PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP IKLAN POLITI

SKRIPSI
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP IKLAN POLITIK ABURIZAL
BAKRIE PADA MEDIA TELEVISI TV ONE
(Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Terhadap Iklan Politik Aburizal
Bakrie di Media Televisi TV ONE Pada Mahasiswa Komunikasi Non Reguler
Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2011)

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Guna
Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh :
RINTIS TRI HARTANTO
NIM. D1211067

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah diterima dan disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia
Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Menyetujui

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Dwi Triyanto, SU
NIP. 19540414 198003 1007

Drs. Kandyawan
NIP. 19610413 199003 1 002

2

PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Jurusan Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta, pada:
Hari

: Kamis

Tanggal

: 5 Juni 2014

1. Drs. Mursito, S.U.
NIP. 19530727 198003 1 001

Ketua

2. Drs. Aryanto Budhy S., M.Si
NIP. 19581123 198603 1 002

Sekretaris


3. Drs. Dwi Triyanto, S.U.
NIP. 19540414 198003 1 007

Penguji I

4. Drs. Kandyawan
NIP. 19610413 19003 1 002

Penguji II

Dekan
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta

Prof. Drs. Pawito, Ph.D.
NIP 195408051985031002

3


MOTTO

Tekat, semangat, kegigihan dan keyakinan kita, itulah modal utama kita mencapai
kesuksesan yang kita inginkan.
(Penulis)
Kerjakanlah bagian kita dengan setia, dan lihatlah, Tuhan akan
mengerjakan bagian-Nya sempurna
(Penulis)

4

PERSEMBAHAN

Karya ini khusus dipersembahkan untuk :
1. Tuhan Yang Esa yang telah menciptakan
dan

memberiku

kesempatan


untuk

menikmati kehidupan yang penuh warna
warni
2. Ayah dan Ibunda atas dukungannya selama
ini.
3. Keluargaku, yang aku sayangi.
4. Bapak

dan

Ibu

membimbingku.
5. Almamaterku.

5

Dosen


yang

telah

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kasih dan
berkat-Nya, karena atas kehendak-Nya, skripsi dengan judul : “PERSEPSI
MAHASISWA TERHADAP IKLAN POLITIK ABURIZAL BAKRIE PADA
MEDIA TELEVISI TV ONE (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa
Terhadap Iklan Politik Aburizal Bakrie di Media Televisi TV ONE Pada Mahasiswa
Komunikasi Non Reguler Tahun 2011)” terselesaikan.
Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak dan
pada kesempatan kali ini penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1.

Prof. Drs. Pawito, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

2.


Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Drs. Dwi Triyanto, SU selaku pembimbing I yang telah memberi dukungan,

3.

nasehat dan bimbingannya dalam penulisan skripsi.
Drs. Kandyawan selaku pembimbing II yang selalu berkenan memberikan

4.

masukan dan saran demi perbaikan skripsi.
Seluruh dosen dan karyawan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

5.

Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu dan mendukung dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh


dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini.

6

Akhir kata berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi khasanah
keilmuan yang telah ada dan semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkah,
ridha, bimbingan dan Rahmat-Nya kepada kita semua. Amin.

Surakarta, Mei 2014

Penulis

7

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................


i

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................

iii

HALAMAN MOTTO ..........................................................................................

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................

v

KATA PENGANTAR ...........................................................................................


vi

DAFTAR ISI .........................................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................

x

ABSTRAK............................................................................................................

xi

ABSTRACT .........................................................................................................

xii

BAB I


PENDAHULUAN ...............................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................

1

B. Rumusan Masalah .........................................................................

3

C. Tujuan Penelitian ...........................................................................

3

D. Manfaat Penelitian .........................................................................

3

E. Telaah Pustaka ...............................................................................

3

1. Tinjauan Umum Tentang Persepsi............................................

3

2. Pengertian Mahasiswa .............................................................

10

3. Komunikasi Politik dan Iklan Politik ......................................

11

F. Definisi Konsep ...................................................................

42

G. Metode Penelitian ..........................................................................

43

8

BAB II

BAB III

1. Jenis Penelitian ........................................................................

43

2. Sumber Data ............................................................................

43

3. Teknik Pengumpulan Data ......................................................

44

4. Validitas Data ...........................................................................

45

5. Teknik Analisis Data ................................................................

46

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN.................................

49

A. Gambaran Umum FISIP UNS........................................................

49

1. Sejarah Perkembangan FISIP UNS.........................................

49

2. Visi, Misi, dan Tujuan FISIP UNS .........................................

53

3. Susunan Organisasi FISIP UNS .............................................

55

B. Gambaran Umum TvOne...............................................................

61

1. Sejarah Perkambangan TvOne ...............................................

61

2. Visi dan Misi tvOne ................................................................

62

3. Karakteristik Program tvOne ..................................................

62

SAJIAN DAN ANALISIS DATA .......................................................

63

A. Persepsi Mahasiswa Terhadap Iklan Politik Aburizal Bakrie pada
Media Televisi TV One ...................................................................
..........................................................................................................
63
B. Pembahasan Hasil Penelitian ..........................................................
..........................................................................................................
94
BAB IV

PENUTUP .........................................................................................

96

A. Kesimpulan ...................................................................................

96

9

B. Saran .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

10

96

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1

Analisis Data Model Interaktif Dari Miles Dan Huberman .....

47

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret .......................................................

