Treaty Room - Treaty

PERSETUJUAN
ANTARA
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
DAN
PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT ALJAZAIR
MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN
ATAS PENANAMAN MODAL

."·

0

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Demokrasi Rakyat Aljazair
(selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"):
Mengingat persahabatan dan hubungan ketja sama yang telah terjaJin antara kedua
negara dan rakyamya;
Bermaksud untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi penanaman modal
oleh para penanam modal dari satu Pihak di wilayah Pihak lainnya didasarkan atas
kedaulatan yang sama dan saling menguntungkan; dan
Mengakui bahwa Persetujuan Peningkatan dan Perlindungan atas Penanaman ModaJ
tersebut akan mendorong untuk merangsang kegiatan investasi di kedua Negara:

Telah menyetujui sebagai berikut:

PASALI

')

DEFINlSI

Untuk tujuan Persetujuan ini :
1.

Istilah "penanaman modal" harus diartikan sebagai segala bentuk aset yang
ditanam oleh para penanam modal dari satu Pihak di wilayah Pihak lainnya,
sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan Pihak yang disebut
terakhir, mencakup, tetapi tidak terbatas pada:
a.

benda bergerak dan tidak bergerak termasuk hak-hak lain seperti
hipotek, hak istimewa, jaminan, garansi dan hak-hak serupa lainnya;


5.

Istilah "wilayah" diartikan sebagai:
a.

Dalam hubungan dengan Republik Indonesia:
Wilayah Republik Indonesia yang ditetapkan dalam perundangundangannya.

b.

Dalam hubungan dengan Republik Demokrasi Rakyat AJjazair:
Wilayah Republik Demokrasi Rakyat Aljazair yang ditetapkan dalam
perundang-undangannya.

PASALll
PENINGKATAN DAN PERLlNDUNGAN
ATAS PENANAMAN MODAL

I.


Salah satu Pihak harus mendorong dan menciptakan iklim yang menguntungkan
bagi para penanam modal dari Pihak lain untu.k menanam modal di wilayahnya,
dan mengakui penanaman modal tersebut sesuai dengan hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

2.

Penanarnan modal oleh para penanam modal dari masing-masing Pihak setiap
waktu harus diperlakukan secara wajar dan seirnbang dan harus mendapat
perlindungan dan keamanan yang memadai di wilayah Pihak lain.
PASAL Ill
KETENTUAN PERLAKUAN NEGARA SAHABAT

I.

Masing-masing Pihak harus menjamin akan perlakuan yang wajar dan
seirnbang dari penanaman modal oleh para penanam modal dari Pihak lain dan
tidak akan melanggarnya, melalui tindakan-tindakan yang tidak rasional dan
diskrirninasi, pacta pelaksanaan, manajemen, pemeliharaan, pemakaian.
pemanfaatan atau penyelesaian dari para penanarn modal tersebut. Masingmasing Pihak harus memberikan perlindungan dan keamanan fisik penanaman

modal secara memadai.

b.

hak-hak yang diperoleh dari saham, surat obligasi atau setiap bentuk
lai1mya dari hasil bunga dalam perusahaan atau usaha-usaha patungan di
wilayah Pihak lain;

c.

tagihan atas uang atau tagihan atas setiap pelaksanaan yang mempunyai
nilai keuangan.

d.

hak-hak atas kekayaan industri dan intelektual, desain industri, merk
dagang, proses-proses teknik, muhibah, dan keahlian;

e.


konsesi usaha yang diberikan oleh undang-undang atau berdasarkan
kontrak yang berkaitan dengan penanaman modal termasuk konsesi
untuk mencari, atau mengeksploitasi sumber daya alam.

Setiap perubahan bentuk aset yang ditanamkan atau ditananlkan kembali tidak
akan mempengarubi karaktemya sebagai suatu penanaman modal.

2.

-

lstilah "warga negara" bagi masing-masing Pihak, terdiri dari:
(i)

seseorang yang mempunyai kewarganegaraan Pihak tersebut;

(ii)

badan hukum yang didirikan sesuai dengan hukum yang berlak:u di
Pihak tersebut;


3.

Istilal1 "penanam modal" berarti
warganegara salah satu Pihak yang
menananlkan modalnya di wilayah Pihak lainnya.

4.

Istilah "tanpa penundaan" dianggap telah dipenuhi jika suatu transfer dilakukan
dalam jangka waktu yang lazin1 dipersyaratkan dalam praktik keuangan
intemasional.

2.

