Prospek Pembangunan Sektor Pertanian di Kabupaten Deli Serdang

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Mubyarto, 1972. Pengantar Ekonomi Pertanian, Yogyakarta : LP3ES Nazir Moh, 2005. Metodologi Penelitian. Bogor : Ghalian Indonesia S Mulyadi, 2012. Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam perspektif

Pembangunan, Jakarta: RGP

Soekartawi, 1995. Pembangunan Pertanian, Jakarta : RGP

Sukirno Sadono, 2006, Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, Dan Dasar Kebijakan, Jakarta : Kencana

Sirojuzilam, 2015. Pembangunan Ekonomi Regional, Medan : USU Press Susanto, S 2008. Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah Beririgasi Yogyakarta : UGM

2013, Konsep Strategi Induk Pembangunan Pertanian 2013-2045, Biro Perencanaan Sekretariat Jendral. Jakarta: Kementrian Pertanian 2015, Rencana Strategis Kementrian Pertanian Tahun 2015-2019, Jakarta : Kementrian Pertanian

2001, Properda Propinsi Sumatera Utara Tahun 2001-2005, Sumatera Utara : Pemda Tk. I Sumatera Utara


(2)

KUESIONER UNTUK PETANI/PETERNAK DI KABUPATEN DELI SERDANG

( Prospek Pembangunan Sektor Pertanian di Kabupaten Deli Serdang)

Kuisioner ini dibutuhkan sehubungan dengan tugas dalam menyusun skripsi, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada perguruan tinggi. Penulis memohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I untuk menjawab pertanyaan yang ada.

I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :

2. Alamat :

3. Desa :

4. Kecamatan :

5. Umur :

6. Agama : 7. Jenis Kelamin : 8. Pendidikan :

9. Jumlah anggota keluarga: (Istri…...orang, anak……orang) 10.Jumlah tanggungan : ……orang

11.Pengalaman sebagai petani/peternak: ……tahun 12.Pekerjaan sampingan :


(3)

II. IDENTITAS LAHAN

1. Status lahan yang dikerjakan……….. 2. Jika menyewa, biaya sewa per Ha Rp……… 3. Luas lahan penanaman………Ha

4. Luas lahan penanam……….Ha

5. Setiap tahunnya ada penambahan/pengurangan lahan, jika ada sebutkan……….

III. IDENTITAS PRODUKSI

1. Panen yang dapat dilakukan per tahun adalah………..kali 2. Hasil produksi yang dapat diperoleh dlam satu kali panen…..ton 3. Pupuk atau obat yang digunakan:

a………kg, harga per kg nya Rp………..

b………kg, harga per kg nya Rp………..

c………kg, harga per kg nya Rp………..

d………kg, harga per kg nya Rp………..

e………kg, harga per kg nya Rp………..


(4)

4. Dalam penggunaan bibit, yang digunakan adalah: a………kg, harga per kg nya Rp………..

b………kg, harga per kg nya Rp………..

c………kg, harga per kg nya Rp………..

d………kg, harga per kg nya Rp………..

e………kg, harga per kg nya Rp………..

5. Jumlah tenaga kerja yang

diperlukan……….orang 6. Upah tiap tenaga kerja perhari Rp ……….

7. Adakah bantuan pemerintah dalam penanaman atau produksi, jika ada sebutkan………

a……… b……… c………

IV. IDENTITAS MODAL DAN PEMASARAN

1. Untuk mengerjakan lahan pertanian, modal yang diperoleh dari:


(5)

a. Modal sendiri

b. Pinjaman, sebutkan………

2. Jumlah modal awal adalah Rp………. 3. Jika modal adalah pinjaman, bunga pertahunnya

adalah……….%

4. Hasil produksi dijual ke: a.pasar

b.distributor c.koperasi

5. Sebutkan alasan mengapa kepada pihak tersebut,……… 6. Sebutkan harga jualnya Rp………./kg

7. Adakah kebijakan pemerintah terhadap pembangunan pertanian di dareah,jika ada sebutkan:

a……… b………

8. Sampai sejauh ini bagaimana peran pemerintah dalam menangani pemasaran hasil produksi pertanian :

a. Sangat baik b. baik c. Kurang baik d. tidak baik

9. Adakah peran pihak swasta dalam membantu produksi dan pemasaran hasil pertanian?

a. Ada b. Tidak ada


(6)

10.Adakah kerjasama antara pemerintah dengan pihak swasta dalam meningkatkan produktivitas hasil pertanian, jika ada


(7)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitiam adalah langkah dan prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini, metode penelitiannya adalah sebagai berikut:

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di kecamatan-kecamatan penghasil komoditi yang diekspor pertanian yang ada di Deli serdang yaitu daerah percut , batang kuis , tanjung morawa, Lubuk pakam. Tahapan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan. Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data perimer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara observasi dilokasi penelitian dan mengadakan wawancara langsung dengan responden. Wawancara ini berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disusun dengan masalah dan tujuan penelitian. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada, data sekunder dalam penelitian ini berfungsi sebagai data pendukung. Data yang dijadikan referensi diperoleh melalui Badan Pusat Statistik dan Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Kabupaten Deli Serdang.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi

Sugiyono (2011:90) mengemukakan populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri dari atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik


(8)

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh Petani yang bergerak di sektor pertanian Kabupaten Deli Serdang.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak dan dimana tiap unsur yang membentuk populasi diberi kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. (Sugiyono, 2011:93)

Dalam penarikan sample maka jumlahnya harus representive untuk nantinya hasil bisa digeneralisasi. Untuk memenuhi persyaratan tersebut diambil menggunakan rumus Slovin, yaitu:

n = � 1+��2

Keterangan:

n = Besar Sampel

N = Jumlah Petani di Deli Serdang

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (tolerance degree of error sampling) yaitu 10%


(9)

Dengan menggunakan rumus Slovin tersebut maka :

n = � 1+��2

n = 337 .382

1+ 337.382 (0,1)2

n = 337.382

1+337.382 (0,01)

n = 100 responden

Dari perhitungan tersebut didapat 100 orang. Dengan demikian sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 responden.

Penentuan jumlah sampel penelitian menggunakan teknik pengambilan sampel secara teknik sampel random sampling, yaitu suatu tipe sampling probabilitas. Teknik ini sangat populer dan banyak dianjurkan penggunaannya dalam proses penelitian. Pada teknik acak ini, secara teoritis, semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini merupakan teknik yang paling objektif, dibandingkan dengan teknik-teknik sampling yang lain.

3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak pertama yang menjadi objek penelitian . Data Primer dalam penelitian ini


(10)

diperoleh dari wawancara dan pengisian kuisioner terhadap para petani dan peternak di Kabupaten Karo yang dijadikan sampel penelitian.

2. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen-dokumen Dinas Pertanian, Bappeda, BPS Kabupaten Deli Serdang, seta beberapa sumber seperti, studi kepustakaan, penelusuran internet, sera sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data primer diperoleh dari hasil kuisioner.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya yaitu:

1. Observasi

Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti, dalam hal ini petani atau peternah di Kabupaten Deli Serdang.

2. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan mengadakan Tanya jawab dengan para petani atau peternak, pemerintah Kabupaten Deli Serdang.


(11)

Kuesioner adalah sutu teknik pengumpulan data atau informasi dengan cara member seperangkat pertanyaan tulis yang berkaitan dengan penelitian, yang diajukan kepada responden yaitu para petani atau peternak Kabupaten Deli Serdang.

4. Teknik Studi Kepustakaan

Dalam teknik studi kepustakaan ini, penulis mencatat dan mengumpulkan data atau literature yang berkaitan dengan permasalahan yang ada di dalam penelitian ini, yaitu diperoleh dari buku-buku, artikel, tulisan-tulisan ilmiah, Koran dan jurnal.

3.5. Metode Analisis

Data yang diperoleh dari poin diatas akan dianalisis dengan analisa deskriptif dengan menghubungkan teknik pengumpulan data baik library research maupun field research. Disamping itu juga dilakukan secara kualitatif.

3.6. Defenisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi tentang variable – variable yang digunakan dan menghindari terjadinya perbedaan penafsiran, maka penulis member defenisi dan batasan variabel operasional sebagai berikut :

1. Prospek Pembangunan Sektor Pertanian merupakan suatu potensi pertanian yang memiliki nilai dalam mendukung pembangunan ekonomi. 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah nilai tambah bruto

(gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah Kabupaten Deli serdang dalam jangka waktu lima tahun yaitu


(12)

2009 – 2013 baik berdasarkan harga berlaku maupun berdasarkan harga konstan.

3. PDRB sektor Pertanian, yaitu sektor pembentuk angka PDRB sektor pertanian yang mencakup 7 sektor utama.

4. Pertumbuhan ekonomi, yaitu dengan melihat PDRB sektor pertanian Kabupaten Deli serdang dilihat dari peningkatan produksi pertanian selama periode waktu lima tahun belakangan.

5. Pembangunan Ekonomi menunjuk pada peningkatan pemanfaatan sumber daya yang ada secara efisien.

6. Pengeluaran Pembangunan di Sektor Pertanian adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan program dan proyek pembangunan di sektor pertanian daerah Kabupaten Deli Serdang yang dinyatakan dalam milyar Rupiah.


(13)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskriptif Daerah Penelitian 4.1.1 Geografis Daerah

Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Deli Serdang berada pada 2°57’’ Lintang Utara, 3°16’’ Lintang Selatan dan 98°33’’ - 99°27’’ Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 500 m diatas permukaan laut. Kabupaten Deli Serdang menempati area seluas 2.497,72 Km yang terdiri dari 22 Kecamatan dan 394 Desa/Kelurahan Definitif.

Wilayah Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka, di sebelah selatan dengan Kabupaten Karo dan Simalungun, di Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Karo dan di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai dan Juga mengelilingi Kota Medan yang merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Deli Serdang memiliki posisi yang sangat strategis, karena berbatasan langsung dengan Selat Malaka, sebagai salah satu daerah lintas pelayaran paling sibuk di dunia. Kabupaten Deli Serdang juga merupakan bagian dari wilayah MEBIDANGRO (Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo) sehingga banyak peluang bisnis dan investasi potensial untuk dikembangkan.

Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan Lubuk Pakam dengan lokasi Kantor Pemerintahan yang berada pada 1 kompleks. Bupati Deli Serdang saat ini adalah


(14)

H. Ashasi Tambunan yang memimpin Kab. Deli Serdang pada periode 2014-2019.

4.1.2 Kondisi Iklim dan Topografi

Kabupaten Deli Serdang mempunyai 2 (dua) tipe musim yaitu : Musim Hujan dan musim panas (kering). Curah hujam terbanyak pada bulan September, Oktober, November dan Desember. Angin yang bertiup melalui daerah ini juga berbeda yakni angin laut dan angin pegunungan dengan kecepatan 0,68 meter/detik, sedangkan temperature rata-rata 26,7° dan kelembapan 84%.


(15)

1. Daratan Pantai : ± 63.002 Ha (26,30%) terdiri dari 4 kecamatan (Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, dan Pantai Labu). Jumlah Desa/Kelurahan dengan panjang pantai 65 km.

Potensi Utama adalah : Pertanian Pangan, Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar, Perikanan Laut, Pertambakan, Peternakan Unggas dan Pariwisata. 2. Dataran Rendah : ± 68,965 Ha (28,80 %) terdiri dari 11 kecamatan (Sunggal,

Pancur Batu, Namorambe, Deli Tua, Batang Kuis, Tanjung Morawa, Patumbak, Lubuk Pakam, Beringin, Pagar Merbau, dan Galang) dengan jumlah desa sebanyak 197 desa/kelurahan.

Potensi Utama adalah : Pertanian Pangan, Perkebunan Besar, Perkebunan Rakyat, Peternakan, Industri, Perdagangan dan Perikanan Darat.

3. Dataran Tinggi/Pegunungan : ± 111.970 Ha (44.90 %) terdiri dari 7 kecamatan (Kutalimbaru, Sibolangit, Biru-biru, STM Hilir, STM Hulu, Gunung Meriah Bangun Purba) dengan jumlah desa sebanyak 133 desa.

Potensi Utama adalah: Pertanian Rakyat, Perkebunan dan Peternakan.

4.1.3. Kondisi Demografi

Penduduk Kabupaten Deli Serdang terdiri dari berbagai suku bangsa antara lain : Melayu, Karo, Simalungun, Toba, Mandailing, Jawa, Minangkabau dan lain – lain yang pada umumnya memeluk agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Tahun 2012 jumlah penduduk Deli Serdang sebesar 1.845.615 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 739 jiwa per km2. (Deli Serdang Dalam Angka 2013). Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Deli Serdang dilihat dari


(16)

pendidikan formal yang dimiliki angkatan kerja adalah 25,96% tamatan SLTA; 24,32% tamatan SLTP; 27,05 % tamatan Sekolah Dasar dan 3,44% tamatan Perguruan Tinggi.

4.1.4. Potensi Wilayah

Secara geografis Kabupaten Deli Serdang terletak pada Wilayah Pengembangan Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara. Daerah ini memiliki karakteristik topografi dengan bentangan alam yang cukup bervariasi, mulai dari daratan pantai dan laut lepas, dataran rendah, bergelombang, berbukit hingga bergunung terjal. Secara ekonomi Kabupaten Deli Serdang terletak pada posisi yang sangat strategis karena:

a. Dekat dengan Selat Malaka

b. Mengelilingi Kota Medan sebagai Ibu Kota Propinsi Sumatera Utara dan pintu utama Perdagangan Internasioal.

c. Adanya kerjasama segitiga pertumbuhan antara Indonesia-Malaysia-Thailand (MT-GT)

Kondisi ini menjadikan Deli Serdang Sebagai daerah yang ideal untuk mengembangkan berbagai aktivitas ekonomi. Sumber daya alam yang dimiliki oleh Kabupaten Deli Serdang antara lain : Sumber Daya kelautan, pertanian, perkebunan, air permukaan (sungai), hutan, pertambangan dan pariwisata. Di Kabupaten Deli Serdang terdapat 5 (lima) sungai besar, yaitu Sungai Belawan, Deli, Belumai, Percut, dan Ular, dengan luas DAS 378.841 HA, yang kesemuanya bermuara ke Selat Malaka dengan hulunya berada di Kabupaten Simalungun, dan


(17)

Karo. Pada umumnya air sungai ini dimanfaatkan untuk mengairi areal persawahan sebagai upaya peningkatan produksi pertanian.

Sektor Pertanian yang meliputi sub sektor pertanian tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan, peternakan dan kehewanan, perikanan, dan kelautan serta kehutanan memberikan kontribusi cukup besar dalam perekonomian daerah Kabupaten Deli Serdang. Di subsektor pertanian tanaman pangan dan holtikultura, daerah Kabupaten Deli Serdang hingga saat ini merupakan salah satu lumbung beras dab memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap Provinsi Sumatera Utara.

4.2. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Deli Serdang

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu Negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode waktu tertentu. Pertumbuhan tersebut dapat dilihat dari perubahan jumlah produksi yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi,yang merupakan gambaran tingkat perubahan ekonomi di suatu daerah . Bagi suatu daerah hal ini merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang dicapai dan dapat digunakan sebagai alat menentukan arah kebijakan pembangunan selanjutnya.

Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat dari laju perubahan PDRB atas dasar harga konstan, dimana pada tahun 2013 kegiatan perekonomian Kabupaten Deli Serdang mengalami peningkatan yang sangat tajam yaitu sebesar 9,22 %, pertumbuhan yang sangat tajam ini dikarenakan efek dari


(18)

pembangunan Bandara Internasiomal Kuala Namu yang dibuka pada tahun 2013 sehingga mendorong distibusi PDRB Kabupaten Deli Serdang pada sektor pengangkutan meningkat tajam sebesar 190,02%. Jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya pertumbuhan PDRB Kabupaten Deli Serdang hanya 4,99 %.

Gambar 4.2 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Deli Serdang dan PDB Nasioanal Nasional Tahun 2011-2014

Dari gambar 4.2 dapat diketahui pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah dapat dilihat dari perubahan PDRB atas dasar harga konstan dan atas dasar harga berlaku, dimana pada tahun 2014 kegiatan perekonomian di Kabupaten Deli Serdang mengalami perlambatan tetapi masi di posisi 7,67 %.. Pertumbuhan ini mengalami penurunan dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2013 sebesar 9,22%. Tetapi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Deli Serdang masi lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara yang tumbuh sebesar 5,23% pada 2014.

Perekonomian yang tumbuh tinggi di Kabupaten Deli Serdang ini apabila diperkuat di bidang pertanian dan sumberdaya alam akan mampu meningkatkan


(19)

kesejahteraan masyarakat dengan kemampuan sektor-sektor lapangan usaha yang tumbuh melalui usaha sektor informal maupun formal. Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan distribusi pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regioanal dan melalui pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan kata lain arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik, disertai tingkat pemerataan yang sebaik mungkin.

Tabel 4.1.

Perkembangan PDRB Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010-2014

Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 – 2014

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010

(Milyar Rp) Pertumbuhan ( Milyar Rp) Pertumbuhan

2010 43.040,01 25,94% 43.040,01 -

2011 48.370,56 12,38% 45.257,73 5,15

2012 52.695,59 8,94% 47.513,87 4,99

2013 60.825,74 15,43% 51.892,42 9,22

2014 69.340,90 14,11% 55.870,48 7,67


(20)

Struktur dan perkembangan perekonomian Kabupaten Deli Serdang dari tahun 2010 – 2014 dapat diketahui dari data distribusi Produk Domestik Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku dan harga konstan Kabupaten Deli Serdang seperti diperlihatkan pada table 4.1, table 4.2 dan 4.3.

Gambar 4.3 PDRB perkapita Kabupaten Deli Serdang Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan (Ribu Rupiah) Tahun 2010-2014

Gambar 4.3 menunjukkan PDRB perkapita yang merupakan gambaran pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses produksi. PDRB per kapita diperoleh dengan cara membagi total nilai PDRB denngan jumlah penduduk pertengahan tahun. PDRB Kabupaten Deli Serdang atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 sebesar 25,37 juta rupiah dan meningkat sampai dengan 40,87 juta rupiah di tahun 2014. Apabila dilihat menurut harga berlaku dan harga konstan angka tersebut dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Jika dihitung atas dasar harga konstan 2010 dengan menghilangkan pengaruh kenaikan harga (inflasi), maka pada periode 2010-2014 terjadi peningkatan yang relative stabil, tahun 2014, PDRB pperkapita Kabupaten Deli Serdang mencapai 32,93 juta rupiah.


(21)

Tabel 4.2.

Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Deli Serdang Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan 2010

No Jenis Sarana 2010 2011 2012 2013 2014

1 Pertanian - 3,89 2,61 3,30 1,54

2 Pertambangan - 5,18 4,42 4,32 3,65

3 Industri - 3,41 2,97 4,57 3,63

4 Listrik, gas, dan Air bersih

- 15.02 10,62 10,99 7,67

5 Bangunan - 5,52 5,69 5,47 5,27

6 Perdagangan/Hotel dan Restoran

- 20,03 18,82 21,95 20,87

7 Pengangkutan Dan Komunikasi

- 14,04 13,06 190,02 69,96

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

-

26,25 33,72 26,95 9,29

9 Jasa – Jasa - 34.45 25,25 26,24 24,72

PDRB - 5,15 4,99 9,22 7,67

Tahun 2010-2014 (persen)


(22)

Tabel 4.3.

Distribusi PDRB Kabupaten Deli Serdang Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun 2010 - 2014 (persen)

No Jenis Sarana 2010 2011 2012 2013 2014

1 Pertanian 14,25 13,87 13,62 12,85 11,75 2 Pertambangan 0,90 0,91 0,95 0,90 0,89 3 Industri 36,81 37,00 36,08 34,01 32,87 4 Listrik, gas, dan Air

bersih

0,19 0,20 0,15 0,13 0,11

5 Bangunan 15,20 15,19 15,30 14,84 14,52 6 Perdagangan/Hotel

dan Restoran

22,03 21,03 20,68 16,04 15,66

7 Pengangkutan Dan Komunikasi

3,49 1,52 1,51 1,52 6,04

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

4,28 2,39 2,42 2,48 2,41

9 Jasa – Jasa 2,82 11,00 11,06 11,02 10,32

Jumlah 100 100 100 100 100


(23)

Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Deli Serdang merupakan indikator pertumbuhan ekonomi makro Kabupaten Deli serdang dalam suatu periode waktu tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah.

