Taneh Tongging Hotel Resort dengan Konsep Arsitektur Vernakular

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pariwisata memberikan andil besar pada perekonomian Indonesia .
Sektor Pariwisata berperan

penting dalam meningkatkan pendapatan

negara. Menurut UU no.10 Tahun 2019 Pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan di dukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah
daerah setempat. Kegiatan pariwisata dapat memberikan manfaat yang
besar pada perkembangan suatu daerah. Pariwisata juga turut berperan
dalam membantu perekonomian sebagian besar

masyarakat yang

bergantung pada sektor pariwisata.
Mengingat kebutuhan manusia akan pariwisata sangat tinggi maka

pariwisata di Indonesia patut menjadi sorotan utama. Stress akibat rutinitas
sehari-hari membuat manusia membutuhkan tempat yang tenang untuk
bersantai dan beristirahat sejenak dari rutinitasnya. Selain itu ketertarikan
manusia dengan hal-hal yang tradisional, seni, dan mengeksplorasi alam
menjadikan pariwisata sebagai bidang yang perlu dikembangkan. Sektor
Pariwisata di Indonesia memiliki banyak potensi yang menarik seperti
panorama alam, budaya, sejarah, dan kesenian. Banyak destinasi wisata
yang menarik yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara, dari Sabang
sampai Merauke . Oleh karena itu banyak wisatawan dari berbagai belahan
dunia datang berwisata ke Indonesia karena Indonesia memiliki daerah
pariwisata yang menarik dan beragam.
Provinsi Sumatera Utara memiliki banyak

potensi pariwisata.

Destinasi wisata yang terkenal dari Sumatera Utara diantaranya Bukit
Lawang, Nias, Sibolga, Berastagi, Danau Toba, dan lain-lain. Namun
pada tahun ini yang menjadi fokus pemerintah untuk dijadikan daerah
tujuan wisata adalah Danau Toba. Danau Toba menjadi salah satu
destinasi wisata yang diunggulkan dari sepuluh destinasi wisata di


1

Universitas Sumatera Utara

Indonesia.

Mentri

Kordinator bidang Kemaritiman, Rizal

Ramli

mengatakan bahwa Danau Toba akan dijadikan sebagai Monaco of Asia.
Rizal Ramli berencana mengembangkan Danau Toba menjadi daerah
wisata

berskala

internasional.


Ia

juga

mentargetkan

wisatawan

mancanegara yang berkunjung ke Danau Toba hingga 2019 akan
mencapai angka satu juta orang. Danau Toba memiliki potensi yang sangat
besar untuk menjadi destinasi wisata bukan hanya masyarakat lokal saja
tetapi juga masyarakat Internasional.
Moedjodo, dkk (2003) menyebutkan bahwa Danau Toba adalah
danau tektonik-vulkanik terbesar di dunia dan merupakan salah satu wisata
unggulan utama untuk Sumatera Utara,bahkan Indonesia. Menurut De
Boer dan Sanders (2002), Danau Toba memiliki panjang sekitar 100 km
dan lebar 30 km. Danau Toba terbentuk akibat dari letusan Gunung Toba
sekitar 7400 tahun yang lalu. Dari letusan tersebut tercipta kawah yang
sangat besar dan terisi oleh air dan menciptakan danau vulkanik terbesar di

dunia besar . Dari isu sejarah tersebut , pemerintah mengajukan Danau
Toba sebagai warisan geologi kepada UNESCO agar terjaring kedalam
GGN (Gleopark Global Network) yang disebut dengan “ Geopark Kaldera
Toba” (Kementerian ESDM, 2014). pariwisata yang berbasis geopark
(GeoTourism) dapat menjadi alternatif wisata, yang dapat menngkatkan
kesadaran masyarakat akan warisan geologi dan sejarah (Newsome ,2006).
Dalam sebuah daerah wisata bersejarah, identitas tempat yang unik dapat
memotivasi pelestarian untuk dapat mendukung kualitas hidup dengan
memberikan pengalaman pribadi dan mendorong pertumbuhan ekonomi
(Ginting ,2015).
Budaya dan alam adalah salah satu elemen pariwisata Danau Toba
yang mendapat tanggapan positif dan masih dianggap bermutu baik oleh
wisatawan terutama wisatawan mancanegara (Nasution, 2008). Paduan
antara pariwisata dan budaya di Indonesia sangat erat kaitannya. Wilayah
yang terbentang dengan panorama alam yang indah, masyarakat yang
memiliki identitas budaya yang berbeda-beda adalah adalah magnet
tersendiri bagi wisatawan. Kepariwisataan akan dapat terus berkelanjutan

