Analisis Prospek Pembangunan Sektor Pertanian di Kabupaten Karo Chapter III V

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

3.1.Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan.

3.2.Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di kecamatan-kecamatan penghasil komoditi yang diekspor yaitu Kecamatan Tiga Panah, Kecamatan Kabanjahe, Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara. 3.3. Batasan Operasional

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka variabel yang akan digunakan adalah, Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), Prospek Pembangunan, dan Sektor Pertanian.

3.4.Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka-angka dan berkala (time series) dengan kurun waktu tujuh tahun (2008-2014). Sumber data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara.


(2)

33 3.5. Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian yang dilakukan melalui bahan bahan kepustakaan berupa buku-buku, tulisan-tulisan ilmiah, jurnal, artikel, dan laporan-laporan penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melakukan pencatatan langsung berupa data time series dari tahun 2008-2014 dari BPS Provinsi Sumatera Utara. 3.6.Teknik Analisis

Untuk menjawab permasalahan pertama, maka diperlukan alat analisis sebagai berikut:

3.6.1. Location Quotient

Location Quotient (LQ) merupakan suatu metode untuk menghitung perbandingan relatif sumbangan nilai tambah sebuah sektor di suatu daerah (Kabupaten/kota) terhadap nilai tambah sektor yang bersangkutan dalam skala provinsi atau nasional. Dengan kata lain, metode ini dipergunakan untuk menganalisis dan menghitung potensi ekonomi (sektor-sektor ekonomi) yang dimiliki suatu daerah yang terdiri atas sektor basis dan sektor non basis. Dengan menggunakan metode LQ ini maka akan diketahui sektor-sektor apa saja yang menjadi sektor unggulan penunjang pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah.


(3)

Rumus LQ adalah sebagai berikut :

=

dimana :

LQij : Koefisien Location Quotient

: PDRB sektor i di Kabupaten Karo (Rupiah)

: PDRB Kabupaten Karo (Rupiah)

: PDRB sektor i di Provinsi Sumatera Utara (Rupiah)

Y : PDRB Provinsi Sumatera Utara (Rupiah)

Kriteria hasil perhitungan koefisien LQ adalah jika suatu sektor memiliki koefisien LQ > 1, mengindikasikan adanya kegiatan ekspor di sektor tersebut atau sektor basis, dan sekaligus mengindikasikan bahwa sektor tersebut merupakan sektor yang berpotensi (sektor unggulan) dalam meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di daerah tersebut. Namun bila suatu sektor memilki koefisien LQ < 1, mengindikasikan tidak ada kegiatan ekspor di sektor tersebut atau disebut sektor non basis, yang berarti bahwa sektor tersebut tidak/kurang potensional (unggul) untuk meningkatkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Dalam perhitungan nilai koefisien LQ ini, penulis menggunakan data PDRB menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000.


(4)

35 3.6.2.Analisis Model Rasio Pertumbuhan

Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) merupakan kegiatan membandingkan pertumbuhan suatu kegiatan baik dalam skala yang lebih kecil maupun dalam skala yang lebih luas. Terdapat dua rasio pertumbuhan dalam analisis tersebut, yaitu rasio pertumbuhan wilayah referensi dan rasio

pertumbuhan wilayah studi .

1.

=

2.

=

Dimana:

: Rasio pertumbuhan wilayah Provinsi Sumatera Utara. : Rasio pertumbuhan wilayah Kabupaten karo.

: Yin(t+1) - Yin(t) adalah perubahan PDRB Provinsi Sumatera Utara di sektor i.

: PDRB Provinsi Sumatera Utara di sektor i awal periode penelitian.

: Yn(t+1) - Yn(t) perubahan PDRB Provinsi Sumatera Utara.

: PDRB Provinsi Sumatera Utara pada tahun awal periode penelitian.


(5)

: Yij(t+1) - Yij(t) adalah perubahan PDRB Kab. Karo di sektor i.

: PDRB Kabupaten Karo di sektor i tahun awal periode penelitian.

: Yj(t+1) – Yj(t) perubahan PDRB Kabupaten Karo.

: PDRB Kabupaten Karo pada tahun awal periode penelitian.

3.6.3.Analisis Trend

Analisis trend merupakan analisis data time series untuk mengamati kecenderungan data dan meramalkan kondisi yang akan datang. Dalam penelitian ini, analisis trend digunakan untuk melihat prospek setiap sektor ekonomi di Kabupaten Karo kedepan. data analisis trend ini menggunakan data hasil perhitungan LQ. Metode LQ ini dipergunakan untuk menganalisis dan menghitung potensi ekonomi (sektor-sektor ekonomi) yang dimiliki suatu daerah yang terdiri atas sektor basis dan sektor non basis.