Tabel 4.1 memperlihatkan perkembangan PDRB Kabupaten Deli Serdang periode 2010-2014 . atas harga berlaku pada tahun 2010 sebesar 43.040,01 Milyar meningkat sampai dengan 69.340,90 Milyar pada tahun 2014 . Apabila dilihat dari harga berlaku dan harga konstan angka tersebut menunjukkan peningkatan. Sementara itu, jika dilihat dari perhitungan atas dasar harga konstan kenaikan PDRB dari sebesar 47.513,87 pada tahun 2012 menjadi 51.892,42 milyar pada tahun 2013. Dalam hal ini mengalami peningkatan sebesar 9,22 % . Dari data tersebut diketahui bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang periode 2010-2014 secara umum meningkat sebesar 6,75%. Dalam harga berlaku sektor pertanian merupakan terbesar ke empat . Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB dalam harga berlaku tercatat sebesar 14,25 pada tahun 2010 dan 11,75 pada tahun 2014 hal ini menunjukkan adanya penurunan kontribusi, sektor bangunan menggantikan pertanian dalam kontribusinya dalam PDRB yang sebelumnya pertanian ada di posisi ketiga. Melihat besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB sektor ini masi menjadi andalan menopang perekonomian Kabupaten Deli Serdang dan dalam menyerap tenaga kerja, hal ini sesuai dengan daerah Kabupaten Deli Serdang yang masi manjadi salah satu daerah penghasil utama tanaman bahan makanan dan tanaman perkebunan di


(24)

Sumatera Utara , dapat dilihat juga pertaniannya yang membentang di sekitarn daerah Deli Serdang. Kabupaten Deli Serdang juga diketahui mengelilingi Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara dengan berbagai fasiltas infrastruktur perhubungan baik darat, laut dan udara menjadikan daerah ini sebagai daerah utama juga pengembanga industri.

Dari sisi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat berdasarkan indikator pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk harga berlaku dimana pada tahun 2010 sebesar 43.040,01 Milyar meningkat sampai dengan 69.340,90 Milyar pada tahun 2014 atau meningkat rata-rata 15,36 % per tahun. Pendapatan per kapita Kabupaten Deli Serdang berdasarkan harga berlaku mengalami peningkatan dari Rp 23.920.841,87,- pada tahun 2010 menjadi Rp. 34.939.520,24,- pada tahun 2014, atau rata-rata kenaikan pertahun 11,71% per tahun. Pertumbuhan ekonomi meningkat dari 5,15% pada tahun 2011 menjadi 9,22 pada tahun 2013, atau meningkat rata-rata 6,75% pertahun.

4.3Perkembangan Sektor Pertanian Kabupaten Deli Serdang

Sektor Pertanian adalah penyumbang tebesar ketiga terhadap PDRB Kabupaten Deli Serdang hingga saat ini. Hal tersebut dapat dipahami karena daerah Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah pertanian yang memiliki lahan pertanian sangat subur. Kabupaten Deli Serdang terletak pada Wilayah Pengembangan Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara. Daerah ini memiliki karakteristik topografi dengan bentangan alam yang cukup bervariasi, mulai dari daratan pantai dan laut lepas, dataran rendah, bergelombang, berbukit hingga


(25)

bergunung terjal. Perkembangan ini dapat dilihat dari table 4.4 dimana pendapatan sektor pertanian setiap tahunnya mengalami peningkatan dari 2010-2014.

Tabel 4.4

Perkembangan PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010-2014

Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-1014

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2014

2010 6.134.939,32 6.134.939,32

2011 6.708.337,87 6.373.397,63

2012 7.178.467,63 6.539.915,15

2013 7.818.188,42 6.755.763,33

2014 8.149.166,70 6.859.950,11

Sektor Pertanian menjadi penyumbang ke tiga terbesar dalam perekonomian Kabupaten Deli serdang tidak terlepas dari komoditi pertanian yang menjadi andalan. Jenis tanaman yang dibudidayakan di Kabupaten Deli Serdang adalah jenis tanaman panngan, hortikultura dan perkebunan. Sebagai gambaran atas kegiatan pertanian Kabupaten Deli Serdang, perkembangan kegiatan pertanian dari tahun 2010-2014 adalah diuraikan seperti berikut ini.

Kabupaten Deli Serdang masi menjadi sentra pertanian di Sumatera Utara. Sebagai salah satu daerah yang menjadi lumbung padi Sumatera Utara dalam memenuhi kebutuhan pangan daerah.


(26)

Tabel 4.5

Luas Tanaman dan Produksi Padi Ladang dan Sawah (Ha/Ton) Kabupaten Deli Serdang

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1 Luas panen padi ladang

293 924 280 363 445

2 Luas panen padi sawah

84.582 84.286 80.508 79.741 74.481

3 Produksi padi ladang

748 2947 794 1339 1372

4 Produksi Padi Sawah

441.897 445.598 446.055 448.462 423.060

Total 527.520 533.755 527.637 529.905 499.358

Sumber : BPS Kabupaten Deli Serdang 2016

Sampai saat ini tanaman pangan khususnya padi dari daerah Kabupaten Deli Serdang masi menjadi andalah daerah ini, sebagai produk pertanian yang memiliki produksi terbesar di Kabupaten Deli Serdang bahkan di Sumatera Utara. Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah pemasok padi kedua terbesar di Sumatera Utara untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Sumatera Utara. Dari table 4.5 dapat dilihat bahwa luas tanam padi ladang dari tahun 2010 sampai 2014 mengalami penurunan drastis dari tahun 2011 ke 2012 sebesar 924ha


(27)

menjadi 280ha tetapi ditahun selanjutnya hingga tahun 2014 mengalami kenaikan luas panen kembali naik menjadi 445 hadi tahun 2014.Untuk produktivitas padi ladang dapat dilihat berturut – turut dari tahun 2010 sampai dengan 2014 adalah 2947 ton/ha; 794 ton/ha; 1339 ton/ha; 1372 ton/ha. Sementara itu produktivitas padi sawah berturut-turut tahun 2010 sampai dengan 2014 adalalah 445.598 ton/ha; 446.055 ton/ha; 448.462 ton/ha; 423.060 ton/ha; dari data dapat diketahui bahwa produksi padi sawah lebih dominan dibandingkan padi ladang. Dari perkembangan produktivitas tersebut diatas dapat dilihat bahwa ada terjadi peningkatan produktivitas yang mencerminkan adanya pengarauh keterampilan dalam budidaya tanaman padi mengingat lahan yang semakin berkurang tetapi produksi yang terus meningkat yang artinya program – program pengembangan sektor pertania dari pemerintah berjalan dengan sukses dalam upaya peningkatan produksi tanaman padi.

Dari jenis tanaman umbi-umbian, tanaman ubi kayu dan jagung merupakan tanaman yang paling dominan dimana pada tahun 2010 luas pertanaman jagung tercatat 23.204 Ha, dan pada tahun 2014 seluas 16.000 ha. Walaupun terlihat adanya fluktuasi luas pertanaman jagung dari tahun 2010 hingga tahun 2014 namun jenis tanaman jagung tetap sebagai tanaman terluas dalam tanaman umbi-umbian. Perkembangan luas dan produksi tanaman umbi-umbian dimaksud selengkapnya dapat dilihat dari table 4.6.


(28)

Tabel 4.6

Luas Tanam (Ha) dan Produksi Palawija(Ton) Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010-2014

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1 Luas Panen

Jagung

23.321 23.204 16.168 14.962 16.000

2 Luas Panen

Ubi Kayu

2833 5.418 5.670 7.128 4985

3 Luas Panen

Ubi Jalar

353 284 369 243 198

4 Luas Panen

Kacang Tanah

410 510 393 307 262

5 Luas Panen

Kacang Kedelai

1279 1.718 1.388 792 124

6 Luas Panen

Kacang Hijau

317 347 268 144 117

7 Produksi

Jagung

71.085 85.405 72.119 72.307 88.009

8 Produksi Ubi

Kayu

60.582 116.834 121.396 253.301 178.790

9 Produksi Ubi

Jalar

4.454 3.452 4.559 2.990 2.577

10 Produksi

Kacang Tanah

603 466 344 293 264


(29)

Kacang Kedelai

12 Produksi

Kacang Hijau

312 388 301 165 140

Sumber : BPS Kabupaten Deli Serdang 2016

Perkembangan produksi ubi kayu di Kabupaten Deli serdang adalah sebagai berikut: pada tahun 2010 produksi jagung adalah sebesar 80.405 ton, pada tahun 2011 sebesar 116.834 ton, tahun 2012 sebesar 121.396 ton, tahun 2013 produksi ubi kayu sebesar 253.301 ton, dan 2014 produksi ubi kayu 178.790 ton. Produksi ubi kayu terlihat fluktuatif sesuai dengan fluktuasi luas penanamannya dan kondisi musim. Selain Ubi Kayu Produksi jadung dikabupaten Deli Serdang juga termasuk yang dapat diperhitungkan karena terlihat fluktuatif sesuai luas lahan tahun 2010,2011,2012,2013,berturut – turut adalah 80.990 ton, 85.405 ton, 72.119 ton, 72.307 ton, dan meningkat pada 2014 menjadi 85.009 ton. Bila dilihat dari produktivitas ubi kayu per unit luas lahan tanaman maka terlihat adanya peningkatan produksi yakni pada tahun 2010 produksi rata-rata per hektar adalah 213,84 ton/ha, pada tahun 2011 menjadi 215,64 ton/ha, dan pada tahun 2014 menjadi 358,66 ton/ha.

Kabupaten Deli Serdang juga cukup terkenal sebagai penghasil sayur-sayuran. Jenis sayur-sayuran yang dihasilkan dari Kabupaten Deli Serdang adalah cabai besar, kacang panjang, sawi, tomat, cabe rawit dan lain sebagainya. Perkembangan produksi sayur-sayuran di Kabupaten Deli Serdang dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 selengkapnya dapat dilihat dari table 4.7. Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa produksi sayur-sayuran di Kabupaten Deli Serdang


(30)

dari tahun 2010 hingga tahun 2014 berfluktuasi yakni pada tahun 2010 produksi Cabai Besar sebesar 11.994 ton, tahun 2011 meningkat tajam mennjadi 135.478 ton, tahun 2012 menurun menjadi 107.863 ton dan pada 2013 menurun menjadi 23.912 ton, pada tahun 2014 meningkat kembali menjadi 45.489 ton. Kecenderungan penurunan drastis produksi sayur sayuran disebebkan oleh beberapa factor seperti adanya penyakit, kondisi iklim, kondisi pasar serta konversi lahan pertanian.

