Pedoman Tata Tulis Karya Ilmiah Sistem T

Pedoman Tata Tulis Karya Ilmiah Sistem Turabian
1. Huruf Besar, Huruf Miring dan Tanda-Tanda Kutipan
1. Huruf Besar
Dalam semua bahasa yang menggunakan huruf Latin, nama orang dan tempat pakai huruf
besar:
Suharto; Bambang Widoyo; hotel Kaloka; Gereja Immanuel.
Tetapi kalau suatu nama menjadi kata jadian dan sudah sudah hilang makna aslinya huruf
kecil:
masakan india; kunci inggris;
Judul buku selain artikel dalam ilmu-ilmu sosial, semua pakai huruf besar kecuali kata
penghubung atau kata sandang:
Sejarah Nasional Indonesia;
Menggunting dalam Selimut;
“Sasaran Antara Program Pengentasan Kemiskinan”;
Sasaran Jangka Panjang Program Kemiskinan: Antara Harapan dan Kenyataan;
2. Huruf Miring dan Tanda-Tanda Kutip
Huruf-miringkan semua judul buku, buletin, terbitan berkala (majalah, jurnal, surat kabar
(Lihat contoh sebelumnya: SNI!)
Judul bab atau bagian lain dari buku, dan judul cerpen, essays, dan artikel dalam terbitan
berkala menggunakan tanda kutip:
Konsep Keadilan Dalam Pancasila, Bab II “Konsep Keadilan Barat”

“Tuntut Ganti Rugi Rp.150 Juta: Anak Terjatuh dari Lantai 2 Toko,” Suara Merdeka
“Keadilan Timur-Barat: Suatu Perbandingan” Jurnal Kritis
Bagian Kedua Konsep Keadilan Dalam Pancasila, “Berbagai Konsep Keadilan”
3. Judul disertasi dan karya yang tidak dipublikasikan dibuat dalam tanda kutip:
Thoby, A. Mesakh, “Konsep Keadilan dalam Pancasila” (Ph.D .diss., Satya Wacana Christian
University, 2007).
“Konsep Keadilan dalam Pancasila” (Dis. Dr. Universitas Kristen Satya Wacana, 2007)
“Masalah Agama dan Masyarakat,” makala dalam Seminar Nasional Pluralisme Agama dan
Kebangsaan Indonesia.
4. Kitab Suci
Judul Kitab Suci (Alkitab, Quran, Talmud, cs) dan nama-nama buku dalam Kitab Suci dan
Apokrifa ditulis biasa tanpa miring dan tanda kutip:
Bagian ini diambil dari Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari;

Kitab Wahyu adalah bagian dari sastra apokaliptik dalam Alkitab;
5. Kata dan Ungkapan Asing
Dalam teks, huruf-miringkan semua kata dan ungkapan bahasa asing:
Jelas, hal ini merujuk kepada gagasan Sits im Leben sebagai bagian dari kemajuan
pengembangan teologi pada jaman keemasan Academia Germania abad 19.
Kutipan yang seluruhnya dalam bahasa asing, tidak dihuruf-miringkan:

Kebingungan yang ditimbulkan oleh tulisan The Jesus Family Tomb adalah ketika ditulis “the
tomb of Jesus, son of Joseph and five members of his family, including his wife and son, has
been discovered.”
Kata-kata asing yang sudah dapat ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tetap
ditulis biasa tanpa perlu dihuruf-miringkan.
2. Kutipan
1. Semua kutipan harus tunduk kepada UU HAKI di Indonesia dan US Copyright Act of 1976.
2. Plagiasi
Kutipan kata-kata dan idea seseorang harus diakui secara tertulis. Kelalaian untuk
mengakuinya adalah suatu jiplakan (plagiasi).
3. Kutipan prosa
Kutipan pendek dan langsung sebaiknya dimasukkan dalam teks di antara tanda kutip awal
dan akhir. Kalau panjangnya sampai dua kalimat dan mencapai 8 baris atau lebih, dibuat
dalam kutipan blok. Kutipan blok adalah kutipan yang dibuat dalam alinea tersendiri yang
dimulai dengan empat ketikan dari batas kiri halaman dan dibuat satu spasi.
4. Epigraf
Epigraf yang ditempatkan pada awal suatu tulisan tidak termasuk dalam kutipan. Nama
pengarang dan karya disebutkan di bawah kanan tulisan.
Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya.
Peribahasa Melayu


