PEMBUATAN JALAN BARU AREA TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG -

PEMBUATAN JALAN BARU AREA TERMINAL PETI
KEMAS SEMARANG
TUGAS AKHIR
diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Sipil S1

Disusun oleh :
Taufik Akbar
Anita Hardyanti

(5113412023)
(5113412039)

JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

i

ii


iii

iv

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
(Taufik Akbar)
Tindakan tanpa keraguan adalah Kekuatan.
Jangan takut untuk bermimpi, karena mimpi adalah tempat menanam benih
harapan dan memetakan cita-cita.
(Anita Hardyanti)
Saat Allah meminta padamu hal yang berharga berikanlah, karena Allah
mempersiapkan hadiah paling indah untukmu kelak.
Ujian tersulit bukanlah kesedihan dan kesengsaraan, namun sebuah kebahagiaan
yang kadang membuatmu terlena.

PERSEMBAHAN DARI TAUFIK AKBAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga Tugas Akhir ini dapat terlaksana dengan lancar. Sholawat
dan salam selalu kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
yang selalu kita nantikan syafa’atnya di hari akhir kelak.
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Tugas Akhir ini tidak akan terlaksana tanpa adanya dukungan dari orangtua,
saudara, teman-teman dan sebagainya.
Terimakasih kepada Ayahanda Bapak Slamet Farodhi yang telah
memberikan kepercayaan kepada saya untuk merantau di kota Semarang tepatnya
di Universitas Negeri Semarang yang tercinta, selalu memberikan dukungan
berupanafkah, sesuap nasi dan doa. Ayah kini anakmu telah tumbuh dewasa,

v

vi

setiap tetes keringatmu tidak akan kusiasiakan. Terimakasih Ayah, Kau adalah
panutan.
Terimakasih kepada Ibunda Bu Mafiroh yang telah memberikan kasih
sayang dan kehangatan dalam keluarga, menyemati disaat diriku tersungkur dan

memberi dorongan untuk bangkit lagi. Doa yang ibu panjatkan setiap malam
merupakan lentera yang senantiasa menerangi setiap langkahku. Tanpa doa dari
ibunda, akbar hanyalah manusia buta yang tidak tau kemana harus melangkah.
Terima kasih ibu, Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan. Kasih
sayangmu bagaikan surya yang menyinari dunia.
Terimakasih kepada mbah Dini (ibu dari ibu) nasehat-nasehatmu tidak
akan pernah kulupakan. Semoga mbah selalu sehat dan diberi umur panjang agar
bisa menyaksikan ketika aku sukses dan menjadi orang yang berguna bagi nusa
dan bangsa. Tetaplah sehat mbah hingga aku membangun sebuah keluarga kecil
bersama istri dan anak-anakku kelak. Aamiin.
Terimakasih untuk Hidayat Faris adik yang paling besar sekaligus teman
bobokku selama di UNNES. Maturnuwun dek wes sabar ngadepi masmu iki,
ngapurone masmu seng gaweane nyeneni kowe. Semoga cepet lulus, cepat dapat
kerja.Sinau terus le..
Terimakasih untuk Aya Sofia adik perempuan yang selalu kangen
menunggu aku pulang Pekalongan. Dimanapun kamu kuliah disitulah tempatmu
berkembang, jangan berkecil hati karena tidak ada sesuatu yang terjadi secara
kebetulan. Tuhan telah menakdirkan kamu kuliah di Pekalongan agar bisa ketemu
terus sama Ayahanda dan Ibunda.
Terimakasih kepada Fajar Octanouva adik terkecil yang hobinya beli

binatang peliharaan. Belajar yang rajin dek, buat ayah dan ibu bangga. Jangan
main game terus, rajin berolah raga biar sehat. Kucinge kandange diresiki yo dek
ojo mas dayat terus seng ngresiki.
Terimakasih kepada Amal Rendy Pratama, Anggi Laras Setiawati selaku
sahabat SMP. Terimakasih kepada Yurizal Widha Vashra, Wahyu Arif Adha,
Bondan Irawan, Nurul Ikhsan selaku sahabat SMA. Terimakasih kepada Akhris
Sufri Hilmi, Aprindra Priaji, Luthfi Tugianbado, Nurohman, Dewi Lailatul

vii

Nikmah, Nuraeni, Paradita Maharani selaku teman MTMA. semoga apa yang
kalian cita-citakan segera terwujud. KALIAN SEMUA LUAR BIASA.
Terimakasih kepada My Partner Anita Hardyanti, semangat yang selalu
berkobar seperti api yang menyala-nyala meresonansi pikiran dan jiwa sehingga
terdorong untuk segera menyelesaikan Tugas Akhir ini. Terimakasih banyak
selalu sabar menghadapi sikapku yang terkadang kurang mengenakkan,
memberikan arahan saat aku tidak mengerti apa yang harus aku kerjakan.
Memotifasi untuk segera refisi dan masih banyak lagi. “Tresno iki dudu mung
dolanan mugi Allah paringi kasembadan”
PERSEMBAHAN DARI ANITA HARDYANTI

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala Puji Bagi Allah yang Menguasai Segala Hal dalam Kehidupan ini, tanpa
campur tangan Allah saya hanya hamba-Nya yang tak akan ada daya.
Terimakasih untuk Ibu Sri Mulyani yang selalu menyebutku dalam doadoanya,tak pernah lelah mengupayakan yang terbaik untuk anaknya. Selalu
menjadi wanita yang kuat dengan semua ujian yang Allah berikan dan menjadi
satu-satunya sayap yang Allah jaga sampai saat ini. Yang ku pinta sehat dan umur
panjangnya setiap waktu.
Kepada almarhum Ayah Raswito yang kuyakini selalu menjagaku walau
raga tak lagi di sisi, yang aku yakini selalu menjadi penguatku dalam pejaman
mata yang terkadang lelah dengan kehidupan dunia. Yakinku kau selalu hadir
dalam setiap momen kehidupanku walau tak dapat kulihat ragamu. Terimakasih
banyak ayah.
Terimakasih banyak Dek Dinda Dewi Rosalya yang menjadi penggantiku
sebagai anak tertua di rumah. Yang menjadi penjaga ibuk dan adek ragilku.
Terimakasih dek, semoga Allah selalu mengupayakan kemudahan dan kelancaran
dalam segala hal yang terbaik dalam hidupmu.