Tabel 4.7

Perkembangan Produksi Sayur-sayuran (Ton) Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011-2014

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1 Cabai Besar 11.994 135.478 107.863 23.912 45.489

2 Kacang

Panjang

10.016 153.150 101.637 32.770 59.433

3 Sawi 5669 61.668 34.271 45.298 54.910

4 Tomat 172 1598 2546 533 3.490

5 Cabe Rawit - 12.563 18.926 1347 15.022

6 Bayam 3275 38.568 32.590 29.080 34.848

7 Timun 12.720 146.481 84.796 37.941 70.666


(31)

9 Buncis 253 1623 1366 50 895

10 Kangkung - 48.623 50.230 31.021 56.816

11 Melon - 19.254 14.834 4748 8660

12 Semangka - 511.995 133.731 53.250 94.150

Sumber : BPS Kabupaten Deli Serdang 2016

Jenis tanaman lainnya juga yang cukup banyak dihasilkan petani di Kabupten Deli Serdang ialah tanaman buah - buahan seperti alvokat, mangga, duku langsat, Pisang dan lain sebagainya. Pisang merupakan komoditi andalan deerah Kabupaten Deli Serdang termasuk yang paling dominan diantara komoditi buah-buahan yang lain. Perkembangan produksi buah-buah-buahan di Kabupaten Deli Serdang dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Perkembangan Produksi Buah-Buahan (Ton) Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011-2014

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1 Alvokat 825 5628 6826 4260 3160

2 Mangga 7919 27.079 28.008 29.361 28.162


(32)

4 Duku Langsat 8.807 75.850 83.998 75.578 31.202

5 Jeruk Siam 6803 18.713 5.653 3.897 2770

6 Durian 12.369 61.528 104.180 59.936 49.497

7 Jambbu Biji 19.464 135.277 93.723 48.788 40.902

8 Jambu Air 1.616 13.046 14.055 11.002 7565

9 Sawo 1.044 7.436 5.939 5.421 6.264

10 Pisang 241.966 1.621.329 422.488 367.431 298.305

11 Manggis 3675 29.598 48.201 30.808 35.958

12 Nangka 3618 17.382 15.403 15.158 10.645

13 Sirsak 466 2.807 3.318 2738 1816

14 Belimbing 3476 25.868 43.173 21.191 10.069

15 Sukun 128 1003 822 974 1182

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa produksi buah-buahan dari tahun 2010 hingga tahun 2014 berflluktuasi yakni pada tahun 2010 produksi pisang 241.966 ton, dan mengalami kenaikan pada tahun 2011 menjadi 1.621.329 ton, pada tahun 2012 menurun menjadi 422.488 ton, produksi 2013 dan 2014 berturut-turut menjadi 367.431 ton dan 298.305 ton. Penurunan produksi disebabkan oleh bekurangnya


(33)

luas lahan akibat dibangunnya bandara kuala namu internasioana, adanya penyakit, serta kondisi iklim yang kurang baik.

Dalam rangka meningkatkan konsums protein hewani yang bersumber dari ternak dan hasil ikutannya di Kabupaten Deli Serdang, pemerintah daerah selalu meningkatkan produksi ternak baik melalui pembinaan lapanngan maupun melalui bantuan-bantuan yang diberikan kepada masyarakat. Dari table dibawah ini dapat di lihat populasi ternak Kabupaten Deli Serdang dari tahun 2010 sampai dengan 2014 sebagaimana terlihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Perkembangan Populasi Ternak Rakyat (Ekor) Tahun 2010-2014

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1 Sapi

Perah

2.810 1.856 2045 - 1995

2 Sapi

Potong

65.270 72.060 78.995 - 88.200

3 Kerbau 7.262 4.636 3.846 - 4013

4 Kambing 72.499 92.059 101.858 - 127.706

5 Domba 54.391 65.312 73.530 - 53.705

6 Babi 67.629 66.436 64.671 - 55.547


(34)

8 Itik 236.064 250.472 363.451 - 313.822

Sumber : BPS Kabupaten Deli Serdang 2016

Dari tabel 4.9 di atas dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) jenis ternak yaitu Ruminansia Monogastrik dan jenis unggas. Sedangkan Ruminansia dibagi menjadi 2 (dua) yaitu Ruminansia besar (sapi potong, sapi perah, kerbau), Ruminansia kecil (kambing, domba), Sedangkan yang termasuk Monogastrik adalah ternak babi dan yang termasuk unggas adalah ayam dan itik. Apabila dilihat dari kecenderungan peningkatan populasi ternak di Kabupaten Deli Serdang dari tahun 2010 ke tahun 2014. Populasi ternak Ruminansia sebesar 75.342 ekor pada tahun 2010, dan meningkat pada tahun 2011 menjadi 78.552 ekor. Pada ternak itik juga terjadi peningkatan populasi yaitu pada tahun 2010 236.064 ekor dan meningkat terus hingga pada tahun 2014 menjadi 313.822 ekor. Dalam rangka meningkatkan pendapatan dan konsumsi protein hewani yang bersumber dari ikan Kabupaten Deli Serdang telah diupayakan pengembangan perikanan air tawar yang terdiri dari intensifikas, dan ekstensifikasi kolam air tenang dan pengembangan perikanan tangkap berupa budidaya dipantai termasuk didalamnya di dalamnya intensifikasi perikanan tangkap. Perkembangan populasi ikan di Kabupaten Deli Serdang dari tahun 2010 hingga tahun 2014 selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.10


(35)

Tabel 4.10

Produksi Ikan Menurut Tempat Pemeliharaannya Tahun 2010-2014

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1 Laut 19.157,60 20.322,40 20.410,66 20.913,92 21.638,67 2 Tambak 384,89 2250,00 2078,02 4058,38 5145,76 3 Kolam 4.501,22 6.893,36 27.512,68 33.997,76 45.095,02

4 Perairan

Umum

254,43 239,02 310,82 319,06 319,2

Sumber : BPS Kabupaten Deli Serdang 2016

Dari tabel 4.10 tersebut dapat dilihat bahwa secara umum produksi ikan dikabupaten Deli Serdang kecenderungan meningkat, hal ini dapat dilihat dari produksi ikan kolam pada tahun 2010 sebesar 4.501,22 ton, meningkat pada tahun 2011 menjadi 6.893,36 ton, dan terus meningkat hingga pada tahun 2014 produksi mencapai 45.095,02 ton. Kecenderungan peningkatan juga diikuti produksi ikan laut,tambak dan perairan umum yang terus naik. Dari kondisi tersebut dapat dilihat fenomena ini dipengaruhi oleh panjangnya garis pantai yang membentang sepanjang 95 km di Kabupaten Deli Serdang mencakup : Pantai Cermin, Perbaungan, Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin dan Bandar Khalifah.Selain itu juga dipengaruhi oleh permintaan ikan lokal yang juga terus meningkat mengingat di masyarakat ikan merupakan hidangan yang sehat.


(36)

Jumlah Nelayan Kabupaten Deli Serdang baik nelayan laut waktu penuh dan nelayan laut waktu sambilan cenderung meningkat setiap tahunnya. Dimana pada tahun 2010 nelayan laut waktu penuh sebanyak 9629 orang , pada tahun 2011 meningkat menjadi 9.799. Sedangkan jumlah petani yang menekuni bidang perikanan cenderung stabil dan beberapa ada yang menurun. Jumlah rumah tangga (petani) yang menekuni perikanan dari tahun 2010 sampai dengan 2014 adalah seperti yang terlihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11

Banyaknya Rumah Tangga Perikanan (RTP) Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010-2014

No Jenis Usaha 2010 2011 2012 2013 2014

1 Nelayan Laut (waktu penuh)

9.629 9.799 9.811 9.811 9.813

2 Nelayan Laut (waktu sambilan)

3.841 3.840 3.860 3.937 3.942

3 Nelayan

Perairan umum

284 264 269 280 263

4 Petani Ikan 1.148 - 2284 2.284 2.214


(37)

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu sentra perkebunan di Sumatera Utara. Komoditi penting yang menjadi andalan perkebunan Di Sumatera Utara adalah karet, Kelapa Sawit, coklat dan kelapa.Perkembangan produksi perkebunan Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12

Perkembangan Produksi Perkebunan (Ton) Kabupaten Deli Serdang 2010-2014

No Uraiain 201 0 2011 2012 2013 2014

1 Kelapa

Sawit

36.904,74 39.719,72 210.507,50 42.938,40 46.326,78

2 Kulit

manis

75,07 73,19 73,50 62,56 84,90

3 Pinang - - - 1075,68 447,77

4 Kemiri - - - 461,39 -

5 Gambir - - - 8,23 11,00

6 Aren - - - 378,64 362,81

7 Kopi 571,68 530,38 520,70 398,50 403,35 8 Tebu 2728,59 1.189,96 1.190,02 - 1.435,00

9 Kelapa 2697,59 3.013,28 3.227,16 3.068,14 2794,69


(38)

Pada tabel dapat diketahui produksi kelapa sawit (minyak sawit) 2010 sebesar 36.904,74 ton dengan total luas tanaman 13.998,30 ha,meningkat pada 2011 produksi kelapa sawit menjadi 39,719,72 ton dengan total luas tanaman 14,069,2 ha.pada tahun 2013 produksi kelapa sawit meningkat tajam menjadi 210.507,50 ton dan pada tahun 2014 turun menjadi 42.938,40 ton dan naik lagi di tahun 2014 menjadi 46.326,78 ton.Produksi tanaman kelapa di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2010 mencapai 2.697,59 ton dengan luas tanaman mencapai 4.118,00 ha, pada tahun 2011 produksi meningkat menjadi 3013,28 ton dengan luas tanaman yang menurun 3,957,25 ha. Produksi dan luas lahan cenderung berfluktuasi dipengaruhi kemajuan teknologi pertanian meskipun luas lahan menurun namun produksi tetap meningkat.

4.3.1. Gambaran Sektor Kehutanan Kabupaten Deli Serdang

Luas wilayah administrasi Kabupaten Deli Serdang adalah 249.772 ha dan 59.893 ha (24%) diantaranya adalah hutan. hutan lindung tersebar seluas 21.939 ha, hutan produksi seluas 3.072 ha, hutan produksi terbatas seluas 8.664 ha dan hutan konversi seluas 26.218 ha. Menurut fungsinya hutan dibagi menjadi hutan suaka marga satwa, hutan lindung, hutan konversi dan hutan wisata. Persentase luas hutan dapat dirinci atas 36,63 % hutan lindung, 14,47 % hutan produksi terbatas, 5,13 % hutan produksi, dan 43,77 % hutan konversi.


