Makalah SISTEM PERDAGANGAN DARK POOL DAL

Makalah
SISTEM PERDAGANGAN DARK POOL DALAM PASAR MODAL
DITINJAU DARI HUKUM POSITIF INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Hukum Surat Berharga dan Pasar Modal
Dosen Mata Kuliah:
Dr. Hj. Lastuti Abubakar, S.H., M.H.
Pupung Faisal, S.H., M.H.
Ema Rahmawati, S.H., M.H.

Oleh Kelompok IV:
Christin Melinda (110110110408)
I Gusti Agung Dennis M. (110110110419)
Amanda Mayangsari (110110110423)
Alvin Akbar Niode (110110110431)
Triani Rahmah Budiarti (110110110433)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG

2014

1

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Permasalahan Hukum
4
Bab II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pasar Modal dan Pengaturannya

5

B. Mekanisme Perdagangan di Luar dan di Dalam Bursa Efek dan
Pengawasan Perdagangan di Luar Bursa
C. Perkembangan Sistem Pasar Modal di Indonesia


6
7

BAB III ANALISIS
A. Mekanisme Perdagangan Dark Pool dikaitkan dengan
Hukum Positif yang berlaku di Indonesia

11

B. Lembaga yang Berwenang dalam Hal Pasar Modal
di Indonesia Menyikapi Permasalahan Dark Pool

12

BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
14
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA

16

2

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Keberadaan pasar modal dibentuk berdasarkan kebutuhan perkembangan

ekonomi nasional yang menuntut adanya sarana penarikan dana masyarakat
melalui lembaga pasar modal. Perkembangan secara evolutif ini banyak ditemui di
negara-negara kapitalis liberal. Di Indonesia pendekatannya lebih terarah
kepada kebijaksanaan

pembangunan

nasional.


Dengan

demikian

tujuan

pembentukan pasar modal di Indonesia mempunyai jangkauan dan misi yang
lebih luas dari pada pasar modal di banyak negara. 1 Jangkauan yang dirangkum
adalah mencakup 3 (tiga) aspek mendasar, yaitu:2
1. Mempercepat proses perluasan keikutsertaan

masyarakat

dalam

pemilikan saham perusahaan;
2. Diarahkan pada aspek pemerataan pendapatan masyarakat melalui
pemerataan pemilikan saham perusahaan;
3. Untuk lebih menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan
dan penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif.

Jangkauan tersebut mempunyai misi yang sejalan dengan isi yang
terkandung dalam Pasal 33 Ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 (UUD
1945) yang menyebutkan bahwa perekonomian Indonesia dijalankan berdasarkan
usaha bersama dan asas kekeluargaan. Atas dasar itu, maka pasar modal

1 Yulfasni, Hukum Pasar Modal, Jakarta: Badan Penerbit Iblam, 2005, hlm. 14
2

Jasso Winarto, Pasar Modal Indonesia: Retrospeksi Lima Tahun Swastanisasi BEJ,
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997, hlm. 32

3

mempunyai landasan idiil dan konstitusional yang sesuai dengan norma yang
terdapat dalam falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 3
Berdasarkan prinsip tersebut, maka pasar modal Indonesia ditujukan
terutama untuk mendemokrasikan ekonomi, yaitu keadilan ekonomi yang menjadi
tujuan cita-cita nasional. Hal ini selaras dengan apa yang ditegaskan dalam
Pembukaan UUD 1945 yakni mencapai kesejahteraan umum bagi seluruh bangsa
Indonesia. Atas dasar itu, maka pasar modal Indonesia harus diarahkan

kepada usaha-usaha
keadilan

sosial yang

pemerataan
lebih

pendapatan

tinggi

dalam

masyarakat
struktur

demi

mencapai


ekonomi

Indonesia.

Demokrasi ekonomi yang diinginkan adalah sistem ekonomi pasar terkendali
yang diabadikan bagi kesejahteraan masyarakat, swasta memegang peranan
dalam kegiatan ekonomi, sedangkan pemerintah bertindak sebagai fasilitator
dan pengendali melalui kebijakan yang dilandasi oleh tatanan hukum yang
berlaku.4
Memiliki pasar modal yang maju dan berkembang pesat merupakan impian
banyak negara. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu
negara, karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yakni fungsi
ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi
karena pasar menyediakan fasilitas atau sarana yang mempertemukan dua
kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (yaitu investor) dan pihak
yang memerlukan dana (yaitu issuer, pihak yang menerbitkan efek atau emiten).
Dengan adanya pasar modal, maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat
menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbal hasil,
sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana

tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari
operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena

3 Umaran Mansyur, Teknik Perdagangan Efek di Bursa Efek Indonesia, Jakarta: Aksara Kencana,
1986, hlm. 7
4

Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi, Bandung: PT
Alumni Bandung, 2007, hlm. 6.

