Karakteristik Penderita Karsinoma Payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2013

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Karsinoma adalah kanker atau malignansi yang bermula dari jaringan
epithelial. Karsinoma bisa mengenai payudara, paru-paru, prostat, kolon dan lainlain yang biasanya terjadi pada orang dewasa. Karsinoma adalah sebuah penyakit
parah yang sering melanda dan prevalensi

meningkat tahun demi tahun.

Berdasarkan WHO, terdapat 14.090 kasus karsinoma dan 8.201 kematian akibat
karsinoma. Karsinoma payudara merupakan karsinoma yang paling sering berlaku
pada kaum wanita dan masih menjadi masalah, baik di negara maju maupun
berkembang. Karsinoma payudara merupakan karsinoma tertinggi di dunia di
kalangan wanita (Global Health Estimates, WHO 2013). Menurut WHO, terdapat
kira-kira 1,38 juta kasus baru dan 458.000 kematian akibat karsinoma payudara
(IARC Globocan, 2008). Estimasi bahwa 508.000 wanita meninggal pada tahun
2011 karena karsinoma payudara di seluruh dunia (Global Health Estimates,
WHO 2013). Karsinoma payudara dikatakan hampir 50% dinegara maju dan
hampir 58% di negara berkembang (GLOBOCAN 2008). Walau bagaimanapun
prevalensi karsinoma payudara di Asia adalah lebih rendah dari negara barat. Di

Indonesia, pada tahun 2012 terdapat 244.769 kasus karsinoma, 299 kasus baru
dan 194 angka kematian pada tahun tersebut (GLOBOCAN, 2012). Berdasarkan
data WHO untuk Indonesia, karsinoma yang tertinggi menurut angka incident 5
year prevelance masih adalah karsinoma payudara. Karsinoma payudara tercatat
sebagai karsinoma tertinggi diikuti oleh karsinoma serviks pada wanita-wanita di
Indonesia. Prevalensi selama 5 tahun di Indonesia, angka kejadian adalah 48.998
dan kematian sebanyak 19.750 (Global Health Estimates, WHO 2012).
Banyak faktor resiko yang telah diteliti menjadi pencetus karsinoma
payudara. Faktor utama adalah dimana wanita tercatat sebagai prevalensi
tertinggi terkena karsinoma payudara dibandingkan laki-laki (WHO). Wanita

Universitas Sumatera Utara

dengan obesitas mempunyai resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita
yang berat badan normal (Harrison AP, 2010). Wanita yang menarche-nya lambat
bisa meningkatkan resiko sebanyak 22%, sementara wanita yang melahirkan pada
usia muda resiko terkena karsinoma payudara adalah rendah, begitu juga untuk
yang menyusukan anak. Wanita yang telah menopause ataupun terlambat
menopause mempunyai resiko menderita karsinoma payudara sebanyak 30%
(Cancer Research Program, 2011). Faktor hormon turut memainkan peranan,

wanita post-menopausal dengan kadar estrogen dan testosteron yang tinggi
mempunyai resiko 2-3 kali lipat atau 56% lebih tinggi terkena karsinoma
payudara, Wanita di negara maju lebih tinggi faktor resiko terkena karsinoma
payudara dibanding di negara sedang berkembang kerana faktor reproduksi.
Wanita di negara maju mempunyai anak yang sedikit dan terdapat limitasi masa
untuk menyusukan anak. Suatu penelitian di UK pada tahun 2011
mengestimitasikan bahwa 3% dari penderita karsinoma payudara adalah wanita
yang menyusukan anak kurang dari 6 bulan (Cancer Research Program, 2013).
Wanita yang usianya makin meningkat menpunyai resiko yang meningkat untuk
menderita karsinoma payudara. Faktor herediter juga dikenali bisa menyebabkan
karsinoma payudara (Cancer Research Program, 2011). Riwayat pernah mengidap
karsinoma payudara bisa mengakibatkan munculnya semula karsinoma payudara
dan resikonya meningkat jika terdapat riwayat keluarga yang pernah mengidap
karsinoma payudara (Cancer Research Program, 2013). Terdapat suatu kajian
yang dilakukan di Ingeris Desember 2011, bahwa kira-kira 27% karsinoma
payudara pada wanita adalah karena gaya hidup dan faktor lingkungan dan faktor
resiko terkuat adalah faktor usia (Cancer Research Program, 2011). Selain itu
faktor gaya hidup seperti konsumsi alkohol memberi resiko sebanyak 7-12%, diet
yang buruk memberi resiko sebanyak 13%, obesitas ataupun pre-menopausal
memberi resiko sebanyak 13%, radiasi pengobatan seperti x-ray masih tidak dapat

diketahui dengan tepat dan merokok pula bisa mengakibatkan 10-20% terkena
karsinoma payudara. Riwayat pernah mengidap karsinoma payudara bisa
mengakibatkan munculnya kembali karsinoma payudara dan resikonya meningkat

