PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA I
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
INTENSIFIKASI TEKNIK BUDIDAYA PADI ORGANIK DALAM SISTEM
AKUAPONIK IKAN LELE DENGAN PENGARUH DOSIS
PUPUK ORGANIK CAIR (POC)
BIDANG KEGIATAN
PKM-PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Muhamad Taufik Ramdhan (A1D015062)
Heru Agus Setiawan
(A1D015060)
Teesa Astuti
(A1D015030)
Irfan Anwar Fauzan
(B1J014097)
2015
2015
2015
2016
Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto
2016
I
II
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………. ii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………..iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………. 1
1.2 Perumusan Masalah……………………………………………………. 2
1.3 Tujuan………………………………………………………………..….2
1.4 Kegunaan / Manfaat…………………………………………………… 2
1.5 Luaran………………………………………………………………….. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Akuaponik……………………………………………………… 3
2.2 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Padi……………………………... 4
2.3 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele (Osphronemus gouramy)………...4
2.4 Nutrisi probiotik Pupuk Organik Cair (POC)………………………….. 4
BAB III METODE PENELETIAN
3.1 Waktu dan Tempat……………………………………………………... 6
3.2 Alat dan Bahan…………………………………………………………. 6
3.3 Metode Penelitian……………………………………………………… 6
3.4 Prosedur Penelitian…………………………………………………….. 6
3.5 Parameter Pengamatan…………………………………………………. 7
3.6 Analisis data……………………………………………………………. 7
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGITAN
4.1 Biaya…………………………………………………………………… 9
4.2 Jadwal Kegiatan………………………………………………………... 9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………10
LAMPIRAN……………………………………………………………………….. 11
III
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat serta perkiraan jumlah
penduduk yang mencapai 296 juta jiwa pada tahun 2030 menyebabkan ekstensifikasi
lahan produktif pertanian menjadi wilayah perkotaan. Sejalan dengan peningkatan
jumlah penduduk, tututan ketahanan pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
juga meningkat. Menurunnya lahan produktif menyebabkan berkurangnya
produktifitas pertanian yang disebabkan rusaknya ekosistem terutama ketersediaan air
yang tercemar serta sumber mata air mengalami kekeringan akibat pembangunan di
menjadi bangunan yang menghambat penyerapan air. Berkurangnya ketersediaan air
menyebabkan kekeringan dan gagal panen dibeberapa daerah, sehinggga terjadi
penurunan hasil pertanian. Selain dibidang pertanian ketersediaan air berpengaruh
disektor perikanan, kurangnya ketersediaan air menyebabkan rusaknya lingkungan
tambak dan meningkatnya tingkat kematian ikan.
Naiknya harga pangan dan terdapat indikasi adanya bakteri Escherecia Colli
dan Salmonella Thyposa pada ikan terjadi diberbagai tempat, sehingga perlu
pengkajian budidaya ikan dan budidaya tanaman pangan yang terjaga kualitasnya.
Akuaponik adalah kombinasi antara akuakultur dan sistem hidroponik yang mampu
mendaur ulang nutrisi, dengan menggunakan sebagian kecil air daur ulang, sehingga
menghasilkan pertumbuhan ikan dan tanaman secara terpadu. Sistem akuaponik
merupakan teknologi tepat guna dan sederhana (Hidayat, 2011). Budidaya dengan
sistem akuaponik menjamin kadar oksigen air dan menekan kadar amoniak dan
tingkat karbon organik dari kotoran ikan. Kombinasi sistem hidroponik dan
akualkultur akan mendekati sistem perairan alami dalam budidaya tanaman maupun
ikan. Sistem hidroponik dan akuakultur saling melengkapi dalam memenuhi masing
masing kebutuhan, akuakultur budidaya ikan lele menghasilkan senyawa amoniak
dan karbon organik yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman sebagai nutrisi
(Ahmad, 2007).
Penelitian tentang akuaponik sudah banyak dilakukan, akan tetapi tim penulis
belum menemukan penelitian akuaponik yang mengkaji tanaman pangan dan nutrisi
tanaman yang dibutuhkan. Tim penulis fokus mengkaji pertumbuhan dan produksi
tanaman padi serta tingkat ketahanan ikan lele pada sistem budidaya akuaponik yang
diberi tambahan pupuk organik cair (POC). Penelitian ini dilakukan dengan
pertimbangan pentingnya tanaman padi sebagai pnyedia beras yang merupakan
2
tanaman pangan utama masyarakat Indonesia serta penggunaan POC sebagai nutrisi
tanaman yang bersifat organik dan probiotik terhadap Ikan.
1.2 Perumusan Masalah
Meningkatnya kebutuhan pangan yang tidak ditunjang dengan perbaikan
produktifitas pertanian menyebabkan penurunan kuantitas dan kualitas hasil pertanian
serta budidaya ikan yang terindikasi adanya bakteri Escherecia Colli dan Salmonella
Thyposa terjadi dibeberapa tempat. Menurut penelitian sebelumnya akuaponik
merupakan solusi alternatif yang efisien baik lahan maupun sistem pengairan. Dari
kondisi budidaya yang dan hasil penelitian sebelumnya, penulis merumuskan
beberapa permasalahan yang dapat dikaji dan diaplikasikan pada sistem budidaya
akuaponik yaitu :
1. Seberapa efektif penambahan pupuk organik cair (POC) terhadap pertumbuhan
padi pada budidaya akuaponik?
2. Apakah penambahan POC berpengaruh terhadap tingkat ketahanan hidup ikan
lele pada budidaya akuaponik?
3. Apakah sistem akuaponik dengan penambahan POC berpengaruh terhadap
kondisi kimiawi air?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian adalah :
1. Mengetahui efektifitas penambahan POC terhadap pertumbuhan tanaman padi.
2. Mengetahui pengaruh penambahan nutrisi probiotik POC terhadap tingkat
ketahanan hidup ikan lele.
3. Mengetahui pengaruh penambahan nutrisi probiotik POC pada sistem akuaponik
terhadap kondisi air.
1.4 Kegunaan / Manfaat
Manfaat dan kegunaan yang didapat dari penelitian sistem akuaponik adalah :
1. Menambah keanekaragaman sistem budidaya pertanian dan perikanan.
2. Menyediakan data yang dapat digunakan penelitian lanjut
3. Dasar Perencanaan aplikasi akuaponik sebagai upaya pengembangan usaha
budidaya dengan lebih optimal.