60

11

ABSTRAK
Rintis Tri Hartanto. NIM. D1211067. PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP
IKLAN POLITIK ABURIZAL BAKRIE PADA MEDIA TELEVISI TV ONE (Studi
Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Terhadap Iklan Politik Aburizal Bakrie di
Media Televisi TV ONE Pada Mahasiswa Komunikasi Non Reguler Tahun 2011).
Skripsi (S-1), Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap iklan
politik Aburizal Bakrie pada media televisi TV One.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, sumber data
menggunakan informan atau narasumber yaitu mahasiswa Komunikasi Non Reguler
Tahun 2011, dengan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive
samping. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi.
Validitas data menggunakan data triangulation dimana peneliti menggunakan
beberapa sumber data untuk mengumpulkan data yang sama Teknik analisis data
menggunakan analisis interaktif (model saling terjalin).
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa tentang
iklan politik Aburizal Bakrie pada Media Televisi TV One sebagian mahasiswa lebih
menyukai iklan politik ARB yang bertema petani. Di mana dari iklan tersebut visi
dan misi ARB cukup jelas diungkapkan dan dipahami oleh pemirsa. Dalam iklan
ARB versi menyapa petani ARB memiliki visi untuk meningkatkan kesejahteraan
petani dan memberikan sekolah gratis sampai tingkat SMA. Para mahasiswa
memberikan persepsi bahwa iklan politik di televisi kurang dapat mempengaruhi
keputusan pemilih dalam memilih calon presiden. Menurut mahasiswa iklan politik
hanya berupa pelengkap kampanye, keputusan memilih tidak bisa hanya dilihat dari
iklan politiknya saja tapi juga figur si kandidat, jadi pengaruh iklan politik
prosentasenya hanya sedikit. Cara pandang mahasiswa sebagai pemilih dalam pemilu
2014 terhadap iklan politik cenderung lebih rasional karena mereka tidak sepenuhnya
terpengaruh terhadap iklan, mahasiswa cenderung telah memiliki penilaian tersendiri
mengenai kandidat sebelum terpengaruh oleh stimulus iklan. Kecenderungan
persepsi partisipan terhadap capres Pemilu 2014 adalah bahwa kualitas kandidat bisa
dinilai dengan sendirinya karena mereka sering muncul di televisi, sesuai dengan
alasan mengapa iklan politik di televisi kurang memberikan pengaruh dalam
keputusan memilih yang telah diungkapkan oleh para responden.
Kata Kunci: Persepsi, Iklan Politik

12

ABSTRACT
Rintis Tri Hartanto. NIM. D1211067. STUDENTS PERCEPTION AGAINST
POLITICAL ADVERTISING OF ABURIZAL BAKRIE IN
TV ONE MEDIA
TELEVISION (A Descriptive Study Against Political Advertising of ABURIZAL
BAKRIE In TV ONE Media Television On Communication Student Non-Regular
Year 2011). Thesis (S-1), Communication Studies Department, Faculty of Social and
Political Science Sebelas March University Surakarta, May 2014.
The aims of this study is to determine students' perceptions against political
advertising of Aburizal Bakrie in TV One Media Television.
This research is descriptive qualitative research, source data using the
informant or informants or interviewer namely student of Non-Regular
Communication Department in 2011, with a sampling technique conducted with a
purposive side. The technique of collecting data using interviews and documentation.
The validity of the data using triangulation of data which is the researcher uses
multiple data sources to collect the same data The Analysis Technique using
interactive analysis (model intertwined).
From the results of this study concluded that students' perceptions about
Bakrie's political advertising on TV One Media Television that most students prefer
the ARB political advertisement within themed farmers. In this ads, vision and
mission of the ARB political advertisement is quite clearly expressed and understood
by the audience. In the ad ARB greeting farmers delivers vision for improving the
welfare of farmers and provide free education up to high school level. The students
gave the perception that the political advertisement on television are less able to
influence the decisions of voters in choosing a presidential candidate. According to
the students, political advertising is only in the form of complementary campaigns,
the decision cannot be seen only from political advertising alone but also the figure
of the candidate, thus, the influence of political advertising percentage only slightly.
The students perspective as voters in the 2014 election against political ads tend to be
more rational because they do not fully susceptible to advertising, students' tend to
have had its own assessment of the candidates before the stimulus is affected by
advertising. The tendency of participants' perceptions of the presidential elections in
2014 is that the quality of the candidates can be assessed on its own because they
often appear on television, suitable to the reason why political advertising on
television less influence in the decision to choose which has been expressed by the
respondents.
Keywords : Perception, Political Advertising.

13

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kesuksesan karir politik seseorang sangat dipengaruhi oleh bangunan
citra dirinya di hadapan publik atau khalayak politiknya. Jika seseorang berhasil
membangun citra baik, maka karir politiknya akan menuai sukses, dan
sebaliknya, jika sesorang memiliki citra buruk maka karir politiknya akan gagal.
Dewasa ini, bangunan citra diri seorang figur politik sangat dipengaruhi oleh
media massa.
Pernyataan tersebut berarti dua hal. Pertama, pada kenyataannya semua
figur (tokoh) politik berupaya membangun citra dirinya di hadapan publik atau
khalayak melalui media. Kenyataan ini dapat diamati dengan jelas melalui iklaniklan politik yang disiarkan media massa, baik cetak maupun elektronik. Iklaniklan politik menjelang suatu pemilihan umum merupakan contoh khas dari
upaya para tokoh politik untuk membangun citranya kepada khalayak politik
(pemilih). Sementara arti kedua merujuk pada pemberitaan-pemberitaan media
seputar tokoh-tokoh politik; tentang perilaku mereka, baik perilaku-perilaku
dalam kaitan dengan kehidupan pribadi atau personal maupun perilaku-perilaku
yang berhubungan dengan kehidupan publik, seperti kebijakan-kebijakan dan
tindakan-tindakan politik yang mereka tempuh. Pada kenyataannya, pemberitaanpemberitaan tersebut juga mempengaruhi citra diri mereka di mata publik.