viii

Terimakasih Dek Dimas Rosyan Ramadhan yang selalu buat kangen

berantem saat mbaknya ini sedang belajar di Semarang. Yang menjadi salah satu
motivasi terkuatku untuk menjadi kakak yang bisa membuatmu sekolah hingga
jejang tertinggi sampai nanti menjadi lelaki yang pantas bagi keluargamu.
Terimakasih Pakde No sekeluarga, Pakde To sekeluarga, Bude Anik
sekeluarga, Bude Atik Sekeluarga, Lek Wid sekeluarga,Lek Yun, Lek Ning
sekeluarga,Lek Yanti sekeluarga,Pakde Jar sekeluarga, Pakde Wi sekeluarga.
Yang selalu memberikan doa dan dukungan sehingga anita bisa mencapai pada
titik ini sekarang. Matursuwun sanget sedoyonipun.
Terimakasih kepada Ella,Dita,Enny my best friend yang sudah tahu cerita
hudupku yang bukan sekedar teman tapi sudah kuanggap saudara. Dan
tarimakasih juga anggota yang pernah menjadi grup abal-abal katanya MTMA
namanya,bersama kalian pernah kutaklukan aspal dan beton jalanan.
Terimakasih seluruh teman Teknik Sipil Unnes angkatan 2012 atas
bantuan dan kerja samanya dalam segala hal selama kuliah ini,tanpa kalian
hidupku sepi dari cerita kenangan semasa kuliah.
Terimakasih IMP dan HMTS atas beberapa waktu belajar organisasi di sini,dan
BEMFT 2014, BEMKM 2015 yang banyak memberi pengalaman tak terlupakan.
Terimakasih banyak sekali kepada my best partner Taufik Akbar yang
katanya mau jadi partner hidup juga. (Hehehe..) Amiin. Semoga Allah membalas
segala kebaikanmu,jangan lelah menjadi orang baik. Thanks so much for

everything.

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT dan
mengharapkan ridho yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Pembuatan Jalan Baru Area Terminal
Peti Kemas Semarang”. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan
meraih gelar Sarjana Teknik pada Program Studi S1 Teknik Sipil Universitas
Negeri Semarang. Sholawat dan salam disampaikan kepada junjungan besar Nabi
Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua mendapatkan safaat-Nya di
yaumil akhir nanti. Aamiin.
Penyelesaian Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih serta
penghargaan kepada:
1. Prof. Dr.

Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri atas

kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menempuh studi di
Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Nur Qudus, M.T., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang.
3. Dra. Sri Handayani, M.Pd., Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri
Semarang.
4. Dr. Rini Kusumawardani, S.T., M.T., M.Sc., Ketua Program Studi Teknik
Sipil Universitas Negeri Semarang.
5. Untoro Nugroho, S.T, M.T., dan Ir. Agung Sutarto, M.T selaku dosen
pembimbing yang penuh kesabaran dalam membimbing, memberikan
masukan, arahan serta motivasi kepada penulis sehingga tugas akhir ini
dapat selesai.
6. Prof.Dr.Ir. Bambang Haryadi,M.Sc, Selaku dosen wali sekaligus penguji
sidang tugas akhir yang telah memberikan saran dan masukan dalam
perbaikan tugas akhir.
7. Semua dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan bekal pengetahuan yang beharga.

ix

x


8. Teman-teman Teknik Sipil,S1 angkatan 2012 yang telah membantu dan
selalu menyemangati.
9. Berbagai pihak yang telah memberikan bantuan untuk tugas akhir ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan sebagai bekal untuk pengembangan di masa mendatang.

Semarang,

2016
Penulis

ABSTRAK
Oleh
Taufik Akbar dan Anita Hardyanti
“Pembangunan Jalan Baru Area Terminal Peti Kemas Semarang”
Teknik Sipil S1 – Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang
2016
Di area Terminal Peti Kemas yang menjadi pusat lalu lintas laut di area

Jawa Tengah sekarang pun mulai padat. Kegiatan ekspor impor dari dan menuju
Terminal Peti Kemas Semarang terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari tahun
2012 sampai 2015 volume truk kontainer mengalami peningkatan rata-rata 8 %.
Dengan melihat hal ini diperlukan peningkatan kualitas maupun kuantitas jalan
yang memenuhi kebutuhan transportasi darat di area Terminal Peti Kemas
Semarang, untuk mengurangi kepadatan dan mengatasi antrian truk kontainer.
Oleh karena itu perlu dibuat jalan baru di area Terminal Peti Kemas Semarang.
Tugas Akhir ini membahas tentang volume dan kapasitas jalan di Terminal
Peti Kemas Semarang, karena jalan harus memiliki kapasitas yang seimbang
dengan volume kendaraan yang melewatinya. Selain melihat kapasitas, jalan juga
harus memenuhi kriteria aman, nyaman, ekonomis dan cepat. Sehingga untuk
mendapatkan jalan yang memenuhi kriteria dibuat tiga alternatif yang kemudian
diambil hanya satu alternatif jalan dengan nilai yang paling tinggi dalam kriteria
aman, nyaman, ekonomis dan cepat. Kriteria aman dilihat dari faktor lengkung
horizontal dan daya dukung tanah. Kriteria nyaman dilihat dari faktor aspek
lingkungan, kriteria ekonomis dilihat dari anggaran biaya (rigid pavement) dan
kriteria cepat dilihat dari faktor panjang jalan. Setelah mempunyai lima faktor ini
diberikan penilaian dan kemudian dikalikan dengan bobot penilaian yang telah
ditentukan sesuai tingkat kepentingan per kriteria. Hasil akhirnya akan
menentukan pilihan terbaik dari tiga alternatif rute yang telah diberikan.