1.5 Luaran
Penelitian ini diharap bisa menghasilkan: 1) artikel ilmiah yang menyajikan
data perbandingan budidaya tanaman padi serta pertumbuhan ikan lele pada budidaya
akuaponik dengan budidaya konvensional, dapat digunakan sebagai acuan penelitian
selanjutnya. 2) Perencanaan aplikasi sistem budidaya akuaponik dimasyarakat.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Akuaponik
Akuaponik adalah suatu kombinasi sistem akuakultur dan budidaya tanaman
hidroponik. Pada sistem ini, ikan dan tanaman tumbuh dalam satu sistem yang
terintegrasi, dan menciptakan suatu simbiotik antara keduanya (Nofi. 2014). Sistem
akuaponik menyediakan air yang optimum untuk pertumbuhan tanaman dengan
memanfaatkan sistem resirkulasi dan menyediakan air bersih bagi pertumbuhan ikan.
Sistem akuaponik menggunakan teknik akuakultur dengan kepadatan populasi ikan
tinggi di dalam ruang tertutup serta kondisi lingkungan yang terkontrol sehingga
mampu meningkatkan amoniak dalam air dar kotoran ikan yang dapat digunakan
tanaman sebagai sumber nutrisi pada lahan dan air yang terbatas. akuaponik
meningkatkan efisiensi produksi ikan, fleksibilitas lokasi produksi, dan pengontrolan
penyakit (Effendi, 2003).
Akuaponik dapat didefinisikan sebagai teknik pertanian untuk menghasilkan
pangan yang berkelanjutan melalui hubungan simbiosis antara ikan dan budidaya
tanaman dalam air Hal ini menggabungkan dua aspek pertanian terpisah yaitu,
akuakultur dan hidroponik ke dalam sistem tunggal. Dalam sistem akuaponik, ikan
memberikan nutrisi dalam bentuk limbah atau kotoran. Limbah budidaya tersebut
mengandung amoniak dan nutrisi lainnya yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam
pertumbuhannya. Tanaman memanfaatkan nitrogen dari amoniak sebagai bahan
fotosintesis. (Putra, 2013).
Jenis ikan air tawar yang dapat dibudidayakan pada sistem akuaponik antara
lain ikan nila atau ikan tilapia, ikan gurame, ikan mas, ikan koi, ikan lele, dan udang
galah. Dengan memanfaatkan sistem akuaponik, diharapkan dapat mereduksi
konsentrasi amoniak dalam kolam budidaya melalui resirkulasi oleh tanaman yang
digunakan. Jenis tanaman yang sudah dicoba dan berhasil cukup baik adalah sawi dan
selada. Media tanaman tidak menggunakan tanah sehingga tanaman perlu disemaikan
sampai bibit berumur 1 bulan untuk kemudian tanaman siap dipindahkan pada sistem
akuaponik (Setyaningrum, 2011).
Fokus dalam akuakultur adalah memaksimalkan pertumbuhan ikan di dalam
kolam pemeliharaan. Ikan biasanya ditebar pada kolam dengan kepadatan yang
tinggi. Tingkat penebaran ikan yang tinggi menyebabkan kebutuhan akan oksigen
menjadi meningkat dan terjadi penurunan kualitas air budidaya akibat fases dan
pakan yang tidak termakan. Akuaponik menyatukan simbiosis antara tanaman dan
ikan, dimana tanaman memanfaatkan kotoran ikan yang berisi hampir semua nutrisi
4
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan proses fotosintesis, sehingga mampu
memberikan suplai oksigen dan menjaga kualitas air untuk pertumbuhan ikan yang
dibudidayakan (bachtiar. 2010).
2.2 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Padi
Tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke
dalam divisio Spermatophytae dengan subdivisio Angiospermae, digolongkan ke
dalam kelas Monocotyledonae, termasuk ordo Poales dengan famili Graminae serta
genus Oryza Linn dan dengan nama spesies Oryza sativa L. Tanaman padi
merupakan tanaman yang memiliki lingkungan tumbuh beragam sesuai dengan
jenisnya. Padi lahan kering (padi gogo) adalah tanaman pertanian yang diusahankan
di lahan kering, di daerah yang bercurah hujan rendah atau pada bagian teratas dari
suatu daerah berlereng yang tidak mampu menampung air relatif lama. Padi sawah
merupakan tanaman padi yang sesuai dengan lingkungan sawah. Padi sawah
cenderung risisten terhadap genangan dalam waktu yang relatif lama dan memerlukan
irigasi yang baik sehingga pertumbuhan dan produktifitasnya setabil. Padi sawah
memerlukan curah hujan optimum >1.600mm/tahun (Satoto, 2007)
2.3 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele (Osphronemus gouramy)
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang berasal dari Filipina
yaitu lele dumbo (Clarias gariepinus) dan lele lokal (Clarias batrachus) dan sudah
dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa.
Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan 1) dapat dibudidayakan di lahan dan
sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, 2) teknologi budidaya relatif
mudah dikuasai oleh masyarakat, 3) pemasarannya relatif mudah dan 4) modal usaha
yang dibutuhkan relatif rendah (Hidayat, 2011).
Ikan lele menghasilkan kotoran/feses yang tinggi yang terakumulasi dengan
sisa sisa pakan yang mengendap sehingga meningkatan total organik karbon (TOC)
dan kandungan amoniak. Kandungan amoniak yang tinggi dan TOC terakumulasi
bersifat racun terhadap ketahanan hidup ikan. Sistem akuaponik memberikan
resirkulasi yang mengubah amoniak dan unsur lain menjadi nutrisi yang dapat diserap
tanaman serta membersihkan air dari zat zat berbahaya bagi ketahanan hidup ikan
(Putra, 2013).
2.4 Nutrisi probiotik Pupuk Organik Cair (POC)
Dalam pelnelitian ini digunakan nutrisi POC yang beredar banyak di
masyarakat, dengan merek dagang king's prawn super N merupakan probiotik yang
bervitalitas tinggi, memudahkan berkembangnya bakteri yang menguntungkan dan
menekan bakteri yang merugikan sehingga dihasilkan ekosistem yang baik dan
5
seimbang serta memperkecil resiko timbulnya penyakit. POC memiliki keunggulan
seperti menguraikan Amoniak (NH3) dan nitrit (NO2) di air dan dasar tambak,
menguraikan bahan organik, meningkatkan perkembangan plankton, efektif pada
suasana aerob dan anaerob serta menekan bakteri patogen (merugikan)
seperti Vibrio sp. Bakteri yang terkandung dalam probiotik ini adalah Bacillus
subtilis, Nitrobacter sp dan Nitrosomonas sp dengan konsentrasi ± 109 cfu/ml (Murni,
2013).