(39)

Tabel 4.13

Luas Lahan Tanam, Luas Panen, dan jumlah Produksi Tanaman Pangan dan Perkebunan di Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2009-2014

Tahun Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)

2009 136.934,64 130.308,93 666.684,77

2010 137.289,63 130.536,93 627.503,95

2011 143.592,26 135.754,70 704.378,49

2012 135.335,45 128.520,40 703.287.81

2013 132.813,73 126.355,93 833.665,50

2014 132.666,60 125.110,55 757.812,55

Produksi padi sawah Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2009-2013 menngalami peningkatan. Produksi tertinggi yaitu pada periode tahun 2013 dengan produksi sebesar 448.462 ton ( peningkatan sebesar 0,54 persen). Peningkatan produksi pada tahun 2013 disebabkan oleh meningkatnya produktivitas. Dari sisi produktivitas, dari sisi produktivitas, produktivitas padi sawh dikabupaten ini setiap tahun meningkat. Pada tahun 2013 produktivitas padi sawah mencapao 56,24 kuintal/ha.Tanaman padi lading pada 2013 mengalami kenaikan luas panen. Sehingga produksi padi lading pada tahun 2013 sebesar 1.339 ton atau naik 68,64 persen disbanding tahun sebelumnya. Produksi jagung Deli serdang pada tahun 2013 mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,26 persen disbanding tahun sebelumny. Produksi ubi jalar Kabupaten Deli serdang tahun 2013 2.990 ton,


(40)

turun jika dibandingkan produksi tahun 2012. Penurunan produksi disebabkan bekurangnya luas panen sebesar 34,15 %. Luas Panen ubi kayu tahun 2012 sebesar 5.670 Ha. Sejalan dengan itu produksi ubi kayu Kabupaten Deli Serdang naik dari 121.396 ton, tahun 2012 menjadi 253.301 ton pada tahun 2013. Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2013 merupakan produsen padi terbesar di Sumetera Utara dengan produksi terbesar 449.801 ton.

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu sentra perkebunan di Sumatera Utara. Komoditi penting yang dihasilkan perkebunan di Kabupaten ini adalah karet, kelapa sawit, coklat dan kelapa.Produkasi perkebunan karet rakyat mengalami kenaikan dari 3.944,57 ton pada tahun 2012 menjadi 4.215, 25 ton pada tahun 2013. Kecamatan STM hulu masih merupakan kecamatan penghasil karet terbesar di Kabupaten Deli Serdang. Tanaman kelapa sawit perkebunan rakyat ditanam disebagian besar kecamatan di Kabupaten Deli Serdang dengan produksi kelapa sawit tahun 2013 sebesar 42.938,40 ton dengan total luas tanaman 14.748 ha.

4.4. Program Pembangunan Sektor Pertanian Kabupaten Deli Serdang 4.4.1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Program Peningkatan Kesejahteraan petani bertujuan untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat petani pedesan , sasaran dalam program ini adalah meningkatnya produksi, produktivitas pertanian perkebunan dan peternakan indikator keberhasilan program ini dapat dilihat dari tingkat produksi hasil pertanian, perkebunan, peternakan yang meningkat sehingga dapat menjadi


(41)

ukuran kesejahteraan petani daerah Kabupaten Deli Serdang dilihat dari segi pendapatannya yang menigkat.

Kegiatan pokok program ini meliputi:

1. Penyelenggaraaan program penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agribisnis

2. Program Peningkatan kemampuan lembaga petani dengan terbinanya kelembagaan P3A (Perkumpulan Petani Pengguna Air) dan GP3A (Gabungan Perkumpulan Petani Pengguna Air).

4.4.2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) Program ini bertujuan untuk meninngkatkan produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan dan peternakan dalam pengembangan peningkatan ketahanan pangan yang dalam kerangka kerja pemerintahan jokowi merupakan salah satu rencana kerja periode pemerintahannya yang terkandung dalam nawacita.

Sasaran program ini meliputi :

1. Tersedianya data potensi produksi dan produktivitas tanaman pangan, perkebunan dan holtikultura yang sudah berjalan pada tahun 2014,2015,2016 masing masing berturut turut tersedia sebanyak 15 set, 32 set dan 32 set.


(42)

3. Terlaksananya pembinaan dan pengawasan pupuk pada kios - kios penyalur hal ini sudah berjalan di 22 kecamatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang.

4. Terbinanya desa percontohan di yang sudah berjalan di 22 kecamatan Kabupaten Delli serdang

5. Terbinanya penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian program ini sudah berhasil diberikan kepada 400 petani dan dana yang dikeluarkan sebesar 57 juta rupiah.

6. Terlaksananya pengembangan intensifikasi tanaman pangan dan holtikultura sudah berhasil berjalan satu paket dengan pendanaan sebesar 176,4 juta rupiah.

7. Tersedianya bibit tanaman pertanian dan tanaman perkebunan pada tahun pertama percobaan sudah berhasil di 21.000 polybag di 2 kebun dengan pendanaan sebesar 243,5 juta rupiah.

8. Terpantaunya harga pasar komoditas pertanian yang sudah berhasil dipantau di 10 kecamatan dengan pendanaan sebesar 25 juta rupian (2014) dan meningkat di 13 kecamatan dengan pendanaan sebesar 30 juta rupiah (2015).

9. Tersedianya sarana jalan produksi dan terlaksananya penanganan hama kumbang kelapa jamur akar putih serta intensifikasi taaman karet; terbinanya kelembagaan alsintan, koordinasi pangan organik dan agribisnis tanaman pangan dan hortikultura yang sudah berjalan 3,6km


(43)

tersedianya sarana jalan produksi dan penanganan hama kepada 129 orang dan pendanaan sebesar 1.095,5 juta rupiah.

10.Terlaksananya monitoring dan evaluasi terhadap penangkar sudah berjalan sebanyak 2 kali dengan pendanaan sebesar 60 juta rupiah.

Kegiatan pokok program ini adalah: (1) penyusunan data base potensi produksi pangan; (2) laporan berkala kondisi ketahanan pangan daerah; (3) monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian; (4) pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan; (5) penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian; (6) pengembangan intensifikasi tanaman pangan dan hortikultura; (7) pengembangan pembenihan dan pembibitan; (8) pengembangan sistem informasi pasar; (9) peningkatan produksi,produktivitas dan mutu produk perkebunan, produk pertanian; (10) monitoring, evaluasi dan pelaporan.

4.4.3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian dan Perkebunan

Program ini bertujuan agar pemasaran hasil produksi pertanian dan perkebunan di Kabupaten Deli Serdang semakin meningkat.Sasaran program ini adalah: (1) Tersedianya sarana JUT yang sudah berhasil di bangun sepanjang 20.900 meter yang mengeluarkan dana sebesar 6.543 ribu juta rupiah; (2) Tersedianya media informasi unggulan dan andalan Kabupaten deli serdang yang memakan pembiayaan sebesar 420 juta rupiah; (3) Efek dari hal tersebut diatas sehingga dapat berimbas kepada meningkatnya kestabilan harga komoditi unggulan.


(44)

1. .Pembangunan sarana dan prasarana pasar di kecamatan atau pedesaan untuk memaksimalkan produksi hasil pertanian dan perkebunan.

2. Dilakukannya promosi atas hasil produksi pertanian dan perkebunan unggulan daerah.

3. Penyuluhan dan pemasaran produksi pertanian dan perkebunan guna menghindari tengkulak dan system ijon.

4.4.4. Program Peningkatan Produksi Pertanian dan Perkebunan

Program ini bertujuan untuk meningkatkan produksi baik pertanian maupun perkebunan agar lebih maksimal, sehingga dapat membantu tersusunnya perencanaan, pengawasan kegiatan APBN/TP atau APBN tentang pertanian, tersedianya JITUT, JIDES, Irigasi air tanah dangkal, irigasi tanah dalam, taxi pump dan pompa yang sudah berjalan di Kabupaten Deli serdang saat ini sepanjang 8.530 meter gabungan JITUT, JIDES, Irigasi air tanah dangkal, dan irigasi tanah dalam. Dan 28 unit keseluruhan untuk taxi pump dan pompa yang disediakan setiap tahunnya dan mengelurkan dana pemerintah sebesar 12.397 juta rupiah, tersedianya bibit unggul pertanian dan perkebunan sebanyak 171.300 batang dengan pembiayaan sebesar 2.247 juta rupiah , dan tersedianya data potensi produksi dan produktivitas tanaman perkebunan sebanyak 32 set dengan pendanaan sebesar 50,1 juta. Kegiatan pokok program ini adalah :

1. Penyuluhan peningkatan produksi pertanian dan perkebunan 2. Penyediaan Sarana Produksi Pertanian dan Perkebunan 3. Pengembangan Bibit Unggul Pertanian dan Perkebunan


(45)

4. Sertifikasi bibit unggul pertanian dan perkebunan 5. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

4.4.5. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

Program ini bertujuan agar Terselenggaranya pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak, sasaran program ini adalah (1) Tersedianya data potensi populasi dan produksi peternakan; (2) Tersedianya obat-obatan ternak. Kegiatan pokok dari program ini adalah :

1. Pendataan masalah peternakan kegiatan yang sudah berjalan menghasilakan rata-rata 26 set data setiap tahun dengan biaya 50,6 juta 2. Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak program

yang berjalan telah mensuply rata-rata 15 jenis obat pencegahan penyakit menular ternak dengan pembiayaan yang cukup besar sebanyak 1,952,5 juta rupiah.

4.4.6. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

Program peningkatan produksi hasil peternakan dibuat dengan tujuan agar produksi hasil peternakan semakin meningkat secara berkelanjutan mengikuti era dewasa ini yang kebutuhan akan ternak dimasyarakat semakin meningkat, sasaran program ini yaitu : (1) terlaksananya pengadaan pertapakan tanah karantina ternak; (2) tersedianya pakan ternak di BPP Tanjung Morawa; (3) tersedianya bibit ternak untuk masyarakat; (4) terlaksananya Pelatihan penerima ternak pemerintah; (5) tersedianya vaksin ternak; (6) terlaksananya pelatihan petani


(46)

peternak dalam kegiatan agribisnis peternakan; (7) tersedianya data ternak bantuan pemerintah. Kegiatan pokok dari program ini adalah:

1. Pembangunan sarana dan prasarana Pembibitan ternak

2. Pembibitan dan perawatan ternak saat ini sudah berjalan sebanyak 11.880 kg bibit dengan pembiayaan sebesar 46,2 juta setiap tahunnya

3. Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat dari kegiatan yang berjalan sampai sekarang sudah mendistribusikan 6.170 ekor ternak dengan pembiayaan 2.150,5 juta rupiah rata-rata setiap tahunnya.