Setelah mendapatkan faktor-faktor yang dijadikan pembanding, maka tiap
alternatif rute akan memiliki nilai. Pada alternatif 1 nilainya 2,10. Untuk alternatif
2 nilainya 2,6 dan alternatif 3 nilainya nilainya 1,75. Jadi alternatif jalan yang
digunakan adalah alternatif 2 karena hasilnya tertinggi dari pada yang lain.
Dipembangunan jalan baru ini,digunakan rigid pavement karena dengan
memperhitungkan kendaraan yang lewat 100% dengan beban repetisi sumbu
tandem roda ganda yang juga bisa mengangkut peti kemas.

Kata kunci :Terminal Peti Kemas, jalan, rigid pavement

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................

iii

PERNYATAAN KEASLIAN.........................................................................

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................

v

KATA PENGANTAR ....................................................................................

ix

ABSTRAK ......................................................................................................

xi

DAFTAR ISI ...................................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

xvii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xviv
DAFTAR GRAFIK .........................................................................................

xxii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ...................................................................................

1

1.2.Rumusan Masalah ...............................................................................

5

1.3.Batasan Masalah .................................................................................

6

1.4.Maksud dan Tujuan ............................................................................

7

1.5.Lokasi .................................................................................................

8

1.6.Sistematika Penyusunan Tugas Akhir .................................................

8

xii

xiii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengertian Transportasi ......................................................................

10

2.2.Peranan Jaringan Jalan Bagi Pengembangan Wilayah........................

11

2.3.Tinjauan Lokasi ...................................................................................

12

2.4. Klasifikasi Jalan
2.4.1. Klasifikasi Jalan Berdasarkan Wewenang Pembinaan ..............

14

2.4.2. Jaringan Jalan Menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 34 Tahun 2006 ...............................................................

15

2.4.3. Fungsi Jalan Menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 34 Tahun 2006 ...............................................................

16

2.4.4. Kelas Jalan Menurut Undang-undang
Nomor 22 Tahun 2009 ...............................................................

17

2.4.5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
nomor 79 Tahun 2013 ................................................................

18

2.5.Peranan Jaringan Jalan Bagi Pengembangan Wilayah........................

19

2.6.Desain Jalan Menurut Bina Marga 2012
2.6.1. Prosedur Perkerasan Kaku ........................................................

21

2.6.2. Jenis Struktur Perkerasan ..........................................................

22

2.6.3. Mutu Konstruksi Perkersan Kaku dan Detail Desain
Untuk Mencegah Kerusakan ......................................................

24

2.7. Parameter Geometrik Jalan
2.7.1. Kapasitas Jalan ...........................................................................

26

2.7.2. Volume Lalu Lintas ...................................................................

28

xiv

2.7.3. Derajat Kejenuhan .....................................................................

31

2.7.4. Lintas Harian Rata-rata (LHR) ..................................................

32

2.8 Perkerasan Kaku ..................................................................................

33

2.8.1. Persyaratan Umum ....................................................................

34

2.8.2. Persyaratan Teknis ....................................................................

35

BAB III METODOLOGI
3.1 Tinjauan Umum .................................................................................

48

3.2 Metode Penelitian................................................................................

50

3.2.1 Tahapan Persiapan .....................................................................

50

3.2.2 Tahapan Penyusunan .................................................................

51

3.2.3 Tahapan Pengumpulan Data ......................................................

51

3.2.3.1 Metode Literatur ............................................................

51

3.2.3.2 Metode Observasi ..........................................................

51

3.2.4 Jenis Data
3.2.4.1 Data Primer ....................................................................

52

3.2.4.2 Data Sekunder ................................................................

53

3.2.5 Cara Memperoleh Data ..............................................................

55

3.3 Data yang Telah Didapatkan ...............................................................

56

3.4 Analisa Pemilihan Alternatif ...............................................................

59

3.5 Metode Penilaian Alternatif ................................................................

60

3.6 Pembobotan Nilai ................................................................................

66

BAB IV ANALISIS DATA
4.1 Aspek Lalu Lintas, Kapasitas dan Derajat Kejenuhan

xv

4.1.1 Menghitung Volume Kontainer .................................................

69

4.1.2 Menghitung Kapasitas Jalan Eksisting ......................................

70

4.1.3 Menghitung Derajat Kejenuhan .................................................

72

4.1.4 Kenaikan per Tahun( % ) ...........................................................

75

4.1.5 Penentuan Bulan Puncak ..........................................................

77

4.2 Pemilihan Solusi Paling Efektif ..........................................................

82

4.3 Pemilihan Alternatif Jalan ...................................................................

83

4.3.1 Alinyemen ..................................................................................

84

4.3.2 Daya Dukung Tanah ..................................................................

94

4.3.3 Aspek Lingkungan .....................................................................

97

4.3.4 Analisis Biaya (volume rigid pavement) ...................................

99

4.3.5 Panjang Jalan .............................................................................

100

4.4 Analisis Rute .......................................................................................

102

4.5 Pembobotan Penilaian .........................................................................

104

4.6 Perencanaan Jalan ...............................................................................

107

4.6.1 Data Perencanaan Geometrik Jalan ...........................................

107

4.6.2 Perhitungan untuk Desain Jalan .................................................

107

4.6.3 Menentukan Tebal Pondasi Bawah............................................

109

4.6.4 Penentuan CBR Efektif ..............................................................

111

4.6.5 Faktor Keamanan Beban ............................................................

112

4.6.6 Tebal Perkerasana Kaku ............................................................

112

4.6.7 Menentukan Tegangan Ekuifalen (TE) dan
Faktor Erosi (FE) untuk STdRG ................................................

114

xvi

4.6.8 Sambungan ..................................................................................

115

4.6.9 Perencanaan Penulangan .............................................................

116

4.6 Metode Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) ......................

118

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .........................................................................................

120

5.2 Saran ...................................................................................................

122

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

123

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Batas Area Pengamatan ..............................................................

6

Gambar 1.2 Letak TPKS di Area Semarang dan Area TPKS .........................

8

Gambar 2.1 Peta Lokasi Proyek ......................................................................