Lebih khusus, masing-masing Pihak. hams memperlakuk.an penanaman modal
dalam hal apapun hams tidak. boleh kurang menguntungkan daripada yang
diperoleh penanaman modal yang dilakukan para penanam modal dari negara
Ketiga.


3.

Jika salal1 saru Pihak. memberikan perlakuan khusus kepada para penanam
modal dari negara Ketiga berdasarkan persetujuan mengenai pembentukan
penyatuan pabean, penyatuan ekonomi, penyatuan moneter atau kelembagaan
serupa, atau berdasarkan persetujuan peralihan yang mengarah pacta suatu
penyatuan kelembagaan sejenis, Pihak. tersebut tidak. berkewajiban untuk
melaksanak.an perlak.uan khusus kepada para penanam modal dari Pihak lain.
PASAL IV
PENGMIBIL-ALIHAN

l.

Masing-masing Pihak harus tidak melakukan tindakan apapun dari pengambilalihan. nasionalisasi, atau segala bentuk pencabutan hak rnilik lainnya, yang
berakibat sama dengan nasionalisasi atau pengambil-alihan terhadap penanaman
modal dari penanam modal Pihak lainnya kecuali berdasarkan syarat-syarat di
bawah ini:
(a)

tindak.an dilakukan untuk maksud yang dibenarkan secara hukum atau

kepentingan urnum dan sesuai dengan proses hukum;

(b)

tindakan tidak berdasarkan diskriminasi;

(c)

tindakan tersebut disertai dengan ketentuan untuk pembayaran ganti rugi
yang cepat. memadai dan efektif. Besarnya ganti rugi hams sesuai
dengan harga pasar yang pantas dari penanaman modal yang diambil
al ih dengan segera sebelum tindakan pencabutan hak mil ik diumurnkan.
Harga pasar tersebut hams ditentukan sesuai praktik-prak.tik dan metodemetode yang diakui secara intemasional atau, bilamana harga pasar
tersebut tidak dapat ditetapkan, ganti rugi tersebut harus merupakan
jumlah yang wajar sebagaimana disetujui bersan1a antara para Pihak,
dan jurnlah tersebut harus dapat ditransfer secara bebas dalam mata uang
yang dapat dipertukarkan secara bebas.

A


PASAL V

GANTI RUGI ATAS KERUGIAN

Para penanam modal dari satu Pihak, yang penanaman modalnya di wilayah
Pihak lain mengalami kerugian karena perang atau konflik bersenjata, revolusi,
negara dalam keadaan darurat, pemberontakan, kerusuhan atau huru-hara di
wilayal1 Pihak lainnya, harus diberikan perlakuan oleh Pihak yang disebut
terakhir berkenaan dengan restitusi, indemniflkasi, ganti rugi atau penyelesaian
lainnya. harus tidak boleh kurang menguntungkan dari pada yang diberikan
oleh Pihak tersebut terakhir kepada penanam modal dari negara Ketiga.
Pasal VI
Transfer

I.

Masing-masing Pihak harus menjamin dalam lingkup hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berhubungan dengan penanaman modal oleh para
penanam modal dari Pihak lain dengan segera, untuk mentransfer secara bebas
atas:

a.

laba, bunga, dividen dan penghasilan ャ。ゥョ

ケ。セ@

b.

dana-dana yang dibutuhkan
unruk akuisisi bahan baku atau bahan pembantu. barang
(i)
setengah jadi ataupun barang jadi, atau
(ii)
untuk mengganti aset modal guna melindungi
kesinambungan penanaman modal;

c.

dana tambahan yang dibutuhkan untuk pengembangan penanaman
modal:


d.

dana pembayaran pinjaman;

e.

royalti atau biaya;

f.

pendapatan perorangan yang bekerja atau diperbolehkan bekerja yang
berkaitan dengan penanaman modal:

2.

g.

hasil penjualan atau likuidasi dari penanaman modal;

h.

ganti rugi menurut Pasal IV dan V dari Perjanjian ini:

Transfer tersebut harus dilakukan dalam nilai tukar yang berlaku pacta tanggaJ
dilakukan transfer. pacta saat pelaksanaan transaksi dalam mata uang yang akan
ditransfer.