Masa mahasiswa adalah masda terindah dalam kehidupan seseorang.
Ashadi Siregar, Kampus Biru.
5. Kutipan dalam Catatan
Berapapun panjang kutipan dalam catatan (catatan kaki atau catatan akhir) harus diawali
dan diakhiri dengan tanda kutip.
6. Tanda Kutip

Semua kutipan langysung kecuali kutipan blok, dimulai dan diakhiri dengan tanda kutip
ganda (”. . .”). Kalau dalam teks yang dikutip itu terdapat kutipan, maka tanda kutip dari teks
yang dikutip itu menggnunkan tanda kutip tunggal (’. . .’).
Tanda kutip ganda juga digunakan untuk menetapkan judul dan kata-kata tunggal, hurufhuruf, nomor-nomor dan konsep-konsep:
Sebanyak 21 makala disiapkan di bawah judul ”Latar Belakang,” ”Hubungan dengan Kartu
Katalog,” ”Teknik-Teknik,” dsbnya.
Penomorannya menjadi ”1,” ”2,” dstnya. Atau ”A,” ”B,” dstnya.
7. Tanda-tanda baca dan Tanda Kutip
Titik dan koma, selalu diletakkan di dalam tanda kutip, kecuali titik-dua dan titik-koma di
luarnya. Tanda-tanya dan tanda seru diletakkan di luar tanda kutip kecuali kalau menjadi
bagian dari kutipan.
Bagaimana ia mengatakan ”kejahatan bisa membawa kebaikan”?

Seseorang bertanya, ”Bisakah kambing melahirkan kuda?”
Teriakan ”Hidup Pak Lurah!” menggema di seluruh desa itu.
”Anda berbicara dengan dialek asing,” kata si kakek.
Dalam novel Ashadi Siregar ”Kampus Biru,” si Joko berkata kepada kekasihnya, ”Benar
katamu, sayang.”
Hawa menjawab, ”Apakah ular itu berkata ’Yang hidup tidak akan mati’?”
”Saya tidak yakin,” kata Tony, ”bahwa yang ia maksudkan adalah ’bisnis.’ ”
”Kemudian,” kata Rosa, ’bisnis’ yang dimaksud hanyalah kejujuran.”
Jawab Tony, ”Ternyata ’Apakah bisnis putih?’ itu menggemparkan juga.?”
8. Penghapusan beberapa kata dalam kalimat.
Biasanya digantikan dengan tanda tiga titik dengan spasi.
Keinginannya . . . menjalankan ”Apa yang selalu menjadi kemauannya sendiri.”
Tanda-tanda baca dapat diletakkan sebelum atau sesudah tiga titik tersebut.
Dia bermaksud mengatakan semuanya itu sama; . . . caranya saja lain.
3. Catatan (Notes)
1. Dua macam catatan
Catatan kaki (foot-notes) dan catatan akhir (end-notes).

2. Nomor catatan
Nomor catatan menggunakan nomor arab dibuat superscript. Nomor dibuat berurutan.

Tiap bab dimulai dengan nomor urut baru, kecuali dalam makala yang tidak dibagi dalam
bab.
3. Catatan untuk buku
Catatan terhadap buku harus meliputi infromasi berikut:
Nama (para) pengarang
Judul dan sub-judul (kalau ada)
Nama editor, pengumpul, penterjemah (kalau ada)
Jumlah edisi
Nama seri dari buku, dengan jilid atau nomor seri
Fakta penerbitan yang terdiri dari
Tempat penerbitan
Nama penerbit
Tahun penerbitan
Nomor halaman yang dikutip.
Dalam catatan, unsur-unsur di atas dipisahkan oleh tanda koma, sedangkan fakta
penerbitan pakai tanda kurung (parenthesis). Koma sebelum fakta penerbitan diganti
tanda kurung.
4. Pengarang
Nama pengarang harus dicatat sesuai dengan yang muncul dalam bukunya, dimulai
dengan nama kecilnya dulu. Kalau pengarangnya tunggal:

