MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Membangun
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Membangun Tim Kerja yang Solid untuk Meningkatkan Kinerja
Oleh :
Prof. Dr. Lijan Poltak Sinambela
Table 6.2 Metode Pemberian Kompensasi
Metode
Metode Tunggal
Penjelasan
Metode tunggal ialah metode penetapan gaji pokok
yang hanya didasarkan ata ijazah terakhir atau
pendidikan formal terakhir yang ditempuh pegawai.
Jadi, tingkat golongan dan gaji pokok seseorang hanya
ditetapkan
Metode Jamak
atas
ijazah
terakhir
yang
dijadikan
standarnya.
Metode jamak adalah metode dalam pemberian gaji
pokok berdasarkan atas beberapa pertimbangan,
seperti ijazah, sifat pekerjaan, pendidikan informal,
serta pengalaman yang dimiliki. Jadi, standar gaji
pokok yang pasti tidak ada. Ini terdapat pada
organisasi swasta yang didalamnya masih sering
terdapat diskriminasi. Berikut ini tiga cara pemberian
kompensasi menurut metode jamak.
a. Pemberian kompensasi berdasarkan jangka
waktu
Dalam sistem waktu, besaran kompensasi
ditetapkan berdasarkan standar waktu, seperti
jam, hari, minggu, atau bulan. Dalam sistem
waktu ini, administrasi pengupahan relatif
mudah karena dapat diterapkan pada semua
pegawai. Baik pegawai tetap maupun pegawai
harian. Biasanya, sistem ini diterapkan jika
kinerja sulit diukur per unitnya, dan bagi
pegawai tetap, kompensasinya dibayar atas
sistem waktu secara priodik setiap bulannya.
Besarnya kompensasi hanya didasarkan pada
lamanya waktu bekerja, bukan berdasarkan
kinerjanya. Kelemahan sistem ini ialah pekerja
yang malas pun kompensasinya dibayar sama.
b. Pembayaran kompensasi berdasarkan satuan
produksi
Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi
ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan
pegawai, seperti per potong, meter, liter, dan
kilogram.
Dalam
sistem
ini,
besarnya
kompensasi yang dibayar selalu berdasarkan
pada banyaknya hasil yang diberikan, bukan
pada lamanya waktu pengerjaan. Sistem ini
tidak dapat diterapkan kepada pegawai tetap
dan jenis pekerjaan yang tidak mempunyai
standar fisik, seperti pegawai yang bekerja
sungguh-sungguh, serta berkinerja baik untuk
memperoleh balas jasa yang lebih besar. Jadi,
prinsip
keadilan
betul-betul
diterapkan.
Kelemahan sistem ini adalah kualitas barang
yang dihasilkan terkadang rendah.
c. Pemberian kompensasi berdasarkan borongan
Sistem borongan adalah cara pengupahan yang
penetapan besarnya kompensasi berdasarkan
atas volume pekerjaan dan lamanya pekerjaan
dilakukan. Penetapan besarnya kompensasi
berdasarkan sistem borongan ini cukup rumit,
seperti lama menyelesaikannya. Dalam sistem
ini, pegawai bisa mendapatkan kompensasi
besar atau kecil tergantung pada kecermatan
kalkulasi mereka atas pekerjaan.
G.
No.
1.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMPENSASI
Faktor
Kinerja dan produktivitas Setiap
kerja
Penjelasan
organisasi pasti
menginginkan
keuntungan yang optimal atas bisnisnya.
Keuntungan
ini
dapat
berupa
material
maupun non material. Untuk itu, setiap
organisasi
harus
mampu
meningkatkan
kinerja dan produktivitas kerja pegawainya,
agar memberikan kontribusi yang optimal
bagi organisasi. Organisasi tidak mungkin
membayar atau memberikan kompensasi
yang melebihi kontribusi pegawai terhadap
2.
Kemauan membayar
organisasi.
Pemberian
kompensasi
tergantung
pada
kemampuan organisasi dalam membayar.
Organisasi tidak akan mungkin membayar
kompensasi
pegawainya
melebihi
kemampuan organisasi tersebut. Apabila
organisasi di atas kemampuannya maka
3.
Kesediaan membayar
organisasi akan terancam bangkrut.
Kesediaan membayar akan berpengaruh
terhadap kebijakan pemberian kompensasi
bagi pegawai. Banyak organisasi yang tinggi,
tetapi
4.
tidak
semua
organisasi
bersedia
memberikan kompensasi yang tinggi.
