bentuk komunikasi media iklan docx
Bentuk komunikasi pendidikan melalui tayangan media televisi
Media massa banyak memberi sumbangsih dalam dunia pendidikan dan tidak terlepas dari
dampaknya baik secara positif maupun negative seperti media televise yang penyampaiannya
menampilkan audio visual yang menarik untuk dinikmati khalayak ramai dari dewasahingga
anak-anak. Dengan demikian pelaku industry hiburan berlomba menampilkan acara yang
menarik untuk dinikmati dan meningkatkan rating guna meningkatkan pemasukan perusahaan
pertelevisian
Dengan berbagai macam tuntutan yang dipasang untuk setiap acaranya sehingga sisi-sisi
informative lebih sering dihilangkan. Berbekal alasan menghibur, penampilan talent ataupun
konsep acara dan suguhan yang ditampilkan bertendensi menampilkan kemewahan dunia
hiburan semata. Terlebih lagi pesan educative, mengingat penikmat acara pertelevisian tidak
hanya kalangan rentan usia dewasa saja, melainkan anak-anak dan juga remaja yang masih
dalam usia wajib belajar. Sehingga idealnya secara implicit maupun eksplisit acara yang
ditampilkan dalam pertunjukan layar kaca memenuhi standart edukatif dan informative,seperti
contoh yakni tayangan sinetron atau film serial yang hamper setiap hari ditayangankan di
pertelevisian Indonesia
Berbicara tentang sinetron sendiri terdapat salah satu tayangan sinetron yang sudah dikenal
masyarakat yang antara lain ganteng-ganteng serigala,diam-diam suka,cowokku
superboy,sinetron-sinetron tersebut bertemakan remaja masa kini banyak mengisahkan tentang
cinta maupun persahabatan akan tetapi selalu dikemas dalam nuansa sekolah ataupun proses
pembelajaran yang mereka lakukan dalam setiap adegan dalam sinetron tersebut , seperti halnya
dalam sinetron “GGS” Ganteng-ganteng serigala” ,nuansa sinetron tersebut yang dikemas
bertemakan remaja ,menceritakan tentang anak sekolahan dengan gaya masa kini dengan
tampilan rok mini serta gaya hidup hedonisme yang di utamakan dalam sinetron tersebut,seperti
yang terlihat dari cuplikan gambar di bawah ini.
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Dari kedua gambar tersebut , dalam sinetron ganteng-ganteng serigala adegan-adegan
tersebut sudah bukan hal yang taboo lagi ,bahkan sering dibicarakan dikalangan remaja
maupun anak-anak , padahal yang seharusnya tayangan televise yang berguna menyampaikan
informasi yang edukatif justru malah menyampaikan tayangan yang tidak semestinya di
tonton oleh pelajar , adegan pelukan yang ditayangankan oleh sinetron tersebut justru malah
ditiru oleh pelajar sekarang bahkan seringkali dielu-elukan , selanjutnya dalam gambar kedua
yang mana menampilkan remaja sekolah menengah ke atas dengan mobil dibelakangnya
menunjukkan gaya hidup mereka yang hedonism dengan konsumerisme yang tinggi
membuat pelajar sekarang ingin menikmati gaya hidup seperti yang dicontohkan oleh
tayangan tersebut , hingga terkadang melakukan berbagai cara guna memiliki gaya hidup
seperti yang ada dalam tayangan sinetron ganteng-ganteng serigala yang ditayangkan di sctv
setiap pukul 20.00 hal tersebut justru menjadi fenomena biasa yang mereka tonton bahkan
tidak menutup kemungkinan mereka mendapatkan pengetahuan baru dari tayangan tersebut.
