Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Keterangan Frekuensi“常常” (cháng cháng) dan “往往” (wǎng wǎng) Dalam Kalimat Bahasa Mandarin
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Bahasa merupakan sarana komunikasi yang penting yang digunakan oleh
umat manusia. Tanpa adanya bahasa, maka maksud atau pesan seorang manusia
tidak mungkin bisa disampaikan kepada manusia lainnya.
Definisi bahasa dapat dijabarkan sebagai berikut. Walija (1996:4),
mengungkapkan definisi bahasa sebagai “komunikasi yang paling lengkap dan
efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada
orang lain.”
Bahasa adalah sistem yang tunduk pada kaidah-kaidah tertentu baik
fonetik, fonemik, dan gramatik. Dengan kata lain bahasa itu tidak bebas tetapi
terikat kepada kaidah-kaidah tertentu (Kushartanti, 2003:5)
Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1) memberikan dua pengertian tentang
bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol
vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa penjabaran dan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, yang
menjadi alat penghubung antar manusia untuk menyampaikan ide dan gagasan
satu sama lain.
Chaer (2006:2) menyatakan,”fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk
bekerja sama atau berkomunikasi di dalam kehidupan manusia bermasyarakat.”
Sebenarnya manusia bisa menggunakan cara-cara lain untuk berkomunikasi satu
sama lain, misalnya dengan lambang-lambang gambar, atau kode-kode tertentu,
namun dengan bahasa, komunikasi dapat berlangsung lebih sempurna.
Bahasa Mandarin merupakan bahasa standar yang digunakan oleh
masyarakat di Republik Rakyat Cina (RRC), baik secara lisan maupun tulisan.
Seiring dengan meningkatnya kegiatan ekonomi negara Republik Rakyat Cina
(RRC) dengan hampir seluruh negara di seluruh dunia, maka semakin banyak pula
masyarakat yang tertarik untuk mempelajari bahasa nasional negara tersebut,
termasuk bangsa Indonesia. Maka dengan bertambahnya keterampilan masyarakat
Indonesia terutama dalam berbahasa, tentu lebih besar pula kemungkinan
masyarakat untuk bisa eksis pada dunia kelak.
Dalam proses pembelajaran bahasa Mandarin, biasanya akan ditekankan
kepada empat bidang besar, yakni 听写 tīng, shuō, dú xiě (mendengar,
berbicara, membaca, dan menulis) dengan memperhatikan tata bahasa yang
terdapat di dalam Bahasa Mandarin, karena terdapat perbedaan tata bahasa antara
bahasa asal khususnya bahasa Indonesia dengan bahasa Mandarin. Menurut
Universitas Sumatera Utara
Suparto (2003, iii) “tata bahasa merupakan suatu pembentukan kalimat dengan
kata yang ada. Tanpa adanya tata bahasa, tidak akan muncul bahasa.”
Dari sudut tata bahasa, terdapat beberapa jenis kata. “Kata adalah satu
kesatuan penuh dan komplit dalam ujaran sebuah bahasa, kecuali partikel. Sebuah
kata dalam kalimat dapat dipisahkan dari yang lain.” (Parera, 1994:4). Dalam
Bahasa Mandarin, terdapat beberapa jenis kata, diantaranya 名 míngcí ,
dòngcí,形容 xíngróngcí,副 fùcí,量 liàngcí,数 shùcí,代 dàicí,
(kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata bantu bilangan, kata
bilangan, kata ganti), dan sebagainya.
Chaer (2006:163) menuliskan beberapa jenis kata keterangan, diantaranya
“kata keterangan frekuensi, sikap batin, perkenan, frekuensi, kualitas, kuantitas
dan jumlah, penyangkalan, dan pembatasan”. Sedangkan Alwi (2003:204)
membagi kata keterangan (adverbia) menjadi adverbia kualitatif, kuantitatif,
limitatif, frekuentatif, kewaktuan, kecaraan, kontrastif, dan keniscayaan.