Suplai dan permintaan Banyak/sedikitnya tenega kerja di pasar akan
tenaga kerja
mempengaruhi
sistem
pemberian
kompensasi.
Bagi
pegawai
yang
tidak
memiliki kemampuan dan keterampilan di
atas rata-rata tenaga kerja pada umumnya,
5.
akan diberikan kompensasi yang lebih murah.
Serikat pekerja, serikat pegawai, atau serikat
Serikat Pekerja
buruh,
akan
pemberian
mempengaruhi
kompensasi.
Serikat
kebijakan
pekerja
biasanya memperjuangkan anggotanya untuk
memperoleh kompensasi yang adil, layak,
serta wajar. Apabila ada organisasi yang
dianggap tidak memberikan kompensasi yang
sesuai maka serikat pekerja akan menuntut
6.
Undang-undang
organisasi tersebut.
dan Undang-undang dan peraturan mengenai
peraturan yang berlaku
ketenagakerjaan saat ini mendapat sorotan
tajam karena kebijakan tersebut. Besentuhan
langsung dengan pegawai sebagai salah satu
bagian terpenting dalam organisasi, yang
membutuhkan perlindungan. Undang-undang
dan peraturan yang jelas akan mempengaruhi
sistem pemberian kompensasi. Misalnya UU
Tenaga Keja dan Peraturan UMR.
Tabel 6.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi
Tanbel 6.4 Bentuk-Bentuk Insentif
No.
1.
Upah
Bentuk
Penjelasan
per keluaran Sistem insentif yang memberikan imbalan bagi
(piece work)
pegawai atas tiap unit keluaran yang dihasilkan.
Upah harian atau mingguan ditentukan dengan
mengalikan jumlah unit yang dihasilkan dengan
2.
tarif per unit.
Produksi Insentif yang
Bonus
(production bonus)
dibagikan
kepada
pegawai
melebihi sasaran keluaran yang ditetapkan.
Pegawai biasanya menerima upah pokok, bila
mereka dapat menghasilkan keluaran diatas
standar
mereka
memperoleh
bonus,
yang
jumlahnya biasanya ditentukan atas dasar tarif
per unit produktivitas. Bonus produktif juga
dapat diberikan kepada pegawai yang dapat
3.
Komisi (commissions)
menghemat waktu kerja.
Insentif ini diberikan atas dasar jumlah unit yang
terjual. Sistem ini biasanya diberlakukan untuk
4.
Kurva
pegawai seperti wiraniaga.
kematangan Bentuk
insentif
ini
(maturity curve)
diberikan
untuk
mengakomodasi pegawai yang memiliki kinerja
tinggi, dilihat dari aspek produktivitas, atau
5.
Upah
pegawai yang telah berpengalaman.
kontribusi Kenaikan gaji atau upah yang diberikan sesudah
(merit raises)
penilaian unjuk kerja. Kenaikan ini biasanya
diputuskan oleh atasan langsung pegawai, sering
kali dengan bekerja sama dengan atasan yang
6.
Insentif
lebih tinggi.
nonmateri Insentif ini diberikan sebagai penghargaan atas
(nonmonetary
kinerja pegawai, saran, serta pengabdian kepada
incentives)
masyarakat. Misalnya, banyak organisasi yang
memiliki
program
pemberian
penghargaan
seperti pelakat, sertifikat, liburan, cuti dan
7.
Insentif
insentif lain yang tidak berbentuk uang.
eksekutif Bentuk-bentuk insentif bagi eksekutif, antara
(executives incentives)
lain bonus uang tunai, stock option (hak untuk
membeli
saham
organisasi
tertentu), dan kinerja objektif.
dengan
harga
Tabel 6.5 Bentuk-Bentuk Jasa Kepegawaian Lainnya
No.
1.
Bentuk
Perumahan
Penjelasan
Masalah perumahan merupakan masalah yang
penting bagi manusia. Kesulitan mencari tempat
tinggal yang layak merupakan masalah yang
cukup mengganggu pikiran pegawai. penyediaan
rumah dinas, mess, atau asrama yang disediakan
organisasi bagi pegawai merupakan salah sau
pemecahan
masalah
yang
akan
sangan
membantu pegawai dalam masalah tempat
tinggal. Apalagi pegawai tersebut masih baru di
daerah itu dan belum memiliki tempat tinggal.
Pemberian
fasilitas
perumahan
akan
memberikan ketenangan bagi pegawai sehingga
pegawai akan bekerja lebih optimal. Namun,
terkadang karena rumah dinas yang teredia
jumlahnya
2.