12

Gambar 2.2 Area Terminal Peti Kemas Semarang .........................................

13

Gambar 2.3 Perencanaan Pengembangan Jaringan Jalan ..............................

21

Gambar 2.4 Tebal Pondasi Bawah Minimum
Untuk Perkerasan Beton Semen ...................................................

37

Gambar 2.5 CBR Tanah Dasar Efektif dan Tebal Pondasi Bawah .................

38

Gambar 2.6 Tipikal Sambungan Memanjang .................................................

46

Gambar 2.7 Ukuran Standar Penguncian Sambungan Memanjang ................

46

Gambar 2.8 Sambungan Susut Melintang dengan Ruji ..................................

47

Gambar 3.1 Flowchart Perencanaan ...............................................................

49

Gambar 3.2 Kondisi Lapangan .......................................................................

56

Gambar 3.3 Lokasi CY dan Kantor TPKS ......................................................

57

Gambar 3.4 Data Arus Bongkar Muat di TPKS, Tahun 2012 – 2015 ............

58

Gambar 3.5 Alternatif – alternatif Pemilihan Lokasi
Pembuatan Jalan Baru .................................................................

60

Gambar 4.1 Kondisi Alinyemen Horizontal Alternatif 1 ................................

84

Gambar 4.2 Kondisi Alinyemen Horizontal Alternatif 2 ................................

85

Gambar 4.3 Kondisi Alinyemen Horizontal Alternatif 3 ...............................

85

xvii

xviii

Gambar 4.4 Aspek Lingkungan Sekitar Alternatif .........................................

98

Gambar 4.5 Pengukuran Panjang Alternatif Jalan 1 ......................................

100

Gambar 4.6 Pengukuran Panjang Alternatif Jalan 2 ......................................

101

Gambar 4.7 Pengukuran Panjang Alternatif Jalan 3 ......................................

101

Gambar 4.8 Alternatif 2 Menjadi Alternatif Terbaik ......................................

106

Gambar 4.9 Penentuan CBR Tanah Dasar

..............................................

110

Gambar 4.10 Penentuan CBR Efektif .............................................................

111

Gambar 4.11 Diagram Penentuan Tebal Perkerasan Kaku .............................

113

Gambar 4.12 Sambungan Susut Melintang .....................................................

115

Gambar 5.1 Lokasi Pilihan 3 Alternatif ..........................................................

121

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kapasitas Dasar ...............................................................................

27

Tabel 2.2 Faktor Koreksi KapasitasAkibat Pembagian Arah (Fcsp) ..............

28

Tabel 2.3 Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Lebar Jalan (Fcw) ......................

29

Tabel 2.4 Kelas Gangguan Samping (FCSF ) .................................................

29

Tabel 2.5 Ekivalensi Kendaraan Penumpang (emp) untuk Jalan 2/2 UD .......

30

Tabel 2.6 Hubungan Tingkat Pelayanan dengan Derajat Kejenuhan............

32

Tabel 2.7 Koefisien Distribusi Kendaraan (C)) ..............................................

33

Tabel 2.8 Koefisien Distribusi Kendaraan (C) ................................................

37

Tabel 2.9 Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Perkerasan dan Koefisien
Distribusi (C) Kendaraan Niaga pada Lajur Rencana .....................

41

Tabel 2.10 Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (R) ............................................

42

Tabel 2.11 Faktor Keamanan Beban ...............................................................

44

Tabel 2.12 Diameter Ruji ................................................................................

47

Tabel 3.1 Penggolongan Data Menurut Aspek yang Ditinjau ........................

54

Tabel 3.2 Penguraian Faktor Pembanding ......................................................

63

Tabel 3.3 Pembobotan Untuk Setiap Faktor Pembanding ..............................

68

Tabel 4.1 Volume dan DS Tahun 2012 – 2015 ...............................................

73

Tabel 4.2 Analisis Ekspor dan Impor Internasional ........................................

82

Tabel 4.3 Perbanding Solusi ..........................................................................

83

Tabel 4.4 Analisis Alinyemen Horizontal .......................................................

94

Tabel 4.5 Jumlah Lengkung Horizontal ..........................................................

94

xix

xx

Tabel 4.6 Daya Dukung Tanah (DDT) Alternatif 1 ........................................

95

Tabel 4.7 Daya Dukung Tanah (DDT) Alternatif 2 ........................................

96

Tabel 4.8 Daya Dukung Tanah (DDT) Alternatif 3 ........................................

96

Tabel 4.9 Daya Dukung Tanah (DDT) Titik D ...............................................

96

Tabel 4.10 Daya Dukung Tanah (DDT) Titik E .............................................

97

Tabel 4.11 Nilai CBR ( California Bearing Ratio ) ........................................

97

Tabel 4.12 Aspek Lingkungan ........................................................................

98

Tabel 4.13 Analisis Biaya ...............................................................................

100

Tabel 4.14 Panjang Jalan dalam Satuan Meter ...............................................

102

Tabel 4.15 Penilaian Lengkung Horisontal .....................................................

102

Tabel 4.16 Penilaian CBR ...............................................................................

102

Tabel 4.17 Penililaian Aspek Lingkungan ......................................................

103

Tabel 4.18 Penilaian untuk Analisis Biaya .....................................................

103

Tabel 4.19 Penilaian Panjang Jalan (m) ..........................................................

103

Tabel 4.20 Pembobotan Alternatif 1 ...............................................................

105

Tabel 4.21 Pembobotan Alternatif 2 ...............................................................

105

Tabel 4.22 Pembobotan Alternatif 3 ...............................................................

105

Tabel 4.23 Koefisien Distribusi Kendaraan (C) ..............................................

107

Tabel 4.24 Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (R) ............................................

108

Tabel 4.25 Faktor Keamanan Beban ...............................................................

112

Tabel 4.26 Tegangan Ekuivalen dan Faktor Erosi untuk
Perkerasan Tanpa Bahu Beton .....................................................

114

xxi

Tabel 4.27 Penentuan Diameter Ruji ..............................................................

