MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Membangun

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Membangun Tim Kerja yang Solid untuk Meningkatkan Kinerja
Oleh :
Prof. Dr. Lijan Poltak Sinambela
Table 6.2 Metode Pemberian Kompensasi
Metode
Metode Tunggal

Penjelasan
Metode tunggal ialah metode penetapan gaji pokok
yang hanya didasarkan ata ijazah terakhir atau
pendidikan formal terakhir yang ditempuh pegawai.
Jadi, tingkat golongan dan gaji pokok seseorang hanya
ditetapkan

Metode Jamak

atas

ijazah


terakhir

yang

dijadikan

standarnya.
Metode jamak adalah metode dalam pemberian gaji
pokok berdasarkan atas beberapa pertimbangan,
seperti ijazah, sifat pekerjaan, pendidikan informal,
serta pengalaman yang dimiliki. Jadi, standar gaji
pokok yang pasti tidak ada. Ini terdapat pada
organisasi swasta yang didalamnya masih sering
terdapat diskriminasi. Berikut ini tiga cara pemberian
kompensasi menurut metode jamak.
a. Pemberian kompensasi berdasarkan jangka
waktu
Dalam sistem waktu, besaran kompensasi
ditetapkan berdasarkan standar waktu, seperti
jam, hari, minggu, atau bulan. Dalam sistem

waktu ini, administrasi pengupahan relatif
mudah karena dapat diterapkan pada semua
pegawai. Baik pegawai tetap maupun pegawai
harian. Biasanya, sistem ini diterapkan jika

kinerja sulit diukur per unitnya, dan bagi
pegawai tetap, kompensasinya dibayar atas
sistem waktu secara priodik setiap bulannya.
Besarnya kompensasi hanya didasarkan pada
lamanya waktu bekerja, bukan berdasarkan
kinerjanya. Kelemahan sistem ini ialah pekerja
yang malas pun kompensasinya dibayar sama.
b. Pembayaran kompensasi berdasarkan satuan
produksi
Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi
ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan
pegawai, seperti per potong, meter, liter, dan
kilogram.

Dalam


sistem

ini,

besarnya

kompensasi yang dibayar selalu berdasarkan
pada banyaknya hasil yang diberikan, bukan
pada lamanya waktu pengerjaan. Sistem ini
tidak dapat diterapkan kepada pegawai tetap
dan jenis pekerjaan yang tidak mempunyai
standar fisik, seperti pegawai yang bekerja
sungguh-sungguh, serta berkinerja baik untuk
memperoleh balas jasa yang lebih besar. Jadi,
prinsip

keadilan

betul-betul


diterapkan.

Kelemahan sistem ini adalah kualitas barang
yang dihasilkan terkadang rendah.
c. Pemberian kompensasi berdasarkan borongan
Sistem borongan adalah cara pengupahan yang
penetapan besarnya kompensasi berdasarkan
atas volume pekerjaan dan lamanya pekerjaan
dilakukan. Penetapan besarnya kompensasi
berdasarkan sistem borongan ini cukup rumit,
seperti lama menyelesaikannya. Dalam sistem
ini, pegawai bisa mendapatkan kompensasi

besar atau kecil tergantung pada kecermatan
kalkulasi mereka atas pekerjaan.

G.

No.

1.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMPENSASI

Faktor
Kinerja dan produktivitas Setiap
kerja

Penjelasan
organisasi pasti

menginginkan

keuntungan yang optimal atas bisnisnya.
Keuntungan

ini

dapat


berupa

material

maupun non material. Untuk itu, setiap
organisasi

harus

mampu

meningkatkan

kinerja dan produktivitas kerja pegawainya,
agar memberikan kontribusi yang optimal
bagi organisasi. Organisasi tidak mungkin
membayar atau memberikan kompensasi
yang melebihi kontribusi pegawai terhadap
2.


Kemauan membayar

organisasi.
Pemberian

kompensasi

tergantung

pada

kemampuan organisasi dalam membayar.
Organisasi tidak akan mungkin membayar
kompensasi

pegawainya

melebihi

kemampuan organisasi tersebut. Apabila

organisasi di atas kemampuannya maka
3.

Kesediaan membayar

organisasi akan terancam bangkrut.
Kesediaan membayar akan berpengaruh
terhadap kebijakan pemberian kompensasi
bagi pegawai. Banyak organisasi yang tinggi,
tetapi

4.

tidak

semua

organisasi

bersedia


memberikan kompensasi yang tinggi.
Suplai dan permintaan Banyak/sedikitnya tenega kerja di pasar akan
tenaga kerja

mempengaruhi

sistem

pemberian

kompensasi.

Bagi

pegawai

yang

tidak


memiliki kemampuan dan keterampilan di
atas rata-rata tenaga kerja pada umumnya,
5.

akan diberikan kompensasi yang lebih murah.
Serikat pekerja, serikat pegawai, atau serikat

Serikat Pekerja

buruh,

akan

pemberian

mempengaruhi

kompensasi.