Kesehatan
terbatas
maka
diberikan
biaya
pengganti fasilitas perumahan.
Kesehatan yang diberikan organisasi adalah
kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Setiap
pegawai dikatakan sehat jasmani apabila seluruh
unsur
jasmaninya
dapat
berfungsi
normal
dengan baik. Pegawai dikatakan sehat rohani
apabila
pegawai
tersebut
berhasil
mengadaptasikan dirinya pada organisasi tempat
bekerja, dapat mengatasi berbagai stres dan
frustasi lainnya yang biasanya dialami oleh
pegawai di lingkungan kerjannya. Penyediaan
fasilitas kesehatan dimaksudkan agar pegawai
mampu memberikan kinerja dan pekerjaan
terbaiknya bagi organisasi. Pemberian fasilitas
kesehatan ini dapat berupa :
a. Penyediaan poliklinik bagi pegawai;
b. Menyediakan dokter dan perawatnya di
organisasi;
c. Memberikan tunjangan kesehatan yang
bisa digunakan untuk berobat pada
dokter yang ditunjuk organisasi.
d. Memberikan
kesempatan
kepada
pegawai untuk berobat ke Rumah Sakit
dengan biaya organisasi, atau dengan
penggantian biaya pengobatan;
e. Meringankan
agar
biaya
yang
dikeluarkan lebih murah, ada juga yang
bekerja sama dengan organisasi lain
untuk mendirikan poliklinik atau fasilitas
kesehatan lainnya yang dibiayai oleh
beberpa organisasi;
f. Organisasi juga perlu untuk menjaga
kesehatan
pegawai
dari
gangguan-
gangguan penglihatan, kelelahan dan
3.
Kendaraan
antar-jemput
sebagainya.
untuk Pemberian fasilitas antar-jemput ini biasanya
terbatas pada organisasi yang besar saja. Tujuan
agar pegawainya dapat datang tepat waktu dan
tidak mengalami kesulitan ketika pergi dan
pulang bekerja. Dalam penyediaan fasilitas ini,
organisasi harus menyediakan bis organisasi
sendiri, dan biaya untuk pemeliharaan kendaraan
tersebut. Biasanya, organisasi akan memilih
dengan
4.
Makan siang
memberikan
semacam
tunjangan
transportasi.
Pemberiaan fasilitas makan siang ini tidak
diberikan semua organisasi hanya organisasi
tertentu
saja.
Tujuan
adalah
mengurangi
terhambatnya pegawai masuk kantor setelah jam
istirahat. Selain itu, untuk menjaga kesehatan
5.
Kafetaria
para pegawai.
Penyediaan kafetaria ini untuk memudahkan
pegawai ingin makan dan tidak sempat pulang.
Selain memberikan pelayanan makan dan
minum kafetaria juga dapat dijadikan tempat
istirah dan duduk-duduk, serta bergaul dengan
6.
Pembelian
sesama pegawai lainnya.
Organisasi menyediakan toko organisasi di mana
pegawai membeli barang-barang kebutuhan
terutama
7.
Fasilitas pendidikan
barang-barnag
yang
dihasilkan
organisasi dengan harga lebih murah.
Disediakan oleh organisasi bagi pegawai yang
ingin
menambah
pengetahuannya,
yang
biasanya berbentuk perpustakaan. Di samping
itu, terkadang organisasi juga memberikan
beasiswa kepada pegawainya untuk menambah
8.
Penasihat keungan
pengetahuan dan keahliannya.
Disediakan bagi pegawai yang merasa memiliki
masalah dalam mengatur keuangannya karena
pegawai yang tidak memiliki akan lebih tenang
9.
Pemberian kredit
di dalam melaksanakan pekerjaannya.
Pemberiaan kredit kepada pegawai
bisa
langsung
atau
dikoordinir
oleh
organisasi
pengelolanya diserahkan kepada pegawainya
sendiri. Misalnya , melalui koperasi simpan
pinjam yang ada di organisasi. Di sinni
manajemen organisasi hanya bertinak sebagai
pengawas saja. Koperasi ini nantinya berfungsi
untuk membantu para anggota dalam masalah
10.
Rekreasi
keuangan.
Pegawai membutuhkan
rekreasi
mengingat
pekerjaan yang diemban oleh pegawai dirasakan
bosan atau penat. Rekreasi dapat mengurangi
kejenuhan, serta stres kerja pegawai.
