Bank Riau Kepri sebagai bank pembangunan

WAWANCARA

SAHAM KABUPATEN/KOTA

TUJUAN UTAMA

Keberadaan Bank Riau Kepri sebagai bank pembangunan
daerah sangat strategis menjadi motor penggerak ekonomi
pedesaan dan pembangunan masyarakat Riau dan Kepri.
Pada kenyataannya hal itu belum sepenuhnya terwujud.
SEBAGAI bank rakyat, BRK terus menaikkan bargainning position, baik skala lokal
maupun nasional. Usaha itu sudah dilakukan. Dengan beberapa strategi seperti
meningkatkan pelayanan financial strategy (e-banking dan sebagainya), membuka
cabang BRK di Jakarta (2016), dan upaya
spin off Bank Riau Kepri Syariah di tahun

Halaman 9

2018 ini. Tentu ini harapan menjadikan
BRK sebagai BUMD yang kuat. Makanya
ini harus didukung asupan saham dari 12

kabupaten kota di Riau dan 7 kabupaten
kota di Kepri.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) tahunan di tahun 2017 dan
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Bia-

sa (RUPS LB) tahun 2018 (9/2/2018), maka
PT. Bank Riau Kepri, telah membukukan
laba tahun buku 2017 sebesar Rp 454.395
miliar. Angka yang lebih tinggi dari tahun
sebelumnya sebesar Rp 452.9 miliar. BRK
juga berhasil menumbuhkan asset dari Rp
21.22 T pada akhir tahun 2016 menjadi
Rp 25,492 T pada akhir tahun 2017, yang
bertumbuh sebesar Rp 4,3 T. Mengenai
komposisi dana Pemerintah Daerah vs
dana non Pemerintah Daerah yaitu dana
Pemerintah Daerah dengan porsi 3.34%
dan dana non Pemerintah Daerah sebesar
96.66%. Kondisi ini terus meningkatkan

trust terhadap BRK dari tahun ke tahun.

Wawancara

Lantas, bagaimana BRK mampu terus
mewujudkan eksistensinya sebagai bank
rakyat, berikut wawancara redaksi Perniagaan bersama doktor ekonomi politik
dan pembangunan/regional, DR Dahlan
Tampubolon, ME, memberikan saran dan
masukannya. Berikut ini petikannya:
Menurut Anda apa peran vital BRK bagi
Riau dan Kepri?
Bank Riau Kepri (BRK) adalah wujud
keterlibatan daerah di sektor moneter
membantu mengumpulkan dana pihak
ketiga (DPK) di kedua provinsi yang akan
digunakan sebagai sumber pembiayaan
pembangunan di daerah. Kaitannya dengan pemerintah pusat, selama ini dana
transfer yang diterima pemerintah daerah
(baik provinsi maupun kabupaten/kota

di Riau dan Kepri), sebelum digunakan
lebih banyak disimpan di BRK. Tujuannya selain untuk memperbesar DPK, juga
memudahkan proses operasional aktivitas
pemerintah.
BRK didirikan untuk mendorong pembangunan di Riau dan Kepri, terutama untuk
menopang pembangunan infrastruktur,
UMKM, pertanian dan lain-lain kegiatan
ekonomi dalam rangka pembangunan
daerah. BRK juga berfungsi intermediasi,
melalui penyaluran kredit yang terfokus
pada kredit produktif untuk menumbuhkembangkan usaha dan bukan hanya
pada kredit konsumtif.
Peran BRK juga harus mengisi celah pasar
yang tidak terlayani perbankan nasional,
seperti usaha mikro perkotaan dan pedesaan. Pemerintah pusat akan menyalurkan
KUR, di sini peran BRK mesti lebih besar
karena memiliki jangkauan hingga ke
desa desa dengan unit bisnisnya. Dari sisi
intermediasi, BRK juga menjadi penyimpan dan penyalur dana transfer pemer-


intah pusat kepada pemerintah daerah.
BRK siap mengantisipasi dana pemda
yang belum turun lalu bisa mengganti
dengan dana murah.
Siapa yang menjadi aktor intelektual
yang memiliki peran strategis dalam
memaksimalkan sistem ini?
Nah, untuk memaksimalkan keterkaitan
antar aktor, perlu segera mewujudkan
tindakan yang terkoordinir dari berbagai
pihak terutama pemerintah daerah (Pemprov Riau dan Pemrpov Kepri), DPRD dan
asosiasi perbankan di daerah serta OJK.
Pemprov beserta pemerintah daerah lainnya berperan sebagai pemegang saham
dan juga nasabah.
Menurut Anda, mengapa nilai trust sangat
mempengaruhi perkembangan BRK sebagai bank rakyat Riau dan Kepri?
Dasar utama kegiatan BRK adalah kepercayaan (trust) masyarakat, baik dalam
penghimpun dana maupun penyaluran
dana. Masyarakat, khususnya Riau dan
Kepri, akan mau menyimpan dana dananya di BRK dengan dilandasi kepercayaan.