6
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian direncanakan terlaksana selama empat bulan. Tempat di lahan
penelitian Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Jalan dr Soeparno
no.61 Karangwangkal Purwokerto.
3.2 Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah nutrisi POC merk
komersial king’s prawn super N yang bersifat probiotik. Ikan lele berukuran 5-8 cm
yang didapat dari balai benih ikan purwokerto Kabupaten Banyumas. Serta benih
padi mentik wangi. Alat yang digunakan: terpal, PH meter, aerator, pompa air, rangka
bangun, bak budidaya ikan, trai semai, plot tumbuh, serta bak tumbuh tanaman serta
peralatan penunjang lainnya.
3.3 Metode Penelitian
Metode akuaponik menggabungkan antara prinsip-prinsip akuakultur dan
hidroponik tanaman padi melalui suatu sistem resirkulasi air. Rancangan percobaan
yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan
dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan merupakan persentase dosis pupuk
organik cair (POC) (P1= 10%, P2 = 20%, P3 = 30% dan K kontrol tidak diberi
nutrisi POC). Penelitian di uji dengan statistik uji f dengan tingkat kepercayaan 95%
dengan jumlah sampel 30 setiap perlakuan. Data yang dihasilkan diuji lanjut
menggungakan uji beda nyata jujur (BNJ)
3.4 Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian dimulai dari persiapan lahan, perakitan rancang
bangun, penyemaian benih pado dan pendederan ikan lele, pengambilan data.
3.4.1
Persiapan lahan
Penelitian dilakukan di lahan percobaan seluas ±500m2, keadaan lahan datar
dan bersih gulma sehingga mempermudah penelitian.
3.4.2 Perakitan Rancang bangun
Rancang bangun yang digunakan dalam penelitian menggunakan 12 kolam
terpal dengan ukuran 1m X 1m sebagai tangki budidaya lele yang terbuat dari rangka
dan terpal yang terhubung dengan rangka bangun hidroponik type FHS berukuran sisi
80cm x 110cm dan tinggi 20cm dengan jarak tanam padi 15 cm yang terdiri dari 24
plot terapung dengan media apung sterofoam dan media tumbuh zeolit (Gambar 1).
7
Gmabar 1. Rancang bangun akuaponik
3.4.3 Penyemaian tanaman padi dan pendederan ikan lele
Penyemaian tanaman padi dimulai dengan persiapan trai semai, disiapkan
zeolit berukuran 5x5 cm sebagai media tumbuh, diletakan 3 benih benih padi rawat
benih selalu dalam keadaan lembab hingga muncul 2-4 daun (±2 minggu). Pindahkan
plot semai pada bedengan hidroponik. Pupuk orgaik cair (POC) diberikan setelah
umur bibit 1 minggu setelah pemindahan ke bedengan hidroponik, pemberian POC
diulangi setiap 2 minggu sekali bersama dengan penggantian air kolam.
Pendederan ikan lele merupakan tahap awal pembesaran ikan lele dari benih
yang berusia 4 bulan yang baru dipindah dari kolam pembenihan ke kolam
pembesaran. Benih ikan dibiarkan dikolam dengan aerator sedang sebagai interfal
tumbuh bakteri nitriofikasi probiotik selama satu minggu.
3.5
Parameter Pengamatan
Parameter pengamatan meliputi laju pertumbuhan ikan lele dan tanaman padi,
tingkat ketahanan hidup, serta kondisi perairan yang terdiri dari pH air, konsentrasi
nitrat dan nitrit, serta kadar oksigen dalam air. Kondisi perairan diamati setiap 2
minggu sekali. Data yang diperoleh dalam penelitian diolah menggunakan uji beda
nilai tengah menggunakan uji anova dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan.
Pengambilan data berat ikan, tinggi tanaman, dan banyak daun digunakan metode
sempling acak sederhana dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 30% dari
populasi (Sekaran,2006).
3.6
Analisis data
Data yang diperoleh diukur dalam penelitian ini adalah; laju pertumbuhan
ikan lele, data kelulusan hidup, tinggi tanaman, serta data kualitas air. Suatu uji
statistik dikatakan ada perbedaan yang signifikan jika nilai f kurang dari taraf nyata
yaitu 0,05 (nilai signifikan < 0,05 ) nyata. Data kualitas air yang terdiri dari pH,
8
oksigen dalam air, nitrit, dan amoniak dianalisis secara deskriptif, data di cantumkan
dalam gambar, histogram. Pada efektifitas filter dan kualitas air media serta
pertumbuhan tanaman padi dianalisis secara deskriptif.
Laju pertumbuhan lele dapat diketahui dengan cara matematis berikut :
SGR = Wt - Wo
T
Keterangan :
Dimana: SGR= Laju pertumbuhan Spesifik (% bobot per hari)
Wt = Berat ikan pada akhir pemeliharaan (g)
Wo = Berat ikan pada awal pemeliharaan (g)
t = Waktu pemeliharaan (hari)
Survival Rate (SR) merupakan prosentase kelulushidupan ikan yang dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SR
X 100
Dimana: SR = Tingkat kelulushidupan ikan (%)
N0 = Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor)
Nt = Jumlah ikan pada akhir penelitian (ekor)
Tinggi tanaman dapat diketahui dengan mengukur bobot tanaman dan bobot
ikan serta menghitung jumlah daun yang tumbuh saat penelitian. Data kualitas air
yang terdiri dari pH, oksigen dalam air, nitrit, amoniak serta kadar oksigen terlarut
dianalisis secara deskriptif, data di cantumkan dalam gambar, histogram. Pada
efektifitas filter dan kualitas air media serta pertumbuhan tanaman padi dianalisis
secara deskriptif.
9
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Biaya
NO Jenis Pengeluaran
Peralatan Penunjang
1
Bahan Habis Pakai
2
Perjalanan
3
Lain-lain
4
Jumlah
Biaya (Rp)
3.970.000
3.410.000
1.350.000
1.250.000
9.980.000
4.2 Jadwal Kegiatan
Pelaksanaan penelitian dimulai dari persiapan lahan, perakitan rancang
bangun, penyemaian benih tanaman padi dan pendederan ikan lele, pengolahan data.
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jenis Kegiatan
Persiapan Lahan
Persiapan Bahan dan
Alat
Penyemaian benih
padi
Pendederan ikan lele
Perawatan sistem
Pengamatan
Analisis Data
Penyusunan Laporan
akhir
Monitoring dan
evaluasi
Bulan
ke 1
Bulan
ke 2
Bulan
ke 3
Bulan
ke 4
Bulan
ke 5
10
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad T., Sofiarsih L., & Rusmana. 2007. The growth of Patin Pangasius
hypopthalmus in a close system tank. Aquaculture. 2(1): 67-73.