1

2

Selain menjadi sumber informasi, media massa juga merupakan saluran
komunikasi bagi para aktor politik. Cara-cara media menampilkan peristiwaperistiwa politik dapat mempengaruhi persepsi para aktor politik dan masyarakat
mengenai perkembangan politik. Melalui fungsi kontrol sosialnya, bersama
institusi sosial lainnya, secara persuasif media massa bisa menggugah partisipasi
publik untuk serta dalam merombak struktur politik. Media televisi merupakan
salah satu media yang dimanfaatkan pemilih pemula untuk menjaring informasi
politik, dikarenakan akses terhadap televisi yang cenderung mudah dan murah
bagi kalangan muda. Partai-partai politik baru juga memanfaatkan televisi
sebagai sarana mempublikasikan diri. Dengan alokasi dana kampanye yang
terbatas, televisi dianggap paling efektif untuk menjangkau semua struktur
masyarakat.
Pada dasarnya, iklan adalah salah satu bentuk pemasaran yang cukup
efektif untuk penjualan produk. Sama artinya dengan iklan politik. iklan
komersial lebih bertujuan menjual produk, sedangkan iklan politik menjual partai
atau kandidat kepada pemilih. Oleh karena dalam konteks perpolitikan Indonesia
popularitas sangatlah diperlukan. Begitu juga dengan iklan politik Aburizal
Bakrie sebagai calon presiden yang diusung oleh Partai Golkar, yang secara
intensif melalukan iklan politik melalui media televisi.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi fokus
penelitian ini adalah : “PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP IKLAN
POLITIK ABURIZAL BAKRIE PADA MEDIA TELEVISI TV ONE (Survei
Pada Mahasiswa Komunikasi Non Reguler Tahun 2011)”.

3

B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimanakah persepsi mahasiswa terhadap iklan politik Aburizal Bakrie pada
media televisi TV One?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan yaitu: Untuk
menganalisis persepsi mahasiswa terhadap iklan politik Aburizal Bakrie pada
media televisi TV One.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi   penulis,  untuk   mengembangkan  kemampuan   berpikir   penulis  melalui
karya ilmiah dan sebagai penerapan dari berbagai teori yang penulis dapatkan
selama dalam masa perkuliahan.
2. Memberikan bahan masukan kepada pengambil kebijakan Pemerintah dalam
hal   ini   Komisi   Pemilihan   Umum,   Departemen   Dalam   Negeri   dan
Pemerintahan Daerah dalam kaitannya dengan persepsi mahasiswa terhadap
iklan politik.
E. Tinjauan Pustaka
1.

Tinjauan Umum Tentang Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi
manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di

4

sekitarnya.

Persepsi

mengandung

pengertian

yang

sangat

luas,

menyangkut intern dan ekstern. Berbagai ahli telah memberikan definisi
yang beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung
makna yang sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi
adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Proses seseorang
mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.
Sugihartono, dkk (2007: 8) mengemukakan bahwa persepsi adalah
kemampuan panca indera dalam menerjemahkan stimulus atau proses
untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia.
Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan.
Ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif
maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia
yang tampak atau nyata.
Bimo Walgito (2004: 70) mengungkapkan bahwa persepsi
merupakan suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap
stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi
sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri
individu. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu
dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang akan mendapatkan
respon

dari

individu

tergantung

pada

perhatian

individu

yang

bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, perasaan, kemampuan berfikir,
pengalaman-pengalaman yang dimiliki individu tidak sama, maka dalam

5

mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antar
individu satu dengan individu lain.
Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam melihat benda
yang sama dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan,
pengalaman dan sudut pandangnya. Persepsi juga bertautan dengan cara
pandang seseorang terhadap suatu objek tertentu dengan cara yang
berbeda-beda dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, kemudian
berusaha untuk menafsirkannya. Persepsi baik positif maupun negatif
ibarat file yang sudah tersimpan rapi di dalam alam pikiran bawah sadar
kita. File itu akan segera muncul ketika ada stimulus yang memicunya,
ada kejadian yang membukanya. Persepsi merupakan hasil kerja otak
dalam memahami atau menilai suatu hal yang terjadi di sekitarnya (Waidi,
2006: 118).
Jalaludin Rakhmat (2007: 51) menyatakan persepsi adalah
pengamatan tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Sedangkan, Suharman (2005: 23) menyatakan: “persepsi merupakan suatu
proses menginterpretasikan atau menafsir informasi yang diperoleh
melalui sistem alat indera manusia”. Menurutnya ada tiga aspek di dalam
persepsi yang dianggap relevan dengan kognisi manusia, yaitu pencatatan
indera, pengenalan pola, dan perhatian.

6

Dari penjelasan di atas dapat ditarik suatu kesamaan pendapat
bahwa persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan
hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga
individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui inderaindera yang dimilikinya.
Sedangkan yang dimaksud dengan masyarakat adalah sekelompok
manusia yang hidup dalam satu kesatuan dalam tatanan sosialmasyarakat.
Lebih lanjut adalah pendapat yang dikemukakan oleh Ralph Linton dalam
Harsojo (1997: 144) menyatakan bahwa masyarakat adalah setiap
kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama
sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir
tentang dirinya sebagai kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
Dari defenisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa masyarakat
merupakan sekelompok manusia yang hidup secara bersama-sama dan
saling berhubungan. Artinya bahwa setiap individu manusia yang satu
sadar akan adanya individu yang lain dan memperhatikan kehadiran
individu tersebut.
Bila dikombinasikan antara persepsi dan masyarakat maka penulis
memberikan defenisi bahwa persepsi masyarakat adalah sebuah proses
dimana sekelompok individu yang hidup dan tinggal bersama dalam
wilayah tertentu, memberikan tanggapan terhadap hal-hal yang dianggap
menarik dari lingkungan tempat tinggal mereka.

