PROSES SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA KUBUS DAN BALOK KELAS VIII SMPN 01 WONODADI - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

(1)

61 A. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN 1. Studi Pendahuluan

Tujuan dari penelitian scaffolding ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pemberian scaffolding untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam pemecahan masalah dalam hal ini yaitu pemecahan masalah pada materi bangun ruang sisi datar khususnya materi kubus dan balok materi ini sedang diajarkan dikelas VIII SMP Negeri 01 Wonodadi Blitar pada semester genap.

Guru pengampu bidang studi Matematika di SMP Negeri 01 Wonodadi blitar adalah ibu Binti Maslahah,S.Pd beliau mengampu mata pelajaran matematika untuk kelas VIII. Subyek penelitian ini adalah kelas VIII C yang berjumlah 19 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

Pada hari rabu tanggal 22 Pebruari 2017 peneliti momohon ijin secara lisan kepada kepala sekolah SMP Negeri 01 Wonodadi untuk mengadakan penelitian. Dan beliaupun menerima dengan tangan terbuka dan ramah, dan mempersilahkan bertemu dengan guru bidang studi matematika untuk berdiskusi.kemudian peneliti mengadakan observasi awal dan melakukan wawancara dengan guru bidang Studi di SMP Negeri 01 Wonodadi tentang kesulitan siswa dalam pembelajaran kemudian beliau menuturkan siswa mengalami kesulitan dalam bentuk soal cerita karena siswa belum memahami konsep secara utuh sehingga ketika dihadapkan dengan soal yang sifatnya kontekstual rata-rata siswa masih belum mampu.


(2)

Sedangkan menurut pengamatan peneliti memang sebagian besar siswa pasif dalam pembelajaran jarang siswa bertanya kepada guru, hanya beberapa siswa saja yang aktif bertanya. Selain itu masih ada beberapa anak yang kurang terampil dalam memecahkan masalah. Kemudian beliau menyarankan untuk mengadakan penelitian pada materi bangun ruang sisi datar khususnya materi kubus dan balok karena materi ini siswa memiliki kesulitan yang beragam dalam memahami konsep kubus dan balok sehingga dirasa sesuai dengan judul penelitian tentang

Scaffolding. Peneliti menyampaikan untuk mengadakan observasi pada materi

kubus dan balok terlebih dahulu, sebelum peneliti melaksanakan penelitian. kemudian ibu Binti Maslahah menyarankan untuk melakukan observasi setelah minggu ketiga dibulan Maret karena materi kubus dan balok akan disampaikan setelah siswa melaksanakan ujian tengah semester.

Karena peneliti sudah mendapatkan ijin penelitian dari kepala sekolah SMP Negeri 01 Wonodadi selanjutnya peneliti mengajukan surat ijin penelitian ke kantor Administrasi FTIK IAIN Tulungagung pada hari rabu 8 Maret 2017. Selama peneliti menanti saat penelitian, peneliti mempersiapkan instumen penelitian dengan mengajukan kepada dosen pembimbing dan dosen yang berkopeten untuk mengoreksi instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.

Pada hari sabtu 18 Maret 2017 peneliti datang ke SMPN 01 Wonodadi untuk menyampaikan surat ijin penelitian secara resmi dan menindak lanjuti rencana penelitian kepada guru bidang studi yaitu Ibu Binti Maslahah. Kemudian beliau menyampaikan bahwa materi kubus dan balok membutuhkan waktu kurang lebih 6 kali pertemuan dan beliau mempersilahkan peneliti melakukan observasi.


(3)

Di SMP negeri 01 Wonodadi untuk mata pelajaran terdapat 5 jam pelajaran yang tersebar di hari senin jam I-II pukul 08.00-09.20, jumat jam III pukul 08.20-09.00 dan hari Sabtu jam I-II pukul 07.00 -08.20. selain membahas waktu penelitian peneliti juga mengkonsultasikan instrumen Tes sementara kepada guru bidang studi agar mendapatkan masukan dan koreksi untuk perbaikan tes agar layak digunakan untuk mengambil data penelitian.

2. Pelaksanaan Lapangan

Pelaksanaan penelitian terdiri dari kegiatan observasi, tes dan wawancara. Peneliti melaksanakan observasi sebanyak lima kali pertemuan, pertemuan pertama yaitu pada hari senin 20 maret 2017. Peneliti datang ke sekolah pada puku 07.15 dan mengikuti kegiatan upacara bendera yang selesai pada pukul 07.50 dan selanjutnya pembelajaran dimulai pada pukul 08.00 seluruh siswa masuk kekelas masing-masing. Pembelajaran diawali dengan berdoa, membaca ayat kursi dan asmaul husna. Pada pembelajaran ini pokok bahasan yang dipelajari adalah tentang pengertian, sifat dan jaring-jaring kubus dan balok. Dalam menyampaikan materi guru menggunakan alat perga untuk memudahkan siswa dalam memahami kubus dan balok dan diakhir pembelajaran siswa menyimpulkan sendiri tentang konsep kubus dan balok, guru memberikan kerangka catatan dan siswa yang melengkapi. Siswa cukup memperhatikan pembelajaran dikelas meskipun ada beberapa anak laki-laki yang berbicara sendiri. Kemudian guru memberikan tugas untuk pertemuan selanjutnya dengan meminta siswa membuat jaring-jaring kubus dari bahan kardus dirumah dengan


(4)

pola yang berbeda-beda. Dalam pembelajaran ini siswa masih belum menemui kesulitan. Pada pertemuan kedua yaitu pada hari jumat 24 Maret 2017 peneliti tidak bisa hadir karena ada keperluan sehingga peneliti ijin kepada guru bidang studi untuk tidak mengikuti pembelajaran dikelas dan beliau mengijinkan.

Observasi dilanjutkan pada hari sabtu 25 Maret 2017. Pembelajaran diawali dengan membaca pancasila,himne guru dan janji murid secara bersama-sama kemudian siswa kembali duduk untuk membaca doa dan ayat kursi. Pada pertemuan ini membahas tentang unsur-unsur kubus dan balok, serta menentukan panjang diagonal bidang, diagonal ruang dan luas permukaan bidang diagonal pada bangun kubus. Guru menunjukkan kepada cara menemukan rumus panjang dari diagonal bidang, diagonal ruang dan luas permukaan bidang diagonal. Serta mengingat kembali tentang konsep yang berkaitan yaitu tenang teorema pytagoras. Selanjutnya ntuk memperkuat pemahaman siswa guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan dipapan tulis. Kesalahan yang sering dilakukan siswa adalah tidak memberikan satuan diakhir soal dan juga siswa kurang terampil dalam konsep bilangan berakar.

Observasi pada pertemuan keempat dilaksanakan pada hari senin 27 Maret 2017. Seperti sebelumya aktivitas hari senin yaitu melaksanakan upacara, setelah itu pembelajaran baru dimulai. Pada pertemuan ini membahas tentang menemukan rumus luas permukaan dan juga volume kubus. Namun sebelum itu guru mengingatkan materi sebelumnya agar siswa tidak lupa. Untuk menemukan rumus luas permukaan kubus guru terlebih dahulu membagi siswa menjadi 5 kelompok dan masing-masing kelompok diberikan lembar tugas. Dalam


(5)

mengerjakan lembar tugas masing-masing kelompok mengalami kesulitan memahami petunjuk, sehingga guru harus memberi bantuan kepada siswa untuk menemukan rumus luas permukaan. Setelah beberapa kelompok selesai guru meminta siswa untuk mempresentasikan tugas kelompoknya didepan kelas dan menyimpulkan rumus dalam mencari luas permukaan. Tugas selanjutnya adalah menemukan rumus volume kubus, guru kembali membagikan lembar tugas, kesulitan yang dialami siswa masih sama yaitu kesulitan dalam memahami soal yang diberikan sehingga guru harus memberikan contoh konkrit secara berulang-ulang agar siswa dapat memahami konsep dengan baik.

Observasi kelima yaitu hari jumat tanggal 31 maret 2017, pada pertemuan ini guru memberikan soal latihan untuk materi kubus, pada latihan ini guru memberikan beberapa soal untuk dijadikan tugas individu sebagai penguatan materi kubus. Pada saat latihan soal ada beberapa anak yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan mencari panjang diagonal baik diagonal bidang, diagonal ruang maupun diagonal bidang kesulitanya adalah penarikan akar banyak siswa yang masih mengalami kesulitan. Selanjutnya hari sabtu tanggal 1 april 2017 tidak ada pelajaran dikarenakan pada hari itu bertepatan dengan peringatan isro‟ mi‟roj nabi Muhammad sehingga semua siswa mengadakan peringatan dengan berdoa bersama.

Observasi keenam yaitu hari senin 3 April 2017 pada pertemuan ini membahas tentang menemukan konsep luas permukaan balok dan volume balok. seperti halnya materi kubus guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kemudian guru memberikan lembar tugas kelompok selanjutnya siswa berdiskusi


(6)

untuk menemukan rumus luas permukaan dan volume kubus. Ditengah-tengah diskusi banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas sehingga guru dan peneliti pun membantu siswa untuk memahami dan mengarahkan agar siswa menemukan rumus luas permukaan dan volume balok. seperti sebelumnya setelah tugas kelompok selesai siswa diminta untuk menyampaikan hasil pembelajaran didepan kelas dari beberapa jawaban siswa guru menyimpulkan tentang rumus luas permukaan dan volume balok.

Observasi selanjutnya hari jumat tanggal 7 April 2017 pada pertemuan ini guru menyampaikan materi tentang mencari panjang rusuk, panjang diagonal bidang, bidang diagonal, diagonal ruang balok. guru menyampaikan materi ini dengan metode ceramah sedangkan siswa hanya pasif mendengarkan. Karena pertemuan ini hanya 1 jam pelajaran sehingga waktu ini kurang maksimal dalam menyampaikan materi. Pertemuan berikutnya yaitu hari sabtu 8 april 2017 guru mengingatkan materi yang telah diajar sebelumnya serta memberikan latihan soal-soal untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Dalam latihan soal ini beberapa anak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang diberikan sehingga peneliti membantu siswa yang membutuhkan bantuan. Kesulitan yang dialami siswa bermacam-macam seperti halnya dalam menentukan panjang keseluruhan rusuk suatu balok. serta kesulitan dalam memahami soal yang berbentuk cerita sehingga penyelesaianya masih belum tepat.