Bachtiar, Y. 2010. Buku Pintar Budi Daya & Bisnis Gurami. AgroMedia Pustaka.
Jakarta
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta
Hidayat, Fahri (2011). Buku Budidaya Lele Sangkuriang, Ditjen Perikanan Budidaya;
Jakarta
Murni, Muhammad. 2013. Produk Probiotik dan POC. IPKANI. Jawa Tengah
Nofi A. Rokhmah, Chery Soraya Ammatillah, dan Yudi Sastro. 2014. Vertiminaponik
Mini Akuaponik Untuk Lahan Sempit di Perkotaan. BPTP : Jakarta
Pamukan, Niken Ayu. 2011. Perkembangan Kelimpahan Fitopankton dengan
Pemberian Pupuk Organik Cair . Berkala Perikanan Terubuk: Riau
Putra, I., Mulyadi, N.A. Pamukas dan Rusliadi. 2013. Peningkatan Kapasitas
Produksi Akuakultur pada Pemeliharaan Ikan Selais (Ompok sp) Sistem
Aquaponik. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Universitas Riau.
Satoto, Sudibyo TWU, Bambang Sutaryo, dkk. 2007. Petunjuk teknis lapang daerah
pengembangan dan anjuran budidaya padi hibrida , Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Jakarta.43p.
Setyaningrum, H.D dan C Saparinto. 2011. Panen Sayuran Dilahan Sempit. Penebar
Swadaya: Depok
Wasonowati, C., S. Suryawati, A. Rahmawati. 2013. Respon Dua Varietas Sayuran
Selada (Latuce Sativa) Terhadap Macam Nutrisi pada Sistem Hidroponik.
Agrovigor. UTM
11
12
13
14
15
16
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Bahan Habis Pakai
NO
Material
1
Ikan lele
2
Benih padi
3
Zeaolit
4
Dedak
halus
Apung
sterofoam
Nutrisi
POC
Sub total
5
6
Objek pengamatan
akuakultur
Objek pengamatan
hidroponik
Media tanam
Hidroponik
Pakan benih
600 ekor
Harga
Jumlah
Satuan (Rp)
(Rp)
700/ekor
420,000
2 pcs
50.000/pcs
100.000
15 pcs
30.000
450.000
648 kg
2.500
1.620.000
Media apung
hidroponik
Nutrisi probiotik
sistem
12 pcs
6.000
72.000
2 botol
100.000
100.000
Justifikasi Anggaran
Kuantitas
3.410.000
2. Peralatan Penunjang
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Material
Termometer
ruangan
Termometer
air
pH meter
digital
TDS Meter
Nitrat test
kit (NO3)
Pompa air
Aerator
Rangka
rancang
bangun
Rangka
rancang
bangun
hidroponik
Mengukur suhu
ruangan
Mengukur suhu air
1 pack
Harga
Satuan
(Rp)
80.000
1 pack
80.000
80.000
Mengukur tingkat
keasaman air
Mengukur kepekatan
larutan
Menghitung kadar
nitrat air
Sirkulasi air sistem
Sirkulasi O2 Air
Pondasi rancang
bangun
1 pack
150.000
150.000
1 pack
80.000
80.000
2 set
270
340.000
12 set
12 set
12 set
70.000
50.000
80.000
840.000
600.000
960.000
Pondasi rancang
bangun hidroponik
12 set
70.000
840.000
Justifikasi Anggaran
Kuantitas
Jumlah
(Rp)
80.000
17
Sub total
3.970.000
3. Perjalanan
NO
1
2
3
Kegiatan
Delivery
benih padi,
lele, dan
pupuk
orgaink cair
Belanja
perlengkapa
n
Belanja
perlengkapa
n online
Tujuan
Kuantitas
Tempat
penelitian
3 kali
Persiapan
6 kali
kelengkapan
penelitian
Persiapan
9 kali
kelengkapan
penelitian
Sub total
Pengeluaran
Jumlah (Rp)
(Rp)
200.000
600.000
50.000
300.000
50.000
450.000
1.350.000
4. Lain lain
NO
Kegiatan
1
administrasi
2
publikasi
3
seminar
4
Biaya
Tukang
Tujuan
Kuantitas
Persyaratan
3 kali
administrasi
Pembuatan
5 kali
poster,
undangan
seminar dll.
Konsumsi,
8 kali
perlengkapan,
dokumetasi,
dll
Membantu
menyiapkan
rancang
bangun
Sub total
Pengeluaran
Jumlah (Rp)
(Rp)
200.000
600.000
50.000
250.000
50.000
400.000
1.250.000
18
Lampiran 3 Susunan Organisasi dan Pembagian Tugas
NO
Nama /
NIM
Muhamad
Taufik
Rmadhan /
A1D015062
Program
Studi
Agroteknologi
Bidang
Ilmu
Pertanian
2
Teesa
Astuti
Agroteknologi
Pertanian
3
Heru Agus
Setiawan
Agroteknologi
Pertanian
4
Irfan
Anwar
Fauzan
Biologi
Biologi
1
Alokasi Waktu Uraian Tugas
(Jam/minggu)
Penanggung
8 jam
jawab
dalam
pencarian
jurnal
Penanggung
8 jam
jawab
dalam
administrasi
Penanggung
8 jam
jawab
dalam
penyusunan
metode
Mencari data8 jam
data
yang
mendukung
gagasan
19
Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Jl. Prof. Dr. Hr. Boenjamin 708 Grendeng-Purwokerto 53122
Telp. (0281) 638339, 0811298339, Faks. (0281) 627203
Web: unsoed.ac.id, E-Mail: [email protected]
SURAT PERNYATAAN KETUA TIM
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Muhamad Taufik Ramadhan
NIM
: A1D015062
Jurusan
: Agroteknologi
Fakultas
: Fakultas Pertanian
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-Penelitian saya dengan judul
“Intensifikasi Teknik Budidaya Padi Organik Dalam Sistem Akuaponik Ikan Lele
Dengan Pengaruh Dosis Pupuk Organik Cair (POC)” yang diusulkan untuk tahun
anggaran 2016 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber
dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidak sesuaian dengan pernyataan ini, maka
saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan benarnya.ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan
sebenar-benarnya
Dan Alumni Fakultas Pertanian
(Dr. Ir, Siswantoro, M.P)
Ramadhan)
NIP. 19590312 198410 1 001
Ketua Pelaksana Kegiatan
(Muhamad Taufik
NIM. A1D01062
INTENSIFIKASI TEKNIK BUDIDAYA PADI ORGANIK DALAM SISTEM
AKUAPONIK IKAN LELE DENGAN PENGARUH DOSIS
PUPUK ORGANIK CAIR (POC)
BIDANG KEGIATAN
PKM-PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Muhamad Taufik Ramdhan (A1D015062)
Heru Agus Setiawan
(A1D015060)
Teesa Astuti
(A1D015030)
Irfan Anwar Fauzan
(B1J014097)
2015
2015
2015
2016
Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto
2016
I
II