PASAL Vll
SUBROGASI

Apabila penanaman modal dari penanam modal satu Pihak dipertanggungkan
atas risiko non-komersial sesuai dengan sistem yang berdasarkan hukum yang
berlaku, setiap subrogasi dari penanggung ulang terhadap hak-hak penanam
modal menurut ketentuan pertanggungan tersebut harus diakui oleh Pihak
lainnya, namun penanggung dan penanggung ulang tersebut tidak dapat
melaksanakan hak-hak selain dari hak-hak yang dapat dilakukan oleh penanam
modal.
PASAL VITI
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

ANTARA
PENANAl\1 MODAL DAN P IHAK

l.

Setiap Perselisihan antara Pihak dan penanam modal Pihak lainnya, mengenai
penanaman modal pihak yang disebut terakhir di wilayah Pihak yang disebut
terakhir, sedapat mungkin harus diselesaikan secara damai melalui konsultasi
dan negosiasi.

2.

Apabila perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan dalam waktu enam bulan
sejak tanggal pemberitahuan secara tertulis, yang telah diajukan oleh salah satu
Pihak, perselisihan tersebut dapat, atas permintaan penanam modal yang
bersangkutan, diserahkan ke prosedur peradilan dari Pihak dimana penanaman
modal berada atau arbitrasi atau konsiliasi intemasional.

3.

Dalam hal usal1a arbitrasi atau konsiliasi intemasional. masing-masing Pihak
menyetujui akan mengajukan setiap perselisihan yang timbul antara Pihak
dimaksud dengan penanam modal dari Pihak lainnya mengenai penanaman
modal di wilayab Pihak yang disebut sebelumnya ke Pusat Penyelesaian
Perselisihan Penanaman Modal lntemasional untuk penyelesaian melalui
konsiliasi atau arbitrasi dengan merujuk pada Konvensi mengenai Penyelesaian
Perselisihan Penanan1an Modal antara Negara dengan Penanam Modal yang
ditandatangani di Washington D.C. pada tanggal 18 Maret 1965.

PASALIX
PENYELESAIAN PERSELISIHAN ANTARA PIHAK l\1ENGENAI
PENAFSIRAN DAN PENERAPAN PERSETUJUAN

1.

Perselisihan antara Para Pihak mengenai penafsiran atau penerapan Persetujuan
ini harus diselesaikan, jika memungkinkan, melalui saluran-saluran diplomatik.

2.

Jika perselisihan antara Para Pihak belum dapat diselesaikan dalam jangka
waktu enam bulan, perselisihan tersebut atas pennintaan dari salall satu Pihak
akan disampaikan kepada peradilan arbitrase.

3.

Peradilan arbitrase tersebut harus dibentuk untuk setiap kasus dengan cara
sebagai berikut. Dalam jangka waktu dua bulan dari penerimaan pennintaan
peradilan arbitrase, tiap-tiap Pihak harus mernilih satu anggota peradilan.
Kedua anggota tersebut selanjutnya menunjuk seorang warga negara dari
negara ketiga yang dengan persetujuan kedua Pihak ditunjuk menjadi Ketua
Peradilan. Ketua Peradilan harus ditunjuk dalam jangka waktu dua bulan dari
tanggal penunjukkan dua anggota lainnya.

4.

Jika dalam kurun waktu tersebut pada ayat (3) Pasal ini, penunjukan yang
diperlukan belum dilakukan, salah satu Pihak dapat, dalam keadaan tidak
terdapat persetujuan lainnya, mengundang Presiden Mallkamah Intemasional
untuk melakukan penunjukan yang diperlukan. Jika Presiden tersebut adalal1
warga negara dari salah satu Pihak atau dia tidak dapat melakukan fungsi
tersebut. W akiJ Presiden akan diundang untuk melakukan penunjukan yang
diperlukan. Jika Wakil Presiden adalah warga negara salah satu Pihak atau dia
juga tidak dapat melakukan fungsi dimaksud, anggota Mallkamah lntemasional

yang paling senior yang bukan merupakan warga negara salah satu Pihak akan
diundang untuk melakukan penunjukan yang diperlukan.
5.

Peradilan arbitrase harus mengambil keputusannya dengan suara mayoritas.
Keputusan tersebut mengikat secara hukum Para Pihak. Masing-masing Pihak
harus menanggung biaya anggota yang ditunjuk dan perwakilannya dalan1
mengikuti jalannya arbitrase. Biaya untuk Ketua dan biaya lainnya harus
ditanggung sama rata oleh para Pihak. Peradilan akan menetapkan peraturan
prosedumya sendiri dalam hal lainnya.

6.

Peradilan arbitrase hams mengambiJ keputusannya berdasarkan Persetujuan ini
dan hukum intemasional dan harus mempertimbangkan, dengan selayaknya,
hukum domestik dari satu Pihak dimana penanaman modal dilakukan.
PASALX
PEMBERLAKUAN PERSETUJUAN

I.