2


Universitas Sumatera Utara

apabila kelestarian lingkungan dan warisan budaya bangsa dijaga dengan
baik (manuaba, 1989).
Desa Tongging yang berada di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo
berada di pesisir Danau Toba merupakan satu desa wisata yang menarik.
Disekitarnya terdapat objek wisata lain yaitu Air Terjun

Sipiso-piso,

Gunung Sipiso-piso dan Danau Toba sendiri yang dapat menjadi magnet
pada wisatawan . Kawasan tersebut menampilkan pemandangan yang
menakjubkan sehingga banyak wisatawan yang datang mengunjungi
kawasan ini. Lokasi tersebut patut menjadi sorotan utama dalam
pengembangan kawasan Danau Toba karena akomodasi wisatawan ke
daerah tersebut belum memadai.
Pendekatan Perancangan dengan “ New Tourism Development”
yang berarti pengembangan kawasan pariwisata baru. Kawasan tongging
adalah kawasan


wisata yang belum dikembangkan dengan optimal.

Akomodasi untuk wisatawan ke daerah tersebut masih terbatas dan dapat
menyebabkan penurunan kualitas pariwisata di kawasan tersebut .Oleh
karena itu untuk pengembangan lebih lanjut perlu di bangun beberapa
fasilitas- fasilitas penunjang.
Untuk dapat menciptakan tempat wisata yang terintegrasi ,
diperlukan akomodasi berupa hotel resort. Resort adalah sebuah kawasan
yang terencana yang tidak hanya sekedar untuk menginap tetapi juga untuk
istirahat dan rekreasi (Chuck Y. Gee,1988). Perancangan Hotel resort
menerapkan arsitektur vernakular. Penerapan arsitektur vernakular
diharapakan akan tetap menjaga identitas

tempat tersebut . Identitas

tempat dapat menambah pengetahuan baru dan meningkatkan kualitas
kegiatan para wisatawan (Ginting dan Wahid 2015). Arsitektur vernakular
juga dimaksudkan agar pemakaian unsur-unsur budaya seperti material,
nilai budaya , bentuk arsitektur Karo dapat di interpretasikan dengan baik
dan menciptakan keharmonisan terhadap masyarakat dan alam disekitar

kawasan.

3

Universitas Sumatera Utara

Oleh

karena itu dalam perancangan dengan pendekatan

perancangan “ New Tourism Development”dan program Pemerintah untuk
menjadikan Danau Toba menjadi salah satu destinasi yang diunggulkan
pada tahun ini diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap
perkembangan pariwisata di Kabupaten Karo khususnya kawasan
Tongging.

1.2

Masalah Perancangan
Ada beberapa masalah yang muncul dalam perancangan hotel resort ini

diantaranya
1.

Bagaimana menciptakan kawasan wisata yang dapat saling terkoneksi
dengan baik.

2.

Bagaimana menerapakan konsep geopak kedalam desain.

3.

Bagaimana memanfaatkan setiap potensi yang ada pada site.

4.

Pemilihan bentuk arsitektur yang sesuai dengan tema vernakular

5.


Pemilihan material dalam perancangan yang sesuai dengan tema,
konsep perancangan, dan kondisi site.

6.

Pemilihan konsep perancangan yang tepat untuk wisatawan yang
berkunjung ke daerah Tongging.

7.

Bagaimana menciptakan daerah wisata yang dapat berkolaborasi
dengan budaya dan alam sehingga unsur-unsur tersebut tidak hilang.

1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari perancangan ini adalah
1.

Mengembangkan daerah wisata tongging dengan membangun Hotel
resort untuk meniarik minat wisatawan.


2.

Memberikan akomodasi kepada wisatawan untuk dapat menikmati
daerah wisata disekitar kawasan tongging.

3.

Mengubah

kawasan

wisata

menjadi

lebih

variatif

dengan


memaksimalkan potensi kawasan yang telah ada.

4

Universitas Sumatera Utara

4.

Melestarikan kebudayaan setempat sehingga wisatawan yang datang
dapat menikmati kebudayaan lokal.

5.

Mengembangkan pariwisata dengan basis geopark dan memberikan
rekreasi yang edukati kepada masyarakat.

1.4

Pendekatan
Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam perancangan ini adalah:
1.

Lokasi perancangan berada di Desa Tongging yang berada di tepi
Danau Toba. Lokasi ini memiliki wisata alam yang menarik. Lokasi
ini dianggap berpotensi untuk mendukung pariwisata di Kabupaten
Karo.

