tidak cacat dan presisi.

5. Pada penyerahan di tempat pekerjaan batu bata tidak boleh ada yang pecah

c. Bahan untuk adukan, plesteran dan acian. Bahan campuran (air, mortar dan pasir) dan MU yang digunakan untuk adukan harus memenuhi ketentuan seperti untuk bahan campuran beton dalam buku RKS ini ataupun dalam SNI 03-2847-2002,

7.5. Contoh-contoh Bahan

Sebelum memulai pekerjaan pasangan, Kontraktor pelaksana terlebih dahulu harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan (Batu kali, Bata merah, Split/batu pecah mesin dll). Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan/Perencana.

7.6. Syarat Pemasangan

a. Pemasangan batu Gunung Belah untuk pondasi.

1. Pondasi batu kali harus dimulai dan didirikan menurut bentuk, ukuran dan ketinggian yang diminta sesuai dengan gambar rencana.

2. Pasangan Bata Bata. − Bilamana pasangan bata dipasang didalam galian maka sebelum pemasangan

bata pada bidang-bidang galian dikontrol kedalamannya dan dibersihkan dari segala macam kotoran. Kemudian dihamparkan pasir yang dipadatkan dengan penyiraman sampai ketebalan sesuai gambar rencana.

− Bilamana galian dan pasangan bata dipasang di lokasi basah, air harus dikeringkan terlebih dahulu (sistem dewatering) dengan cara yang disetujui oleh Pengawas/ Direksi Pekerjaan

− Profil-profil kayu yang digunakan untuk membantu pasangan batu bata harus

benar-benar tegak lurus sesuai petunjuk Pengawas / Direksi Pekerjaan. − Pasangan batu bata mempergunakan campuran 1Pc : 3 Ps dan 1 Pc : 5 Ps sesuai

ketentuan yang ada dalam gambar rencana.

Campuran Pasangan bata dalam tanah (pondasi, rollag, dll)

Pekerjaan

1 Pc : 3 Ps Pasangan bata selain ketentuan diatas

1 Pc : 5 Ps − Pemasangan batu bata harus benar-benar rapi, rata dan sesuai dengan alur yang

sebenarnya. − Pemasangan batu bata tidak diperbolehkan terjadi siar vertikal yang segaris

keatas untuk menghindari patahan pasangan. − Pemasangan batu bata tidak diperbolehkan menggunakan batu bata potongan,

kecuali tempat-tempat tertentu yang diharuskan memakai batu bata potongan − Sebelum melakukan pemasangan, batu bata harus direndam dengan air sampai

jenuh − Batu bata yang akan dipergunakan untuk pasangan harus memenuhi persyaratan

dalam bahan, atau ditetapkan oleh Pengawas / Direksi Pekerjaan.

− Pemasangan batu bata harus satu muka tidak boleh bolak balik, agar mendapatkan pasangan yang rapi dan teratur. − Pasangan batu bata yang telah jadi harus dibasahi air, khusus untuk dinding dibasahi air selama 14 (empat belas) hari.

b. Perlindungan Bagian dinding atau pasangan batu kali yang sudah terpasang dan terkena udara terbuka, pada waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan penutup bagian atasnya dengan sesuatu yang memadai.

c. Perawatan Dinding pasangan bata ringan hebel dan pasangan batu kali harus dibasahi terus menerus selama paling sedikit 7 hari setelah didirikan.

d. Angkur-angkur dan pengikat. Setiap hubungan antara dinding batu bata dengan permukaan beton, harus diberi angkur yang dibuat dari besi beton dengan bentuk, ukuran dan diameter sesuai dengan kebutuhan. Permukaan beton yang berhubungan dengan dinding bata harus dikasarkan dengan alat yang sesuai agar adukan dinding dapat melekat.

e. Permukaan dinding yang dihasilkan oleh plesteran dan acian harus benar-benar verikal, datar, rata, tidak melengkung atau begelombang.

PASAL 08. PEKERJAAN LANTAI

8.1. Lingkup Pekerjaan.

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan peralatan dan semua pekerja yang berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai dengan gambar kerja dan RKS.

b. Kontraktor pelaksana diharuskan memberikan contoh-contoh bahan lantai yang akan dipasang, khususnya untuk diseleksi kwalitas, warna, tesktur, bahan lantai untuk mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan dan Tim Teknis.

c. Kontraktor pelaksana harus menyediakan jaminan tertulis dari Produsen/ sub-kontraktor kepada Pemilik Proyek untuk setiap masing-masing penggunaan bahan lantai dengan jangka waktu jaminan minimal 5 (lima) tahun.

