Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Pada PT.Prudential Medan

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kewirausahaan (Entrepreneurship)

Kata “wirausaha” dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa Perancis “entrepreneur”, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt (dalam Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata “wirausaha” merupakan gabungan dari kata “wira” (gagah berani, perkasa) dan kata “usaha”. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha.

Kata wirausaha atau “pengusaha” diambil dari bahasa Perancis

“entrepreneur” yang pada mulanya berarti pemimpin musik atau pertunjukan (Jhingan, 1999: 425). Dalam ekonomi, seorang pengusaha berarti orang yang memiliki kemampuan untuk mendapatkan peluang secara berhasil. Pengusaha bisa jadi seorang yang berpendidikan tinggi, terlatih dan terampil atau mungkin seorang buta huruf yang memiliki keahlian yang tinggi di antara orang-orang yang tidak demikian.

Menurut Zimmerer & Schorborough (dalam Riyanti, 2003:22) :

an entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on them


(2)

Pengusaha mempunyai kriteria kualitas sebagai berikut:

1. Energik, banyak akal, siap siaga terhadap peluang baru, mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi yang berubah dan mau menanggung resiko dalam perubahan dan perkembangan.

2. Memperkenalkan perubahan teknologi dan memperbaiki kualitas produknya.

3. Mengembangkan skala operasi dan melakukan persekutuan mengejar dan menginvestasikan kembali labanya. (Jhingan, 2001 : 426)

Wirausahawan menggeser sumber daya ekonomi dari

bidang produktifitas yang

lebih rendah ke bidang yang lebih tinggi dan hasil yang lebih besar (Armstrong, 2003 :149).

Gilder dalam The Spirit of Enterprise, menyatakan bahwa:"Para wirausahawan adalah para inovator yang membangkitkan permintaan".

Mereka adalah pembuat pasar, pencipta modal, pengembang peluang dan penghasilan teknologi baru. Istilah kewirausahaan banyak dijumpai dalam

uraian yang merupakan kata dasar wirausaha yang berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan kata wirausaha.


(3)

Perlu diingat bahwa kewirausahaan itu bukan hanya sekedar cara untuk mendapatkan uang, namun lebih dari itu kewirausahaan juga menciptakan suatu gagasan inovatif, semangat memberikan kontribusi positif untuk masyarakat.

Seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki visi dalam hidupnya

yang direalisasikan menjadi suatu visi bisnis, seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas.

Wirausaha bukan karena memahami yang ada dalam semua kompleksitasnya, tetapi dengan menciptakan situasi baru yang harus dicoba untuk dipahami oleh orang lain.

Menurut Dalimunthe (2002 : 7) ada delapan ciri-ciri dari seorang

entrepreneur yaitu : 1. Mempunyai Visi

Visi secara hakikat merupakan gambaran baik masa depan maupun masa kini, yang menggugah baik logika maupun perasaan. Seorang wirausaha harus memiliki visi yang jelas dan dapat dipahami oleh seluruh anggota organisasi.

2. Perencanaan

Seorang wirausaha dalam mengelola usaha berfokus pada produk dan pasar. Oleh karena itu, agar aktivitas bisnis yang dilakukan sesuai dengan


(4)

tujuan perusahaan dan kondisi keuangan, perusahaan harus memiliki blue print, dengan kata lain pengusaha harus memiliki prioritas dalam usahanya agar dapat mengatasi problem yang protensial.

3. Motivasi

Motivasi mendorong seseorang selalu berusaha menciptakan dan mencari kepuasan baru yang berbeda dengan mengkombinasikan sumber daya yang ada ke dalam konfigurasi yang lebih produktif. Tanpa motivasi seseorang baru menggunakan 20 – 30 % dari kemampuannya, sedangkan adanya motivasi diharapkan kinerja individu mencapai 80 – 90 % dari kemampuan yang dimiliki.

4. Kreatif

Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan secara kreatif dengan perenungan mendalam, agar dapat melakukan penyesuaian berbagai keinginan dan kebutuhan pasar.