Kata keterangan merupakan salah satu jenis kata yang sangat sering
dipakai dalam kehidupan sehari-hari dalam kalimat Bahasa Mandarin, oleh sebab
itu penggunaan kata keterangan yang baik dan benar dalam komunikasi seharihari sangat penting. Menurut Chaer (2006), “kata keterangan adalah kata-kata
yang digunakan untuk memberi penjelasan pada kata-kata atau kalimat lain, yang
sifatnya tidak menerangkan keadaan atau sifat.”
Universitas Sumatera Utara
Beberapa contoh kata keterangan dalam Bahasa Indonesia adalah jarang,
sering, kadang-kadang, selalu, dan lain-lain. Sedangkan dalam Bahasa Mandarin,
kata keterangan frekuensi diantaranya : 又 yòu ,再 zài ,常常 chángcháng ,
往往 wǎngwǎng, dan sebagainya.
Yang menjadi objek penelitian skripsi ini adalah kata keterangan frekuensi
常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng. Kata 常常 chángcháng dan 往往
wǎngwǎng merupakan dua buah kata keterangan frekuensi yang cukup sering
digunakan dari semua kata keterangan frekuensi yang ada. Setelah membaca dan
membandingkan kalimat-kalimat pada buku-buku pelajaran yang digunakan di
Medan, penulis menemukan bahwa 常 常 chángcháng
dan 往 往 wǎngwǎng
memepunyai arti yang hampir sama namun tidak bisa digantikan penggunaannya
pada semua situasi.
Juga banyak pembelajar Bahasa Mandarin yang melakukan kesalahan
dalam pemakaian kata 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng, tidak terkecuali
pembelajar Bahasa Mandarin di Medan. Inilah yang membuat penulis tertarik
untuk meneliti bentuk kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar Bahasa
Mandarin di kota Medan dalam penggunaan kata 常常 chángcháng dan 往往
wǎngwǎng.
Universitas Sumatera Utara
常 常 chángcháng
dan 往 往 wǎngwǎng sama-sama memiliki arti
‘dilakukan secara berulang-ulang dalam jumlah yang banyak’, terlebih lagi
penggunaan konkrit di dalam kalimat, ketika kedua kata keterangan frekuensi ini
saling ditukar, tidak akan menimbulkan perbedaan arti yang terlalu jauh, misalnya:
1. 每 逢 假 期, 我 常 常 来 里 看
měi féng jiǎqī wǒ chángcháng lái zhèlǐ kànshū。
Setiap hari libur, saya sering datang kesini untuk membaca buku.
2. 每逢假期,我往往来里看。
měi féng jiǎqī wǒ wǎngwǎng lái zhèlǐ kànshū。
Setiap hari libur, saya sering datang kesini untuk membaca buku.
Sekilas dilihat, contoh kalimat (1) dan (2) sama-sama mempunyai arti
“sering” dalam kalimat. Jika dipilah lebih lanjut, dari konteks makna tata bahasa,
kalimat (1) mempunyai makna “Setiap bertemu dengan hari libur, saya (sampai
sekarang masih) sering kesini untuk membaca buku”, sedangkan kalimat (2)
mempunyai makna “Setiap bertemu dengan hari libur, saya (dulu) sering kesini
untuk membaca buku”. Jika dilihat penggunaan 常 常 chángcháng dan 往 往
wǎngwǎng dalam kalimat, maka terdapat perbedaan konteks, berikut adalah
contoh:
3. 他 常常 睡午。
tā chángcháng shuìwǔjiào
Dia sering tidur siang.
4. 他往往睡午。
tā wǎngwǎng shuìwǔjiào
Dia sering tidur siang.
(X)
Universitas Sumatera Utara
Bentuk kalimat (3) adalah kalimat yang benar, karena penggunaan 常 常
chángcháng dalam kalimat tidak memerlukan kata keterangan waktu setelah/
sebelumnya. Berbeda dengan bentuk kalimat (4) yang salah, karena penggunaan
往 往 wǎngwǎng dalam kalimat harus disertai dengan waktu yang konkrit,
misalnya:
5. 每星期六,我常常和我朋友去看影。
měi xīngqīliù wǒ chángcháng hé wǒ péngyǒu qù kàndiànyǐng
Setiap hari Sabtu, saya sering pergi ke bioskop dengan teman saya.