116

Tabel 4.28 Koefisien Gesekan (µ) ..................................................................

116

Tabel 2.29 Rencana Anggaran Biaya ..............................................................

119

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Lalu Lintas Internasioanal 2012-2015 ...........................................

75

Grafik 4.2 Lalu Lintas Internasional Tiap Tahun ...........................................

76

Grafik 4.3 Akumulasi Lalu Lintas Internasional 2012-2015 ..........................

78

Grafik 4.4 Rata-rata Lalu Lintas Internasional 2012-2015 .............................

79

Grafik 4.5 Lalu Lintas Ekspor dan Impor Internasional 2012-2015 ...............

80

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Ekspor Impor Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Lampiran 2. Gambar Desain
Lampiran 3. Rencana Anggaran Biaya
Lampiran 4. Rencana Kerja dan Syarat
Lampiran 5. Dokumentasi

xxiii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Jalan merupakan komponen pokok yang mempengaruhi perkembangan
ekonomi di berbagai tempat di Indonesia. Perekonomian akan menjadi lebih baik jika
ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Berbagai kegiatan
perekonomian selalu berkaitan dengan transportasi, agar kegiatan transportasi
berjalan dengan baik maka perlu adanya penyediaan prasarana jalan dan sarana
angkut yang memadai sehingga meningkatkan pelayanan bagi pengguna jalan.
Sekarang semakin banyak yang menggunakan jasa transportasi laut.
Perkembangan

ekspor dan impor semakin tinggi dari tahun ke tahun dan juga

pengiriman di domestik yang terus meningkat. Transportasi laut sangat dibutuhkan
sebagai jasa angkut distribusi barang terutama untuk mengirim barang melewati jalur
perairan yang tidak efisien jika ditempuh oleh kendaraan darat. Untuk pengiriman
barang agar sampai ke kapal digunakan kendaraan seperti truk dan kontainer dengan
akses darat yang kemudian menuju ke jalur laut dan melakukan penyebrangan
domestik maupun internasional menggunakan jasa angkutan kapal.
Ini berakibat arus lalu lintas di pelabuhan sudah semakin padat. Bahkan bisa
menjadikan kemacetan yang parah pada tahun-tahun yang akan datang. Peningkatan

1

2

sarana dan prasaran yang baik sangat diperlukan untuk mendukung kelancaran
mobilitas masyarakat yang semakin meningkat ini. Sarana prasarana di pelabuhan
sangat mempengaruhi proses pengiriman barang, Infrastruktur seperti jalan
merupakan pokok permasalahan yang sangat penting dan berpengaruh pada lalu
lintas kendaraan berat yang mengangkut barang menuju dermaga. Jalan harus
memiliki kapasitas yang simbang dengan volume kendaraan yang melaluinya. Jalan
memegang peran penting dalam kegiatan transportasi dan mobilisasi di pelabuhan.
Tingkat pertumbuhan volume kendaraan setiap tahun di pelabuhan semakin
meningkat setiap tahunnya. Antrian truk dan kontainer di pintu masuk pelabuhan
sangat panjang. Pada saat jam puncak terjadi penumpukan kendaraan di satu titik
sehingga terhambatnya laju kendaraan.
Karena dengan prasarana yang mendukung maka mobilitas masyarakat akan
berjalan lancar dan cepat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan kemajuan suatu
daerah sangat tergantung dengan prasarana yang ada. Terminal Peti Kemas Semarang
yang beralamat Jl. Coaster No 10A Semarang,letak geografisnya pada garis 60 5’ – 70
10’ Lintang Selatan dan 1100 35’ Bujur Timur. Tipe Jalan di Terminal Peti Kemas
Semarang dari Pintu masuk atau gate sampai dermaga 2 lajur 2 arah tanpa pembatas
median dengan lebar per lajur 7 meter memiliki kepadatan yang cukup tinggi.
Kepadatan lalu lintas di Terminal Peti Kemas Semarang dari gate atau pintu masuk
kendaraan berat sampai dermaga mencapai 0,80. Saat lalu lintas mendekati kapasitas
(derajat kejenuhan > 0,8), kondisi lalu lintas akan tersendat yang berdampak pada

3

kemacetan. Berikut ini adalah data mengenai lalu lintas harian rata-rata dan tingkat
kepadatan Terminal Peti Kemas Semarang :

Satuan

2012

2013

2014

2015

6.863.780

7.274.322

8.138.247

8.650.890

No

Tahun

1
2
3
4

2012
2013
2014
2015

Volume
(Kendaraan/jam)
784
830
929
988

Sumber Divisi Operasional TPKS

Dari data di atas didapatkan bahwa kegiatan ekspor impor akan terus menerus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sedangkan kapasitas jalan tidak akan
mengalami peningkatan yang sebanding dengan kegiatan lalu lintas di TPKS ini.
Agar tidak mengalami tundaan kendaraan maka volume tidak melebihi kapasitas
jalan yang tersedia.
Dengan melihat hal ini maka diperlukan peningkatan baik kualitas maupun
kuantitas jalan yang memenuhi kebutuhan transportasi darat di pelabuhan untuk
mengurangi kemacetan dan mengatasi penumpukan kendaraan. Kenyamanan dan