5. Peluang

Seorang wirausaha harus dapat melihat, memanfaatkan serta mengimplementasikan peluang, sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Peluang atau kesempatan biasanya tidak dapat datang berulang-ulang tapi mungkin hanya sekali saja, sehingga diperlukan


(5)

antisipasi dan waktu yang tepat untuk melihat berbagai peluang tersebut. 6. Percaya diri

Percaya diri dapat meraih prestasi yang tinggi dan mengembangkan usaha. Suatu organisasi akan meraih prestasi yang tinggi bila pimpinannya mempunyai kepercayaan diri yang tinggi untuk mengambil resiko, dan menerima perubahan yang ada sesuai dengan tujuan perusahaan.

7. Berani mengambil resiko

Pengambilan resiko sangat berkaitan dengan kreatifitas yang mengubah ide menjadi realistis dan disertai dengan upaya pencapaiannya. Setiap aktifitas manusia selalu mengandung resiko dengan intensitas yang berbeda, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.

8. Adaptasi

Seorang wirausahawan harus mampu membantu organisasinya dalam menangani situasi yang tidak pasti, memiliki kekuatan dan daya tahan dan dapat merespons serta beradaptasi terhadap pengembangan lingkungan yang kompleks.

Adam Smith (dalam Riyanti, 2003:23) melihat wirausaha sebagai orang yang memiliki pandangan yang tidak lazim yang dapat mengenali tuntutan potensial atas barang dan jasa. Dalam pandangan Smith, wirausaha bereaksi


(6)

terhadap perubahan ekonomi, lalu menjadi agen ekonomi yang mengubah permintaan menjadi produksi. Richard Cantillon (dalam Riyanti, 2003:23) berpendapat bahwa wirausaha adalah seorang inkubator gagasan baru, yang selalu

Tabel 2.1

Ciri-Ciri dan Watak Kewirausahaan

Sumber: Suryana, 2003:14

berusaha menggunakan sumber daya secara optimal untuk mencapai tingkat komersial paling tinggi. Sementara Menger (1971 dalam Riyanti, 2003:23) berpendapat bahwa wirausaha adalah orang yang dapat melihat cara-cara ekstrem dan tersusun untuk mengubah sesuatu yang tidak bernilai atau bernilai rendah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Misalnya, dari kayu menjadi lemari atau furniture.

Nomor Ciri-ciri Watak

1 Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan, Individualitas dan optimisme 2 Berorientasi pada tugas dan has

il

Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tetap kerja keras, mempunyai dorongan keras, energik dan inisiatif

3 Pengambilan resiko dan suka tantangan

Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar.

4 Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik

5 Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel 6 Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif


(7)

Geoffrey G. Meredith (Suryana, 2003:14) mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:

Menurut pengertian di atas, yang dimaksud dengan minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan individu melalui ide-ide yang dimiliki untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, dapat menerima tantangan, percaya diri, kreatif dan inovatif serta mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan.

Terdapat berbagai macam penggolongan mengenai wirausaha. Winarto (2003), menggolongkan dua kategori aktivitas kewirausahaan. Pertama, berwirausaha karena melihat adanya peluang usaha (entrepreneur activity by opportunity). Kedua, kewirausahaan karena terpaksa, tidak ada alternatif lain untuk ke masa depan kecuali dengan melakukan kegiatan usaha tertentu. Dengan demikian wirausaha dapat dipandang dari (1) tujuan wirausaha, dan (2) proses berusaha. Dalam proses berusaha apakah keputusan untuk berusaha berjalan lambat atau cepat, dan pada waktu masuk dalam bisnis apakah ia sebagai pendiri, atau mendapat usaha dari proses membeli atau melalui franchising atau, (3) konteks industri dan teknologi, (4) struktur kepemilikan, yaitu pemilik tunggal, kongsi, kelompok. Namun perlu diingat, kewirausahaan itu bukan untuk sekedar menghasilkan uang, tetapi menghasilkan sesuatu yang diperlukan masyarakat yaitu


(8)

gagasan inovatif, semangat untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Seorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki visi bisnis atau harapan dan mengubahnya menjadi realita bisnis. Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar pendorong perubahan inovasi, dan kemajuan di perekonomian, sehingga wirausaha adalah orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengambil resiko dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Wirausaha bukan karena memahami yang ada dalam semua kompleksitasnya, tetapi dengan menciptakan situasi baru yang harus dicoba untuk dipahami oleh orang lain. Para wirausahawan berada di dunia yang terakhir menjadi yang pertama, tempat penawaran menciptakan permintaan, tempat keyakinan mendahului pengetahuan.