4

memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbal hasil bagi pemilik
dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.5
Persaingan global yang ada saat ini telah mengedepankan kualitas sistem
perdagangan efek, khususnya sarana perdagangan sebagai faktor penentu bagi
keberhasilan suatu pasar dalam menarik pemodal. Sistem perdagangan Efek yang
mengutamakan kecepatan, biaya yang efisien dan akses terhadap teknologi
perdagangan elektronik merupakan spesifikasi minimum bagi suatu pasar untuk
dapat memenangkan persaingan menjaring pemodal. Persaingan bebas dan

hilangnya batasan negara di dunia Pasar Modal pada akhirnya mendorong
munculnya sistem perdagangan Efek yang memungkinkan para pemodal untuk
melakukan transaksi Efek tanpa terikat oleh tempat dan waktu. Kecenderungan ini
cepat atau lambat akan menggantikan pola perdagangan tradisional yang
menggunakan sistem perdagangan berbasis tempat (lantai Bursa).
Sejalan dengan perkembangan pasar global, perdagangan Efek di atas
mengalami perubahan dan perkembangan, dimana para pemodal dapat melakukan
perdagangan Efek melalui sistem yang disediakan oleh Perusahaan Efek atau
pihak lain yang menyediakan pasar atau fasilitas selain yang terdapat di Bursa
atau menyelenggarakan kegiatan Bursa untuk mempertemukan penawaran jual
dan penawaran beli sebagai alternatif sistem perdagangan Efek. Mulai dekade
1990-an,

negara-negara

dengan

pasar

modal


yang

telah

maju

telah

memperkenalkan suatu sistem perdagangan Efek di luar Bursa yang berbasis
perdagangan elektronik. Terobosan baru sistem perdagangan efek di luar Bursa
tersebut dikenal sebagai Alternative Trading System (ATS).
Dark Pool atau yang disebut dengan transaksi di bawah tangan merupakan
sistem alternatif perdagangan di luar bursa yang terutama ditujukan bagi investor
institusi besar yang ingin melakukan jual beli saham dalam jumlah besar (block
sale). Sistem itu mengakomodasi aksi jual dalam volume besar yang akan
dilakukan investor tanpa harus mempengaruhi harga saham di pasar.
5

Tjiptono Darmadji dan Hendy M.Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan

Tanya Jawab Edisi 2, Jakarta: Salemba Empat, 2006, hlm. 2

5

Permasalahan timbul karena mekanisme Dark Pool ini hanya melibatkan
broker dan investor tanpa melakukan pelaporan ke Bursa Efek Indonesia (BEI).
Mekanisme ini pun dilakukan tanpa fee transaksi serta tidak ada kewajiban bagi
para investornya untuk membayar pajak.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik membuat makalah dengan judul
“SISTEM PERDAGANGAN DARK POOL DALAM PASAR MODAL
DITINJAU DARI HUKUM POSITIF INDONESIA”.
B.

Permasalahan Hukum
1. Apakah mekanisme perdagangan Dark Pool bertentangan dengan hukum
positif yang berlaku di Indonesia?
2. Bagaimana lembaga yang berwenang dalam hal pasar modal di Indonesia
menyikapi permasalahan Dark Pool ini?

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.

Pengertian Pasar Modal dan Pengaturannya
Secara umum Pasar Modal dapat dikatakan sebagai tempat atau sarana

bertemunya permintaan dan penawaran atas produk instrument keuangan jangka
panjang, umumnya lebih dari satu tahun.
Menurut Pasal 1 angka 13 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal:
“Pasar Modal adalah kegiatan yang berhubungan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek.”
Tjiptono Darmadji mengartikan pasar modal sebagai pasar untuk
memperjualbelikan berbagai macam instrumen keuangan berjangka panjang, baik
dalam bentuk hutang maupun modal sendiri6.
Pasar Modal

6

Perusahaan/ institusi
Pemodal/investor yang
pemerintah yang membutuhkan
memiliki
kelebihan
dana M. Fakhruddin, Pasar modal di Indonesia:
Tjiptono
Darmadji
dan Hendy
Pendekatan
dana tambahan
Tanya Jawab, Jakarta: Salemba Empat, 2001, hlm. 8

7

Gambar diagram alir dana dan efek pada pasar modal7
Pasar Modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan
pasar tradisional yang selama ini dikenal, di mana ada pedagang, pembeli, dan
juga tawar menawar harga. Pasar modal dapat juga diartikan sebagai sebuah
wahana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang
menyediakan dana sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan efek.
Saat ini undang-undang yang terkait dengan Pasar Modal di Indonesia
adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal;
b. Peraturan Pemerintah No. 45 dan 46 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan
Kegiatan di Pasar Modal dan Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar
Modal;
c. Keputusan Menteri Keuangan;
d. Keputusan Ketua Bapepam;
e. Peraturan Bursa Efek.
B.