4. Penyuluhan pengelolaan bibit ternak yang didistribusikan kepada masyarakat kegiatan ini sudah berjalan kepada 125 orang dan mengeluarkan dana sebesar 64,5 juta rupiah.

5. Pembelian dan pendistribusian vaksin dan pakan ternak sekarang ini sudah diberikan kepada ternah sebanyak 25.900 dosis dengan pembiayaan pertahun sebesar 235,4 juta rupiah.

6. Pengembangan Agribisnis Peternakan sudah berjalan kepada 65 orang dan dengan biaya pertahun sebesar 207,7 juta rupiah.

7. Monitoring, evaluasi dan pelaporan sudah tercantum dalam lima buku yang berisikan data ternak bantuan pemerintah dengan pembiayaan 92,8 juta pertahun.

4.4.7. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan

Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan bertujuan agar pemasaran hasil produksi peternakan dapat meningkat, sasaran program ini adalah


(47)

(1) Tersedianya media informasi bagi masyarakat tentang hasil produksi peternakan; (2) Tersedianya Informasi Harga Hasil Produk Peternakan; (3) Terlaksananya penyuluhan mutu hasil peternakan; (4) Terpantaunya Mutu Pakan Ternak dan DOC yang Dipasarkan. Kegiatan pokok dari program ini adalah:

1. Promosi atas hasil produksi peternakan unggulan daerah yang suah berjalan saat ini sebanyak 5 kegiatan promosi produksi unggulan yang memakan pendanaan sebesar 48,6 juta.

2. Pengolahan informasi permintaan pasar atas hasil produksi peternakan masyarakat kegiatan ini sudah berlangsung di 5 kecamatan dengan pembiayaan rata-rata 75 juta pertahun.

3. Penyuluhan kwalitas dan teknis kemasan hasil

4. Monitoring, evaluasi dan pelaporan terpantaunya mutu ternak yang dipasarkan saat ini kegiatan berjalan sudah mendapatkan rata-rata 170 sampel, di 5 kecamatan dan 8 perusahaan perternakan dengan pembiayaan sebesar 214,6 juta rupiah.

4.4.8 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan

Program peningkatan penerapan teknologi peternakan ini bertujuan agar penerapan para peternak akan teknologi peternakan yang semakin canggih dapat semakin terdoktrin di mindset peternak Kabupaten Deli Serdang , sasaran program ini adalah agar tersedianya teknologi peternakan tepat guna seperti motor roda 3 (tiga) APPO, biogas, frozen semen dan N2 cair, kegiatan pokok yang dilakukan program ini adalah pengadaan sarana dan prasarana teknologi


(48)

peternakan yang tepat guna dari program ini sudah berhasil dibagikan 4 unit motor rodah tiga, 20.000 straw dan 10.000 liter frozen dan N2 cair.

4.5. Langkah Strategis Memanfaatkan Keunggulan Komperatif

Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang memiliki visi yang jauh ke depan agar dapat mendorong terlaksananya permbangunandaerah di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakatKabupaten Deli Serdang. Visi Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang adalah : “PERTANIAN YANG MAJU DAN BERDAYA SAING BERBASIS AGRIBISNIS”Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut :

1. PERTANIAN YANG MAJU DAN BERDAYA SAING memiliki makna bahwa dinas pertanian ingin mewujudkan pertanian sesuai dengan perkembangan teknologi guna menghasilkan produk pertanian yang berkualitas serta mampu bersaing di pasaran.

2. BERBASIS AGRIBISNIS mengandung makna bahwa kegiatan pertanian Kabupaten Deli Serdang mulai dari tingkat off farm sampai on farm

dilakukan oleh petani secara mandiri dan berkelanjutan.

Untuk mencapai visi tersebut Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang menetapkan beberapa misi yang akan dilaksanakan. Misi tersebut adalah :

1. Mewujudkan Ketersediaan Pangan yang Berkelanjutan;

2. Meningkatkan Daya Saing Produk Pertanian, Perkebunan dan Peternakan; 3. Memberdayakan Petugas dan Masyarakat serta Mendorong Partisipasi

Aktif Seluruh Stakeholder;

4. Mewujudkan Pertanian yang Maju, Mandiri dan Sejahtera.

Pada RPJMD 2014-2019 strategi yang dikembangkan adalah strategi pengembangan sektor perdagangan/jasa dan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal. Namun demikian secara khusus untuk mencapai sasaran jangka menengah


(49)

Renstra Pertanian di atas maka ditetapkan beberapa strategi pembangunan pertanian yaitu :

1. Meningkatkan produktivitas tanaman pertanian;

2. Meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana produksi tanaman pertanian

3. Meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan rakyat;

4. Meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana produksi tanaman perkebunan rakyat;

5. Meningkatkan populasi ternak dan produksi daging;

6. Meningkatkan pengembangan sarana prasarana produksi peternakan;

7. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian, perkebunan dan peternakan;

8. Meningkatkan pemasaran hasil pertanian, perkebunan dan peternakan; 9. Optimalisasi kelembagaan petani dan meningkatkan SDM pertanian; 10. Pengembangan teknologi pertanian, perkebunan dan peternakan.

4.6. Perkembangan Pengeluaran Pembangunan Pada Sektor Pembangunan di Kabupaten Deli Serdang

Perkembangan pengeluaran pemerintah dalam pembangunan pertanian walaupun bukan menjadi posisi utama pada pengeluaran pemerintah namun sektor pertanian mengalami peningkatan pembiayaan dalam tahum-tahun terakhir. Peningkatan itu sendiri sebagai upaya pemerintah dalam membangun potensi sektor pertanian dalam melaksanakan program Nawacita di bidang pertanian yang dicanangkan pada pemerintahan jokowi pada saat ini.


(50)

Tabel 4.16.

Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Daerah Kabupaten Deli serdang di Sektor Pertanian

Tahun 2006 (puluh juta rupiah)

Tahun Pengeluaran Pemerintah Sektor

Pertanian

2006 22.678,5

2007 25.976,6

2008 27.876,9

2009 30.789,6

2010 32.776,9

2011 34.675,9

2012 37.345,8

2013 39.987,9

2014 41.876,9


(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dari bab sebelumnya,penulis dapat menarik beberapa kesimpulan mengenai prospek pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Deli Serdang. Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Sektor pertanian memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian

Kabupaten Deli Serdang, dimaana sektor pertanian sumber pendapatan terbesar ketiga daerah Kabupaten Deli Serdsng.

2. Sektor pertanian member kontribusi yang cukup besar sebagai penyediaan tenaga kerja di Kabupaten Deli Serdsng, dimana sektor pertanian merupakan salah satu sektor dominan sampai sekarang dalam menyerap tenaga kerja.

3. Pengeluaran pemerintah dalam pembangunan di sektor pertanian mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan produksi hasil pertanian Kabupaten Deli Serdang.

4. Upaya membanguan sektor pertanian Kabupaten Deli Serdang mengalami kemajuan dilihat dari peningkatan sektor produksi pertanian, tingkat kesejahteraan petani dan peran pemerintah memberikan program dalam membangun sektor pertanian.

5. Peran sektor pertanian masi sangat dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat sehubunga dengan perkembangan jumlah penduduk setiap


(52)

tahun yan terus meningkat sehingga pemerintah harus menyediakan ketahanan pangan yang cukup untuk daerah Kabupaten Deli Serdang.

5.2Saran

Sebagai penutup penulisan skripsi ini, penulis memberikan saran kepada semua pihak yang memberikan kontribusi pada penulisan skripsi ini yang berhubungan dengan perkembangan pembangunan sektor pertanian Kabuapten Deli serdang. 1. Agar pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang kedepannya lebih bekerja

keras dalam menggalakkan lagi pembangunan di sektor pertanian khususnya tanaman yang menjadi unggulan daerah ini seperti tanaman pangan dan perkebunan dapat diberikan komponen-komponen pendukung pertanian mengingat lonjakkan penduduk dunia dan dimasa globalisasi masi harus memenuhi kebutuhan masyarakat yang kian meningkat pula, sehingga pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat tercukupi kebutuhan pangannya sektor pertanian tetap bertahan dan bahkan mengalami peningkatan produksi, peningkatan angka penyerapan kerja, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 2. Untuk pemerintah agar dapat lebih memperhatikan taraf hidup petani dengan

mementapkan kebijakan pertanian yang mendukung para petani dalam kegiatan produksi seperti menentukan kebijakan harga yang cocok, kebijakan pemasaran, kebijakan struktural. Dan lebih diperhatikan lagi pengelolaan sdm yang lebih berkualitas sehingga dapat mengelola pertanian Kabupaten Deli Serdang secara lebih handal mengingat kesempatan yang diberikan dapat begitu besar, Pengenalan Teknologi kepada petani yang tepat guna sehingga


(53)

dapat dimanfaatkan.Upaya – Upaya tersebut dapat berpengaruh dalam meningkatkan produksi pertanian

3. Agar masyarakat dapat melihat dan mengambil kesempatan ekonomi yang lebih besar dari sektor pertanian melalui usaha bisnis pertanian yakni dalam agroindustri maupun agribisnis untuk meningkatkan produksi dan daya saing pertanian daerah.

4. Dapat lebih dipermudah untuk masyarakat yang ingin melakukan riset dalam mencari data untuk kebutuhan ilmiah agar data diperlengkap dan di kelompokkan secara tepat.


(54)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangunan Ekonomi

2.1.1. Pengertian Pembangunan Ekonomi

Todaro (2003) dalam (Sirojuzilam, 2015: 1-3),menyebutkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang bersifat multidimensional yang melibatkan kepada perubahan besar baik terhadap perubahan struktur ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, mengurangi ketimpangan, dan pengangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi..

Pembangunan khususnya dalam bidang ekonomi ditempatkan pada urutan pertama dari seluruh aktivitas pembangunan. Dalam rangka pembangunan ekonomi sekaligus terkait usaha-usaha pemerataan kembali hasil-hasil pembangunan yang merata keseluruh daerah, maupun berupa peningkatan pendapatan masyarakat. Secara bertahap diusahakan mengurangi kemiskinan dan keterbelakangan.