Serikat

kebijakan
pekerja

biasanya memperjuangkan anggotanya untuk
memperoleh kompensasi yang adil, layak,
serta wajar. Apabila ada organisasi yang
dianggap tidak memberikan kompensasi yang
sesuai maka serikat pekerja akan menuntut
6.

Undang-undang

organisasi tersebut.
dan Undang-undang dan peraturan mengenai

peraturan yang berlaku

ketenagakerjaan saat ini mendapat sorotan
tajam karena kebijakan tersebut. Besentuhan
langsung dengan pegawai sebagai salah satu
bagian terpenting dalam organisasi, yang
membutuhkan perlindungan. Undang-undang
dan peraturan yang jelas akan mempengaruhi
sistem pemberian kompensasi. Misalnya UU

Tenaga Keja dan Peraturan UMR.
Tabel 6.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi

Tanbel 6.4 Bentuk-Bentuk Insentif
No.
1.

Upah

Bentuk
Penjelasan
per keluaran Sistem insentif yang memberikan imbalan bagi

(piece work)

pegawai atas tiap unit keluaran yang dihasilkan.
Upah harian atau mingguan ditentukan dengan

mengalikan jumlah unit yang dihasilkan dengan
2.

tarif per unit.
Produksi Insentif yang

Bonus

(production bonus)

dibagikan

kepada

pegawai

melebihi sasaran keluaran yang ditetapkan.
Pegawai biasanya menerima upah pokok, bila
mereka dapat menghasilkan keluaran diatas
standar

mereka

memperoleh

bonus,

yang

jumlahnya biasanya ditentukan atas dasar tarif
per unit produktivitas. Bonus produktif juga
dapat diberikan kepada pegawai yang dapat
3.

Komisi (commissions)

menghemat waktu kerja.
Insentif ini diberikan atas dasar jumlah unit yang
terjual. Sistem ini biasanya diberlakukan untuk

4.

Kurva

pegawai seperti wiraniaga.
kematangan Bentuk
insentif
ini

(maturity curve)

diberikan

untuk

mengakomodasi pegawai yang memiliki kinerja
tinggi, dilihat dari aspek produktivitas, atau

5.

Upah

pegawai yang telah berpengalaman.
kontribusi Kenaikan gaji atau upah yang diberikan sesudah

(merit raises)

penilaian unjuk kerja. Kenaikan ini biasanya
diputuskan oleh atasan langsung pegawai, sering
kali dengan bekerja sama dengan atasan yang

6.

Insentif

lebih tinggi.
nonmateri Insentif ini diberikan sebagai penghargaan atas

(nonmonetary

kinerja pegawai, saran, serta pengabdian kepada

incentives)

masyarakat. Misalnya, banyak organisasi yang
memiliki

program

pemberian

penghargaan

seperti pelakat, sertifikat, liburan, cuti dan
7.

Insentif

insentif lain yang tidak berbentuk uang.
eksekutif Bentuk-bentuk insentif bagi eksekutif, antara

(executives incentives)

lain bonus uang tunai, stock option (hak untuk
membeli

saham

organisasi

tertentu), dan kinerja objektif.

dengan

harga

Tabel 6.5 Bentuk-Bentuk Jasa Kepegawaian Lainnya
No.
1.

Bentuk
Perumahan

Penjelasan
Masalah perumahan merupakan masalah yang
penting bagi manusia. Kesulitan mencari tempat
tinggal yang layak merupakan masalah yang
cukup mengganggu pikiran pegawai. penyediaan
rumah dinas, mess, atau asrama yang disediakan
organisasi bagi pegawai merupakan salah sau
pemecahan

masalah

yang

akan

sangan

membantu pegawai dalam masalah tempat
tinggal. Apalagi pegawai tersebut masih baru di
daerah itu dan belum memiliki tempat tinggal.
Pemberian

fasilitas

perumahan

akan

memberikan ketenangan bagi pegawai sehingga
pegawai akan bekerja lebih optimal. Namun,
terkadang karena rumah dinas yang teredia
jumlahnya
2.

Kesehatan

terbatas

maka

diberikan

biaya

pengganti fasilitas perumahan.
Kesehatan yang diberikan organisasi adalah
kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Setiap
pegawai dikatakan sehat jasmani apabila seluruh
unsur

jasmaninya

dapat

berfungsi

normal

dengan baik. Pegawai dikatakan sehat rohani
apabila

pegawai

tersebut

berhasil

mengadaptasikan dirinya pada organisasi tempat
bekerja, dapat mengatasi berbagai stres dan
frustasi lainnya yang biasanya dialami oleh
pegawai di lingkungan kerjannya. Penyediaan
fasilitas kesehatan dimaksudkan agar pegawai
mampu memberikan kinerja dan pekerjaan