Dalam penelitian ini menggunakan data time series selama tujuh tahun yaitu mulai tahun 2008 sampai tahun 2014, untuk mengetahui bagaimana prospek sector ekonomi ke depan dengan peramalan selama lima tahun ke depan. Berikut persamaan linear untuk peramalan sektor ekonomi yaitu:

Yn = a + Keterangan :

Y : variabel nilai LQ tahun ke n X : variabel waktu (tahun). a : konstanta

b : parameter


(6)

37 b : XY/

3.7. Definisi Operasional Variabel

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah PDRB Kabupaten Karo dan PDRB Provinsi Sumatera Utara, atas dasar harga konstan dalam satuan rupiah. 2. Pertumbuhan Ekonomi adalah persentase perubahan PDRB Kabupaten Karo

dan persentase perubahan PDRB Provinsi Sumatera Utara dari tahun ke tahun, atas dasar harga konstan dalam satuan persen.

3. Sektor Potensial adalah sektor yang memiliki keunggulan atau kelebihan, dilihat dari besar peranan sektor tersebut di Kabupaten Karo terhadap besar peranan sektor tersebut di Provinsi Sumatera Utara.

4. Prospek sektor Pertanian adalah gambaran perkembangan sektor – sektor ekonomi di Kabupaten Karo.


(7)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Daerah Penelitian

4.1.1.Geografis Daerah

Secara geografis daerah Kabupaten Karo terletak antara 02050’- 03019’ LU dan 97055’- 98038’ BT. Daerah Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi

bukit barisan dengan total luas administrasi 2.127 km2 atau 212.725 ha. Wilayah Kabupaten Karo berbatasan dengan:

a. Kabupaten Langkat dan Deli Serdang dibagian Utara, b. Kabupaten Simalungun dibagian Timur,

c. Kabupaten Dairi dibagian Selatan, dan

d. Propinsi Nanggro Aceh Darusalam dibagian Barat.

Ibukota Kabupaten Karo adalah Kabanjahe yang terletak sekitar 76 km sebelah selatan kota Medan ibukota Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Karo yang secara administratif dibagi atas 17 (tujuh belas) kecamatan, tujuh belas kecamatan tersebut terdiri dari 248 (dua ratus empat puluh delapan) desa dan 10 (sepuluh) kelurahan.


(8)

39 4.1.2.Kondisi Iklim dan Topografi

Peta Prakiraan Sifat Hujan Kabupaten Karo

Tipe iklim daerah Kabupaten Karo adalah E2 menurut klasifikasi Oldeman dengan bulan basah lebih tiga bulan dan bulan kering berkisar 2-3 bulan atau A menurut Koppen dengan curah hujan rata-rata di atas 1.000 mm/ tahun dan merata sepanjang tahun. Curah hujan tahunan berkisar antara 1000-4000 mm/ tahun, dimana curah hujan terbesar terjadi pada bulan basah yaitu Agustus sampai dengan Januari dan bulan Maret sampai dengan Mei.


(9)

Gambar 4.1 Curah Hujan Menurut Bulan (MM) Rainfall,According to Month (MM)

2014

Ditinjau dari kondisi topografinya, wilayah Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi bukit barisan dengan elevasi terendah +140 m diatas permukaan laut (Paya lah-lah Mardingding) dan tertinggi ialah + 2.451 m diatas permukaan laut

(Gunung Sinabung). Daerah Kabupaten Karo yang berada di daerah dataran tinggi bukit barisan dengan kondisi topografi yang berbukit dan bergelombang, maka wilayah ini ditemui banyak lembah-lembah dan alur-alur sungai yang dalam dan lereng-lereng bukit yang curam/ terjal. Sedangkan besar (90%) wilayah Kabupaten Karo berada pada ketinggian/ elevasi + 140 m- 1400 m diatas permukaan laut.

Pada wilayah Kabupaten Karo terdapat dua hulu daerah aliran sungai (DAS) yang besar yakni DAS sungai Wampu dan DAS sungai Lawe Alas. Sungai Wampu bermuara ke Selat Sumatera dan Sungai Renun (Lawe Alas) bermuara ke Lautan Hindia.


(10)

41 4.1.3. Kondisi Demografi

Ditinjau dari segi etnis, penduduk Kabupaten Karo mayoritas adalah suku Karo, sedangkan suku lainnya seperti suku Batak Toba, Mandailing, Jawa, Simalungun dan suku lainnya hanya sedikit jumlahnya (di bawah 5%). Jumlah penduduk Karo jika dibandingkan dengan luas wilayah Kabupaten Karo yakni 2.127,25 km2 maka kepadatan penduduk Kabupaten Karo akhir tahun 2008 adalah 161,03 jiwa/km2.

Komposisi penduduk berdasarkan agama yang dianut memperlihatkan bahwa penganut agama Kristen merupakan yang terbanyak baru disusul oleh pemeluk agama Islam dan agama lainnya.