Dan pada hari senin tanggal 8 April peneliti melaksanakan tes. Tes ini diikuti oleh 18 anak dengan rincian 5 anak laki-laki dan 13 anak perempuan. Ada


(7)

1 anak laki-laki yang tidak mengikuti tes dikarenakan ada kepentingan keluarga sehingga tidak bisa mengikuti tes. Tes dilaksanakan pada pukul 07.15 dan berakhir pada pukul 08.00 dengan waktu 45 menit hal ini berdasarkan pertimbangan guru dan peneliti, waktu 45 dirasa cukup untuk mengerjakan 5 soal,

Selanjutnya dari hasil tes peneliti koreksi dan peneliti mengambil 4 anak untuk dijadikan subyek penelitian dengan beberapa pertimbangan. Hal ini juga berdasarkan saran dari guru matematika. Wawancara dilaksanakan pada hari sabtu hal ini berdasarkan saran dari guru bidang studi agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar selanjutnya. Pada hari sabtu bertepatan dengan hari bebas dimana tidak ada kegiatan belajar mengajar dikarenakan ada kerja bakti untuk persiapan ujian kelas IX.

B. PENYAJIAN DATA

Pada bagian ini akan dipaparkan data-data yang berkenaan dengan kegiatan penelitian dan subyek penelitian selama pelaksanaan penelitian. Ada dua bentuk data dalam penelitian ini yaitu data tertulis dan data wawancara tentang hasil tes tertulis siswa. Dua data ini akan menjadi tolak ukur untuk menyimpulkan bagaimana proses Scaffolding yang diberikan kepada siswa untuk mengatasi kesulitan dalam memecahkan masalah pokok bahasan kubus dan balok.

1. Deskripsi kesulitan dan pemberian Scaffolding dalam memecahkan masalah pada pokok bahasan kubus dan balok.

Peneliti akan mendeskripsikan kesulitan siswa terlebih dahulu dalam menyelesaikan pokok bahasan kubus dan balok selanjutnya mendeskripsikan


(8)

Scaffolding yang diberikan peneliti untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitanya.

Berdasarkan hasil tes dan wawancara yang telah dilaksanakan yang ikuti oleh 18 siswa dan dimabil 4 anak sebagai subyek penelitian diketahui bahwa mayoritas subyek penelitian memiliki kesulitan yang hampir sama yaitu kesulitan konsep dan juga kesulitan ketrampilan. Berikut pemaparanya:

a. Subyek 1 (S1)

S1 merupakan siswi perempuan yang memiliki kemampuan tinggi, hal ini berdasarkan informasi dari guru bidang studi, berdasarkan observasi S1 ini tergolong siswa yang pandai dikelasnya akan tetapi S1 kurang aktif dan cukup pendiam didalam pembelajaran.

1) Soal nomor 1

berikut lembar jawaban S1

dari lembar jawaban diatas dapat dilihat bahwa S1 mengalami kesulitan konsep karena S1 masih belum memahami soal cerita yang diberikan, sebenarnya S1 sudah hampir benar didalam menuliskan rumus akan tetapi hal ini tidak sesuai dengan permintaan soal. S1 juga mengalami kesulitan keterampilan terlihat bahwa operasi yang digunakan masih belum benar seharusnya pembagian bukan


(9)

perkalian. selain itu S1 tidak memberikan satuan diakhir jawaban. Berikut wawancara dengan S1

P :”Sisi mana saja yang akan dicat”? S1: “ semua bu,kecuali alas”

P: “ kok bisa!

S1: “ini soalnya seperti contoh yang diberikan sama bu guru”

P : “kemaren saya sudah kasih tau jika mengerjakan soal cerita harus dicermati dulu meskipun hampir sama tapi belum tentu sama lo ya”

S1 : “iya, bu”

Soal nomor 1 merupakan soal yang mirip dengan contoh soal yang diberikan oleh guru sebelumnya sehingga S1 menganggap bahwa soal nomor 1 sama dengan soal yang diberikan oleh guru. S1 belum memahami konsep dengan baik sehingga S1 hanya menghafal rumusnya.

Setelah mengetahui kesulitan S1 peneliti memberikan Scaffolding yaitu tahap Rewiewing, dan Restructuring. dengan kesulitan dalam menentukan rumus yang tepat untuk mencari luas dinding rumah yang akan dicat. Scaffolding pada tahap Reviewing adalah meminta siswa untuk menunjukkan kembali hasil pekerjaanya. Sebenarnya rumus yang digunakan sudah hampir benar hanya membutuhkan kecermatan dalam memahami soal. berikut ini wawancara tahap

explaining dan reviewing:

P : “ coba lihat jawaban kamu nomor 1! Jelaskan px l,(px t) dan t x l itu sisi yang mana saja?”

S1 : pxl itu sisi alas atau atap, p x t sisi depan dan belakang, l x t sisi samping kanan dan kiri

P : “ kemaren saya sudah bilang kan kalau harus berhati- hati dalam menjawab soal nomor 1 meskipun soalnya sama tetapi belum tentu sama lo ya , coba kamu cermati apa perbedaan soal nomor 1 dengan yang latihan kemaren”

S1 : “ apa ya bu, oh iya kalau ini gambarnya yang dicat luarnya, kalau yang kemaren dalamnya soalnya ada keterangan dinding dan juga atap

P : “ nah itu bedanya”


(10)

S1 : “ tidak tau bu”

Selanjutnya peneliti memberika Scaffolding pada tahap restructuring yaitu membawa siswa kesituasi yang telah siswa kenal. Hal ini peneliti fokuskan untuk membawa siswa memahami soal sehingga siswa dapat menentukan rumus yang tepat dan. Berikut wawancara pada tahap restructuring:

P : ”nah kalau sudah tau bedanya, berarti soal nomor 1 yang akan dicat sisi yang mana saja?”

S1 : “ sisi depan, belakang samping kanan dan kiri” P : “ jadi gimana rumusnya?”

S1 : hemm…

P : “yaudah tadi kan atapnya tidak dicat berarti tinggal ngilangin aja � ×

jadi tinggal apa rumusnya?” S1 : 2 � × + 2 ( × )

P: “ coba sekarang tinggal masukkan nilai-nilainya?” S1 : (mengerjakan) “bu sudah ketemu luasnya”

P : “sudah ketemu kan luasnya, selanjutnya mencari banyak cat yang dibutuhkan bagaimana?”

S1 : “ dikali ya bu?”

P : “coba misalkan saya punya permen 6, dan saya akan bagikan, masing-masing anak mendapat 2 permen butuh berapa anak untuk menghabiskan permen?”

S1 : “ 3 anak” P : “caranya?” S1 : “6 dibagi 2”

P : “ jadi untuk mencari banyak cat yag dibutuhkan bagaimana?” S1 : “120 dibagi 5”

P : “ silahkan dilanjutkan sampai selesai”

Dari scaffolding yang diberikan S1 mampu menyelesaikan soal nomor 1 dengan benar setelah peneliti memberikan tahapan explaining, Rewiewing dan restructuring


(11)

2) Soal nomor 2

Berikut lembar jawaban S1

Dari lembar jawaban diatas dapat dilihat bahwa S1 mengalami kesulitan konsep dikarenakan S1 belum memahami konsep dengan baik sehingga jika dihadapkan dengan soal yang berbentuk soal cerita atau kontekstual S1 masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikanya. Terlihat bahwa S1 masih kurang tepat dalaam menentukan rumus sehingga hasil jawabanya masih salah. Selain itu S1 juga tidak memberikan satuan akhir dan kesimpulan akhir jawaban. Hal ini juga diungkapkan bahwa soal nomor 2 adalah soal yang dianggap paling sulit dan soal yang belum pernah dijumpai sebelumnya. Berikut wawancara dengan S1:

P : “ coba jelaskan hasil pekerjaanmu!” S1 : “ tidak bisa bu!”

P : “ kenapa?”

S1 : “ itu kemaren jawabanya asal-asalan bu! Yang penting diisi” P : “ sudah pernah menghadapi soal seperti ini sebelumnya?”

S1 : “ belum pernah bu, makanya paling sulit dibandingkan soal lainya” setelah mengetahui kesulitan S1 dalam memahami soal dan menentukan rumus yang digunakan untuk mencari luas permukaan bak mandi. selanjutnya peneliti memberikan Scaffolding yaitu tahap, Reviewing dan restructuring. Pada tahap reviewing peneliti meminta S1 untuk melihat jawabannya dan


(12)

mengungkapkan informasi yang didapat. Berikut wawancara pada tahap

reviewing:

P : “ coba baca ulang soal nomor 2” S1 :” iya bu”( S1 membaca soal)

P : sekarang apa yang diketahui dan yang ditanyakan?

S1 : kedalaman kubus 1 meter dan ukuran keramik 10 kali 10 cm. disuruh mencari banyak ubin yang dibutuhkan”

P : “ 1 meter sama dengan berapa cm?” S1: 100 cm

P : “sekarang bagaimana caranya?” S1 : “bingung bu”

Setelah tahap reviewing diberikan tahap selanjutnya adalah restructuring yaitu melakukan tanya jawab untuk membawa siswa menemukan rumus yang benar. Berikut wawancara pada tahap restructuring:

P: “ sebenarnya rumusnya hampir benar hanya saja kurang tepat, dapatnya 6 itu darimana?”

S1 : “ jumlah permukaan kubus bu”

P : “ jika bak mandi berbentuk kubus, apakah semua permukaan kubus akan dipasang keramik?”

S1 : “ tidak bu”

P : “Permukaan mana yang tidak dipasang?” S1 : “ atas”

P : “ berarti ada berapa sisi yang dipasang?” S1 : “lima”

P : “nah itu rumusnya sudah benar cuma banyak sisinya diganti 5” S1 :” jadi gini bu rumusnya”(5 × 2)

P : “ iya, setelah nanti luasnya ketemu langkah selanjutnya bagaimana?” S1 : “ kayak nomor 1 tadi bu, dibagi dengan ukuran ubin”

P : “ iya betul, silahkan dikerjakan”

P : “ lha itu kenapa jawabannya kemaren kok perkalian?” S1 : “kan belum paham bu, jawabnya ngawur “

Setelah diberikan scaffolding S1 tampaknya sudah memahami soal sehingga S1 dapat mengerjakan dengan benar akan tetapi pada pekerjaanya S1 tidak menuliskan satuan diakhir jawabannya seperti pekerjaan sebelumnya, melihat hal tersebut peneliti memberikan Scaffolding ulang berupa rewiewing agar S1 lebih


(13)

teliti lagi berikut cuplikanya: “ coba ini mana satuanya?” ; oh iya bu lupa, satuanya cm persegi”.

