Mobilitas Sosial Keluarga Ibu Tunggal (Single Mother) : Dari Buruh Tani Ke Buruh Tani di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe

ABSTRAK
Fenomena yang sering terjadi saat ini adalah mengenai keharusan kaum wanita
sebagai ibu tunggal bukan hanya mengurus rumah tangga (domestik), tetapi harus terjun
bekerja di luar rumah tangga (piblik). Hal ini yang menyebabkan ibu terjun bekerja di luar
rumah tangga (publik), dalam rangka permasalahan ekonomi keluarga dan pendidikan anak anaknya. Dimana seorang ibu tunggal bekerja di luar publik karena tidak memiliki suami
yang harus memberikan nafkah sedangkan kebutuhan ekonomi semakin meningkat.
Penelitian ini dilakukan kepada informan yang terdiri dari beberapa kreteria, antara lain :
informan adalah ibu tunggal yang memiliki anak yang sudah bekerja, ibu tunggal yang
bekerja sebagai buruh tani, anak dari ibu tunggal yang bekerja sebagai buruh tani dan belum
terikat perkawinan.
Penelitian menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang di
maksudkan untuk mendeskriptifkan atau menggambarkan hal – hal yang berkenaan dengan
masalah yang di teliti, yaitu : yaitu untuk mengetahui bagaimana anak – anak dari orangtua
tunggal bekerja sebagai buruh tani yang pendidikannya lebih tinggi dari orangtuanya yang
bekerja sebagai buruh tani. Tehnik pengumpulan data yang digunakan melalui observasi
langsung, wawancara mendalam (dept interview) dan studi kepustakaan (library risearch)
yang sangat relevan yang berkaitan dengan topik permasalahan yang di teliti. Data yang di
kumpulkan tersebut, kemudian di interpretasikan, dianalisis, dan di evaluasi.
Dapat disimpulkan bahwa ibu tunggal yang bekerja sebagai pencari nafkah karena
tidak memiliki seorang suami. Selain itu, kondisi prekonomian keluarga belum membaik
karena ibu tunggal hanya bekerja sebagai buruh tani yang berpenghasilan hanya sekitar Rp

45.000 – 50.000 rupiah perharinya sementara kebutuhan keluarga masih banyak seperti
kebutuhan pangan dan pendidikan anak - anaknya. Ibu tunggal menjalankan dua peran
sekaligus, yakni sebagai ibu yang mengurus berbagai kebutuhan keluarga (domestik), dan
bekerja di luar rumah (publik) untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan ibu sekaligus ayah
untuk anak – anaknya, sehingga ibu tunggal harus memikul beban ganda atas dua peran yang
dilakukannya. Alasan ibu tunggal bekerja sebagai buruh tani karena sorang suami sudah tiada
dan harus mengambil peran suami untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang semakin hari
semakin besar. Selain itu kebutuhan anak dalam pendidikannya juga masih kurang. Selain itu
anak dari orangtua tunggal harus bekerja sebagai buruh tani karena pendidikan yang mereka
masih kurang dan lapangan pekerjaan sulit didapatkan membuat para anaknya memilih
bekerja sebagai buruh tani untuk memenuhi kebutuhan diri mereka dan mengurangi beban
ibunya.
Kata kunci : Mobilitas sosial, single mother, keluarga buruh tani.

i
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
The phenomenon that often occurs today is the necessity of women as single mothers not
only take care of the household (domestic), but must plunge work outside the household

(piblik). This causes the plunge mother work outside the household (public), in the
framework of the economic problems of the family and education of children - her son.
Where a single mother working outside the public because they do not have a husband who
must provide a living while increasing economic needs. This research was done to the
informant that consists of several criteria, among others: the informant is a single mother who
has a child who is already working, single mother who worked as a laborer, the son of a
single mother who worked as a laborer and not bound marriage.
Research using descriptive research with quantitative approach that is intended to
mendeskriptifkan or describe things - things pertaining to problems in meticulous, namely: to
find out how the child - the child of a single mother working as a laborer were better educated
than their parents who worked as farm workers. Data collection techniques used through
direct observation, in-depth interviews (dept interview) and literature study (library Risearch)
that are highly relevant to the topic issues examined. The data collected are then interpreted,
analyzed, and evaluated.
Can conclude that the single mother working as a breadwinner because they do not
have a husband. In addition, the family prekonomian condition has not improved since the
single mother works as a farm laborer who earn only about Rp 45,000 - 50,000 rupiah per
day while the family still needs a lot like food and education needs of children - son. Single
mothers play two roles at once, ie, as a mother who takes care of the various needs of families
(domestic), and work outside the home (the public) to meet the needs of the family and the

mother and father to son - his son, so that single mothers should bear the double burden of
two roles does. Reason single mother working as a laborer for a lady her husband was dead
and had to take on the role of the husband to meet the needs of families who are increasingly
greater. In addition the needs of children in education is also lacking. In addition, children of
single parents have to work as agricultural laborers because they lack education and jobs hard
to come among the children chose to work as farm laborers to meet the needs of themselves
and reduce the burden of his mother.
Keywords: social mobility, a single mother, the family farm laborers.

ii
Universitas Sumatera Utara