Persetujuan ini berlaku terhadap penanaman modal yang dilakukan oleh para
penanam modal dari kedua Pihak yang sebelumnya telah mendapat izin
sebelumnya sesuai dengan peraturan undang-undang mengenai Penanaman
Modal Asing dan setiap undang-undang yang mengubah atau menggantikannya.

2.

Persetujuan ini berlaku untuk semua penanaman modal, baik yang dibuat
sebelum atau sesudah tanggal berlakunya Persetujuan ini, tetapi ketentuanketentuan dalam persetujuan ini tidak berlaku terhadap setiap perselisihan,
tunrutan atas perbedaan yang timbul sebelum berlakunya Persetujuan ini.

PASALXI
PENERAPAN KETENTUAN-KETENTUAN LAIN

ApabiJa ketentuan hukum dari salah satu Pihak atau kewajiban berdasarkan hukum
intemasional yang berlaku saar ini atau yang dibuat di masa yang akan datang antara
Para Pihak sebagai tambahan terhadap Persetujuan ini mengandung suatu peraturan,
baik umum maupun khusus, yang memberi hak penanaman modal oleh penanam
modal dari salah satu Piliak suatu perlakuan yang lebih menguntungkan daripada yang
diberikan oleh Perserujuan ini, maka peraturan yang lebih menguntungkan yang
berlaku.

PASAL XII
KONSULTASI DAN PERUBAHAN

1.

Salah satu Pihak dapat meminta diadakannya konsultasi mengenai setiap
masalah yang menyangkut Persetujuan ini. Pihak lain harus mempertimbangkan
usulan tersebut dan mengupayakan kesempatan untuk berkonsultasi.

2.

Persetujuan ini dapat diubah setiap waktu, jika dianggap perlu, dengan
kesepakatan bersama dari kedua Pihak.

PASAL XIII
MULAI BERLAKU, JANGKA WAKTU
DAN PENGAKHIRAN

l.

Persetujuan ini akan mulai berlaku 3 (tiga) bulan terhitung setelah tanggal
pemberitahuan terakhir oleh para Pihak tentang pemenuhan prosedur internal
ratifikasinya. Persetujuan ini akan berlaku untuk jangka waktu 10 (sepuluh)
tahun dan tetap berlaku untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun berikumya dan
demikian seterusnya kecuali jika salah satu Pihak secara tertulis menyampaikan
maksudnya untuk mengakhiri Persetujan ini 1 (satu) tahun sebelum berakhimya
Persetujuan.

2.

Dalam hubungannya dengan penanan1an modal yang dilakukan sebelum tanggal
berakhimya Persetujuan ini, ketentuan-ketentuan dalam Pasal I hingga XII akan
terus berlaku untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun berikutnya sejak tanggal
pengakhiran Persetujuan ini .

0

SEBAGAI BUKTI, yang bertanda tangan di bawah ini, yang diberi kuasa penuh oleh
Pemerintah masing-masing, telah menandatangani Persetujuan ini.

DIBUAT dalam rangkap dua di Alger. pada tanggal 21 Maret 2000 dalam bahasa
Indonesia, Arab dan lnggris. Semua naskah mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Jika terdapat perbedaan mengeruri penafsiran, maka naskah dalam bahasa lnggris harus
berlaku.

UNTUK PEMERlNTAH
REPUBLIK INDONESIA

Signed

UNTUK PEMERINTAH
REPUBLIK DEMOKRASI
RAKYAT ALJAZAIR
Signed

ALWI SlllHAB

YOUCEF YOUSFI

Menteri Luar N egeri

Menteri Luar Negeri

\.

·f.
セ@

lセNᄋエ@

\..,

.t'

'-

セ@

セM

(;.,

(;.,

G,,

セエ@


ᄋセNャ@

.,.

(•

\..,

\..,

{t
セ@

\:_

セM

p

-

セNL@

....

'L

セ@

セN@

セ@

[ L,

セ@ セ@ ᄋセ@

エセᄋN@ 1:: セN@

PYI セキNji@
u.)JI セI@
c)c. セ@
Ji Pセ@
Ji セuZi@
Ji セMG@
'i セャNT@
u-o ,;, ... 41 セ@
Yl セlN。Zゥj
i@ u_r.l:JI lti 1 8 ., ゥセ@
セ セ@ Uot.-.11 uc ャェセ@
Ji:j
.