3) Soal nomor 3

Berikut lembar jawaban S1

Dari lembar jawaban diatas dapat dilihat bahwa S1 tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal nomor 2, terlihat bahwa S1 mampu mengerjakan soal denga baik dan terstruktur sehingga jawaban nomor 2 benar. Selain itu S1 mampu mempertanggung jawabkan hasil pekerjaanya dengan baik sebagaimana wawancara berikut:

P : “coba jelaskan hasil pekerjaanmu?”

S1 : “mencari volume kubus bu rumusnya s pangkat 3 selanjutnya mencari volume ¾ kubus bu hasilnya ini bu” (menunjuk jawabannya)

P : “satuanya apa?”

S1 : “ cm kubik bu!” sudah benar ya bu jawabanya?‟ P : “ iya, mudah kan?

S1: “iya bu paling mudah malah “(sambil tersenyum senang)

Dari wawancara diatas S1 tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal nomor 3. Oleh karena itu peneliti hanya memberikan scaffolding berupa

rewiewing untuk mengetahui sejauh mana pemahaman S1. Ternyata S1 sudah

mengerti apa yang diinginkan dan sudah mampu untuk menyelesaikanya dengan cara yang benar dan sistematis.


(14)

4) Soal nomor 4

Berikut lembar jawaban S1:

Dari lembar jawaban diatas dapat dilihat bahwa S1 mengalami kesulitan konsep karena S1 belum mampu mengerjakan soal meskipun S1 sudah mampu mengungkapkan yang diketahui dan yang ditanyakan akan tetapi S1 tidak bisa melanjutkan pekerjaanya karena S1 bingung dalam menentukan rumus yang harus digunakan untuk menyelesaikan soal nomor 4. Berikut wawancara dengan S1:

P : “ sudah pernah menghadapi soal seperti ini?” S1 : “ seingat saya sudah bu”

P : “ kenapa jawabanya hanya sampai disini, kok tidak dilanjutkan?” S1 : “ lupa bu rumusnya!”

P : “misalnya rumusnya sudah tau, bisa mengerjakanya?” S1 : “hehe, belum tentu bu?”

P : “katanya kemaren sudah pernah?” S1 : “kemaren saya juga pas tidak bisa”

S1 mengalami kesulitan dalam menentukan rumus yang digunakan dalam menyelesaikan soal nomor 4 , karena S1 sudah mampu mengungkapkan apa yang diketahui dengan yang ditanyakan. oleh karena itu Scaffolding yang diberikan yaitu berupa tahap restructuring dengan melakukan Tanya jawab kepada S1 untuk mengarahkan siswa dalam menemukan rumus untuk mencari tinggi. Berikut wawancara tahap restructuring :

P : “ coba diingat-ingat lagi rumusnya?” S1 : “ lupa bu”

P : “ sekarang rumusnya mencari volume balok apa? S1 : “ panjang x lebar x tinggi bu?”


(15)

P : “ disitu yang diketahui apa?

S1 : “panjang 16, lebarnya 15 dan volume balok 2400”

P : “ coba sekarang gunakan rumus balok itu tadi untuk mencari tinggi?”

Setelah S1 mengerjakan ternyata S1 berhenti karena tidak bisa dalam mengoperasikan aljabar untuk menentukan tinggi balok. mengetahui hal tersebut peneliti memberikan scaffolding restructuring lagi untuk mengarahkan S1 menemukan jawaban yang benar. Berikut wawancaranya:

P : “ coba mana yang sulit?”

S1 : “ ini bu (2400 = 240 × ), setelah ini dikalikan terus diapain bu?”

P : “ coba misalkan saya punya 6 = 3 ×�,�=?”

S1 : “� =6

3= 2gini bu” P : “ iya, jadi t berapa?” S1 : “10 bu”

P :” nah sudah bisa kan?” S1 : “iya bu”

Dengan tanya jawab diatas akhirnya S1 dapat mengerjakan soal nomor 4 dengan benar. Untuk menambah pemahaman siswa peneliti memberikan

scaffolding tahap developing conceptual thinking yaitu mengarahkan siswa untuk

menghubungkan yang diketahui dengan jawaban yang diperoleh. berikut

scaffolding yang diberikan.

P : “ nah tadi mencari tinggi menggunakan rumus apa? S1 :“ rumus volume balok bu”

P : jadi apa hubungan yang diketahui dengan yang ditanyakan?”

S1 : “itu bu kalau yang diketahui volume berarti mencari tinggi menggunakan rumus volume balok?”


(16)

5) Soal nomor 5

Berikut lembar jawaban S1:

Dari lembar jawaban diatas dapat dilihat bahwa S1 tidak melanjutkan pekerjaanya hal ini dapat diindikasikan bahwa S1 mengalami kesulitan konsep dikarenakan S1 belum mampu menentukan penyelesaiannya . sebenarnya S1 sudah mampu mengungkapkan apa yang diketahui dan yang ditanyakan dan penulisanya pun juga sistematis hal ini memudahkan dalam mengerjakannya.

Berikut wawancara dengan S1:

P : “ kenapa soal nomor 5 pengerjaannya Cuma sampai disini, kok tidak dilanjutkan?”

S1 : “ sudah tidak bisa” P : “ tidak bisanya dimana?” S1 : “ lupa bu!”

P : “ sudah pernah menghapi soal seperti ini sebelumnya?” S1 : “ sepertinya sudah bu!”

P : “ kemaren latihan soalnya bisa tidak mengerjakanya?” S1 : “bisa bu, tapi ngerjainya bareng sama teman-teman” P : “tetapi kira-kira paham tidak?”

S1 : “ sedikit bu”

Dari paparan diatas S1 mengalami kesulitan yang sama dengan nomor 4 yaitu S1 tidak dapat melanjutkan pekerjaannya karena bingung dengan rumus yang digunakan untuk menyelesaikan melihat hal tersebut scaffolding yang


(17)

diberikan adalah tahap reviewing yaitu dengan meminta S1 untuk membaca soal kembali dan meminta S1 untuk mengungkapkan informasi yang diperoleh berikut setelah itu peneliti memberikan restructuring yakni melakukan Tanya jawab untuk mengarahkan S1 ke jawaban yang benar.

P : “sudah paham dengan yang diminta soal?” S1 : “ sudah, mencari panjang diagonal sisi BG” P : untuk mencari BG bagaimana caranya?”

S1 : “ bentar bu, (sambil berpikir) menggunakan teorema pytagoras t” P : “bagaimana bunyinya?”

S1 : “jumlah sisi miring = jumlah sisi siku-sikunya?”

P : “ masih kurang tepat, sisi kuadrat miring= jumlah kuadrat sisi siku-sikunya”

S1 : “oh iya bu itu maksudnya hehe”

P : “ coba dari teorema tadi ditulis rumusnya?” S1 : “gini ya bu �2 = 2+ 2”

P : “ iya sekarang tinggal dimasukkan nilainya!”

Dari scaffolding yang diberikan S1 dapat menemukan rumus sehingga S1 dapat menyelesaiakan soal nomor 5 ini dengan benar.

b. Subyek 2 (S2)

S2 merupakan siswa laki-laki yang memiliki kemampuan sedang, hal ini berdasarkan informasi dari guru bidang studi. Berdasarkan hasil observasi S2 merupakan salah satu siswa laki-laki yang memiliki kemampuan sedang dibandingkan dengan teman laki-lakinya yang rata-rata memiliki kemampuan rendah. Ketika S1 mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal S1 tetap berusaha menyelesaikanya dengan membuka buku.


(18)

1) Soal nomor 1

Berikut lembar jawaban S2:

Dari lembar jawaban diatas dapat dilihat bahwa S2 mengalami kesulitan konsep, S2 masih belum menuliskan rumus dengan benar yang sesuai dengan permintaan soal. seperti halnya S1, S2 juga masih belum memahami soal dengan baik S2 juga menganggap bahwa soal nomor 1 ini sama dengan soal yang diberikan oleh guru sebelumnya. Selain itu S1 juga mengungkapkan bahwa kesulitanya dalam belajar adalah menghafal rumus-rumus, dan ketika dihadapkan dengan soal S1 bingung harus menggunakan rumus yang mana dalam menyelesaikan soal yang dihadapinya. Berikut wawancara dengan S2:

P : “Adakah kesulitan dalam belajar sebelumnya?” S2 : “ada, dalam menghafal rumus”

P : kenapa kok dihafalkan, sudah paham kah dengan rumusnya?” S2 : “ sudah”

P : “sisi mana saja yang akan dicat?”

S2 : “ sisi depan, belakang ,samping sama atap” P : “ kenapa kok atapnya juga dicat?”

S2 : “ soalnya hampir sama seperti yang dikasih sama bu guru, jadi rumusnya sama dengan yang kemaren”

P : “ masih ingat dengan apa yang saya sampaikan kemaren, saat ulangan Berhati-hatilah dalam mengerjakan soal nomor 1 soalnya hampir sama tetapi belum tentu sama lo ya. jawabanya sudah hampir benar tetapi belum tepat”


(19)

Setelah mengetahui kesulitan yang dialami oleh S2 peneliti memberikan

scaffolding berupa reviewing yaitu meminta S2 untuk membaca soal kembali dan

memintanya mengungkapkan informasi yang didapat hal ini bertujuan agar S2 lebih memahami soal yang diberikan berikut wawancara pada tahap reviewing :

……

P: “dari yang telah kamu baca, informasi apa saja yang kamu dapatkan? S2 : “ disuruh mencari jumlah uang”, rumahnya berbentuk balok dengan ukuran panjang 10 meter, lebar 5 meter dan tinggi 4 meter, setiap 5 meter persegi mengabiskan 1 cat, biaya 1 ember cat 50.000”

P : “ terus caranya gimana?”