4.1.4. Potensi Wilayah

Wilayah Kabupaten Karo memiliki potensi lahan yang sangat luas dan potensial yang dapat dikembangkan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Sebagian besar wilayah ini merupakan areal pertanian, oleh karena itu kegiatan terpenting perekonomian masih mengandalkan sektor pertanian. Disamping itu danau dan sungai tidak kalah pentingnya, ini digunakan sebagai potensi perikanan dan pehubungan sedangkan keindahan alamnya merupakan potensi energik untuk pengembangan industri, perdagangan dan lain-lain.

Daerah ini juga merupakan salah satu tujuan wisata yang utama di Provinsi Sumatera Utara serta sudah banyak dikenal baik domestik maupun mancanegara. Hal ini didukung oleh panorama yang indah dengan alam/ udara pegunungan yana sejuk dan dekat dengan kota Medan sebagai salah satu pintu gerbang ke dunia internasional di Provinsi Sumatera Utara.


(11)

4.2 Perkembangan Sektor Pertanian Kabupaten Karo

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijaksanaan pembagunan yang dilaksanakan, khususnya bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan perubahan jumlah produksi yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung, hal ini merupakan gambaran tingkat perubahan ekonomi yang terjadi di suatu daerah. Bagi suatu daerah indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang dicapai dan juga berguna untuk menentukan arah kebijakan pembangunan yang akan datang.

Untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat dilihat melalui perubahan PDRB atas dasar harga konstan, dimana pada tahun 2008 kegiatan perekonomian di Kabupaten Karo mengalami peningkatan.

Pembangunan ekonomi dapat menumbuhkan kegiatan-kegiatan sektor lapangan usaha sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha-usaha sektor informal maupun formal. Pada prinsipnya pembangunan ekonomi itu sendiri merupakan rangkaian usaha yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat dan memperluas lapangan kerja, pemerataan pendapatan masyarakat dan peningkatan hubungan ekonomi regional dalam peningkatan investasi daerah sehingga dapat menggairahkan lapangan usaha dengan sektor-sektor ekonomi yang ada di Kabupaten Karo.

Sektor pertanian adalah penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten Karo hingga saat ini. Hal tersebut dapat dipahami karena daerah Kabupaten Karo merupakan daerah pertanian dataran tinggi. Perkembangan ini dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2 dimana pendapatan sektor pertanian memiliki persentase distribusi PDRB yang signifikan.


(12)

43 Tabel 4.1.

Persentase Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000

No. Jenis Sarana 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 Pertanian 58,41 58,36 58,02 57,60 57,40 57,35 57,40 2 Pertambangan

dan Penggalian 0,36 0,35 0,37 0,39 0,38 0,38

0,35

3 Industri 0,75

0,76 0,73 0,72 0,71 0,71 0,71 4 Listrik, gas dan

air Minum 0,30 0,30 0,30 0,29 0,29 0,28

0,30

5 Bangunan 3,59 3,57 3,53 3,51 3,58 3,35 3,36

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

14,35 14,36 14,56 14,75 14,96 15,16 15,10 7 Pengangkutan

dan Komunikasi 9,19 9,17 8,97 8,77 8,73 8,70 8,74 8 Keuangan, Usaha

Persewaan dan Jasa Perusahaan

1,57 1,64 1,64 1,64 1,65 1,53 1,56 9 Jasa – Jasa 11,48 11,49 11,88 12,33 12,30 12,36 12,48

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100

Sumber : BPS Kabupaten Karo


(13)

Tabel 4.2.

Persentase Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 – 2014 (persen)

No. Jenis Sarana 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 Pertanian 61,54 60,46 61,08 60,94 60,98 60,54 61,42 2 Pertambangan

dan Penggalian 0,34 0,36 0,36 0,37 0,35 0,34

0,35

3 Industri 0,73 0,75 0,73 0,72 0,72 0,71 0,73

4 Listrik, gas dan

air Minum 0,32 0,36 0,33 0,30 0,29 0,28

0,30

5 Bangunan 3,51 3,76 3,58 3,52 3,56 3,51 3,52

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

11,52 11,97 11,57 11,52 11,49 11,55 11,58 7 Pengangkutan

dan Komunikasi 7,73 7,72 7,73 7,04 7,19 6,98 7,19 8 Keuangan, Usaha

Persewaan dan Jasa Perusahaan

1,71 1,74 1,62 1,52 1,51 1,53 1,59 9 Jasa – Jasa 12,60 12,88 13,18 14,07 13,91 14,56 14,59

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100

Sumber : BPS Kabupaten Karo

Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Karo merupakan indikator pertumbuhan ekonomi makro Kabupaten Karo yakni menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Indikator ini bisa digunakan sebagai parameter penilaian sampai sejauh mana keberhasilan pembangunan di suatu daerah dalam periode tertentu, sedangkan pertumbuhan tersebut merupakan rangkuman laju pertumbuhan seluruh sektor ekonomi.