Tidak hanya adegan-adegan pelukan serta tampilan gaya hidup yang dinikmati remaja
sekarang terdapat pula tontonan yang mengarah pada kekerasan baik secara verbal maupun
non verbal hal tersebut bisa dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Dalam kedua gambar tersebut terlihat bahwa tayangan sinetron sendiri sudah terlepas dari
nilai serta norma yang berlaku dalam toleransi sesame teman , justru lebih banyak
menceritakan bagaimana seorang anak yang mempunyai kekurangan justru malah ditekan
serta dijatuhkan terlihat dari kedua gambar tersebut dimana ketiga remaja perempuan yang
sedang melakukan bullying terhadap anak yang mempunyai kekurangan , gambar tersebut
diperoleh dari cuplikan sinetron “ayah mengapa aku berbeda?” sinetron tersebut
menceritakan bagaiman seorang gadis yang memiliki kekurangan dari dirinya hingga dijauhi
oleh teman-temannya , hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa para penikmat
televise mencontoh perilaku dari remaja-remaja tersebut. Tidak lupa dalam gambar 2.1
terdapat seorang laki-laki yang menjadi pelindung untuk anak-anak kekurangan
tersebut.cuplikan tayangan tersebut justru malah membuat remaja yang menontonnya ingin
mengalami kejadian seperti itu , didukung dengan adanya video kekerasan yang dilakukan
oleh siswa sekolah dasar yang tega mengkeroyok teman secara beramai-ramai .
Tayangan televise yang bernuansa remaja sekolah menengah ke atas memang sedang
berlomba-lomba ditayangkan , dari dulu hingga sekarang tayangan tersebut menjadi tontonan
hiburan bagi pelajar masa kini ,tidak menutup kemungkinan mereka mempraktekkan apa
yang mereka dapat dari tayangan tersebut , terlepas dari itu semua adapula yang terlupa dari
perhatian masyarakat dimana seorang guru yang seharusnya menjadi panutan bagi muridmuridnya justru malah menjadi obyek “keusilan” bagi murid-muridnya hal ini dibuktikkan
dari tayangan sinetron masa kini yang selalu dikemas dengan nuansa anak sekolahan , guru
yang seharusnya disegani malah menjadi bahan tertawaan murid-murid dalam sinetronsinetron sekarang yang tidak menutup kemungkinan penikmat sinetron yang masih dibawah
umur bisa mempraktekkan hal tersebut di sekolah-sekolah mereka.
Media massa banyak memberi sumbangsih dalam dunia pendidikan dan tidak terlepas dari
dampaknya baik secara positif maupun negative seperti media televise yang penyampaiannya
menampilkan audio visual yang menarik untuk dinikmati khalayak ramai dari dewasahingga
anak-anak. Dengan demikian pelaku industry hiburan berlomba menampilkan acara yang
menarik untuk dinikmati dan meningkatkan rating guna meningkatkan pemasukan perusahaan
pertelevisian
Dengan berbagai macam tuntutan yang dipasang untuk setiap acaranya sehingga sisi-sisi
informative lebih sering dihilangkan. Berbekal alasan menghibur, penampilan talent ataupun
konsep acara dan suguhan yang ditampilkan bertendensi menampilkan kemewahan dunia
hiburan semata. Terlebih lagi pesan educative, mengingat penikmat acara pertelevisian tidak
hanya kalangan rentan usia dewasa saja, melainkan anak-anak dan juga remaja yang masih
dalam usia wajib belajar. Sehingga idealnya secara implicit maupun eksplisit acara yang
ditampilkan dalam pertunjukan layar kaca memenuhi standart edukatif dan informative,seperti
contoh yakni tayangan sinetron atau film serial yang hamper setiap hari ditayangankan di
pertelevisian Indonesia
Berbicara tentang sinetron sendiri terdapat salah satu tayangan sinetron yang sudah dikenal
masyarakat yang antara lain ganteng-ganteng serigala,diam-diam suka,cowokku
superboy,sinetron-sinetron tersebut bertemakan remaja masa kini banyak mengisahkan tentang
cinta maupun persahabatan akan tetapi selalu dikemas dalam nuansa sekolah ataupun proses
pembelajaran yang mereka lakukan dalam setiap adegan dalam sinetron tersebut , seperti halnya
dalam sinetron “GGS” Ganteng-ganteng serigala” ,nuansa sinetron tersebut yang dikemas
bertemakan remaja ,menceritakan tentang anak sekolahan dengan gaya masa kini dengan
tampilan rok mini serta gaya hidup hedonisme yang di utamakan dalam sinetron tersebut,seperti
yang terlihat dari cuplikan gambar di bawah ini.