7

b. Syarat Terjadinya Persepsi
Menurut Sunaryo (2004: 98) syarat-syarat terjadinya persepsi adalah
sebagai berikut:
1) Adanya objek yang dipersepsi
2) Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu
persiapan dalam mengadakan persepsi.
3) Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus
4) Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang
kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.
c. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Robbins (2001: 89) mengemukakan bahwasanya ada 3 faktor yang
dapat mempengaruhi persepsi yaitu:
1) Pelaku persepsi, bila seseorang memandang suatu objek dan mencoba
menafsirkan apa yang dilihatnya dan penafsiran itu sangat dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individu itu
2) Target atau objek, karakteristik-karakteristik dan target yang diamati
dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Target tidak dipandang
dalam keadaan terisolasi, hubungan suatu target dengan latar
belakangnya mempengaruhi persepsi seperti kecendrungan kita untuk
mengelompokkan benda-benda yang berdekatan atau yang mirip
3) Situasi, dalam hal ini penting untuk melihat konteks objek atau
peristiwa sebab unsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi
persepsi kita.

8

Menurut

Miftah

Toha

(2003:

154),

faktor-faktor

yang

mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut :
1) Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka,
keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan
fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan
motivasi.
2) Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh,
pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan,
pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan
suatu objek.
Menurut Bimo Walgito (2004: 70) faktor-faktor yang berperan
dalam persepsi dapat dikemukakan beberapa faktor, yaitu:
1) Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi
juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang
langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.
2) Alat indera, syaraf dan susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, di
samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk
meneruskanstimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf,
yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan
respon diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang.

9

3) Perhatian
Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan
dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan
atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada
sesuatu sekumpulan objek.
Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu
sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu
objek, stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi
seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau
kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat
ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individu, perbedaanperbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan
dalam motivasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadi
dalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman,
proses belajar, dan pengetahuannya.
d. Proses Persepsi
Menurut Miftah Toha (2003: 145), proses terbentuknya persepsi didasari
pada beberapa tahapan, yaitu:
1) Stimulus atau Rangsangan
Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu
stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya.

10

2) Registrasi
Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme
fisik yang berupa penginderaan dan syarat seseorang berpengaruh
melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan
atau melihat informasi yang terkirim kepadanya, kemudian mendaftar
semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut.
3) Interpretasi
Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat
penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang
diterimanya. Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara
pendalaman, motivasi, dan kepribadian seseorang.
2.

Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa adalah sebagai pelaku utama dan agent of change dalam
gerakan gerakanpembaharuan memiliki makna yaitu sekumpulan manusia
Intelektual,memandang segalasesuatu dengan pikiran jernih, positif, kritis
yang bertanggung jawab serta dewasa secaramoril,karena mahasiswa akan
dituntut tanggung jawab akademisnya,dalam menghasilkanbuah karya yang
berguna bagi kehidupan lingkungan.Mahasiswa dalam peraturanpemerintah
RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar
diperguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa
adalah setiaporang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di
perguruan tinggi denganbatas usia sekitar 18-30 tahun.Mahasiswa merupakan
suatu kelompok dalam masyarakat yang memperolehstatusnya karena ikatan

11

dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calonintelektual atau
cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali
syaratdengan berbagai predikat.
Mahasiswa menurut Knop Femacher (Suwono, 1978) adalah
merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan
perguruan tinggi yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di
harapkan menjadi calon-calon intelektual. Mahasiswa menurut A.Malik
Fadjar dan Muhadjir Effendy (2009) dalam Djahjoko (1995) adalah mereka
merupakan aset masa depan bangsa, karena merekalah yang paling
berpeluang untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana
keduanya menjadi alat penyelesai utama bagitan tangan kehidupan berbangsa
masa kini dan mendatang, juga mahasiswa sebagai kelompok strategis yang
memiliki peluang untuk mengembangkan Idealismenya, karena dengan
Idealisme yang berkembanglah jiwa semangat Nasionalismenya itu bisa
tumbuh dengan subur dan menyadarkan upaya membangun solidaritas
bersama

memikirkan

dan

memenuhi

kebutuhan

bersama

dan

rela

mengorbankan kepentingannya sendiri.
3.

Komunikasi Politik dan Iklan Politik
a. Pengertian Komunikasi Politik
Dalam pemerintahan di suatu negara setiap orang akan
melakukanw komunikasi politik sebagai alat dalam menyampaikan
gagasan, visi maupun misinya. Beberapa definisi komunikasi politik telah
dicetuskan oleh beberapa ahli. Definisi-definisi tersebut antara lain:

12

McQuail dalam Pawito (2009:2) menyatakan bahwa komunikasi
politik merupakan semua proses penyampaian informasi, termasuk
fakta, pendapat-pendapat, keyakinan dan seterusnya, pertukaran
dan pencarian tentang itu semua yang dilakuka oleh para
partisipan dalam konteks kegiatan politik yang lebih bersifat
melembaga.
Komunikasi politik juga diartikan sebagai sebagai segala bentuk
pertukaran symbol atau pesan yang sampai tingkat tertentu dipengaruhi
atau mempengaruhi berfungsinya sistem politik (Meadow dalam pawito
2009:2).
Menurut Diedong (2013: 10) menyatakan bahwa komunikasi
politik adalah:
Political communication refers only to the activity of certain
specialised institutions that have been set up to disseminate
information, ideas, and attitudes about governmental affairs
(Komunikasi politik hanya mengacu pada aktivitas lembaga
khusus tertentu yang telah dibentuk untuk menyebarkan informasi,
ide, dan sikap tentang urusan pemerintahan).
Jadi, berdasarkan definisi beberapa ahli tersebut, definisi
komunikasi politik memang berbeda dengan komunikasi yang dilakukan
orang pada umumnya. Komunikasi politik dilakukan oleh orang yang
secara langsung ataupun tidak langsung terlibat dalam dunia politik yang
bersifat melembaga. Di Indonesia hal ini bisa berupa partai-partai yang
sedang marak-maraknya bermunculan. Pesan ataupun informasi yang
disampaikan bersifat persuasive ataun mempengaruhi orang lain dengan
tujuan politik tertentu.