Melihat besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Karo dapat menggambarkan bahwa sektor pertanian masih tetap menjadi andalan dalam menopang perekonomian daerah di Kabupaten Karo, hal ini sesuai


(14)

45

dengan karakteristik daerah dengan hamparan pertanian yang luas serta masyarakat yang dikenal sebagai petani yang tangguh dan ulet.

4.2.1. Kondisi Perekonomian

Kondisi perekonomian suatu wilayah secara makro dapat digambarkan oleh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan indikator ini seringkali digunakan sebagai alat ukur tingkat pertumbuhan ekonomi maupun struktur perekonomian sektoral. PDRB Kabupaten Karo pada tahun 2008 atas dasar harga konstan 2000 sebesar 3.069.73 milyar meningkat sebesar 140,12 milyar dibandingkan tahun 2007 sebesar 2.929.61 milyar. Bila nilai PDRB Kabupaten Karo ini dibandingkan dengan jumlah penduduk, maka didapatkan bahwa PDRB perkapita Kabupaten Karo pada tahun 2008 atas dasar harga konstan 2000 adalah sebesar Rp. 8.509.201 dengan jumlah penduduk 363.755 jiwa. PDRB perkapita ini semakin meningkat dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2007 sebesar Rp. 7.782.121.


(15)

Tabel 4.3

PDRB, PDRB Perkapita, dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karo Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2008 – 2014

Tahun PDRB (Juta Rupiah) PDRB Perkapita (Rupiah) Pertumbuhan Ekonomi (%) 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 3.069.736,96 3.175.599,37 3.367.185,28 3.589.129,60 3.816.810,59 3.996.714,24 4.239.129,24 8.509.201 9.053.998 9.655.288 9.796.327 10.378.677 10.779.933 10.990.086 6,39 3,44 6,03 6,59 6,34 4,71 7,50

Sumber : BPS Sumatera Utara

Kabupaten Karo memiliki pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Bila diperhatikan trennya, dari tahun 2008 hingga 2014, PDRB Kabupaten Karo mengalami peningkatan pada tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karo adalah 7,50%.

4.3Analisis dan Pembahasan

4.3.1. Analisis Tipologi Klassen (Pola Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karo)

Untuk menentukan pola pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karo digunakan metode Tipologi Klassen. Tipologi Klassen membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan perkapita daerah dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi


(16)

47

sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan perkapita sebagai sumbu horizontal. Daerah yang diamati dapat dibagi menjadi empat klasifikasi yaitu: a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh (High growth and high income) adalah

laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan perkapita lebih tinggi dari rata –rata pertumbuhan dan pendapatan perkapita rata- rata provinsi.

b. Daerah maju tapi tertekan. (high income but low growth ) yaitu daerah yang relatif maju, tapi dalam beberapa tahun terakhir laju pertumbuhan menurun akibat tertekannya kegiatan utama daerah yang bersangkutan. Daerah ini merupakan daerah yang telah maju tapi di masa mendatang pertumbuhannya tidak akan begitu cepat walaupun potensi pengembangan yang dimiliki pada dasarnya sangat besar. Daerah ini mempunyai pendapatan perkapita lebih tinggi tapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibandingkan rata- rata provinsi.

c. Daerah berkembang cepat (high growth but low income) adalah daerah yang dapat berkembang cepat dengan potensi pengembangan yang dimiliki sangat besar tapi belum diolah sepenuhnya secara baik. Tingkat pertumbuhan ekonomi daerah sangat tinggi, namun tingkat pendapatan perkapita yang mencerminkan dari tahap pembangunan yang telah dicapai sebenarnya masih relatif rendah. Daerah ini memiliki tingkat pertumbuhan tinggi tetapi tingkat pendapatan perkapita lebih rendah dibandingkan dengan rata- rata provinsi. d. Daerah relatif tertinggal (low growth and low income ) adalah daerah yang

masih mempunyai tingkat pertumbuhan dan pendapatan perkapita lebih rendah dari pada rata- rata provinsi.


(17)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pola dan struktur pertumbuhan Kabupaten Karo diklasifikasikan ke dalam kuadran IV, yaitu daerah yang relatif tertinggal, yang memberikan arti bahwa tingkat pertumbuhan dan pendapatan per kapita Kabupaten Karo lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan dan pendapatan perkapita Provinsi Sumatera Utara hasil analisis tipologi klassen berdasarkan laju pertumbuhan dan PDRB perkapita Kabupaten Karo yang dibandingkan dengan Provinsi Sumatera Utara periode tahun 2008-2014 yaitu Kabupaten Karo memiliki laju pertumbuhan yang lebih rendah (-) dan PDRB perkapita lebih rendah (-) daripada Provinsi Sumatera Utara.