Kets De Vries (2001 : 268) mengolongkan wirausaha berdasarkan lingkungan mereka berasal, yaitu:

a. Wirausaha craftsmans, berasal dari pekerja kasar dengan pengalaman dalam teknologi rendah, mekanik yang genius dan mempunyai reputasi dalam industri.

b. Wirausaha opportunistic, berasal dari golongan kelas menengah sampai

ChiefExcecutives.


(9)

formal.

d. Kewirausahaan ditandai dengan keanekaragaman, yaitu adanya pergantian besar pada masyarakat dan perusahaan yang berterminologi wirausaha. Dengan demikian karakteristik khusus wirausaha dapat digolongkan menjadi :

a. Berorientasi pada tindakan: “Mereka melakukan, membetulkannya, mencoba”.

b. Memiliki kemampuan untuk memvisualisasikan langkah-langkah dari gagasan sampai aktualisasi.

c. Menjadi pemikir dan pelaku, perencana dan pekerja. d. Terlibat, menerapkan langsung.

e. Dapat mentolerir ambiguitas.

f. Menerima resiko tetapi memahami dan mengelolanya.

g. Mengatasi, bukan menghindari kekeliruan, mereka tidak mengakui mereka dikalahkan.

h. Memandang diri sendiri sebagai seorang yang bertanggung jawab atas nasib mereka sendiri.

i. Percaya pada penciptaan pasar untuk gagasan mereka, bukan sekedar menanggapi permintaan pasar yang ada.

Keberhasilan seorang wirausaha untuk mengembangkan bisnisnya tergantung pada kecerdasan, imajinasi, dan kekuatan keinginan individu yang


(10)

bersangkutan. Sedikit keberuntungan diperlukan, tetapi dapat diargumentasikan bahwa tidak ada keberuntungan mengubah visi menjadi realita lebih berupa kerja keras, di samping imajinasi dan kemampuan yang mampu merubah karir individu menjadi sukses. (Rachbini, 2001 :100). Kaum entrepereneur (wirausaha) sangat besar artinya bagi kemajuan perekonomian, para wirausaha mempunyai katalisator dan menunjang perkembangan arus investasi sehingga ikut memperkuat pembangunan ekonomi yang tengah berlangsung.

Dalam proses pembentukan wirausaha tersebut memerlukan pengembangan sumber daya manusia, meliputi bagaimana orang melakukan aktifitas wirausaha dalam hal ini agen Prudential, tujuan berwirausaha, proses pengambilan keputusan terjun ke Prudential. Di dalam Prudential disebut

knowledge walker, orang-orang ini selalu belajar dan belajar dengan cepat, sehingga dapat bertahan dan maju dalam karirnya.

Pilihan menjadi wirausaha lewat Prudential diperlukan sebuah kemampuan dalam hal kreatif, inovatif, mampu memotivasi diri sendiri dan orang lain, keberanian mengambil resiko, mendorong perubahan dalam pengembangan karirnya (Riyanti, 2002). Bird memberikan beberapa pendapat yakni pertama, dipandang dari segi energi dan dorongan serta daya fisik yang kuat sehingga ingin berkarir sebagai wirausaha. Kedua, wirausaha yang memulai pada usia tua, tidak memiliki masa karier yang panjang sebagaimana orang muda, walaupun mungkin


(11)

lebih cepat berhasil karena faktor pengalaman. (Bird, 2000 : 271).

2.2. Karir

2.2.1. Pengertian Karir.

Pengertian karir ditafsirkan beragam oleh para ahli sesuai disiplin ilmunya. Menurut Simamora (2001:505) karir adalah “ Urutan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama rentang hidup orang tersebut”. Perencanaan karir merupakan proses yang disengaja di mana dengan melaluinya seseorang menjadi sadar akan atribut-atribut yang berhubungan dengan karir personal dan serangkaian langkah sepanjang hidup memberikan sumbangan pemenuhan karir.

Pendapat Ekaningrum (2002 : 256), karir tidak lagi diartikan sebagai adanya penghargaan institusional dengan meningkatkan kedudukan dalam hirarki formal yang sudah ditetapkan dalam organisasi. Dalam paradigma tradisional, pengembangan karir sering dianggap sinonim dengan persiapan untuk mobilitas ke jenjang lebih tinggi, sehingga karir akan mendukung efektifitas individu dan organisasi dalam mencapai tujuannya.