6. 我常常和我朋友去看影。
wǒ chángcháng hé wǒ péngyǒu qù kàndiànyǐng
Saya sering pergi ke bioskop dengan teman saya.
Dalam kalimat (5), “Setiap hari Sabtu” menjadi sebuah persyaratan jika
“saya pergi ke bioskop dengan teman saya”, maka pada kalimat (5), 常 常
chángcháng
bisa diganti dengan 往往 wǎngwǎng。Namun pada kalimat (6),
tidak ada kata yang menunjukkan adanya keteraturan, sehingga 常常 chángcháng
tidak bisa diganti dengan 往往 wǎngwǎng. Kalimat (4) dan (6) bisa menggunakan
往往 wǎngwǎng jika di depannya terdapat persyaratan, contoh “Setiap hari Sabtu”,
“Setiap kali saya bosan”, “Setiap akhir minggu”, “Setiap akhir tahun”, dan
sebagainya.
Dalam contoh kalimat berikut ini akan tampak perbedaan dari segi maksud,
harapan, dan keinginan dari sudut pandang penutur. Pada kalimat berikut ini,
pembicara mempunyai sebuah harapan dari sudut pandang penutur, sehingga kata
常常 chángcháng dalam kalimat tidak bisa diganti oleh 往往 wǎngwǎng.
Universitas Sumatera Utara
7. 你要常常到我家里来!
nǐ yào chángcháng dào wǒmen jiālǐ lái
Kamu harus sering-sering datang ke rumah kami!
8. 你要往往到我家里来!
nǐ yào wǎngwǎng dào wǒmen jiā lǐ lái
Kamu harus sering-sering datang ke rumah kami!
(X)
Penulis kembali menemukan perbedaan yang lain, 常 常 chángcháng
mempunyai arti hanya sebatas pengulangan dari sebuah gerakan ataupun tindakan,
sedangkan 往往 wǎngwǎng merupakan kristalisasi, kesimpulan dari apa yang
sudah pernah terjadi sebelumnya.
9. 勇气属于青年,而智慧往往属于 .
yǒngqì shǔyú qīngnián, ér zhìhuì wǎngwǎng shǔyú zhǎngbèi
Keberanian adalah milik anak muda, namun kebijaksanaan adalah milik
orang yang lebih tua (senior).
Dari uraian tata bahasa di atas, dapat dipahami bahwa, baik dalam segi
ruang lingkup penggunaan dalam kalimat, bentuk kalimat, ataupun dari segi sudut
pandang penutur, penggunaan 常常 chángcháng
terkesan lebih bebas daripada
往往 wǎngwǎng. Dari kalimat-kalimat yang telah diuraikan, dapat disimpulkan,
penggunaan 往往 wǎngwǎng dibatasi oleh banyak persyaratan, sehingga dari segi
tata bahasa juga tidak bisa digunakan secara sembarangan.
Dalam Bahasa Mandarin, kesalahan-kesalahan seperti ini cukup sering
ditemukan dalam penggunaan kalimat secara lisan maupun tertulis oleh banyak
mahasiswa sastra China Sekolah Tinggi Bahasa Asing Persahabatan Internasional
Asia (STBA-PIA). Hal ini dapat dilihat dari data awal penelitian yang berhasil
dikumpulkan penulis. Hal inilah merupakan salah satu latar belakang yang
Universitas Sumatera Utara
membuat penulis tertarik untuk meneliti tentang kata keterangan frekuensi
tersebut.
Penulis dengan menyebarkan angket dan wawancara, demi mendapatkan
hasil yang lebih akurat, berharap hasil penelitian dapat mmebantu pembelajar
bahasa Mandarin terutama mahasiswa semester 6 Sastra China STBA-PIA
mengurangi kesalahan-kesalahan yang berkaitan dengan penggunaan kata
keterangan frekuensi 常常 chángcháng
dan 往往 wǎngwǎng. Penelitian skripsi
ini menggunakan mahasiswa semester 6 Sastra China STBA-PIA karena
diharapkan mahasiswa mampu menguasai penggunaan tatabahasa yang baik dan
benar.