Dalam hal ini, BRK perlu memperkuat
kepercayaan masyarakat baik dari pihak
penyimpan dana maupun dari pihak bank
dan kepercayaan ini akan terus berlanjut
kepada pihak debitur. Kepercayaan ini
penting dibangun karena dalam keadaan
ini semua pihak ingin merasa diuntungkan
untuk baik dari segi penyimpangan dana,
penampung dana maupun penerima
penyaluran dana tersebut.
Seperti apa perimbangan kontribusi BRK
terhadap kabupaten dan kota sebagai
pemegang saham di BRK?
BRK bisa membantu peningkatan
pendapatan asli daerah (PAD), yaitu
dengan cara memberikan dividen setiap

BRK HARUS MAMPU
MENDORONG PEMBANGUNAN
RIAU DAN KEPRI


tahun kepada pemilik dan pemegang
saham, dalam hal ini gubernur dan kabupaten/kota. Berarti BRK ikut membangun daerah. Dividen ini kemudian akan
digunakan pemerintah daerah sebagai
sumber belanja untuk membangun daerah di Riau dan Kepri. BRK sebenarnya
fungsi utamanya adalah menggerakkan
pembangunan di daerah. Tujuan utama
pemerintah kabupaten/kota menyertakan
sahamnya bukan untuk perolehan laba,
melainkan ikut di dalam mengembangkan
BRK sehingga BRK mampu menggerakkan ekonomi di wilayahnya. Dukungan
modal dari pemerintah kabupaten/kota
untuk ekspansi portofolio kreditnya.
Bagaimana menurut Anda, peran dana
pihak ketiga (DPK) yang ternyata lebih
besar dari saham pemerintah daerah?
Begini, Dana Pihak Ketiga dan saham
merupakan hal yang berbeda. Tidak bisa
dikomparasi. Modal bank terdiri atas
modal inti atau primary capital dan modal

pelengkap (secondary capital). Modal
bank terdiri dari modal disetor, agio saham, cadangan, laba dan kekayaan bersih
anak perusahan.
Saham pemerintah daerah masuk di
dalam modal bank. Sedangkan dana
pihak ketiga lebih luas cakupannya, giro,
deposito, tabungan dan dana sementara
seperti uang titipan, setoran jaminan serta
garansi bank.
Kalau DPK yang terakumulasi di BRK lebih
besar dibanding saham pemerintah ya
wajar. Kalau lebih besar saham pemerintah dibanding DPK, berarti banknya tak
jalan. Yang memungkinkan untuk dibandingkan adalah DPK dari porsi Pemda dan
pihak masyarakat (bukan dana Pemda).
Tahun buku 2017, DPK dari dana Pemda
hanya 3,34% dan non-pemda mencapai

Menopang pembangunan infrastruktur
Pertumbuhan UMKM,
Pertumbuhan pertanian


BRK siap mengantisipasi dana
Pemda yang belum turun lalu
bisa mengganti dengan dana
murah.

Halaman
Halaman 10
10

BRK juga berfungsi intermediasi, melalui penyaluran
kredit yang terfokus pada kredit
produktif untuk menumbuhkembangkan usaha dan bukan
hanya pada kredit konsumtif.

Peran BRK juga harus mengisi
celah pasar yang tidak terlayani
perbankan nasional, seperti usaha
mikro perkotaan dan pedesaan.


Dari sisi intermediasi, BRK
juga menjadi penyimpan dan
penyalur dana transfer pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah.

Wawancara

96,66%. Hal ini tentu merupakan bentuk
kepercayaan masyarakat, karena semakin
besarnya dana non-Pemda dibandingkan
dengan tahun buku 2016 (Pemda 14,95%
dan non-pemda 85,05%). Penurunan
DPK Pemda di BRK karena dana transfer
pusat ke pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Riau dan Kepri menurun.
Bagaimana pula menurut Anda bergainning position BRK yang kini telah
membuka cabang di DKI Jakarta, yang
notabene lebih banyak menjaring DPK,
lantas mampukah menjawab kebutuhan
sebagai bank rakyat Riau dan Kepri?
Lumrah kalau bank pembangunan daerah