Mekanisme Perdagangan di Luar dan di Dalam Bursa Efek dan
Pengawasan Perdagangan di Luar Bursa
Secara umum, mekanisme perdagangan efek di pasar modal dapat

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu perdagangan efek melalui bursa efek
(traditional stock exchange) dan perdagangan efek tidak melalui bursa efek (over
the counter) market yang dianggap lebih maju.

7

Rusdin. Pasar Modal: Teori, Masalah dan Kebijakan dalam Praktik, Bandung: Alfabeta,
2008, hlm.1

8

Dalam mekanisme perdagangan efek melalui bursa, bursa efek bertindak
sebagai penyedia sarana atau sistem perdagangan. 8 Pemodal hanya dapat
melakukan transaksi di bursa efek dengan cara memberikan amanat jual dan/atau
beli melalui perusahaan efek ke anggota bursa efek yang bersangkutan untuk
selanjutnya amanat atau order tersebut di teruskan ke dalam sistem perdagangan
yang disediakan di bursa efek. Di Indonesia, hal ini terlihat pada Undang-Undang
No 8 tahun 1995 tentang pasar modal, yang memberikan definisi tentang bursa
efek sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau
sarana untuk mempertemukan jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek diantara mereka.9
Sedangkan untuk keberadaan transaksi efek diluar bursa efek secara legalformal juga terdapat dalam Peraturan Babepam Nomor : III.A.10 tentang transaksi
efek tersebut, prihal definisi disebutkan bahwa transaksi di luar bursa adalah
adalah transaksi antar perusahaan efek atau antara perusahaan efek dengan
perusahaan lain yang tidak diatur oleh bursa efek, dan transaksi antar pihak yang
bukan perusahaan efek.
C.

Perkembangan Sistem Pasar Modal di Indonesia
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia
dapat dilihat sebagai berikut:10
[Desember 1912]


Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di
Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.

[1914 – 1918]


Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang
Dunia I.

8 Tim Studi Pengawasan Transaksi di Luar Bursa di Indonesia, Studi tentang Pengawasan
Transaksi di Luar Bursa di Pasar Modal Indonesia, diunduh pada tanggal 28 Oktober 2014 pukul
18.20 WIB, hlm. 9
9 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
10 http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/sejarah.aspx

9

[1925 – 1942]



Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama
dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.

[Awal tahun 1939]



Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek
di Semarang dan Surabaya ditutup.

[1942 – 1952]


Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama
Perang Dunia II.

[1956]



Program nasionalisasi perusahaan Belanda.
Bursa Efek semakin tidak aktif.

[1956 – 1977]



Perdagangan di Bursa Efek vakum.

[10 Agustus 1977]



Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden
Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM
(Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10
Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal.
Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai
dengan go public PT Semen Cibinong sebagai
emiten pertama19 Tahun 2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara.

[1977 – 1987]



Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah
emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat
lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan
instrumen Pasar Modal.

[1987]



Ditandai dengan hadirnya Paket Desember
1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan
bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran
Umum dan investor asing menanamkan modal di
Indonesia.

[1988 – 1990]



Paket deregulasi di bidang Perbankan dan Pasar
Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk

10

asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat.
[2 Juni 1988]



Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi
dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang
dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri
dari broker dan dealer.

[Desember 1988]



Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan
perusahaan

untuk

go

public

dan

beberapa

kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar
modal.
[16 Juni 1989]



Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi
dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta
yaitu PT Bursa Efek Surabaya.

[13 Juli 1992]



Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi
Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini
diperingati sebagai HUT BEJ.

[22 Mei 1995]



Sistem

Otomasi

perdagangan

di

BEJ

dilaksanakan dengan sistem computer JATS
(Jakarta Automated Trading Systems).
[10 November 1995]



Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No.
8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. UndangUndang ini mulai diberlakukan mulai Januari
1996.

[1995]



Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa
Efek Surabaya.