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………. ii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………..iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………. 1
1.2 Perumusan Masalah……………………………………………………. 2
1.3 Tujuan………………………………………………………………..….2
1.4 Kegunaan / Manfaat…………………………………………………… 2
1.5 Luaran………………………………………………………………….. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Akuaponik……………………………………………………… 3
2.2 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Padi……………………………... 4
2.3 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele (Osphronemus gouramy)………...4
2.4 Nutrisi probiotik Pupuk Organik Cair (POC)………………………….. 4
BAB III METODE PENELETIAN
3.1 Waktu dan Tempat……………………………………………………... 6
3.2 Alat dan Bahan…………………………………………………………. 6
3.3 Metode Penelitian……………………………………………………… 6
3.4 Prosedur Penelitian…………………………………………………….. 6
3.5 Parameter Pengamatan…………………………………………………. 7
3.6 Analisis data……………………………………………………………. 7
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGITAN
4.1 Biaya…………………………………………………………………… 9
4.2 Jadwal Kegiatan………………………………………………………... 9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………10
LAMPIRAN……………………………………………………………………….. 11
III
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat serta perkiraan jumlah
penduduk yang mencapai 296 juta jiwa pada tahun 2030 menyebabkan ekstensifikasi
lahan produktif pertanian menjadi wilayah perkotaan. Sejalan dengan peningkatan
jumlah penduduk, tututan ketahanan pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
juga meningkat. Menurunnya lahan produktif menyebabkan berkurangnya
produktifitas pertanian yang disebabkan rusaknya ekosistem terutama ketersediaan air
yang tercemar serta sumber mata air mengalami kekeringan akibat pembangunan di
menjadi bangunan yang menghambat penyerapan air. Berkurangnya ketersediaan air
menyebabkan kekeringan dan gagal panen dibeberapa daerah, sehinggga terjadi
penurunan hasil pertanian. Selain dibidang pertanian ketersediaan air berpengaruh
disektor perikanan, kurangnya ketersediaan air menyebabkan rusaknya lingkungan
tambak dan meningkatnya tingkat kematian ikan.
Naiknya harga pangan dan terdapat indikasi adanya bakteri Escherecia Colli
dan Salmonella Thyposa pada ikan terjadi diberbagai tempat, sehingga perlu
pengkajian budidaya ikan dan budidaya tanaman pangan yang terjaga kualitasnya.
Akuaponik adalah kombinasi antara akuakultur dan sistem hidroponik yang mampu
mendaur ulang nutrisi, dengan menggunakan sebagian kecil air daur ulang, sehingga
menghasilkan pertumbuhan ikan dan tanaman secara terpadu. Sistem akuaponik
merupakan teknologi tepat guna dan sederhana (Hidayat, 2011). Budidaya dengan
sistem akuaponik menjamin kadar oksigen air dan menekan kadar amoniak dan
tingkat karbon organik dari kotoran ikan. Kombinasi sistem hidroponik dan
akualkultur akan mendekati sistem perairan alami dalam budidaya tanaman maupun
ikan. Sistem hidroponik dan akuakultur saling melengkapi dalam memenuhi masing
masing kebutuhan, akuakultur budidaya ikan lele menghasilkan senyawa amoniak
dan karbon organik yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman sebagai nutrisi
(Ahmad, 2007).
Penelitian tentang akuaponik sudah banyak dilakukan, akan tetapi tim penulis
belum menemukan penelitian akuaponik yang mengkaji tanaman pangan dan nutrisi
tanaman yang dibutuhkan. Tim penulis fokus mengkaji pertumbuhan dan produksi
tanaman padi serta tingkat ketahanan ikan lele pada sistem budidaya akuaponik yang
diberi tambahan pupuk organik cair (POC). Penelitian ini dilakukan dengan
pertimbangan pentingnya tanaman padi sebagai pnyedia beras yang merupakan
2
tanaman pangan utama masyarakat Indonesia serta penggunaan POC sebagai nutrisi
tanaman yang bersifat organik dan probiotik terhadap Ikan.
1.2 Perumusan Masalah
Meningkatnya kebutuhan pangan yang tidak ditunjang dengan perbaikan
produktifitas pertanian menyebabkan penurunan kuantitas dan kualitas hasil pertanian
serta budidaya ikan yang terindikasi adanya bakteri Escherecia Colli dan Salmonella
Thyposa terjadi dibeberapa tempat. Menurut penelitian sebelumnya akuaponik
merupakan solusi alternatif yang efisien baik lahan maupun sistem pengairan. Dari
kondisi budidaya yang dan hasil penelitian sebelumnya, penulis merumuskan
beberapa permasalahan yang dapat dikaji dan diaplikasikan pada sistem budidaya
akuaponik yaitu :
1. Seberapa efektif penambahan pupuk organik cair (POC) terhadap pertumbuhan
padi pada budidaya akuaponik?
2. Apakah penambahan POC berpengaruh terhadap tingkat ketahanan hidup ikan
lele pada budidaya akuaponik?
3. Apakah sistem akuaponik dengan penambahan POC berpengaruh terhadap
kondisi kimiawi air?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian adalah :
1. Mengetahui efektifitas penambahan POC terhadap pertumbuhan tanaman padi.
2. Mengetahui pengaruh penambahan nutrisi probiotik POC terhadap tingkat
ketahanan hidup ikan lele.
3. Mengetahui pengaruh penambahan nutrisi probiotik POC pada sistem akuaponik
terhadap kondisi air.
1.4 Kegunaan / Manfaat
Manfaat dan kegunaan yang didapat dari penelitian sistem akuaponik adalah :
1. Menambah keanekaragaman sistem budidaya pertanian dan perikanan.
2. Menyediakan data yang dapat digunakan penelitian lanjut
3. Dasar Perencanaan aplikasi akuaponik sebagai upaya pengembangan usaha
budidaya dengan lebih optimal.