13

b. Fungsi Komunikasi Politik
Komunikasi politik merupakan jalan mengalirnya informasi
melalui masyarakat dan melalui berbagai struktur yang ada dalam sistem
politik (Mas’oed dan Andrew, 1990:130). Fungsi dari komunikasi politik
adalah struktur politik yang menyerap berbagai aspirasi, pandangan, dan
gagasan yang berkembang dalam masyarakat dan menyalurkannya
sebagai bahan dalam penentuan kebijakan. Dengan demikian fungsi
membawakan arus informasi balik dari masyarakat ke pemerintah dan
dari pemerintah ke masyarakat.
Fungsi komunikasi politik itu terutama dijalankan oleh media
massa, baik itu media cetak maupun media elektronik. Dengan demikian
media massa itu memiliki peranan yang strategis dalam sistem politik.
Berarti frekuensi dan intensitas yang lebih besar. Di samping perasaan
“sadar informasi” hal itu juga didukung oleh tersedianya fasilitas yang
memadai.
Kelancaran komunikasi politik akan sangat berpengaruh pada
kemantapan kehidupan politik. Terlambatnya saluran komunikasi politik
dapat mengakibatkan munculnya kecurigaan antara satu kelompok lain,
antara satu pihak dengan pihak lain. Atas dasar itu, keterbukaan politik
ada batasnya, diperlukan dalam pembinaan sistem politik. Maka dari
itulah munsul fungsi komunikasi bagi komunikasi politik untuk
mempermudah jalannya sistem politik yang ada.
Fungsi yang secara langsung (Mas’oed dan Andrew,1990:31) yang
berkaitan dengan pembuatan dan pelaksanaan kebijakan adalah :
1) Fungsi Artikulasi Kepentingan

14

Upaya mewujudkan pola hubungan baru yang menampung seluruh
kepentingan melalui proses sintesis aspirasi banyak orang itulah yang
dinamakan artikulasi kepentingan. Dengan demikian artikulasi dapat
juga dikatakan sebagai suatu proses yang mengolah aspirasi
masyarakat yang beragam. Yang akan disaring dan dirumuskan secara
teratur yang selanjutnya dilanjutkan dalam kebijakan.
2) Fungsi Agregasi Kepentingan
Pendapat dan aspirasi seseorang atau sekelompok orang akan hilang
ditelan oleh hiruk pikuk kehidupan modern apabila tidak dilakukan
penggabungan antara beberapa pendapat dan aspirasi yang sama.
Fungsi menggabungkan berbagai kepentingan yang hampir sama
untuk disatukan dalam suatu rumusan kebijakan lebih lanjut inilah
yang dinamakan agregasi kepentingan. Jadi dengan adanya agregasi
kepentingan ini bukan lagi kepentingan perorangan/individu yang
muncul, akan tetapi kepentingan masyarakat.
3) Fungsi Pembuatan Kebijakan
Fungsi ini merupakan fungsi yang dijalankan oleh legislatif. Untuk
menjalankan fungsi itu legislatif bekerjasama dengan lembaga
eksekutif. Untuk melaksanakan badan perwakilan rakyat yang
memiliki sejumlah hak, seperti hak prakara (inisiatif), yaitu hak untuk
mengajukan rancangan undang-undang; hak amandemen, hak untuk
mengubah rancangan undang-undang; hak budget, yaitu hak untuk
ikut menetapkan anggaran belanja negara. Di samping itu, badan

15

perwakilan rakyat memiliki interplasi yaitu hak untuk meminta
keterangan kepada pemerintahan dan hak angket yaitu hak untuk
melakukan penyelidikan serta hak untuk mengajukan pertanyaan
kepada pemerintahan.
4) Fungsi Penerapan Kebijakan
Fungsi penerapan kebijakan atau peraturan yang dijalankan oleh
lembaga eksekutif beserta jajaran birokrasinya. Fungsi penerapan
tidak hanya pembuatan rincian dan pedoman pelaksanaan peraturan.
Malahan dalam banyak hal harus membeberkan penafsiran atas
peraturan tersebut sehingga mudah dipahami dan ditaati oleh warga
negara.
5) Fungsi Penghakiman Kebijakan
Fungsi ini untuk menyelesaikan pertikaian atau persengketaan yang
menyangkut

persoalan

peraturan,

pelanggaran

peraturan,

dan

penegakan fakta-fakta yang perlu mendapatkan keadilan. Dengan kata
lain fungsi tersebut untuk membuat keputusan yang mencerminkan
rasa keadilan apabila terjadi penentangan terhadap peraturan
perundangan. Penghakiman peraturan pada dasarnya bertujuan
menjamin kepastian hukum tercapainya suasana tertib dalam
masyarakat.
Dengan demikian fungsi komunikasi politik secara totalitas, yaitu
mewujudkan kondisi negara yang stabil dengan terhindar dari faktorfaktor negatif yang mengganggu keutuhan nasional. Fungsi komunikasi
politik dalam hubungn antara suara dan infrastruktur politik, berfungsi

16

sebagai jembatan penghubung antara kedua suasana tersebut dalam
totalitas nasional yang bersifat interdepedensi dalam berlangsungnya
suatu sistem pada ruang lingkup negara.
c. Tujuan Komunikasi Politik
Tujuan komunikasi politik sangat terkait dengan pesan politik
yang disampaikan komunikator politik. Sesuai dengan tujuan komunikasi,
maka tujuan komunikasi politik itu adakalanya sekedar penyampaian
informasi politik, pembentukan citra politik, pembentukan publik opinion
(pendapat umum). Selanjutnya komunikasi politik bertujuan menarik
simpatik khalayak dalam rangka meningkatkan partisipasi politik saat
menjelang pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah.
Selama pemilihanumum berlangsung di Indonesia, banyak muncul
konflik yang berkaitan dengan komunikasi politik. Para kandidat calon
anggota dewan perwakilan rakyat saling melemparkan issue politik dan
membeberkan berbagai kelemahan saingan kandidat. Sekaitan dengan
penjelasan tersebut, seperti diungkapakan Arifin (2002:05) salah satu
tujuan dari komunikasi politik adalah membentuk citra politik yang baik
bagi khalayak.
1) Pembentukan Citra Politik
Citra politik dapat dipahami sebagai gambaran seseorang yang terkait
dengan politik (kekuasaan, kewenangan, otoritas, konflik, dan
konsesus). Citra politik berkaitan dengan pembentukan pendapat
umum karena pada dasarnya pendapat umum politik terwujud sebagai