Membangun Tim Kerja yang Solid untuk Meningkatkan Kinerja
Oleh :
Prof. Dr. Lijan Poltak Sinambela
Table 6.2 Metode Pemberian Kompensasi
Metode
Metode Tunggal
Penjelasan
Metode tunggal ialah metode penetapan gaji pokok
yang hanya didasarkan ata ijazah terakhir atau
pendidikan formal terakhir yang ditempuh pegawai.
Jadi, tingkat golongan dan gaji pokok seseorang hanya
ditetapkan
Metode Jamak
atas
ijazah
terakhir
yang
dijadikan
standarnya.
Metode jamak adalah metode dalam pemberian gaji
pokok berdasarkan atas beberapa pertimbangan,
seperti ijazah, sifat pekerjaan, pendidikan informal,
serta pengalaman yang dimiliki. Jadi, standar gaji
pokok yang pasti tidak ada. Ini terdapat pada
organisasi swasta yang didalamnya masih sering
terdapat diskriminasi. Berikut ini tiga cara pemberian
kompensasi menurut metode jamak.
a. Pemberian kompensasi berdasarkan jangka
waktu
Dalam sistem waktu, besaran kompensasi
ditetapkan berdasarkan standar waktu, seperti
jam, hari, minggu, atau bulan. Dalam sistem
waktu ini, administrasi pengupahan relatif
mudah karena dapat diterapkan pada semua
pegawai. Baik pegawai tetap maupun pegawai
harian. Biasanya, sistem ini diterapkan jika
kinerja sulit diukur per unitnya, dan bagi
pegawai tetap, kompensasinya dibayar atas
sistem waktu secara priodik setiap bulannya.
Besarnya kompensasi hanya didasarkan pada
lamanya waktu bekerja, bukan berdasarkan
kinerjanya. Kelemahan sistem ini ialah pekerja
yang malas pun kompensasinya dibayar sama.
b. Pembayaran kompensasi berdasarkan satuan
produksi
Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi
ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan
pegawai, seperti per potong, meter, liter, dan
kilogram.
Dalam
sistem
ini,
besarnya
kompensasi yang dibayar selalu berdasarkan
pada banyaknya hasil yang diberikan, bukan
pada lamanya waktu pengerjaan. Sistem ini
tidak dapat diterapkan kepada pegawai tetap
dan jenis pekerjaan yang tidak mempunyai
standar fisik, seperti pegawai yang bekerja
sungguh-sungguh, serta berkinerja baik untuk
memperoleh balas jasa yang lebih besar. Jadi,
prinsip
keadilan
betul-betul
diterapkan.
Kelemahan sistem ini adalah kualitas barang
yang dihasilkan terkadang rendah.
c. Pemberian kompensasi berdasarkan borongan
Sistem borongan adalah cara pengupahan yang
penetapan besarnya kompensasi berdasarkan
atas volume pekerjaan dan lamanya pekerjaan
dilakukan. Penetapan besarnya kompensasi
berdasarkan sistem borongan ini cukup rumit,
seperti lama menyelesaikannya. Dalam sistem
ini, pegawai bisa mendapatkan kompensasi
besar atau kecil tergantung pada kecermatan
kalkulasi mereka atas pekerjaan.
G.
No.
1.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMPENSASI
Faktor
Kinerja dan produktivitas Setiap
kerja
Penjelasan
organisasi pasti
menginginkan
keuntungan yang optimal atas bisnisnya.
Keuntungan
ini
dapat
berupa
material
maupun non material. Untuk itu, setiap
organisasi
harus
mampu
meningkatkan
kinerja dan produktivitas kerja pegawainya,
agar memberikan kontribusi yang optimal
bagi organisasi. Organisasi tidak mungkin
membayar atau memberikan kompensasi
yang melebihi kontribusi pegawai terhadap
2.
Kemauan membayar
organisasi.
Pemberian
kompensasi
tergantung
pada
kemampuan organisasi dalam membayar.
Organisasi tidak akan mungkin membayar
kompensasi
pegawainya
melebihi
kemampuan organisasi tersebut. Apabila
organisasi di atas kemampuannya maka
3.
Kesediaan membayar
organisasi akan terancam bangkrut.
Kesediaan membayar akan berpengaruh
terhadap kebijakan pemberian kompensasi
bagi pegawai. Banyak organisasi yang tinggi,
tetapi
4.
tidak
semua
organisasi
bersedia
memberikan kompensasi yang tinggi.