1.5 Luaran
Penelitian ini diharap bisa menghasilkan: 1) artikel ilmiah yang menyajikan
data perbandingan budidaya tanaman padi serta pertumbuhan ikan lele pada budidaya
akuaponik dengan budidaya konvensional, dapat digunakan sebagai acuan penelitian
selanjutnya. 2) Perencanaan aplikasi sistem budidaya akuaponik dimasyarakat.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Akuaponik
Akuaponik adalah suatu kombinasi sistem akuakultur dan budidaya tanaman
hidroponik. Pada sistem ini, ikan dan tanaman tumbuh dalam satu sistem yang
terintegrasi, dan menciptakan suatu simbiotik antara keduanya (Nofi. 2014). Sistem
akuaponik menyediakan air yang optimum untuk pertumbuhan tanaman dengan
memanfaatkan sistem resirkulasi dan menyediakan air bersih bagi pertumbuhan ikan.
Sistem akuaponik menggunakan teknik akuakultur dengan kepadatan populasi ikan
tinggi di dalam ruang tertutup serta kondisi lingkungan yang terkontrol sehingga
mampu meningkatkan amoniak dalam air dar kotoran ikan yang dapat digunakan
tanaman sebagai sumber nutrisi pada lahan dan air yang terbatas. akuaponik
meningkatkan efisiensi produksi ikan, fleksibilitas lokasi produksi, dan pengontrolan
penyakit (Effendi, 2003).
Akuaponik dapat didefinisikan sebagai teknik pertanian untuk menghasilkan
pangan yang berkelanjutan melalui hubungan simbiosis antara ikan dan budidaya
tanaman dalam air Hal ini menggabungkan dua aspek pertanian terpisah yaitu,
akuakultur dan hidroponik ke dalam sistem tunggal. Dalam sistem akuaponik, ikan
memberikan nutrisi dalam bentuk limbah atau kotoran. Limbah budidaya tersebut
mengandung amoniak dan nutrisi lainnya yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam
pertumbuhannya. Tanaman memanfaatkan nitrogen dari amoniak sebagai bahan
fotosintesis. (Putra, 2013).
Jenis ikan air tawar yang dapat dibudidayakan pada sistem akuaponik antara
lain ikan nila atau ikan tilapia, ikan gurame, ikan mas, ikan koi, ikan lele, dan udang
galah. Dengan memanfaatkan sistem akuaponik, diharapkan dapat mereduksi
konsentrasi amoniak dalam kolam budidaya melalui resirkulasi oleh tanaman yang
digunakan. Jenis tanaman yang sudah dicoba dan berhasil cukup baik adalah sawi dan
selada. Media tanaman tidak menggunakan tanah sehingga tanaman perlu disemaikan
sampai bibit berumur 1 bulan untuk kemudian tanaman siap dipindahkan pada sistem
akuaponik (Setyaningrum, 2011).
Fokus dalam akuakultur adalah memaksimalkan pertumbuhan ikan di dalam
kolam pemeliharaan. Ikan biasanya ditebar pada kolam dengan kepadatan yang
tinggi. Tingkat penebaran ikan yang tinggi menyebabkan kebutuhan akan oksigen
menjadi meningkat dan terjadi penurunan kualitas air budidaya akibat fases dan
pakan yang tidak termakan. Akuaponik menyatukan simbiosis antara tanaman dan
ikan, dimana tanaman memanfaatkan kotoran ikan yang berisi hampir semua nutrisi
4
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan proses fotosintesis, sehingga mampu
memberikan suplai oksigen dan menjaga kualitas air untuk pertumbuhan ikan yang
dibudidayakan (bachtiar. 2010).
2.2 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Padi
Tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke
dalam divisio Spermatophytae dengan subdivisio Angiospermae, digolongkan ke
dalam kelas Monocotyledonae, termasuk ordo Poales dengan famili Graminae serta
genus Oryza Linn dan dengan nama spesies Oryza sativa L. Tanaman padi
merupakan tanaman yang memiliki lingkungan tumbuh beragam sesuai dengan
jenisnya. Padi lahan kering (padi gogo) adalah tanaman pertanian yang diusahankan
di lahan kering, di daerah yang bercurah hujan rendah atau pada bagian teratas dari
suatu daerah berlereng yang tidak mampu menampung air relatif lama. Padi sawah
merupakan tanaman padi yang sesuai dengan lingkungan sawah. Padi sawah
cenderung risisten terhadap genangan dalam waktu yang relatif lama dan memerlukan
irigasi yang baik sehingga pertumbuhan dan produktifitasnya setabil. Padi sawah
memerlukan curah hujan optimum >1.600mm/tahun (Satoto, 2007)
2.3 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele (Osphronemus gouramy)
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang berasal dari Filipina
yaitu lele dumbo (Clarias gariepinus) dan lele lokal (Clarias batrachus) dan sudah
dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa.
Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan 1) dapat dibudidayakan di lahan dan
sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, 2) teknologi budidaya relatif
mudah dikuasai oleh masyarakat, 3) pemasarannya relatif mudah dan 4) modal usaha
yang dibutuhkan relatif rendah (Hidayat, 2011).
Ikan lele menghasilkan kotoran/feses yang tinggi yang terakumulasi dengan
sisa sisa pakan yang mengendap sehingga meningkatan total organik karbon (TOC)
dan kandungan amoniak. Kandungan amoniak yang tinggi dan TOC terakumulasi
bersifat racun terhadap ketahanan hidup ikan. Sistem akuaponik memberikan
resirkulasi yang mengubah amoniak dan unsur lain menjadi nutrisi yang dapat diserap
tanaman serta membersihkan air dari zat zat berbahaya bagi ketahanan hidup ikan
(Putra, 2013).
2.4 Nutrisi probiotik Pupuk Organik Cair (POC)
Dalam pelnelitian ini digunakan nutrisi POC yang beredar banyak di
masyarakat, dengan merek dagang king's prawn super N merupakan probiotik yang
bervitalitas tinggi, memudahkan berkembangnya bakteri yang menguntungkan dan
menekan bakteri yang merugikan sehingga dihasilkan ekosistem yang baik dan
5
seimbang serta memperkecil resiko timbulnya penyakit. POC memiliki keunggulan
seperti menguraikan Amoniak (NH3) dan nitrit (NO2) di air dan dasar tambak,
menguraikan bahan organik, meningkatkan perkembangan plankton, efektif pada
suasana aerob dan anaerob serta menekan bakteri patogen (merugikan)
seperti Vibrio sp. Bakteri yang terkandung dalam probiotik ini adalah Bacillus
subtilis, Nitrobacter sp dan Nitrosomonas sp dengan konsentrasi ± 109 cfu/ml (Murni,
2013).