1.2.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tadi, maka yang
permasalahan penelitian adalah sebagai berikut ini:
1. Bentuk kesalahan apa sajakah yang dilakukan oleh mahasiswa STBAPIA dalam
menggunakan kata keterangan frekuensi 常常 chángcháng dan 往
往 wǎngwǎng?
2. Apa yang menjadi faktor-faktor kesalahan penggunaan kata keterangan
frekuensi 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng?
Universitas Sumatera Utara
1.3.
Tujuan penelitian.
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan bentuk kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa STBA
PIA dalam menggunakan kata keterangan frekuensi 常常 chángcháng
dan 往往 wǎngwǎng.
2. Menjelaskan faktor-faktor kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa
STBA-PIA dalam menggunakan kata keterangan frekuensi 常 常
chángcháng dan 往往 wǎngwǎng.
1.4. Ruang lingkup penelitian
Pada penelitian kali ini, penulis membatasi ruang lingkup dengan berupa
penggunaan kata 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng dalam kalimat yang
digunakan oleh mahasiswa Sastra China STBA-PIA. Penulis secara khusus
memilih mahasiswa pada
semester 6 dikarenakan mahasiswa semester tersebut
telah mempelajari dan diharapkan menguasai tata bahasa yang baik dan benar.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat Teoritis
1.
Dapat menjadi bahan pembelajaran bagi siapa saja yang mempelajari
bahasa Mandarin khususnya mahasiswa-mahasiswi Prodi Sastra Cina
FIB USU.
2.
Dapat membantu siapa saja yang mempelajari bahasa Mandarin guna
menghindari kesalahan penggunaan kata keterangan frekuensi 常常
chángcháng
dan 往 往 wǎngwǎng dalam penggunaan kalimat Bahasa
Mandarin.
3.
Dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang linguistik/
kebahasaan terhadap kata keterangan frekuensi dalam kalimat bahasa
Mandarin.
1.5.2. Manfaat Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperluas cakrawala mahasiswa
Sastra China untuk dapat melakukan penelitian tentang tata bahasa Mandarin
lebih lanjut secara umum, dan kata keterangan yang lainnya secara khusus.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Bahasa merupakan sarana komunikasi yang penting yang digunakan oleh
umat manusia. Tanpa adanya bahasa, maka maksud atau pesan seorang manusia
tidak mungkin bisa disampaikan kepada manusia lainnya.
Definisi bahasa dapat dijabarkan sebagai berikut. Walija (1996:4),
mengungkapkan definisi bahasa sebagai “komunikasi yang paling lengkap dan
efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada
orang lain.”
Bahasa adalah sistem yang tunduk pada kaidah-kaidah tertentu baik
fonetik, fonemik, dan gramatik. Dengan kata lain bahasa itu tidak bebas tetapi
terikat kepada kaidah-kaidah tertentu (Kushartanti, 2003:5)
Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1) memberikan dua pengertian tentang
bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol
vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa penjabaran dan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, yang
menjadi alat penghubung antar manusia untuk menyampaikan ide dan gagasan
satu sama lain.
Chaer (2006:2) menyatakan,”fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk
bekerja sama atau berkomunikasi di dalam kehidupan manusia bermasyarakat.”
Sebenarnya manusia bisa menggunakan cara-cara lain untuk berkomunikasi satu
sama lain, misalnya dengan lambang-lambang gambar, atau kode-kode tertentu,
namun dengan bahasa, komunikasi dapat berlangsung lebih sempurna.
Bahasa Mandarin merupakan bahasa standar yang digunakan oleh
masyarakat di Republik Rakyat Cina (RRC), baik secara lisan maupun tulisan.
Seiring dengan meningkatnya kegiatan ekonomi negara Republik Rakyat Cina
(RRC) dengan hampir seluruh negara di seluruh dunia, maka semakin banyak pula
masyarakat yang tertarik untuk mempelajari bahasa nasional negara tersebut,
termasuk bangsa Indonesia. Maka dengan bertambahnya keterampilan masyarakat
Indonesia terutama dalam berbahasa, tentu lebih besar pula kemungkinan
masyarakat untuk bisa eksis pada dunia kelak.