Masing-masing pekerjaan lantai tersebut diatas uraiannya adalah sebagai berikut:

8.2. Pekerjaan Lantai Homogenous tile.

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan pemasangan lantai homogenous tile baik jenis halus maupun kasar sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi ini.

2. Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat seperti yang ditunjukkan dalam gambar, antara lain:

• Lantai homogenous tile polished untuk Lantai bangunan gedung • Lantai homogenous tile rustic untuk lantai selasar penghubung ataupun teras, diluar

ruangan

b. Pengendalian Pekerjaan NI - 2 BS - 970

NI - 3 BS 1449 (British Standard) NI - 8 DIN-18515 (Germany Standard) PBI - 1971 ASTM

c. Bahan-Bahan

1. Jenis bahan homogenous tile kasar diproses pembuatannya di dalam negeri.

2. Compression breaking load : 2,000-2,400 Kg/Cm². Ultimate tensile strength : 150-200 Kg/Cm²

Weight per unit volume : 2,600-2,650 Kg/Cm3

3. Ukuran

: sesuai dalam gambar rencana.

Tebal

: 30 mm

4. Tipe, warna dan pola sesuai gambar rencana.

5. Water repelent diperlukan untuk melindungi homogenous tile sebelum terpasang agar warna, corak tidak berubah karena terkena air semen.

6. Persyaratan bahan adukan pengikat : • Semen Mortar untuk lantai kerja. • Special additive tebal 2-3 mm.

7. Wet system : • Pemasangan homogenous tile pada lantai agar menggunakan Special additive

produksi Mortar kualitas baik (Utama, ASA atau setara) • Campuran adukan semen dengan tebal ± 30 mm. • Penggunaan jenis bahan perekat dan pengisi (grouting) harus terdiri dari satu

merek yang telah disetujui oleh Pengawas/ Direksi Pekerjaan, dan untuk pekerjaan Exterior/ daerah basah, pengisi nat disarankan agar menggunakan liquit grout additive sebagai pengganti air.

d. Pelaksanaan

1. Pemasangan Lantai Homogenous tile rustic unpolished • Pemasangan lantai homogenous tile dilakukan setelah pekerjaan plat penghubung

kolom selesai, sebelum pekerjaan tersebut selesai tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan lantai homogenous tile, tanpa seijin dari direksi

• Untuk pemasangan homogenous tile diluar bangunan dilakukan dalam kondisi cuaca kering, perlu disiapkan atap sementara untuk menghindari air hujan • Homogenous tile yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang rusak/gompal, retak maupun cacat lainnya.

• Pekerjaan pemasangan lantai homogenous tile dapat dimulai apabila Penyedia Jasa telah membawa contoh-contoh dan telah disetujui Pengawas/ Direksi Pekerjaan

• Bidang-bidang yang akan diberi penutup lantai harus sudah betul-betul bersih rata dan sempurna

• Untuk lantai yang akan dipasang diatas tanah, terlebih dahulu dihamparkan lapisan pasir yang dipadatkan dengan disiram air sampai mencapai ketebalan sesuai gambar rencana.

• Kemudian dipasang lantai kerja campuran adukan beton rabat atau campuran dan ketebalan sesuai gambar rencana dan difinish dengan pukulan sapu lidi, agar permukaan tidak licin

• Bila terdapat kekurang sempurnaan konstruksi yang berada di bawah lantai, maka Penyedia Jasa wajib menyempurnakannya. Apabila terdapat cacat atau kurang baik yang diakibatkan kurang sempurnanya konstruksi-konstruksi yang berada di bawah lantai maka Penyedia Jasa harus membongkar dan memperbaikinya dengan biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa.

• Pemasangan homogenous tile menunggu setelah pekerjaan cor plat lantai/ lantai kerja betul-betul siap, barulah homogenous tile bisa dipasang • Pemasangan homogenous tile untuk penutup lapisan-lapisan ini, harus dilaksanakan

sesuai dengan gambar dan dikerjakan oleh tenaga yang betul-betul ahli • Sebelum dipasang seluruh permukaan homogenous tile diberi water repelent agar terlindung / tidak rusak warna dan coraknya. • Lapisan lantai batu dipasang pada lantai dengan menggunakan perekat sejenis Mortar dan adukan pengikat/ dasar pasangan digunakan special additive tebal 2-

3 mm produksi Mortar. • Pola pemasangan dilakukan sesuai gambar rencana, tanpa nat, corak diatur agar serat-seratnya dan warnanya menjadi satu kesatuan yang baik • Seluruh bagian dibawah homogenous tile terisi penuh dengan mortar spesi hingga tidak terdapat rongga udara terjebak dibawah homogenous tile • Lay-out flame tepi homogenous tile harus merupakan garis lurus • Setelah selesai, homogenous tile dibersihkan dan difinishing couting • Selama 3x24 jam homogenous tile yang telah terpasang harus dilindungi dari

gangguan pekerjaan-pekerjaan lain di sekitarnya • Penyedia Jasa harus menjamin tidak terjadi flek-flek pada permukaan homogenous tile bila terkena hujan.