6
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian direncanakan terlaksana selama empat bulan. Tempat di lahan
penelitian Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Jalan dr Soeparno
no.61 Karangwangkal Purwokerto.
3.2 Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah nutrisi POC merk
komersial king’s prawn super N yang bersifat probiotik. Ikan lele berukuran 5-8 cm
yang didapat dari balai benih ikan purwokerto Kabupaten Banyumas. Serta benih
padi mentik wangi. Alat yang digunakan: terpal, PH meter, aerator, pompa air, rangka
bangun, bak budidaya ikan, trai semai, plot tumbuh, serta bak tumbuh tanaman serta
peralatan penunjang lainnya.
3.3 Metode Penelitian
Metode akuaponik menggabungkan antara prinsip-prinsip akuakultur dan
hidroponik tanaman padi melalui suatu sistem resirkulasi air. Rancangan percobaan
yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan
dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan merupakan persentase dosis pupuk
organik cair (POC) (P1= 10%, P2 = 20%, P3 = 30% dan K kontrol tidak diberi
nutrisi POC). Penelitian di uji dengan statistik uji f dengan tingkat kepercayaan 95%
dengan jumlah sampel 30 setiap perlakuan. Data yang dihasilkan diuji lanjut
menggungakan uji beda nyata jujur (BNJ)
3.4 Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian dimulai dari persiapan lahan, perakitan rancang
bangun, penyemaian benih pado dan pendederan ikan lele, pengambilan data.
3.4.1
Persiapan lahan
Penelitian dilakukan di lahan percobaan seluas ±500m2, keadaan lahan datar
dan bersih gulma sehingga mempermudah penelitian.
3.4.2 Perakitan Rancang bangun
Rancang bangun yang digunakan dalam penelitian menggunakan 12 kolam
terpal dengan ukuran 1m X 1m sebagai tangki budidaya lele yang terbuat dari rangka
dan terpal yang terhubung dengan rangka bangun hidroponik type FHS berukuran sisi
80cm x 110cm dan tinggi 20cm dengan jarak tanam padi 15 cm yang terdiri dari 24
plot terapung dengan media apung sterofoam dan media tumbuh zeolit (Gambar 1).
7
Gmabar 1. Rancang bangun akuaponik
3.4.3 Penyemaian tanaman padi dan pendederan ikan lele
Penyemaian tanaman padi dimulai dengan persiapan trai semai, disiapkan
zeolit berukuran 5x5 cm sebagai media tumbuh, diletakan 3 benih benih padi rawat
benih selalu dalam keadaan lembab hingga muncul 2-4 daun (±2 minggu). Pindahkan
plot semai pada bedengan hidroponik. Pupuk orgaik cair (POC) diberikan setelah
umur bibit 1 minggu setelah pemindahan ke bedengan hidroponik, pemberian POC
diulangi setiap 2 minggu sekali bersama dengan penggantian air kolam.
Pendederan ikan lele merupakan tahap awal pembesaran ikan lele dari benih
yang berusia 4 bulan yang baru dipindah dari kolam pembenihan ke kolam
pembesaran. Benih ikan dibiarkan dikolam dengan aerator sedang sebagai interfal
tumbuh bakteri nitriofikasi probiotik selama satu minggu.
3.5
Parameter Pengamatan
Parameter pengamatan meliputi laju pertumbuhan ikan lele dan tanaman padi,
tingkat ketahanan hidup, serta kondisi perairan yang terdiri dari pH air, konsentrasi
nitrat dan nitrit, serta kadar oksigen dalam air. Kondisi perairan diamati setiap 2
minggu sekali. Data yang diperoleh dalam penelitian diolah menggunakan uji beda
nilai tengah menggunakan uji anova dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan.
Pengambilan data berat ikan, tinggi tanaman, dan banyak daun digunakan metode
sempling acak sederhana dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 30% dari
populasi (Sekaran,2006).
3.6
Analisis data
Data yang diperoleh diukur dalam penelitian ini adalah; laju pertumbuhan
ikan lele, data kelulusan hidup, tinggi tanaman, serta data kualitas air. Suatu uji
statistik dikatakan ada perbedaan yang signifikan jika nilai f kurang dari taraf nyata
yaitu 0,05 (nilai signifikan < 0,05 ) nyata. Data kualitas air yang terdiri dari pH,
8
oksigen dalam air, nitrit, dan amoniak dianalisis secara deskriptif, data di cantumkan
dalam gambar, histogram. Pada efektifitas filter dan kualitas air media serta
pertumbuhan tanaman padi dianalisis secara deskriptif.
Laju pertumbuhan lele dapat diketahui dengan cara matematis berikut :
SGR = Wt - Wo
T
Keterangan :
Dimana: SGR= Laju pertumbuhan Spesifik (% bobot per hari)
Wt = Berat ikan pada akhir pemeliharaan (g)
Wo = Berat ikan pada awal pemeliharaan (g)
t = Waktu pemeliharaan (hari)
Survival Rate (SR) merupakan prosentase kelulushidupan ikan yang dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SR
X 100
Dimana: SR = Tingkat kelulushidupan ikan (%)
N0 = Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor)
Nt = Jumlah ikan pada akhir penelitian (ekor)
Tinggi tanaman dapat diketahui dengan mengukur bobot tanaman dan bobot
ikan serta menghitung jumlah daun yang tumbuh saat penelitian. Data kualitas air
yang terdiri dari pH, oksigen dalam air, nitrit, amoniak serta kadar oksigen terlarut
dianalisis secara deskriptif, data di cantumkan dalam gambar, histogram. Pada
efektifitas filter dan kualitas air media serta pertumbuhan tanaman padi dianalisis
secara deskriptif.
9
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Biaya
NO Jenis Pengeluaran
Peralatan Penunjang
1
Bahan Habis Pakai
2
Perjalanan
3
Lain-lain
4
Jumlah
Biaya (Rp)
3.970.000
3.410.000
1.350.000
1.250.000
9.980.000
4.2 Jadwal Kegiatan
Pelaksanaan penelitian dimulai dari persiapan lahan, perakitan rancang
bangun, penyemaian benih tanaman padi dan pendederan ikan lele, pengolahan data.
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jenis Kegiatan
Persiapan Lahan
Persiapan Bahan dan
Alat
Penyemaian benih
padi
Pendederan ikan lele
Perawatan sistem
Pengamatan
Analisis Data
Penyusunan Laporan
akhir
Monitoring dan
evaluasi
Bulan
ke 1
Bulan
ke 2
Bulan
ke 3
Bulan
ke 4
Bulan
ke 5
10
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad T., Sofiarsih L., & Rusmana. 2007. The growth of Patin Pangasius
hypopthalmus in a close system tank. Aquaculture. 2(1): 67-73.