4

keamanan merupakan standarisasi untuk penyediaan fasilitas transportasi yang baik.
Jalan harus memiliki kapasiatas yang seimbang dengan volume kendaraan yang
melewatinya. Memperhatikan arus lalu lintas dan peningkatan laju ekspor impor
untuk menentukan spesifikasi jalan yang harus di desain dengan mutu dan kualitas
yang tepat.
Terminal Peti Kemas Semarang ini merupakan pelabuhan utama di Provinsi
Jawa Tengah yang melayani arus keluar masuk barang melalui jalur laut. TPKS
mengalami antrian panjang disebabkan volume arus lalu lintas kontainer yang terus
meningkat. Diperlukan adanya penambahan infrastruktur yang dapat meningkatkan
kapasitas dan juga akan berdampak pada kelancaran kegiatan ekspor impor di TPKS.
Untuk saat ini jalur yang digunakan sebagai akses jalan keluar dan masuk
kontainer dan kendaraan lainnya menggunakan satu jalan yang sama dengan tipe
empat lajur tanpa median,dengan penggunaan dua lajur di gunakan sebagai jalan
masuk kontainer dan kendaraan lain dan juga dua lajur lainnya digunakan sebagai
jalan keluar dari area pelabuhan. Ini dapat berakibat antrian cukup panjang saat di
waktu tertentu ketika hari dan juga jam puncak aktifitas di pelabuhan baik itu untuk
bongkar peti kemas ataupun mengangkut peti kemas. Karena jalan utama ini tidak di
gunakan untuk kendaraan yang akan ke dermaga saja,namun digunakan pula untuk
kendaraan yang akan masuk ke area container yard yang lainnya. Sehingga kesibukan
dapat dilihat dari arus lalu lintas di jalan tersebut terkadang sedikit antri untuk
bergantian lewatnya. Ini tentu kurang efektifnya waktu, jika di tambah jalan baru di

5

area pelabuhan maka akan lebih mudah untuk truk kontainer ini bertugas mengangkut
peti kemas.
Kesimpulannya pengembangan jaringan lalu lintas ini sangat dibutuhkan di
Terminal Peti Kemas Semarang. Guna peningkatan sarana dan juga untuk
menanggulangi kemacetan yang semakin parah nantinya. Khususnya untuk jalur lalu
lintas keluar masuknya kontainer yang akan bongkar muat di Terminal Peti Kemas
Semarang.

1.2

RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang diambil dalam Tugas Akhir ini adalah :
1. Berapakah kapasitas jalan eksisting di Terminal Peti Kemas Semarang sekarang
ini?
2. Apakah dengan kapasitas jalan yang sekarang dapat mencukupi pertambahan
volume kendaraan yang meningkat setiap tahunnya?
3. Bagaimana solusi yang paling efektif sekarang ini untuk mengatasi kemacetan di
Terminal Peti Kemas Semarang ?
4. Pilihan alternatif mana yang menjadi pilihan terbaik ?
5. Bagaimana kondisi di area alternatif yang terbaik ?
6. Seperti apa desain alternatif yang direncanakan ?

6

7. Bagaimana gambar perencanaan, RAB dan RKS desain rute alternatif terpilih
tersebut ?
1.3 BATASAN MASALAH
1. Area yang akan ditinjau di Terminal Peti Kemas Semarang yaitu dimulai dari gate
keluar masuk hingga ke area container yard dan dermaga.

Sumber : Google Map

Gambar 1.1 Batas Area Pengamatan
2. Jenis kendaraan yang diteliti adalah jenis kendaraan berat (kontainer)
3. Hanya lalu lintas truk kontainer di area TPKS yang dijadikan acuan perhitungan
LHR.

7

1.4 MAKSUD DAN TUJUAN
Sebagai salah satu infrastruktur yang sangat penting untuk meningkatkan
pembangunan ekonomi sekarang ini, Terminal Peti Kemas Semarang perlu
melakukan

peningkatan

yang

di

maksudkan

untuk

memperlancar

lalu

lintas,pelayanan dan juga efektifitas di Terminal Peti Kemas Semarang
Tujuan dari pembuatan jalan baru ini antara lain :
1. Untuk mengetahui kapasitas jalan eksisting di Terminal Peti Kemas
Semarang sekarang ini.
2. Untuk mengetahui apakah dengan kapasitas jalan yang sekarang dapat
mencukupi pertambahan volume kendaraan yang meningkat setiap
tahunnya.
3. Untuk mengetahui solusi yang paling efektif sekarang ini dalam mengatasi
kepadatan di Terminal Peti Kemas Semarang
4. Untuk mengetahui rute alternatif mana yang menjadi pilihan terbaik
5. Untuk mengetahui bagaimana kondisi di area alternatif yang terbaik
6. Untuk mengetaui desaian rute alternatif yang direncanakan.
7. Untuk mengetahui gambar perencanaan, RAB dan RKS desain rute
alternatif terpilih.

8

1.5 LOKASI
Terminal Peti Kemas Semarang yang beralamat Jl. Coaster No 10A
Semarang,letak geografisnya pada garis 60 5’ – 70 10’Lintang Selatan dan 1100 35’
Bujur Timur.

Sumber : Google Map

Gambar 1.2 Letak TPKS di Area Semarang dan Area TPKS

1.6 SISTEMATIKA PENYUSUNAN TUGAS AKHIR
Untuk memberikan gambaran yang jelas, maka penyusun membuat
sistematika penyusunan tugas akhir sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan dan manfaat, lokasi, serta sistematika penyusunan laporan.

9

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan tentang sumber atau landasan dari pembahasan dan
juga perencanaan yang digunakan dalam Tugas Akhir ini.
BAB III : METODOLOGI
Bab ini berisikan metodologi yang menggambarkan tentang urutan
proses atau langkah yang dilakukan dari memulai pengumpulan data hingga
pemecahan masalah.
BAB IV : ANALISIS DATA
Bab ini menguraikan tentang analisa data-data yang telah didapatkan.
Hingga merencanakan pemecahan masalah yang paling efektif.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari keseluruhan Tugas
Akhir.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Pengertian Transportasi
Transportasi secara umum dicirikan dengan digunakannya berbagai moda

transportasi oleh manusia untuk melakukan mobilitas kegiatan dalam rangka
memenuhi hajat hidupnya. Moda transportasi yang ada bila ditinjau dari geografis
fisik adalah transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara. Masingmasing dari transportasi tersebut saling berhubungan dan saling menunjang antara
sati dengan yang lainnya. Sebelum pengguna transportasi laut dan udara menuju
tempat tujuan (pelabuhan dan bandara) maka pengguna harus melewati transportasi
darat (jalan) terlebih dahulu. Ini yang dimaksud dengan saling berkesinambungan
antara satu dengan yang lainnya.
Dan transportasi darat sangat vital perannya, karena banyak dari masyarakat
yang memanfaatkannya dari pada transportasi lain pada umumnya. Transportasi darat
dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-hari manusia dalam kehidupannya. Dan ini
menunjang atas kegiatan dan juga efiensi kehidupan masyarakat sekitarnya. Jalan
merupakan akses yang penting dalam hal transportasi darat.