8.3. Pekerjaan Lantai Granit natural stone.

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan pemasangan lantai dan lapisan dinding Granit natural stone baik jenis halus maupun kasar sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi ini.

2. Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat seperti yang ditunjukkan dalam gambar, antara lain:

• Area Plaza

b. Pengendalian Pekerjaan NI - 2 BS - 970 NI - 3 BS 1449 (British Standard) NI - 8 DIN-18515 (Germany Standard) PBI - 1971 ASTM

c. Bahan-Bahan

1. Jenis bahan Granit natural stone yang dipakai adalah Granit natural stone yang dipahat dengan motif khusus (majapahit), diproses pembuatannya di dalam negeri.

2. Compression breaking load : 2,000-2,400 Kg/Cm². Ultimate tensile strength : 150-200 Kg/Cm²

Weight per unit volume : 2,600-2,650 Kg/Cm3

3. Ukuran

: sesuai dalam gambar rencana.

Tebal

: 20 mm

4. Tipe, warna dan pola sesuai gambar rencana.

5. Water repelent diperlukan untuk melindungi Granit natural stone sebelum terpasang agar warna, corak tidak berubah karena terkena air semen.

6. Persyaratan bahan adukan pengikat : • Semen Mortar untuk lantai kerja. • Special additive tebal 2-3 mm.

7. Wet system : • Pemasangan Granit natural stone pada lantai dan dinding agar menggunakan

Special additive produksi Mortar kualitas baik (Utama, ASA atau setara) • Campuran adukan semen dengan tebal ± 30 mm. • Penggunaan jenis bahan perekat dan pengisi (grouting) harus terdiri dari satu

merek yang telah disetujui oleh Pengawas/ Direksi Pekerjaan, dan untuk pekerjaan Exterior/ daerah basah, pengisi nat disarankan agar menggunakan liquit grout additive sebagai pengganti air.

d. Pelaksanaan

1. Pemasangan Lantai Granit natural stone • Pemasangan lantai Granit natural stone dilakukan setelah pekerjaan atap selesai,

sebelum pekerjaan atap selesai tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan lantai Granit natural stone, tanpa seijin dari direksi

• Untuk pemasangan Granit natural stone diluar bangunan dilakukan dalam kondisi

cuaca kering, perlu disiapkan atap sementara untuk menghindari air hujan • Granit natural stone yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik bentuk, motif dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang rusak/gompal, retak maupun cacat lainnya.

• Pekerjaan pemasangan lantai Granit natural stone dapat dimulai apabila Penyedia Jasa telah membawa contoh-contoh dan telah disetujui Pengawas/ Direksi Pekerjaan

• Bidang-bidang yang akan diberi penutup lantai harus sudah betul-betul bersih rata dan sempurna • Untuk lantai yang akan dipasang diatas tanah, terlebih dahulu dihamparkan lapisan pasir yang dipadatkan dengan disiram air sampai mencapai ketebalan sesuai gambar rencana.

• Kemudian dipasang lantai kerja campuran adukan beton K-125 atau campuran dan ketebalan sesuai gambar rencana dan difinish dengan pukulan sapu lidi, agar permukaan tidak licin

• Bila terdapat kekurang sempurnaan konstruksi yang berada di bawah lantai, maka Penyedia Jasa wajib menyempurnakannya. Apabila terdapat cacat atau kurang baik yang diakibatkan kurang sempurnanya konstruksi-konstruksi yang berada di bawah lantai maka Penyedia Jasa harus membongkar dan memperbaikinya dengan biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa.

• Pemasangan Granit natural stone menunggu setelah pekerjan cor plat lantai/ lantai kerja betul-betul siap, barulah Granit natural stone bisa dipasang

• Pemasangan Granit natural stone untuk penutup lapisan-lapisan ini, harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan dikerjakan oleh tenaga yang betul-betul ahli

• Sebelum dipasang seluruh permukaan Granit natural stone diberi water repelent agar terlindung / tidak rusak warna dan coraknya. • Lapisan lantai Granit natural stone dipasang pada lantai dengan menggunakan perekat sejenis Mortar dan adukan pengikat/ dasar pasangan digunakan special additive tebal 2-3 mm produksi Mortar.