Iwan Fals; Butet Kartenagara; Tukul Arwana;
Kalau beberapa pengarang, catat semua nama dipisahkan oleh kata dan untuk dua
pengarang, atau dipisahkan tanda koma untuk lebih dari dua pengarang untuk tiap
pengarang, kecuali untuk pengarang terakhir ditambah tanda koma.
1

Mary Lion, Bryce Lyon, and Henry S. Lucas, The Wardrobe Book, with
collaboration of Jean de Sturier (Brussels: Commission Royale d’Histoire de Begiique,
1983), 175.
Kalau ada lebih dari tiga pengarang, biasanya dalam catatan (tapi tidak untuk daftar
pustaka), hanya nama pengarang pertama dari buku yang dicatat lengkap diikuti dengan et
al., yang artinya dan lain-lainnya, tanpa tanda koma.
2

Martoyo Sumadilaga et al., eds., Jaringan Kerja Terorirsme (Jakarta: Gunung
Merbabu, 2007), 55.
Gelar dan atribut kesarjanaan lainnya tidak perlu disebutklan dalam catatan, sekalipun di
buku disebutkan.
Apabila selain pengarang, di buku disebutkan pula editornya, atau penterjemah atau
penyunting, sebutkan nama-nama tersebut sesudah judul buku.


3

Emile Durkheim, On Morality and Society,ed. Robert N. Bellah (New York:
Doubleday, 1967), 17.
5. Catatan untuk Jurnal
Catatan untuk jurmal meliputi:
Pengarang (para)
Judul artikel
Volume atau nomor (atau keduanya)
Waktu publikasi
Nomor halaman.
4

J. Abidin, “Masalah UAN: Monster Pemerintah?” Jurnal Ilmu Pendidikan 75
(Juni 2007): 1103.
6. Catatan untuk Majalah
Untuk majalah, yang penting adalah waktu penerbitan bukan volumenya.
5
Anne B. Fischer, ”Ford Is Back in the Track,” Fortune, 23 December 1985, 18.

7. Catatan untuk Suratkabar
Yang peoting dari suratkabar adalah nama suratkabar tersebut dan tanggal penerbitannya.
6

A. Faqih Dewantoro, “Petani Temanggung dalam Soropadan Expo,” Suara
Merdeka, 16 Juni 2007, seksi L.
8. Catatan dari sumber kedua
Catatan bagi acuan terhadap tulisan seseorang yang diambil dari sumber kedua, perlu
mencantumkan kedua sumber, kecuali kalau tekanan diberikan pada idea sumber kedua.
7

Max Weber, “Politics as a Vocation,” dalam H.H. Gerth and C. Wright Mills, et
al., From Max Weber: Essays in Sociology, Part Three: Religion (New York: Oxford
University Press, 1958) dikutip Suryono Sukanto, Pengantar Sosiologi (Jakarta:
Djambatan, 1975), 27-39.
8

Suryono Sukanto, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Djambatan, 1975), 27-39
mengutip Max Weber, “Politics as a Vocation,” dalam H.H. Gerth and C. Wright Mills, et
al., From Max Weber: Essays in Sociology, Part Three: Religion (New York: Oxford

University Press, 1958).
9. Catatan dari Penulis yang sama dengan beberapa tulisan yang sama dan yang berbeda dari
buku.
Sekali suatu karya sudah dicatat lengkap, catatan langsung berikutnya dibuat dalam bentuk
sederhana dalam bahasa Latin Ibid. (untuk ibidem). Penggunaan op. cit. dan loc. cit. tidak
lagi digunakan.
9

Max Weber, “Politic as a Vocation,” dalam H.H. Gerth and C. Wright Mills, et
al., From Max Weber: Essays in Sociology, Part Three: Religion (New York: Oxford
University Press, 1958), 27.

10

11

Ibid.

Ibid., 40


Kalau diselingi tulisan lain dan kemudian mengacu pengarang yang sama sebelumnya tetapi
buku yang sama atau buku yang lain.
9

Max Weber, “Politics as a Vocation,” dalam H.H. Gerth and C. Wright Mills, et
al., From Max Weber: Essays in Sociology, Part Three: Religion (New York: Oxford
University Press, 1958), 27.
10
Ibid.
11

Ibid., 40.

12

Emile Durkheim, Division of Labour in Society (New York: Free Press, 1957),

13

Max Weber, Economy and Society (Berkeley: UC Berkeley Press, 1980), 23-27.