Menurut Dalil S (2002 : 277) “karir merupakan suatu proses yang sengaja diciptakan perusahaan untuk membantu karyawan agar meningkatkan partisipasi di tempat kerja. Sementara itu Glueck (2001:134) menyatakan karir individual adalah urutan pengalaman yang berkaitan dengan pekerjaan yang dialami seseorang


(12)

selama masa kerjanya, sehingga karir individu melibatkan rangkaian pilihan dari berbagai kesempatan, tapi dari sudut pandang organisasi karir merupakan proses regenerasi tugas yang baru. Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2006:342) “karir (career) adalah rangkaian posisi yang berkaitan dengan kerja yang ditempati seseorang sepanjang hidupnya. Orang-orang mengejar karier untuk memenuhi kebutuhan individual secara mendalam. Pada suatu saat, banyak dari kebutuhan tersebut dapat dipenuhi hanya dengan mengenal pada pemberi kerja. Sekarang, perbedaan antara cara individu dan organisasi memandang kariernya berbeda secara signifikan.”

Dapat disimpulkan bahwa karir adalah suatu rangkaian atau pekerjaan yang dicapai seseorang dalam kurun waktu tertentu yang berkaitan dengan sikap, nilai, perilaku dan motivasi dalam individu. Hal-hal yang mendorong seseorang memilih karir sebagai wirausaha, dapat diketahui melalui penilaian kepribadian khususnya pengalaman dan latar belakangnya.

Pengalaman, seperti yang dapat dilihat dari biografi seseorang, bermanfaat untuk melihat keterampilan, dan kompetensi untuk meningkatkan kewirausahaan, pengembangan nilai-nilai kewirausahaan, dan mendorong untuk mencetuskan ide-ide kewirausahaan untuk pemenuhan karirnya. Karir merupakan kebutuhan yang harus terus ditumbuhkan dalam diri seseorang tenaga kerja,


(13)

sehingga mampu mendorong kemauan kerjanya. Pengembangan karir harus dilakukan melalui penumbuhan kebutuhan karir tenaga kerja, menciptakan

kondisi dan kesempatan pengembangan karir serta melakukan penyesuaian antara keduanya melalui berbagai mutasi personal (Wahyudi, 2002:161).

Sedangkan pendapat Ekaningrum (2002:258), karir digunakan untuk menjelaskan orang-orang pada masing-masing peran atau status. Karir adalah semua jabatan (pekerjaan) yang mempunyai tanggung jawab individu, sehingga dapat disimpulkan bahwa karir adalah suatu rangkaian atau pekerjaan yang dicapai seseorang dalam kurun waktu tertentu yang berkaitan dengan sikap, nilai, perilaku dan motivasi dalam individu.

Hal–hal yang mendorong seseorang memilih karir sebagai wirausaha, dapat diketahui melalui penilaian kepribadian khususnya pengalaman dan latar belakangnya. Menurut Sumitro (2001 : 271): Pengalaman, seperti yang dapat dilihat dari biografi seseorang, bermanfaat untuk melihat keterampilan, dan kompetensi untuk meningkatkan kewirausahaan, pengembangan nilai-nilai kewirausahaan, dan mendorong untuk mencetuskan ide-ide kewirausahaan.

2.2.2 Pengembangan Karir

Pengembangan karir (career development) adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang atau status seseorang dalam pekerjaannya. Pengembangan karir (career development) meliputi manajemen


(14)

karir (career management) dan perencanaan karir (career planning), sebagaimana dapat dijelaskan pada Gambar 2.1 berikut:

Individual Institusional

Sumber : Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 2. Gambar 2.1 Pengembangan Karir Organisasional

Gambar 2.1 menjelaskan bahwa pengembangan karir organisasional merupakan hasil-hasil yang muncul dari interaksi antara perencanaan karir individu dengan manajemen karir secara institusional.

Perencanaan karir (career planning) adalah suatu proses di mana individu dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan karirnya. Perencanaan karir melibatkan pengidentifikasian tujuan yang berkaitan dengan karir dan penyusunan

rencana untuk mencapai tujuan tersebut.

Manajemen karir (career management) adalah proses di mana organisasi memilih, menilai, menugaskan, dan mengembangkan para pegawainya guna menyediakan suatu kumpulan orang-orang yang berbobot untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di masa yang akan datang (Simamora, 2001:504).