2.

Tema perancangan menggunakan pedekatan arsitektur vernakular.
Pendekatan dengan arsitektur vernakular dapat menjaga identitas
bangunan dan kebudayaan setempat.

3.

Isu Geopark yang

mencanangkan kawasan Danau Toba sebagai

warisan geologi akibat letusan Gunung Toba yang disebut sebagai
“Geopark Kaldera Toba”.
4.

Survey dan observasi kedaerah perancangan . melakukan observasi
pada kawasan yang mendukung untuk mendukung perancangan.
Selain itu, melakukan

interaksi dengan masyarakat berupa

wawancara untuk menggali informasi yang mendukung untuk proses
perancangan.
5.

Studi

banding

dengan

proyek

atau

tema

sejenis

dengan

membandingkan dengan proyek-proyek yang telah ada maupun yang
sedang dikerjakan. Sumber dapat berupa buku, internet, jurnal dan
sumber yang lain.
6.

Studi pustaka atau studi literatur yang berkaitan dengan judul dan
tema perancangan untuk memperkuat fakta yang berkaitan dengan
keilmuan.

5

Universitas Sumatera Utara

1.5

Lingkup/Batasan
Untuk menghindari pembahasan yang tidak relevan dengan perancangan
dan tetap berada dalam ruang lingkup pembahasan maka perancangan ini
dibatasi. Ruang lingkup dan batasan adalah.
1.

Perancangan hotel resort di batasi hanya mencakup Desa Tongging,
Kecamatan Merek, Kabupaten Karo.

2.

Fokus

perancangan

perancangan

adalah

pengembangan

pariwisata

berupa

hotel resort di Desa Tongging, Kecamatan Merek,

Kabupaten Karo.
3.

Tema yang digunakan adalah arsitektur vernakular Karo.

6

Universitas Sumatera Utara

1.6

Kerangka Berpikir
Latar Belakang
New Tourism Development,
Pengembangan Pariwisata
kabupaten Karo, Pengembangan
Pariwisata Danau Toba

Maksud dan Tujuan
Mengembangkan Pariwisata Kab.
Karo, Mengembangkan Pariwisata
Danau Toba, Melestarikan Budaya dan
Alam, Memaksimalkan Potensi alam.

Tinjauan Pustaka

Judul :

tema :

Lokasi :

Fungsi :

Taneh Tongging
Hotel Resor dengan
Konsep arsitektur
vernakular

arsitektur
vernakular

Desa Tongging,
Kabupaten
Karo –
Sumatera Utara

Hotel
Resort

Analisa
Analisa Tapak, Analisa Fungsional, Analisa
Teknologi, Penerapan Tema, Kesimpulan.
Konsep Perancangan
Konsep dasar, konsep tapak, konsep
bangunan, konsep struktur, perhitungan
dimensi struktur dan konstruksi.
Perancangan Arsitektur
Gambar rancangan arsitektur dan maket
perancangan

Diagram 1.1. Kerangka berpikir

7

Universitas Sumatera Utara

1.7

Sistematika Penulisan Laporan
BAB I

PENDAHULUAN

Berisi Latar Belakang , Maksud dan Tujuan, Masalah Perancangan,
Pendekatan, Lingkup / Batasan,Kerangka Berpikir, Sistematika Penulisan
Laporan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Terminologi Judul, Lokasi,Lokasi Perancangan, Tinjauan Fungsi, dan
Elaborasi Tema

BAB III METODOLOGI
Berisi tentang Uraian langkah-langkah penelitian yang dilakukan untuk
perancangan berupa pendekatan, metode, dan teknik diagnosa yang akan
digunakan untuk mencapai hasil desain yang diinginkan.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN
Berisi tentang analisa kondisi tapak bangunan,analisa Fungsional, analisa
teknologi bangunan, analisa dan penerapan tema, dan kesimpulan.

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

Berisi tentang konsep dasar perancangan, konsep perancangan Tema,
konsep perancangan struktur bangunan, dan konsep utilitas bangunan.

BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR
Berisi Hasil rancangan berupa gambar rancangan arsitektur dan maket, dan
gambar-gambar hasil rancangan.

DAFTAR PUSTAKA
Memuat secara jelas dan terperinci pengarang, tahun terbit, judul
buku/artikel/jurnal/majalah/website/ dengan penulisan standar daftar
Pustaka.

8

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN
Gambar perancangan

9

Universitas Sumatera Utara