Laju Dekomposisi dan Analisis Unsur Hara C, N dan P Serasah Daun Rhizophora mucronata Pada Lokasi Stasiun yang Berbeda di Pantai Serambi Deli Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di kawasan pesisir yang selalu
atau secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut
tetapi tidak terpengaruh oleh iklim. Sedangkan daerah pantai adalah daratan yang
terletak di bagian hilir daerah aliran sungai (DAS) yang berbatasan dengan laut
dan masih dipengaruhi oleh pasang surut, dengan kelerengan kurang dari 8%.
Produksi serasah merupakan bagian yang penting dalam transfer bahan
organik dari vegetasi ke dalam tanah. Unsur hara yang dihasilkan dari proses
dekomposisi serasah di dalam tanah sangat penting dalam pertumbuhan mangrove
dan sebagai sumber detritus bagi ekosistem laut dan estuari dalam menyokong
kehidupan berbagai organisme. Apabila serasah di hutan mangrove ini dapat
diperkirakan dengan benar dan dipadukan dengan perhitungan biomassa lainnya,
akan diperoleh informasi penting dalam produksi, dekomposisi, dan siklus nutrisi
di ekosistem hutan mangrove (Mahmudi, 2010).
Serasah yang masuk ke perairan mengalami penguraian atau proses
dekomposisi, serasah menjadi senyawa organik sederhana dan menghasilkan hara,
sehingga dapat langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Peran serasah dalam proses
penyuburan tanah dan tanaman sangat tergantung pada laju produksi dan laju
dekomposisinya. Selain itu dekomposisi serasah akan sangat menentukan dalam
menciptakan substrat yang baik bagi organisme pengurai (Aprianis, 2011).
Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem wilayah pesisir yang
paling subur, produksi primer potensial hutan mangrove di Indonesia diduga
Universitas Sumatera Utara
sekitar 40,40 sampai 45,50 kg C/ha.hari dan untuk tanaman Rhizophora
mucronata produksi primer bersihnya adalah 20,80 sampai 25,00 ton C/ha/tahun.
Hutan mangrove mensuplai makanan bagi komunitas laut melalui rantai makanan
detritus (detritus food chain). Dari produktivitas serasah mangrove, serasah daun
mangrove merupakan fraksi penting dari rantai makanan yang terdapat di
ekosistem mangrove dan estuaria (Mahmudi, dkk., 2008).
Serasah mangrove yang terdekomposisi akan menghasilkan unsur hara
yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman dan digunakan oleh jasad renik di
lantai hutan dan sebagian lagi akan terlarut dan terbawa air surut ke perairan
sekitarnya. Dekomposisi serasah terjadi karena beberapa faktor seperti jenis tanah,
tingkat salinitas, pH tanah, suhu lingkungan, kandungan dalam bahan tanaman
dan lain-lain. Salinitas akan mempengaruhi jumlah makrobentos yang terdapat di
perairan karena perbedaan salinitas dapat mempengaruhi keanekaragaman jenis
maupun jumlah makrobentos yang berfungsi mempercepat laju dekomposisi.
Pantai Serambi Deli merupakan daerah pengembangan budidaya laut dan
tambak yang berada di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Pantai
Serambi Deli memiliki ekosistem mangrove dan Vegetasi yang dominan di pantai
Serambi Deli adalah mangrove berjenis Rhizophora. Pantai tersebut memiliki
potensi ekowisata yang menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat di
sekitarnya.
Perumusan Masalah
Serasah mangrove merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kekayaan unsur hara serta detritus di perairan pesisir. Melalui aktivitas
dekomposisi, serasah yang terurai mampu menghasilkan unsur hara dalam jumlah
Universitas Sumatera Utara
tertentu dipengaruhi oleh jenis mangrove serta keadaan faktor fisika dan kimia di
area tersebut. Perumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah waktu berpengaruh terhadap laju dekomposisi serasah R. mucronata ?
2. Apakah perbedaan lokasi mempengaruhi laju dekomposisi dan kandungan
unsur hara?
3. Apakah laju dekomposisi serasah mempengaruhi kandungan unsur hara?
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui laju dekomposisi R. mucronata pada tiap stasiun yang berbeda
2. Menghitung persentase kandungan unsur hara karbon (C), nitrogen (N)
fosfor (P) dan rasio C/N di setiap lokasi stasiun.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kandungan unsur hara
yang dihasilkan oleh serasah R.mucronata pada lokasi yang berbeda di Pantai
Serambi Deli.
Kerangka Pemikiran
Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman pantai, estuari
atau muara sungai, dan delta di tempat yang terlindung daerah tropis dan sub
tropis. Mangrove memiliki fungsi ekologis, fisik, dan ekonomi yang pada
umumnya kurang diketahui oleh masyarakat sehingga masyarakat merambah
hutan mangrove untuk dialih fungsikan sebagai tambak, perkebunan dan
pemukiman. Produk utama dari mangrove ialah serasah yang merupakan
Universitas Sumatera Utara
penghasil bahan organik yang akan terdekomposisi dan menjadi sumber pakan
bagi jenis ikan dan invertebrata. Secara rinci kerangka pemikiran penelitian dapat
dilihat pada Gambar 1.