S2 : “ kayak ini bu ( menunjuk hasil pekerjaanya)” P : “ coba kamu jelaskan? “

S2 : (diam)

P :” rumus apa yang kamu gunakan itu kok tidak ada keteranganya?” S2 : “oh ya bu permukaan”

P : “ permukaan apa?”

S2 : “ luas permukaan balok” P : “nah gitu dong yang jelas”

Setelah tahap rewiewing dilakukan dilanjutkan dengan restructuring dengan melakukan tanya jawab mengarahkan S2 untuk menemukan rumus yang tepat, sebenarnya jawaban dan langkah-langkahnya sudah benar akan tetapi rumusnya kurang tepat sehingga berakibat pada jawaban akhirnya yang tidak sesuai dengan yang diinginkan. Berikut wawancara pada tahap restructuring:

….

P : “ sisi mana saja yang akan dicat?”

S2 : depan, belakang, samping kanan samping kiri” P : jadi rumusnya gimana?

S2 : ini bu 2 � × + 2 ( × )

P : “nah sekarang tinggal memasukkan nilainya seperti yang kamu kerjakan sebelumnya“


(20)

Dari tahapan scaffolding yang diberikan diatas akhirnya S2 menemukan rumus yang tepat setelah adanya penjelasan dan tanya jawab dengan peneliti. Hasil jawaban yang dikerjakan oleh S2 pun sudah benar sesuai dengan yang diinginkan.

2) Soal nomor 2

Berikut lembar jawaban S2:

Dari lembar jawaban diatas dapat dilihat bahwa S2 mengalami kesulitan konsep. Karena S2 masih belum memahami soal dengan baik. S2 sudah mencoba mengungkapkan yang diketahui akan tetapi S2 tidak mampu menyelesaikannya. Berikut wawancara dengan S2:

P : “ kenapa jawabanya hanya sampai disini?” S2 :” karena saya tidak paham bu”

P : “ tidak pahamnya dimana?”

S2 : “soalnya, bingung mau ngerjainya”

Sebenarnya penyelesaian soal nomor 2 ini adalah hampir sama dengan penyelesaian soal nomor 1 hanya beda konteks. Soal nomor 1 melibatkan konsep balok sedangkan soal nomor 2 melibatkan konsep kubus, jika S2 mampu memahami soal nomor 1 pastilah S2 mampu mengerjakan soal nomor 2.

Setelah mengetahui kesulitan yang dialami oleh S2 scaffolding yang diberikan oleh peneliti yaitu berupa tahapan explaining dengan menfokuskan S2 pada soal dan membacakan ulang soal serta memberi penekanan pada kalimat yang memberikan informasi penting.


(21)

P : “ coba kamu perhatikan soal nomor 1! Bak mandi yang berbentuk kubus dengan kedalaman 1 meter akan dipasang keramik dengan ukuran 10 x 10 cm, berapa jumlah ubin yang diperlukan. Bagaimana paham?”

S2 : “ iya bu sudah diketahui”

P : “apa maksud dari kedalaman 1 meter?”

S2 : “ tinggi atau rusuknya sama dengan 1 meter bu”

P : “ nanti harus diperhatikan satuanya ya, kalau misalkan nanti perkalian atau pembagian satuanya harus disamakan dulu”

S2 : “iya bu”

Setelah tahapan explaining dirasa sudah cukup mengerti dilanjutkan dengan dengan tahapan reviewing dan restructuring yaitu meminta siswa untuk membaca soal dan memintanya untuk mengungkapkan informasi yang ia dapatkan. tahapan

restructuring yaitu melakukan tanya jawab untuk mengarahkan S2 menemukan

rumus dan penyelesaiannya. Berikut wawancara tahapan reviewing dan restructuring :

P : “ sebenarnya nomor 2 ini tipe soalnya hamper sama dengan nomor 1, sekarang pahami kembali dan ungkapkan apa yang diketahui dan yang ditanyakan?”

S2 : “ bak mandi berbentuk kubus dengan sisi 1 meter , dipasang keramik ukuran 10 x10 cm ditanya jumlah ubin yang dibutuhkan”

P : “bagaimana penyelesaiaanya?”

S1 : kayak nomor 1 tadi ya bu, dicari luas permukaan yang akan dicat kemudian dibagi dengan ukuran ubin”

P : “ iya, coba dikerjakan “

Dari scaffolding yang diberikan S2 dapat menyelesaikan soal nomor 2 dengan benar.

3) Soal nomor 3


(22)

Dari lembar jawaban S2 diatas dapat dilihat bahwa S2 mengalami kesulitan konsep karena S2 tidak mampu meyelesaikannya, dari lembar diatas dapat dilihat bahwa S2 sudah menuliskan jawabanya akan tetapi S2 menghapusnya karena S2 merasa tidak yakin dengan jawabanya. S2 merasa ragu-ragu dalam menentukan rumus yang digunakan untuk mencari volume. Padahal jawaban yang telah ditulis sebelumnya sudah hampir benar. Berikut wawancara dengan S2:

P : “kenapa jawabanya hanya sampai disini? Kesulitannaya apa?” S2 : “bingung menggunakan rumus yang mana”

P : “sudah pernah menghadapi soal seperti ini sebelumnya?” S2 : “belum “

P : “ benarkah belum, seingat saya sudah pernah” S2 : “ iya bu lupa”

P : “ kenapa ini kok dihapus?” S2 : “tidak yakin bu”

P : “padahal sudah hampir benar jawabanya kurang sedikit aja”

S2 mengalami kesulitan dalam menentukan rumus ataupun menggunakan proses untuk menyelesaikan masalah nomer 2 sehingga bentuk scaffolding yang diberikan yaitu berupa tahapan reviewing dengan meminta S2 untuk membaca kembali soal dan mengungkapkan informasi apa saja yang didapatkannya

P : “ coba dibaca lagi soalnya?” S2 : ( soal dibaca)

P : “apa yang diketahui dan yang ditanyakan?” S2 : “ sisi 10 disuruh mencari volume ¾ kubus “ P : “ apa rumus volume balok? “

S2 : “s x s x s ya bu”

P : iya, kenapa kok dihapus “ S2 : “tidak yakin bu”

P : “ selanjutnya bagaimana mencari volume ¾ kubus? S2 : ¾ dibagi 1000


(23)

Selanjutnya tahap restructuring untuk mengarahkan S2 memperoleh jawaban yang benar.

P : misalnya volume penuhnya adalah 1 x1000 = 1000, nah kalau volume ¾ berarti berapa?”

S2 : “¾ x 1000 = 750” P : “ satuanya apa?” S2 : “cm kubik”

Setelah diberikan scaffolding berupa rewiewing dan restructuring S2 mampu menyelesaikan soal nomor 3 dengan benar.

4) Soal nomor 4

Berikut lembar jawaban S2:

Dari lembar jawaban S2 diatas dapat dilihat bahwa S2 mengalami kesulitan konsep karena S2 menuliskan rumus yang tidak sesuai untuk mencari tinggi balok. dan belum memahami hubungan yang diketahui dengan yang ditanyakan dalam hal ini berarti S2 masih belum memahami soal ataupun konsep kubus dengan baik. S2 tidak mengalami kesulitan keterampilan karena mampu mengerjakan dengan baik jika S2 sudah menemukan rumus yang tepat, yang menjadi masalah adalah untuk menentukan rumus yang akan digunakan S2 masih kebingungan. Berikut wawancara dengan S2:

P : “Kenapa jawabanya berhenti sampai disini?”

S2: “Rumusnya tidak paham, bingung jadi saya kerjakan sebisanya”

Setelah mengetahui kesulitan yang dialami oleh S2 dalam menentukan rumus yang benar untuk mencari tinggi maka scaffolding yang dapat diberikan


(24)

adalah berupa reviewing dengan meminta S2 untuk menunjukkan hasil pekerjaanya dilanjutkan tahap restructuring yaitu mengarahkan S2 untuk menemukan rumus yang tepat dalam mencari tinggi balok.

P : “ coba dari soal nomor 4 yang diketahui dan yang ditanyakan apa?” S2 : “ panjang 16, lebar 15 dan volume balok 2400, disuruh mencari tinggi” P : “ nah lihat jawabanmu! Ini rumus apa yang kamu gunakan?”

S2 : “luas permukaan”

P : “ dapatnya luas permukaan sama dengan 2400 darimana?” S2 : “dari yang diketahui bu?”

P : “ coba yang diketahui 2400 itu tadi apa?” S2 : “ oh ya volume bu”

P : “ berarti menggunakan rumus apa?” S2 : “volume balok”

P : “ apa rumus Volume balok” S2 : “ p x l x t”

P : “ coba sekarang dikerjakan!”

Setelah S2 mengerjakan beberapa menit akhirnya S2 dapat menemukan nilai tinggi yang diinginkan, selanjutnya peneliti memberikan scaffolding pada penyelesaian akhir dengan tahapan developing conceptual thinking yaitu dengan mengarahkan siswa untuk menghubungkan yang diketahui pada soal dengan jawaban yang diperoleh.

P : “ nilai t tadi diperoleh darimana?” S2 :” rumus volume balok”

P : “jadi apa hubungan yang diketahui tadi dengan mencari tinggi ?” S2 :” untuk mencari tinggi menggunakan rumus volume balok”

P : “ misalkan jika yang diketahui luas permukaan balok, panjang dan lebar, untuk mencari tinggi menggunakan apa?”

S2 : “ rumus luas permukaan” P : “jadi gimana paham?” S2 : “ paham”


(25)

5) Soal nomor 5

Berikut lembar jawaban S2:

Dari lembar jawaban S2 diatas dapat dilihat bahwa S2 tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal. S2 juga mampu mempertanggung jawabkan hasil pekerjaannya dengan baik. Berikut wawancara dengan S2:

P : “ sudah yakin jawabannya benar?” S2 : “ yakin bu”

P :” coba jelaskan hasil pekerjaanmu nomor 5?”

S2 : yang diketahui AB =12 cm,BC= 8 cm dan CG=6cm ditanya BG. Caranya menggunakan teorem pytagora seperti ini( menunjuk hasil pekerjaanya)”

P : “bagaimana bunyi teorema pytagoras?”