Pengembangan Karir Organisasional


(15)

Memahami pengembangan karir dalam sebuah organisasi membutuhkan suatu pemeriksaan atas dua proses, yaitu bagaimana masing-masing individu merencanakan dan menerapkan tujuan karirnya (perencanaan karir) dan bagaimana organisasi merancang dan menerapkan program-program pengembangan karir (manajemen karir). Terdapat enam orientasi pribadi yang menentukan jenis-jenis karir yang dapat memikat individu untuk

menentukan pilihan karirnya. Keenam jenis orientasi pribadi tersebut adalah : 1. Orientasi realistik.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas fisik yang menuntut keahlian, kekuatan, dan koordinasi. Beberapa contoh : pertanian, kehutanan, dan agrikultur.

2. Orientasi investigatif.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas kognitif (berpikir, berorganisasi, pemahaman), dari pada yang afektif (perasaan, akting, dan emosional). Beberapa contoh : biolog, ahli kimia, dan dosen.


(16)

3. Orientasi sosial.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas antar pribadi dari pada fisik atau intelektual. Beberapa contoh : psikologi klinis, layanan asing dan kerja sosial.

4. Orientasi konvensional.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas terstruktur dan teratur. Beberapa contoh : akuntan dan bankir. 5. Orientasi perusahaan.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas verbal yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain. Beberapa contoh : manajer, pengacara dan tenaga humas.

6. Orientasi artistik.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas ekspresi diri, kreasi artistik, ekspresi emosi, dan individualistik. Beberapa contoh : artis, eksekutif periklanan, dan musisi.

2.2.3 Manfaat Pengembangan Karir

Menurut Soeprihanto (2000 : 34), manfaat pengembangan karir yaitu : a. Kenaikan Produktifitas

Kenaikan produktifitas baik kuantitas maupun kualitas tenaga kerja


(17)

sedemikian

rupa produktifitas baik dari segi jumlah maupun mutu dapat ditingkatkan. b. Kenaikan Modal Kerja

Apabila penyelenggaraan latihan dan pengembangan sesuai dengan tingkat kebutuhan yang ada dalam organisasi perusahaan, akan tercipta suatu kerja yang harmonis dan daya kerja yang meningkat.

c. Pengawasan

Pekerja semakin percaya pada kemampuan dirinya sendiri, dengan disadari kemampuan dan kemauan kerja tersebut para pengawas tidak terlalu dibebani untuk setiap saat mengadakan pengawasan.

d. Menurunnya Tingkat Kesalahan

Selain menurunkan pengawasan, kemauan dan kemampuan tersebut lebih banyak menghindarkan para pekerja dari kesalahan dan kecelakaan.

2.3 Penelitian Terdahulu

2.3.1 Penelitian Ina Novita (2012) dengan judul “Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Pada Distributor MLM Oriflame Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada distributor MLM Oriflame Medan.


(18)

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, metode analisis regresi linier berganda. Juga dilakukan analisis uji validitas dan reliabilitas serta uji koefisien determinasi dengan menggunakan bantuan software SPSS 16.00 for Windows. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel sebanyak 52 responden.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel independen kemampuan wirausaha (inovatif, kreatif, dan berani) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan karir individu pada distributor Multi Level Marketing Oriflame Cabang Medan. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung = 7,676 > t

tabel = 2,000. Berdasarkan koefisien determinasi (R²) maka variabel kemampuan

wirausaha mampu menjelaskan pengaruh pengembangan karir sebesar 0,641 atau 64,10 % artinya hubungan tergolong cukup erat.

Persamaan yang dimiliki oleh peneliti terdahulu dengan penelitian yang saya lakukan adalah sama-sama menganalisis pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saya adalah, peneliti terdahulu meneliti pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada distributor MLM Oriflame Medan sementara penelitian yang saya lakukan adalah meneliti pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada PT Prudential Medan.


(19)

2.3.2 Penelitian Rizki Pratiwi (2012) dengan judul “Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Pada Distributor MLM Syari’ah PT AWMIT Indonesia Cabang Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada Distributor MLM Syari’ah PT AWMIT Medan Indonesia.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, metode analisis regresi linier berganda. Juga dilakukan analisis uji validitas dan reliabilitas serta uji koefisien determinasi dengan menggunakan bantuan software SPSS 18.00 for Windows. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel sebanyak 86 responden.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel independen kemampuan wirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan karir individu pada PT AWMIT Indonesia Cabang Medan. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung = 13,891 > ttabel = 2,120.