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Dari kedua gambar tersebut , dalam sinetron ganteng-ganteng serigala adegan-adegan
tersebut sudah bukan hal yang taboo lagi ,bahkan sering dibicarakan dikalangan remaja
maupun anak-anak , padahal yang seharusnya tayangan televise yang berguna menyampaikan
informasi yang edukatif justru malah menyampaikan tayangan yang tidak semestinya di
tonton oleh pelajar , adegan pelukan yang ditayangankan oleh sinetron tersebut justru malah
ditiru oleh pelajar sekarang bahkan seringkali dielu-elukan , selanjutnya dalam gambar kedua
yang mana menampilkan remaja sekolah menengah ke atas dengan mobil dibelakangnya
menunjukkan gaya hidup mereka yang hedonism dengan konsumerisme yang tinggi
membuat pelajar sekarang ingin menikmati gaya hidup seperti yang dicontohkan oleh
tayangan tersebut , hingga terkadang melakukan berbagai cara guna memiliki gaya hidup
seperti yang ada dalam tayangan sinetron ganteng-ganteng serigala yang ditayangkan di sctv
setiap pukul 20.00 hal tersebut justru menjadi fenomena biasa yang mereka tonton bahkan
tidak menutup kemungkinan mereka mendapatkan pengetahuan baru dari tayangan tersebut.
Tidak hanya adegan-adegan pelukan serta tampilan gaya hidup yang dinikmati remaja
sekarang terdapat pula tontonan yang mengarah pada kekerasan baik secara verbal maupun
non verbal hal tersebut bisa dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Dalam kedua gambar tersebut terlihat bahwa tayangan sinetron sendiri sudah terlepas dari
nilai serta norma yang berlaku dalam toleransi sesame teman , justru lebih banyak
menceritakan bagaimana seorang anak yang mempunyai kekurangan justru malah ditekan
serta dijatuhkan terlihat dari kedua gambar tersebut dimana ketiga remaja perempuan yang
sedang melakukan bullying terhadap anak yang mempunyai kekurangan , gambar tersebut
diperoleh dari cuplikan sinetron “ayah mengapa aku berbeda?” sinetron tersebut
menceritakan bagaiman seorang gadis yang memiliki kekurangan dari dirinya hingga dijauhi
oleh teman-temannya , hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa para penikmat
televise mencontoh perilaku dari remaja-remaja tersebut. Tidak lupa dalam gambar 2.1
terdapat seorang laki-laki yang menjadi pelindung untuk anak-anak kekurangan
tersebut.cuplikan tayangan tersebut justru malah membuat remaja yang menontonnya ingin
mengalami kejadian seperti itu , didukung dengan adanya video kekerasan yang dilakukan
oleh siswa sekolah dasar yang tega mengkeroyok teman secara beramai-ramai .
Tayangan televise yang bernuansa remaja sekolah menengah ke atas memang sedang
berlomba-lomba ditayangkan , dari dulu hingga sekarang tayangan tersebut menjadi tontonan
hiburan bagi pelajar masa kini ,tidak menutup kemungkinan mereka mempraktekkan apa
yang mereka dapat dari tayangan tersebut , terlepas dari itu semua adapula yang terlupa dari
perhatian masyarakat dimana seorang guru yang seharusnya menjadi panutan bagi muridmuridnya justru malah menjadi obyek “keusilan” bagi murid-muridnya hal ini dibuktikkan
dari tayangan sinetron masa kini yang selalu dikemas dengan nuansa anak sekolahan , guru
yang seharusnya disegani malah menjadi bahan tertawaan murid-murid dalam sinetronsinetron sekarang yang tidak menutup kemungkinan penikmat sinetron yang masih dibawah
umur bisa mempraktekkan hal tersebut di sekolah-sekolah mereka.