35.

14

Idem, Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (New York: Garper and
Row, 1957), 37.
15

Ibid., 57. Bandingkan Emile Durkheim, Elementary Forms of Religious Life
(San Francisco: Harper and Row, 1948), 345.
16

Weber, Protestant Ethic, 125.

17

Sumanto Al-Qurtubi, Arus Cina Jawa (Jakarta: INTI Press, 2005), 76.

18

Idem, Lubang Hitam Agama (Jogyakarta: Leknas, 2007), 34.

19al-Qurtubi, Arus, 300.
10. Catatan dari Penulis yang sama dengan beberapa tulisan yang sama dan yang berbeda dari
terbitan berkala (Jurnal, Majalah, Suratkabar).
Prinsipya sama dengan yang buku,kecuali data-datanya yang berbeda.
Jurnal:
20Fishman, ”Un grand homme,” 691.
21

Farrar, ”Antibiotic Resistance,” 1104.

22

Fisher, Ford is Back,” 18.

23

Marshall, “200th Birthday,” sec.1A, p 3.

24

Norman, “Once-Sinmple Folk Tale,” 15 (N).

Majalah:

Suratkabar:

11. Daftar Pustaka
Cara penulisan Daftar Pustaka pada dasarnya sama dengan catatan acuan lengkap terutama
foot note(Catatan Kaki). Bedanya adalah di catatan kaki orang ingin tahu halaman yang diacu,
sedangkan Daftar Pustaka memberi informasi tentang buku. Unsur-unsurnya dan urutannya
sama, kecuali setiap unsur diakhiri dengan titik, bukan koma dan tanda kurung.
Susunannya alfabetik, dimulai dengan nama keluarga terlebih dahulu. Baris kedua masuk 5
ketuk masuk ke kanan dengan spasi satu. Tiap data dipisahkan satu spasi kosong.
Sedangkan untuk pengarang yang sama, buku keduanya tidak menulis nama lengkap, tetapi
delapan garis ke kanan diikuti judul buku, dstnya.

Bahar, Saafroedin, Ananda B. Kusuma dan Nannie Hudawati (Tim Penyunting). Risalah
Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) – Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945 –
22 Agustus 1945, dengan Kata Pengantar oleh Taufik Abdullah (Jakarta:
Sekretariat Negara R.I., 1995.
Cahill, Thomas. The Gifts of the Jews: How a Tribe of Desert Nomads Changed the Way
Everyone Thinks and Feels. Oxford: Lion Publishing, 1998.
Gottwald, Norman K. The Hebrew Bible: A Socio-Literary Introduction. Philadelphia: Fortress
Press, 1985.

_________. The Politics of Ancient Israel. Louisville-Kentucky: Westminster John Knox
Press, 2001.
_________. TheTribes of Yahweh: A Sociology of the Religion of Liberated Israel, 12501050 B.C. E. Maryknoll-New York: Orbis Books, 1979.
Hick, John. God Has Many Names. Philadelphia: Westminster Press, 1982.
Lang, Bernhard, Monotheism and the Prophetic Minority: An Essay in Biblical History and
Sociology. The Social World of Biblical Antiquity Series 1. Shefield: The Almond Press,
1983.

Microsoft® Encarta® Encyclopedia 2003. © 1993-2002 Microsoft Corporation. All rights reserved
diambil 21 Desember 2008..

Ricouer, Paul. Lectures on Ideology and Utopia. Edited by George H. Taylor. New York: Columbia
University Press, 1986.

Shaked, Shaul. ‘Zoroastrianism and Judaism,’ dalam Pheroza J. Godrej & Firoza Punthakey
Mistree (eds), A Zoroastrian Tapestry: Art Religion & Culture. Ahmedabad:
Mapin Publishing, 2002.
Tilaar, H.A.R. Multikulturalisme: Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam
Transformasi Pendidkkan Nasional. Jakarta: Gramedia, 2004.
Wogaman, J. Philip. Christian Perspectives on Politics: Revised and Expanded. Louisville,
Kentucky: Westminster John Knox Press 2000.
Zakaria, Fareed. Masa Depan Kebebasan: Penyimpangan Demokrasi di Amerika dan
Negara Lain. Jakarta: Ina Publikatama, 2003.