Berdasarkan koefisien determinasi (R²) maka variabel kemampuan wirausaha mampu menjelaskan pengaruh pengembangan karir sebesar 0,697 atau 69,70 % artinya hubungan tergolong cukup erat.

Persamaan yang dimiliki oleh peneliti terdahulu dengan penelitian yang saya lakukan adalah sama-sama menganalisis pengaruh kemampuan wirausaha terhadap


(20)

pengembangan karir. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saya adalah peneliti terdahulu meneliti pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada pada Distributor MLM Syari’ah PT AWMIT Medan Indonesia, sementara penelitian yang saya lakukan adalah meneliti pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada PT Prudential Medan.

2.4. Kerangka Konseptual

Berikut ini dikemukakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini untuk memahami pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu agen Prudential. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan wirausaha terhadap karir individu dalam suatu perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan wirausaha digolongkan dalam dua Faktor-faktor yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Kemampuan wirausaha digunakan sebagai acuan untuk dapat mengetahui sejauh mana pengembangan karir individu agen pada suatu perusahaan.

Kemampuan wirausaha sejatinya merupakan kunci utama dalam

hal meraih kesuksesan bersama perusahaan untuk meraih tujuan. Tanpa kemampuan wirausaha banyak orang mengalami kegagalan dalam berbisnis. Seorang yang memutuskan untuk menggeluti bisnis membutuhkan


(21)

skill individu yang ada pada seorang wirausahawan, kemampuan dalam merekrut orang lain dalam artian seorang agen harus mampu meyakinkan calon

nasabah untuk bergabung di dalam perusahaan.

Kemampuan dalam menjual produk

meyakinkan calon nasabah untuk mau bergabung, semua ini haruslah dimiliki oleh seorang agen Asuransi.

Seorang wirausaha umumnya memiliki keyakinan yang cukup tinggi atas kemampuan diri untuk berhasil. Mereka memiliki kepercayaan yang tinggi untuk melakukan banyak hal dengan baik dan sukses. Mereka cenderung untuk optimis terhadap peluang keberhasilan, biasanya berdasarkan kenyataan. Tanpa keyakinan kepercayaan untuk sukses dan mampu menghadapi tantangan akan menurunkan semangat juang dalam melakukan bisnis (Sumarsono, 2009;125). Perkembangan yang begitu cepat dalam kehidupan bisnis menuntut wirausaha untuk cepat mengantisipasi perubahan yang terjadi agar mampu bertahan dan berkembang. Wirausaha memiliki keinginan untuk mendapatkan respon atau umpan balik terhadap suatu permasalahan. Persaingan yang begitu ketat dalam dunia usaha menuntut untuk berpikir cerdas, cepat menanggapi perubahan. Wirausaha memiliki kecenderungan untuk mengetahui sebaik apa ia bekerja dan mencari pengakuan atas prestasi secara terus-menerus.


(22)

untuk dilaksanakan. Orang-orang yang sudah berhasil diyakinkan sebelumnya

untuk bergabung ke dalam bisnis ini harus terus dibina untuk bisa merekrut orang lain kembali, mereka perlu dimotivasi untuk terus tumbuh dan

berkembang. Dalam hal inilah diperlukan kemampuan memotivasi orang lain di samping seorang wirausaha harus mampu memotivasi dirinya sendiri bahwa usaha yang dilakukan

akan berhasil.

Salah satu tujuan yang ingin dicapai dari kemampuan wirausaha adalah kesuksesan berkarir dalam bisnis. Semakin berkembangnya kemampuan wirausaha

yang dimiliki agen, semakin mudah untuk memperoleh tujuan yang ingin dicapai yaitu pengembangan karir individu agen.

Menurut Simamora (2001:519), individu merencanakan karir guna meningkatkan status dan kompensasi, memastikan keselamatan pekerjaan, dan mempertahankan kemampuan dalam pasar tenaga kerja yang berubah.