Suplai dan permintaan Banyak/sedikitnya tenega kerja di pasar akan
tenaga kerja
mempengaruhi
sistem
pemberian
kompensasi.
Bagi
pegawai
yang
tidak
memiliki kemampuan dan keterampilan di
atas rata-rata tenaga kerja pada umumnya,
5.
akan diberikan kompensasi yang lebih murah.
Serikat pekerja, serikat pegawai, atau serikat
Serikat Pekerja
buruh,
akan
pemberian
mempengaruhi
kompensasi.
Serikat
kebijakan
pekerja
biasanya memperjuangkan anggotanya untuk
memperoleh kompensasi yang adil, layak,
serta wajar. Apabila ada organisasi yang
dianggap tidak memberikan kompensasi yang
sesuai maka serikat pekerja akan menuntut
6.
Undang-undang
organisasi tersebut.
dan Undang-undang dan peraturan mengenai
peraturan yang berlaku
ketenagakerjaan saat ini mendapat sorotan
tajam karena kebijakan tersebut. Besentuhan
langsung dengan pegawai sebagai salah satu
bagian terpenting dalam organisasi, yang
membutuhkan perlindungan. Undang-undang
dan peraturan yang jelas akan mempengaruhi
sistem pemberian kompensasi. Misalnya UU
Tenaga Keja dan Peraturan UMR.
Tabel 6.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi
Tanbel 6.4 Bentuk-Bentuk Insentif
No.
1.
Upah
Bentuk
Penjelasan
per keluaran Sistem insentif yang memberikan imbalan bagi
(piece work)
pegawai atas tiap unit keluaran yang dihasilkan.
Upah harian atau mingguan ditentukan dengan
mengalikan jumlah unit yang dihasilkan dengan
2.
tarif per unit.
Produksi Insentif yang
Bonus
(production bonus)
dibagikan
kepada
pegawai
melebihi sasaran keluaran yang ditetapkan.
Pegawai biasanya menerima upah pokok, bila
mereka dapat menghasilkan keluaran diatas
standar
mereka
memperoleh
bonus,
yang
jumlahnya biasanya ditentukan atas dasar tarif
per unit produktivitas. Bonus produktif juga
dapat diberikan kepada pegawai yang dapat
3.
Komisi (commissions)
menghemat waktu kerja.
Insentif ini diberikan atas dasar jumlah unit yang
terjual. Sistem ini biasanya diberlakukan untuk
4.
Kurva
pegawai seperti wiraniaga.
kematangan Bentuk
insentif
ini
(maturity curve)
diberikan
untuk
mengakomodasi pegawai yang memiliki kinerja
tinggi, dilihat dari aspek produktivitas, atau
5.
Upah
pegawai yang telah berpengalaman.
kontribusi Kenaikan gaji atau upah yang diberikan sesudah
(merit raises)
penilaian unjuk kerja. Kenaikan ini biasanya
diputuskan oleh atasan langsung pegawai, sering
kali dengan bekerja sama dengan atasan yang
6.
Insentif
lebih tinggi.
nonmateri Insentif ini diberikan sebagai penghargaan atas
(nonmonetary
kinerja pegawai, saran, serta pengabdian kepada
incentives)
masyarakat. Misalnya, banyak organisasi yang
memiliki
program
pemberian
penghargaan
seperti pelakat, sertifikat, liburan, cuti dan
7.
Insentif
insentif lain yang tidak berbentuk uang.
eksekutif Bentuk-bentuk insentif bagi eksekutif, antara
(executives incentives)
lain bonus uang tunai, stock option (hak untuk
membeli
saham
organisasi
tertentu), dan kinerja objektif.
dengan
harga
Tabel 6.5 Bentuk-Bentuk Jasa Kepegawaian Lainnya
No.
1.
Bentuk
Perumahan
Penjelasan
Masalah perumahan merupakan masalah yang
penting bagi manusia. Kesulitan mencari tempat
tinggal yang layak merupakan masalah yang
cukup mengganggu pikiran pegawai. penyediaan
rumah dinas, mess, atau asrama yang disediakan
organisasi bagi pegawai merupakan salah sau
pemecahan
masalah
yang
akan
sangan
membantu pegawai dalam masalah tempat
tinggal. Apalagi pegawai tersebut masih baru di
daerah itu dan belum memiliki tempat tinggal.
Pemberian
fasilitas
perumahan
akan
memberikan ketenangan bagi pegawai sehingga
pegawai akan bekerja lebih optimal. Namun,
terkadang karena rumah dinas yang teredia
jumlahnya
2.