17

konsekuensi dari kognisi komunikasi politik. Roberts dalam (Ardial,
2005: 45) menyatakan bahwa komunikasi tidak secara langsung
menimbulkan pendapat atau perilaku tertentu, tetapi cenderung
mempengaruhi cara khalayak mengorganisasikan citranya tentang
lingkungan dan citra itulah yang mempengaruhi pendapat atau
perilaku khalayak.
Berdasarkan penjelasan di atas, citra politik dapat dirumuskan sebagai
gambaran tentang politik (kekuasaan, kewenangan, otoritas, konflik,
dan konsesus) yang memiliki makna kendatipun tidak selamanya
sesuai dengan realitas politik yang sebenarnya. Citra politik tersusun
melalui kepercayaan, nilai, dan pengharapan dalam bentuk pendapat
pribadi yang selanjutnya dapat berkembang menjadi pendapat umum.
Citra politik itu terbentuk berdasarkan informasi yang kita terima,
baik langsung maupun melalui media politik, termasuk media
massayang bekerja untuk menyampaikan pesan politik yang umum
dan aktual.
Pembentukan citra politik sangat terkait dengan sosialisasi politik. Hal
ini disebabkan karena citra politik terbentuk melalui proses
pembelajaran politik baik secra langsung maupun melalui pengalaman
empirik. Sekaitan ini Arifin (2003:107) menegaskan, citra politik
mencakup tiga hal, yaitu :
a) Seluruh pengetahuan politik seseorang (kognisi), baik benar
maupun keliru.

18

b) Semua referensi (afeksi) yang melekat pada tahap tertentu dari
peristiwa politik yang menarik.
c) Semua pengharapan (konasi) yang dimiliki orang tentang apa yang
mungkin terjadi jika ia berperilaku dengan cara berganti-ganti
terhadap objek dalam situasi itu.
Sosialisai politik dapat mendorong terbentuknya citra politik
pada individu. Selanjutnya citra politik mendorong seseorang
mengambil peran atau bagian (partai, diskusi, demonstrasi, kampanye,
dan pemilihan umum) dalam politik. Hal ini disebut dengan nama
partisipasi politik .
2) Pembentukan Opini Publik
Sebagaimana telah disinggung di muka, selain citra politik
komunikasi politik juga juga bertujuan untuk membentuk dan
membina opini publik (pendapat umum) serta mendorong partisipasi
politik. Banyak definisi tentang publik dan opini ini sebagai
pencerminan dari perbedaan sosial dan ideologi yang beraneka ragam
di dunia. Namun kita dapat melihat titik-titik persamaan, bahkan
pengertian publik tidak diartikan sebagai jumlah individu-individu
yang berbentuk. Hal ini penting untuk dikemukakan bahwa publik itu
adalah jamak. Demikian halnya dengan opini publik bahwa opini
publik bukan merupakan kumpulan pendapat individu namun opini
publik adalah proses memperbandingkan dan mempertentangkan

19

secara berkelanjutan berdasar pada empirik dan pengetahuan yang
luas.
Clyde L.King dalam judul “Public Opinion: a Manifestation
of Social Mind, mengungkapkan opini publik ini yang dilihat dari
proses terbentuknya publik opini tersebut. Mengenai sesuatu
persoalan

(issue)

yang

dianggap

orang

aktual

sudah

biasa

mempercakapkannya tanpa acara, waktu, dan tempat. Percakapan
yang berupa pertukaran pikiran dan kadang-kadang terlibat dalam
perdebatan. Masing-masing pihak yang bersangkutan mengajukan
pendapatnya berlandaskan fakta, perasaan (sentimen), prasangka
(prejudice), harapan, ketakutan, kepercayaan pengalaman, prinsip
pendirian, ramalan-ramalan terhadap berbagai macam kemungkinan,
aspirasi, tradisi serta adat kebiasaan dan keyakinannya. Persoalan
yang dipertentangkan dalam prosesnya semakin lama semakin jelas,
sehingga terwujud bentuk-bentuk pebdapat tertentu. Individu-individu
telah memilih ‘pihak’ kemudian menggabungkan dengan pihak yang
dianggap sesuai dengan pendapatnya.

Dengan demikian, bentuk

penilaian mengenai sesuatu persoalan aktual yang dipertentangkan
yang didukung oleh sebagian orang-orang telah tercapai. Inilah
‘social judgment’ (penilaian sosial). Dan penilaian sosial mengenai
sesuatu persoalan adalah ‘opini publik’.
d. Pengertian Iklan
Menurut Morissan (2007: 14), iklan atau advertising dapat
didefinisikan sebagai "any paid form of non personal communication