Universitas Sumatera Utara

jika terdapat riwayat keluarga yang pernah mengidap karsinoma payudara
(Cancer Research Program, 2013).
Karsinoma payudara yang sering terjadi adalah bermula dari lobular dan
duktus. Terdapat 2 jenis non-invasive carcinoma, antaranya adalah duktal
karsinoma in situ (DCIS) yang terjadi pada bagian duktal dimana sel-sel berisi
gambaran malignan tetapi tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain dan
dikatakan sebagai karsinoma non invasive paling sering terjadi. Seterusnya adalah
lobular karsinoma in situ(LCIS) yang terjadi pada bagian lobular susu atau pun
kelenjar susu (Stanford Medicine Cancer Institute, 2014). Terdapat 2 jenis
infiltrating

carcinoma

yang


diantaranya

adalah

infiltrating

ductal

carcinoma(IDC) dan infiltrating lobular carcinoma(ILC). IDC merupakan kanker
payudara yang paling biasa berlaku, 8 daripada 10 invasive breast cancer adalah
IDC (American Cancer Society,2013). ILC merupakan 5-10% daripada kesemua
kanker payu dara dan kadar terkena ILC rendah dari IDC ( Radswiki et al, 2012).
Terdapat beberapa subtype invasive carcinoma, antaranya adalah medullary
carcinoma, metaplastic carcinoma, mucinous carcinoma, papillary carcinoma,
tubular carcinoma. Subtype carsinoma invasive ini tergolong kedalam karsinoma
yang jarang terjadi (Stanford Medicine Cancer Institute, 2014).
Pada penatalaksanaan yang biasa dilakukan adalah dengan dilakukan
kemoterapi yaitu terapi berupa membunuh semua sel yang membelah termasuk
sel normal dan sel abnormal. Selain itu ada terapi radiasi dimana biasanya

dilakukan setelah dilakukan pembedahan. Terapi targeted digunakan sebagai
penatalaksanaan untuk membunuh sel-sel onkogen saja, tetapi terapi ini masih
sulit digunakan karena biaya yang mahal. Selanjutnya pembedahan yang bisa
dilakukan adalah mastektomi dimana membuang seluruh payudara dan
pembedahan lumpektomi dimana membuang sebagian dari payudara saja
(Chandrasoma.P , Taylor.C.R, 2006).

Universitas Sumatera Utara

Untuk itu, peneliti memilih untuk melakukan penelitian karakteristik
karsinoma payudara pada wanita karena ingin mengetahui insidensi mengenai
faktor resiko, gambaran patologi anatomi dan panatalaksanaan di tempat
penelitian saya yaitu di RSUP H. Adam Malik, Medan karena ia merupakan pusat
rumah sakit rujukan di Sumatera Utara .
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian: bagaimanakah karakteristik pasien karsinoma payudara
berdasarkan faktor resiko, usia, gambaran pada patologi anatomi dan penatalaksanaan
di RSUP H. Adam Malik, Medan?
1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum
Mengetahui karakteristik pasien karsinoma payudara berdasarkan faktor
resiko, usia, gambaran patologi anatomi dan penatalaksanaan di RSUP H. Adam
Malik, Medan.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui karakteristik pasien karsinoma payudara berdasarkan faktor
resiko hormon, gaya hidup, riwayat keluarga dan riwayat hamil di RSUP H.
Adam Malik, Medan.
2. Mengetahui karakteristik pasien karsinoma payudara berdasarkan

usia di

RSUP H. Adam Malik, Medan.
3. Mengetahui

karakteristik

patologi

anatomi


karsinoma

payudara

berdasarkan jenis karsinoma, biopsy grade dan pemeriksaan reseptor hormon
di RSUP H. Adam Malik, Medan.
4. Mengetahui penatalaksanaan untuk kasus karsinoma payudara berdasarkan
kemoterapi, terapi hormonal, targeted therapy, terapi radiasi dan pembedahan
di RSUP H. Adam Malik, Medan.

Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini bermanfaat agar peneliti bisa meningkatkan pengetahuan dan
kesempatan penerapan ilmu yang diperoleh sewaktu perkuliahan.
2. Seterusnya, penelitian ini turut berguna untuk pihak mahasiswa kedokteran
karena penelitian ini bisa digunakan sebagai rujukan pada masa hadapan.

Universitas Sumatera Utara