[2000]



Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless
trading) mulai diaplikasikan di pasar modal
Indonesia.

11

[2002]



BEJ

mulai

mengaplikasikan

sistem

perdagangan jarak jauh (remote trading)
[2007]



Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama
menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

[02 Maret 2009]


Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru
PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG.

a. Di dala

12

BAB III
ANALISIS

A.

Mekanisme Perdagangan Dark Pool dikaitkan dengan Hukum Positif
yang berlaku di Indonesia
Di dalam dunia pasar modal ada yang dinamakan dengan perdangangan di

luar bursa utama atau biasa disebut dengan Over The Counter (OTC). Pengertian
mengenai OTC secara umum adalah pasar yang tidak memiliki tempat tertentu
bagi pertemuan pembeli dan penjual dalam melakukan transaksi.11 Berbeda
dengan pengaturan yang ada di dalam bursa utama, transaksi yang terjadi di luar
bursa sangat berbeda dan fleksible jika dibandingkan dengan yang ada di dalam
bursa utama.12
Selama ini peraturan yang ada di Indonesia mengenai permasalahan
perdagangan di luar bursa yang dapat kami temukan hanyalah diatur di dalam
PERATURAN NOMOR III.A.10 : TRANSAKSI EFEK yang dikeluarkan oleh
BAPPEPAM-LK pada tahun 1997 mengenai hal-hal seputar perdagangan efek.13
Seperti definisi yang telah dijabarkan diatas mengenai Dark Pool, bahwa Dark
Pool dapat dikategorikan sebagai suatu mekanisme yang merupakan bagian dari
alternatif dalam perdagangan bursa dimana hal tersebut dilakukan di luar bursa.
Hal tersebut dapat berimplikasi bahwa sesungguhnya hal mengenai dark pool
pada dasarnya sudah diatur oleh BAPPEPAM-LK.

11

Tim Studi Pengawasan Transaksi di Luar Bursa di Indonesia, Op. Cit

12

Dian Ediana Rae, Transaksi derivatif dan masalah regulasi ekonomi di Indonesia, Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2008

13 IDX Newsletter, edisi April 2013, hlm 3

13

Dark Pool hanya melibatkan broker dan investor, tanpa pelaporan ke BEI.
Mekanisme transaksi ini pun tergolong berbiaya rendah karena tanpa fee transaksi.
Transaksi ini juga tidak memenuhi suatu asas yang terdapat di dalam pasar modal
Indonesia, yaitu transparansi. Sehingga risiko yang akan ditempuh oleh investor
akan semakin besar.
Seperti yang telah kami kemukakan diatas bahwa sistem Dark Pool,
sebenarnya bukanlah suatu barang baru di dunia pasar modal. Telah ada peraturan
yang mengatur mengenai hal ini melalui peraturan mengenai transaksi di luar
bursa, namun tetap saja Dark Pool adalah suatu transaksi yang tidak sesuai
dengan asas yang memang dianut di dalam pasar modal di Indonesia dimana
dalam suatu transaksi harus lah benar-benar transparan agar tidak merugikan bagi
investor sehingga dapat menaikan gairah dalam dunia pasar modal di Indonesia.

B.

Lembaga yang Berwenang dalam Hal Pasar Modal di Indonesia
Menyikapi Permasalahan Dark Pool
Undang-Undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan

bahwa pengawasan sehari-hari terhadap kegiatan pasar modal di Indonesia
dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPPEPAM). Pengawasan
kegiatan pasar modal tersebut antara lain meliputi transaksi efek baik di dalam
bursa efek maupun diluar bursa efek dengan tujuan agar terciptanya pasar modal
yang teratur, wajar, efisien, dan melindungi kepentingan pemodal.
Dewasa ini pemerintah telah membuat lembaga baru yang memiliki fungsi
yang hampir serupa dengan apa yang sudah ada di BAPPEPAM,

yaitu

dibentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Peran OJK ini kurang lebih sama
dengan BAPPEPAM yaitu dibidang pengawasan terhadap jalannya pasar modal di
Indonesia.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, dimana sebenarnya sebagai pihak
yang berwenang dalam jalan-nya proses pasar modal di Indonesia, OJK sudah
paham betul mengenai apa itu Dark Pool itu, hal itu ditunjukan dengan sudah

14

dikeluarkan Beleid, yang mengatur bagaimana seharusnya perdagangan di luar
bursa itu terjadi. Namun nyatanya peraturan yang sudah cukup agak lama yaitu
dikeluarkan pada tahun 1997, dianggap tidak dapat mengejar atau menyamai
perkembangan dunia pasar modal sekarang.
Seharusnya sebagai lembaga yang berwenang, OJK dapat mengatur lebih
terperinci mengenai suatu transaksi yang berada di luar bursa, salah satunya
mengenai Dark Pool. Keberadaan Dark Pool ini sudah cukup mengkhawatirkan
karena tidak adanya transparansi mengenai siapa pihak yang melakukan transaksi
dan tidak adanya pelaporan transaksi ke BEI. Selain itu, tidak dibayarkanya hak
negara dalam bentuk pajak dalam setiap transaksi yang terjadi dengan
menggunakan sistem Dark Pool ini.