Pembangunan ekonomi adalah merupakan faktor utama dalam ilmu Ekonomi Pembangunan yang dalam perkembangannya dipelopori oleh para ekonom di negara-negara maju. Perhatian terhadap problema utama pada awalnya adalah ketika Negara-negara sedang berkembang yang berada di Asia dan Afrika mulai melepaskan diri dari penjajahan. Sebagai Negara yang baru merdeka dengan pengalaman yang relatif terbatas dan pengertahuan terbatas, maka pada awal perkembangan Negara ini disebut Negara yang belum berkembang (Underdeveloped countries) kemudian Negara keterbelakang (back ward


(55)

countries) setelah itu Negara kurang berkembang (less developed countries), Negara sedang berkembang (developing countries). Ketertinggalan Negara ini dari dari Negara maju (developed countries) menyebabkan perbedaan dari Negara maju semakin jauh dan akhirnya perhatian terhadap permasalahan di Negara ini dengan menggunakan bantuan analisa ilmu ekonomi semakin intens dilakukan.

Secara umum pembangunan ekonomi didefenisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang. Oleh sebab itu pembangunan ekonomi memiliki tiga sifat penting yaitu : suatu proses berarti terjadinya perubahan terus menerus, adanya usaha untuk menarik pendapatan perkapita masyarakat. Dan kenaikan pendapatan perkapita masyarakat terjadi dalam jangka panjang.

Dengan demikian pembangunan adalah dasar untuk mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi.(Sirojuzilam, 2015: 1-3).

Dalam pembangunan, Rodinelli (1961)menyatakan bahwa kebijaksanaan pemerintah ditujukan untuk mengubah cara berfikir, perlunya investasi pembangunan. Dengan adanya pembangunan akan terjadilah peningkatan nilai-nilai budaya bangsa, yaitu terciptanya taraf hidup yang lebih baik, saling harga menghargai sesamanya, serta terhidar dari tindakan sewenang –wenang.

Adapun tujuan pembangunan menurut Gant dalam Suryono (2001:31) ada dua tahap. Tahap pertama, pada hakikatnya pembangunan bertujuan untuk menghapuskan kemiskinan. Apabila tujuan ini sudah mulai diarasakan hasilnya


(56)

maka tahap kedua adalah menciptakan kesempatan-kesempatan bagi warganya untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi segala kebutuhannya.

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan, maka perlu dipikirkan komponen-komponen pembangunan yang terdiri atas sumber daya alam, sumber daya manusia, modal dan teknologi.

Tujuan yang ingin dicapai dari pembangunan ekonomi yang diwujudkan dalam berbagai kebijaksanaan, secara umum disimpulkan sebagai berikut :

1. Mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pertumbuhan nasional yang cepat.

2. Mencapai tingkat kestabilan harga dengan kata lain mengendalikan tingkat inflasi yang terjadi di perekonomian .

3. Mengatasi masalah pengangguran dan perluasan kesempatan kerja bagi seluruh ankatan kerja.

4. Distribusian pendapatan yang lebih adil dan merata.

2.2 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi 2.2.1 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijaksanaan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan Ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan di masa yang akan datang.


(57)

Pertumbuhan merupakan ukuran utama keberhasilan pembangunan, dan hasil pertumbuhan ekonomi akan dapat pula dinikmati masyarakat sampai dilapisan paling bawah, baik dengan sendirinya maupun dengan campur tangan pemerintah.

Pertumbuhan harus berjalan secara beriringan dan terencana, mengupayakan terciptanya pemerataan kesempatan dan pembagian hasil-hasil pembangunan dengan lebih merata. Dengan demikian maka daerah yang miskin, tertinggal tidak produktif akan menjadi produktif, yang akhirnya akan mempercepat pertumbuhan itu sendiri. Strategi ini dikenal dengan istilah “Redistribution With Growth”.

Prof Kuznet (dalam Jhingan,2000) mendefenisikan pertumbuhan ekonomi sebagai “Kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara untuk menyediakan semakin banyak barang ke pada penduduknya, kemampuan ini bertambah sesuai dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan serta ideologis yang diperlukan”.

2.2.2. Teori-teori pertumbuhan Ekonomi

1. Teori Adam Smith

Adam Smith bukan saja terkenal sebagai pelopor ilmu ekonomi dan ahli ekonomi yang pertama kali mengemukakan pentingnya kebijakan lasissez-faire,

tetapi juga merupakan ahli ekonomi pertama yang banyak menumpahkan perhatian kepada masalah pembangunan, seperti dapat dilihat dari judul bukunya,


(58)

An inqury into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. Tulisan tersebut terutama menganalisis sebab-sebab berkembangnya ekonomi suatu Negara.

Smith mengatakan mengenai corak proses pertumbuhan ekonomi, bahwa apabila pembangunan sudah terjadi, maka proses tersebut akan terus-menerus berlangsung secara kumulatif. Apabila pasar berkembang, pembagian kerja dan spesialisasi akan terjadi, dan yang belakangan ini akan menimbulkan kenaikan produktivitas. Kenaikan pendapatan nasional yang disebabkan oleh perkembangan tersebut dan dari masa ke masa, yang terjadi bersama-sama dengan kenaikan dalam pendapatan nasional, akan memperluas pasar dan menciptakan tabungan yang lebih banyak. Tambahan pula, spesialisasi yang bertambah tinggi dan pasar yang bertambah luas akan menciptakan teknologi dan mengadakan inovasi (pembaruan). Maka, perkembangan ekonomi akan berlangsung lagi dan dengan demikian dari masa ke masa pendapatan per kapita akan terus bertambah tinggi.

2. Teori David Ricardo

Teori David Ricardo sangat dipengaruhi oleh teori perkembangan penduduk yang dikemukan Malthus dan teori hasil lebih yang makin berkurang. Menurut Ricardo, pola proses pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut:

Pada permulaannya jumlah penduduk rendah dan kekayaan alam relatif cukup banyak. Sebagai akibatnya,para pengusaha memperoleh keuntungan yang tinggi. Karena pembentukan modal tergantung kepada keuntungan, maka laba yang tinggi akan menciptakan tingkat pembentukan modal yang tinggi pula. Ini akan mengakibatkan kenaikan produksi dan pertambahan permintaan tenaga kerja.


(59)

Sesudah tahap tersebut, karena jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan bertambah, maka upah akan naik akan kenaikan upah ini mendorong pertambahan penduduk. Karena luas tanah tetap, maka makin lama tanah yang digunakan adalah tanah yang mutunya makin rendah. Sebagai akibatnya,hasil tambahan yang diciptakan oleh pekerja (produk marjinalnya) akan menjadi semakin kecil,karena lebih banyak pekerja yang digunakan. Dengan demikian, dengan terjadinya pertambahan penduduk yang terus menerus, sewa tanah makin lama makin merupakan bagian yang cukup besar dari seluruh pendapatan nasional mengurangi tingkat keuntungan yang diperoleh para pengusaha. Dorongan untuk mengadakan pembentukan modal menurun dan selanjutnya akan menurunkan permintaan atas tenaga kerja.

Pada tahap tersebut, tingkat upah akan menurun dan pada akhirnya akan berada pada tingkat yang minimal. Pada tingkat ini perekonomian akan mencapai stationary state. Pembentukan modal baru tidak akan terjadi lagi karena sewa tanah yang sangat tinggi menyebabkan pengusaha tidak memperoleh keuntungan

3.Teori Schumpeter

Schumpeter berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi akan diciptakan dari golongan pengusaha yang inovatif atau golongan entrepreneur,golongan masyarakat yang menciptakan inovasi. Sebagai pencipta pembaruan, kegiatan para pengusaha harus dibedakan dengan kegiatan seorang perusahaan dan pemilik modal. Pemimpin perusahaan (manager) hanya memimpin kegiatan memproduksi dalam suasana struktur organisasi dan teknik memproduksi yang tidak berubah. Sedangkan para pengusaha terutama menciptakan pembaruan dan perbaikan atas


(60)

kegiatan-kegiatan ekonomi yang telah ada. Schumpeter berpendapat bahwa proses pertumbuhan tersebut pada akhirnya akan menciptakan suatu keadaan tidak berkembang atau stagnasi. Tetapi, keadaan tidak berkembang tersebut tidaklah seburuk seperti yang digambarkan oleh kaum klasik. Menurut pendapat Schumpeter, keadaan tidak berkembang tersebut merupakan keadaan tidak berkembang pada tingkat perkembangan ekonomi yang tinggi, dan bukan pada tingkat pendapatan yang sangat rendah seperti yang dikemukakan oleh ahli ahli ekonomi Klasik. Schumpeter meramalkan pada awalnya akan menganut sistem kapitalis namun kemajuan kemajuan yang dicapai sistem kapitalisme akan menciptakan keadaan-keadaan yang akan menghancurkan sistem tersebut dan menyebabkan munculnya sistem sosialisme.

4.Teori Harrod-Domar

Teori Harrod-Domar merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan ekonomi nasional dan masalah penggunaan tenaga kerja. Analisis Keynes dianggap kurang lengkap, karena tidak menyinggung persoalan mengatasi masalah-masalah ekonomi dalam jangka panjang. Analisis yang dibuat oleh Harrod dan Domar bertujuan untuk menutupa kelemahan ini. Teori tersebut pada intinya menganalisis persoalan berikut :

Syarat apakah atau keadaan bagaimanakah yang harus tercipta dalam perekonomian untuk menjamin agar dari tahun ke tahun kesanggupan memproduksi yang selalu bertambah sebagai akibat dari penanaman modal pada tahun sebelumnya akan selalu sepenuhnya digunakan?”


(61)

Dengan kata lain, teori Harrod-Domar pada hakikatnya berusaha untuk menunjukkan syarat yang diperlukan agar pertumbuhan yang mantap atau steady growth yang dapat didefenisikan sebagai pertumbuhan yang akan selalu menciptakan penggunaan sepenuhnya barang-barang modal akan selalu berlaku dalam perekonomian.

5.Teori Neo-Klasik

Teori pertumbuhan Neo-Klasik pertumbuhan ekonomi bergantung kepada pertambahan penawaran faktor-faktor produksi dan tingkat kemajuan teknologi. Pandangan ini didasarkan kepada anggapan yang telah menjadi dasar dalam analisis Klasik, yaitu perekonomian akam tetap mengalami tingkat kesempatan kerja penuh dan kapasitas barang-barang modal akan tetap sepenuhnya digunakan dari masa ke masa. Dengan demikian menurut teori Neo-Klasik, sampai dimana perekonomian akan berkembang, tergantung kepada pertambahan faktor-faktor produksi dan tingkat kemajuan teknologi.