20

about an organization, product, service, or idea by an identified sponsor"
(setiap bentuk komunikasi non personal mengenai suatu organisasi,
produk, servis atau ide yang dibayar oleh suatu sponsor yang diketahui).
Menurut Kasali (2007: 9), iklan di definisikan sebagai pesan yang
menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu
media. Sedangkan menurut Suyanto (2004: 3), dikatakan bahwa iklan
adalah penggunaan media bayaran oleh seorang penjual untuk
mengkomunikasikan informasi persuasif tentang produk (ide, barang,
jasa) ataupun organisasi yang merupakan alat promosi yang kuat.
Pengertian iklan menurut Philip Kotler (2005: 254) adalah sebagai
berikut: “Iklan adalah semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi ideide, promosi barang atau jasa yang dilakukan oleh sponsor yang dibayar”.
Menurut Djaslim Saladin (2007: 129) yang mengartikan iklan sebagai
berikut: “Iklan adalah semua bentuk penyajian yang sifatnya nonpersonal,
dan promosi ide-ide, promosi barang-barang atau jasa yang dibayar oleh
sponsor”.
Berdasarkan pendapat para ahli tentang definisi iklan di atas maka
dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan suatu bentuk komunikasi
nonpersonal mengenai suatu barang atau jasa maupun ide sponsor tertentu
yang dikeluarkan hanya untuk kegiatan tersebut.
e. Pengertian Iklan Politik
Istilah iklan sering dinamai dengan sebutan yang berbeda-beda. Di
Amerika seperti halnya di Inggris, disebut dengan advertising. Sementara

21

itu di Prancis disebut dengan reclamare yang berarti meneriakan.sesuatu
secara berulang-ulang, sementara dalam bahasa Arab iklan disebut
I’lan( Widyatama 2007:13)
Iklan politik memiliki peran yang ikut menentukan dalam proses
demokratisasi. Partai politik mengarahkan kemampuannya untuk merebut
sebanyak mungkin konstituen. Fungsi marketing politik bukan sekedar
untuk mempromosikan tokoh politik belaka, tetapi berfungsi dalam
pembelajaran politik kalangan bawah (Firmanzah, 2008: 321).
Definisi iklan politik menurut Leo O. N. Edegoh et.al (2013:
378) adalah:
Political advertising is the use of media by political
candidates to increase their exposure to the public.
The extensive use of television and radio has
supplanted direct appearances on the campaign
trail, which was popularly used by politicians in the
past five decades. Spot advertising is the most
commonly used technique and it attempts to create
a favourable image of the candidate and a negative
image of the opponent. It links the candidate with
desirable
groups
in
the
community
and
communicate candidate’s stand on selected issues.
(Iklan politik adalah penggunaan media oleh kandidat politik
untuk meningkatkan eksposur mereka ke publik. Ekstensif
menggunakan televisi dan radio telah menggantikan penampilan
langsung pada kampanye, yang populer digunakan oleh para
politisi dalam lima dekade terakhir. Spot iklan adalah teknik yang
paling umum digunakan dan ia mencoba untuk menciptakan citra
yang menguntungkan calon dan citra negatif dari lawan. Ini link
kandidat dengan kelompok-kelompok yang diinginkan di
masyarakat dan berkomunikasi berdiri kandidat pada isu-isu yang
dipilih).
Dalam iklan politik, kandidat atau partai bisa mengontrol isi pesan
politik yang akan disampaikan dalam iklan politik. Dan untuk

22

menekankan soal kontrol pesan tadi, mereka memperluas definisi itu
dengan menyodorkan definisi: any programming format under control of
the party or candidate and for which time is given or purchased (semua
format program yang dikendalikan oleh partai atau kandidat dengan jam
tayang yang telah diberikan atau dibeli) (Danial, 2009: 93).
Berbagai cara dilakukan dan salah satunya adalah dengan
membuat iklan politik di media massa. Periklanan massa adalah
komunikasi dari satu pihak kepada orang banyak. Yang menjadi sasaran
periklanan politik adalah individu tunggal (dalam arti bukan sebagai
anggota kelompok), dan independen.
Periklanan politik adalah pengiklanan citra atau image, daya tarik
yang diarahkan untuk membangun reputasi seseorang pejabat publik atau
pencari jabatan, menginformasikan pada khalayak mengenai kualifiaksi
seorang politisi, pengalamannya, latar belakang kepribadiannya, sehingga
merupakan dorongan bagi prospek pemilihan calon atau kandidat yang
bersangkutan dalam proses politik (Riswandi, 2006: 39).
Iklan politik seringkali kita temui pada saat-saat menjelang
pemilihan umum Presiden/ wakil Presiden, Gubernur/wakil Gubernur,
Walikota/wakil Walikota, Bupati/wakil Bupati dan kegiatan- kegiatan
politik lainnya. Iklan politik bisa kita lihat di media Televisi berupa iklan
singkat, maupun ulasan berita mengenai kegiatan-kegiatan politik yang
dilakukan oleh para kandidat calon kepala daerah. Di media Radio bisa
kita dengarkan lewat iklan adlibs. Di media Cetak bisa kita lihat di iklan

23

kolom dan iklan advetorial yang memuat visi-misi dari para kandidat,
bahkan iklan cetak lainnya yang menghiasi setiap sudut kota seperti
Baliho, Banner, Billboard, selebaran, stiker-stiker dan lainnya
Menurut Eep Syaifullah dalam acara Today’s Dialogue di Metro
TV Selasa 27 Januari 2009 mengatakan bahwa iklan politik yang
ditampilkan di media televisi di Indonesia ada tiga jenis yaitu:
1) Iklan yang memperkenalkan diri seperti yang ditampilkan oleh Partai
Gerindra dengan memanfaatkan moment-moment hari besar dalam
memperkenalkan

Gerindra

sebagai

partai

baru

dan

juga

memperkenalkan Prabowo Subianto sebagai pemimpin dari partai
tersebut.
2) Iklan partai politik yang mengungkapkan keberhasilan yang telah
dilakukan sebelumnya. Hal ini dilakukan oleh Partai Demokrat dan
Partai Golkar. Iklan Partai Demokrat yang berkaitan dengan
pencapaian pemerintahan. Sedangkan Partai Golkar mengungkapkan
keberhasilannya

dalam

DPR

dan

pemerintahan

mewujudkan

Swasembada beras dan akan mengekspor beras pada tahun 2009.
3) Iklan partai politik yang mengkritisi kebijakan pemerintah dan
mengusulkan program-program baru seperti yang dilakukan oleh
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Dengan banyaknya beredar iklan politik yang seperti itu dapat
mempengaruhi pilihan masyarakat dalam pemilu. Dari sudut politikus,
iklan politik penting untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat

24

lengkap dengan citra yang dibentuknya. Iklan partai politik terbukti
mempengaruhi perilaku pemilih dalam menentukan dukungan kepada
tokoh maupun partai. Temuan Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang
dipublikasikan di Jakarta, Minggu (4/1/2009), menunjukkan, perilaku
rasional pemilih sangat terkait dengan informasi yang diperoleh pemilih.
Oleh karena itu sebuah partai politik harus bisa memberikan informasi
yang diinginkan para pemilih dengan menampilkan suatu iklan yang
menarik sehingga para pemilih merasa tertarik dan kemudian memilih dan
mendukung partai tersebut.
Tujuan periklanan politik adalah bukan untuk mengidentifikasikan
seseorang dengan kelompok, melainkan untuk menarik perhatian
seseorang menjauh dari kelompok, dan menjadikan orang bertindak dan
memilih sendiri berbeda dari yang lain (Riswandi, 2006: 39).
Iklan politik (political advertising) adalah kegiatan periklanan
yang dilakukan oleh partai-partai politik dalam rangka kegiatan pemilu.
Iklan politik itu bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat agar memilih
partai yang beriklan tersebut (Syafrin, 2004: 40). Sehingga masyarakat
dapat memberikan penilaian terhadap pesan yang disampaikan oleh iklan
politik di media khususnya televisi. Hal ini sesuai dengan teori Cutlip dan
Center yang dikenal dengan The 7 C’s of communication yaitu:
1) Credibility,

memulai

komunikasi

dengan

membangunkan

kepercayaan. Oleh karena itu, untuk membangun iklan kepercayaan
itu berawal dari kinerja, baik pihak komunikator maupun pihak

25

komunikan akan menerima pesan tersebut berdasarkan keyakinan
yang dapat dipercaya begitu juga tujuannya. Dalam penelitian ini
adalah bagaimana membangun kepercayaan masyarakat terhadap
pesan yang disampaikan dalam iklan politik.
2) Context, suatu program komunikasi mestinya berkaitan dengan
lingkungan hidup atau keadaan sosial yang bertentangan dan seiring
dengan keadaan tertentu dan memperhatikan sikap partisipatif.
Artinya iklan politik harus disajikan sesuai dengan keadaan sosial
yang dengan keadaan sebenarnya (faktual/nyata), bukan merupakan
sesuatu yang direkayasa.
3) Content, pesan itu mempunyai arti bagi audiensnya dan memiliki
kecocokan dengan sistem nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak
dan bermanfaat. Dalam hal ini, pesan dalam iklan politik harus dibuat
sekomunikatif mungkin sehingga isi pesannya dapat mudah dipahami
masyarakat dan bermanfaat bagi kehidupannya.
4) Clarity, menyusun pesan dengan bahasa sehingga khalayak mudah
mengerti atau mempunyai persamaan arti antara komunikator dan
komunikan. Dalam hal ini, bahasa yang digunakan dalam iklan politik
haruslah sederhana dan mudah dipahami. Terlebih lagi bagi para
masyarakat tani sehingga mereka mudah mengerti akan isi pesan iklan
tersebut.
5) Continuity, komunikasi tersebut merupakan suatu proses yang tidak
ada akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk

26

mencapai tujuan. Dalam hal ini iklan politik harus berkeseinambungan
dalam menyampaikan pesan politik karena tayangan dilakukan secara
berulang-ulang.
6) Consistency, ketetapan terhadap makna pesan dimana isi atau materi
pesan harus konsisten dan tidak membingungkan audiensnya. Isi
pesan dari iklan politik haruslah konsisten (tetap) dan tidak
membingungkan masyarakat. Terlebih lagi masyarakat menginginkan
tidak hanya berjanji namun harus direalisasikan di kehidupan nyata.
7) Capability, kemampuan khalayak terhadap pesan yaitu melibatkan
berbagai faktor adanya sesuatu kebiasaan-kebiasaan membaca atau
menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya. Dalam hal ini ketika
membuat iklan haruslah diperhitungkan apakah nantinya masyarakat
mudah dalam memahami isi iklan (Ruslan, 1997: 72-74).
f. Proses Komunikasi Politik dalam Pemilihan Umum
Komunikasi politik yang dilakukan dalam pemilu merupakan
suatu proses yang akan berlangsung secara berkelanjutan. Komunikasi
politik pada pemilu tersebut hanya merupakan komunikasi awal yang
akan dilanjutkan setelah pemilu selesai. Hal ini merupakan komunikasi
tindak lanjut dari hasil komunikasi awal pada pemilu tersebut. Proses
komunikasi politik tersebut akan berjalan dengan baik jika melibatkan
kelima unsur proses komunikasi. Kelima unsur komunikasi politik
khususnya pada pemilihan umum antara lain:
1) Pelibat (aktor atau partisipan)

27

Unsur pelibat atau aktor dalam komunikasi politik yaitu calon
anggota legislatif, calon bupati, calon gubernur, calon presiden
maupun juru kampanye dalam partai politik. Pelibat dalam
komunikasi politik ada dua yaitu pelibat individu danpelibat
kelompok. Pelibat individu tersebut berupa para calon presiden dan
wakil presiden, sedangkan pelibat berupa kelompok adalah tim sukses
dari berbagai p

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN DI TELEVISI (ANALISIS SEMIOTIK DALAM IKLAN SAMSUNG GALAXY S7 VERSI THE SMARTES7 ALWAYS KNOWS BEST)

132 481 19

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26