S2 : “ jumlah sisi-sisinya sama dengan jumlah sisi miring kuadrat”

P : “ sudah hampir benar tapi kurang tepat, sisi miring kuadrat sama dengan jumlah kuadrat sisi siku-sikunya”

S2 : “ iya bu”

Karena S2 tidak mengalami kesulitan maka peneliti hanya memberikan

Scaffolding pada tahap Reviewing dimana peneliti meminta S2 untuk mengecek

kembali jawabanya dengan menjelaskan hasil pekerjaanya.

c. Subyek 3 (S3)

S3 merupakan siswi perempuan yang memiliki kemampuan rendah hal ini berdasarkan informasi dari guru bidang studi yang mengampunya. Berdasarkan observasi S3 termasuk siswi yang aktif bertanya meskipun memiliki kemampuan rendah. Beberapa kali S3 bertanya kepada peneliti untuk membantu menyelesaikan soal saat peneliti tengah melakukan observasi.


(26)

1) Soal nomor 1

Berikut lembar jawaban S3:

Dari lembar jawaban diatas dapat dilihat bahwa S3 juga mengalami masalah yang sama dengan S1 dan S2 yaitu mengalami kesulitan konsep dan keterampilan

(Skill).S3 masih kurang tepat dalam menuliskan rumusnya selain itu S3 masih

salah dalam menulis operasi yang seharusnya operasi perkalian S3 menuliskanya penjumlahan. Selain itu penulisan simbol huruf yang seharusnya menggunakan huruf kecil, meskipun hal sepele akan tetapi ini juga perlu diperhatikan agar runtut dan sistematis. Berikut wawancara dengan S3:

P : “coba kamu perhatikan! Apakah operasi penjumlahan ini sudah benar?” S3 : “tidak tau bu”

P : “kok tidak tau coba kalau ini penjumlahan tapi kok hasil dibawahnya tidak sama, yang salah perhitungannya atau rumusnya?”

S3 :” itu kemaren saya nyontoh si A bu, soalnya saya tidak paham dan buru -buru waktunya hampir habis”

Dari wawancara diatas ternyata S3 tidak memahami soal dengan baik yang berakibat S3 tidak mampu mengerjakanya sehingga mencontoh temanya. Selain itu S3 pernah mengungkapkan bahwa guru dalam menyampaikan materi terlalu cepat menurutnya sehingga S3 merasa kurang dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.


(27)

S3 mengalami kesulitan konsep karena kurang memahami soal sehingga mengetahui hal tersebut peneliti memberikan Scaffolding berupa explaining yaitu dengan memfokuskan perhatian S3 pada soal dengan membacakan ulang soal dan memberi penekanan pada kalimat yang memberikan informasi penting.

P : “ coba nomor 1 sulitnya dimana? S3 : “bingung bu”

P : “ sekarang perhatikan soalnya, diketahui rumahnya berbentuk balok dengan ukuran panjang 10 m, lebar 5 m dan tinggi 4 m, disuruh mencari jumlah biaya yang dikeluarkan dengan catatan setiap 5m persegi mengahabiskan 1 kaleng cat seharga 50.000 rupiah. Gimana paham ?

S3 : “iya bu”

Dikarenakan S3 sudah dirasa cukup mengerti dilanjutkan dengan tahap

reviewing dengan meminta S3 untuk membaca soal kembali dan mengungkapkan

informasi apa saja yang ia dapatkan. Setelah itu peneliti memberikan

restructuring, yakni melakukan tanya jawab untuk mengarahkan S3 untuk

menemukan rumus yang benar dalam mencari luas dinding yang akan dicat. P : “ coba apa yang diketahui dan ditanyakan?”

S3 : “rumah yang berukuran 10 meter, panjang 5 meter dan tinggi 4 meter,setiap 5 meter menghabiskan 1 ember cat, 1 kaleng harganya 50.000 kemudian disuruh mencari jumlah uang yang dikeluarkan”

P : “ kira-kira sisi mana saja yang akan dicat?” S3 : “depan, belakang samping kanan kiri dan atap” P : “adakah keterangan atap juga dicat?”

S3 : “tidak?

P : “ berarti sisi mana aja yang akan dicat? S3 : “depan, belakang samping kanan kiri” P : “rumus mencari luas sisi depan gimana? “ S3 : “panjang kali lebar “

P : “gambar sketsa balok dulu! S3 : (menggambar balok)

P : “ coba dilihat lagi rumus luas sisi depan” S3 : “ panjang kali tinggi ya bu”


(28)

S3 : “lebar kali tinggi” ……

P : “ nah jadi gimana rumus mencari luas dinding yang akan dicat?” S3 : “ apa seperti ini bu 2 �× + 2( × )

P : “iya, sekarang sudah tau kan salahnya dimana?” S3 : “ iya bu”

P : “ silahkan dilanjutkan….kok berhenti sampai mencari luas? S3 : “iya bu terus diapain lagi”

P : nah untuk mencari jumlah uang caranya gimana?”

S3 : “ mencari banyaknya cat dulu ya bu nanti baru dikalikan dengan harganya”

P : “itu bisa”

Setelah diberikan scaffolding pada tahapan restructuring S3 mampu mengerjakan meskipun sedikit mengalami kesulitan dalam berhitung khusunya pembagian dan perkalian seperti yang telah diungkapkan sebelumnya sehingga memerlukan waktu yang cukup lama.

2) Soal nomor 2

Berikut lembar jawaban S3:

Dari lembar jawaban S3 diatas dapat dilihat bahwa S3 mengalami kesulitan konsep, S3 tidak mampu melanjutkan pekerjaanya karena kesulitan dalam menentukan dan menggunakan proses dalam menyelesaikan soal nomor 2. dan menurut mayoritas subyek penelitian soal nomor 2 ini adalah soal yang dianggap paling sulit karena mereka belum pernah menjumpai soal cerita berbentuk pemecahan masalah. Berikut wawancara dengan S3:


(29)

P : “kenapa soal nomor 2 tidak dilanjutkan?” S3 : “ belum selesai bu”

P : coba diselesaikan dulu!” S3 : “hehe eh tidak bisa bu”

P : “ sudah pernah menjumpai soal seperti ini sebelumnya?” S3 : “belum pernah bu”

Berdasarkan kesulitan yang dialami oleh S3 dalam menentukan rumus yang digunakam untuk menyelesaikan soal nomor 2 scaffolding yang diberikan adalah

explaining dan dengan membacakan soal dan memberi penekanan pada kalimat

yang memberikan memberikan informasi penting. reviewing dengan meminta S3 untuk membaca kembali soal dan mengungkapkan informasi apa saja yang ia dapatkan.

P : “coba sekarang perhatikan! Bak mandi berbentuk kubus dengan kedalaman 1 meter, akan dipasang ubin dengan ukuran 10 x 10 cm, yang ditanyakan adalah jumlah ubin yang dibutuhkan, dari sini paham?”

S1 : “ iya bu”

P : “ 1 meter itu sama dengan berapa cm?” S1: “100 cm”

P : “soal nomor 2 penyelesaiannya hampir sama dengan soal nomor 1” P : “ coba kamu jelaskan apa yang kamu pahami dari soal nomor 2?”

S3 : diketahui bak mandi dengan kedalaman 1 meter dan akan dipasang keramik ukuran 10 x 10 cm , ditanya berapa ubin yang dibutuhkan”

Setelah tahap explaining dan reviewing dirasa cukup paham dilanjutkan dengan tahap restructuring yaitu melakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa menemukan rumus yang sesuai.

P : “masih ingat dengan rumus luas permukaan kubus ?” S3 : lupa bu

P : “ ada berapa sisi kubus?” S3 : 6

P : “ sisinya berbentuk apa ?” S3 : “ persegi “

P : “ rumus luas persegi apa? S3 : sisi kuadrat

P : jadi rumus luas permukaan kubus bagaimana?” S3 : 6 X sisi kuadrat


(30)

P : iya benar, sekarang jika bak mandi berbentuk kubus kira-kira sisi mana saja yang akan dipasang keramik?”

S3 : “semua kecuali atas”

P : nah jadi ada berapa sisi yang dipasang keramik?” S3 : “ 5 bu”

P : “jadi gimana rumus mencari luas yang akan dipasang keramik?” S3 : “5 x sisi kuadrat”

P : “ iya, nah setelah ketemu luasnya, permintaanya apa? S3 : “berapa ubin yang diperlukan”

P : “ caranya bagaimana”

S3 : “dibagi ukuran keramik bu” P : “ sekarang bisa dikerjakan”

Dengan scaffolding S3 dapat menemukan rumus untuk menyelesaikan soal, pada saat mengerjakan S3 membutuhkan waktu yang cukup lama sebelum akhirnya mendapatkan hasil akhir yang diinginkan.

3) Soal nomor 3

Berikut lembar jawaban S3:

Berdasarkan lembar jawaban diatas dapat dilihat bahwa S3 mengalami kesulitan konsep dan keterampilan (Skill) karena S3 masih salah dalam menggunakan rumus untuk menyelesaikan soal hal ini merupakan akibat dari S3 yang masih belum memahami konsep kubus dengan baik sehingga menggunakan rumus asal-asalan. Selain itu penulisan yang masih belum sistematis terlihat S3 langung menuliskan nilainya tanpa menuliskan rumus apa yang digunakan selain itu juga S3 masih kesulitan dalam berhitung,dari jawaban diatas perhitungannya


(31)

pembagianya juga masih salah. S3 mengungkapkan bahwa kesulitanya dalam belajar matematika adalah tentang penghitungan pembagian dan perkalian. Berikut wawancara dengan S3:

P : “ sudah pernah mengahadapi soal mencari volume kubus?” S3 : “ sudah pernah bu “

P : “ apa rumus mencari volume?” S3 : “lupa bu”

P : “ coba diingat-ingat lagi, oh iya hasilnya 30 dibagi 4 apakah sudah benar?”

S3 : “ kayaknya belum bu soalnya saya paling sulit kalau pembagian yang hasilnya koma-koma bu?”

S3 mengalami kesulitan dalam menentukan rumus dan penyelesaiannya melihat hal tersebut scaffolding yang diberikan adalah reviewing dan restructuring. Pada tahap reviewing dengan meminta S1 untuk membaca kembali soal dan mengungkapkan informasi yang didapat dilanjutkan dengan tahap restructuring yaitu dengan melakukan tanya agar S1 dapat menemukan rumus yang sesuai dan dapat menyelesaikan dengan benar.