Dalam proses pembelajaran bahasa Mandarin, biasanya akan ditekankan
kepada empat bidang besar, yakni 听写 tīng, shuō, dú xiě (mendengar,
berbicara, membaca, dan menulis) dengan memperhatikan tata bahasa yang
terdapat di dalam Bahasa Mandarin, karena terdapat perbedaan tata bahasa antara
bahasa asal khususnya bahasa Indonesia dengan bahasa Mandarin. Menurut
Universitas Sumatera Utara
Suparto (2003, iii) “tata bahasa merupakan suatu pembentukan kalimat dengan
kata yang ada. Tanpa adanya tata bahasa, tidak akan muncul bahasa.”
Dari sudut tata bahasa, terdapat beberapa jenis kata. “Kata adalah satu
kesatuan penuh dan komplit dalam ujaran sebuah bahasa, kecuali partikel. Sebuah
kata dalam kalimat dapat dipisahkan dari yang lain.” (Parera, 1994:4). Dalam
Bahasa Mandarin, terdapat beberapa jenis kata, diantaranya 名 míngcí ,
dòngcí,形容 xíngróngcí,副 fùcí,量 liàngcí,数 shùcí,代 dàicí,
(kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata bantu bilangan, kata
bilangan, kata ganti), dan sebagainya.
Chaer (2006:163) menuliskan beberapa jenis kata keterangan, diantaranya
“kata keterangan frekuensi, sikap batin, perkenan, frekuensi, kualitas, kuantitas
dan jumlah, penyangkalan, dan pembatasan”. Sedangkan Alwi (2003:204)
membagi kata keterangan (adverbia) menjadi adverbia kualitatif, kuantitatif,
limitatif, frekuentatif, kewaktuan, kecaraan, kontrastif, dan keniscayaan.
Kata keterangan merupakan salah satu jenis kata yang sangat sering
dipakai dalam kehidupan sehari-hari dalam kalimat Bahasa Mandarin, oleh sebab
itu penggunaan kata keterangan yang baik dan benar dalam komunikasi seharihari sangat penting. Menurut Chaer (2006), “kata keterangan adalah kata-kata
yang digunakan untuk memberi penjelasan pada kata-kata atau kalimat lain, yang
sifatnya tidak menerangkan keadaan atau sifat.”
Universitas Sumatera Utara
Beberapa contoh kata keterangan dalam Bahasa Indonesia adalah jarang,
sering, kadang-kadang, selalu, dan lain-lain. Sedangkan dalam Bahasa Mandarin,
kata keterangan frekuensi diantaranya : 又 yòu ,再 zài ,常常 chángcháng ,
往往 wǎngwǎng, dan sebagainya.
Yang menjadi objek penelitian skripsi ini adalah kata keterangan frekuensi
常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng. Kata 常常 chángcháng dan 往往
wǎngwǎng merupakan dua buah kata keterangan frekuensi yang cukup sering
digunakan dari semua kata keterangan frekuensi yang ada. Setelah membaca dan
membandingkan kalimat-kalimat pada buku-buku pelajaran yang digunakan di
Medan, penulis menemukan bahwa 常 常 chángcháng
dan 往 往 wǎngwǎng
memepunyai arti yang hampir sama namun tidak bisa digantikan penggunaannya
pada semua situasi.
Juga banyak pembelajar Bahasa Mandarin yang melakukan kesalahan
dalam pemakaian kata 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng, tidak terkecuali
pembelajar Bahasa Mandarin di Medan. Inilah yang membuat penulis tertarik
untuk meneliti bentuk kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar Bahasa
Mandarin di kota Medan dalam penggunaan kata 常常 chángcháng dan 往往
wǎngwǎng.
Universitas Sumatera Utara
常 常 chángcháng
dan 往 往 wǎngwǎng sama-sama memiliki arti
‘dilakukan secara berulang-ulang dalam jumlah yang banyak’, terlebih lagi
penggunaan konkrit di dalam kalimat, ketika kedua kata keterangan frekuensi ini
saling ditukar, tidak akan menimbulkan perbedaan arti yang terlalu jauh, misalnya:
1. 每 逢 假 期, 我 常 常 来 里 看
měi féng jiǎqī wǒ chángcháng lái zhèlǐ kànshū。
Setiap hari libur, saya sering datang kesini untuk membaca buku.