Berkarir dalam bisnis asuransi tidak perlu mengeluarkan modal yang banyak, kemampuan dalam berwirausaha sudah sangat memadai, tahap demi tahap bisa dilalui dengan menjual produk sedikit demi sedikit sekaligus merekrut nasabah untuk memperbesar jaringannya, dengan besarnya jaringan


(23)

maka otomatis penawaran premi asuransi akan semakin mudah dan lancar karena akan semakin banyak orang yang menawarkan premi asuransi. Dengan modal yang

sedikit dan usaha kerja keras akhirnya agen bisa mencapai sampai puncak karirnya. Kerangka pemikiran merupakan sintesis hubungan antara variabel yang diteliti serta disusun dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis yang dapat berbentuk bagan alur atau model matematik yang dilengkapi penjelasan kualitatif.

Perilaku kewirausahaan adalah sikap dan kepribadian wirausaha yang dipengaruhi oleh diri sendiri atau pengaruh dari luar/eksternal (Suryana, 2006:49). Pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang

dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 2003:2). Definisi tentang kewirausahaan tersebut akan dipergunakannya untuk melakukan upaya pengembangan prestasi organisasi dengan cara mengambil substansi dari organisasi lain.

Motivasi berprestasi adalah suatu pembentukan perilaku yang ditandai oleh bentuk-bentuk aktivitas atau kegiatan melalui proses psikologis, baik yang dipengaruhi oleh faktor intrinsik maupun ekstrinsik, yang dapat mengarahkannya dalam mencapai apa yang diinginkannya (dalam Ranto, 2007:20).


(24)

Kemandirian pribadi adalah kekuatan diri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung kepada orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan (dalam Ranto, 2007:23).

Berdasarkan uraian di atas, dapat digambarkan model kerangka konseptual pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu seperti dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual 2.5 Hipotesis

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian” (Sugiyono, 2005:51). Berdasarkan perumusan masalah di atas, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: “kemampuan wirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan karir individu pada PT Prudential”.

• Kemampuan Wirausaha

o Kreatif (X1)

o Inovatif (X2)

o Berani (X3)

Pengembangan Karir Individu (Y)


(1)

2.3.2 Penelitian Rizki Pratiwi (2012) dengan judul “Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Pada Distributor MLM Syari’ah PT AWMIT Indonesia Cabang Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada Distributor MLM Syari’ah PT AWMIT Medan Indonesia.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, metode analisis regresi linier berganda. Juga dilakukan analisis uji validitas dan reliabilitas serta uji koefisien determinasi dengan menggunakan bantuan software SPSS 18.00 for Windows. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel sebanyak 86 responden.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel independen kemampuan wirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan karir individu pada PT AWMIT Indonesia Cabang Medan. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung = 13,891 > ttabel = 2,120.

Berdasarkan koefisien determinasi (R²) maka variabel kemampuan wirausaha mampu menjelaskan pengaruh pengembangan karir sebesar 0,697 atau 69,70 % artinya hubungan tergolong cukup erat.

Persamaan yang dimiliki oleh peneliti terdahulu dengan penelitian yang saya lakukan adalah sama-sama menganalisis pengaruh kemampuan wirausaha terhadap


(2)

pengembangan karir. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saya adalah peneliti terdahulu meneliti pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada pada Distributor MLM Syari’ah PT AWMIT Medan Indonesia, sementara penelitian yang saya lakukan adalah meneliti pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada PT Prudential Medan.

2.4. Kerangka Konseptual

Berikut ini dikemukakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini untuk memahami pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu agen Prudential. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan wirausaha terhadap karir individu dalam suatu perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan wirausaha digolongkan dalam dua Faktor-faktor yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Kemampuan wirausaha digunakan sebagai acuan untuk dapat mengetahui sejauh mana pengembangan karir individu agen pada suatu perusahaan.

Kemampuan wirausaha sejatinya merupakan kunci utama dalam

hal meraih kesuksesan bersama perusahaan untuk meraih tujuan. Tanpa kemampuan wirausaha banyak orang mengalami kegagalan dalam berbisnis. Seorang yang memutuskan untuk menggeluti bisnis membutuhkan


(3)

skill individu yang ada pada seorang wirausahawan, kemampuan dalam merekrut orang lain dalam artian seorang agen harus mampu meyakinkan calon

nasabah untuk bergabung di dalam perusahaan.

Kemampuan dalam menjual produk

meyakinkan calon nasabah untuk mau bergabung, semua ini haruslah dimiliki oleh seorang agen Asuransi.