15

BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Dark Pool dapat dikategorikan sebagai suatu mekanisme yang merupakan
bagian dari alternatif dalam perdagangan bursa dimana hal tersebut dilakukan di
luar bursa. PERATURAN NOMOR III.A.10 : TRANSAKSI EFEK yang
dikeluarkan oleh BAPPEPAM-LK pada tahun 1997 mengatur mengenai hal-hal
seputar perdagangan efek. Hal tersebut dapat berimplikasi bahwa sesungguhnya
hal mengenai Dark Pool pada dasarnya sudah diatur oleh BAPPEPAM-LK.
Namun Dark Pool ini tetap saja bertentangan dengan hukum positif yang berlaku
di Indonesia karena ia bertentangan dengan suatu asas dalam Pasar Modal di
Indonesia yang mengharuskan adanya transparansi dalam transaksinya. Selain itu,
Dark Pool ini juga merugikan banyak pihak selain karena tidak adanya
transparansi tersebut, ia juga tidak mewajibkan investornya membayarkan pajak
yang menimbulkan kerugian bagi pemasukan kas negara.
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan
bahwa pengawasan sehari-hari terhadap kegiatan pasar modal di Indonesia
dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPPEPAM). Pengawasan
kegiatan pasar modal tersebut antara lain meliputi transaksi efek baik di dalam
bursa efek maupun diluar bursa efek seperti mekanisme Dark Pool yang dibahas
dalam makalah ini. Dalam hal menyikapi permasalahan Dark Pool ini
BAPPEPAM atau yang sekarang ini lembaga yang berwenangnya itu adalah OJK
berusaha untuk membentuk memperbaiki peraturan perundang-undangan yang
ada mengenai Pasar Modal dengan menambahkan pengaturan mengenai transaksi
perdagangan di luar bursa salah satunya yaitu Dark Pool.

16

B.

Saran
Dark Pool bukan merupakan hal baru lagi di Indonesia, namun

pengaturannya masih belum dapat ditemukan secara pasti di dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku saat ini di Indonesia. Seharusnya agar tercipta
suatu kepastian hukum bagi masyarakat, pemerintah segera membentuk
pengaturan mengenai Dark Pool ini mengingat transaksi dengan mekanisme ini
cukup diminati oleh banyak institusi. Selain itu, dengan adanya pengaturan
mengenai Dark Pool ini diharapkan lebih banyak masyarakat yang tertarik untuk
berinvetasi di pasar modal Indonesia berkaitan dengan terjaminnya perlindungan
masyarakat dari bentuk kecurangan yang ada dalam transaksi perdagangan di
pasar modal.

17

DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Jasso Winarto, Pasar Modal Indonesia: Retrospeksi Lima Tahun Swastanisasi BEJ,
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997.

Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi, Bandung:
PT Alumni Bandung, 2007.
Rusdin. Pasar Modal: Teori, Masalah dan Kebijakan dalam Praktik, Bandung:
Alfabeta, 2008.
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar modal di Indonesia:
Pendekatan Tanya Jawab, Jakarta: Salemba Empat, 2001.
-------------, Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab Edisi 2, Jakarta:
Salemba Empat, 2006.
Umaran Mansyur, Teknik Perdagangan Efek di Bursa Efek Indonesia, Jakarta:
Aksara Kencana, 1986.
Yulfasni, Hukum Pasar Modal, Jakarta: Badan Penerbit Iblam, 2005.

Peraturan Perundangan
Undang-Undang Dasar 1945
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal:
Sumber Lain

18

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/sejarah.aspx (diakses 25/10/2014
pukul 14.06 WIB)
http://www.ksei.co.id/publication/2003_1(diakses 25/10/2014 pukul 14.35 WIB)
www.bapepam.go.id (diakses 26/10/2014 pukul 18.07)
www.ipotnews.com 25/10/2014 (diakses 26/10/2014 pukul 15.33)

19