2. 每逢假期,我往往来里看。
měi féng jiǎqī wǒ wǎngwǎng lái zhèlǐ kànshū。
Setiap hari libur, saya sering datang kesini untuk membaca buku.
Sekilas dilihat, contoh kalimat (1) dan (2) sama-sama mempunyai arti
“sering” dalam kalimat. Jika dipilah lebih lanjut, dari konteks makna tata bahasa,
kalimat (1) mempunyai makna “Setiap bertemu dengan hari libur, saya (sampai
sekarang masih) sering kesini untuk membaca buku”, sedangkan kalimat (2)
mempunyai makna “Setiap bertemu dengan hari libur, saya (dulu) sering kesini
untuk membaca buku”. Jika dilihat penggunaan 常 常 chángcháng dan 往 往
wǎngwǎng dalam kalimat, maka terdapat perbedaan konteks, berikut adalah
contoh:
3. 他 常常 睡午。
tā chángcháng shuìwǔjiào
Dia sering tidur siang.
4. 他往往睡午。
tā wǎngwǎng shuìwǔjiào
Dia sering tidur siang.
(X)
Universitas Sumatera Utara
Bentuk kalimat (3) adalah kalimat yang benar, karena penggunaan 常 常
chángcháng dalam kalimat tidak memerlukan kata keterangan waktu setelah/
sebelumnya. Berbeda dengan bentuk kalimat (4) yang salah, karena penggunaan
往 往 wǎngwǎng dalam kalimat harus disertai dengan waktu yang konkrit,
misalnya:
5. 每星期六,我常常和我朋友去看影。
měi xīngqīliù wǒ chángcháng hé wǒ péngyǒu qù kàndiànyǐng
Setiap hari Sabtu, saya sering pergi ke bioskop dengan teman saya.
6. 我常常和我朋友去看影。
wǒ chángcháng hé wǒ péngyǒu qù kàndiànyǐng
Saya sering pergi ke bioskop dengan teman saya.
Dalam kalimat (5), “Setiap hari Sabtu” menjadi sebuah persyaratan jika
“saya pergi ke bioskop dengan teman saya”, maka pada kalimat (5), 常 常
chángcháng
bisa diganti dengan 往往 wǎngwǎng。Namun pada kalimat (6),
tidak ada kata yang menunjukkan adanya keteraturan, sehingga 常常 chángcháng
tidak bisa diganti dengan 往往 wǎngwǎng. Kalimat (4) dan (6) bisa menggunakan
往往 wǎngwǎng jika di depannya terdapat persyaratan, contoh “Setiap hari Sabtu”,
“Setiap kali saya bosan”, “Setiap akhir minggu”, “Setiap akhir tahun”, dan
sebagainya.
Dalam contoh kalimat berikut ini akan tampak perbedaan dari segi maksud,
harapan, dan keinginan dari sudut pandang penutur. Pada kalimat berikut ini,
pembicara mempunyai sebuah harapan dari sudut pandang penutur, sehingga kata
常常 chángcháng dalam kalimat tidak bisa diganti oleh 往往 wǎngwǎng.
Universitas Sumatera Utara
7. 你要常常到我家里来!
nǐ yào chángcháng dào wǒmen jiālǐ lái
Kamu harus sering-sering datang ke rumah kami!
8. 你要往往到我家里来!
nǐ yào wǎngwǎng dào wǒmen jiā lǐ lái
Kamu harus sering-sering datang ke rumah kami!
(X)
Penulis kembali menemukan perbedaan yang lain, 常 常 chángcháng
mempunyai arti hanya sebatas pengulangan dari sebuah gerakan ataupun tindakan,
sedangkan 往往 wǎngwǎng merupakan kristalisasi, kesimpulan dari apa yang
sudah pernah terjadi sebelumnya.