Seorang wirausaha umumnya memiliki keyakinan yang cukup tinggi atas kemampuan diri untuk berhasil. Mereka memiliki kepercayaan yang tinggi untuk melakukan banyak hal dengan baik dan sukses. Mereka cenderung untuk optimis terhadap peluang keberhasilan, biasanya berdasarkan kenyataan. Tanpa keyakinan kepercayaan untuk sukses dan mampu menghadapi tantangan akan menurunkan semangat juang dalam melakukan bisnis (Sumarsono, 2009;125). Perkembangan yang begitu cepat dalam kehidupan bisnis menuntut wirausaha untuk cepat mengantisipasi perubahan yang terjadi agar mampu bertahan dan berkembang. Wirausaha memiliki keinginan untuk mendapatkan respon atau umpan balik terhadap suatu permasalahan. Persaingan yang begitu ketat dalam dunia usaha menuntut untuk berpikir cerdas, cepat menanggapi perubahan. Wirausaha memiliki kecenderungan untuk mengetahui sebaik apa ia bekerja dan mencari pengakuan atas prestasi secara terus-menerus.


(4)

untuk dilaksanakan. Orang-orang yang sudah berhasil diyakinkan sebelumnya

untuk bergabung ke dalam bisnis ini harus terus dibina untuk bisa merekrut orang lain kembali, mereka perlu dimotivasi untuk terus tumbuh dan

berkembang. Dalam hal inilah diperlukan kemampuan memotivasi orang lain di samping seorang wirausaha harus mampu memotivasi dirinya sendiri bahwa usaha yang dilakukan

akan berhasil.

Salah satu tujuan yang ingin dicapai dari kemampuan wirausaha adalah kesuksesan berkarir dalam bisnis. Semakin berkembangnya kemampuan wirausaha

yang dimiliki agen, semakin mudah untuk memperoleh tujuan yang ingin dicapai yaitu pengembangan karir individu agen.

Menurut Simamora (2001:519), individu merencanakan karir guna meningkatkan status dan kompensasi, memastikan keselamatan pekerjaan, dan mempertahankan kemampuan dalam pasar tenaga kerja yang berubah.

Berkarir dalam bisnis asuransi tidak perlu mengeluarkan modal yang banyak, kemampuan dalam berwirausaha sudah sangat memadai, tahap demi tahap bisa dilalui dengan menjual produk sedikit demi sedikit sekaligus merekrut nasabah untuk memperbesar jaringannya, dengan besarnya jaringan


(5)

maka otomatis penawaran premi asuransi akan semakin mudah dan lancar karena akan semakin banyak orang yang menawarkan premi asuransi. Dengan modal yang

sedikit dan usaha kerja keras akhirnya agen bisa mencapai sampai puncak karirnya. Kerangka pemikiran merupakan sintesis hubungan antara variabel yang diteliti serta disusun dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis yang dapat berbentuk bagan alur atau model matematik yang dilengkapi penjelasan kualitatif.

Perilaku kewirausahaan adalah sikap dan kepribadian wirausaha yang dipengaruhi oleh diri sendiri atau pengaruh dari luar/eksternal (Suryana, 2006:49). Pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang

dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 2003:2). Definisi tentang kewirausahaan tersebut akan dipergunakannya untuk melakukan upaya pengembangan prestasi organisasi dengan cara mengambil substansi dari organisasi lain.

Motivasi berprestasi adalah suatu pembentukan perilaku yang ditandai oleh bentuk-bentuk aktivitas atau kegiatan melalui proses psikologis, baik yang dipengaruhi oleh faktor intrinsik maupun ekstrinsik, yang dapat mengarahkannya dalam mencapai apa yang diinginkannya (dalam Ranto, 2007:20).


(6)

Kemandirian pribadi adalah kekuatan diri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung kepada orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan (dalam Ranto, 2007:23).

Berdasarkan uraian di atas, dapat digambarkan model kerangka konseptual pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu seperti dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual 2.5 Hipotesis

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian” (Sugiyono, 2005:51). Berdasarkan perumusan masalah di atas, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: “kemampuan wirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan karir individu pada PT Prudential”.

• Kemampuan Wirausaha

o Kreatif (X1)

o Inovatif (X2)

o Berani (X3)

Pengembangan Karir Individu (Y)