Tabel 4.4

Hasil Analisis Tipologi Klassen PDRBPerkapita

Kategori

Laju Pertumbuhan

Kategori

Tahun Karo Sumut Tahun Karo Sumut

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 8.509.201 9.053.998 9.655.288 9.796.327 10.378.677 10.779.933 10.990.086 8.675.860 9,110,780 9,660,520 10,174,790 10.458.855 10.856.210 11.056.231 rendah (-) rendah (-) rendah (-) rendah (-) rendah (-) rendah (-) rendah (-) 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 6,39 3,44 6,03 6,59 6,34 4,71 7,50 6,98 4,07 6,17 6,42 6,53 5,22 6,19 rendah (-) rendah (-) rendah (-) tinggi (+) rendah (-) rendah (-) rendah (-) Rata-rata

9.880.501 9.999.035 rendah (-) Rata-rata

5,85 5,94 rendah (-)

Sumber: BPS Sumatera Utara


(18)

49

yang relatif tertinggal, yang memberikan arti bahwa tingkat pertumbuhan dan pendapatan per kapita Kabupaten Karo lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan dan pendapatan perkapita Provinsi Sumatera Utara.

Tabel 4.5

Klasifikasi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karo Menurut Tipologi Klassen Tahun 2008-2014 PDRB

per kapita (y)

Laju

Pertumbuhan (r)

ydi > yni (+) (tinggi)

ydi < yni (-) (rendah)

rdi > rni (+) (tinggi)

Tipe I Daerah Makmur

Tipe II Daerah tertinggal

dalam proses membangun

rdi < rni (-) (rendah)

Tipe III

Daerah makmur yang sedang menurun (potensial untuk

tertinggal)

Tipe IV (Karo) Daerah tertinggal Sumber : Tabel 4.4 (data diolah)

4.3.2. Analisis Location Quotients (LQ)

Untuk mengetahui sektor potensial di suatu daerah, alat analisis yang digunakan adalah dengan melihat nilai Location Quotients (LQ), yang merupakan perbandingan kontribusi masing–masing sektor terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Karo dengan PDRB Provinsi Sumatera Utara. Jika nilai LQ > 1, maka


(19)

sektor tersebut dapat dikatakan sektor potensial (basis). Apabila nilai LQ < 1 maka sektor tersebut bukan merupakan sektor potensial (non basis). Pada Tabel 4.6 hasil analisis LQ menunjukkan bahwa tahun 2008-2014, hanya ada 2 (dua) sektor yang nilai LQnya lebih besar dari satu, yaitu sektor pertanian dan sektor jasa – jasa.

Tabel 4.6

Hasil Analisis LQ Kabupaten Karo Tahun 2008 - 2014

Lap. Usaha LQ Kabupaten Karo

Rata-rata 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Pertanian 2,36 2,44 2,43 2,42 2,43 2,45 2,45 2.42

Pertambangan

& Penggalian 0.292 0.28 0.30 0.32 0.32 0,31 0.35 0,31 Industri

Pengolahan 0,03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0,03 Listrik, gas &

air bersih 0,39 0.38 0.40 0.39 0.39 0.381 0.37 0,38 Bangunan 0,56 0.54 0.53 0.52 0.51 0.50 0.50 0,52 Perdagangan,

Hotel & Restoran

0,78 0.78 0.79 0.75 0.81 0.81 0.81 0,79 Pengangkutan

& Komunikasi 1,07 1.01 0.96 0.92 0.89 0.86 0.82 0,93 Keuangan,

Persewaan, & Jasa

Perusahaan

0,26 0.24 0.23 0.23 0.22 0.22 0.20 0,23 Jasa-Jasa 1,24 1.19 1.22 1.23 1.22 1.24 1.30 1,23

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara (data diolah)

Dari tabel di atas bisa disimpulkan bahwa yang menjadi sektor potensial atau basis di Kabupaten Karo adalah sektor Pertanian dan sektor Jasa – jasa.


(20)

51

4.3.3. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

Analisis model rasio pertumbuhan (MRP) merupakan salah satu alat analisis alternatif guna mendukung penentuan deskripsi kegiatan ekonomi yang potensial bagi Kabupaten Karo. MRP ini memiliki kemiripan dengan LQ, perbedaannya terletak pada cara menghitung, jika LQ menggunakan distribusi sedangkan MRP menggunakan kriteria pertumbuhan. Pendekatan MRP dapat dibagi menjadi dua, yaitu: (1) rasio pertumbuhan wilayah referensi (RPr), dan (2) rasio pertumbuhan wilayah studi (RPs). RPr membandingkan pertumbuhan masing – masing kegiatan dalam konteks Provinsi Sumatera Utara dengan PDRB Provinsi Sumatera Utara (lingkup Provinsi). Analisis yang lebih jauh membandingkan pertumbuhan masing – masing kegiatan dalam konteks wilayah Kabupaten Karo dengan PDRB wilayah Kabupaten Karo (lingkup regional). Jika nilai RPr lebih besar dari 1 maka RPr dikatakan (+) dan jika RPr lebih kecil dari 1 maka RPr dikatakan (-). RPr (+) menunjukkan bahwa pertumbuhan suatu kegiatan tertentu dalam tingkat Provinsi Sumatera Utara lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Utara. Demikian pula sebaliknya jika RPr (-). Sedangkan RPs membandingkan pertumbuhan kegiatan dalam tingkat wilayah Kabupaten Karo dengan pertumbuhan kegiatan yang bersangkutan pada tingkat Provinsi Sumatera Utara. Bila pertumbuhan suatu kegiatan pada tingkat wilayah Kabupaten Karo lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kegiatan tersebut pada tingkat wilayah Provinsi Sumatera Utara diidentifikasikan sebagai (+), demikian sebaliknya jika RPs (-).