Bachtiar, Y. 2010. Buku Pintar Budi Daya & Bisnis Gurami. AgroMedia Pustaka.
Jakarta
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta
Hidayat, Fahri (2011). Buku Budidaya Lele Sangkuriang, Ditjen Perikanan Budidaya;
Jakarta
Murni, Muhammad. 2013. Produk Probiotik dan POC. IPKANI. Jawa Tengah
Nofi A. Rokhmah, Chery Soraya Ammatillah, dan Yudi Sastro. 2014. Vertiminaponik
Mini Akuaponik Untuk Lahan Sempit di Perkotaan. BPTP : Jakarta
Pamukan, Niken Ayu. 2011. Perkembangan Kelimpahan Fitopankton dengan
Pemberian Pupuk Organik Cair . Berkala Perikanan Terubuk: Riau
Putra, I., Mulyadi, N.A. Pamukas dan Rusliadi. 2013. Peningkatan Kapasitas
Produksi Akuakultur pada Pemeliharaan Ikan Selais (Ompok sp) Sistem
Aquaponik. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Universitas Riau.
Satoto, Sudibyo TWU, Bambang Sutaryo, dkk. 2007. Petunjuk teknis lapang daerah
pengembangan dan anjuran budidaya padi hibrida , Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Jakarta.43p.
Setyaningrum, H.D dan C Saparinto. 2011. Panen Sayuran Dilahan Sempit. Penebar
Swadaya: Depok
Wasonowati, C., S. Suryawati, A. Rahmawati. 2013. Respon Dua Varietas Sayuran
Selada (Latuce Sativa) Terhadap Macam Nutrisi pada Sistem Hidroponik.
Agrovigor. UTM
11
12
13
14
15
16
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Bahan Habis Pakai
NO
Material
1
Ikan lele
2
Benih padi
3
Zeaolit
4
Dedak
halus
Apung
sterofoam
Nutrisi
POC
Sub total
5
6
Objek pengamatan
akuakultur
Objek pengamatan
hidroponik
Media tanam
Hidroponik
Pakan benih
600 ekor
Harga
Jumlah
Satuan (Rp)
(Rp)
700/ekor
420,000
2 pcs
50.000/pcs
100.000
15 pcs
30.000
450.000
648 kg
2.500
1.620.000
Media apung
hidroponik
Nutrisi probiotik
sistem
12 pcs
6.000
72.000
2 botol
100.000
100.000
Justifikasi Anggaran
Kuantitas
3.410.000
2. Peralatan Penunjang
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Material
Termometer
ruangan
Termometer
air
pH meter
digital
TDS Meter
Nitrat test
kit (NO3)
Pompa air
Aerator
Rangka
rancang
bangun
Rangka
rancang
bangun
hidroponik
Mengukur suhu
ruangan
Mengukur suhu air
1 pack
Harga
Satuan
(Rp)
80.000
1 pack
80.000
80.000
Mengukur tingkat
keasaman air
Mengukur kepekatan
larutan
Menghitung kadar
nitrat air
Sirkulasi air sistem
Sirkulasi O2 Air
Pondasi rancang
bangun
1 pack
150.000
150.000
1 pack
80.000
80.000
2 set
270
340.000
12 set
12 set
12 set
70.000
50.000
80.000
840.000
600.000
960.000
Pondasi rancang
bangun hidroponik
12 set
70.000
840.000
Justifikasi Anggaran
Kuantitas
Jumlah
(Rp)
80.000
17
Sub total
3.970.000
3. Perjalanan
NO
1
2
3
Kegiatan
Delivery
benih padi,
lele, dan
pupuk
orgaink cair
Belanja
perlengkapa
n
Belanja
perlengkapa
n online
Tujuan
Kuantitas
Tempat
penelitian
3 kali
Persiapan
6 kali
kelengkapan
penelitian
Persiapan
9 kali
kelengkapan
penelitian
Sub total
Pengeluaran
Jumlah (Rp)
(Rp)
200.000
600.000
50.000
300.000
50.000
450.000
1.350.000
4. Lain lain
NO
Kegiatan
1
administrasi
2
publikasi
3
seminar
4
Biaya
Tukang
Tujuan
Kuantitas
Persyaratan
3 kali
administrasi
Pembuatan
5 kali
poster,
undangan
seminar dll.
Konsumsi,
8 kali
perlengkapan,
dokumetasi,
dll
Membantu
menyiapkan
rancang
bangun
Sub total
Pengeluaran
Jumlah (Rp)
(Rp)
200.000
600.000
50.000
250.000
50.000
400.000
1.250.000
18
Lampiran 3 Susunan Organisasi dan Pembagian Tugas
NO
Nama /
NIM
Muhamad
Taufik
Rmadhan /
A1D015062
Program
Studi
Agroteknologi
Bidang
Ilmu
Pertanian
2
Teesa
Astuti
Agroteknologi
Pertanian
3
Heru Agus
Setiawan
Agroteknologi
Pertanian
4
Irfan
Anwar
Fauzan
Biologi
Biologi
1
Alokasi Waktu Uraian Tugas
(Jam/minggu)
Penanggung
8 jam
jawab
dalam
pencarian
jurnal
Penanggung
8 jam
jawab
dalam
administrasi
Penanggung
8 jam
jawab
dalam
penyusunan
metode
Mencari data8 jam
data
yang
mendukung
gagasan
19
Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Jl. Prof. Dr. Hr. Boenjamin 708 Grendeng-Purwokerto 53122
Telp. (0281) 638339, 0811298339, Faks. (0281) 627203
Web: unsoed.ac.id, E-Mail: [email protected]
SURAT PERNYATAAN KETUA TIM
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Muhamad Taufik Ramadhan
NIM
: A1D015062
Jurusan
: Agroteknologi
Fakultas
: Fakultas Pertanian
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-Penelitian saya dengan judul
“Intensifikasi Teknik Budidaya Padi Organik Dalam Sistem Akuaponik Ikan Lele
Dengan Pengaruh Dosis Pupuk Organik Cair (POC)” yang diusulkan untuk tahun
anggaran 2016 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber
dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidak sesuaian dengan pernyataan ini, maka
saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan benarnya.ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan
sebenar-benarnya
Dan Alumni Fakultas Pertanian
(Dr. Ir, Siswantoro, M.P)
Ramadhan)
NIP. 19590312 198410 1 001
Ketua Pelaksana Kegiatan
(Muhamad Taufik
NIM. A1D01062