P :” setelah kamu pahami, apa yang diketahui dan yang ditanyakan?” S3 : “ kubus dengan sisi 10 cm, ditanya volume ¾ kubus”

P : „coba kamu perhatikan hasil pekerjaanmu ini! Itu rumus apa? Kog langsung memasukkan nilainya”

S3 : ” volume kubus bu tapi seingat saya saja “

P : “ sebenarnya rumusnya sudah benar kurang sedikit saja”

P : “ misalkan volume balok itu panjang x lebar x tinggi karena sisi-sisinya tidak sama kalau kubus apa?”

S3: “sisi-sisinya sama”

P : “berarti rumus volume balok?” S3 : “ sisi x sisi x sisi “

P : “sekarang coba dibenahi dan dikerjakan”

S3 mampu menyelesaikan sampai akhir setelah diberikan scaffolding berupa reviewing dan restructuring.


(32)

4) Soal nomor 4

Berikut lembar jawaban S3:

Dari lembar jawaban diatas dapat dilihat S3 mengalami kesulitan keterampilan, dalam menyelesaikan soal nomor 4 dengan benar dan runtut hanya satuan diakhir yang masih belum tepat. Untuk mengetahui pemahaman siswa peneliti meminta S3 untuk menjelaskan hasil pekerjaannya namun S3 tidak bisa menjelaskan hasil pekerjaanya hanya membaca ulang hasil pekerjaanyaa. Berikut wawancara dengan S3:

P : “ sudah yakin jawabannya benar?” S3: “ sudah bu”

P : “ coba jelaskan hasil pekerjaanmu? S3 : ( S3 membacakan hasil pekerjaanya)”

Mengetahui kesulitan tersebut peneliti memberikan scaffolding pada tahap

reviewing yaitu meminta S3 untuk meneliti hasil pekerjaanya.

P : “ coba kamu perhatikan hasil pekerjaanmu! kok langsung p x l x t itu rumus apa?”

S3 : “ volume balok bu”

P : “ dibiasakan kalau menulis rumus harus harus diberi keterangan ya” S3 “ iya bu”

P : “ selanjutnya apakah satuanya sudah benar?” S3 : “oh iya bu satuanya cm saja salah tulis”


(33)

Setelah S3 diberikan scaffolding tahap reviewing akhirnya S3 dapat memperbaiki jawabanya.

5) Soal nomor 5

Berikut lembar jawaban S3:

Dari lembar jawaban diatas dapat dilihat bahwa S3 mengalami kesulitan konsep dan keterampilan (Skill). Kesulitan konsep ditunjukkan dengan penggunaan rumus yang masih belum benar ini artinya S3 masih belum memahami materi dengan yang disampaikan dengan baik sehingga kesulitan dalam menentukan rumus yang digunakan untuk menyelesaikanya. Sedangkan kesulitan keterampilan ditunjukakan dengan proses penghitunganya yang masih belum benar. Berikut ini wawancara dengan S3:

P : “ sudah pernah mendapatkan soal seperti ini sebelumnya?” S3 : “sudah bu, “

P : “ dapat rumusnya itu darimana?”

S3 : “ rumusnya sedikit lupa bu,kayaknya kemaren seperti itu ” P : “ itu penghitungannya sudah benar belum?”

S3 : “hehe salah bu”

Setelah mengetahui tingkat kesulitan S3 ,maka peneliti memberikan Scaffolding dengan tahapan reviwing dan restructuring. Pada tahap reviewing peneliti meminta S3 untuk membaca kembali soal dan mengungkapkan informasi pa saja


(34)

yang ia dapatkan. Dilanjutkan dengan tahapan restructuring yaitu melakukan tanya jawab agar S3 menemukan rumus yang sesuai dan menyelesaikan soal nomor 5 dengan benar.

P : “ dari soal nomor 4 apa yang diketahui dan ditanyakan?”

S3 : “ AB= 12, BC= 8,CG = 6, ditanya panjang diagonal bidang BG” P : “coba sekarang kamu gambar segitiga untuk mencari sisi BG! Sisi mana saja yang diperlukan?”

S3: “sisi BC dan CG”

P : “ bagaimana mencari panjang sisi BG?” S3 : “ menggunakan teorema pytagoras” P : “bagaimana bunyi teorema pytagoras?” S3 : “tidak hafal bu”

P : “ sisi miring kuadrat = jumlah kuadrat sisi siku-sikunya, coba diterjemahin?”

S3 : “ gini bu �2 = 2+ 2”

P : “ iya benar, sekarang tinggal masukan nilainya dan selesaikan” ……….

P : „kok berhenti sampai ini ( �2 = 100)BG nya berapa?“ S3 : “ iya bu terus gimana?”

P: “ bentuk kuadrat jika pindah ruas berubah menjadi akar, berarti gimana?”

S3 : “ � = 100 = 10 P : “sudah tau kan salahnya?” S3 : “iya bu”

Setelah diberikan scaffolding berupa reviewing dan restructuring akhirnya S3 mampu menyelesaikan dengan baik meskipun sempat berhenti karena kebingungan kemudian Peneliti memberikan scaffolding ulang dan S3 dapat melanjutkanya sampai menemukan hasil akhirnya.

d. Subyek 4 (S4)

Subyek S4 merupakan siswa laki-laki yang memiliki kemampuan rendah hal ini berdasarkan informasi dari guru bidang studi yang mengampunya.


(35)

Berdasarkan observasi S4 tergolong siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran, saat S4 mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal S4 jarang sekali bertanya pada guru, S4 hanya mengerjakan semampunya selebihnya pasrah dan tidak mau berusaha.

1) Soal nomor 1

Berikut lembar jawaban S4:

Berdasarkan lembar jawaban diatas dapat dilihat bahwa S4 mengalami kesulitan konsep, S4 masih belum memahami soal dengan baik sehingga rumus yang digunakan untuk menyelesaikannya masih belum tepat. Selain itu sama halnya dengan S1 dan S2 ,S4 juga menganggap bahwa Soal nomor 1 sama dengan soal latihan yang diberikan oleh guru sebelumnya, sehingga tanpa berpikir panjang S4 menggunakan rumus sebelumnya untuk menyelesaikan soal nomor satu. Berikut wawancara dengan S4:

P : “ untuk soal nomor 1 kesulitanya dimana?”

S4 : “tidak ada, soalnya sama kan bu sama soal yang diberikan oleh bu guru kemaren”

P : “ hayo kemaren saat ulangan sudah saya tekankan untuk berhati-hati dalam mengerjakan soal nomor 1, meskipun hampir sama tapi belum tentu sama lo ya “


(36)

P : “ sudah hampir benar, hanya kurang tepat saja”

S4 mengalami kesulitan dalam menentukan rumus yang tepat untuk mencari luas dinding yang akan di cat oleh karena itu scaffolding yang diberikan oleh peneliti berupa reviewing dengan meminta S4 untuk membaca soal kembali dan mengungkapkan informasi apa saja yang ia dapat. Selanjutnya adalah

restructuring untuk mengarahkan S1 menemukan rumus yang tepat.

P : “ itu kok langsung rumus? Rumus apa?

S4 : lupa bu tidak ditulis, itu seharusnya luas permukaan balok” P : “ coba dipahami lagi soal nomor 1 ?”

S4 : (soal hanya dibaca)

P : “apa yang diketahui dan yang ditanyakan?”

S4 : rumah yang berukuran 10, 5 dan 4 setiap 5 m persegi menghabiskan 1 kaleng cat dengan harga 50.000 ,ditanya berapa jumlah uang yang

dibutuhkan”

P : “sekarang sisi mana yang akan di cat?” S4 :” semua kecuali alas “

P : “apakah ada keterangan atap juga di cat? “

S4 : “ tidak, lha yang kemaren kata bu guru dinding sama atap di cat?” P : kemaren saya kan sudah bilang harus berhati –hati soalnya hampir sama tapi belum tentu sama, kalau yang kemaren kan jelas ada kata dinding dan atap kalau yang ini kan beda”

S4: “ berarti yang ini atapnya tidak bu” P : Iya, berarti rumusnya gimana?”

S4 : yang p x l dihilangin bu jadi tinggal ini 2 �× + 2( × )

P : “ sekarang tinggal dilanjutkan lagi”

Setelah diberikan scaffolding pada tahap rewiewing dan restructuring S4 dapat memperbaiki jawabanya dengan benar.

2) Soal nomor 2

Peneliti tidak dapat memberikan lembar jawaban S4 karena S4 tidak mengerjakan sama sekali dari sini S4 mengalami kesulitan konsep karena S4 sama sekali tidak mengerjakan soal nomor 2 karena S4 tidak memahami perintah


(37)

soal, dan merasa bingung harus memulainya darimana dan tidak memiliki ide untuk menjawabnya seperti halnya S1,S2, dan S3 soal nomor 2 ini adalah soal yang dianggap paling sulit diantara soal nomor 1 sampai 5 karena soal ini masih baru menurut mereka. Berikut wawancara dengan S4:

P : “ kenapa jawabanya kosong?” S4 : “ sulit bu”

P : “ sulit nya dimana?”

S4 : “ pokoknya paling sulit bu, tidak bisa mengerjakan”

Kesulitan yang dialami oleh S4 adalah kesulitan dalam memahami soal, dan menentukan penyelesaian mengetahui hal tersebut maka peneliti memberikan

scaffolding tahap explaining untuk membantu S4 dalam memahami soal yaitu

memfokuskan perhatian S4 pada soal dengan membacakan ulang soal dan memberi penekanan pada kalimat yang memberikan informasi penting, setelah cukup memahami selanjutnya adalah scaffolding tahap reviewing dengan meminta S4 untuk membaca kembali soal dan mengungkapkan informasi yang telah didapat. Berikut wawancara tahap explaining dan reviewing :

P : “sekarang kamu perhatikan! Bak mandi berbentuk kubus, kedalamanya 1 meter, dipasang ubin dengan ukuran 10 x 10 cm, berapa jumlah ubin yang diperlukan?” dari sini kira-kira paham tidak?