Kesehatan
terbatas
maka
diberikan
biaya
pengganti fasilitas perumahan.
Kesehatan yang diberikan organisasi adalah
kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Setiap
pegawai dikatakan sehat jasmani apabila seluruh
unsur
jasmaninya
dapat
berfungsi
normal
dengan baik. Pegawai dikatakan sehat rohani
apabila
pegawai
tersebut
berhasil
mengadaptasikan dirinya pada organisasi tempat
bekerja, dapat mengatasi berbagai stres dan
frustasi lainnya yang biasanya dialami oleh
pegawai di lingkungan kerjannya. Penyediaan
fasilitas kesehatan dimaksudkan agar pegawai
mampu memberikan kinerja dan pekerjaan
terbaiknya bagi organisasi. Pemberian fasilitas
kesehatan ini dapat berupa :
a. Penyediaan poliklinik bagi pegawai;
b. Menyediakan dokter dan perawatnya di
organisasi;
c. Memberikan tunjangan kesehatan yang
bisa digunakan untuk berobat pada
dokter yang ditunjuk organisasi.
d. Memberikan
kesempatan
kepada
pegawai untuk berobat ke Rumah Sakit
dengan biaya organisasi, atau dengan
penggantian biaya pengobatan;
e. Meringankan
agar
biaya
yang
dikeluarkan lebih murah, ada juga yang
bekerja sama dengan organisasi lain
untuk mendirikan poliklinik atau fasilitas
kesehatan lainnya yang dibiayai oleh
beberpa organisasi;
f. Organisasi juga perlu untuk menjaga
kesehatan
pegawai
dari
gangguan-
gangguan penglihatan, kelelahan dan
3.
Kendaraan
antar-jemput
sebagainya.
untuk Pemberian fasilitas antar-jemput ini biasanya
terbatas pada organisasi yang besar saja. Tujuan
agar pegawainya dapat datang tepat waktu dan
tidak mengalami kesulitan ketika pergi dan
pulang bekerja. Dalam penyediaan fasilitas ini,
organisasi harus menyediakan bis organisasi
sendiri, dan biaya untuk pemeliharaan kendaraan
tersebut. Biasanya, organisasi akan memilih
dengan
4.
Makan siang
memberikan
semacam
tunjangan
transportasi.
Pemberiaan fasilitas makan siang ini tidak
diberikan semua organisasi hanya organisasi
tertentu
saja.
Tujuan
adalah
mengurangi
terhambatnya pegawai masuk kantor setelah jam
istirahat. Selain itu, untuk menjaga kesehatan
5.
Kafetaria
para pegawai.
Penyediaan kafetaria ini untuk memudahkan
pegawai ingin makan dan tidak sempat pulang.
Selain memberikan pelayanan makan dan
minum kafetaria juga dapat dijadikan tempat
istirah dan duduk-duduk, serta bergaul dengan
6.
Pembelian
sesama pegawai lainnya.
Organisasi menyediakan toko organisasi di mana
pegawai membeli barang-barang kebutuhan
terutama
7.
Fasilitas pendidikan
barang-barnag
yang
dihasilkan
organisasi dengan harga lebih murah.
Disediakan oleh organisasi bagi pegawai yang
ingin
menambah
pengetahuannya,
yang
biasanya berbentuk perpustakaan. Di samping
itu, terkadang organisasi juga memberikan
beasiswa kepada pegawainya untuk menambah
8.
Penasihat keungan
pengetahuan dan keahliannya.
Disediakan bagi pegawai yang merasa memiliki
masalah dalam mengatur keuangannya karena
pegawai yang tidak memiliki akan lebih tenang
9.
Pemberian kredit
di dalam melaksanakan pekerjaannya.
Pemberiaan kredit kepada pegawai
bisa
langsung
atau
dikoordinir
oleh
organisasi
pengelolanya diserahkan kepada pegawainya
sendiri. Misalnya , melalui koperasi simpan
pinjam yang ada di organisasi. Di sinni
manajemen organisasi hanya bertinak sebagai
pengawas saja. Koperasi ini nantinya berfungsi
untuk membantu para anggota dalam masalah
10.
Rekreasi
keuangan.
Pegawai membutuhkan
rekreasi
mengingat
pekerjaan yang diemban oleh pegawai dirasakan
bosan atau penat. Rekreasi dapat mengurangi
kejenuhan, serta stres kerja pegawai.