(21)

Dari hasil analisis LQ sebelumnya diperoleh 2 sektor basis di Kabupaten Karo dilihat dari sisi kontribusi. Dalam analisis MRP ini akan dilanjutkan terhadap pertumbuhan kedua sektor tersebut. Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa semua sektor basis memiliki RPs positif kecuali sektor listrik, gas, dan air bersih.

Tabel 4.7

Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Kabupaten Karo Tahun 2008 – 2014

No Lapangan Usaha RPr RPs

Nilai Tanda Nilai Tanda 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pertanian

Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan

Listrik, gas & air bersih Bangunan

Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa 0,18 0,30 0,26 0,16 0,16 0,12 0,15 0,16 0,14 - - - - - - - - - 1,49 2,30 1,09 0,93 1,29 1,97 1,00 1,51 2,31 + + + - + + + + + Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara (data dapat diolah)

4.3.4. Analisis Overlay

Analisis Overlay merupakan gabungan dari perhitungan LQ dan MRP untuk mendapatkan hasil identifikasi kegiatan sektor yang unggul, baik dari sisi kontribusi maupun sisi pertumbuhannya (Yusuf,1999). Dalam analisis ini kriteria kontribusi yang dipergunakan adalah nilai LQ rata-rata selama periode 2008-2014, sedangkan untuk kriteria pertumbuhan dalam analisis MRP digunakan


(22)

53

nilai RPs rata-rata selama periode 2008-2014. Hasil analisis overlay pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa sektor ekonomi yang sangat dominan dikembangkan sebagai sektor potensial di Kabupaten Karo dengan LQ dan nilai MRP positif selama periode tahun 2008-2014 yaitu dari sektor Pertanian dan sektor Jasa-jasa.

Tabel 4.8

Hasil Analisis Overlay Sektor Ekonomi di Kabupaten Karo Tahun 2008-2014

No Lapangan Usaha LQ (Kontribusi)

MRP

(Pertumbuhan) Gabungan Nilai Tanda Nilai Tanda

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, gas & air bersih Pembangunan

Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa 2,42 0,31 0,03 0,39 0,52 0,79 0,93 0,23 1,23 + - - - - - - - + 1,49 2,30 1,09 0,93 1,29 1,97 1,00 1,51 2,31 + + + - + - + + + + + - + - + - - - + - + - + - + + +

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara (data diolah)

Salah satu sektor yang potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Karo adalah sektor Pertanian. Hal ini didukung beberapa hal, yaitu lahan yang bisa dikembangkan untuk pertanian masih sangat luas. Selain itu ekosistem Karo yang


(23)

merupakan ekosistem hujan tropis juga sangat baik untuk pertanian. Bentangan hutan yang panjang juga memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Namun harus diikuti oleh kebijakan untuk tetap menjaga keberadaan hutan. Selain sektor Pertanian yang potensial di Kabupaten Karo adalah sektor Jasa – jasa. Terutama pada sub sektor Pemerintahan Umum, yang terdiri dari upah dan gaji rutin pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Karo.

Jika kedua sektor ini dikembangkan sebagai sektor potensial/basis diharapkan dapat menunjang pertumbuhan sektor-sektor lainnya sehingga kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Karo dapat lebih meningkat dan sektor potensial di Kabupaten Karo juga lebih beragam di masa mendatang. Namun pengembangan sektor pertanian sebagai sektor potensial memiliki kendala antara lain jenis tanah yang berbatu dan tingkat keasaman (Ph) juga tinggi, jadi perlu penanganan khusus untuk meningkatkan kesuburan lahan.