Ekosistem mangrove
Tanaman mangrove
Serasah daun Rhizophora
mucronata
Terdekomposisi
Bahan organik
Dilepas ke perairan
Gambar1. Kerangka pemikiran penelitian
Universitas Sumatera Utara
Latar Belakang
Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di kawasan pesisir yang selalu
atau secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut
tetapi tidak terpengaruh oleh iklim. Sedangkan daerah pantai adalah daratan yang
terletak di bagian hilir daerah aliran sungai (DAS) yang berbatasan dengan laut
dan masih dipengaruhi oleh pasang surut, dengan kelerengan kurang dari 8%.
Produksi serasah merupakan bagian yang penting dalam transfer bahan
organik dari vegetasi ke dalam tanah. Unsur hara yang dihasilkan dari proses
dekomposisi serasah di dalam tanah sangat penting dalam pertumbuhan mangrove
dan sebagai sumber detritus bagi ekosistem laut dan estuari dalam menyokong
kehidupan berbagai organisme. Apabila serasah di hutan mangrove ini dapat
diperkirakan dengan benar dan dipadukan dengan perhitungan biomassa lainnya,
akan diperoleh informasi penting dalam produksi, dekomposisi, dan siklus nutrisi
di ekosistem hutan mangrove (Mahmudi, 2010).
Serasah yang masuk ke perairan mengalami penguraian atau proses
dekomposisi, serasah menjadi senyawa organik sederhana dan menghasilkan hara,
sehingga dapat langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Peran serasah dalam proses
penyuburan tanah dan tanaman sangat tergantung pada laju produksi dan laju
dekomposisinya. Selain itu dekomposisi serasah akan sangat menentukan dalam
menciptakan substrat yang baik bagi organisme pengurai (Aprianis, 2011).
Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem wilayah pesisir yang
paling subur, produksi primer potensial hutan mangrove di Indonesia diduga
Universitas Sumatera Utara
sekitar 40,40 sampai 45,50 kg C/ha.hari dan untuk tanaman Rhizophora
mucronata produksi primer bersihnya adalah 20,80 sampai 25,00 ton C/ha/tahun.
Hutan mangrove mensuplai makanan bagi komunitas laut melalui rantai makanan
detritus (detritus food chain). Dari produktivitas serasah mangrove, serasah daun
mangrove merupakan fraksi penting dari rantai makanan yang terdapat di
ekosistem mangrove dan estuaria (Mahmudi, dkk., 2008).
Serasah mangrove yang terdekomposisi akan menghasilkan unsur hara
yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman dan digunakan oleh jasad renik di
lantai hutan dan sebagian lagi akan terlarut dan terbawa air surut ke perairan
sekitarnya. Dekomposisi serasah terjadi karena beberapa faktor seperti jenis tanah,
tingkat salinitas, pH tanah, suhu lingkungan, kandungan dalam bahan tanaman
dan lain-lain. Salinitas akan mempengaruhi jumlah makrobentos yang terdapat di
perairan karena perbedaan salinitas dapat mempengaruhi keanekaragaman jenis
maupun jumlah makrobentos yang berfungsi mempercepat laju dekomposisi.
Pantai Serambi Deli merupakan daerah pengembangan budidaya laut dan
tambak yang berada di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Pantai
Serambi Deli memiliki ekosistem mangrove dan Vegetasi yang dominan di pantai
Serambi Deli adalah mangrove berjenis Rhizophora. Pantai tersebut memiliki
potensi ekowisata yang menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat di
sekitarnya.
Perumusan Masalah
Serasah mangrove merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kekayaan unsur hara serta detritus di perairan pesisir. Melalui aktivitas
dekomposisi, serasah yang terurai mampu menghasilkan unsur hara dalam jumlah
Universitas Sumatera Utara
tertentu dipengaruhi oleh jenis mangrove serta keadaan faktor fisika dan kimia di
area tersebut. Perumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah waktu berpengaruh terhadap laju dekomposisi serasah R. mucronata ?
2. Apakah perbedaan lokasi mempengaruhi laju dekomposisi dan kandungan
unsur hara?
3. Apakah laju dekomposisi serasah mempengaruhi kandungan unsur hara?
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui laju dekomposisi R. mucronata pada tiap stasiun yang berbeda
2. Menghitung persentase kandungan unsur hara karbon (C), nitrogen (N)
fosfor (P) dan rasio C/N di setiap lokasi stasiun.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kandungan unsur hara
yang dihasilkan oleh serasah R.mucronata pada lokasi yang berbeda di Pantai
Serambi Deli.
Kerangka Pemikiran
Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman pantai, estuari
atau muara sungai, dan delta di tempat yang terlindung daerah tropis dan sub
tropis. Mangrove memiliki fungsi ekologis, fisik, dan ekonomi yang pada
umumnya kurang diketahui oleh masyarakat sehingga masyarakat merambah
hutan mangrove untuk dialih fungsikan sebagai tambak, perkebunan dan
pemukiman. Produk utama dari mangrove ialah serasah yang merupakan
Universitas Sumatera Utara
penghasil bahan organik yang akan terdekomposisi dan menjadi sumber pakan
bagi jenis ikan dan invertebrata. Secara rinci kerangka pemikiran penelitian dapat
dilihat pada Gambar 1.
Ekosistem mangrove
Tanaman mangrove
Serasah daun Rhizophora
mucronata
Terdekomposisi
Bahan organik
Dilepas ke perairan
Gambar1. Kerangka pemikiran penelitian
Universitas Sumatera Utara