terbaiknya bagi organisasi. Pemberian fasilitas
kesehatan ini dapat berupa :
a. Penyediaan poliklinik bagi pegawai;
b. Menyediakan dokter dan perawatnya di
organisasi;
c. Memberikan tunjangan kesehatan yang
bisa digunakan untuk berobat pada
dokter yang ditunjuk organisasi.
d. Memberikan
kesempatan
kepada
pegawai untuk berobat ke Rumah Sakit
dengan biaya organisasi, atau dengan
penggantian biaya pengobatan;
e. Meringankan
agar
biaya

yang

dikeluarkan lebih murah, ada juga yang
bekerja sama dengan organisasi lain
untuk mendirikan poliklinik atau fasilitas
kesehatan lainnya yang dibiayai oleh
beberpa organisasi;
f. Organisasi juga perlu untuk menjaga
kesehatan

pegawai

dari

gangguan-

gangguan penglihatan, kelelahan dan
3.

Kendaraan
antar-jemput

sebagainya.
untuk Pemberian fasilitas antar-jemput ini biasanya
terbatas pada organisasi yang besar saja. Tujuan
agar pegawainya dapat datang tepat waktu dan
tidak mengalami kesulitan ketika pergi dan
pulang bekerja. Dalam penyediaan fasilitas ini,
organisasi harus menyediakan bis organisasi
sendiri, dan biaya untuk pemeliharaan kendaraan
tersebut. Biasanya, organisasi akan memilih
dengan

4.

Makan siang

memberikan

semacam

tunjangan

transportasi.
Pemberiaan fasilitas makan siang ini tidak

diberikan semua organisasi hanya organisasi
tertentu

saja.

Tujuan

adalah

mengurangi

terhambatnya pegawai masuk kantor setelah jam
istirahat. Selain itu, untuk menjaga kesehatan
5.

Kafetaria

para pegawai.
Penyediaan kafetaria ini untuk memudahkan
pegawai ingin makan dan tidak sempat pulang.
Selain memberikan pelayanan makan dan
minum kafetaria juga dapat dijadikan tempat
istirah dan duduk-duduk, serta bergaul dengan

6.

Pembelian

sesama pegawai lainnya.
Organisasi menyediakan toko organisasi di mana
pegawai membeli barang-barang kebutuhan
terutama

7.

Fasilitas pendidikan

barang-barnag

yang

dihasilkan

organisasi dengan harga lebih murah.
Disediakan oleh organisasi bagi pegawai yang
ingin

menambah

pengetahuannya,

yang

biasanya berbentuk perpustakaan. Di samping
itu, terkadang organisasi juga memberikan
beasiswa kepada pegawainya untuk menambah
8.

Penasihat keungan

pengetahuan dan keahliannya.
Disediakan bagi pegawai yang merasa memiliki
masalah dalam mengatur keuangannya karena
pegawai yang tidak memiliki akan lebih tenang

9.

Pemberian kredit

di dalam melaksanakan pekerjaannya.
Pemberiaan kredit kepada pegawai

bisa

langsung

atau

dikoordinir

oleh

organisasi

pengelolanya diserahkan kepada pegawainya
sendiri. Misalnya , melalui koperasi simpan
pinjam yang ada di organisasi. Di sinni
manajemen organisasi hanya bertinak sebagai
pengawas saja. Koperasi ini nantinya berfungsi

untuk membantu para anggota dalam masalah
10.

Rekreasi

keuangan.
Pegawai membutuhkan

rekreasi

mengingat

pekerjaan yang diemban oleh pegawai dirasakan
bosan atau penat. Rekreasi dapat mengurangi
kejenuhan, serta stres kerja pegawai.

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING PENGRAJIN PERAK DI DESA PULO KECAMATAN TEMPEH KABUPATEN LUMAJANG

44 381 111

ANALISIS KONTRIBUSI MARGIN GUNA MENENTUKAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PRODUK DALAM KONDISI KETIDAKPASTIAN PADA PT. SUMBER YALASAMUDRA DI MUNCAR BANYUWANGI

5 269 94

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

UJI AKTIVITAS TONIKUM EKSTRAK ETANOL DAUN MANGKOKAN( Polyscias scutellaria Merr ) dan EKSTRAK ETANOL SEDIAAN SERBUK GINSENG TERHADAP DAYA TAHAN BERENANG MENCIT JANTAN (Musmusculus)

50 334 24

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

JI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK POLIFENOL BIJI KAKAO Escherichia coli SECARA IN VITRO

6 112 17

Strategi Pemasaran;'Customer Delivered Value' Cabang Pegadaian Syariah Pondok Aren Dalam Membangun Kepuasan Kepuasan Nasabah

9 90 113

Strategi Public Relations Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya Dalam Membangun Kepuasan Layanan Terhadap Konsumen

7 149 96

PENDUGAAN KOMPONEN GENETIK, DAYA GABUNG, DAN SEGREGASI BIJI PADA JAGUNG MANIS KUNING KISUT

2 62 34

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59