9. 勇气属于青年,而智慧往往属于 .
yǒngqì shǔyú qīngnián, ér zhìhuì wǎngwǎng shǔyú zhǎngbèi
Keberanian adalah milik anak muda, namun kebijaksanaan adalah milik
orang yang lebih tua (senior).
Dari uraian tata bahasa di atas, dapat dipahami bahwa, baik dalam segi
ruang lingkup penggunaan dalam kalimat, bentuk kalimat, ataupun dari segi sudut
pandang penutur, penggunaan 常常 chángcháng
terkesan lebih bebas daripada
往往 wǎngwǎng. Dari kalimat-kalimat yang telah diuraikan, dapat disimpulkan,
penggunaan 往往 wǎngwǎng dibatasi oleh banyak persyaratan, sehingga dari segi
tata bahasa juga tidak bisa digunakan secara sembarangan.
Dalam Bahasa Mandarin, kesalahan-kesalahan seperti ini cukup sering
ditemukan dalam penggunaan kalimat secara lisan maupun tertulis oleh banyak
mahasiswa sastra China Sekolah Tinggi Bahasa Asing Persahabatan Internasional
Asia (STBA-PIA). Hal ini dapat dilihat dari data awal penelitian yang berhasil
dikumpulkan penulis. Hal inilah merupakan salah satu latar belakang yang
Universitas Sumatera Utara
membuat penulis tertarik untuk meneliti tentang kata keterangan frekuensi
tersebut.
Penulis dengan menyebarkan angket dan wawancara, demi mendapatkan
hasil yang lebih akurat, berharap hasil penelitian dapat mmebantu pembelajar
bahasa Mandarin terutama mahasiswa semester 6 Sastra China STBA-PIA
mengurangi kesalahan-kesalahan yang berkaitan dengan penggunaan kata
keterangan frekuensi 常常 chángcháng
dan 往往 wǎngwǎng. Penelitian skripsi
ini menggunakan mahasiswa semester 6 Sastra China STBA-PIA karena
diharapkan mahasiswa mampu menguasai penggunaan tatabahasa yang baik dan
benar.
1.2.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tadi, maka yang
permasalahan penelitian adalah sebagai berikut ini:
1. Bentuk kesalahan apa sajakah yang dilakukan oleh mahasiswa STBAPIA dalam
menggunakan kata keterangan frekuensi 常常 chángcháng dan 往
往 wǎngwǎng?
2. Apa yang menjadi faktor-faktor kesalahan penggunaan kata keterangan
frekuensi 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng?
Universitas Sumatera Utara
1.3.
Tujuan penelitian.
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan bentuk kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa STBA
PIA dalam menggunakan kata keterangan frekuensi 常常 chángcháng
dan 往往 wǎngwǎng.
2. Menjelaskan faktor-faktor kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa
STBA-PIA dalam menggunakan kata keterangan frekuensi 常 常
chángcháng dan 往往 wǎngwǎng.
1.4. Ruang lingkup penelitian
Pada penelitian kali ini, penulis membatasi ruang lingkup dengan berupa
penggunaan kata 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng dalam kalimat yang
digunakan oleh mahasiswa Sastra China STBA-PIA. Penulis secara khusus
memilih mahasiswa pada
semester 6 dikarenakan mahasiswa semester tersebut
telah mempelajari dan diharapkan menguasai tata bahasa yang baik dan benar.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat Teoritis
1.
Dapat menjadi bahan pembelajaran bagi siapa saja yang mempelajari
bahasa Mandarin khususnya mahasiswa-mahasiswi Prodi Sastra Cina
FIB USU.
2.
Dapat membantu siapa saja yang mempelajari bahasa Mandarin guna
menghindari kesalahan penggunaan kata keterangan frekuensi 常常
chángcháng
dan 往 往 wǎngwǎng dalam penggunaan kalimat Bahasa
Mandarin.
3.
Dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang linguistik/
kebahasaan terhadap kata keterangan frekuensi dalam kalimat bahasa
Mandarin.
1.5.2. Manfaat Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperluas cakrawala mahasiswa
Sastra China untuk dapat melakukan penelitian tentang tata bahasa Mandarin
lebih lanjut secara umum, dan kata keterangan yang lainnya secara khusus.
Universitas Sumatera Utara