membuka cabang di ibukota. Untuk
menjadi pemain yang kuat di sektor
perbankan, BRK memerlukan cabang di
Jakarta karena peredaran uang di Jakarta
sangat besar. Ketika ada investor di pusat
yang ingin berinvestasi, cukup melalui
BRK cabang Jakarta. Keberadaan BRK

di Jakarta memudahkan proses transaksi,
semakin cepat dan pelayanan bisa dimaksimalkan. Kantor Jakarta juga merupakan
referensi sebagai sebuah bank devisa.
Berkaitan dengan penurunan porsi
DPK pemda di BRK, maka pembukaan
cabang Jakarta diharapkan membantu
DPK non-Pemda dari luar Riau dan Kepri,
terutama pelaku bisnis di Jakarta. Selain
itu, pembukaan kantor Jakarta juga untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat Riau
Kepri dan juga warga Jakarta yang berasal dari sini yang akan melakukan transaksi
di Jakarta melalui BRK. BRK mendekatkan

diri dengan masyarakat Riau Kepri yang
ada di Jakarta.
Lalu seberapa tepat langkah politis BRK
yang melakukan spin off Unit Usaha
Syariah, menjadi Bank Kepri Riau Syariah yang nantinya berdomisili di Tanjung
Pinang Provinsi Kepri.
Spin off UUS memang menjadi kewa-

Dr DAHLAN TAMPUBOLON, ME
Doktor ekonomi politik dan
pembangunan/regional
Halaman 11

jiban semua bank, sebelum tahun 2023.
Menurut UU No. 21 tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah adalah pemisahan
usaha dari satu bank menjadi dua badan
usaha atau lebih. Spin off BRK dilakukan
untuk memudahkan BRK Syariah beroperasi dan agar lebih lincah dalam berbisnis
dan berekspansi. Jika BRK Syariah tetap
bersatu dengan BRK dalam satu bank
akan memperlambat laju perkembangan
unit syariahnya bahkan bisa memperlambat BRK itu sendiri.
Nah, terbentuknya BRK Syariah sendiri
akan mengubah sistem bunga menjadi
sistem profit-loss sharing atau bagi hasil.
Tentunya kedua sistem tersebut bertolak belakang dan bila tidak dipisahkan
pengelolaannya dikhawatirkan tercampunya antara halal dan riba. Jadi, tujuan
retstrukturisasi BRK melalui spin off untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas
perusahaan di mana kedua hal tersebut
sangat dibutuhkan perusahaan untuk
terus berkembang dan meningkatkan
labanya.
Melalui pemisahan ini, UUS BRK yang
berubah menjadi BRK Syariah akan lebih
leluasa menangkap peluang bisnisnya,
karena sudah tidak lagi bergantung
kepada BRK. Kewenangan bisnis yang
dijalankannya menjadi lebih banyak ketika
menjadi BRK Syariah.
Perlu diperhatikan juga bahwa spin off
BRK Syariah memerlukan banyak biaya.
Hal ini karena pemisahan BRK Syariah
harus lebih berdikari di dalam kegiatan
operasinya. Mulai dari infrastruktur, SDM
sistem perbankan dan lain sebagainya.
Tentunya memerlukan biaya yang besar.
Perlu juga dipahami hasil pemisahan BRK
Syariah memerlukan konsolidasi internal
karena terpisah dari BRK, bukan waktu
sebentar melakukannya.
Disebutkan BRK Syariah akan berpusat
di Kepulauan Riau. Ini satu citra positif,
Bumi Melayu Bumi Islam. Riau dan Kepri
dikenal sebagai bumi melayu, terutama
Kepulauan Riau dengan budaya dan
sejarahnya yang kental dengan nilai-nilai
ke-Islaman. Riau dan Kepri merupakan
satu rumpun yang tidak terpisahkan,
hanya wilayah administrasi saja yang
berbeda. Dengan beroperasinya BRK
Syariah akan terwujud aspek ke-Islaman
di dalam masyarakat Riau Kepri melalui
kehidupan sehari hari dan kegiatan bisnis
yang Islami.***Tim

Dokumen yang terkait

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Strategi Penanganan Risiko Kerugian Cicil Emas Pada Bank Syariah (Studi Bank Syariah Mandiri, Kantor Cabang Ciputat)

13 113 104

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Perancangan media katalog sebagai sarana meningkatkan penjualan Bananpaper : laporan kerja praktek

8 71 19

Pembangunan aplikasi e-learning sebagai sarana penunjang proses belajar mengajar di SMA Negeri 3 Karawang

8 89 291

Peranan bunga kredit sebagai sumber dana bagi PT.Bank Jabar Cabang Soreang Bandung : laporan kerja praktek

2 62 68