4.3.5. Analisis Trend

Dalam penelitian ini, analisis trend digunakan untuk melihat prospek setiap sektor ekonomi di Kabupaten Karo kedepan yaitu tahun 2015 sampai tahun 2021. Data untuk analisis trend ini menggunakan data hasil perhitungan LQ dan MRP (yaitu Rps dan Rpr) dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2008 sampai tahun 2014 seperti perhitungan Overlay untuk menggambarkan deskripsi ekonomi. Berikut persamaan linear untuk peramalan sektor ekonomi dalam analisis trend yaitu:


(24)

55 Yn = a + bXn

Keterangan :

Y : variabel nilai LQ tahun ke n X : variabel waktu (tahun). a : konstanta

b : parameter a : ΣY / N b : ΣXY/ΣX2

Berdasarkan persamaan linear di atas dapat diramalkan bagaimana perkembangan sektor ekonomi Kabupaten karo dari tahun 2015 sampai 2021 menggunakan data hasil perhitungan LQ dan MRP (yaitu RPr dan RPs) dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2008 sampai tahun 2014 yaitu:


(25)

Tabel 4.9

Peramalan Nilai LQ Kabupaten Karo tahun 2015 – 2021

No Sektor 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Rata-rata Notasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, gas & air bersih

Pembangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa 2,36 0,29 0,03 0,34 0,58 0,78 0,05 0,26 1,24 2,46 0,28 0,03 0,38 0,54 0,77 0,24 0,24 1,16 2,48 0,30 0,03 0,46 0,54 0,79 0,97 0.24 1,54 2,42 0,32 0,03 0,36 0,52 0,75 0,96 0,26 1,24 2,43 032 0,03 0,39 0,580 0,82 0,89 0,56 1,22 2,40 0,34 0,03 0,38 0,42 0,88 0,86 0,24 1,20 2,45 0,35 0,03 0,35 0,49 0,86 0,81 0,15 1,23 2,43 0,32 0.03 0,38 0,52 0,81 0,68 0,28 1,26 + - - - - - - - +

Sumber: data diolah

Nilai LQ menggambarkan bagaimana kontribusi sektor-sektor ekonomi kedepan yaitu tahun 2015 sampai 2021. Dalam periode ini terdapat dua sektor yang berkontribusi besar terhadap perekonomian Kabupaten Karo yaitu sektor pertanian dan sektor jasa-jasa.


(26)

57 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka penulis mengungkapkan beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Dari hasil analisis Tipologi Klassen dapat disimpulkan bahwa Pola pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karo dalam periode Tahun 2008- 2014 termasuk dalam klasifikasi relatif tertinggal.

2. Hasil analisis Overlay menunjukkan bahwa sektor ekonomi potensial di Kabupaten Karo dengan LQ dan nilai MRP positif selama periode 2008-2014 yaitu sektor Pertanian dan sektor Jasa – jasa.

3. Prospek sektor ekonomi di Kabupaten Karo berdasarkan deskripsi perekonomian melelui peramalan analisis trend tahun 2015-2021 yaitu sektor pertanian dan jasa-jasa merupakan sektor yang memiliki kontribusi besar dan pertumbuhan cepat dan tinggi.

5.2 Saran

Dari hasil analisis dan pembahasan, maka penulis memberikan saran kepada pihak – pihak yang membutuhkan yaitu sebagai berikut:

1. Pola pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karo yang relatif tertinggal dalam periode Tahun 2008-2014 harus diperbaiki dengan mengutamakan pengembangan sektor potensial/basis dengan tidak mengabaikan sektor non basis dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sehingga PDRB dan


(27)

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karo dapat ditingkatkan. Sebaiknya peluang untuk perusahaan jasa swasta lebih besar lagi, dan pemberdayaan masyarakat petani yang sudah ada seperti PNPM tetap diberdayakan.

2. Sektor Jasa – jasa dan sektor pertanian yang memiliki prospek yang baik untuk menjadi sektor potensial pada periode Tahun 2015-2021 sebaiknya dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Karo.


(1)

nilai RPs rata-rata selama periode 2008-2014. Hasil analisis overlay pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa sektor ekonomi yang sangat dominan dikembangkan sebagai sektor potensial di Kabupaten Karo dengan LQ dan nilai MRP positif selama periode tahun 2008-2014 yaitu dari sektor Pertanian dan sektor Jasa-jasa.

Tabel 4.8

Hasil Analisis Overlay Sektor Ekonomi di Kabupaten Karo

Tahun 2008-2014

No Lapangan Usaha LQ (Kontribusi)

MRP

(Pertumbuhan) Gabungan Nilai Tanda Nilai Tanda

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, gas & air bersih Pembangunan

Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa 2,42 0,31 0,03 0,39 0,52 0,79 0,93 0,23 1,23 + - - - - - - - + 1,49 2,30 1,09 0,93 1,29 1,97 1,00 1,51 2,31 + + + - + - + + + + + - + - + - - - + - + - + - + + + Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara (data diolah)

Salah satu sektor yang potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Karo adalah sektor Pertanian. Hal ini didukung beberapa hal, yaitu lahan yang bisa dikembangkan untuk pertanian masih sangat luas. Selain itu ekosistem Karo yang


(2)

merupakan ekosistem hujan tropis juga sangat baik untuk pertanian. Bentangan hutan yang panjang juga memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Namun harus diikuti oleh kebijakan untuk tetap menjaga keberadaan hutan. Selain sektor Pertanian yang potensial di Kabupaten Karo adalah sektor Jasa – jasa. Terutama pada sub sektor Pemerintahan Umum, yang terdiri dari upah dan gaji rutin pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Karo.