S4 : “sedikit bu”

P : “kedalamanya 1 meter artinya apa? S4 : “tinggi kubus sama dengan 1 meter” P : “nah 1 meter sama dengan berapa cm?” S4 : “ 100 cm “

P : “coba sekarang ungkapkan yang diketahui dan yang ditanyakan?”

S4 : diketahui bak mandi berbentuk kubus,tinggi 1 meter, ukuran ubin 10 x 10 cm ditanya banyak ubin yang diperlukan?”

P : “soal ini penyelesaiannya hampir sama dengan soal nomor 1”

Setelah tahap explaining dan reviewing dirasa sudah cukup memahami dilanjutkan dengan scaffolding tahap restructuring untuk mengarahkan S4


(38)

menemukan penyelesaian soal nomor 2 dengan melakukan tanya jawab sebagai berikut:

P : “ rumus apa yang digunakan untuk menyelesaikan soal ini?” S4 : “ luas permukaan kubus”

P : “ masih ingat dengan rumusnya?” S4 : “seingat saya 6 x sisi?”

P : “ hampir benar, sisi kubus berbentuk apa?” S4 : “persegi”

P : “ luas persegi rumusnya apa?” S4 : “sisi x sisi

P : “ nah ada berapa sisi yang akan dipasang ubin?” S4 : “ lima”

P : “ jadi gimana rumusnya?” S4 : “ 5 x sisi x sisi gini”

P : “ iya benar, setelah itu yang diminta apa?” S4 : “banyak ubin”

P : kira-kira caranya bagaimana?” S4 : “ luas ubin dibagi ukuran keramik” P : “bisa gitu lo sekarang bisa dikerjakan”

Setelah scaffolding diberikan akhirnya S4 mampu mengerjakan dengan benar

3) Soal nomor 3

Berikut lembar jawaban S4:

Berdasarkan lembar jawaban diatas dapat dilihat bahwa S4 mengalami kesulitan konsep karena S4 masih kesulitan dalam menentukan langkah selajutnya untuk mencari volume ¾ kubus tersebut. soal nomor 3 adalah soal termudah


(39)

dibandingkan dengan soal lainya bahkan S1 sudah mampu mengerjakan dengan benar sedangkan S2 sudah hampir benar hanya saja tidak yakin dengan jawabanya begitu juga S4 sebenarnya jawabanya sudah hampir benar. Selain itu satuan akhir yang diberikan juga masih belum tepat. Berikut wawancara dengan S4:

P : “ kenapa berhenti sampai disitu?”

S4 : “ bingung lanjutinnya setelah itu diapain?”

Scaffolding yang diberikan untuk mengatasi kesulitan S4 adalah dengan

memberikan scaffolding pada tahap reviewing dengan meminta siswa melihat kembali jawabanya dan meneliti hasil pekerjaanya setelah itu dilanjutkan dengan Tahap restructuring dengan membawa S4 kesituasi yang pernah siswa kenal. Berikut wawancaranya :

P : “sudah pernah mengahadapi soal seperti ini?” S4 :”sudah”

P : “ coba kamu lihat jawabanmu, apakah sudah benar satuanya � 2 ?” S4 : oh iya bukan bu seharusnya � 3

P : “ lain kali harus teliti ya?”

P : “setelah itu bagaimana mencari volume ¾ kubus?” S4 : “gimana to bu, dikali atau dibagi?”

P : saya misalkan volume penuh kubus itu 1 x 1000 = 1000, lha kalau volume ¾?”

S4 : “ gini ¾ x 1000 = 750” P : gimana bisa ?”

S4 : “oh gitu to bu” P : “satuanya apa?” S4 : “ cm kubik”

Setelah scaffolding diberikan S4 terlihat mampu menyelesaikan soal nomor 3 dengan benar , dikarenakan sudah pernah mengerjakan sebelumnya peneliti tidak membutuhkan waktu lama dalam memberikan scaffolding kepadanya.


(40)

4) Soal nomor 4

Berikut lembar jawaban S4:

Dari lembar jawaban diatas dapat dilihat bahwa S4 mengalami kesulitan konsep seperti halnya S1 karena belum memahami materi yang telah diberikan dengan baik sehingga S4 kesulitan dalam menentukan atau menggunakan proses untuk menyelesaikan soal nomor 4. Berikut wawancara dengan S4:

P : “ kenapa jawaban nomor 4 berhenti sampai disini?” S4 : “ bisanya Cuma sampai disini bu”

P : “pernah menghadapi soal seperti ini sebelumnya?” S4 : “pernah”

P : berarti sebelumnya bisa dong? S4: “tidak bisa”

P : “ apakah kamu paham materi yang telah diajarkan oleh bu guru?” S4 : “sedikit bu”

Setelah peneliti mengetahui kesulitan S4 dalam menentukan penyelesaian maka scaffolding yang diberikan oleh peneliti yaitu tahap reviewing dan

restructuring. Pada tahap reviewing peneliti meminta S4 untuk membaca kembali

soal dan memintanya untuk mengungkapkan informasi yang diperoleh

P : “ setelah kamu cermati soalnya, coba ungkapkan apa yang diketahui dan yang ditanya?”

S4 : “ panjang 16 cm, lebar 15 cm dan volume balok 2400 cm kubik, ditanya tinggi”


(41)

Setelah S4 sudah memahami apa yang diketahui dan yang ditanya dilanjutkan dengan tahap restructuring dengan melakukan tanya jawab kepada S1 untuk menemukan penyelesaiaanya.

P : “ coba sudah ada gambaran belum cara menyelesaikanya, kira –kira pakai rumus apa?”

S4 : “volume balok” P : “ rumusnya apa?” S4 : “aduh lupa bu”

P : “ di ingat-ingat dulu coba gambarlah balok dulu!....” P : “ disitu ada apa saja?”

S4 : “ panjang, lebar, dan tinggi “

P : dari situ sudah ingat belum rumusnya?” S4 : apa gini bu panjang x lebar x tinggi” P : “iya benar sekarang coba dikerjakan!”

S4 : “udah bu cuma bisa sampai sini setelah itu diapakan?” (2400 = 240 x t) P : “ coba saya misalkan 6 = 3 ×�,�= ?

S4 : “2”

P : “dapatnya 2 darimana?” S4 : 6/2

P : nah begitu juga yang tadi caranya sama, berarti gimana?” S4 : = 2400

240= 10 cm

P : “coba dicek jika tingginya 10 apakah volume kubusnya 2400” S4 : “iya bu sudah benar”

S4 akhirnya dapat menyelesaikan soal nomor 4 setelah mendapatkan scaffolding. Mespkiun sempat kebingungan ditengah-tengah pekerjaanya namun S4 dapat menyelesaikan dengan benar.

5) Soal nomor 5


(42)

Dari lembar jawaban diatas dapat dilihat bahwa S4 masih mengalami kesulitan yang sama yaitu kesulitan konsep. S4 hanya mengungkapkan apa yang diketahui dan yang ditanyakan akan tetapi S4 tidak mampu melanjutkan karena belum memahami materi yang disampaikan dengan baik sehingga ketika dihadapkan dengan soal S4 bingung dalam menentukan ataupun menggunakan rumus untuk menyelesaikan soal tersebut. berikut wawancara dengan S4:

P : “ kenapa jawabanya berhenti sampai disini?” S4 : “ sudah tidak bisa bu”

P : “ pernah menghadapi soal seperti ini sebelumnya? S4 : seingat saya pernah bu”

P : “ dulu bisa ngerjakanya?”

S4 : “ pas dijelasin saya paham tapi pas disuruh latihan soal tidak bisa” Setelah mengetahui kesulitan yang dialami S4 peneliti memberikan scaffolding tahap reviewing yaitu dengan meminta S4 untuk membaca kembali soal dan mengungkapkan informasi apa yang telah diperoleh.

P : “ soal nomor 4 kesulitanya dimana?” S4 : “menentukan rumus bu?”

P : “ setelah kamu baca, coba cermati apa yang diketahui dan yang ditanyakan?”

S4 : “ AB = 12 cm, BC = 8 cm , CG = 6 cm, ditanya diagonal bidang BG ?” P : “ kira-kira sudah punya ide bagaimana caranya?”

S4 : “ belum”

Setelah tahap reviewing dilanjutkan dengan tahap restructuring yaitu dengan melakukan tanya jawab untuk mengarahkan S4 menemukan penyelesaianya.

P : “coba sekarang gambarlah segitiga dan beri huruf sesuai dengan soal!” S4 : “iya bu”

P : “dari gambar itu sisi mana yang diketahui?” S4 : “ sisi BC dan CG”

P : “ siku-siku dimana?” S4 : “ C”

P : “ nah dari sini kira-kira sudah punya gambaran penyelesaiannya?” S4 : “pakai pytagoras bu”


(43)

S4 : “ sisi miring sama dengan jumlah sisi-sisinya”

P : “masak, sisi miring kuadrat sama dengan jumlah kuadrat sisi siku-sikunya”

S4 : “iya bu”

P : “ nah berarti gimana rumusnya, sisi miring kuadrat yang mana?” S4 : “BG kuadrat bu”

P : “ jumlah kuadrat siku-sikunya berarti yang mana?” S4 : 2+ �2 gini bu?”

P : “ iya jadi gimana rumusnya?” S4 : " �2 = 2+ �2 “

P : “ iya betul sekarang coba dikerjakan!”

Setelah diberikan scaffolding S4 dapat menyelesaikan soal dengan benar, meskipun S4 membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikanya.

Berdasarkan paparan data diatas diketahui bahwa keempat subyek penelitian memiliki kesulitan yang bermacam-macam. Akan tetapi ada beberapa subyek penelitian yang juga dapat menyelesaikan soal dengan benar. Ditinjau dari permasalahan diatas, kesulitan yang banyak dialami oleh keempat subyek penelitian yaitu kesulitan dalam memahami masalah dan menentukan penyelesaiannya soal kubus dan balok hal ini menunjukkan bahwa 2 poin tersebut memerlukan penanganan khusus serta scaffolding yang mendalam. oleh karena itu

scaffolding yang diberikan antar Subyek berbeda tergantung kompleks atau


(44)

C. TEMUAN PENELITIAN

1. Tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah kubus dan balok tertinggi terletak pada pemahaman masalah (konsep) serta keterampilan

(skill)dalam pengoprasian penyelesaian soal.