10

11

2.2.

Pengertian Jalan Secara Umum
Jalan adalah lintasan yang bermanfaat untuk melewatkan lalu lintas dari suatu

tempat ke tempat yang lain. Lintasan merupakan jalur yang diperkuat atau diperkeras
tergantung volume lalu lintas. Volume lalu lintas yang terus berkembang dan naik
dari tahun ke tahun membuat kebutuhan akan jalan juga ikut meningkat dalam hal
kualitas maupun kuantitas. Lalu lintas merupakan semua benda yang melewati jalan
tersebut baik kendaraan bermotor manusia ataupun hewan (Suryadharma, Hendra –
Susanto, Benediktus, 1999).
Adapun tujuan diadakannya jalan adalah untuk memudahkan pengangkutan
orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lainnya, melancarkan jalannya lalu
lintas, membuka daerah-daerah yang terisolir, untuk pertahanan daerah dan untuk
meningkatkan perekonomian (Fendi, 2009). Karena itu penetapan prioritas
peningkatan ruas jalan perlu dilakukan sebagai program pengembangan jaringan jalan
mutlak dalam menilai manfaat yang diberikan dari proyek pembangunan jalan
tersebut.
Pada umumnya lalu lintas pada jalan raya terdiri dari berbagai jenis kendaraan
cepat, kendaraan lambat, kendaraan berat, kendaraan ringan dan kendaraan tak
bermotor. Dalam hubungannya dengan kapasitas jalan, prasarana jalan dan data lalu
lintas. Arus lalu lintas adalah gerak lalu lintas sepanjang jalan. Arus lalu lintas
tersusun dari kendaraan-kendaraan tunggal yang terpisah, bergerak menurut
kecepatan yang diketahui oleh pengemudinya. Karena perbedaan kecepatan,
kendaraan yang lebih cepat dan akan terus mendekati kendaraan yang lebih lambat,

12

namun bila keadaan lalu llintas menghalangi kendaraan untuk mendahului dan faktor
sarana jalan yang kurang, maka akan terbentuk antrian yang akan menyebabkan
kemacetan (Hobbs, F.D.1995)
Konstruksi jalan mempunyai peranan yang cukup besar dalam tatanan
perkembangan ekonomi dan pembangunan Nasional. Dalam kelompok sektor
transportasi, jalan berpotensi sebagai penyedia akses transportasi jasa dan barang
keseluruhanwilayah cakupan perencanaan, yang berdampak sebagai komponen
akselerasi pembangunan wilayah atau regional. Sebagai salah satu moda transportasi
darat, jalan merupakan komponen pemicu dinamika pembangunan ekonomi secara
umum.
2.3.

Tinjauan Lokasi
Lokasi yang akan dilakukan pengembangan jaringan lalu lintas yaitu berada di

daerah Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS). Terminal Peti Kemas Semarang,
dikelola oleh PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO), diresmikan pada
tahun 1985.

Gambar 2.1 Peta Lokasi Proyek

13

Terminal Peti Kemas Semarang berada di sisi utara kota Semarang. Pelabuhan
ini merupakan satu-satunya pelabuhan di Kota Semarang. Pelabuhan Tanjung Emas
ke arah Tugu Muda Semarang berjarak sekitar 5 km atau kira-kira 30 menit dengan
kendaraan sepeda motor/mobil.
Terminal Peti Kemas Semarang beralamat di Jalan Coaster No.
10A,Semarang. Letak geografis pada garis 60 5’ sampai 70 10’ Lintang Selatan dan
1100 35’ Bujur Timur.

Area Pelabuhan Tanjung Emas
Semarang

Sumber : Google Maps

Gambar 2.2 Area Terminal Peti Kemas Semarang
Semarang
Lokasi ini dikelilingi dengan beberapa industri besar,misalnya PT. Indonesia Power,
PT. Tanah Mas Baruna, Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang.

14

2.4.

Klasifikasi Jalan

2.4.1. Klasifikasi Jalan Berdasarkan Wewenanng Pembinaan
Jaringan jalan dikelompokkan menurut wewenang pembinaan, terdiri dari :
A. Jalan Nasional
Jalan yang mempunyai nilai strategis terhadap kepentingan, yakni jalan yang
tidak dominan terhadap pengembangan ekonomi, tapi juga mempunyai peranan
menjamin kesatuan dan kebutuhan nasional, melayani daerah-daerah yang
rawan dan lain-lain.
B. Jalan Propinsi
Jalan yang mempunyai nilai strategis terhadap kepentingan Propinsi, yakni
jalan yang biarpun tidak dominan terhadap kepentingan ekonomi, tapi
mempunyai peranan tertentu dalam menjamin terselenggaranya pemerintah
yang baik dalam Pemerintahan Daerah Tingkat I dan terpenuhinya kebutuhankebutuhan sosial lainnya.
C. Jalan Kabupaten
Jalan yang mempunyai nilai strategis terhadap kepentingan Kabupate, yakni
jalan yang walaupun tidak dominan terhadap pengembangan ekonomi, tapi
mempunyai peranan tertentu dalam menjamin terselenggaranya pemerintah
dalamPemerintah Daerah.
D. Jalan Kotamadya
Jaringan jalan sekunder di dalam Kotamadya

15

E. Jalan Desa
Jaringan jalan sekunder didalam desa yang merupakan hasil swadaya
masyarakat, baik yang ada di dalam desa maupun di dalam kelurahan.
F. Jalan Khusus
Jalan yang dibangun dan dipelihara oleh Instansi/Badan Hukum/Perorangan
untuk melayani kepentingan masing-masing.

2.4.2. Jaringan Jalan Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006
Menurut peraturan pemerintah No 34/2006 tentang jalan bagian kedua sistem
jaringan jalan, sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan sekunder.
1.

Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tataruang dan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk meningkatkan semua wilayah di
tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang
berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut :
a. Menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan
wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan.
b. Menghubungkan antar pusat kegiatan nasional.

2.

Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tataruang wilayah
kabupaten / kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di
dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus kawasan yang
mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi
sekunder ketiga dan seterusnya.

16

2.4.3. Fungsi Jalan Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006
Berdasarkan fungsi jalan menurut peraturan pemerintah No 34/2006 tentang jalan
bagian kedua sistem jaringan jalan.
1.

Jalan arteri primer yaitu menghubungkan secara berdaya guna antara pusat
kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan
wilayah.

2.

Jalan kolektor primer yaitu menghubungkan secara berdaya guna antara pusat
kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antara pusat kegiatan wilayah atau
antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal.

3.

Jalan lokal primer yaitu menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan
nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, antara pusat kegiatan wilayah
dengan pusat kegiatan lingkungan, antara pusat kegiatan lokal atau pusat
kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, serta antara pusat kegiatan
lingkungan.

4.

Jalan lingkungan primer yaitu menghubungkan antara pusat kegiatan di dalam
kawasan pedesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan pedesaan.

5.

Jalan arteri sekunder yaitu menghubungkan kawasan primer dengan kawasan
sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu atau
kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua.

6.

Jalan lokal sekunder yaitu menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan
perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan sekunder
ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan.

17

7.

Jalan lingkungan sekunder yaitu menghubungkan antara persil dalam kawasan
perkotaan.

2.4.4. Kelas Jalan Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
Kelas jalan menurut UU No 22/2009 lalu lintas dan angkutan jalan tentang klasifikasi
kelas jalan.
1.

Jalan kelas I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui kendaraan
bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang
tidak melebihi 18.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter dan
muatan sumbu terberat 10 ton.

2.

Jalan kelas II, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat
dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter ,
ukuran panjang tidak melebihi 12.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200
milimeter dan muatan sumbu terberat 8 ton.

3.

Jalan kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan yang dapat
dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter,
ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, ukuran paling tinggi 3.500
milimeter dan muatan sumbu terberat 8 ton.

4.

Jalan kelas khusus, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor
dengan ukuran lebar melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang melebihi 18.000
milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter dan muatan sumbu terberat lebih
dari 10 ton.

18

2.4.5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2013
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2013 Tentang Jaringan
Lalu lintas dan Angkutan Jalan.


Pasal 3 ayat 3
Rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan terdiri atas :



a.

Rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan nasional

b.

Rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan propinsi

c.

Rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan kabupaten atau kota

Pasal 3 ayat 4
Rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) berlaku selama kurun waktu 20 tahun di evaluasi secara berkala
paling sedikit sekali dalam 5 tahun.



Pasal 4 ayat 1
Rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan nasional meliputi
a.

Rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan nasional untuk antar
kota yang lebih dari satu wilayah provinsi

b.

Rencanan induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan nasional untuk
perkotaan yang lebih dari satu wilayah provinsi

c.

Rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan nasional untuk
pedesaan yang lebih dari 1 wilayah provinsi



Pasal 4 ayat 2

19

Rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan nasional disusun
berdasarkan kebutuhan transportasi dan ruang kegiatan yang berskala nasional.


Pasal 4 ayat 3
Rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan nasional untuk antarkota
perkotaan dan pedesaan yang lebih dari satu wilayah provinsi memuat :
a.

Prakiraan perpindahan orang dan barang menurut asal tujuan perjalanan
lingkup nasional

b.

Arah dan kebijakan peran lalu lintas dan angkutan jalan nasional dalam
keseluruhan moda transportasi nasional



c.

Rencana lokasi dan kebutuhan simpul nasional

d.

Rencana kebutuhan ruang lalu lintas nasional

Pasal 4 ayat 4
Rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan nasional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan pedoman untuk :
a.

Pengembangan jaringan lalu lintas dan angkutan jalan nasional

b.

Integrasi dan intra moda transportasi nasional

c.

Penyusunan rencana umum lalu lintas dan angkutan jalan nasional

d.

Penyusunan rencana umum jaringan jalan nasional

e.

Penyusunan rencana umum jaringan trayek angkutan antarkota, perkotaan,
dan pedesaan antar provinsi serta angkutan lalu lintas batas negara

f.

Penyusunan rencana umum jaringan lintas angkutan barang nasional

20

g.

Pembangunan simpul nasional

h.

Pengembangan teknologi industri lalu lintas dan angkutan jalan tingkat nasional



Pasal 5 ayal 1
Penyusunan rancangan rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan
nasional dilakukan oleh menterisetelah berkoordinasi dengan instansi terkait.



Pasal 5 ayat 2
Penyusunan rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan nasional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan :



a.

Dokumen rencana pembangunan jangka panjang nasional

b.

Dokumen rencana tata ruang wilayah nasional

c.

Dokumen rencana induk perkeretaapian nasional

d.

Dokumen rencana induk pelabuhan nasional

e.

Dokumen rencana induk nasional bandar udara

Pasal 14 ayat 2
Penyusunan rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan kota dilakukan
dengan memperhatikan :
a.

Dokumen rencana tata ruang wilayah nasional

b.

Dokumen rencana tata ruang wilayah provinsi

c.

Dokumen rencana tata ruang wilayah kota

d.

Dokumen rencana pembangunan jangka panjang daerah kota

e.

Dokumen rencana induk perkeretaapian kota

21

2.5

f.

Dokumen rencana induk pelabuhan nasional

g.

Dokumen rencana induk nasional bandar udara

h.

Dokumen rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan nasional

i.

Dokumen rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan provinsi
Peranan Jaringan Jalan Bagi Pengembangan Wilayah
Penyediaan jaringan jalan di suatu wilayah tidak dapat dilepaskan dari

kepentingan pembangunan ekonomi dan kewilayahan setempat. Pemahaman yang
mendalam terhadap interaksi antara pengembangan wilayah dengan kebutuhan
jaringan jalan merupakan hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
pengembangan jaringan jalan di suatu wilayah

Gambar 2.3 Perencanaan Pengembangan Jarin