Jika kedua sektor ini dikembangkan sebagai sektor potensial/basis diharapkan dapat menunjang pertumbuhan sektor-sektor lainnya sehingga kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Karo dapat lebih meningkat dan sektor potensial di Kabupaten Karo juga lebih beragam di masa mendatang. Namun pengembangan sektor pertanian sebagai sektor potensial memiliki kendala antara lain jenis tanah yang berbatu dan tingkat keasaman (Ph) juga tinggi, jadi perlu penanganan khusus untuk meningkatkan kesuburan lahan.

4.3.5. Analisis Trend

Dalam penelitian ini, analisis trend digunakan untuk melihat prospek setiap sektor ekonomi di Kabupaten Karo kedepan yaitu tahun 2015 sampai tahun 2021. Data untuk analisis trend ini menggunakan data hasil perhitungan LQ dan MRP (yaitu Rps dan Rpr) dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2008 sampai tahun 2014 seperti perhitungan Overlay untuk menggambarkan deskripsi ekonomi. Berikut persamaan linear untuk peramalan sektor ekonomi dalam analisis trend yaitu:


(3)

Yn = a + bXn

Keterangan :

Y : variabel nilai LQ tahun ke n X : variabel waktu (tahun). a : konstanta

b : parameter a : ΣY / N b : ΣXY/ΣX2

Berdasarkan persamaan linear di atas dapat diramalkan bagaimana perkembangan sektor ekonomi Kabupaten karo dari tahun 2015 sampai 2021 menggunakan data hasil perhitungan LQ dan MRP (yaitu RPr dan RPs) dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2008 sampai tahun 2014 yaitu:


(4)

Tabel 4.9

Peramalan Nilai LQ Kabupaten Karo tahun 2015 – 2021

No Sektor 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Rata-rata Notasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, gas & air bersih

Pembangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa 2,36 0,29 0,03 0,34 0,58 0,78 0,05 0,26 1,24 2,46 0,28 0,03 0,38 0,54 0,77 0,24 0,24 1,16 2,48 0,30 0,03 0,46 0,54 0,79 0,97 0.24 1,54 2,42 0,32 0,03 0,36 0,52 0,75 0,96 0,26 1,24 2,43 032 0,03 0,39 0,580 0,82 0,89 0,56 1,22 2,40 0,34 0,03 0,38 0,42 0,88 0,86 0,24 1,20 2,45 0,35 0,03 0,35 0,49 0,86 0,81 0,15 1,23 2,43 0,32 0.03 0,38 0,52 0,81 0,68 0,28 1,26 + - - - - - - - +

Sumber: data diolah

Nilai LQ menggambarkan bagaimana kontribusi sektor-sektor ekonomi kedepan yaitu tahun 2015 sampai 2021. Dalam periode ini terdapat dua sektor yang berkontribusi besar terhadap perekonomian Kabupaten Karo yaitu sektor pertanian dan sektor jasa-jasa.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka penulis mengungkapkan beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Dari hasil analisis Tipologi Klassen dapat disimpulkan bahwa Pola pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karo dalam periode Tahun 2008- 2014 termasuk dalam klasifikasi relatif tertinggal.

2. Hasil analisis Overlay menunjukkan bahwa sektor ekonomi potensial di Kabupaten Karo dengan LQ dan nilai MRP positif selama periode 2008-2014 yaitu sektor Pertanian dan sektor Jasa – jasa.

3. Prospek sektor ekonomi di Kabupaten Karo berdasarkan deskripsi perekonomian melelui peramalan analisis trend tahun 2015-2021 yaitu sektor pertanian dan jasa-jasa merupakan sektor yang memiliki kontribusi besar dan pertumbuhan cepat dan tinggi.

5.2 Saran

Dari hasil analisis dan pembahasan, maka penulis memberikan saran kepada pihak – pihak yang membutuhkan yaitu sebagai berikut:

1. Pola pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karo yang relatif tertinggal dalam periode Tahun 2008-2014 harus diperbaiki dengan mengutamakan pengembangan sektor potensial/basis dengan tidak mengabaikan sektor non basis dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sehingga PDRB dan


(6)

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karo dapat ditingkatkan. Sebaiknya peluang untuk perusahaan jasa swasta lebih besar lagi, dan pemberdayaan masyarakat petani yang sudah ada seperti PNPM tetap diberdayakan.

2. Sektor Jasa – jasa dan sektor pertanian yang memiliki prospek yang baik untuk menjadi sektor potensial pada periode Tahun 2015-2021 sebaiknya dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Karo.