2. Scaffolding yang diberikan berdasakan teori hierarki Anghileri yaitu

(Explaining, Reviewing, Restructuring dan Develophing Conceptual

Thinking).

3. Dengan pemberian scaffolding yang tepat kepada siswa yang mengalami kesulitan akhirnya siswa dapat menyelesaikan soal pemecahan masalah dengan baik dan lebih maksimal.


(1)

dibandingkan dengan soal lainya bahkan S1 sudah mampu mengerjakan dengan benar sedangkan S2 sudah hampir benar hanya saja tidak yakin dengan jawabanya begitu juga S4 sebenarnya jawabanya sudah hampir benar. Selain itu satuan akhir yang diberikan juga masih belum tepat. Berikut wawancara dengan S4:

P : “ kenapa berhenti sampai disitu?”

S4 : “ bingung lanjutinnya setelah itu diapain?”

Scaffolding yang diberikan untuk mengatasi kesulitan S4 adalah dengan memberikan scaffolding pada tahap reviewing dengan meminta siswa melihat kembali jawabanya dan meneliti hasil pekerjaanya setelah itu dilanjutkan dengan Tahap restructuring dengan membawa S4 kesituasi yang pernah siswa kenal. Berikut wawancaranya :

P : “sudah pernah mengahadapi soal seperti ini?” S4 :”sudah”

P : “ coba kamu lihat jawabanmu, apakah sudah benar satuanya � 2 ?” S4 : oh iya bukan bu seharusnya � 3

P : “ lain kali harus teliti ya?”

P : “setelah itu bagaimana mencari volume ¾ kubus?” S4 : “gimana to bu, dikali atau dibagi?”

P : saya misalkan volume penuh kubus itu 1 x 1000 = 1000, lha kalau volume ¾?”

S4 : “ gini ¾ x 1000 = 750” P : gimana bisa ?”

S4 : “oh gitu to bu” P : “satuanya apa?” S4 : “ cm kubik”

Setelah scaffolding diberikan S4 terlihat mampu menyelesaikan soal nomor 3 dengan benar , dikarenakan sudah pernah mengerjakan sebelumnya peneliti tidak membutuhkan waktu lama dalam memberikan scaffolding kepadanya.


(2)

4) Soal nomor 4

Berikut lembar jawaban S4:

Dari lembar jawaban diatas dapat dilihat bahwa S4 mengalami kesulitan konsep seperti halnya S1 karena belum memahami materi yang telah diberikan dengan baik sehingga S4 kesulitan dalam menentukan atau menggunakan proses untuk menyelesaikan soal nomor 4. Berikut wawancara dengan S4:

P : “ kenapa jawaban nomor 4 berhenti sampai disini?” S4 : “ bisanya Cuma sampai disini bu”

P : “pernah menghadapi soal seperti ini sebelumnya?” S4 : “pernah”

P : berarti sebelumnya bisa dong? S4: “tidak bisa”

P : “ apakah kamu paham materi yang telah diajarkan oleh bu guru?” S4 : “sedikit bu”

Setelah peneliti mengetahui kesulitan S4 dalam menentukan penyelesaian maka scaffolding yang diberikan oleh peneliti yaitu tahap reviewing dan restructuring. Pada tahap reviewing peneliti meminta S4 untuk membaca kembali soal dan memintanya untuk mengungkapkan informasi yang diperoleh

P : “ setelah kamu cermati soalnya, coba ungkapkan apa yang diketahui dan yang ditanya?”

S4 : “ panjang 16 cm, lebar 15 cm dan volume balok 2400 cm kubik, ditanya tinggi”


(3)

Setelah S4 sudah memahami apa yang diketahui dan yang ditanya dilanjutkan dengan tahap restructuring dengan melakukan tanya jawab kepada S1 untuk menemukan penyelesaiaanya.

P : “ coba sudah ada gambaran belum cara menyelesaikanya, kira –kira pakai rumus apa?”

S4 : “volume balok” P : “ rumusnya apa?” S4 : “aduh lupa bu”

P : “ di ingat-ingat dulu coba gambarlah balok dulu!....” P : “ disitu ada apa saja?”

S4 : “ panjang, lebar, dan tinggi “

P : dari situ sudah ingat belum rumusnya?” S4 : apa gini bu panjang x lebar x tinggi” P : “iya benar sekarang coba dikerjakan!”

S4 : “udah bu cuma bisa sampai sini setelah itu diapakan?” (2400 = 240 x t) P : “ coba saya misalkan 6 = 3 ×�,�= ?

S4 : “2”

P : “dapatnya 2 darimana?” S4 : 6/2

P : nah begitu juga yang tadi caranya sama, berarti gimana?” S4 : = 2400

240= 10 cm

P : “coba dicek jika tingginya 10 apakah volume kubusnya 2400” S4 : “iya bu sudah benar”

S4 akhirnya dapat menyelesaikan soal nomor 4 setelah mendapatkan scaffolding. Mespkiun sempat kebingungan ditengah-tengah pekerjaanya namun S4 dapat menyelesaikan dengan benar.

5) Soal nomor 5


(4)

Dari lembar jawaban diatas dapat dilihat bahwa S4 masih mengalami kesulitan yang sama yaitu kesulitan konsep. S4 hanya mengungkapkan apa yang diketahui dan yang ditanyakan akan tetapi S4 tidak mampu melanjutkan karena belum memahami materi yang disampaikan dengan baik sehingga ketika dihadapkan dengan soal S4 bingung dalam menentukan ataupun menggunakan rumus untuk menyelesaikan soal tersebut. berikut wawancara dengan S4:

P : “ kenapa jawabanya berhenti sampai disini?” S4 : “ sudah tidak bisa bu”

P : “ pernah menghadapi soal seperti ini sebelumnya? S4 : seingat saya pernah bu”

P : “ dulu bisa ngerjakanya?”

S4 : “ pas dijelasin saya paham tapi pas disuruh latihan soal tidak bisa” Setelah mengetahui kesulitan yang dialami S4 peneliti memberikan scaffolding tahap reviewing yaitu dengan meminta S4 untuk membaca kembali soal dan mengungkapkan informasi apa yang telah diperoleh.

P : “ soal nomor 4 kesulitanya dimana?” S4 : “menentukan rumus bu?”

P : “ setelah kamu baca, coba cermati apa yang diketahui dan yang ditanyakan?”

S4 : “ AB = 12 cm, BC = 8 cm , CG = 6 cm, ditanya diagonal bidang BG ?” P : “ kira-kira sudah punya ide bagaimana caranya?”

S4 : “ belum”

Setelah tahap reviewing dilanjutkan dengan tahap restructuring yaitu dengan melakukan tanya jawab untuk mengarahkan S4 menemukan penyelesaianya.

P : “coba sekarang gambarlah segitiga dan beri huruf sesuai dengan soal!” S4 : “iya bu”

P : “dari gambar itu sisi mana yang diketahui?” S4 : “ sisi BC dan CG”

P : “ siku-siku dimana?” S4 : “ C”

P : “ nah dari sini kira-kira sudah punya gambaran penyelesaiannya?” S4 : “pakai pytagoras bu”


(5)

S4 : “ sisi miring sama dengan jumlah sisi-sisinya”

P : “masak, sisi miring kuadrat sama dengan jumlah kuadrat sisi siku -sikunya”

S4 : “iya bu”

P : “ nah berarti gimana rumusnya, sisi miring kuadrat yang mana?” S4 : “BG kuadrat bu”

P : “ jumlah kuadrat siku-sikunya berarti yang mana?” S4 : 2+ �2gini bu?”

P : “ iya jadi gimana rumusnya?” S4 : " �2 = 2+ �2 “

P : “ iya betul sekarang coba dikerjakan!”

Setelah diberikan scaffolding S4 dapat menyelesaikan soal dengan benar, meskipun S4 membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikanya.

Berdasarkan paparan data diatas diketahui bahwa keempat subyek penelitian memiliki kesulitan yang bermacam-macam. Akan tetapi ada beberapa subyek penelitian yang juga dapat menyelesaikan soal dengan benar. Ditinjau dari permasalahan diatas, kesulitan yang banyak dialami oleh keempat subyek penelitian yaitu kesulitan dalam memahami masalah dan menentukan penyelesaiannya soal kubus dan balok hal ini menunjukkan bahwa 2 poin tersebut memerlukan penanganan khusus serta scaffolding yang mendalam. oleh karena itu scaffolding yang diberikan antar Subyek berbeda tergantung kompleks atau tidaknya kesulitan dari masing-masing subyek penelitian.


(6)

C. TEMUAN PENELITIAN

1. Tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah kubus dan balok tertinggi terletak pada pemahaman masalah (konsep) serta keterampilan (skill)dalam pengoprasian penyelesaian soal.

2. Scaffolding yang diberikan berdasakan teori hierarki Anghileri yaitu (Explaining, Reviewing, Restructuring dan Develophing Conceptual Thinking).

3. Dengan pemberian scaffolding yang tepat kepada siswa yang mengalami kesulitan akhirnya siswa dapat menyelesaikan soal pemecahan masalah dengan baik dan lebih maksimal.


Dokumen yang terkait

PROSES SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA KUBUS DAN BALOK KELAS VIII SMPN 01 WONODADI - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 10

PROSES SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA KUBUS DAN BALOK KELAS VIII SMPN 01 WONODADI - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 14

PROSES SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA KUBUS DAN BALOK KELAS VIII SMPN 01 WONODADI - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 29

PROSES SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA KUBUS DAN BALOK KELAS VIII SMPN 01 WONODADI - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

PROSES SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA KUBUS DAN BALOK KELAS VIII SMPN 01 WONODADI - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

PROSES SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA KUBUS DAN BALOK KELAS VIII SMPN 01 WONODADI - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 18

PROSES SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA KUBUS DAN BALOK KELAS VIII SMPN 01 WONODADI - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

PROSES SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA KUBUS DAN BALOK KELAS VIII SMPN 01 WONODADI - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

PROSES SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA KUBUS DAN BALOK KELAS VIII SMPN 01 WONODADI - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

Analisis Kemampuan Siswa Dalam Mengomunikasikan Soal Cerita Menjadi Kalimat Matematika Pada Materi Volume Kubus dan Balok Kelas VIII SMPN 4 Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 3