• Pola pemasangan dilakukan sesuai gambar rencana, tanpa nat, corak diatur agar serat-seratnya dan warnanya menjadi satu kesatuan yang baik • Seluruh bagian dibawah Granit natural stone terisi penuh dengan mortar spesi hingga tidak terdapat rongga udara terjebak dibawah Granit natural stone • Lay-out flame tepi Granit natural stone harus merupakan garis lurus • Setelah selesai, Granit natural stone dibersihkan dan difinishing couting • Selama 3x24 jam Granit natural stone yang telah terpasang harus dilindungi dari

gangguan pekerjaan-pekerjaan lain di sekitarnya • Penyedia Jasa harus menjamin tidak terjadi flek-flek pada permukaan Granit natural stone bila terkena hujan.

2. Pemasangan Lapisan Dinding Granit natural stone • Pemasangan lantai Granit natural stone dilakukan setelah pekerjaan atap selesai,

sebelum pekerjaan atap selesai tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan lantai, tanpa seijin dari Direksi

• Untuk pemasangan Granit natural stone diluar bangunan dilakukan dalam kondisi

cuaca kering, perlu disiapkan atap sementara untuk menghindari air hujan • Granit natural stone yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang rusak/gompal, retak maupun cacat lainnya.

• Pekerjaan pemasangan dinding Granit natural stone dapat dimulai apabila Penyedia Jasa telah membawa contoh-contoh dan telah disetujui Pengawas / Direksi Pekerjaan

• Dinding yang telah siap dilapisi Granit natural stone dibasahi dengan air hingga jenuh • Lapisan dinding Granit natural stone dipasang pada dinding dengan menggunakan perekat sejenis Mortar dan adukan pengikat/ dasar pasangan digunakan special additive tebal 2-3 mm produksi Mortar

• Pola pemasangan dilakukan sesuai gambar rencana baik secara grid maupun secara random, corak diatur agar serat-seratnya dan warnanya menjadi satu kesatuan yang baik.

• Penempatan Granit natural stone harus sedapat mungkin mengurangi pemotongan, apabila dibutuhkan pemotongan harus dipotong dengan mesin potong, sedang bekas potongan harus digerinda dan diampelas sampai halus dan rata

• Perlu dihindari pemotongan Granit natural stone yang lebih kecil dari 1/3 x lebar/ panjang ukuran standar, kecuali sangat dibutuhkan • Apabila hasil pasangan Granit natural stone tidak rapi, tidak membentuk garis lurus, retak dan hasil bergelombang, Penyedia Jasa harus membongkar dan mengganti pekerjaan dengan biaya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa

• Granit natural stone terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan Granit natural stone, sehingga betul-betul bersih, yang kemudian diberi pelapis atau coating

• Sela-sela Granit natural stone diisi dengan bahan nat resin atau sesuai petunjuk Pengawas/ Direksi Lapangan.

PASAL 09. PEKERJAAN PENGECATAN

9.1. Bahan Ketentuan-ketentuan Umum :

a. Semua bahan cat harus diperoleh dari proodusen yang telah disetujui Perencana dan Pengawas Lapangan. Semua cat yang digunakan sekualitas Mowilex dan weather coat untuk dinding-dinding di luar dan Mowilex atau setara untuk dinding exterior.

b. Semua cat harus dipergunakan dan betul-betul sesuai dengan instruksi pabriknya. Juga filler plamour dan cat dasarnya harus dikeluarkan dari pabrik yang sama untuk masing-masing lapisan pemakaian. Tidak boleh mencampurkan bahan-bahan pengering atau bahan-bahan lain kedalam cat jika tidak disarankan oleh pabrik cat yang bersangkutan.

c. Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Pengawas. Kontraktor pelaksana utama bertanggung jawab, bahwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesuai dengan persetujuan Perencana/Pengawas.

d. Sebelum dipakai harus diaduk sampai semua yang mengendap larut. Bila perlu diencerkan dengan bahan pengencer dengan bahan dan proporsi sesuai dengan rekomendasi pabrik yang bersangkutan.

9.2. Bahan dan ketentuan-ketentuan khusus :

a. Cat pekerjaan kayu : meliputi leuning tangga dan almari tanam di meja laboratorium berupa melamine.

b. Cat pekerjaan baja/besi : Lapisan cat dasar harus yang mengandung oxid merah. Lapisan penyelesaian (finish) harus yang mengandung syntetic resins, yang khusus untuk disesuaikan untuk pekerjaan tersebut.