Salah satu perbedaan lain antara teori Harrod-Domar dan teori pertumbuhan Neo-Klasik adalah pemisalannya mengenai rasio modal produksi. Dalam teori Harrod-Domar nilainya dianggap tetap. Sedangkan dalam teori Neo-Klasik rasio modal produksi dapat dengan mudah mengalami perubahan. Dengan perkataan lain, untuk menciptakan sejumlah tertentu produksi, dapat digunakan berbagai jumlah barang modal yang berbeda dan dikombinasikan dengan tenaga kerja yang jumlahnya berbeda-beda pula, sesuai dengan yang diperlukan.


(62)

2.3. Peranan Sektor Pertanian Dalam Pengembangan Ekonomi 2.3.1. Kontribusi Ekonomi Sektor Pertanian

Mengikuti analisis klasik dari Kuznet (1974), pertanian di Negara-negara sedang berkembang merupakan suatu sektor ekonomi yang sangat potensial dalam empat bentuk kontribusinya pada pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional yaitu sebagai berikut:

a. Kontribusi Produk

Dalam hipotesismya, Kuznets melihat bagaimana keterkaitan antara pangsa output dari sektor pertanian didalam pertumbuhan relative dari produk-produk netto pertanian dan non pertanian dikarenakan oleh tiga alasa. Pertama, elastisitas pendapatan dari permintaan makanan dan produk-produk lainnya pada umunya lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan dari pertanian produk-produk non pertanian sesuai efek engel.

Kedua, sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian, petani-petani menjadi semakin tergantung pada input-input yang dibeli dari sektor-sektor non pertanian, ini disebut efek perubahan structural sumber daya dari pertanian. Ketiga, karena permintaan terhadap jasa-jasa pemasaran diluar permintaan terhadap poduk-produk pertanian meningkat, pengeluaran pangsa petani untuk makanan pada harga eceran menurun seiring waktu (disebut efek urbanisasi).

b. Kontribusi Pasar

Negara Indonesia dengan populasi pertanian yang tinggi memiliki potensi pertumbuhan pasar dalam negeri bagi sektor-sektor non pertanian,khususnya


(63)

industry. Pengeluaran perani untuk produk-produk industry baik barang-barang konsumsi maupun barang-barang produsen memperlihatkan suatu aspek dari kontribusi pasar sektor pertanian terhadap pembangunan ekonomi

Terdapat dua faktor penting yang dianggap sebagai prasyarat ssektor pertanian lewat kontribusi pasarnya terhadap deversifikasi dan pertumbuhan. Pertama,

dampak dari keterbukaan ekonomi dimana pasar domestic tidak hanya diisi oleh barang-barang buatan dalam negri tetapi juga dari luar negeri. Dalam suatu sistem ekonomi tertutup kebutuhan petani akan barang-barang non makanan harus dipenuhi oleh industry dalam negeri. Jadi secara teoritis (dengan asumsi bahwa faktor-faktor lain mendukung), efek dari pertumbuhan pasar domestic terhadap perkembangan dan pertumbuhan industry domestik lebih terjamin dari pada dalam suatu sistem ekonomi terbuka. Sedangkan dalam sistem ekonomi terbuka, industri dalam negeri mengahadapi persaingan barang dari barang impor. Dengan kata lain pertumbuhan konsumsi yang tinggi petani tidak menjamin adanya pertumbuhana yang tinggi di sektor-sektor non pertanian dalam negri.

Kedua, Teknologi yang digunakan sektor pertanian menentukan tinggi rendahnya tingkat mekanisasi atau modernisasi. Permintaan terhadap barang-barang produksi dari sektor pertanian tradisional lebih kecil dibandingkan permintaan sektor pertanian modern.

c. Kontribusi Faktor-faktor Produksi

Faktor produksi yang dapat dialihkan dari sektor pertanian ke sektor-sektor non pertanian tanpa harus mengurangi produktivitas di sektor pertanian adalah tenaga


(64)

kerja. Secara teoritis banyaknya tenaga kerja di sektor non pertanian melewati tingkat pertumbuhan tenaga kerja (titik balik).

d. Kontribusi Devisa

Kontribusi sektor pertanian suatu Negara terhadap pendapatan devisa adalah lewat pertumbuhan ekspor dan pengangguran impor Negara tersebut atas komoditi-komoditi pertanian. Kontribusi sektor itu terhadap ekspor juga bersifat tidak langsung, misalnya lewat peningkatan ekspor atau pengangguran impor produk berbasis pertanian, seperti makanan, minuman, tekstil dan produk-produknya, barang-barang dari kulit, ban mobil, dan lain-lain.

Namun peranan sektor pertanian sebagai sumber pendapatan devisa dapat berlawanan dengan perannya sebagai kontibutor terhadap pasar domestic. Suplai dari pertanian ke pasar domestic bias kecil karena sebagian besar dari hasil produksi sektor tersebut diekspor. Dengan kata lain usaha untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negri bias menjadi satu faktor penghambat bagi pertumbuhan ekspor. Untuk menghindari gejala trade-off ini, maka ada dua hal yang dilakukan sektor pertanian, yakni menambah kapasits produksi disatu pihak dan daya saing produk-produknya di pihak lain.

2.3.2 Keterkaitan Terhadap Sektor Pertanian

Keterkaitan Sektor lain dengan sektor pertanian dapat dianalisis dengan menggunakan Model Input Output yang pertama kali dikenalkan oleh Profesor Wassily W. Leontif pada tahun 1930-an. Menurut BPS (2008) pengertian Tabel input yang menyajikan sutu table barang dan jasa yang terjadi antara sektor


(1)

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec. dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc., Ph.D., dan Bapak Paidi Hidayat, SE,

M.Si., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Prof. Dr. Syaad Afifuddin S, SE, M.Ec., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Rahmad Sumanjaya Hasibuan, M.Si., selaku Dosen Penguji I yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberian kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

7. Ibu Dra. Raina Linda Sari, M.Si., selaku Dosen Penguji II yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen dan Pegawai Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan selama penulis mengikuti perkuliahan. 9. Seluruh sahabat – sahabat saya serta teman – teman di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, khususnya teman – teman Departemen Ekonomi Pembangunan angkatan 2012 yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang teleh memberikan dukungan, kerja sama, bantuan, waktu dan tenaga selama ini.


(2)

Akhirnya, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya, khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.

Medan, Juli 2016


(3)

i

DAFTARISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangMasalahMasalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangunan Ekonomi ... 9

2.1.1 Pengertian Pembangunan Ekonomi ... 9

2.2 Pengertian Pertumbuhan ekonomi ... 11

2.2.1 PertumbuhanEkonomi ... 11

2.2.2 Teori-teori pertumbuhan Ekonomi ... 12

2.3 Peranan Sektor Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi ... 17

2.3.1 Kontribusi Ekonomi Sektor Pertanian ... 17

2.3.2 Keterkaitan Terhadap Sektor Pertanian ... 19

2.3.3Keterkaitan Pertanian dengan Industri Pengolahan ... 21

2.3.4 Pertanian sebagai Sektor Pemimpin ... 21

2.4 Teori Pembangunan Pertanian ... 23

2.4.1 Perkembangan Ekspor HAsil Pertanian ... 24

2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Pertanian 25 2.4.3 Usaha Pertanian Skala Besar dan Kecil ... 26

2.4.4 Permintaan dan Penawaran Produk Pertanian ... 31

2.5 Hasil Kajian Penelitian ... 34

2.6 Kerangka Pemikiran ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Tempat danWaktu Penelitian ... 37

3.2 PopulasidanSampel Penelitian ... 37

3.2.1 Populasi ... 37

3.2.2 Sampel ... 38

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 39

3.3.1 Jenis Data ... 39


(4)

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.5 MetodeAnalisis ... 41

3.6 Definisi Operasional ... 41

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Daerah Penelitian 4.1.1 Deskriptif Daerah Penelitian ... 43

4.1.2 Kondisi Iklim dan Topografi. ... 44

4.1.3 Kondisi Demografi ... 45

4.1.4 Potensi Wilayah ... 46

4.2 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Deli Serdang ... 47

4.3 Perkembangan Sektor Pertanian Kabupaten Deli Serdang ... 54

4.3.1 Gambaran Sektor Kehutanan Kabupaten Deli Serdang .. 68

4.4 Program-Program Pembangunan Sektor Pertanian ... 70

4.4.1 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani... 70

4.4.2 Program Peningkatan Ketahanan Pangan ... 70

4.4.3 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian ... 72

4.4.4 Program Peningkatan Produksi Pertanian ... 73

4.4.5 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak ... 74

4.4.6 Program Peningkatan Hasil Peternakan ... 75

4.4.7 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan ... 76

4.4.8 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan .. 77

4.5 Langkah Strategis Memanfaatkan Keunggulan Komperatif ... 77

4.6 Perkembangan Pengeluaran Pembangunan Sektor Pertanian .... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 83 DAFTAR PUSTAKA


(5)

iii

DAFTAR TABEL

4.1 Perkembangan PDRB Kabupaten Deli Serdang ... 49

4.2 Distribusi PDRB Kabupaten Deli Serdang Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan ... 50

4.3 Laju PDRB Kabupaten Deli Serdang Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku ... 51

4.4 Perkembangan PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Deli Serdang ... 54

4.5 Luas Produksi Padi Ladang dan Sawah (Ha/Ton) ... 55

4.6 Luas Tanaman Produksi Palawija (Ton) ... 57

4.7 Perkembangan Produksi Sayur – Sayuran (Ton) ... 59

4.8 Perkembangan Produksi Buah – Buahan ... 61

4.9 Perkembangan Populasi Ternak Rakyat (Ekor) ... 63

4.10 Produksi Ikan Menurut Tempat Pemeliharaannya ... 64

4.11 Banyaknya Rumah Tangga Perikanan (RPT) ... 65

4.12 Perkembangan Produksi Perkebunan (Ton) ... 66

4.13 Luas Lahan Tanam, Luas Panen , dan Jumlah Produksi Tanaman Pangan dan Perkebunan ... 68

4.14 Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang di Sektor Pertanian ... 79 No. Tabel


(6)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kurva Permintaan dan Penawaran ... 33 2.2 Kerangka Pemikiran ... 36 4.1 Peta Kawasan Kabupaten Deli Serdang ... 44 4.2 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Deli Serdang

Dan PDB Nasional 2011-2014 ... 48 4.3 PDRB Perkapita Kabupaten Deli Serang Atas Dasar